Anda di halaman 1dari 23

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan akan menimbulkan segala potensi yang dimiliki pada

setiap manusia untuk berusaha memperoleh kesejahteraan hidup yang

diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang penting untuk menciptakan

kehidupan yang terbuka, damai, cerdas, demokratis. Pendidikan dasar

dilaksanakan dengan Pelatihan fundamental dilakukan dengan

menciptakan perspektif dan kapasitas serta memberikan informasi dan

kemampuan dasar. Hal ini diperlukan oleh siswa dalam kehidupan

bermasyarakat dan untuk mempersiapkan siswa melanjutkan pendidikan

menengah.

Sadirman (2016) menyatakan “Mengajar adalah suatu aktivitas

mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan

menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar”. Kegiatan

belajar mengajar bukanlah sekadar berbagi ilmu dari orang yang sudah

tahu seperti pendidik terhadap yang belum tahu peserta didik, melainkan

menolong seseorang untuk dapat mengetahui pengetahuan dalam

kegiatannya terlihat objek dan fenomena yang ingin diketahui. Dalam hal

ini penyedia situasi dan prasarana yang berkemungkinan dialog secara

kritis perlu dikembangkan.

Pendapat di atas menunjukkan bahwa ilmu pengethuan tidak dapat

ditransfer begitu saja dari seorang guru ke siswa. Siswa harus aktif dan

kreatif dalam Menyusun wawasan mereka sendiri. Pendidik hanya

bertindak sebagai latihan pembelajaran. Guru hanya berperan sebagai

mediator dan fasilitator kegiatan pembelajaran. Guru


2

harus dapat memahami proses belajar siswa dengan sebaik-baiknya

sehingga dapat membimbing dan menciptakan lingkungan belajar yang

serasi yang tepat bagi siswa.

Menurut Muklis (2012) “Tematik adalah pokok isi dari suatu

bahasan materi yang terkait dengan masalah dan kebutuhan lokal yang

dijadikan tema atau judul dan akan disajikan dalam proses pembelajaran

di kelompok belajar”.

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang sulit

dipahami bagi siswa. Sulitnya mata pelajaran tematik tampak dari

rendahnya hasil belajar tematik siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah

Negri 1 Lampung Utara. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan

di Madrasah Ibtidaiyah Negri 1 Lampung Utara diperoleh rata-rata nilai

hasil ujian semester genap mata pelajaran tematik kelas III dapat dilihat

dalam tabel 1.

TABEL 1
RATA-RATA HASIL UJIAN TEMATIK SEMESTER GENAP
KELS III MIN 1 LAMPUNG UTARA

NO NILAI Jumlah JUMLAH


siswa
kelas III
III A III B III C
1 90—100 3 2 0 5
2 80—89 2 1 1 4
3 70—79 10 11 9 30
4 60—69 6 8 6 20
5 50—59 5 4 8 17
6 40—49 4 3 3 10
3

7 30—39 0 0 2 2
Jumlah 30 29 29 88
Sumber : Leger Nilai Tematik Semester Genap MIN 1 Lampung Utara

Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil ujian tematik semester

genap kelas III masih rendah karena nilai rata-rata hanya 65,5 belum

memuaskan dari nilai KKM yang ditentukan. Kriteria ketuntasan minimal

(KKM) pelajaran tematik di Madrasah Ibtidaiyah Negri 1 Lampung Utara

71, sedangkan tabel di atas menggambarkan bahwa pelajaran tematik di

Madrasah Ibtidaiyah Negri 1 Lampung Utara belum memuaskan dari nilai

KKM yang ditetapkan.

Salah satu penyebab rendahnya pemahaman siswa dalam

pembelajaran tematik ialah model pembelajaran yang dipakai oleg guru.

Model pembelajaran yang kurang baik dapat berpengaruh dalam proses

pembelajaran secara keseluruhan. Penggunaan model pembelajaran yang

kurang tepat dapat memengaruhi pembelajaran tematik.

Saat ini, banyak guru di sekolah ketika mengajar masih

menggunakan model ekpositori. Artinya, guru menjadi pusat

pembelajaran. Penggunaan model ini hanya menjadikan guru sebagai

sumber informasi utama dalam proses belajar-mengajar. Siswa hanya

mendapat materi membaca, mendengar, menghafal, dan mencatat.

