Anda di halaman 1dari 8

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Jurnal Teknologi Pendidikan


Jilid 6 Nomor 2 Tahun 2022 hlm. 372-379
P-ISSN : 2549-4856 E-ISSN : 2549-8290
Akses terbuka:https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JET

E-modul Berbasis Android Appy Pie Berbasis Isu Sosio-Ilmiah untuk


Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Sulistiani1, Kartimi2*, Dede Cahyati Sahrir3


1,2,3Departemen Pendidikan Ilmu Biologi, IAIN Syekh Nurjati, Cirebon, Indonesia

INFO PASAL ABSTRAK


Pembelajaran terbatas dan belum maksimal dalam pemanfaatkan teknologi di setiap
Sejarah artikel: sekolah. Selain itu, pembelajaran yang masih terfokus pada guru sebagai sumber
Diterima 18 Februari 2022 belajar, menyebabkan siswa kurang kritis dalam memahami permasalahan yang ada,
Direvisi 20 Februari 2022
sehingga diperlukan pemanfaatkan teknologi, sebuah dengan penerapan E-modul
Diterima 12 Mei 2022 Tersedia
berbasis isu sosio-scientific. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
online 25 Mei 2022
pengaruh penerapan E-modul berbasis sosio-scientific dalam meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kata Kunci:
penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen semu. Desain penelitian
E-Module, Sosio-Ilmiah
Isu, Berpikir Kritis menggunakan pretestposttest control group design, dengan kelas X MIPA 1 sebagai
kelas eksperimen dan kelas X MIPA 4 sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian
Kata kunci: menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas
E-Module, Sosio-Ilmiah, eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hasil rata-rata observasi lebih tinggi
Keterampilan Berpikir Kritis pada kelas eskperimen. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari statistik sampel
berpasangan sebagai keluaran yang signifikan. Hasil angket respon siswa menunjukkan
DOI:
kategori baik. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penerapan E-modul menggunakan
https://dx.doi.org/10.23887/jet.v
android appy pie berbasis sosio-scientific issue berpengaruh terhadap peningkatan
6i2.44817
keterampilan berpikir kritis siswa.

ABSTRAK
Pembelajaran masih terbatas dan belum maksimal pemanfaatan teknologi di setiap sekolah. Selain itu pembelajaran yang masih
terfokus pada guru sebagai sumber belajar menyebabkan siswa kurang kritis dalam memahami permasalahan yang ada,
sehingga diperlukan teknologi yaitu dengan penerapan E-modul berbasis isu sosio-saintifik. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh penerapan E-modul berbasis isu sosio-saintifik dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen semu. Desain
penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design, dengan kelas X MIPA 1 sebagai kelas eksperimen dan
kelas X MIPA 4 sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan selisih rata-rata hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol.
Peningkatan ini terlihat dari statistik sampel berpasangan yang menghasilkan output yang signifikan. Hasil angket respon siswa
menunjukkan kategori baik. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penerapan E-modul menggunakan android appy pie
berbasis isu sosio-saintifik berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.

Ini adalah artikel akses terbuka di bawahCC BY-SA lisensi.


Hak Cipta © 2022 oleh Penulis. Diterbitkan oleh Universitas Pendidikan Ganesha.

1. PERKENALAN
Masa pandemi masih menjadi permasalahan utama di berbagai negara, termasuk Indonesia(Abuhammad,
2020; Siahaan, 2020).Hampir semua bidang terdampak pandemi, termasuk sektor pendidikan sehingga menyebabkan
beberapa aspek kegiatan belajar mengajar mengalami keterbatasan(Adedoyin & Soykan, 2020; PAS Lestari dkk., 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru biologi kelas X MIPA SMA Negeri 1 Sliyeg diketahui bahwa
keaktifan siswa dalam pembelajaran daring dan tatap muka masih rendah, hal ini dibuktikan dengan kurangnya siswa
aktif dan menyerahkan tugas tepat waktu. Hal ini mempengaruhi hasil belajar dan pemahaman siswa terhadap pelajaran
yang diberikan guru. Pemanfaatan teknologi belum dikembangkan secara maksimal dalam menyukseskan pembelajaran
berbasis teknologi dan masih terbatasnya bahan ajar interaktif lengkap baik audio maupun visual yang dapat diakses
dalam satu tempat.(Crawford dkk., 2020; Hermanto & Srimulyani, 2021). Selain itu proses belajar mengajar yang masih
berpusat pada guru atau teacher centered menyebabkan siswa kurang mandiri dalam menyelesaikan suatu
permasalahan yang ada.(Bubb & Jones, 2020; McQuirter, 2020).Oleh karena itu, penjelasan berdasarkan representasi
permasalahan pada materi pembelajaran biologi sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa yang sangat dibutuhkan saat ini dengan adanya pembelajaran biologi.

