Anda di halaman 1dari 20

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa : ALIYUDIN
Asal Institusi : SMP IT DAARUL HIKMAH INDRAMAYU
Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-
penyebab masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk
berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
 Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
 Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang
relevan dengan topik masalah.
 Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah
tersebut berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan
Sejawat di Sekolah:
 Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas
sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait
masalah yang diidentifikasi.
 Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka
mengenai penyebab masalah tersebut.
 Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai
referensi untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
 Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki
keahlian atau pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
 Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk
mendapatkan wawasan dan pemahaman lebih mendalam
tentang penyebab masalah.
 Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-
langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
 Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk
membantu Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih
mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda


dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk
menganalisis dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik.
Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan
tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

Analisis
Masalah yang
eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab
diidentifikasi
masalah

1 Media Hasil Kajian Literatur: Setelah dianalisis


Pembelajaran 1. Berdasarkan hasil observasi, permasalahan lebih lanjut
yang kurang yang ditemukan adalah kurangnya terhadap kajian
bervariasi penggunaan media dalam pembelajaran literatur dan
matematika. Penelitian ini dikembangkan
(Terbatas) wawancara,
dengan tujuan: (1) mengembangkan produk
berupa media pembelajaran video animasi penyebab
materi volume bangun ruang untuk SD Kelas kurangnya variasi
V. (2) mengetahui kelayakan media media
pembelajaran video animasi dengan uji pembelajaran,
validasi oleh ahli materi, ahli media, guru, disebabkan oleh:
dan respon yang didapat dari siswa. (3) a) Kurang
Mengetahui efektifitas media video animasi.
optimalnya
Subjek yang diujicobakan merupakan siswa
kelas V sekolah dasar. guru dalam
Pengembangan Media Pembelajaran menggunakan
Video Animasi Materi Volume Bangun media
Ruang Untuk Sd Kelas V. (Delila pembelajaran
Khoiriyah Masuri: 2020: 1). yang
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal- menyenangkan
penelitian-pgsd/article/view/35876
b) Guru kurang
2. Penggunaan media pembelajaran yang tidak
bervariasi mengakibatkan hasil belajar siswa menguasai
yang kurang. Berdasarkan hasil observasi strategi atau
ditemukan 10 orang siswa nilainya belum model
mencapai KKM, sehingga dilakukan pembelajaran
penelitian menggunakan video pembelajaran yang inovatif
animasi berbasis problem based learning.
dan kreatif
Pengembangan Video Pembelajaran
Animasi Berbasis Problem Based c) Metode
Learning pada Mata Pelajaran pembelajaran
Matematika. (Riza Krisnayanti: 2022: 1). masih
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/inde konvensional
x.php/jote/article/view/4867 (metode tidak
3. Kegiatan pembelajaran Matematika tentang bervariasi)
“bangun datar” dilakukan dengan ceramah
tanpa didukung media, karena media
pembelajaran yang digunakan sangat terbatas
dan kurang bervariasi. Selain itu belum
terdapat pengembangan media pembelajaran
untuk pembelajaran bangun datar. Sehingga
menyebabkan siswa kurang memiliki
perhatian dalam mengikuti proses
pembelajaran Matematika menyebabkan
prestasi belajar siswa rendah.
Pengembangan Media Pembelajaran
Bangun Datar Berbasis Miniatur Rumah
Pada Mata Pelajaran Matematika SD.
(Ratna Wahyu Hendratni: 2017: 2).
http://repository.upy.ac.id/1221/

Hasil Wawancara:
Kepala SMK PGRI 1 Haurgeulis (Asep
Listyo, S.E.)
Metode pembelajaran yang digunakan tidak
sesuai sehingga tujuan pembelajaran tidak
tercapai. Dan Lingkungan pembelajaran yang
tidak mendukung.

Guru Matematika SMK PGRI 1 Haurgeulis


(Rakhmat Susanto, S.Pd.)
Kurangnya guru dalam menanamkan konsep-
konsep pembelajaran matematika mengenai
bilangan kepada siswa.

Guru Matematika SMK Mandiri Haurgeulis


(Lathifah S.Pd.)
Guru kurang mengembangkan bahan ajar
matematika.