Kontribusi guru dalam hal ini sangat kurang. Guru lebih banyak

menjelaskan materi agar target pembelajaran dapat selesai pada periode

tertentu, akibatnya siswa akan kurang terlibat dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil diskusi dengan guru, disepakati bahwa untuk

meningkatkan mutu pembelajaran tematik perlu dilakukan tindakan, ialah


4

mengubah model dari yang bersifat menoton kepada kegiatan

pembelajaran melibatkan siswa dalam pembelajaran dengan beralih pada

model pembelajaran, ke model picture and picture dan guru berpendapat

ingin mencoba model pembelajaran menurutnya dengan model tersebut

maka pembelajaran akan menarik dan tidak membosankan sehingga

mudah di pahami siswa.

Picture and picture ialah model pembelajaran yang memakai

gambar yang disusunkan secara logis. Fokus model pembelajaran ini

adalah gambar. “Gambar-gambar yang disajikan atau disampaikan

menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran karena siswa dalam

pembelajaran ini memahami konsep dengan cara mendeskripsikan dan

menghitung gambar- gambar yang diberikan ke siswa berdasarkan ide atau

gagasannya”. (Munawaroh & Rofi’ah, 2017).

Dalam penelitian ini lokasi yang dipilih ialah Madrasah Ibtidaiyah

Negri 1 Lampung Utara karena KKM pembelajaran tematik di kelas III

masih rendah di sebabkan oleh penggunaan model pembelajaran yang

kurang dipahami siswa. Permasalahan ini juga terdapat di lokasi lain tetapi

yang akan diteliti dalam materi lebih tepatnya terdapat di Madrasah

Ibtidaiyah Negri 1 Lampung Utara.

Dalam penelitian ini akan diteliti kelas III C karena saat berdiskusi

dengan guru ternyata lebih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah

KKM. Dengan demikian untuk melakukan peningkatan hasil belajar

dengan menggunakan model picture and picture.


5

Pembelajaran tematik kelas III pada semester ganjil terdiri dari

empat tema, yaitu 1. Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup; 2.

Menyayangi tumbuhan dan hewan; 3. Benda di sekitarku; 4. Kewajiban

hakku. Dari empat tema tersebut yang akan diteliti ialah tema 3 benda

disekitarku. Tema ini cocok untuk diterapkan dengan model pembelajaran

picture and picture agar siswa lebih mudah memahami apa saja benda

yang ada di sekitar.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, akan

dilakukan penelitian tentang “Peningkatan Hasil Belajar Tematik Melalui

Model Picture And Picture Siswa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Negri 1

Lampung Utara Tahun Pelajaran 2022/2023”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka diidentifikasi

masalah sebagai berikut.

a. Apakah hasil belajar tematik siswa kelas III C Madrasah Ibtidaiyah

Negri 1 Lampung Utara tahun pelajaran 2022/2023 sudah memenuhi

KKM yang ditetapkan?

b. Apakah siswa kelas III C Madrasah Ibtidaiyah Negri 1 Lampung

Utara tahun pelajaran 2022/2023 mengalami kesulitan dalam

memahami pembelajaran tematik?

c. Apakah rendahnya hasil belajar tematik kelas III C dipengaruhi oleh

proses pembelajaran tematik yang berlangsung di Madrasah Ibtidaiyah


6

Negri 1 Lampung Utara tahun pelajaran 2022/2023 belum sesuai

dengan karakteristik pembelajaran tematik?

d. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar tematik siswa melalui

model picture and picture siswa kelas III C Madrasah Ibtidaiyah

Negri 1 Lampung Utara tahun pelajaran 2022/2023?

1.3 Batasan Masalah

Dari identifikasi di atas, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada

poin d ialah peningkatan hasil belajar tematik siswa melalui model

picture and picture siswa kelas III C Madrasah Ibtidaiyah Negri 1

Lampung Utara tahun pelajaran 2022/2023?

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan di atas, permasalahan yang dikaji dapat

dirumuskan sebagai berikut. “Apakah terdapat peningkatan hasil belajar

tematik siswa melalui model picture and picture siswa kelas III C

Madrasah Ibtidaiyah Negri 1 Lampung Utara tahun pelajaran

2022/2023”.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah motivasi untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar tematik siswa melalui model picture and

picture siswa kelas III C Madrasah Ibtidaiyah Negri 1 Lampung Utara

tahun pelajaran 2022/2023.