* Penulis Koresponden: Sulistiani:kartimi.iain@email.com 372


Sulistiani1, Kartimi2, Dede Cahyati Sahrir3(2022). Jurnal Teknologi Pendidikan. Jil. 6(2) hal. 372-379

penerapan teknologi dalam proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis teknologi sangat memerlukan keterampilan pemecahan
masalah dan penanganan teknis untuk mencapai keberhasilan pembelajaran teknologi(Udin dkk., 2022).
Pembelajaran Isu Sosio-Ilmiah merupakan pembelajaran dalam aspek kehidupan sehari-hari dengan menghadirkan
isu-isu yang berkaitan dengan konteks ilmu pengetahuan dan lingkungan masyarakat, sehingga pembelajaran berbasis SSI
membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap isu-isu kontroversial dalam kehidupan sehari-hari.(Chowdhury dkk., 2020;
Subiantoro & Treagust, 2021).SSI bertujuan untuk merangsang perkembangan intelektual, moral dan etika mengenai hubungan
antara sains dan kehidupan sosial (Pauzi & Windiaryani, 2021; Zeidler & Nichols, 2009). Untuk itu Sosio-Scientific Issue berkaitan
dengan kemampuan berpikir kritis dalam proses pembelajaran yang menuntut siswa menganalisis suatu permasalahan dan
mengambil keputusan. Berpikir kritis adalah kegiatan menganalisis, dan mengevaluasi gagasan secara kritis, mampu
membedakan secara tajam suatu gagasan, memilih, mengidentifikasi, mengkritisi, mengkaji dan mengembangkannya ke arah
yang lebih sempurna. Proses mental ini menganalisis ide dan informasi yang diperoleh dari observasi, pengalaman, akal sehat
atau komunikasi(Riyanto & Mariani, 2019; Supena dkk., 2021).Keterampilan berpikir kritis adalah berpikir wajar, mampu
menafsirkan, mengevaluasi dan aktif dalam observasi, informasi, dan argumentasi(Fisher, 2009; Suparno, 2018). E-modul
merupakan seperangkat media pembelajaran digital yang digunakan sebagai materi belajar mandiri(Asrial dkk., 2020; Priatna
dkk., 2017). Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis sangat penting dimiliki oleh setiap siswa yang merupakan landasan bagi
kedewasaan manusia.
Salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas pendidikan saat ini adalah dengan penggunaan bahan ajar
elektronik dengan menggunakan modul dalam proses belajar siswa. Bahan ajar E-modul ini dapat menarik perhatian
siswa sehingga menimbulkan semangat untuk memahami konsep materi yang dipelajari(Agung dkk., 2020; Ningsih &
Mahyuddin, 2021),sehingga meningkatkan perhatian siswa untuk fokus mengikuti materi yang disajikan dalam bentuk
gambar dan video yang sangat membantu dalam menjelaskan materi. sedang belajar. Dengan menerapkan modul
elektronik sebagai media pendukung dalam proses pembelajaran merupakan suatu inovasi yang tepat sesuai dengan
perkembangan teknologi, dimana modul elektronik ini dapat diakses dengan bantuan komputer atau android baik
offline maupun online. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi maka perlu adanya penerapan virus E-modul berbasis
isu sosio-saintifik dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMAN 1 Sliyeg. Penelitian ini diharapkan
mampu memberikan pembaharuan dan alternatif dalam memanfaatkan teknologi berbasis Android dalam proses
pembelajaran serta diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan keterbatasan pembelajaran daring
dan tatap muka di masa pandemi ini. Selain itu, diharapkan siswa mudah memahami konsep virus secara maksimal,
sehingga siswa dapat ikut serta dalam menanggulangi permasalahan di masa pandemi saat ini. Siswa dapat
menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih pada diri sendiri, keluarga dan orang lain disekitarnya.

2. METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif, dengan metode quasi eksperimen (quasi-eksperimen).
percobaan). Quasi Eksperimental digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang
digunakan untuk penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design(Sugiyono,
2019). Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sliyeg yang terletak di Kabupaten Sleman-Jatibarang Indramayu. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIPA. Dalam penelitian ini digunakan dua kelas yaitu kelas X MIPA 1
sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIPA 4 sebagai kelas kontrol. Teknik pengambilan sampelnya adalah teknik
purposive sampling. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah penerapan E-modul menggunakan android appy pie
berbasis permasalahan sosio-saintifik dan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis siswa
menurut Alec Fisher.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes tertulis (pretest dan posttest), lembar observasi dan
angket. Penilaian lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa. Dalam penelitian ini
menggunakan lima indikator keterampilan berpikir kritis menurut Alec Fisher yang terdiri dari 1) mengidentifikasi unsur-
unsur dalam kasus yang sedang dipertimbangkan, 2) mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi, 3) mengklarifikasi dan
menafsirkan pernyataan dan gagasan 4) menganalisis, mengevaluasi dan menghasilkan penjelasan, 5) menganalisis,
mengevaluasi dan mengambil keputusan. Hasil pretest dan posttest digunakan sebagai data untuk mengukur
kemampuan berpikir kritis siswa, baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Jumlah soal pretest dan posttest
adalah 30 soal pilihan ganda yang masuk akal. Soal yang digunakan memuat lima indikator kemampuan berpikir kritis
dan tingkatan kognitif dari C4, C5 dan C6. Soal pretest dan posttest berisi materi utama tentang virus yaitu struktur
tubuh, reproduksi, peranan virus dalam kehidupan dan tentang virus corona. Data diambil dari siswa yang mengerjakan
soal pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Angket respon siswa hanya diberikan pada kelas eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui
respon siswa terhadap penerapan pembelajaran biologi menggunakan modul Elektronik menggunakan Socio-Scientific
Issue berbasis appy pie Android dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Angket diberikan setelah siswa
mengerjakan soal posttest. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 20 pertanyaan dengan
menggunakan skala likert. Pernyataan dalam angket respon siswa terdiri dari 10 jenis respon negatif dan

