Anda di halaman 1dari 17

PEMBELAJARAN

IPA SD KELOMPOK 7

AJENG RANI WULANDANI


857348719 ICA NUR ANISA
FARICARA 857348045 FAIQOTUL
HIMMAH 857351953
MODUL
7
EVALUASI
PROSES
DAN
HASIL BELAJAR
IPA
TUTOR : DIAN ROSDIANA DAHLAN,
DAPAT MENJELASKAN PENGERTIAN
EVALUASI
DAPAT NENJELASKAN TUJUAN, FUNGSI
DAN PRINSIP, EVALUASI PENDIDIKAN SD
DAPAT MENJELASKAN JENIS-JENIS
ALAT EVALUASI PROSES IPA DI SD
Tujuan DAPAT MENDEMONSTRASIKAN
Pembelaja LANGKAH- LANGKAH PENYUSUNAN
ALAT EVALUASI PROSES BELAJAR
ran SD
DAPAT MENJELASKAN SYARAT DAN
JENI SALAT EVALUASI HASIL BELAJAR
I PA SD DAPAT MENDEMONSTRASIKAN
LANGKAH MENYUSUN ALAT EVALUASI
KB 1. EVALUASI PENDIDIKAN DI SD,
PENGERTIAN, TUJUAN,
FUNGSI, DAN PRINSIP EVALUASI
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan  ( KTSP ), disebutkan bahwa : penilaian
(evaluasi) bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk keperluan perbaikan
dan peningkatankegiatan  belajar siswa, dan untuk memperoleh umpan balik bagi
perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

Menurut Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara, Pendidikan adalah


peningkatan kemampuan yang diperoleh peserta didik tidak hanya dari guru selama belajar
tetapi juga dari apa dan siapa (lingkungan) selama peserta didik dalam keadaan bangun
(tidak tidur).

Pada tahun 1935 Ki Hadjar Dewantara menyatakan pendidikan atau pengajaran bertujuan
untuk mengembangkan, cipta, rasa, dan karsa peserta didik. Sedangkan pada tahun 1956 
pakar pendidikan B.S. Bloom dan kawan-kawannya menjabarkan lebih rinci tujuan
pendidikan, yang dikenal dengan Taksonomi Tujuan Pendidikan.
Rincian Taksonomi Pendidikan
menurut B.S.Bloom
1.Ranah Kognitif 2. Ranah Afektif 3. Ranah Psikomotor
( Ranah Proses ( Ranah Sikap Hidup) (Ranah Keterampilan
Berfikir) A1 Menerima Fisik)
C1 Ingatan A2 Menanggapi P1 Persepsi
C2 Pemahaman A3 Menghargai P2 Siap Bertindak
C3 Penerapan A4 Mengatur Diri P3 Menirukan
C4 Analisis A5 Menjadi Pola Hidup P4 Gerak Mekanik
C5 Sintesis P5 Gerak Kompleks
C6 Penilaian
Mata pelajaran IPA adalah mata pelajaran yang dapat mengembangkan ketiga
ranah kongnitif, afektif dan psikomotor. Melalui kegiatan labolatorium atau
kunjungan lapangan dapat dikembangkan kemampuan psikomotor dan afektif.

Materi (bahan) dan ranah yang harus dilatihkan berpedoman pada tujuan pendidikan
nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Pendidikan Nasional, No. 22 Tahun
2006. Tujuan pendidikan yang tercantum dalam dokumen ini mencakup.
1. kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan
   kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
2. beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah
3. kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan paduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari standar
isi,
4. kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
• Selanjutnya merancang
rencana pelaksanaan
pembelajaran oleh para
pendidik di lembaganya
masing-masing sesuai dengan
mata pembelajaran yang
menjadi tanggung jawabnya.
• Rencana pelaksanaan
pembelajaran inilah yang
dipedomani dalam proses
belajar mengajar (Proses
pembelajaran) dan juga yang
dipedomani dalam evaluasi
proses maupun evaluasi hasil
pembelajaran
• Tyler meyatakan bahwa hasil
evaluasi memberi masukan
pada kualitas proses
pembelajaran dan kualitas
tujuan yang telah dicapai.
Setiap tujuan/indikator
pembelajaran memiliki proses
pembelajaran tertentu dan
mempunyai alat ukur (tes)
tertentu.
• Setelah proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan
tersebut selesai, perlu diadakan
penilaian apakah benar- benar
tujuan sudah dicapai. Kalau
hasilnya baik, berarti proses
sudah baik dan tujuan
pembelajaran sudah dicapai.
Sebaliknya , jika dari sejumah kompetensi tersebut hampir seluruh
peserta didik hasil evaluasinya kurang baik. Ini berarti :
1. Proses pembelajaran kurang baik/kurang tepat, dengan demikian
guru harus mengulangi proses pembelajaran dengan metode yang
lebih cepat.
2. Kemungkinan proses pembelajaran sudah tepat, hasil evaluasi
yang kurang baik tersebut bukan disebabkan metode, tetapi
kompetensi terlalu tinggi, artinya sebelum kompetensi tersebut
diajarkan ada tujuan yang lebih rendah/prasyarat yang harus
dikuasai lebih dahulu. Ini berarti proses pembelajaran diulangi
dengan berpedoman pada kompetensi yang lebih rendah atau yang
menjadi prasyarat. Proses hasip penyempurnaan hasil evaluasi
atau proses peningkatan daya serap seperti inilah yang disebut
EVALUASI PROSES atau bisa disebut EVALUASI FORMATIF.
Evaluasi proses sebaiknya dilakukan tertulis agar semua
peserta mendapat kesempatan yang sama mengemukakan
jawaban. Namun dengan cara-cara yang diatur secara
berhati-hati evaluasi proses sekali-kali dapat dilakukan
secara lisan. Pelaksanan evaluasi proses yang
dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambung
akan meningkatkan daya serap peserta didik.
Tingkat penguasaan hasil belajar peserta didik akan
lebih akurat  (tepat) pengukurannya kalau tes hasil belajar
dilakukan lebih sering.
KB.2 EVALUASI BELAJAR SD
A. TUJUAN EVALUASI PROSES BELAJAR IPA DI SD
Didalam KTSP tercantum bahwa tujuan mata pelajaran IPA di sd adalah :
1. Memahami konsep konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari hari.
2. Memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang
alam sekitarnya.
3. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda benda serta kejadian di
lingkungan sekitarnya.
4. Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja
sama, dan mandiri.
5. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala gejala alam dan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari hari.
6. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu
masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari hari.
7. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga mempunyai
kesadaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa
1. PENGERTIAN EVALUASI HASIL BELAJAR IPA

