Anda di halaman 1dari 5

RANCANGAN TUGAS TUTORIAL II

Nama Mata : Evaluasi Pembelajaran di SD Sumber Materi


Kuliah :
BMP
PDGK4301
Modul 2,3 dan
4
Pokok Bahasan : 1. Pengembangan Tes Hasil Belajar
2. Pengembangan Asesmen Alternatif
3. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil
Belajar
Pengembang : Ober Lensius Siallagan, M.Pd
Soal
Masa Tutorial : 2021.1
Jumlah Soal : 5 (lima)
Skor Maksimal : 40
Jenis Tugas : Penguasaan konsep
Waktu : 60 menit

Kompetensi Khusus:
Mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan keunggulan dan kelemahan tes obyektif dan tes uraian
2. Menjelaskan factor-factor dalam penyusunan perencanaan tes
3. Menjelaskan perbedaan asesmen alternatif dan asesmen tradisional sebagai cara penilaian
hasilbelajar siswa
4. Menjelaskan alat ukur afektif
5. Menjelaskan pemeriksaan tes uraian

Tugas
Jenis tes yang paling banyak digunakan di Sekolah adalah tes obyektif dan tes uraian. Untuk
dapat mengembangkan tes yang baik ada beberapa langkah yang harus Anda kuasai diantaranya
cara menulis tes yang baik, membuat perencanaan , dan member penilaian dalam bentuk asesmen
alternative serta pengumpulan & pengolahan informasi hasil belajar.

Soal no. 1
Jelaskan keunggulan dan kelemahan antara tes obyektif dan tes uraian, berdasarkan unsur
proses berpikir yang diukur, cakupan materi, dan waktu penyusunan tes!
JAWAB :

Tes Obyektif

 Keunggulan
1. Berdasarkan unsur proses berfikir yang diukur tes obyektif digunakan untuk
mengukur proses berfikir rendah sampai dengan sedang (ingatan, pemahaman, dan
penerapan). Untuk mengukur proses berfikir tinggi seperti analisis, evaluasi, dan
kreasi memerlukan ketereampilan tersendiri.
2. Berdasarkan cakupan materi pada tes obyektif materi yang diajarkan sebagian besar
sudah diajarkan dan dapat ditanya pada saat ujian, dengan begitu maka sebagian besar
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat diukur ketercapaiannya.
3. Berdasarkan waktu penyusunannya pemberian skor pada tes obyektif dapat dilakukan
dengan cepat, tepat dan konsisiten karena jawaban yang benar pada setiap butir soal
sudah jelas dan pasti.
 Kekurangan
1. Berdasarkan unsur proses berfikir yang diukur tes obyektif digunakan untuk
mengukur semua proses berfikir dalam ranah kognitif mulai dari jenjang berfikit
sederhana sampai dengan jenjang tinggi namun pada kenyataannnya butir soal yang
diberikan hanya mengukur proses berfikir yang rendah.
2. Berdasarkan cakupan materi pada tes obyektif materi yang diajarkan membuat materi
pertanyaan tes obyektif yang baik lebi sukararipada membuat pertanyaan tes uraian.
3. Berdasarkan waktu penyusunan tes obyektif lebih membutuhkan waktu yang lama
karena tes obyektif menggunakan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Tes Uraian

 Keunggulan
1. Berdasarkan unsur proses berfikir yang diukur tes uraian sangat tepat digunakan
untuk proses berfikkir yang tinggi dengan begitu tujuan pembelajaran yang
mengajarkan proses berfikir tinggi dapat diukur lebih tepat jika menggunakan tes
uraian.
2. Berdasarkan cakupan materi pada tes uraian dapat digunakan dengan materi yang
lebik kompleks yang tidak dapat diukur dengan teks obyektif.
3. Berdasarkan waktu penyusunan tes uraian lebih cepat dibandingkan dengan tes
objektif yang membutuhkan waktu yang lama.

 Kekurangan
1. Berdasarkan unsur proses berfikir yang diukur tes uraian lebih membutuhkan ranah
berfikir yang lebih tinggi dibandingkan dengan tes obyektif.
2. Berdasarkan cakupan materi pada tes uraian memiliki keterbatasan sampel materi
yang ditanyakan.
3. Berdasarkan waktu penyusunan tes uraian membutuhkan waktu untuk memeriksa
jawaban yang diberikan siswa .

Soal no. 2
Dalam membuat perencanaan tes, harus memperhatikan hal-hal penting diantaranya pemilihan
sampelmateri yang akan diujikan dan jumlah butir soal. Jelaskan ?
JAWABAN:
1. Pemulihan sampel materi
1. Pemulihan sampel materi yang akan diujikan hendaknya dilakukan dengan mengacu pada tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
2.
3. 2. Jenis tes yang akan digunakan
Jenis tes yang akan digunakan berhubungan erat dengan jumlah sampel materi yang akan diukur,
tingkat kognitif yang akan diukur, jumlah peserta tes, serta jumlah soal yang akan dibuat.

3. Jenjang kemampuan berfikir yang ingin diuji


Setiap mata pelajaran mempunyai penekanan kemampuan yang berbeda dalam mengembangkan
proses berfikir siswa. Dengan demikian jenjang kemampuan berfikir yang akan diuji pun berbeda-
beda. Jika tujuan suatu pelajaran lebih menekankan pada pengembangan proses berfikir analisis,
evaluasi, dan kreasi maka butir soal yang akan digunakan dalam ujian harus dapat mengukur
kemampuan tersebut demikian juga sebaliknya.