E-modul Berbasis Android Appy Pie Berbasis Isu Sosio-Ilmiah untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa 373
Sulistiani1, Kartimi2, Dede Cahyati Sahrir3(2022). Jurnal Teknologi Pendidikan. Jil. 6(2) hal. 372-379

10 jenis tanggapan positif. Isi pernyataan dalam angket disesuaikan dengan penggunaan lima indikator
keterampilan berpikir kritis. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini diawali dengan
analisis pendahuluan yaitu uji validitas, uji reliabilitas, uji tingkat kesukaran dan uji daya beda. Selanjutnya
data akan diuji dan hasil uji coba dianalisis dengan uji normalitas, uji homogenitas, uji t sampel
berpasangan, dan uji t sampel independen.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Kegiatan Belajar Siswa

55 52.63
49.3
50
44.58 44.02
Skor

45
40
35
Bertemu 1 Bertemu 2

Pertemuan

Percobaan Kontrol

Gambar 1.Grafik Pengamatan Keseluruhan

Hasil observasi secara keseluruhan menunjukkan bahwa nilai aktivitas siswa secara keseluruhan mengalami
penurunan baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, meskipun penurunan nilainya tidak signifikan.Gambar 1
menunjukkan rata-rata hasil observasi pada setiap pertemuan. Pada pertemuan I nilai aktivitas siswa lebih besar pada
kelas eksperimen sebesar 52,63 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 44,58. Pada pertemuan kedua nilai aktivitas siswa
lebih besar pada kelas eksperimen sebesar 49,3 sedangkan kelas kontrol sebesar 44,02. Perbedaan nilai observasi
menunjukkan bahwa penerapan E-modul menggunakan android appy pie berbasis Sosio-Scientific Issues dapat
mempengaruhi aktivitas pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Data tersebut diperkuat
dengan hasil perolehan latihan siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, seperti terlihat padaGambar 2.

Latihan Skor
80 61
60 46
35
Skor

40 29
20
0
Latihan 1 Latihan 2
Kelas

Percobaan Kontrol

Gambar 2.Grafik Latihan Soal

BerdasarkanGambar 2, nilai rata-rata latihan satu sebesar 46 dan latihan dua sebesar 29 pada kelas
kontrol. Sedangkan pada kelas eksperimen rata-rata nilai latihan pertama sebesar 61 dan latihan kedua sebesar
35. Data di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

p-ISSN : 2549-4856,e-ISSN : 2549-8290 374


Sulistiani1, Kartimi2, Dede Cahyati Sahrir3(2022). Jurnal Teknologi Pendidikan. Jil. 6(2) hal. 372-379

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa


Hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen disajikan pada
Tabel 1.

Tabel 1.Skor Pretest dan Postest

Kelompok Prates Postes Perbedaan N-Keuntungan (%) Kategori


Kontrol 36 48 12 23,13 Tidak efektif
Percobaan 26 44 18 26,66 Tidak efektif

BerdasarkanTabel 1, rata-rata nilai pretest pada kelas kontrol sebesar 36 sedangkan pada kelas eksperimen sebesar
26. Nilai rata-rata posttest pada kelas kontrol adalah 48 sedangkan pada kelas eksperimen adalah 44.
Selisih rata-rata hasil pretest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah 12 sedangkan rata-
rata selisih hasil posttest adalah 18. Meskipun hasil pretest dan posttest kelas kontrol lebih tinggi
dibandingkan kelas eksperimen, namun selisih pretest dan posttest lebih tinggi pada kelas
eksperimen. Data menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas
eksperimen.

Respon Siswa Terhadap Penerapan E-modul Dalam Proses Pembelajaran Biologi

Hasil kuesioner dalam penelitian ini disajikan padaGambar 3.