7

1.6 Kegunaan Hasil Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar tematik melalui model

picture and picture. Siswa diharapkan lebih mudah memahami ide-

ide dalam pembelajaran tematik.

b. Bagi guru, hasil penelitian dapat memberikan kontribusi pemikiran

tentang cara terbaik memanfaatkan model picture and picture untuk

pembelajaran tematik.

c. Bagi sekolah, memberikan sumbangan yang berguna dalam

peningkatan mutu pembelajaran dan mutu sekolah itu sendiri.

d. Bagi peneliti, menambah pengetahuan tentang penerapan model

picture and picture dalam pembelajaran.


8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Belajar

Rusman (2013) menyatakan “Hasil belajar adalah sejumlah

pengalaman yang diperoleh peserta didik yang mencakup ranah kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Dari ketiga ranah tersebut yang akan dipakai

ranah kognitif karena siswa akan lebih mudah mendapatkan pengetahuan

akademik.” Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan

kegiatan mental (otak) yaitu kemampuan yang dimiliki oleh seorang

siswa yang mencakup menghafal (C1), memahami (C2), menerapkan

(C3), menganalisi (C4), mengeveluasi (C5), membuat (C6), ranah

kognitif dapat diukur menggunakan tes yang dikembangkan dari materi

yang telah didapatkan di sekolah. (Magdalena et al., 2021)

Jihad dan Haris (2013) mengatakan “Hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan pembelajaran

berupa perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif,

afektif, dan psikomotoris”. Menurut Wardani (2012) “Hasil belajar ialah

suatu kegiatan dalam pengumpulan informasi tentang pencapaian proses

belajaran mengajar siswa dalam aspek pengetahuan, sikap, dan

keterampilan yang dilakukan secara sistematis dan terencana”. Ini

dilakukan untuk mengetahui peningkatan belajar dan perbaiki hasil

belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil

belajar.
9

Hasil belajar dapat diketahui lewat penguasaan materi dan aspek

perilaku siswa, dan teknik nontes maupun tes. “Siswa dikatakan

menguasai materi apabila telah mencapai kompetesi belajar seperti yang

dikehendaki dalam standar proses dan dinyatakan dalam aspek perilaku

yang terbagi dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor”

(Setianingrum & Wardani, 2018)

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan hasil belajar ialah

besarnya skor yang didapat dari hasil pengukuran aspek psikomotirik,

afektif, dan kognitif. Untuk aspek kognitif hasil belajar dapat diukur

melalui teknik tes. Kemudian untuk proses belajar dapat diukur melalui

aspek prikomotorik dan afektif.

2.1.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurtu Hanadi (dalam Rusman, 2014) faktor-faktor yang berpengaruh

pada hasil belajar, yaitu sebagai berikut.

(1)“Faktor Internal, mencakup: a. fisiologis, seperti kondisi kesahatan, tidak

capek dan cacat fisik. Hal ini bisa berpengaruh pada pembelajaran siswa,

b. faktor psikologis mencakup, seperti daya nalar, motivasi, intelegensi

(IQ), motif serta bakat”.

(2)“Faktor Eksternal, mencakup: a. Lingkungan yang dapat berdampak

terhadap hasil belajar, fisik, dan sosial, b. instrumental, penggunaannya

didesain sesuai dengan hasil belajar yang diinginkan. Faktor ini meliputi

sarana, guru, dan kurikulum”.


10

2.1.2 Indikator Hasil Belajar

Menurut Straus, Tetroe, & Graham (dalam Ricardo & Meilani 2017)

“Indikator hasil belajar ada 3 ranah, yaitu: a. kognitif, siswa mendapatkan

pengetahuan akademik, b. afektif, berkaitan dengan sikap, nilai, dan

tingkah laku, c. psikomotorik, keterampilan dan pengembangan diri yang

digunakan pada kinerja maupun praktik”.

2.2 Pembelajaran Tematik

Menurut Wahyuni (2016) “Pembelajaran tematik didasarkan tema

yang digunakan dalam konsep mata pelajaran siswa dapat mudah dalam

memahami konsep yang dari tema satu untuk beberapa pelajaran”.

Menurut Daryanto (2014) “Pembelajaran tematik menekankan

keterlibatan dan keaktifan peserta didik dalam proses belajar secara aktif

sehingga peserta didik memperoleh pengalaman langsung dan terlatih

untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang

dipelajarinya”.

Rede (2017) menyatakan “Pembelajaran tematik Dengan

memanfaatkan tema untuk memotivasi belajar, pembelajaran tematik

bertujuan mengintegrasikan pengetahuan, kemampuan, sikap, dan

berpikir kreatif. ”.

