Anda di halaman 1dari 10

TUGAS TUTORIAL 3

Nama : Yeni Rachmawati


Nim : 858421174
Mata Kuliah : PDGK4202 Pembelajaran IPA dI SD
Tutor : Setiya Nugroho,S.Pd,M.M
Prodi :PGSD BI
Masa Tutorial :2020.2

Soal-Soal

Pembelajaran sains terintegrasi menghubungkan konsep-konsep dalam ilmu pengetahuan


sehingga pengalaman belajar menjadi lebih bermakna. Untuk menentukan keberhasilan suatu
proses dan hasil belajar diperlukan alat evaluasi. Implementasi KTSP di sekolah didasarkan pada
beberapa Peraturan Menteri. KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap
kelompok atau satuan pendidikan.

Soal no. 1
Jelaskan tujuan dan prinsip pembelajaran terintegrasi!
Soal no. 2
Jelaskan jenis-jenis alat evaluasi proses belajar IPA di SD!
Soal no. 3
Jelaskan syarat dan jenis alat evaluasi hasil belajar IPA di SD!
Soal no. 4
Jelaskan pengertian KTSP, dan landasan peraturannya!
Soal no. 5
Jelaskan komponen dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP!
Jawaban Soal No. 1
Tujuan pembelajaran terintegrasi
1. Pembelajaran terpadu lebih menekankan kepada keterlibatan anak didik di dalam proses
pembelajaran menempatkannya pada kedudukan sentral dan secara aktif terlibat dalam
proses, dan sesuai dengan tahap perkembangan anak didik.
2. Miller ( 1992: 10) bahwa pembelajaran terpadu merupakan salah satu mata rantai dari
holistic education, memungkinkan anak didik untuk memahami sebuah fenomena dari
beberapa aspek, karena langsung dan aktif terlibat dalam proses, pengalaman anak didik
menjadi lebih bermakna dan selanjutnya anak didik menjadi lebih peka terhadap
lingkungan.
3. Mc Donald (1994:9) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu melatih dan meningkatkan
kemampuan anak didik dalam hal keterampilan proses komunikasi, memecahkan masalah
dan berpikir kritis dan kreatif.
4. Peter (1995: 636) mengemukakan bahwa manfaat pembelajaran terpadu tidak hanya
diperoleh anak didik saja tetapi juga diperoleh guru mata pelajaran yang bersangkutan,
Yaitu dapat meningkatkan keterampilan merancang dan mengorganisasi pembelajaran
dan membina semangat kerjasama antara sesama rekan seprofesi.
5. Robert fogarty (1991) berpandangan bahwa kelas yang bersemangat atau hidup adalah
kelas yang terdiri dari anak didik dan guru yang saling berinteraksi dan memiliki gairah
Serta perhatian dan memberikan kemampuan berpikir secara disiplin.

Prinsip-prinsip pembelajaran terintegrasi diantaranya :

1. Bersifat holistik,
2. Berpusat pada anak didik,
3. Memberikan pengalaman langsung kepada anak didik,
4. Pemisahan topik materi atau bidang studi tidak begitu jelas,
5. Menyajikan konsep-konsep dari berbagai topik materi atau bidang studi dalam sebuah
pembelajaran,
6. Hasil pembelajaran dapat mendorong perkembangan anak lebih lanjut dengan minat dan
kebutuhannya.
7. Menyajikan konsep-konsep dari berbagai topik materi atau bidang studi dalam sebuah
pembelajaran,
8. Pembelajaran lebih menekankan keaktifan siswanya dalam mengikui pembelajaran
dikelas
9. Hasil pembelajaran dapat mendorong perkembangan anak lebih lanjut dengan minat dan
kebutuhannya.