2 Kurang Hasil Kajian Literatur: Setelah dianalisis


berkembangnya lebih lanjut
kemampuan 1. Kemampuan literasi matematis siswa terhadap kajian
sangat penting dalam proses pembelajaran
literasi siswa pada matematika. Kurangnya kemampuan literasi literatur dan
pelajaran matematis menjadikan kemampuan siswa wawancara,
matematika dalam bernalar, berargumen dan berkreasi penyebab kurang
tidak berkembang sehingga sulit berkembangnya
menyelesaikan persoalan matematika dalam kemampuan
kehidupan sehari-hari. literasi siswa pada
Kemampuan Literasi Matematis Siswa
pelajaran
pada Pembelajaran Model Problem Based
Learning (PBL). (Heka M. Tabun, Prida N. matematika,
L. Taneo, Dkk. 2020: 1). disebabkan oleh:
https://online- a) Tingkat
journal.unja.ac.id/edumatica/article/view/879 intelegensi
6/5390 b) Kemampua
2. Literasi ditujukan agar guru melek dalam berbahasa
berbagai bidang. Setidaknya mampu c) Sikap dan
menguasai literasi dasar seperti literasi minat
finansial, literasi digital, literasi sains, literasi d) Keadaan
kewarnegaraan dan kebudayaan. bacaan
Kemampuan literasi dasar ini menjadi modal e) Kebiasaan
bagi para guru untuk menghadirkan membaca
pembelajaran yang lebih variatif, tidak f) Pengetahuan
monoton hanya bertumpu pada satu metode tentang cara
pembelajaran yang bisa saja membuat para membaca
siswa tidak berkembang. g) Latar belakang
Perkembangan Guru Matematika Era 4.0 sosial,
(Hasia Marto: 2020: 7) ekonomi dan
https://pdfs.semanticscholar.org/0e85/e7158f budaya.
fb23a5a4506498d3f89da4b421a57c.pdf h) Emosi Siswa
3. Rendahnya hasil PISA menunjukkan bahwa
literasi matematika siswa Indonesia sangat
rendah. Oleh karena itu, perlu melatih literasi
matematika siswa menggunakan soal PISA.
Hasil PISA yang baik akan menunjukkan
literasi matematika siswa baik pula.
Melatih Literasi Matematika Siswa
dengan Soal PISA. (Nabilah Mansur: 2018:
1).
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/pris
ma/article/view/19574

Hasil Wawancara:
Kepala SMK PGRI 1 Haurgeulis (Asep
Listyo, S.E.)

Penyebab kemampuan pemahaman dalam


membaca anak masih rendah yaitu Karena
tidak terbiasa membaca atau literasi kurang, serta
kurang memahami kosakata atau lambang-
lambang matematika.

Guru Matematika SMK PGRI 1 Haurgeulis


(Rakhmat Susanto, S.Pd.)

Penyebab kemampuan pemahaman dalam


membaca anak karena belajarnya kurang fokus
atau kurang konsentrasi.

Guru Matematika SMK Mandiri Haurgeulis


(Lathifah S.Pd.)

Penyebab kemampuan pemahaman dalam


membaca anak masih rendah Bisa karena
mereka belum bisa membaca, sehingga sulit
bagi anak yang mengalami permasalahan
keterlambatan membaca ini untuk memahami apa
yang mereka baca, kurang pemahaman kosakata,
kebiasaan anak yang belum terbiasa membaca
serta minat terhadap bahan bacaan.

3 Tidak semua Hasil Kajian Literatur: Setelah dianalisis


siswa menyukai lebih lanjut
bidang numerasi 1. Pembelajaran matematika seringkali terhadap kajian
(pelajaran dianggap menakutkan dan membosankan. literatur dan
matematika) Hal ini menjadi pemicu siswa kurang wawancara,
menyukai mata pelajaran matematika, penyebab tidak
sehingga pemahaman siswa pada materi yang semua siswa
disampaikan oleh guru berkurang. Untuk menyukai bidang
menjaga efektivitas pembelajaran guru dapat numerasi
menggunakan media pembelajaran saat KBM (pelajaran
(Kegiatan Belajar Mengajar) berlangsung. matematika)
Media pembelajaran dapat dimanfaatkan adalah:
untuk menumbuhkan motivasi belajar dan a) Kecerdasan
mengaktifkan respon siswa, sehingga siswa dibawah
kemampuan siswa dalam memecahkan rata-rata.
masalah meningkat. b) Kurangnya
Media ULTRASI (Ular Tangga Numerasi) konsentrasi
Pada Pembelajaran Matematika. (Intan peserta didik
Puspita Devi, Lailatul Irnawati, dkk. 2023:1) dalam belajar.
https://prosiding.ikippgribojonegoro.ac.id/in c) Guru kurang
dex.php/FPMIPA/article/view/2227 memberikan
2. Kelompok yang tidak mendapat manfaat dari motivasi dalam
bantuan teknik dari guru. Jumlah respon membaca
tersebut kemungkinan diberikan oleh siswa pemahaman.
yang benar-benar tidak menyukai numerasi
atau matematika. Hal itu disebabkan oleh
beberapa faktor seperti a) tidak ada keinginan
dari diri siswa; b) minat pada mata pelajaran
lain lebih tinggi daripada matematika; c)
berasumsi negatif pada segala materi
matematika; dan/atau d) gagal pada
pemahaman konsep dasar sebelumnya. Siswa
dapat mengalami setidaknya satu atau lebih
dari faktor yang dituliskan.
Eksplorasi Strategi Guru Dalam
Membantu Pengetahuan Siswa Pada
Pembelajaran Numerasi Di Madrasah
Ibtidaiyah. (Annis Maulida Muhandis:
2023:2190)
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurna
l-penelitian-pgsd/article/view/57045
3. Mayoritas siswa menganggap matematika
sebagai mata pelajaran yang sulit. Banyak
anak yang belum siap sehingga kesulitan
dalam memahami matematika dengan
Kurikulum Merdeka. Pandangan ini yang
membuat siswa menyerah untuk mempelajari
matematika. Mereka beranggapan bahwa
matematika itu sukar karena telah memiliki
sugesti negatif tentang matematika serta rasa
takutnya akan matematika dan belum mampu
mengikuti pembelajaran matematika secara
menyeluruh sehingga muncul rasa malas
untuk belajar matematika (Manik et al.,
2022).
Analysis of Mathematical Difficulties
Facing Class IV Students in Dealing with
Numeration Ability in the Age of
Independent Curriculum. (Ning Dainty
Restiani, Annisa Fajar Rahmawati,dkk.
2023:122).
https://jurnal.uns.ac.id/SHES/article/view/71
066/39412