Dari beberapa pendapat pakar di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran tematik ialah suatu proses pembelajaran yang memadukan

materi dari beberapa pelajaran dalam satu tema. Penekanan dari

pembelajaran tersebut ialah melibatkan siswa dalam proses belajar untuk


11

memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran. Hal ini dapat

mengembangkan kreativitas dan potensi siswa yang berbeda dengan

lainnya.

2.2.1 Ciri khas dan Karakteristik Pembelajaran Tematik

a. Ciri Khas Pembelajaran Tematik

Ameri (2017) mengatakan ada beberapa ciri khusus dari

pembelajaran tematik, yaitu (1) aktivitas belajar dan pengalaman

sesuai dengan keperluan dan tingkat perkembangan, (2) aktivitas

dalam pembelajaran lebih berkesan dan bermakna bagi siswa

sehingga hasil belajar dapat bertahan lama, (3) dapat membantu

pengembangan keterampilan dalam berpikir siswa, (4) penyajian

bersifat praktis, sesuai dengan persoalan yang sering dihadapi siswa

dalam kehidupan sehari-hari, (5) membantu pengembangan

keterampilan sosial siswa, seperti berkomunikasi, bekerja sama,

bertoleransi dan memberi tanggapan kepada orang lain.

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Menurut Majid (2014), karakteristik pembelajaran tematik sebagai

berikut.

1. Berpusat kepada siswa yang artinya siswa menjadi subjek dalam


belajarnya.
2. Pengalaman belajar yang akan diciptakan secara langsung dengan
siswa.
3. Terfokus dengan tidak jelas pemisahan pembelajaran, tema
pembelajaran
4. Konsep disajikan dari berbagai mata pembelajaran.
5. Lebih mudah untuk dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
6. Pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi siswa.
12

2.2.2 Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Tematik

a. Tujuan Pembelajaran Tematik

Menurut Mukhlis (2012), tujuan pembelajaran tematik, yaitu : (1)

peningkatan dalam pemahaman konsep yang dipelajarinya secara

bermakna, (2) pengembangan keterampilan memanfaatkan informasi,

menemukan, dan mengola, (3) penumbuhan nilai-nilai luhur dalam

kehidupan dan kebisaan baik, (4) penumbuhkembangan keterampilan

sosial, seperti menghargai pendapat orang lain, komunikasi, tanggung

jawab, (5) peningkatan semanagt dalam belajar, (6) pemilihan

aktivitas yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

b. Manfaat Pembelajaran Tematik

Menurut Muklis (2012) manfaat pembelajaran tematik, yaitu (1)

munculnya pemahaman konseptual terhadap realitas yang sesuai

dengan tingkat perkembangan intektualitas siswa, (2) dapat

meningkatkan kemampuan mengeksplor pengetahuan melalui

serangkaian proses kegiatan pembelajaran karena adanya hubungan

antarpeserta didik dan profesional guru, (3) menyenangkan karena

sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, (4) hasil belajar dapat

bertahan lebih lama karena bermakna dan berkesan, (5). dapat

mengembangkan keterampilan berpikir anak yang sesuai dengan

permasalahan yang dihadapi, (6) dapat menumbuhkan komunikasi

dalam keterampilan sosialdan dapat menanggapi pendapat orang lain,

toleransi, dan bekerja.


13

2.3 Model Pembelajaran Picture And Picture

Menurut Hidayat (2017) “Model pembelajaran Picture and Picture

adalah model pembelajaran yang menggunakan media gambar berperan

penting karena memudahkan siswa untuk melihat sesuatu yang belum

pernah dilihatnya”. Menurut Yuliastanti (2014) “Picture and Picture

adalah strategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media

pembelajaran Gambar yang diberikan kepada siswa harus dipasangkan

atau diurutkan secara logis”.

Shoimin (2016) menyatakan “Picture and picture adalah bentuk

pembelajaran yang menggunakan media gambar yang diterampilkan

kemudian disusun berdasarkan urutan menjadi urutan yang logis",

Gambar menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran, penyajian

gambar dilakukan dalam bentuk kartu, baik dalam ukuran kecil maupun

besar. Tahap ini peserta didik diajak untuk memasangkan gambar sesuai

dengan pasangannya. Selain itu, model ini mengajak peserta didik untuk

aktif dalam mengikuti pembelajaran. Melalui model pembelajaran picture

and picture siswa dapat memahami materi benda disekitar ku.

