Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan pendidikan adalah menghasilkan peserta didik yang mempunyai
semangat untuk terus belajar seumur hidup, penuh rasa ingin tahu dan keinginan
untuk menambah ilmu, meskipun pendidikan formal mereka telah berakhir. Kunci
untuk mewujudkan semua itu adalah adanya motivasi yang kuat dan terpelihara
dalam diri peserta didik untuk belajar. Belajar diartikan sebagai perubahan tingkah
laku pada diri individu, berkat adanya interaksi antar individu dan indvidu dengan
lingkungannya.

Didalam UU Nomor 20 tahun 2003 dijelaskan tentang Sitem Pendidikan


Nasional, pasal 3, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pada kenyataan untuk menjadikan tujuan tersebut, masih banyak dihadapkan pada
berbagai kendala. Kondisi diatas juga didalami pada pencapaian tujuan
pendidikan dasar (SD).

1.      Identifikasi Masalah

Di SDN 13 Way Serdang Mesuji kecamatan Way Serdang kabupaten Mesuji.


Permasalahan pendidikan masih banyak dirasakan seperti salahsatunya pada Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas III. Dimana masih ada siswa yang
nilainya dibawah KKM.
Tabel2.1

No KKM Jumlah Presentase

1 Diatas 5 25%

2 Sesuai 5 25%

3 Dibawah 10 50 %

Berdasarkan tabel diatas. Secara umum permasalahan pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di kelas III SDN 13 Way Serdang Mesuji kecamatan Way
Serdang kabupaten Mesuji yang dihadapi adalah :

1.      Siswa banyak yang mengantuk saat proses belajar mengajar.

2.      Kurangnya media pembelajaran dalam materi lingkungan alam dan


lingkungan buatan.

3.      Siswa masih banyak yang tidak mengetahui contoh lingkungan alam dan
lingkungan buatan beserta manfaatnya.

2.      Analisis Masalah

Dari hasil identifikasi masalah, untuk mengatasi kesulitan siswa dalam mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dari berbagai aspek pembelajaran yang ada,
penggunaan media gambar dapat dipilih sebagai cara untuk meningkatkan
pembelajaran pemahaman “ Contoh lingkungan alam dan lingkungan buatan “
pada siswa kelas III.

Media gambar adalah media yang merupakan reproduksi bentuk asli dalam dua
dimensi, yang berupa foto, lukisan, poster, dan lain-lain. Dengan menggunakan
media gambar memberikan pengalaman visual pada anak dalam rangka
mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang
kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana.

3.      Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Hasil identifikasi dan analisis masalah, maka sebagai alternatif pemecahan
masalah dalam penelitian ini adalah “ Dengan mengunakan media gambar prestasi
siswa kls III dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial meningkat”.

B.     Rumusan Masalah

Dari hasil refleksi permasalahan yang dipaparkan, tentang “ penggunaan media


gambar untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi contoh
lingkungan alam dan lingkungan buatan, maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:

1.      Bagaimana penggunaan media gambar dalam meningkatkan pemahaman


siswa terhadap materi contoh lingkungan alam dan lingkungan buatan pada siklus
1?

2.      Bagaimana mengoptimalkan media gambar terhadap materi contoh


lingkungan alam dan lingkungan buatan pada siklus 2 ?

3.      Apakah prestasi belajar siswa meningkat setelah guru mengoptimalkan


media gambar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dari siklus 1 ke siklus
2?

C.    Tujuan Penelitian Perbaikan Pelajaran

Tujuan penelitin perbaikan pembelajaran pada penelitian ini

adalah untuk:

1.      Mendapat pemahaman materi tentang contoh lingkungan alam dan


lingkungan buatan pada siklus 1.

2.      Mendapat pemahaman materi tentang contoh lingkungan alam dan


lingkungan buatan beserta manfaatnya pada siklus 2.
3.      Agar prestasi belajar siswa meningkat terhadap mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial Kls III SD pada siklus 1 dan siklus 2.

D.    Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Manfaat penelitian perbaikan pembelajaran pada penelitian

ini adalah :

1.      Bagi Guru

Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu


kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya. Keberhasilan dalam
perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru, karena ia telah melakukan
sesuatu yang bermanfaat bagi siswanya melalui proses pembelajaran yang
dikelolanya.