Hasil Wawancara:
Kepala SMK PGRI 1 Haurgeulis (Asep
Listyo, S.E.)

Guru tidak mengunakan media pembelajaran


yang menarik perhatian siswa. Dan Kecerdasan
siswa yang di bawah rata-rata.

Guru Matematika SMK PGRI 1 Haurgeulis


(Rakhmat Susanto, S.Pd.)

Kurangnya konsentrasi siswa dalam belajar.

Guru Matematika SMK Mandiri Haurgeulis


(Lathifah S.Pd.)

Motivasi Belajar siswa kurang.

4 Siswa masih Hasil Kajian Literatur: Setelah dianalisis


belum lebih lanjut
memahami/terbias 1. Berdasarkan hasil TIMSS (Trends In terhadap kajian
a dengan materi International Mathematics and Science literatur dan
HOTS pada Study) kemampuan HOTS siswa Indonesia wawancara,
sistem persamaan masih sangat rendah. penyebab siswa
linear dua Analisis Higher Order Thinking Skill masih belum
variabel (HOTS) Siswa dalam Menyelesaikan Soal memahami/terbias
Matematika Materi Fungsi Kuadrat. a dengan materi
(Syarifuddin,Dkk.: 2022: 1) HOTS pada sistem
http://www.ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/ persamaan linear
article/view/765 dua variabel yaitu:
2. Hasil analisis PAP pada skor akhir tes a) Paradikma
menunjukkan seabanyak 45 siswa (53%) lama siswa
memiliki Kemampuan Berpikir HOTS hanya di suruh
Cukup. Bagian selanjutnya melalui analisis menghafal
isi, hasil wawancara menunjukkan terdapat bukan berlatih
53 siswa (62%) siswa mengalami kendala untuk
pada proses membuat/membentuk kalimat kemampuan
matematika. Bersumber pada hal tersebut menalar
dapat disimpulkan siswa kelas V SDN 1 b) Kemampuan
Padang Sambian cenderung memiliki Guru sdalam
kemampuan berpikir HOTS cukup serta menyususn
masih rendah dalam menajawab soal dengan pembelajaran
ranah kognitif C6, sedangkan kendala siswa berbasis
terdapat pada proses membuat/membentuk HOTS masih
kalimat matematika. Rendah
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
dalam Menyelesaikan Soal HOTS Mata
Pelajaran Matematika. (Putu Manik Sugiari
Saraswati, dkk.,:2020: 1).
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JIS
D/article/view/25336
3. Beberapa kesulitan yang dialami oleh
bapak/ibu guru selama mengajarkan soal
HOTS adalah kurangnya pemahaman terkait
soal HOTS, membuat soal HOTS sesuai
dengan indikator, dan kesulitan dalam
mengajarkan ke siswa.
Workshop Penyusunan Soal HOTS
(Higher Order Thinking Skills)
Berdasarkan Kisi-Kisi Ujian Nasional
Matematika SD. (Nur'aini
Muhassanah,dkk.:2022: 1)
https://adi-
journal.org/index.php/adimas/article/view/63
6

Hasil Wawancara:
Kepala SMK PGRI 1 Haurgeulis (Asep
Listyo, S.E.)

Pembelajaran di kelas masih belum berbasis


HOTS (Higher Order Thinking Skill) karena
guru masih mengajar dengan paradigma lama
siswa hanya di suruh mencatat dan menghafal
bukan berlatih untuk kemampuan menalar.
Selain itu dikarenakan pengetahuan guru dan
murid yang kurang.

Guru Matematika SMK PGRI 1 Haurgeulis


(Rakhmat Susanto, S.Pd.)

Karena anak belum begitu memahami materi dan


belum siap mengerjakan soal-soal yang HOTS.

Guru Matematika SMK Mandiri Haurgeulis


(Lathifah S.Pd.)

