Anda di halaman 1dari 10

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN IT YANG TEPAT DI MATA

PELAJARAN IPS DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU HASIL


BELAJAR SISWA SELAMA PEMBELAJARAN DARING DI SMPN 172
JAKARTA

MAKALAH ANALISIS ISU KONTEMPORER

Disusun Oleh :

SUMIATI, S.Pd.

199011192020122024

Guru SMP Negeri 172 Jakarta

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Provinsi DKI Jakarta

Pelatihan Dasar CPNS Golongan III TA 2021

Angkatan XCIC Kelompok 3


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada awal tahun 2020, Organisasi Kesehatan Dunia mengeluarkan


pengumuman bahwa Covid-19 sebagai nama resmi penyakit yang
diakibatkan oleh virus corona baru yang berasal dari Negara China.
Coronavirus Disease 2019 merupakan jenis penyakit baru yang dapat
menyebabkan gangguan pernapasan. Penyebab utama penyakit ini adalah
oleh infeksi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-
2). Gejala klinis yang muncul sangat beraneka ragam, mulai dari gejala flu
biasa (batuk, pilek, nyeri tenggorok, nyeri otot, nyeri kepala) sampai yang
berkomplikasi berat (pneumonia atau sepsis). Pandemi Covid-19 yang terjadi
ini memaksa setiap warga Negara untuk menerapkan kebijakan physical
distancing agar penyebaran Covid-19 tidak semakin meluas. Penyebaran
virus Corona yang terjadi saat ini menggambarkan dengan sangat jelas
bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja. Kita pun bisa melihat dengan jelas
bagaimana perubahan-perubahan di bidang teknologi, ekonomi, politik
hingga pendidikan di tengah krisis akibat Covid-19. Perubahan itu menuntut
kita untuk bersiap diri dengan segala perubahan yang ada. Kita juga harus
mampu memberikan respon yang cepat untuk menyesuaikan diri atas
perubahan-perubahan yang ada, sekaligus menanamkan dalam diri kita
untuk mau dan selalu belajar hal-hal baru.

Pemberlakuan kebijakan physical distancing yang disosialisasikan


oleh WHO ini kemudian menjadi dasar bagi Pemerintah Indonesia untuk
membuat kebijakan pelaksanaan belajar dari rumah, Hal ini dibuktikan
dengan dengan diterbitkannya Surat Edaran Nomor 36962/MPK.A/HK/2020
tanggal 17 Maret 2020 tentang pembelajaran secara online (daring) dan
bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran Corona Virus
Disease (COVID-19) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) .

Pembelajaran yang dilakukan jarak jauh tentu saja secara langsung


melibatkan penggunaan Teknologi dalam keseharian. Sebenarnya
penggunaan Teknologi-Informasi dalam pendidikan sudah lama diterapkan di
Indonesia, hanya saja tidak semua instansi menerapkannya dalam sistem
pengajaran dan pembelajaran. Pemanfaatan teknologi informasi yang
berlaku secara tiba-tiba ini tidak jarang membuat para pendidik dan siswa
merasa terkejut, juga termasuk orangtua siswa dan keluarga di rumah. Guru
sebagai pemegang kendali utama sistem pembelajaran di sekolah, juga,
kemudian merasa khawatir tentang bagaimana nasib siswa dalam
pembelajaran jarak jauh ini. Salah satu kekhawatiran yang muncul karena
pembelajaran jarak jauh ini adalah apakah materi pembelajaran yang selama
ini disampaikan lewat media online sederhana seperti whatsapp dapat
memberikan pemahaman yang komprehensif. Bagaimana jika hasil belajar
peserta didik menurun karena penjelasan yang diberikan lewat whatsapp
sangat terbatas pada kata-kata semata.

Berdasarkan penjabaran latar belakang di atas, saya ingin mengangkat


isu “Media Pembelajaran berbasis online dalam upaya peningkatan hasil
belajar siswa”

B. Rumusan Masalah
Mengenai permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran daring di
SMP Negeri 172 Jakarta dengan mencari gagasan-gagasan kreatif teknik-
teknik analisis isu
.

C. Tujuan Masalah
Membuat rekomendasi penyelesaian masalah yang terjadi dalam
pembelajaran daring di SMP Negeri 172 Jakarta Timur dengan
mengedepankan gagasan kreatif menggunakan teknik-teknik analisis isu.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Identifikasi Isu Prioritas

Berdasarkan isu actual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan


proses pemilihan isu dengan menggunakan teknik analisis metode Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan (APKL). Metode APKL merupakan
salah satu metode yang digunakan untuk menguji kelayakan suatu isu untuk
dicarikan solusinya dalam kegiatan aktualisasi. Metode APKL ini
menggunakan teknik scoring dalam penetapan prioritas isu. Penetapan nilai
untuk setiap isu didasarkan pada diskusi yang melibatkan atasan dan diskusi
yang melibatkan teman sejawat pendidik di Lingkungan SMP Negeri 172
Jakarta.