80 69
60 53
Frekuensi

40 24
23 18
20 5 8
0
0
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju

Tanggapan

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Gambar 3.Tanggapan Kuesioner

BerdasarkanGambar 3, terlihat adanya perbedaan hasil yang diperoleh dari hasil respon
positif dan respon negatif berdasarkan kriteria jawaban yang tersedia. Respon siswa juga dapat
dilihat melalui deskripsi statistik, seperti padaMeja 2.

Meja 2.Statistik Deskriptif Hasil Kuesioner Siswa

N Jangkauan Minimum Maksimum Berarti Std. Deviasi Perbedaan

Kuesioner Skor 30 34 63 97 74.20 6.733 45.338


Valid N (daftar) 30

BerdasarkanMeja 2, terdapat sampel yang mengisi angket respon siswa sebanyak 30 dari 36 siswa. Total
skor maksimum yang diperoleh dari 20 pernyataan dalam kuesioner dengan skala Likert 4 (SS, S, TS, dan STS)
adalah 80. Hasil analisis menunjukkan total skor minimum adalah 63 sedangkan total skor maksimum adalah 97 ,
data menunjukkan skor rata-rata total 74,20 dengan rentang nilai 34. Standar deviasi pada tabel di atas adalah
6,73 yang menunjukkan sebaran data heterogen. Secara umum hasil perolehan pernyataan positif dan
pernyataan negatif menunjukkan bahwa penerapan E-modul menggunakan aplikasi sosiosaintifik berbasis
android appy pie mendapat respon yang baik dari siswa pada kelas eksperimen.

Diskusi
Berdasarkan hasil observasi keseluruhan dan latihan soal yang telah dilaksanakan adalah
ditemukan adanya perbedaan nilai rata-rata aktivitas siswa yang lebih tinggi pada kelas eksperimen dibandingkan
dengan kelas kontrol, meskipun hasilnya tidak signifikan. Dilihat dari pencapaiannya masing-masing

E-modul Berbasis Android Appy Pie Berbasis Isu Sosio-Ilmiah untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa 375
Sulistiani1, Kartimi2, Dede Cahyati Sahrir3(2022). Jurnal Teknologi Pendidikan. Jil. 6(2) hal. 372-379