Karena kurikulum kita diakui atau tidak, masih


selalu mengedepankan kemampuan kognitif.
anak dikatakan cerdas apabila matematika 100,
IPA 100, dan nilai pelajaran eksak lainnya
sempurna. Maka tak jarang guru di sekolah
berlomba-lomba mencetak generasi yang mampu
menghasilkan nilai sempurna untuk mapel-mapel
yang sering dilombakan, dengan mengabaiakan
KBM yang mengedepankan kemampuan berpikir
kreatif, berpikir kritis, kemampuan berargumen,
dan kemampuan mengambil keputusan bagi
siswa. Banyak g u r u y a n g masih berfokus
pada hafalan saja atau menggunakan pola Low
Order Thinking Skill (LOTS) yang membuat
siswa selalu berada zona nyaman tanpa adanya
tantangan.

5 Siswa Hasil Kajian Literatur: Setelah dianalisis


memperoleh nilai lebih lanjut
rendah di soal 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara terhadap kajian
HOTS pada umum kemampuan siswa SMP di Kabupaten literatur dan
sistem persamaan Mamuju dalam menyelesaikan soal wawancara,
linear dua matematika berbasis HOTS berada pada penyebab Siswa
variabel kriteria rendah. Persentase siswa yang Memperoleh nilai
mampu menjawab soal untuk indikator rendah di soal
menganalisis termasuk pada kriteria sedang. HOTS pada Sistem
Sedangkan, persentase siswa yang mampu Persamaan Linear
menjawab soal untuk indikator mengevaluasi Dua Variabel
dan mencipta termasuk pada kriteria sangat disebabkan oleh:
rendah. a) Paradikma
Kemampuan siswa SMP dalam lama siswa
menyelesaikan soal matematika berbasis hanya di suruh
HOTS. (Myelnawan Myelnawan dan Wahyu menghafal
Setyaningrum: 2021: 1) bukan berlatih
https://journal.uny.ac.id/index.php/jrpm/articl untuk
e/view/16533 kemampuan
2. Hasil penelitian kemampuan komunikasi menalar
siswa dalam menyelesaikan soal HOTS yaitu b) Kemampuan
pada ketiga subjek menunjukkan hasil yang Guru sdalam
berbeda-beda setiap subjek. Subjek S1 menyususn
memiliki kemampuan komunikasi matematis soal
yang paling tinggi secara tertulis dan lisan pembelajaran
dengan mendapatkan 42 skor berdasarkan berbasis
dari hasil analisis yang telah dilakukan. HOTS masih
Kemudian, subjek S2 mendapatkan 38 skor Rendah
dan subjek S3 memiliki kemampuan
komunikasi matematis yang paling rendah
diantara ketiga subjek yang ada yaitu
mendapatkan 34 skor.
Analisis Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan
Soal Higher Order Thinking Skill
(HOTS). (Muhammad Rizal Usman dan Sri
Satriani. 2021: 1)
https://www.journal.ipts.ac.id/index.php/Mat
hEdu/article/view/2769
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1)kategori sangat rendah tidak dilakukan
analisis sebab tidak ada subjek yang
memenuhi; 2) subjek kategori rendah
mengalami kesulitan pada semua soal dan
memenuhi semua indikator kesulitan;
3)subyek kategori sedang mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal dalam
aspek mengkreasi dengan indikator kesulitan
yaitu kesulitan dalam mengingat/memahami
fakta, kesulitan dalam memahami konsep,
kesulitan dalam memahami prinsip dan
kesulitan dalam mengaplikasikan prinsip
(konsep-konsep); 4)subyek kategori tinggi
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
soal nomor 5 terkait aspek mengkreasi pada
semua indikator kesulitan; 5)subjek pada
kategori sangat tinggi dapat meyelesaikan
semua soal tanpa mengalami kesulitan.
Deskripsi Kesulitan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Hots Matematika.
(Firdha Razak,dkk. 2022: 1).
https://proceeding.unikal.ac.id/index.php/san
dika/article/view/817

Hasil Wawancara:
Kepala SMK PGRI 1 Haurgeulis (Asep
Listyo, S.E.)

Pembelajaran di kelas masih belum berbasis


HOTS (Higher Order Thinking Skill) karena
guru masih mengajar dengan paradigma lama
siswa hanya di suruh mencatat dan menghafal
bukan berlatih untuk kemampuan menalar.
Selain itu dikarenakan pengetahuan guru dan
murid yang kurang.

Guru Matematika SMK PGRI 1 Haurgeulis


(Rakhmat Susanto, S.Pd.)

Karena anak belum begitu memahami materi dan


belum siap mengerjakan soal-soal yang HOTS.

Guru Matematika SMK Mandiri Haurgeulis


(Lathifah S.Pd.)

