PENDAHULUAN
Tes adalah alat yang digunakan guru untuk mengetahui atau mengukur
tingkat perkembangan belajar peserta didik setelah kegiatan proses
pembelajaran. Sedangkan non tes adalah cara penilaian hasil belajar peserta
didik yang dilakukan tanpa menguji peserta didik tetapi dengan melakukan
pengamatan secara sistematis. Non tes digunakan untuk mengetahui sikap dan
perkembangan psikologi peserta didik. Diantara kedua alat evaluasi tersebut alat
yang digunakan dalam megukur pencapaian hasil belajar berupa pengetahuan
adalah menggunakan tes. Tes merupakan instrumen utama yang digunakan
untuk mengevaluasi pembelajaran oleh sebagian besar lembaga pendidikan.
Berdasarkan fungsinya tes dibagi menjadi tes formatif dan tes sumatif. Tes
formatif atau yang biasa disebut dengan ulangan harian merupakan tes yang
diberikan guru kepada peserta didik setelah menyelesaikan program pelajaran
dalam satu pokok bahasan. Tes sumatif atau ujian akhir semester merupakan tes
yang diberikan untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik dalam
proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Tes sumatif dilaksanakan
dengan tujuan menentukan nilai/skor yang menjadi lambang keberhasilan
peserta didik.
1
Jika pelaksanaan tes yang sudah dilakukan mendapatkan hasil belajar
peserta didik yang baik maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang
dilaksanakan guru telah berhasil. Maka soal yang diujikan merupakan soal yang
berkualitas atau bermutu. Soal-soal tersebut haruslah memperhatikan jenjang
ranah kognitifnya. Anderson, dkk (2001) dalam Hikmatu (2019: 56-57) merevisi
Taksonomi Bloom menjadi Taksonomi Bloom Dua Dimensi, yaitu dimensi
kognitif dan dimensi pengetahuan. Dimensi kognitif yang mencakup mengingat
(remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis
(analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create). Sedangkan pada
dimensi pengetahuan mencakup pengetahuan faktual (factual knowledge),
pengetahuan konseptual (conseptual knowledge), pengetahuan prosedural
(procedural knowledge), dan pengetahuan metakognitif (metacognitive
knowledge). Taksonomi Bloom bukan hanya tentang hasil akhir pembelajaran
saja tetapi juga mengenai proses mencapai keberhasilan. Dimensi kognitif/ranah
kognitif dalam Taksonomi Bloom Revisi menuntut adanya proses berfikir mulai
dari yang paling sederhana sampai pada tingkat yang lebih tinggi yaitu mencipta
(create). Untuk mengetahui apakah soal-soal yang dipakai dalam tes baik atau
tidak diperlukan adanya analisis butir soal. Melalui analisis butir soal kita dapat
mengetahui kualitas butir soal tersebut.
Analisis butir soal adalah pengujian terhadap mutu soal agar diperoleh
informasi tentang karateristik soal tersebut. Kegiatan analisis soal merupakan hal
yang waijb dilakukan oleh guru dalam rangka meningkatkan mutu soal yang
akan diujikan selanjutnya. Tujuan dalam menganalisis butir soal adalah untuk
mencari soal yang berkualitas baik dan soal yang kurang berkualitas. Dengan
mengetahui soal-soal yang kurang berkualitas, guru dapat meningkatkan kualitas
soal pada tes berikutnya. Analisis soal dilakukan dengan cara mencermati butir-
butir soal yang telah disusun dilihat dari kesesuaian dengan kemampuan dasar
dan indikator yang diukur serta pemenuhan persyaratan baik dari aspek materi,
konstruksi dan bahasa. Analis butir soal juga dapat dilakukan dengan cara
mencari kesesuaian soal dengan syarat tes yang baik yaitu validitas soal
reliabilitas, daya embeda, tingkat kesukaran dan efektifitas pengecoh. Selain itu,
tes yang bermutu juga harus memenuhi aspek kognitif Taksonomi Bloom revisi
2
yang terdiri dari C1 sampai dengan C6. Butir soal yang diujikan kepada peserta
didik yang telah memenuhi keenam aspek kognitif tersebut digunakan guru
dalam mengukur kemampuan peserta didik dalam pembelajaran yang telah
diberikan sebelumnya. Kegiatan analisis butir soal berdasarkan taksonomi bloom
adalah dengan mengkategorikan soal-soal tersebut kedalam domain-domain
kognitif.
3
3. Guru tidak melakukan analisis soal UAS berdasarkan ranah kognitif
Taksonomi Bloom Revisi
4. Guru hanya melakukan analisis ketersesuasian soal UAS dengan materi
4
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan dorongan bagi
guru untuk menganalisis butir soal yang merupakan perangkat tes
b. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat menambah wawasan bagi peneliti selanjutnya
mengenai analisis soal dan menjadi bekal bagi peneliti selanjutnya
yang akan menjadi tenaga pendidik di masa yang akan datang