indikator kemampuan berpikir kritis, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua siswa memperoleh nilai 4 dan hanya
sedikit siswa yang memperoleh nilai tersebut. Skor terbanyak yang diperoleh siswa adalah skor 2 dan skor 3. Indikator
pencapaian tertinggi adalah siswa mampu memperjelas dan menafsirkan pernyataan dan gagasan pada materi viral. Pencapaian
pada indikator-indikator tersebut ditunjukkan dengan memberikan pandangan terhadap pandemi yang disebabkan oleh virus.
Indikator kemampuan berpikir kritis yang paling rendah adalah siswa mampu menghasilkan argumentasi atau mengambil
keputusan terhadap konsep virus. Dalam pembelajaran, guru mencoba menanyakan perlu atau tidaknya vaksinasi. Mahasiswa
hanya mampu memberikan pandangannya, tanpa memberikan argumentasi mengenai efektivitas vaksin. Siswa masih belum
mampu mengambil keputusan atau mengambil kesimpulan yang ditunjukkan dengan siswa kurang aktif dalam proses diskusi
dan tidak mampu mengambil kesimpulan dari hasil belajar yang diperoleh.
Kurangnya capaian observasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor pertama adalah itu
waktu tatap muka setiap mata pelajaran hanya 40 menit, sehingga membuat peneliti hanya fokus menyampaikan materi, sehingga waktu
berdiskusi dan tanya jawab menjadi terbatas. Faktor kedua adalah tidak tersedianya istirahat atau jeda antara pelajaran yang satu dengan
pelajaran berikutnya. Selama 2 jam siswa diharuskan memahami tiga mata pelajaran. Faktor ketiga adalah siswa terbiasa dengan
pembelajaran daring sehingga menjadikan kemampuan berpikirnya rendah. Peningkatan aktivitas belajar siswa disebabkan adanya
perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan E-modul menggunakan Sosio-Scientific Issue berbasis Android Appy Pie yang
dilengkapi dengan gambar dan video, sedangkan kelas kontrol hanya menggunakan buku teks konvensional yang tersedia di sekolah.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis android menggunakan
appy pie sangat efektif dalam pembelajaran.(AI Lestari dkk., 2019).Walaupun penelitian-penelitian tersebut berbeda materi dan aspek
yang diukurnya, namun memiliki kesamaan dalam penggunaan Android Appy Pie dalam proses pembelajaran sehingga dapat
disimpulkan bahwa penggunaan Emodule berbasis Android Appy Pie berbasis isu sosio-saintifik memberikan pengaruh terhadap
peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.
Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh penggunaan sosio-ilmiah
permasalahan pada kemampuan berpikir kritis siswa(Genisa dkk., 2020; Kusumaningtyas dkk., 2020). Penelitian lain
menekankan pentingnya SSI untuk menyediakan situasi pembelajaran yang bermakna bagi siswa untuk dapat
menerapkan pengetahuan biologinya pada suasana sosial di kelas.(Sadler, 2011).Masalah Sosio-Ilmiah erat kaitannya
dengan kemampuan berpikir kritis karena dalam proses pembelajaran siswa dituntut aktif mulai dari menganalisis
permasalahan yang ada di masyarakat hingga mengambil kesimpulan.(Chen & Xiao, 2021; Kinskey & Zeidler, 2021;
Zeidler & Nichols, 2009). Peningkatan kemampuan berpikir kritis pada penelitian ini menunjukkan bahwa kelas
eksperimen mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
penerapan E-modul berbasis Android Appy Pie Berbasis Sosio-Scientific Issues dalam proses pembelajaran biologi dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen
disebabkan oleh penerapan E-modul yang memuat permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat dan kehidupan
sehari-hari, sehingga memudahkan siswa dalam mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan yang terjadi
berdasarkan penjelasan ilmiah. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran
berbasis isu sosio-saintifik menghasilkan kemampuan berpikir kritis siswa yang lebih berkembang dengan baik dan
mempengaruhi hasil belajar kognitif siswa.(Johnson dkk., 2020; Minken dkk., 2021; Wilsa dkk., 2017).Untuk itu
keterampilan berpikir kritis sangatlah penting yang harus ada dan dimiliki oleh siswa, yang didukung oleh
perkembangan teknologi dan komunikasi yang terus berkembang dalam pencapaian pembelajaran abad 21.
Berpikir kritis merupakan cara berpikir siswa dalam menghubungkan keyakinan dengan pengetahuan yang
telah diperoleh selama pembelajaran. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis pada siswa merupakan upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dan mencapai tujuan pembelajaran. Keterampilan berpikir kritis dapat diterapkan pada
pembelajaran yang mengharuskan siswa melakukan kegiatan observasi dan analisis terhadap permasalahan sosial yang
ada dalam kehidupan sehari-hari, mencari kebenaran permasalahan yang ada dan menghubungkannya dengan
pembelajaran. Semua kegiatan tersebut dapat memanfaatkan perkembangan teknologi melalui ponsel pintar. Meninjau
hasil respon siswa terhadap penerapan E-modul dalam pembelajaran berdasarkan kriteria skala Likert dengan skala 1-4
menunjukkan bahwa penerapan E-modul menggunakan android appy pie berbasis isu sosio-saintifik berada pada
kategori baik. kategori yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran. Penerapan E-modul dalam pembelajaran
biologi memudahkan siswa dalam memahami materi, mampu menciptakan lingkungan sebagai tempat belajar, dan
mampu menganalisis permasalahan seputar virus secara ilmiah. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
menyatakan bahwa bahan ajar dengan konteks SSI (socioscientific issue) mempunyai pengaruh yang besar dan bahan
ajar yang mudah dipahami berisikan permasalahan yang ada di sekitar siswa dan berkaitan erat.(Gül & Akcay, 2020;
Rostikawati & Permanasari, 2016).konteks dalam kehidupan nyata sehingga memotivasi siswa dalam menafsirkan materi
pembelajaran yang dipelajarinya. Pada penelitian ini juga menunjukkan jumlah skor tanggapan siswa pada variabel
kualitas bahan ajar dengan konteks SSI pada kategori sangat setuju. Dengan mayoritas siswa memberikan respon positif
terhadap bahan ajar dan menyatakan bahwa bahan ajar dalam konteks SSI mudah dipahami dan memenuhi harapan
belajar siswa.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa penerapan
pembelajaran sosio saintifik dapat terlaksana dengan sangat baik dan strategi sosio saintifik efektif
diterapkan dalam pembelajaran biologi.(Siska dkk., 2019).Respon siswa terhadap penerapan sosio saintifik

p-ISSN : 2549-4856,e-ISSN : 2549-8290 376


Sulistiani1, Kartimi2, Dede Cahyati Sahrir3(2022). Jurnal Teknologi Pendidikan. Jil. 6(2) hal. 372-379