Karena kurikulum kita diakui atau tidak, masih


selalu mengedepankan kemampuan kognitif.
anak dikatakan cerdas apabila matematika 100,
IPA 100, dan nilai pelajaran eksak lainnya
sempurna. Maka tak jarang guru di sekolah
berlomba-lomba mencetak generasi yang mampu
menghasilkan nilai sempurna untuk mapel-mapel
yang sering dilombakan, dengan mengabaiakan
KBM yang mengedepankan kemampuan berpikir
kreatif, berpikir kritis, kemampuan berargumen,
dan kemampuan mengambil keputusan bagi
siswa. Banyak g u r u y a n g masih berfokus
pada hafalan saja atau menggunakan pola Low
Order Thinking Skill (LOTS) yang membuat
siswa selalu berada zona nyaman tanpa adanya
tantangan.

6 Motivasi belajar Hasil Kajian Literatur: Setelah dianalisis


Matematika 1. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh skor lebih lanjut
Siswa masih motivasi belajar siswa tergolong dalam terhadap kajian
rendah kriteria rendah (skor 66,84). Hasil tes prestasi literatur dan
belajar matematika juga masih kurang wawancara,
memuaskan, dengan tidak adanya siswa yang penyebab Siswa
tuntas (nilai 75). Motivasi belajar
Implementasi Pendekatan Saintifik Setting Matematika masih
Kooperatif Tipe STAD Terhadap Motivasi rendah disebabkan
Belajar Dan Prestasi Belajar Matematika. oleh:
(Wahyu Lestari,Dkk. 2018: 1) a) Guru kurang
https://journal.upgris.ac.id/index.php/aksiom memberikan
a/article/view/2332 motivasi dalam
2. Berdasarkan hasil pengolahan data, bahwa membaca
sebaran motivasi belajar tinggi 25 % siswa, pemahaman.
motivasi belajar sedang 47 % siswa, dan b) Peserta didik
motivasi rendah 28 % siswa. Dengan skor tidak
ideal 100, diperoleh rata- rata kemampuan mengulangi
pemecahan masalah matematika secara kegiatan
keseluruhan yaitu sebesar 68,75. Rata-rata pembelajarann
kemampuan pemecahan masalah siswa yang dirumah.
memiliki motivasi tinggi yaitu 75.6, Siswa c) Lingkungan
dengan motivasi sedang rata-rata kemampuan pembelajaran
pemecahan masalah matematika 70.7, dan yang tidak
rata-rata kemampuan pemecahan masalah mendukung.
untuk siswa dengan motivasi rendah yaitu d) Kecerdasan
59,4. Hasil analisis dengan uji anova dua siswa dibawah
jalur bahwa terdapat perbedaan kemampuan rata-rata.
pemecahan masalah matematika siswa antara
motivasi belajar tinggi, sedang, dan rendah.
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
Ditinjau Dari Motivasi Belajar
Matematika Siswa. (Wangsit Rigusti, Heni
Pujiastuti. 2020: 1)
https://jurnal.umt.ac.id/index.php/prima/a
rticle/view/2079
3. Faktor yang menyebabkan kesulitan belajar
matematika berasal dari faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal yang berasal
dari siswa meliputi IQ atau intelegensi, sikap
siswa dalam belajar matematika, motivasi
belajar siswa yang masih rendah, kesehatan
tubuh yang tidak optimal, dan kemampuan
pengindraan siswa yang kurang. Sedangkan
faktor eksternal yang berasal dari luar siswa
antara lain kurangnya variasi mengajar guru,
penggunaan media pembelajaran yang belum
maksimal, sarana prasarana di sekolah, serta
lingkungan keluarga.
Analisis Kesulitan Belajar Matematika
dalam Menyelesaikan Soal Cerita (Dian
Rizky Utari, Dkk. 2019: 1)
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/j
isd/article/view/22311

Hasil Wawancara:
Kepala SMK PGRI 1 Haurgeulis (Asep
Listyo, S.E.)
Penyebab motivasi belajar Matematika siswa
masih rendah:
a) Sudah 3 tahun belajar dirumah karena
pandemi, sehingga ketika masuk sekolah
anak-anak masih merasa malas belajar.
b) Guru kurang variatif saat mengajar.
c) Kurang perhatian dari orang tua siswa.
d) Siswa belum memiliki cita-cita yang pasti.

Guru Matematika SMK PGRI 1 Haurgeulis


(Rakhmat Susanto, S.Pd.)
Karena anak bersal dari keluarga broken home
dan di rumah tidak ada yang mendampingi
belajar.

Selain itu anak merasa tidak pintar atau kurang


percaya diri.

Guru Matematika SMK Mandiri Haurgeulis


(Lathifah S.Pd.)

Para siswa masih memiliki motivasi belajar


rendah disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya adalah materi yang dipelajari susah,
siswa tidak menyukai cara pengajaran guru,
siswa tidak menyukai mata pelajaran tertentu
bahkan kondisi lingkungan keluarga yang kurang
mendukung.