4. 4.Ragam tes yang digunakan


Ragam tes yang dapat dipergunakan sebagai alat ukur hasil belajar siswa baik itu berupa tes
objektif maupun tes uraian.

5. Sebaran tingkat kesukaran butir soal


Pada umumnya ahli pengukuran sepakat bahwa butir soal yang dapat memberikan informasi yang
besar kepada guru adalah butir soal yang tingkat kesukarannya sedang (harga p di sekitar 0,5).
Secara teoritis dapat dilihat bahwa butir soal dengan tingkat kesukaran = 0,5 akan sangat
memungkinkan indeks daya beda maksimal (mendekati 1).

6.Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan ujian


Lamanya waktu ujian merupakan faktor pembatas yang harus diperhatikan dalam membuat
perencanaan tes. Lamanya waktu ujian (misalnya 90 menit) akan membawa konsekuensi kepada
banyaknya butir soal yang harus dibuat.

7.Jumlah butir soal.


Penentuan jumlah butir soal yang tepat dalam satu kali ujian tergantung pada beberapa hal antara
lain: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ragam soal yang akan digunakan, proses berfikir
yang ingin diukur, dan sebaran tingkat kesukaran dalam set tes tersebut.

Soal no. 3
Apa perbedaan antara asesmen alternatif dan asesmen tradisional menurut Grant P. Wiggins
(1998)?Jelaskan !
JAWABAN:
Assesmen alternatif
• Penilaian di lakukan untuk menilai kemmapuan siswa dalam memberikan jawaban yang benar.
• Tes yang di berikan tidak berhubungan dengan realitas kehidupan siswa.
• Tes terpisah dari pembelajaran yang di lakukan siswa.
• Dapat diskor dengan reliabilitas tinggi
• Hasil tes di berikan dalam bentuk skor

Assesmen tradisional
• Penilaian di lakukan untuk menilai kualitas produk dan unjuk kerja siswa.
• Tugas yang diberikan berhubungan dengan realitas kehidupan siswa.
• Ada Integrasi antara pengetahuan dengan kinerja atau produk yang di hasilkan.
• Sulit Di Skor dengan reabilitas tinggi.
• Hasil asesmen alternative di berikan dengan bukti kinerja.

Soal no. 4
Sebutkan dan Jelaskan cara-cara penilaian afektif yang dapat dilakukan Menurut Ericson (dalam
Nasoetion dan Suryanto, 2002).?
JAWABAN:
1. Pengamatan langsung, yaitu dengan memperhatikan dan mencatat sikap dan tingkah laku
siswa terhadap sesuatu,benda, orang, gambar atau kejadian. Dari tingkah laku yang muncul
kemudian dicari atribut yang mendasari tingkah laku tersebut.
2. Wawancara, dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka atau tertutup. Pertanyaan
tersebut digunakan sebagai pancingan.
3. Angket atau kuesioner, merupakan suatu perangkat pertanyaan atau isian yang sudah
disediakan pilihan jawaban baik berupa pilihan pertanyaan atau pilihan bentuk angka.
4. Teknik proyektil, merupakan tugas atau pekerjaan atau objek yang belum pernah dikenal
siswa. Para siswa diminta untuk mendiskusikan hal tersebut menurut penafsirannya.
5. Pengukuran terselubung, merupakan pengamatan tentang sikap dan tingkah laku seseorang
dimana yang diamati tdak tahu bahwa ia sedang diamati.
Soal no. 5
Bagaimana cara mengurangi unsur subyektivitas dalam pemeriksaan tes uraian?
JAWABAN:

 Mempersiapkan kunci jawaban dari setiap pertanyaan yang mengandung materi. Hal ini
dapat digunakan sebagai acuan ketika melakukan penilaian
 Menentukan terlebih dahulu skor nilai dari setiap pertanyaan berdasarkan bobot
permasalahan dan waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan setiap pertanyaan
 Menentukan besaran penguranagan skor poin penilaian jika terdapat kesalahan kecil dalam
menjawab pertanyaan seperti kesalahan ejaan, penulisan tanda baca, dan penggunaan kata
dalam menjawab
 Memeriksa satu pertanyan pada semua lembar jawaban pertanyaan sebelum berpindah
memeriksa jawaban dari pertanyaan berikutnya
 Upayakan tidak melihat nama atau identitas penjawab pertanyaan ketika melakukan
pemeriksaan jawaban. Hal ini akan membantu pemeriksa untuk mengenali identitas
penjawab sehingga pemeriksa tidak mengetahui apakah pemeriksa mengenai orang yang
menjawab pertanyaan apakah termasuk anak pintar atau tidak dan akan memberikan
perlakuan yang sama kepada semua penjawab pertanyaan.
 Kelompokkan lembar hasil jawaban keladam 3-5 tumpukan berdasarkan pada ranking skor
nilai dari ranking tertinggi hinggi terendah berdasarkan skor nilai yang diperoleh dari setiap
lembar jawaban. Hal ini dilakukan guna mengecek kesaman kualitas jawaban dari selurh
penjawab pertanyaan.
 Disarankan periksa jawaban untuk sesering mungkin beristihat ketika merasa kelelahan dan
kejenuhan dalam memeriksa lembar jawaban. Hal ini akan mengurasi resiko permberian
skor yang berubah-ubah secara signifikan.

Tutor,

Ober Lensius Siallagan, M.Pd


NIP

Anda mungkin juga menyukai