permasalahan dalam proses pembelajaran menunjukkan respon yang menyenangkan dan dapat menghasilkan respon yang positif dari
siswa. Isu sosio saintifik merupakan strategi yang bertujuan untuk merangsang berkembangnya pemikiran secara intelektual, moral, etika
dan kesadaran tentang mengaitkan ilmu pengetahuan dengan konteks kehidupan sosial masyarakat.(Subiantoro dkk., 2017). Socio-
Scientific Issues merupakan strategi baru dalam pembelajaran IPA dan IPA yang menekankan pada permasalahan sosial yang
berkembang di masyarakat, dapat dikaji secara ilmiah untuk mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis, meningkatkan moral
dan etika yang baik pada siswa. Socio-Scientific Issues juga dapat melatih siswa berpikir tingkat tinggi meliputi menganalisis suatu
masalah, mensintesis, mengevaluasi informasi, mengemukakan argumen secara rasional, jujur dan beretika, serta mampu mengambil
keputusan yang tepat.
Bahan ajar berupa E-modul menggunakan Android Appy Pie berbasis isu sosio-saintifik
berisi materi tentang virus yang terbagi dalam tiga pembelajaran yaitu pembelajaran tentang sejarah virus, ciri-
ciri, struktur, dan bentuk virus. Pada pelajaran 2 berisi tentang cara hidup virus, klasifikasi dan reproduksi virus.
Pembelajaran 3 berisi materi tentang peranan virus dalam kehidupan. Dalam setiap pembelajaran terdapat isu-
isu sosial seputar virus seperti efektivitas vaksin dan virus corona. Emodul yang menggunakan appy pie juga
berisi gambar, video, layanan whatsAap yang terhubung dengan WhatsApp maker, dan hyperlink seperti kata
Kementerian Kesehatan RI yang bila diklik akan terhubung ke Google. Hasil penggunaan Appy Pie pada penelitian
ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2016) yang mengatakan bahwa media
pembelajaran yang dikembangkan menggunakan Appy Pie berbentuk aplikasi dengan format apk (paket aplikasi
Android) yang berisi KI/KD, video, materi, contoh soal, permainan, latihan dan tentang penulis. Aplikasi ini dapat
diunduh dan digunakan dengan baik pada smartphone yang menggunakan sistem operasi Android sehingga
dapat diakses dengan mudah oleh siswa dimanapun dan kapanpun.
Berdasarkan hasil penelitian penerapan E-modul menggunakan appy pie. Itu bisa diringkas
bahwa penggunaan appy pie mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari appy pie adalah kemudahan dalam
proses pembuatannya tanpa melalui bahasa pemrograman (tanpa coding), dan dapat dibuat melalui layanan
www.appypie.com tanpa harus memiliki software, memiliki versi gratis dan hasil yang dihasilkan aplikasi tidak
mengalami error saat menggunakannya. Sedangkan kekurangan pada Appy Pie adalah 1) fitur yang tersedia sedikit,
hanya terdapat tampilan untuk teks dan tampilan untuk video atau gambar dan letaknya terpisah sehingga cukup sulit
untuk membuat modul terlihat menarik, 2) aplikasi yang dihasilkan bukan hak milik tetapi masih terikat pada appy pie
sesuai dengan masa berlaku aplikasi. Versi gratis hanya berlaku selama 7 hari sejak proses awal pembuatan, sedangkan
versi dasar berbayar memiliki dua pilihan yaitu berlangganan bulanan atau tahunan. Peneliti menggunakan versi basic
bulanan, sehingga aplikasi hanya dapat digunakan selama satu bulan, 3) untuk membuat aplikasi harus melalui tahap
publikasikan ke playstore terlebih dahulu. Untuk dapat mempublikasikan aplikasi, peneliti harus memiliki akun
pengembang di Konsol Google Play dan membayar sekali untuk selamanya. Setelah menyelesaikan semua tahapan,
aplikasi dapat diinstal melalui playstore dan, 4) biaya yang dikeluarkan lebih besar.

4. KESIMPULAN
Peningkatan aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol. Dia
ditunjukkan dengan rata-rata hasil observasi pertama pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol.
Hasil observasi kedua pada kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Dengan menggunakan modul E Android Appy Pie berbasis isu sosio-saintifik, hasil N-Gain kelas eksperimen lebih baik.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen. Respon
siswa terhadap penerapan pembelajaran biologi menggunakan E-modul berbasis Android Appy Pie berbasis isu sosio-
saintifik menunjukkan respon yang baik dari siswa. E-modul berbasis sosio-saintifik berbasis Android Appy Pie berhasil
meningkatkan tingkat berpikir kritis siswa pada sampel yang digunakan.

5. REFERENSI
Abuhammad, S. (2020). Hambatan pembelajaran jarak jauh selama wabah COVID-19: Tinjauan kualitatif dari
perspektif orang tua.Heliyon,6(11), e05482.https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2020.e05482.
Adedoyin, OB, & Soykan, E. (2020). Pandemi Covid-19 dan pembelajaran daring: tantangan dan
peluang.Lingkungan Pembelajaran Interaktif,0(0),1–13.
https://doi.org/10.1080/10494820.2020.1813180.
Agung, FP, Suyanto, S., & Aminatun, T. (2020). E-Modul Gerak Refleks Berbasis Pendekatan Kontekstual
Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMA.Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan
Pengembangan,5(3), 279–289.https://doi.org/10.17977/jptpp.v5i3.13238.
Asrial, Syahrial, Maison, Kurniawan, DA, & Piyana, SO (2020). E-Modul Etnokonstruktivisme yang Perlu Ditingkatkan
Persepsi, Minat, dan Motivasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar.JPI (Jurnal Pendidikan