2.      Bagi Siswa

Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan,


kesenangan dalam diri siswa untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas.
Disamping itu, hasil belajar siswa pun dapat meningkat.

3.      Bagi Sekolah

Menumbuh-kembangkan budaya ilmiah di lingkungan sekolah, untuk proaktif


dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.

4.      Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan pemahaman dalam
mengatasi masalah pembelajaran khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial dan mampu menerapkan pembelajaran yang efektif.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.    MEDIA PEMBELAJARAN

1.      Pengertian Media pembelajaran

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar.
Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemampuan atau keterampilan pebelajar sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup
pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk
tujuan pembelajaran/pelatihan.

Sedangkan menurut Briggs (1977)

(http;//www.kompasiana.com/ikpj/media-pembelajaran)

media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi


pembelajaran seperti : buku, film, vidio dan sebagainya.

Kemudian menurut National Education Associaton (1969)


(http;//www.kompasiana.com/ikpj/media-pembelajaran) mengungkapkan bahwa
media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun
pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.

Posisi media pembelajaran. Oleh karena proses media pembelajaran merupakan


proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media media
pembelajaran menempari posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen
sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses
pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara
optimal.

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala


sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan
kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada
diri peserta didik.

2.      Pengertian Media Gambar

Media gambar adalah media yang merupakan reproduksi bentuk asli dalam dua
dimensi, yang berupa foto, lukisan, poster, dan lain-lain. Dengan menggunakan
media gambar memberikan pengalaman visual pada anak dalam rangka
mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang
kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana.

Materi gambar adalah suatu gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran yang
berfungsi untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Media gambar ini
dapat membantu siswa untuk mengungkapkan informasi yang terkandung dalam
masalah sehingga hubungan antar komponen dalam masalah tersebut dapat
terlihat dengan lebih jelas.

Menurut Purwanto dan Alim (dalam buku: Pengembangan Modul) kelebihan


media gambar adalah :

1.      Sifatnya konkrit, gambar lebih realistis menunjukan pokok masalah


dibandingkan dengan media verbal semata.

2.      Media gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

3.      Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan.


4.      Dapat memperjelas suatu masalah, dan bidang apa saja.

5.      Murah harganya, mudah didapatkan dan digunakan.

Sedangkan kelemahan media gambar menurut Purwanto   dan Alim (dalam buku:


Pengembangan Modul) adalah

1.      Gambar menekankan persepsi indera mata

2.      Gambar berada yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan


pembelajaran

3.      Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

Menurut Sadiman Arief S. (dalam buku Media Pendidikan) ada enam syarat yang
perlu dipenuhi oleh media gambar, yaitu:

a.       Harus Autentik

Gambar tersebut haruslah secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang
benda sebenarnya.

b.      Sedrhana

Komposisinya hendak cukup jelas menunjukan poin-poin pokok dalam gambar.

c.       Ukuran Relatif

Gambar dapat membesarkan atau mengecilkan objek/benda sebenarnya.

d.      Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan untuk mencapai tujuan


pembelajaran.

e.       Gambar yang tersedia perlu digunakan sebaik-baiknya untuk mencapai


tujuan pembelajaran.

f.       Gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Dengan demikian, pada saat guru mencoba mengajarkan strategi ini, penekanan
perlu dilakukan bahwa gambar atau diagram yang dibuay tidak perlu sempurna,
terlalu bagus atau terlalu detail. Hal ini perlu digambar atau dibuat diagramnya
adalah bagian-bagian terpenting yang diperkirakkan mampu memperjelas
permasalahan yang dihadapi.

B.     PEMBELAJARAN IPS

1.      Pengertian Pembelajaran IPS

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling
bertukar informasi. Pembelajaran IPS yang dilaksanakan baik pada pendidikan
dasar maupun pendidikan tinggi tidak menekankan pada aspek teoritis
keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala,
dan masalah sosial masyarakat, yang berbobot dan keluasannya disesuaikan
dengan jenjang pendidikan masing-masing.