7 Hubungan guru Hasil Kajian Literatur: Setelah dianalisis


dengan Orang lebih lanjut
Tua siswa kurang 1. Dengan data hasil observasi menunjukan terhadap kajian
intens dan kurang jumlah skor 38, dengan persentase 47, 5%, literatur dan
efektif kuisioner kepada siswa menunjukan wawancara,
persentase 79,8% dan kuisioner orangtua penyebab
siswa mendapatkan persentase sebesar 83% Hubungan Guru
dan wawancara yang dihasilkan dari guru dengan Orang Tua
kelas V SDN 2 Wanakerta terdapat beberapa siswa kurang
kendala dalam pelaksanaanya yaitu 1) kurang intens dan kurang
efektif dalam pemberian materi 2) Kerjasama efektif disebebkan
orangtua yang kurang 3) siswa kurang paham oleh:
materi pelajaran 4) siswa yang merasa jenuh a) Orang tua
dan bosan 5) tujuan pembelajaran tidak siswa tidak
tercapai. semuanya
Analisis Keefektifan Pembelajaran memiliki HP.
Menggunakan Whatsapp Group Di SDN 2 b) Orang tua
Wanakerta. (Dian Islamiati Rahman, 2021: sibuk dengan
1). pekerjaannya
http://repository.unpas.ac.id/53211/ sehingga
2. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kurang
hubungan komunikasi orang tua-anak dengan memeperhatika
kemandirian belajar matematika pada siswa n anaknya.
sekolah dasar. Metode yang digunakan dalam c) Orang tua tidak
penelitian ini adalah kuantitatif dengan tahu
teknik pengambilan data metode angket atau perkembangan
skala pengukuran psikologi. Partisipan dalam belajar
penelitian ini merupakan siswa SD Kanisius anaknya.
Cungkup Salatiga kelas IV, V, dan VI yang d) Perbedaan pola
berjumlah 78 siswa. Pengumpulan data pikir yang
dilakukan dengan menggunakan skala self- dianut orang
directed learning dan skala dari aspek tua dengan
komunikasi interpersonal DeVito (1997). guru.
Analisis data menggunakan metode korelasi
product moment. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat hubungan yang positif
signifikan antara komunikasi interpersonal
orang tua-anak dengan kemandirian belajar
matematika dengan nilai r = 0.468. Artinya
semakin tinggi komunikasi interpersonal
orang tua-anak maka akan semakin tinggi
kemandirian belajar matematika.
Hubungan Komunikasi Interpersonal
Orang Tua-Anak dengan Kemandirian
Belajar Matematika pada Siswa Sekolah
Dasar. (Tarigan dan Gita S., 2017: 1).
https://repository.uksw.edu/handle/12345678
9/13113
3. Hasil penelitian yang diperoleh adalah, dalam
belajar pastinya siswa mengalami faktor-
faktor yang dapat mengahambat siswa dalam
belajar. Berikut beberapa faktor yang
diperoleh peneliti antara lain: faktor Pandemi
Covid-19, suasana hati atau mood anak,
faktor orang tua, intelegensi atau kecerdasan,
dan sarana prasarana yang dimiliki siswa.
Oleh sebab itu, orang tua perlu memberikan
peranan yang baik kepada siswa, supaya
siswa dapat mengatasi kesulitan belajar.
Analisis Peran Perhatian Orang Tua
Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada
Masa Pandemi Covid-19. (Eka Marliana
Saputri,Dkk. 2021: 1)
https://ejournal.unma.ac.id/index.php/educati
o/article/view/1445

Hasil Wawancara:
Kepala SMK PGRI 1 Haurgeulis (Asep
Listyo, S.E.)

Penyebab Kurangnya hubungan guru dan wali


murid Karena guru tidak mempunyai buku
penghubung antara orang tua dan guru,
selanjutnya kurang hidupnya group WA kelas.

Guru dan Waka. Kesiswaan SMK PGRI 1


Haurgeuli (Riyanto Amaludin, S.Pd.)
Penyebab Kurangnya hubungan komunikasi guru
dan wali murid dikarenakan kurang maksimalnya
pemanfaatan buku penghubung dan Grup WA
guru dan wali murid (orang tua) untuk
berkomunikasi.

Guru dan Wali Kelas SMK PGRI 1 Haurgeuli


(Asep Jamaludin Malik, M.Pd.)
Penyebab Kurangnya hubungan guru dan wali
murid Karena
a) Perbedaan pola pikir yang dianut orang tua
dengan guru.
b) Tidak semua orang tua "standby" di rumah,
seperti contohnya di lingkunga SMK saya
banyak orang tua yang merantau dan ke luar
negeri, sehingga anak ditinggal dirumah
hanya dengan kakek/nenek yang sudah
"sepuh".
c) Tidak semua orang tua memiliki HP yang
memudahkan guru untuk berkomunikasi.