E-modul Berbasis Android Appy Pie Berbasis Isu Sosio-Ilmiah untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa 377
Sulistiani1, Kartimi2, Dede Cahyati Sahrir3(2022). Jurnal Teknologi Pendidikan. Jil. 6(2) hal. 372-379

Indonesia),9(1), 30–41.https://doi.org/10.23887/jpi-undiksha.v9i1.19222.
Bubb, S., & Jones, MA (2020). Belajar dari pengalaman bersekolah di rumah akibat COVID-19: Mendengarkan siswa,
orang tua/wali dan guru.Meningkatkan Sekolah,23(3),209–222.
https://doi.org/10.1177/1365480220958797.
Chen, L., & Xiao, S. (2021). Persepsi, tantangan dan strategi penanggulangan guru sains dalam mengajar
masalah sosio-ilmiah: Tinjauan sistematis.Tinjauan Penelitian Pendidikan,32.
https://doi.org/10.1016/j.edurev.2020.100377.
Chowdhury, TBM, Holbrook, J., & Rannikmäe, M. (2020). Masalah sosiosaintifik dalam pendidikan sains
dan peran mereka dalam mempromosikan warga negara yang diinginkan.Pendidikan Sains Internasional,31(2), 203–
208. http://www.icaseonline.net/journal/index.php/sei/article/view/219.
Crawford, J., Butler-henderson, K., Rudolph, J., Malkawi, B., Glowatz, M., Magni, PA, & Lam, S. (2020).
COVID-19: Respons pedagogi digital intra-periode pendidikan tinggi di 20 negara.Jurnal Pembelajaran &
Pengajaran Terapan,3(1).https://doi.org/10.37074/jalt.2020.3.1.7.
Fisher, A. (2009).Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Erlangga.
Genisa, MU, Subali, B., Agussalim, A., & Habibi, H. (2020). Implementasi Masalah Sosial-Ilmiah sebagai
Materi Pembelajaran IPA.Jurnal Internasional Evaluasi dan Penelitian di bidang Pendidikan,9(2), 311–317.
https://eric.ed.gov/?id=EJ1256085.
Gul, M., & Akcay, H. (2020). Penataan model pengajaran berbasis isu sosio-ilmiah baru (SSI): Dampak pada
keterampilan dan disposisi berpikir kritis guru sains pra-jabatan (PST).Jurnal Internasional
Penelitian dalam Pendidikan dan Sains,6(1).
Hermanto, YB, & Srimulyani, VA (2021). Tantangan Pembelajaran Daring di Masa Covid-19
Pandemi.Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran,54(1), 46–57.http://repositori.ukdc.ac.id/id/eprint/833.
Johnson, J., Macalalag, AZ, & Dunphy, J. (2020). Memasukkan isu sosiosaintifik ke dalam pendidikan STEM
kursus: mengeksplorasi penggunaan argumentasi guru dalam SSI dan rencana implementasi
kelas. Penelitian Pendidikan Sains Disiplin dan Interdisipliner,2(1), 1–12.
https://doi.org/10.1186/s43031-020-00026-3.
Kinskey, M., & Zeidler, D. (2021). Tantangan guru calon guru sekolah dasar dalam merancang dan mengimplementasikan
pelajaran berbasis masalah sosiosains.Jurnal Pendidikan Guru IPA,32(3), 350–372. https://
doi.org/10.1080/1046560X.2020.1826079.
Kusumaningtyas, P., Oktafiani, R., Nurhadi, M., & Sulistyaningwarni, S. (2020). Pengaruh Isu Sosiosaintifik
Dalam Model Discovery Learning Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Asam
Basa.Orbital: Jurnal Pendidikan Kimia,4(1), 64–74.https://doi.org/10.19109/ojpk.v4i1.5172. Lestari,
AI, Senjaya, AJ, &, & Ismunandar, D. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Android Menggunakan Appy Pie untuk Melatih Pemahaman Konsep Turunan Fungsi Aljabar. Pedagogi:
Jurnal Pendidikan Matematika,4(2), 1–9.https://doi.org/10.30605/pedagogy.v4i2.1437. Lestari, PAS,
Gunawan, & Yulianci, S. (2020). Efektivitas Perkuliahan Daring Menggunakan Platform Digital
Di Masa Pandemi Covid-19.Jurnal Sains dan Teknologi Terapan Indonesia,1(3), 107–115. https://
journal.publication-center.com/index.php/ijast/article/view/595.
McQuirter, RL (2020). Pelajaran tentang Perubahan: Beralih ke Pengajaran Daring selama COVID-19.Pendidikan Brock
Jurnal,29(2), 47.https://doi.org/10.26522/brocked.v29i2.840.
Minken, Z., Clarke, A., Marco-Bujosa, L., & Rulli, C. (2021). Pengembangan konten pedagogis guru
pengetahuan selama perencanaan pembelajaran tentang masalah sosiosaintifik.Jurnal Internasional Teknologi dalam
Pendidikan,4(2).
Ningsih, SY, & Mahyuddin, N. (2021). Desain E-Module Tematik Berbasis Kesantunan Berbahasa Anak Usia
Dini di Taman Kanak-Kanak.Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,6(1), 137–149. https://
doi.org/10.31004/obsesi.v6i1.1217.
Pauzi, RY, & Windiaryani, S. (2021). Keterampilan berpikir kritis terhadap isu pemanasan global: Pengaruh kondisi sosial dan
pendekatan masalah ilmiah dalam pemecahan masalah terhadap siswa.Biosfer: Jurnal Pendidikan Biologi, 14
(2), 228–237.http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/biosfer/article/view/19963.
Priatna, IK, Putrama, IM, & Divayana, Ditjen Bina Marga (2017). Pengembangan e-modul berbasis model
pembelajaran project based learning pada mata pelajaran videografi untuk siswa kelas X Desain
Komunikasi Visual di SMK Negeri 1 Sukasada.Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika:
JANAPATI,6(1), 70–78.https://doi.org/10.23887/janapati.v6i1.9931.
Riyanto, OR, & Mariani, S. (2019). Berpikir Kritis Matematika Ditinjau dari Efikasi Diri dan
Motivasi Belajar dalam Pembelajaran Arias.Jurnal Pendidikan Dasar,8(5), 243–250. https://
journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpe/article/view/32690.
Rostikawati, DA, & Permanasari, A. (2016). Rekonstruksi Bahan Ajar Dengan Konteks Isu Sosio-Ilmiah
Pada Materi Zat Aditif Makanan Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa.Jurnal Inovasi Pendidikan IPA,2
(2), 156–164.https://doi.org/10.21831/jipi.v2i2.8814.