Jawaban Soal No.2

Alat evaluasi proses belajar IPA di SD dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
1. Alat evaluasi untuk mengukur kognitif
Penilaian proses penguasaan ilmu pengetahuan yang disampaikan melalui pembelajaran
dapat ditentukan dengan menggunakan pertanyaan (tes) sesuai dengan tujuan pembelajaran
pembelajaran yang sifatnya kognitif dilaksanakan dengan tes lisan atau tertulis dalam
bentuk objektif atau bentuk uraian (esai).
2. Alat evaluasi untuk menentukan kualitas hati nurani (afektif)
Perkembangan afektif dimulai dari jenjang terendah yaitu dapat menerima Suatu sikap
hidup misalnya disiplin diperlukan dalam hidup dan kehidupanan. Upaya melatih peserta
didik memiliki disiplin adalah dengan mengamati atau mengobservasi Apakah mereka tepat
waktu dalam hal-hal sebagai berikut:
a. Datang di sekolah atau kelas,
b. Membayar SPP,
c. Mengikuti upacara sekolah,
d. Mengerjakan pekerjaan rumah,
e. Mengerjakan tugas praktikum,
f. Mengerjakan kebun sekolah,
g. Mengerjakan salat pada waktunya,
h. Menepati janji,
i. Mengembalikan pinjaman pada waktu yang dijanjikan dan sebagainya.
Alat yang digunakan untuk menentukan adanya perubahan selama pelatihan adalah melalui
observasi. Semua hasil observasi di atas secara sistematis sesuai dengan indikator yang
sudah ditentukan
3. Alat evaluasi yang akan mengukur keterampilan
Pembelajaran keterampilan pada dasarnya sama yaitu melatihkan agar peserta didik
terampil menggunakan panca inderanya dalam pembelajaran IPA di SD, melalui
demonstrasi, percobaan, kunjungan lapangan dan sebagainya. Pelajaran IPA melatih peserta
didik menggunakan tangan, indra penglihatan, indra pendengaran, indra pengecap, dan
Indra pencium, serta peraba, tetapi tidak terlalu banyak melatih kaki. Dalam proses
pendidikan IPA kelima indera yang disebutkan di atas dalam hal ini hanya diberikan 4,
Selalu dilatih agar peka terhadap karakteristik suatu benda. Berbeda untuk latihan
menumbuhkan perilaku positif latihan untuk perilaku dapat diperoleh dari semua pendidik
atau anggota masyarakat tetapi latihan untuk keterampilan IPA hanya diperoleh dari guru
IPA. Tingkat keterampilan yang telah dicapai dari suatu tahap pelatihan ke tahap berikutnya
dapat diketahui melalui pengamatan (observasi). Hasil observasi secara terus-menerus
dicatat dan direncanakan sesuai dengan kompleksitas keterampilan tersebut titik untuk
mencatat hasil observasi diperlukan pedoman observasi.

Jawaban Soal No. 3

Syarat jenis alat evaluasi hasil belajar


Pengukuran kemampuan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran meliputi
kemampuan berpikir (kognitif, C) kemampuan keterampilan (psikomotor, P) dan kualitas
kepribadian (afektif, A). Untuk mengukur kemampuan tersebut diperlukan alat ukur (tes) yang
dapat dipercaya yaitu memiliki:
1. Validitas (ketepatan, kesahihan) yang tinggi
2. Keseimbangan sesuai dengan materi yang dipelajari
3. Daya pembeda yang minimal cukup
4. Objektivitasnya tinggi dan
5. Reliabilitas (ketetapan) yang tinggi

Jenis alat evaluasi hasil belajar IPA di SD


1. Tes Evaluasi Hasil Belajar Ranah Kognitif
Pelaksanaan evaluasi hasil belajar kognitif dapat dilakukan sebagaimana pelaksanaan
evaluasi proses pembelajaran yaitu dengan tertulis dan dengan lisan. Jangan lupa selalu
mempertimbangkan situasi dan kondisi untuk memilih cara pelaksanaan Apakah tertulis
ataupun lisan. Khusus evaluasi hasil belajar lebih banyak menggunakan cara tertulis daripada
lisan karena waktu yang diperlukan lebih sedikit dan kesempatan memperoleh pertanyaan
yang sama untuk semua peserta didik.
2. Evaluasi Hasil Belajar Ranah Psikomotor
Hasil belajar keterampilan melalui pipa dapat diketahui melalui observasi cara penyelesaian
masalah atau cara merancang dan melaksanakan kegiatan. untuk mendapat informasi yang
akurat terhadap tingkat penguasaan keterampilan tersebut diperlukan pedoman observasi.
Pedoman ini merupakan kulminasi dari pedoman observasi yang digunakan pada waktu
evaluasi proses pembelajaran IPA. ini berarti materi yang diobservasikan pada waktu
evaluasi proses lebih rinci daripada materi yang di observasi pada evaluasi hasil, dan
kecepatan dimaksud sebagai suatu kriteria keberhasilan
3. Nilai Hasil Pembelajaran Ranah Afektif
Pengukuran hasil ranah afektif tidak sering dilakukan, dan pengukurannya sebaiknya
dilakukan oleh sekolah untuk keperluan semua pihak. Perlu dicatat bahwa pengukuran hasil
hasil pembelajaran mengenai ranah afektif kalau dilakukan dengan observasi akan memakan
waktu lama dan kesempatan pengukuran untuk setiap peserta tidak merata dan kurang
objektif. Oleh karena itu Ada cara lain yang biasa digunakan yaitu dengan mengisi atau
menjawab pertanyaan yang berupa skala sikap titik di antara skala sikap yang dikenal di
Indonesia adalah skala yang dikembangkan oleh Likert. Iya membuat suatu pernyataan yang
menyentuh hati nurani, lalu pembaca diminta pendapatnya terhadap pernyataan tersebut,
Apakah setuju sekali, atau setuju atau tidak setuju, atau sangat tidak setuju terhadap
pernyataan tersebut. Dalam pengolahan angket ini pilihan jawaban tersebut di atas biasanya
diberi skor, untuk pernyataan positif, pilihan jawaban sangat setuju setuju tidak setuju dan
sangat tidak setuju masing-masing diberi skor 4 3,2, dan 1. Dalam pengembangan butir-butir
skala sikap, selalu dibuat campuran pernyataan yang positif dan negatif. Pada waktu merakit
naskah, selalu diupayakan pernyataan yang positif di selang-seling dengan pernyataan yang
negatif agar jawaban peserta tidak memiliki pola tertentu.
Jawaban Soal No. 4
Pengertian KTSP
KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan Silabus. KTSP memberi
keleluasaan penuh setiap sekolah mengembangkan kurikulum dengan tetap memperhatikan
potensi sekolah dan potensi daerah sekitar.
Landasan peraturannya
a. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan.
b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 (standar isi) dan Permendiknas Nomor 23 tahun
2006(standar kompetensi lulusan).
c. UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sisdiknas, pasal 36 s.d 38 PP No: 23 (SKL) yang
menyatakan " sekolah dan komite sekolah, atau matra madrasah dan komite madrasah,
mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka
dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervisi dinas kabupaten/kota
yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD SMP SMA dan SMK dan
departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI.MTs, MA, dan
MAK".

