Anda di halaman 1dari 6

Unit Kerja : SMA Negeri 1 Tabanan

Identifikasi Isu : 1. Kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran


berbasis TIK dalam proses belajar mengajar
2. Menurunnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran
karena kurangnya inovasi dalam proses pembelajaran
3. Prestasi dan kedisiplinan siswa semakin melemah

Isu yang Diangkat : Kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran berbasis


TIK dalam proses belajar mengajar

Gagasan Pemecah Isu: Optimalisasi Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis


TIK dalam Proses Belajar Mengajar di SMA Negeri 1
Tabanan

Tahapan Kegiatan : 1. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP).
2. Perancangan bahan ajar berupa modul

3. Pembuatan media pembelajaran berupa video

4. Pembuatan soal untuk evaluasi pembelajaran.


5. Pengunggahan bahan ajar, media pembelajaran,
dan evaluasi pembelajaran pada aplikasi yang
digunakan.
6. Sosialisasi aplikasi-aplikasi yang akan digunakan
pada proses belajar mengajar.
7. Pelaksanaan Bimbingan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK)
berikut.
Tabel 2.1 Identifikasi Isu

No Identifikasi Sumber Isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang


Isu diharapkan
1 Kurang Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran
optimalnya tidak saat ini hanya lebih menarik
penggunaan berlangsung memanfaatkan sehingga siswa
media optimal grup WhatsApp bersemangat
pembelajara sehingga untuk mengikuti
n berbasis kegiatannya pembelajaran
TIK dalam tidak menarik
proses untuk siswa
belajar
mengajar

2 Menurunnya Siswa yang tidak Dengan Memilih media


minat siswa mengikuti menggunakan pembelajaran
dalam pembelajaran metode belajar yang yang tepat dan
mengikuti semakin monoton sehingga berinovasi
pembelajaran bertambah siswa tidak sehingga siswa
mengikuti selalu
pembelajaran, hanya bersemangat
melakukan absensi dalam
saja. mengiuti
pembelajaran

3 Kurangnya media Masyarakat Masyarakat belum Masyarakat bisa


belum mengetahui mengenal SMA
promosi sekolah
mengetahui informasi tentang Negeri 1 Tabanan
dalam bentuk informasi SMA Negeri 1 secara detail
tentang SMA Tabanan, baik
digital. lingkungan sekolah,
Negeri 1
Tabanan program sekolah,
dan fasilitas sekolah
Penetapan isu dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan alat
bantu penetapan kriteria isu. Analisis isu bertujuan untuk menetapkan kualitas isu
dan menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui
gagasan kegiatan yang dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan pendekatan
APKL yaitu Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak. Analisis APKL
merupakan alat bantu untuk menganalisis ketepatan dan kualitas isu dengan
memperhatikan tingkat aktual, problematik, kekhalayakan dan layak dari isu-isu
yang ditemukan di lingkungan unit kerja. Setelah diperoleh analisis APKL, maka
dipilih isu yang menjadi prioritas utama yang selanjutnya akan diidentifikasi.
APKL memiliki 4 kriteria penilaian sebagai berikut:
a. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di
kalangan masyarakat.
b. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan solusinya.
c. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
d. Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta relevan
untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Berikut ini beberapa isu yang ada pada SMA Negeri 1 Tabanan, yang akan
ditentukan kelayakannya menggunakan metode APKL, untuk lebih jelasnya dapat
lihat tabel 2.2 berikut ini.

Tabel 2.2 Identifikasi APKL


Kriteria Isu KET
No Isu
A P K L
1. Kurang optimalnya penggunaan media
pembelajaran berbasis TIK dalam
proses belajar mengajar + + + + MS

2. Menurunnya minat siswa dalam


mengikuti pembelajaran + + + + MS

3. Kurangnya media promosi sekolah dalam


bentuk digital.
+ + + + MS
Keterangan :
A : Aktual MS : Memenuhi syarat
K : Kekhalayakan TMS : Tidak memenuhi syarat
P : Problematik KMS : Kurang memenuhi syarat
L : Layak

Metode USG digunakan untuk menentukan skala prioritas dari isu-isu


tersebut menggunakan skala likert dengan rentang penilaian 1-5 dengan ketentuan
nilai 1 berarti sangat kecil, nilai 2 berarti kecil, nilai 3 berarti sedang, nilai 4
berarti besar, dan nilai 5 berarti sangat besar. Kriteria analisis USG yaitu:
a. Urgency yaitu seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis
dan ditindaklanjuti.
b. Seriousness yaitu seberapa serius suatu isu harus dibahas yang
dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan.
c. Growth didefinisikan sebagai seberapa besar memburuknya isu tersebut
jika tidak ditangani dengan segera.
Hasil analisis USG terkait isu-isu di SMA Negeri 1 Tabanan disajikan dalam tabel
2.3 berikut ini.
Tabel 2.3 Penentuan Prioritas ISU dengan Metode USG
No Isu Urgency Seriously Growth Skor Rank
1. Kurang optimalnya 4 4 5 13 III
penggunaan media
pembelajaran berbasis
TIK dalam proses belajar
mengajar

2. Menurunnya minat siswa 4 5 5 14 II


dalam mengikuti
pembelajaran

3. Kurangnya media promosi 5 5 5 15 I


sekolah dalam bentuk
digital.

Keterangan :
Skor 5: Sangat U, S, G
Skor 4: U, S, G
Skor 3: Cukup U, S, G
Skor 2: Kurang U, S, G
Skor 1: Tidak U, S, G

A. Penetapan Penyebab ISU dan Dampak


Berdasarkan hasil analisis APKL (Aktual, problematik, kekhalayakan,
dan layak) dan analisis USG (Urgency, Seriously, Growth), maka ditetapkan
Isu yang diangkat adalah “Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi
sebagai Media Promosi di SMA Negeri 1 Tabanan”. Proses penetapan
penyebab Isu dan Dampak yang yang ditimbulkan dapat dijabarkan pada
tabel dibawah ini:
Tabel 2.4 Penyebab Isu dan Dampak
No Isu / Masalah Penyebab Dampak
1 Kurangnya media promosi 1. Tidak adanya 1. Masyarakat belum
sumber daya mengenal SMA Negeri
sekolah dalam bentuk digital.
manusia yang 1 Tabanan secara detail
ditugaskan dalam dan jelas
pembuatan media
promosi.

Anda mungkin juga menyukai