Secara mendasar, pembelajaran IPS berkaitan dengan kehidupan manusia yang


melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkaitan dengan cara
manusia memenuhi kebutuhannya, memanfaatkan sumberdaya yang ada di
permukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun
kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupanmasyarakat manusia.

IPS juga dikenal dengan nama social studies adalah kajian mengenai manusia
dengan segala aspeknya dalam sistem kehidupan bermasyarakat. IPS mengkaji
bagaimana hubungan manusia dengan sesamanya di lingkungan sendiri, dengan
tetangga yang dekat sampai jauh. IPS juga mengkaji bagaimana manusia bergerak
dan memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian, IPS mengkaji tentang
keseluruhan kegiatan manusia

2.      Tujuan dan Manfaat Pembelajaran IPS

Pendidikan IPS memberikan kontribusi yang cukup besar dalam mengatasi


masalah sosial, sebab pendidikan IPS memiliki fungsi dan peran dalam
meningkatkan sumber daya manusia untuk memperoleh bekal pengetahuan
tentang harkat dan martabat manusia sebagai makhluk sosial, keterampilan
menerapkan pengetahuan tersebut dan mampu bersikap berdasarkan nilai dan
norma sehingga mampu hidup bermasyarakat.

Tujuan IPS menurut NCSS adalah membantu generasi muda mengembangkan


kemampuan pengetahuan dan keputusan yang rasional sebagai warga masyarakat
yang beraneka budaya, masyarakat demokratis dalam dunia yang saling
berketergantungan (NCSS, 2008:2).

Menurut Waterwroth, (http:///www.endartougik.blogspot.) menyebutkan bahwa


tujuan social studies (IPS) adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga
negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, dimana secara tegas ia
mengatakan “to prepare students to be well-functioning citizens in a democratic
society”

Menurut KTSP (2006) tujuan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah
dasar agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1.      Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan


lingkungannya.

2.      Memiliki kemampuan dasar berfikir logis dan kritis, rasa ingin tau, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3.      Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-niai sosial kemanusiaan.

4.      Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam


masyarakat yang majemuk dan ditingkat lokal, nasional dan global.
                                    Manfaat IPS :

1.      Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam


kehidupannya kelak di masyarakat.

2.      Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi,


menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi
dalam kehidupan di masyarakat.

3.      Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan semua


warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.

4.      Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental  yang positif dan


keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari
kehidupan tersebut.

5.      Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan


dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Di sisi lain, melalui pembelajaran IPS diharapkan mampu dikembangkan aspek


pengetahuan dan pengertian (atitude and value), dan aspek keterampilan (skill)
(Skeel, 1995; Jarolimek, 1993). Untuk skala Indonesia, maka tujuan IPS
khususnya pembelajaran IPS pada jenjang sekolah dasar sebagaimana tercantum
dalam kurikulum IPS-SD Tahun 2006 adalah agar peserta didik mampu
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya
dalam kehidupannya sehari-hari. (Depdiknas, 2006).
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A.    Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian Serta Pihak yang Membantu

Dalam kegiatan perbaikan pembelajaran serta pihak yang membantu meliputi :

1.      Subjek Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Subjek penelitian perbaikan pembelajaran adalah siswa kelas III pada materi
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tentang Contoh Lingkungan Alam dan
Lingkungan Buatan yang dilaksanakan di SDN 13 Way Serdang Mesuji
kecamatan Way Serdang kabupaten Mesuji dengan jumlah siswa terdiri dari 15
siswa.

Perbaikan tersebut antara lain adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam


mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan penggunaan media gambar.

2.      Tempat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Tempat penelitian perbaikan pembelajaran pada siklus 1 dan 2 dilaksanakan di


SDN 13 Way Serdang Mesuji kecamatan Way Serdang kabupaten Mesuji

3.      Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Oktober. Adapun mata pelajaran yang diteliti
adalah Ilmu Pengetahuan Sosial kelas III SDN 13 Way Serdang Mesuji
kecamatan Way Serdang kabupaten Mesuji. Jumlah siswa yang diteliti terdiri dari
10 laki-laki dan 5 perempuan. Siswa kls III SDN 13 Way Serdang Mesuji
kecamatan Way Serdang kabupaten Mesuji sudah dikelompokan secara
heterogen, dengan kemampuan yang berbeda-beda berdasarkan tes awal.