8 Kurangnya Hasil Kajian Literatur: Setelah dianalisis


pembelajaran lebih lanjut
yang 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurangnya
mengintegrasikan penggunaan TIK dalam proses belajar pembelajaran yang
Teknologi mengajar masih terdapat beberapa kendala. mengintegrasikan
Informasi dan Teknologi
Kesiapan guru di beberapa sekolah masih
Komunikasi Informasi dn
(ICT) belum terpenuhi untuk mengintegrasikan Komunikasi (ICT),
TIK ke dalam mata pelajaran, fasilitas disebabkan oleh:
a) Kemampuan
sekolah belum sepenuhnya mencukupi dan
dasar guru
kebijakan sekolah dari segi pendanaan masih dalam bidang
terhambat oleh peraturan pemerintah daerah TIK yang
setempat. memang masih
rendah.
Analisis Penggunaan Teknologi Informasi b) Ketersediaan
dan Komunikasi (TIK) dalam fasilitas TIK
Mendukung Proses Belajar Mengajar yang masih
belum
SMP Negeri di Salatiga. (Ayuningtyas, Aih
memadahi.
Ervanti. 2015: 1) c) Sekolah
https://repository.uksw.edu/handle/12345678 tidak
mengharuskan
9/13856
guru
2. Akan tetapi kemajuan teknologi di bidang menggunakan
pendidikan, khususnya dalam pembelajaran TIK dalam
proses
matematika masih belum dirasakan oleh
pembelajaran.
banyak orang. Hal ini dikarenakan masih Sehingga
banyaknya sumber daya manusia yang guru kurang
belum siap mengintegrasikan teknologi terangsang
untuk
dalam suatu pembelajaran, serta belum
lebih
meratanya sarana dan prasana yang mengembangk
digunakan[4][5]. Sehingga sampai saat ini e- an diri.
d) Keterbatasan
learning masih belum banyak digunakan
waktu yang
dalam pembelajaran matematika di digunakan
Indonesia. untuk
mempersiapka
Implementasi Pembelajaran Matematika
n media
Berbasis E-learning Pada Penguatan TIK di
Pendidikan Karakter (PPK) Pasca Era dalam
New Normal. (Ririn Ikrimah, Dkk., 2022: 2) pembelajaran.
e) Anggapan
https://www.syekhnurjati.ac.id/journal/index guru yang
.php/itej/article/view/106/72 menganggap
3. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat bahwa materi
yang ada
literasi teknologi informasi guru matematika
dibuku sudah
SMK Swasta di Jakarta Selatan masih cukup untuk
tergolong rendah. Salah satu faktor yang mengajarkan
siswa dengan
mempengaruhi literasi teknologi adalah
baik sehingga
kurangnya pelatihan pemanfaatan teknologi tidak
informasi. diperlukan
media TIK.
Analisis Literasi Teknologi Informasi
f) Kenyamanan
Guru Matematika SMK Swasta Jakarta guru dalam
Selatan Ditinjau dari Aspek Manajemen menggunakan
Pendidikan. (Huri Suhendri,Dkk., 2020: 1) metode belajar
konvensional,
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/73232
yang dianggap
223/pdf-libre.pdf?1634775446=&response- lebih mudah
content- dan tidak
menyulitkan.
disposition=inline%3B+filename%3DAnalis
g) Tidak
is_Literasi_Teknologi_Informasi_Gu.pdf&E adanya
xpires=1700460309&Signature=KkU9nPX9 kegiatan
pelatihan-
EGffNpcYVY6ixeWGBXii2wYwYo1WLM
pelatihan bagi
Vdraj1uBi7BZOqZ0bOzdtkIKlJlZA~9eOjdg guru untuk
dBaE5YC0auw~LiwRAJYmSqElnE0XmZgj meningkatkan
2DekH763276zbtRaJJaksYP22kXzrS4p1UP kemampuan
guru dalam
M2AIhK4nbf2-
bidang TIK
toM2c2Zj7D7aK4~WhV4M3508QFgmVtfw
7dMmRq3nptcxQujfBuEqJDqKquD3e4ZTJ
ogL2btmLqIVqOaPpJqjCDu4AITaJLLVSV
ZZsBFhRYdPZxSdSuATI1SaH1eUf86~GO
7t4d-Kn5enaAfLZ1RowhfN-
FPIx~Caw9CdevXhpJJj7sqSTVB~cGyHtFA
Hg__&Key-Pair-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA

Hasil Wawancara:

Kepala SMK PGRI 1 Haurgeulis (Asep


Listyo, S.E.)

Guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan


teknologi informasi (TIK) dalam pembelajaran
karena Guru kurang menguasai IT, kurang
paham media apa saja yang perlu disiapkan,
jaringan internet (wifi) dan komputer yang
belum memadai.

Guru TIK SMK PGRI 1 Haurgeulis (Eko


Setiawan, S.Kom.)

