Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS ISU DI INSTANSI

TERKAIT DENGAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Nama : Ali Umar, S.Pd.I


NIP : 199104212020121009
Angkatan : 139
No Urut : 01
Kelompok :1
Unit Kerja : Dinas Pendidikan
Tugas Pokok dan Fungsi : Merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran

I. Pendahuluan
SDN Grogol Selatan 13 adalah salah satu satuan pendidikan dengan
jenjang Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Kebayoran Lama Kota Jakarta
Selatan, DKI Jakarta. Dalam menjalankan kegiatannya, SDN Grogol Selatan 13
berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Mempunyai tugas pokok dan fungsi
diantaranya sebagai berikut:
1. Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan,
2. Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan yang dilakukan melalui
kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler
3. Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan.
4. Membimbing dan melatih peserta didik
5. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan
pokok sesuai dengan Beban Kerja Guru.

II. Identifikasi Isu


Berdasarkan pada pengamatan yang dilakukan di tempat kerja serta hasil
diskusi dengan rekan kerja, dapat diidentifikasi beberapa isu terkait dengan
tugas pokok dan fungsi, yaitu:
1. Rendahnya Prestasi belajar siswa kelas 6 pada mata pelajaran PAI.
Dibuktikan dengan nilai siswa yang mencapai KKM hanya 40% artinya 60%
masih dibawah KKM.
2. Kurang optimalnya guru saat melakukan penilaian pembelajaran.
Karena Pembelajaran dengan kuota kapasitas 50% membuat guru kurang
optimal dalam melakukan penilaian saat pembelajaran.
3. Rendahnya kemampuan siswa dalam membaca Al Qur’an.
Materi Bacaan Al Qur’an begitu penting dalam memahami setiap materi dan
soal soal tentang pendidikan agama islam.

Dari isu-isu yang telah teridentifikasi, kemudian ditentukan isu utama atau
yang disebut dengan core issue untuk menunjang tugas guru dalam
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Dalam penentuan isu utama
tersebut, menggunakan metode Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak atau
yang disebut APKL. Metode APKL merupakan salah satu teknik scoring dalam
penentuan prioritas isu dengan skala penilaian yaitu 1 – 5. Isu yang memiliki
skor paling tinggi merupakan atau dijadikan sebagai isu utama. Di bawah ini
merupakan tabel APKL berdasarkan isu yang telah teridentifikasi).
Tabel 1. Penapisan Isu dengan Metode APKL
Penilaian
No Isu Rank
A P K L Total
1 Rendahnya hasil belajar
4 4 4 3 16 2
siswa mata pelajaran PAI
2 Kurang optimalnya guru saat
melakukan penilaian 3 4 5 3 15 3
pembelajaran.
3 Rendahnya kemampuan
siswa dalam membaca Al
4 4 5 4 18 1
Qur’an.

Keterangan: 1 : sangat rendah, 2 : rendah, 3 : sedang, 4 : tinggi, 5 : sangat tinggi

Berdasarkan analisis APKL, isu yang dipilih yaitu “Rendahnya


kemampuan siswa dalam membaca Al Qur’an”. Berdasarkan parameter
aktual, isu tersebut menjadi persoalan yang sedang diperbincangkan,
dikarenakan pembelajaran PAI itu dasarnya adalah bersumber dari Al Qur’an,
Berdasarkan parameter problematik, isu tersebut menjadi sangat sensitif karena
kemampuan membaca Al Qur’an dapat meningkatkan prestasi belajar pada
mata pelajaran PAI, Berdasarkan aspek kekhalayakan, isu tersebut berkaitan
dengan hajat hidup orang banyak. Berdasarkan aspek kelayakan, isu tersebut
logis dan patut dibahas sesuai dengan tujuan pembelajaran pendidikan agama
islam.

III. Penyebab Terjadinya Masalah


Setelah ditentukan isu utama, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi
masalah menggunakan fishbone diagram. Fishbone diagram diperlukan untuk
memahami persoalan yaitu dengan cara memetakan isu berdasarkan cabang-
cabang terkait dan lebih menekankan pada hubungan sebab akibat. Penyebab
tersebut dikelompokkan menjadi manusia (man), metode (method), dan mesin
(machine). Hasil dari penyebab terjadinya isu akan digambarkan pada Gambar 1
di bawah ini.