Aktual, artinya isu atau pokok persoalan sedang terjadi atau akan
terjadi dan sedang menjadi pembicaraan orang banyak. Problematik, artinya
isu yang menyimpang dari kondisi yang seharusnya, standar ketentuan yang
menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari penyebab dan pemecahannya.
Kekhalayakan, artinya isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup
orang banyak. Kelayakan, artinya isu bersifat logis dan patut dibahas sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab. Analisa APKL menggunakan rentang nilai
berupa matriks skor yaitu 1 – 5, yang menandakan bahwa semakin tinggi skor
yang diberikan berarti isu tersebut bersifat mendesak untuk segera dicari
penyelesaiannya.

Berdasarkan kenyataan dan fakta-fakta yang saya alami selaku


Pendidik di SMP Negeri 172 Jakarta selama pembelajaran daring, juga
Setelah berdiskusi dengan Atasan dan rekan sejawat, maka dipilihlah prioritas
menggunakan metode APKL sebagai berikut :
Tabel 1 : Analisis APKL pada isu Pembelajaran Daring di SMP Negeri 172 Jakarta

No. Situasi A P K L Total


1. Strategi Pembelajaran kurang 3 3 3 4 13
inovatif
2. Media pembelajaran yang 5 4 4 5 18
digunakan tidak efektif
3. Keterbatasan gadget atau 3 3 3 4 13
perangkat teknologi siswa
4. Keterbatasan kuota yang dimiliki 5 4 3 4 16
oleh siswa

Berdasarkan analisis di atas, maka ditetapkan “Media Pembelajaran


yang digunakan tidak efektif” sebagai isu prioritas atau core issue . Hal
tersebut dipilih berdasarkan alasan-alasan yang akan dijabarkan selanjutnya.

B. Identifikasi Penyebab Masalah atau Isu yang Dipilih


Setelah menetapkan isu atau masalah prioritas, kemudian dilakukan
teknik analisis Tulang Ikan (Fish Bone) untuk mendapatkan penyebab
masalah atau isu prioritas yang telah ditentukan melalui analisis APKL.
Adapun Analisis Fish Bone akan digambarkan dalam diagram berikut:
Diagram 1. Analisis Tulang Ikan (Fish Bone)

Pembelajaran terbatas Terbatasnya anggaran


hanya pada pengerjaan Kuota yang dimiliki
tugas oleh orangtua siswa

Penurunan
Mutu Hasil
Belajar
siswa

Kurangnya inovasi Kurangnya


media yang digunakan pemantauan orangtua
dalam pembelajaran selama pembelajaran

C. Penetapan Penyebab Masalah Dominan


Dalam menentukan prioritas masalah, digunakan teknik analisis USG
sebagai alat untuk mengetahui isu mana yang menjadi paling prioritas dengan
menggunakan kriteria Urgency (U), Seriousness (S), Growth (G) atau yang biasa
disebut identifikasi USG. Lebih jelasnya, kriteria USG dijelaskan sebagai berikut:
1. Urgency: Berarti seberapa mendesaknya masalah tersebut untuk
diselesaikan berkaitan dengan dimensi waktu.
2. Seriousness: Mengacu pada penyelesaian masalah dikaitkan dengan akibat
bisa menimbulkan masalah baru.
3. Growth: Berkaitan dengan kemungkinan berkembang memburuk kalau tidak
diselesaikan.

Analisi menggunakan teknik analisis USG dengan isu Rendahnya


Partisipasi Orang Tua dalam Pembelajaran Daring adalah sebagai berikut:
Tabel 2: Analisis USG

No. Penapisan masalah dengan metode USG U S G Total


1. Terbatasnya anggaran Kuota yang dimiliki 5 3 4 12
oleh orangtua siswa

2. Kurangnya pemantauan orangtua selama 5 4 4 13


pembelajaran

3. Kurangnya inovasi media yang 5 5 5 15


digunakan dalam pembelajaran

4. Pembelajaran terbatas hanya pada 4 5 4 13


pengerjaan tugas

Keterangan : 1 : sangat rendah; 2 : rendah; 3 : sedang; 4 : tinggi; 5 : sangat


tinggi

Berdasarkan hasil analisis tersebut, masalah utama yang harus segera


diselesaikan adalah Kurangnya Inovasi Media yang Digunakan dalam
Pembelajaran. Alasan kenapa masalah ini yang diambil, karena masalah ini
memiliki tingkat urgency yang tinggi yaitu Media pembelajaran memiliki peranan
penting dalam kualitas peningkatan mutu hasil belajar.

D. Dampak Masalah Utama

Dampak yang akan terus terjadi apabila masalah utama ini tidak
diselesaikan yaitu penurunan mutu hasil belajar siswa. Karena hasil belajar yang
berkualitas adalah salah satu goal yang ingin dicapai dalam sebuah proses
pembelajaran-pengajaran.
E. Alternatif Solusi

Setelah menentukan masalah utama dari isu utama, maka tahap


selanjutnya adalah menentukan alternatif solusi untuk menyelesaikan isu
tersebut dengan penapisan menggunakan metode Mc Namara. Metode Mc
Namara menggunakan teknik scoring dengan skala penilaian 1-5 untuk setiap
parameter, yaitu Efektifitas, Efisiensi, dan Kemudahan. Solusi yang memiliki total
skor tertinggi akan dipilih untuk diimplementasikan.