Waktu penelitian terbagi menjadi dua fase, antara lain sebagai berikut:

a.       Siklus 1 dilaksanakan di SDN 13 Way Serdang Mesuji kecamatan Way


Serdang kabupaten Mesuji

b.      Siklus 2 dilaksanakan di SDN 13 Way Serdang Mesuji kecamatan Way


Serdang kabupaten Mesuji

4.      Pihak Yang Membantu

-          Kepala UT UPBJJ Bandar Lampung

-          Supervisor 1

-          Supervisor 2

-          Pengelola UT
-          Kepala Sekolah

-          Teman Sejawat

B.     Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

1.      Desain Perbaikan Pembelajaran

Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilalui selama 2 siklus,. Yang


masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar di bawah
ini :

2.      Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Kegiatan Awal ( 5 Menit )

·         Mengkondisikan siswa kedalam situasi kelas yang kondusif dengan cara


merapikan tempat duduk, berdoa, mengabsen, dan menyuruh siswa menyiapkan
siswa menyiapkan buku pelajaran dan alat-alat tulis.

·         Melakukan apersepsi melalui tanya jawab untuk untuk mengaitkan materi


yang akan dibahas. (Pernahkah kalian mengamati lingkungan sekitarmu? Kamu
akan melihat sawah, sungai irigasi, jalan raya, dan taman.

·         Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti ( 20 Menit )

·         Siswa mengamati gambar hutan, sungai, pemukiman penduduk, bangunan


sekolah dan sawah lalu mengamati lingkungan sekitar.

·         Melalui penjelasan guru, siswa dapat mengetahui tentang contoh


lingkungan alam dan lingkungan buatan beserta kegunaannya

·         Melakukan tanya jawab hasil pengamatan siswa


·         Siswa satu persatu ke depan untuk menunjukan contoh lingkungan alam
dan lingkungan buatan

·         Guru Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

·         Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan diskusi

·         Guru Menjelaskan tugas yang harus dikerjakan

·         Siswa melakukan diskusi untuk mengerjakan soal-soal latihan pada lembar


kerja siswa ( LKS Terlampir )

·         Perwakilan kelompok melaporkan hasil diskusi didepan kelas, kelompok


lain mendengarkn dan memberi tanggapan

·         Guru bersama-sama siswa membahas hasil diskusi

Kegiatan Akhir ( 10 Menit )

·         Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah


disampaikan

·         Melaksanakan evaluasi akhir

·         Menindaklanjuti pembelajaran dengan pemberian PR

C.    Teknik Analisis Data

1.      Penggunaan rumus dalam menghitung nilai

X   = Z x

                        N

X  = nilai rata-rata

X  = nilai siswa


N  = jumlah siswa

2.      Persentase Dengan Rumus

P  = Jumlah siswa yang nilai X    x 100

                                    Jumlah siswa

3.      Menggunakan Grafik

Grafik yang digunakan untuk menggambarkan persentase nilai pada siklus 1 dan 2
adalah stacked column.

Berdasarkan hasil analisis data evaluasi belajar siswa Siklus 1 seperti Tabel 4 di
atas terlihat bahwa, jumlah siswa yang telah tuntas dalam belajar sebanyak
10 orang ( 66,67% ) dan yang belum tuntas sebanyak 5 orang ( 33,33% ). Nilai
tertinggi diperoleh siswa yang bernama Pian, dan nilai terendah diperoleh siswa
yang bernama Husnul. Hal ini berarti indikator keberhasilan belum tercapai pada
siklus 1.

Setelah melalui proses refleksi, maka guru telah berupaya untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang ada. Hal ini dapat dilihat dari data hasil
belajar  pada Siklus 2 yang cenderung meningkat hingga mencapai indikator
keberhasilan. Pada siklus 2 terlihat bahwa jumlah siswa yang telah tuntas dalam
belajar sebanyak 13 0rang ( 86,67 %  ) dan tersisa 2 orang siswa (13,33% ). Nilai
tertinggi pada siklus ke 2 diperoleh siswa yang bernama Ega Setiawan dan nilai
terendah diperoleh siswa yang bernama Maya Rosani.

Anda mungkin juga menyukai