Gambar 1. Identifikasi penyebab masalah menggunakan fishbone diagram

METHODE MONEY MAN

PEMBELAJARAN KURANGNYA MINAT


SISWA DALAM MEMBACA
MONOTON AL QUR’AN
KEMAMPUAN
BACA AL
QUR’AN

KURANGNYA SARANA
YANG MENUNJANG

MACHINE MEASUREMENT MATERIAL

Dari penyebab-penyebab isu yang telah diketahui, dilakukan penapisan


untuk menentukan penyebab isu utama yang akan dicari solusinya. Metode
penapisan yang digunakan yaitu USG (Urgency, Seriousness and Growth).
Metode ini menggunakan teknik penilaian dengan skala dengan masing-masing
parameter 1 – 5. Penyebab yang memiliki nilai tertinggi akan dipilih untuk dicasi
solusi yang tepat. Berikut di bawah ini adalah tabel metode USG. (Tabel 2).
Tabel 2. Penapisan penyebab isu dengan metode USG
Penilaian
No Penyebab Rank
U S G Total
1 Kurangnya Minat Siswa dalam
3 3 2 8 3
membaca Al Qur’an
2 Pembelajaran yang Monoton 5 3 4 12 1
3 Kurangnya sarana yang
4 3 4 11 2
menunjang

Keterangan: 1 : sangat rendah, 2 : rendah, 3 : sedang, 4 : tinggi, 5 : sangat tinggi

Berdasarkan analisis USG, penyebab utama masalah yang harus segera


dicarikan solusinya adalah Pembelajaran yang monotong yang cenderung
membosankan sehingga membuat kurangnya siswa ingin mempelajari al
Qur’an. Penyebab masalah ini memiliki nilai Urgency yang tinggi, karena jika
model pembelajaran yang digunakan guru tidak dirubah akan berdampak pada
sulitnya siswa membaca al qur’an. Dari aspek Seriousness, apabila siswa tidak
dapat membaca al Qur;an maka akan kesulitan memhami pelajaran Pendidikan
Agama Islam. Sementara itu, dari aspek Growth, semakin bervariasinya model
pembelajaran yang digunakan akan berdampak pada kemampuan baca Al
Qur’an siswa.

IV. Dampak Jika Masalah Tidak Segera Diselesaikan


Apabila isu tentang pembelajaran cara membaca Al Qur’an yang monoton
belum ditemukan metode yang menyenangkan dan menraik, maka berdampak
kepada turunnya kemampuan atau kualitas siswa dalam memahami ayat dan
arti Al Qur’an yang akan berdampak pada kurangnya pemahaman pada Mapel
PAI. Jika tingkat kemampuan membaca Al-Qur;an siswa menurun, maka akan
menyebabkan tingkat Pemahaman terhadap ajaran agama islam juga akan
menurun. Hal tersebut akan mengancam kualitas SDM Indonesia di masa yang
akan dating dan menurunnya penerapan akhlak mulia manusia..

V. Alternatif Solusi
Setelah menentukan penyebab utama dari isu, maka langkah selanjutnya
adalah menentukan alternatif solusi dalam menyelesaikan isu tersebut. Dalam
menentukan penyelesaian isu tersebut, menggunakan metode MCNAMARA.
Metode ini merupakan metode penilaian dengan teknik scoring dengan skala 1 –
5 untuk masing-masing parameternya.Parameternya yaitu Efektifitas,
Kemudahan dan Biaya. Berikut di bawah ini merupakan tabel metodenya. (Tabel
3).
Tabel 3. Penapisan penyebab isu dengan Metode MCNAMARA
Penilaian
No Solusi Rank
Efektifitas Kemudahan Biaya Total
1 Bekerjasama dengan
Tim KKG PAI tingkat
Kecamatan untuk
4 2 4 10 3
mengembangkan model
belajar baca Al Qur’an
menyenangkan
2 Memanggil guru private
khusus yang
5 4 2 11 2
mendalami bacaan dan
hafalan Al QUr’an
3 Bekerja sama dengan
pihak sekolah dan
orangtua untuk
menambahkan 5 5 3 13 1
kegiatan
ekstrakurikuler BTQ
( Baca Tulis Al Qur’an)

Keterangan: 1 : sangat rendah, 2 : rendah, 3 : sedang, 4 : tinggi, 5 : sangat tinggi

Berdasarkan analisis di atas, alternatif solusi yang paling cocok adalah


bekerjasama dengan pihak sekolah dan orang tua untuk menambahkan
kegiatan ektraskurikuler BTQ (Baca Tulis Al Qur’an). Dengan demikian
diharapkan siswa dapat mengisi waktu setelah sekolah untuk ikut dalam
ekstrakulikuler Bacat Tulis Al Qur’an.
Untuk mewujudkan pelaksanaan solusi berjalan lancar, ada beberapa
kegiatan yang akan dilakukan sebagai berikut:
1. Melakukan koordinasi dengan Kepala Sekolah dan Komite Sekolah.
2. Mendata siswa yang mampu dan kurang mampu dalam membaca Al
Qur’an.
3. Membuat Jadwal Pembelajaran yang terstruktur.
4. Membuat bahan ajar berbasis siswa yang menyenangkan.
5. Melakukan penerapan model pembelajaran tutor teman sebaya.
6. Memberikan reward untuk siswa yang berkembang dalam baca al Qur’an.

Anda mungkin juga menyukai