Anda di halaman 1dari 6

LATAR BELAKANG

Aparatur sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah istilah


untuk kelompok profesi bagi pegawai-pegawai yang bekerja pada
instansi pemerintah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2004, disebutkan bahwa fungsi pegawai ASN terdiri atas 3 tugas
penting yaitu, pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan
pemersatu bangsa. Didalam ruang lingkup ASN terbagi 3 bagian
jabatan yaitu : jabatan administrasi, jabatan fungsional dan jabatan
pimpinan tinggi. Dalam hal ini guru termasuk dalam Jabatan fungsional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Seperti yang diatur dalm UU NOMOR 14 TAHUN 2005
TENTANG GURU DAN DOSEN.

Setiap unit kerja kita pasti menemui berbagai tantangan,


kendala, atau masalah yang terjadi dalam pekerjaan sehari-hari.
Termasuk lembaga pendidikan yang menyelenggarakan jenjang
pendidikan formal, baik dalam bentuk sekolah negeri, yakni dikelola
oleh pemerintah maupun swasta. Semuanya itu tersebut bisa muncul
dari bermacam-macam sumber, bisa dari diri kita sendiri, misalnya
kompetensi kita dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang
diberikan atasan, ada pula yang bersumber dari hubungan kita
dengan sesama rekan kerja misalnya kurangnya komunikasi dalam
berkolaborasi dalam pelaksanaan tugas sehingga tidak tercapai hasil
kerja yang maksimal. Kendala – kendala ini bisa ditemukan di
lingkungan kerja manapun, termasuk di unit terkecil lembaga
pendidikan SD Negeri 2 Liwutung.
Pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, sekolah bertujuan
untuk mendidik para siswa di bawah pengawasan guru. Dalam
proses kegiatan belajar mengajar di SD Negeri 2 Liwutung,terdapat
berbagai kendala yang sering ditemui
BAB III

IDENTIFIKASI ISU DAN RANCANGAN AKTUALSASI

NILAI - NILAI DASAR PNS

A. Identifikasi Isu

 Isu merupakan sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap


diambil keputusannya. Berdasarkan definisi yang telah disebutkan di atas,
isu adalah suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi
yang apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif
terhadap organisasi dan berlanjut pada tahap krisis.

Sebelum melaksanakan aktualisasi di unit kerja masing-masing, hal


pertama yang dilakukan adalah menentukan isu, kemudian akan dianalisis
untuk menemukan satu isu utama yang akan dibahas dalam kegiatan
aktualisasi.

Berikut adalah isu permasalahan yang dihadapi di SD Negeri 2


Liwutung:

a. Belum tersedia kantin sehat di SD Negeri 2 Liwutung

b. Belum optimalnya penerapan budaya literasi di SD Negeri 2


Liwutung

c. Kurangnya variasi media pembelajaran membaca pada mata


pelajaran bahasa Indonesia di kelas 2 SD Negeri 2 Liwutung

d. Kurangnya sosialisasi pentingnya menjaga kebersihan di


lingkungan SD Negeri 2 Liwutung
e. Belum optimalnya kerja sama guru dan orang tua dalam
meningkatkan minat belajar siswa di SD Negeri 2 Liwutung

Setelah mengidenifikasi isu, dilanjutkan dengan analisis


terhadap isu-isu yang di dapat tersebut. Analisis dilakukan untuk
mendapatkan kualitas isu yang paling tepat untuk dijadikan bahasan
utama dalam aktualisasi ini. Analisis isu menggunakan metode
APKL.
Analisis menggunakan metode APKL dengan kriteria:

Aktual, artinya isu atau pokok persoalan sedang terjadi atau akan terjadi dan
sedang menjadi pembicaraan orang banyak.

Problematik, artinya isu yang menyimpang dari kondisi yang seharusnya, standar
ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari penyebab dan
pemecahannya.

Kekhalayakan, artinya isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang
banyak.

Kelayakan, artinya isu bersifat logis dan patut dibahas sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab.

Analisa APKL menggunakan rentang nilai berupa matriks skor yaitu 1 – 5, yang
menandakan bahwa semakin tinggi skor berarti isu tersebut bersifat mendesak
untuk segera dicari penyelesaiannya.

Tabel I. Identifikasi Isu (Teknik APKL)

No ISU KONTEMPORER A P K L SKOR Rangking

1 Belum tersedia kantin sehat di SD Negeri 2 4 2 3 3 12 V


Liwutung

2 Belum optimalnya penerapan budaya 5 4 3 4 16 II


literasi di SD Negeri 2 Liwutung

3 Kurangnya variasi media pembelajaran 5 5 4 3 17 I


membaca pada mata pelajaran bahasa
Indonesia di kelas 2 SD Negeri 2 Liwutung

4 Kurangnya sosialisasi pentingnya menjaga 4 3 3 3 13 IV


kebersihan di lingkungan SD Negeri 2
Liwutung

5 Belum optimalnya kerja sama guru dan 4 4 5 2 15 III


orang tua dalam meningkatkan minat belajar
siswa di SD Negeri 2 Liwutung
Adapun perhitungan nilai untuk metode APKL menggunakan skala likert dengan rentang
nilai (1 – 5) yaitu:
Angka 5: Sangat tinggi pengaruhnya
Angka 4: Tinggi pengaruhnya
Angka 3: Cukup tinggi pengaruhnya
Angka 2: Kurang tinggi pengaruhnya
Angka 1: Tidak tinggi pengaruhnya

Berdasarkan analisis menggunakan metode APKL tersebut diatas maka didapat 3 isu
teratas dan satu isu yang memiliki peringkat paling tinggi adalah isu “Kurangnya
variasi media pembelajaran membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia di
kelas 2 SD Negeri 2 Liwutung” dengan jumlah score 17..

B. Penetapan Isu

Setelah menggunakan metode APKL dan mendapat 3 isu terpilih, dilanjutkan


lagi dengan teknik USG untuk mendapatkan satu isu utama. Analisis
menggunakan metode USG dengan kriteria:

1. Urgency adalah seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisa, dan
ditindaklanjuti

2. Seriousness adalah seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan


dengan akibat yang ditimbulkan

3. Growth adalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika


tidak ditangani sebagaimana mestinya

No ISU KONTEMPORER A P K L SKOR Rangking

1 Belum optimalnya penerapan budaya literasi di SD 5 4 4 3 16 II


Negeri 2 Liwutung

2 Belum optimalnya kerja sama guru dan orang tua 3 4 4 3 14 III


dalam meningkatkan minat belajar siswa di SD
Negeri 2 Liwutung
3 Kurangnya variasi media pembelajaran membaca 4 5 5 3 17 I
pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas 2 SD
Negeri 2 Liwutung

Anda mungkin juga menyukai