Terbatasnya waktu dan kerepotan, karena guru


harus menyiapkan perangkatnya sendiri dari
membawa laptop, terminal listrik, LCD , salon
dan buku materi pelajaran.

Guru TIK SMKN 1 Gantar (Wahib


Mudhofir, S.Kom.)

Guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan


teknologi informasi (TIK) dalam pembelajaran
karena Terkadang terkendala waktu dan jaringan
jika hendak mengoptimalkan pembelajaran yang
berbasis model, strategi dan metode
pembelajaran kekinian menurut perkembangan
zaman.

9 Kurang Hasil Kajian Literatur: Setelah dianalisis


maksimalnya lebih lanjut Kurang
implementasi 1. Masih kurang maksimalnya sistem maksimalnya
model pendidikan di Indonesia dilatarbelakangi oleh implementasi
pembelajaran kurang optimalnya proses pembelajaran di model
inovatif di kelas kelas. Permasalahan ini mengakibatkan pembelajaran
rendahnya kemampuan berpikir kritis, inovatif dikelas
kreativitas, komunikatif, dan kolaboratif yang disebabkan oleh:
mana lebih dikenal sebagai keterampilan a) Kurangnya
4C. Challenge Based Learning sebagai salah penguasaan
satu alternatif model pembelajaran yang tenaga
dapat diimplementasikan di kelas, khususnya pendidik
untuk pembelajaran matematika dianggap terhadap
mampu mengembangkan keterampilan 4C. model-model
Upaya Mengembangkan Keterampilan 4C pembelajaran
melalui Challenge Based Learning. (Adi yang ada.
Satrio Ardiansyah, Dkk. 2022: 1). b) Guru yang
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/pris telah merasa
ma/article/view/54700 di zona
2. Penggunaan model pembelajaran dan media nyaman dan
dalam kegiatan belajar mengajar merupakan enggan untuk
hal yang penting dalam meningkatkan hasil melakukan
belajar, karena dengan model tersebut guru perubahan-
dapat menciptakan kondisi belajar yang perubahan.
mendukung pencapaian dalam tujuan c) Terkendala
pembelajaran. Penggunaan model waktu dan
pembelajaran dan media pembelajaran harus jaringan
menjadi pertimbangan seorang guru untuk
menempatkan siswa sebagai subjek belajar
yang tidak hanya mendengarkan saja saat
belajar di dalam kelas. Agar dapat
memperlancar penyampaian pesan dengan
baik maka diperlukan suatu media materi
pembelajaran. Dengan menggunakan media
dalam pembelajaran;1)diharapkan suasana
kelas menjadi kondusif dan;2)perhatian siswa
diharapkan menjadi fokus. Hal ini
memungkinkan dapat tercapainya tujuan
pembelajaran, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan proses dan hasil belajar.
Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Melalui Model Pembelajaran Problem
Based Learning Berbantuan Media Video
Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. (Feryana
Nesita Miftahul Janah, Dkk., 2019: 2).
https://jurnal.uns.ac.id/JPD/article/view/2900
2/19902
3. Kurang maksimalnya proses kegiatan belajar
mengajar siswa di sekolah yang membuat
tingkat ketuntasan belajar siswa masih
rendah. Hal itu disebabkan, metode
pembelajaran dan modul pembelajaran yang
digunakan masih bersifat konvensional,
sehingga pembelajarannya kurang menarik,
akhirnya siswa merasa bosan.
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Problem Solving terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa pada Materi Luas dan
Volume Kubus dan Balok Kelas VIII di
MTsN Karangrejo Tahun Ajaran
2009/2010. (Nuning, Nurhayati. 2010: 1).
http://repo.uinsatu.ac.id/1381/

Hasil Wawancara:

Kepala SMK PGRI 1 Haurgeulis (Asep


Listyo, S.E.)

Penyebab penggunaan model pembelajaran


inovatif yakni pengetahuan guru masih kurang
(terbatas), guru malas untuk merubah dirinya dan
tidak ingin mengeksplor lagi.

Guru Matematika SMK PGRI 1 Haurgeulis


(Rakhmat Susanto, S.Pd.)

Penyebab penggunaan model pembelajaran


inovatif yang masih belum maksimal
dikarenakan Guru belum paham serta belum
menemukan model strategi dan metode
pembelajaran yang sesuai di kelas.

Guru Matematika SMK Mandiri Haurgeulis


(Lathifah S.Pd.)

Kebanyakan guru yang sudah tua telah merasa di


zona nyaman dan tidak mau untuk melakukan
perubahan-perubahan untuk melakukan
pembaharuan dalam model, strategi dan metode
pembelajaran yang inovatif.

Sedangkan guru yang muda terkadang terkendala


waktu dan jaringan jika hendak mengoptimalkan
pembelajaran yang berbasis model, strategi dan
metode pembelajaran kekinian menurut
perkembangan zaman.

Anda mungkin juga menyukai