• Evaluasi proses adalah pelaksanaan pengukuran yang bertujuan


untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah dicapai.
• Dengan hasil evaluasi proses, guru dapat menentukan sikap
apakah proses pembelajaran sudah dapat pindah pada pokok
bahasan/ subpokok bahasan yang berikutnya atau harus
mengulangi dengan metode lain, atau sebagian peserta didik
yang harus diulangi pembelajarannya sedangkan yang lainnya
dapat melanjutkan dengan bahasan baru. Jadi tidak wajar kalau
evaluasi proses diikutsertakan dalam menentukan nilai akhir
peserta didik.
• Hasil proses pembelajaran tidak hanya mengenai kecerdasan
(kognitif) tetapi juga kepribadian dan keterampilan.
2. ALAT EVALUASI BELAJAR IPA
a. Alat evaluasi untuk mengukur kognitif
Menggunakan tes dengan bentuk objektif atau uraian tergantung pada waktu yang
tersedia, proses berpikir yang diukur, sifat materi yang akan ditanyakan, dan
banyaknya peserta didik • Waktu untuk melakukan penilaian proses diatur oleh guru,
sebelum jam pelajaran selesai atau sepanjang proses pembelajaran berlangsung
b. Alat evaluasi untuk menentukan kualitas hati nurani
Alat yang digunakan untuk menentukan adanya perubahan sikap siswa adalah melalui
observasi
c. Alat evaluasi yang mengukur keterampilan
• Melatih peserta didik terampil menggunakan panca inderanya melalui demonstrasi,
percobaan, kunjungan lapangan, dsb .
• Pelajaran IPA melatih ketrampilan menggunakan tangan, indera penglihatan,
pendengaran, pengecap, penciuman, serta peraba, tetapi tidak terlalu banyak melatih
kaki.
• Tingkat keterampilan yang telah dicapai dapat diketahui melalui pengamatan
(observasi)
3. CARA MENYUSUN ALAT EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN IPA

1.Ranah Kognitif 2. Ranah 3. Ranah


Tes Tertulis : Psikomotor. Psikomotor
diberikan ke Lembar Observasi
semua peserta Lembar : Kualitas
didik Tes lisan : Observasi : Keterampilan
diberikan ke Kualitas
beberapa peserta Kepribadian
didik yang
dianggap mewakili
kemampuan kelas
KB.3 EVALUASI HASIL BELAJAR IPA DI SD
Alat ukur (tes) yang dapat dipercaya yaitu memiliki:
1. Validitas (ketepatan, kesahihan) yang tinggi
2. Keseimbangan sesuai dengan materi yang dipelajari
3. Daya pembeda yang minimal cukup
4. Objektivitasnya tinggi
5. Reliabilitas (ketetapan) yang tinggi
• Butir 1, 2, dan 3 diatas dapatdiperoleh dengan membuat perencanaan yang baik
yaitu berdasarkan kisi-kisi tes
• Untuk membuat objektivitas yang tinggi pertanyaan dibuat dalam bentuk tes
objektif sebagian lagi dalam uraian terbatas
• Untuk mendapatkan butir soal yang memilikiketetapan yang tinggi biasanya butir
soal harus diujicobakan. Butir soal yang rendah ketetapannya tidak digunakan
EVALUASI HASIL BELAJAR

1. Evaluasi Hasil Belajar Ranah Kognitif. Tes lebih banyak menggunakan


cara tertulis daripada lisan, karena waktu yang diperlukan lebih sedikit dan
kesempatan memperoleh pertanyaan yang sama untuk semua peserta didik
2. Evaluasi Hasil Belajar Ranah Psikomotor. Materi yang diobservasikan
pada waktu evaluasi proses lebih rinci daripada waktu evaluasi hasil, dan
kecepatab dimaksudkan sebagai suatu kriteria keberhasilan
3. Evaluasi Hasil Belajar Ranah Afektif. Pengukuran hasil belajar ranah
afektif kalau dilakukan dengan observasi akan memakan waktu yang lama
dan kesempatan pengukuran untuk setiap peserta didik tidak merats dan
kurang objektif. Oleh karena itu, guru dapat menggunakan skala sikap
(skala Likert)

Anda mungkin juga menyukai