p-ISSN : 2549-4856,e-ISSN : 2549-8290 378


Sulistiani1, Kartimi2, Dede Cahyati Sahrir3(2022). Jurnal Teknologi Pendidikan. Jil. 6(2) hal. 372-379

Sadler, TD (2011).Isu Sosio-Ilmiah di Kelas: Pengajaran, Pembelajaran Dan Penelitian. Peloncat. Siahaan, M.
(2020). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Dunia Pendidikan.Jurnal Kajian Ilmiah,1(1), 73–80.
https://doi.org/10.31599/jki.v1i1.265.
Siska, S., Yunita, Y., & Ubaidillah, M. (2019). Strategi Masalah Sosio Ilmiah untuk Meningkatkan Kemampuan
Argumentasi Ilmiah Siswa pada Konsep Sistem Respirasi Di Kelas XI MIPA SMAN 1
Suranenggala. JurnalIlmuAlamIndonesia,2(1).
https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/jia/article/view/6274.
Subiantoro, AW, & Treagust, DF (2021). Pengembangan dan validasi instrumen untuk menilai kinerja tinggi
persepsi siswa sekolah terhadap pembelajaran berbasis isu sosio-saintifik dalam biologi.Penelitian
Lingkungan Belajar,24(2), 223–237.https://doi.org/10.1007/s10984-020-09332-z.
Subiantoro, AW, Treagust, D., & Tang, KS (2017). Persepsi Guru Biologi Indonesia Tentang Sosio-
Pembelajaran Biologi Berbasis Isu Ilmiah.Pendidikan Sains Asia-Pasifik,1, 1–25. https://
brill.com/view/journals/apse/7/2/article-p452_8.xml.
Sugiyono. (2019).Metode Penelitian Pendidikan. Alfabet.
Suparno, S. (2018). Pengembangan Model Multimedia E-Book untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa SMA
Siswa Sekolah.Dinamika Pendidikan,12(2), 196–206.https://doi.org/10.15294/dp.v12i2.13567.
Supena, I., Darmuki, A., & Hariyadi, A. (2021). Pengaruh 4C (Konstruktif, Kritis, Kreativitas,
Kolaboratif) Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa.Jurnal Pengajaran Internasional, 14(3),
873–892.https://eric.ed.gov/?id=EJ1304598.
Udin, T., Maufur, S., & Riyanto, OR (2022). Efikasi Diri dan Persepsi Siswa terhadap Pembelajaran Daring
Penggunaan Sistem Manajemen Pembelajaran.Jurnal Teknologi Pendidikan,6(1), 165–172. https://
doi.org/10.23887/jet.v6i1.41884.
Wilsa, AW, Susilowati, UKM, & Rahayu, ES (2017). Pembelajaran berbasis masalah berbasis sosio-ilmiah
isu untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi siswa.Jurnal Pendidikan
Sains Inovatif,6(1), 129–138.https://doi.org/10.15294/jise.v6i1.17072.
Zeidler, DL, & Nichols, BH (2009). Masalah sosiosaintifik: Teori dan praktek.Jurnal Dasar
Pendidikan sains,21(2), 49–58.https://doi.org/10.1002/sce.20048.

E-modul Berbasis Android Appy Pie Berbasis Isu Sosio-Ilmiah untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa 379

Anda mungkin juga menyukai