Jawaban Soal No. 5


Komponen KTSP terdiri dari:
1. Visi dan Misi satuan pendidikan
Visi adalah imajinasi moral yang mengembangkan profil sekolah yang diinginkan di masa
datang. Misi adalah tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Misi merupakan penjabaran
dari visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan rancangan tindakan yang dijadikan
arahan dalam mewujudkan visi.
2. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan.
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu
kepada tujuan umum pendidikan berikut tujuan pendidikan dasar adalah Meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan Mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3. Struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Dalam mengembangkan struktur dan muatan kurikulum dituntut mendeskripsikan dan
menetapkan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Mata pelajaran: sejumlah mata pelajaran yang dijabarkan di sekolah tersebut
dideskripsikan mulai dari tujuan mata pelajaran, standar kompetensi dan standar isinya.
b. Muatan lokal: menyajikan mata pelajaran muatan lokal apa saja yang disajikan di
sekolah tersebut lengkap dengan tujuan, standar kompetensi dan kompetensi dasarnya.
c. Kegiatan pengembangan diri: pada aspek ini sekolah hendaknya mencantumkan dalam
KTSP jenis-jenis kegiatan pengembangan diri mulai dari kegiatan yang berkaitan dengan
pembentukan dan pembinaan sikap mental sampai pada kegiatan kegiatan
pengembangan bakat dan potensi siswa.
d. Pengaturan beban belajar: sekolah dituntut mendeskripsikan beban belajar yang harus
dilakukan siswa, mulai dari hari belajar efektif, jam efektif, jumlah jam sampai durasi
waktu belajar dalam satu minggu, semester dan tahun.
e. Ketuntasan belajar: aspek ketuntasan belajar mendeskripsikan batas-batas ketuntasan
belajar dari setiap mata pelajaran di sekolah. Ketuntasan belajar mata pelajaran
mencerminkan kompetensi siswa dari mata pelajaran tersebut.
f. Kenaikan kelas dan kelulusan: dalam mengembangkan KTSP, sekolah dapat
menentukan hal-hal yang berkaitan dengan kenaikan kelas seperti waktu dan kriteria.
g. Penjurusan: bila di sekolah tersebut terjadi penjurusan maka dicantumkan pada
komponen ini. Umumnya penjurusan terjadi di SMA dan SMK, sedangkan di SD tidak
ada penjurusan.
h. Pendidikan kecakapan hidup: bila sekolah memiliki program pendidikan kecakapan
hidup, maka dideskripsikan pada bagian ini.
i. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global: untuk mengembangkan dan
mengakomodir keunggulan lokal maka sekolah dapat mengembangkan kegiatan kegiatan
yang berkaitan dengan keunggulan lokal di lingkungan sekolah itu berada misalnya
pertanian komoditas tertentu, kerajinan, pariwisata atau industri tertentu yang dikemas
dalam kegiatan siswa di sekolah.
4. Kalender pendidikan
Kalender pendidikan merupakan acuan kegiatan akademik dan non akademik di Sekolah.
Sekolah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah
dengan ketentuan-ketentuan tertentu.
5. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi kompetensi dasar materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran indikator penilaian alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.
6. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
RPP berisi langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran mulai dari kegiatan pendahuluan, inti
dan penutup pembelajaran. Didalam RPP juga terdapat pendekatan, model, media, metode,
dan sumber belajar yang di gunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Prinsip-prinsisp Pengembangan KTSP


1. Berpusat Pada Potensi Perkembangan Kebutuhan Dan Kepentingan Peserta Didik Dan
Lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral
untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung
pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan
titik memiliki posisi Sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2. Beragam Dan Terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik,
kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif
terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat-istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang
bermakna dan tepat antar substansi.
3. Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi Dan Seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan teknologi dan seni
yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan
pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
4. Relevan Dengan Kebutuhan Kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk
di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja titik oleh karena itu,
pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial,
keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh Dan Berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan
dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua
jenjang pendidikan.
6. Belajar Sepanjang Hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik yang berlangsung sepanjang Hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara
unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang Antara Kepentingan Nasional Dan Kepentingan Daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan
daerah untuk membangun kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara titik kepentingan
nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan
motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Anda mungkin juga menyukai