Teknik Tapisan McNamara menggunakan kriteria Efektifitas (E),


Kemudahan (K), dan Biaya (B). Lebih jelasnya, kriteria dari teknik tapisan
McNamara dijelaskan sebagai berikut:
1. Efektifitas, yaitu seberapa tepat dan cepat solusi yang dilaksanakan akan
berdampak pada pemecahan masalah.
2. Kemudahan, yaitu seberapa mudah solusi yang akan dilaksanakan guna
memecahkan masalah.
3. Biaya, yaitu tingkat efisiensi pengeluaran biaya dalam menjalankan solusi
yang dipilih dalam memecahkan masalah.

Adapun teknik analisa menggunakan Teknik Tapisan McNamara dapat


dilihat dalam table berikut:

No. Solusi Eft Efs M Total


1. Membuat Media 3 3 5 11
Pembelajaran dengan slide
PPT dengan template yang
warna-warni
2. Melampirkan Gambar 2D 4 4 4 12
dan Rekam suara melalui
media whatsapp Group
3. Membuat video 5 5 3 13
pembelajaran mandiri dan
diupload ke dalam media
Youtube
Keterangan : 1 : sangat rendah; 2 : rendah; 3 : sedang; 4 : tinggi; 5 : sangat tinggi

Berdasarkan hasil penilaian pada tabel di atas, alternatif solusi yang


paling cocok dan sesuai untuk diimplementasikan yaitu Membuat video
pembelajaran mandiri dan diupload ke dalam media Youtube. Alternatif
solusi ini bernilai paling tinggi karena di dalam video memadukan dua unsur
suara dan gambar 3D, yang tentu akan menarik untuk dilihat. Hal tersebut secara
sadar dan tidak sadar akan membuat siswa tertarik menyaksikan materi
pembelajaran yang disampaikan guru.

F. Identifikasi Kegiatan

Untuk mewujudkan solusi utama yang telah diketahui untuk menangani


masalah utama dan isu utama, maka perlu dilakukan beberapa tahapan kegiatan
sebagai berikut :
1. Berkonsultasi kepada mentor selaku atasan dan menyampaikan
gagasan yang dimiliki.
- Meminta izin kepada mentor untuk melakukan konsultasi, secara baik
dan sopan;
- Menjelaskan konsep yang dimiliki berdasarkan pengalaman yang
diperoleh terhadap isu yang terjadi terkait salah satu penggunaan
media belajar berbasis IT.;
2. Berkoordinasi dengan guru-guru senior di lingkungan SMP Negeri 172
Jakarta untuk dapat menemukan solusi yang dihadapi
- Meminta izin kepada atasan untuk melakukan pembahasan bersama
tentang salah satu penggunaan media belajar berbasis IT.;

3. Berkordiansi dengan rekan sesama guru di Lingkungan SMP Negeri


172 Jakarta untuk membuat solusi,
- Membuat formulir isian menggunakan google form, dan meminta
rekan sejawat guru untuk memberikan pendapat atas masalah
tersebut.

4. Mengklasifikasikan pendapat yang diberikan oleh rekan sejawat dari


Google Form
- Mengklasifikasikan sesuai dengan jenis permasalahan yang sering
ditemui guru maple dalam pembelajaran,
- Menentukan solusi dari kendala pembelajaran .;
5. Melaporkan kepada mentor selaku atasan terkait keputusan akhir
media yang akan dibuat
- Meminta izin kepada mentor untuk mulai menerapkan penggunaan
media tersebut dalam pembelajaran

G. Bisnis Proses
H.
Hasil Analisa Fishbone Analisa Analisa
Pengamatan dan
Diskusi APKL USG McNamara

Strategi Media Kurangnya Kurangnya Melampirkan


Pembelajaran pembelajaran pemantauan inovasi media Gambar 2D
yang digunakan orangtua yang digunakan dan Rekam
kurang inovatif
tidak efektif selama dalam suara melalui
pembelajaran pembelajaran media
whatsapp
Media
Kurangnya
pembelajaran
inovasi media Membuat
yang digunakan
yang digunakan Media
tidak efektif
dalam Pembelajaran
pembelajaran dengan slide
PPT dengan
Keterbatasan template yang
Pembelajaran warna-warni
gadget atau
terbatas hanya
perangkat
pada
teknologi siswa
pengerjaan Membuat video
tugas pembelajaran
mandiri dan
Terbatasnya diupload ke
Keterbatasan
anggaran Kuota dalam media
kuota yang
yang dimiliki oleh Youtube
dimiliki oleh
orangtua siswa
siswa

Solusi :

Membuat video belajar


yang diupload ke Youtube

Anda mungkin juga menyukai