(Wulandari et al., 2015)

2.3.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Model Picture And Picture

Menurut Suprijono (dalam Huda 2014) langkah-langkah

pembelajaran picture and picture, yaitu (1) Penyampaian kompetensi

dasar pada mata pembelajaran yang bersangkutan, (2) Presentasi materi

oleh guru. Guru menciptakan momen di awal pembelajaran, (3)

Penyajian
14

gambar oleh guru dan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran

tersebut, (4) Pemasangan gambar oleh siswa yang dilakukan secara logis

dan berurutan, (5) Penjajakan. Guru bertanya kepada siswa alasan

gambar yang disusunnya, (6) Penyajian kompetensi. Artinya,

berdasarkan urutan gambar, guru akan memulai penjelasan lebih lanjut

sesuai dengan kompetansi yang akan dicapai, (7) Penutup. Guru dan

siswa melakukan refleksi berkaitan dengan pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

2.3.2 Kelebihan dan Kekurangn Model Picture And Picture

Menurut Dewantara (2021) kebelihatan dan kekurangan model

picture and picture, yaitu sebagai berikut.

a. Kelebihan dalam model picture and picture, yaitu 1. Guru akan lebih

mudah memahami karakteristik siswanya, 2. Siswa dapat berpikir

secara sistematis dan logis, 3. Memotivasi siswa dalam berpikir

secara imajinatif dan kritis, 4. Motivasi siswa dalam belajar

bertambah, 4. Siswa dapat terlibat langsung dalam pembelajaran.

b. Adapun kekurangan dalam model picture anpicture, yaitu 1. Dapat

menyita waktu banyak, 2. Siswa memilih untuk diam dan terdapat

sebagian siswa tidak mengerti, 3. Kelas riuh dan tidak kondusif, 4.

dan memerlukan biaya yang mahal jika menggunakan alat peraga.


15

2.4 Kerangka Berpikir

Model picture and picture adalah media yang memanfaatkan indra

penglihatan. Media gambar dapat menampilkan gambar bergerak, foto,

karya seni, cetak. Adanya penggunaan model picture and picture dapat

membantu peserta didik. Pembelajaran lebih dinamis dan pengembangan

hasil belajar menjadi lebih baik. Berdasarkan tabel 1 pada latar belakang,

dapat dikatakan bahwa memperluas kegiatan dan hasil pembelajaran

tematik akan menghasilkan peningkatan melalui model picture and

picture, khususnya kelas III dengan materi benda di sekitarku di MIN 1

Lampung Utara.

2.5 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian di atas, maka hipotesis penelitian ini ialah

penerapan model picture and picture di kelas III dapat meningkatkan hasil

belajar tematik peserta didik di MIN I Lampung Utara.


16

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Menurut Wardani,

(2012) “Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian yang

dilakukan oleh guru di kelas sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan

untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat”.

Penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan berbentuk 2 siklus.

Masing-masing siklus meliputi (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)

pengamatan, (4) refleksi. Setiap siklus berdasarkan siklus utama, dengan

asumsi tidak ada kesalahan pada siklus berikutnya. Pada saat

dilaksanakan penilaian masih terdapat kesalahan dan kekurangan

sehingga dilanjutkan dengan siklus berikutnya.

3.2 Prosedur Penelitian

Prosedur yang di gunakan tahap tindakan dan tahap pelaksanaan

merupakan dua tahapan proses yang digunakan dalam penelitian ini..

Penelitian ini juga dilakukan dalan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II.

Tahapan siklus dapat dilihat pada gambar di bawah ini.


17

Perencanaan

Refleksi SIKLUS 1 Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS 2 Pelaksanaan

Pengamatan
dan Seterusnya

Gambar I. Siklus PTK Menurut Arikunto (2015)

3.2.1 Tahap Prapelaksanaan Tindakan

Menurut Yuliastanti (2014) “Picture and Picture adalah strategi

pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran.

Gambar”. Pelaksanaan dilakukan dengan proses perbaikan yang

berulang- ulang sehingga dari siklus I dan II dan seterusnya, yang

diharapkan dapat menambah hasil belajar tematik.


18

1. Langkah-Langkah Penelitian

a. Pelaksanaan Siklus I

Siklus pertama dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu

(a) perencanaan ialah persiapan awal yang dilakukan oleh seorang

guru, (b) pelaksanaan ialah melakukan rencana yang telah disiapkan,

(c) pengamatan (observasi) ialah kegiatan pengambilan data untuk

mengetahui efek pencapaian pelaksanaan. Kegiatan observasi

dilakukan secara berkolaboratif dengan guru untuk mengamati

keaktifan dan aktivitas siswa, (d) refleksi ialah kegiatan

mengevaluasi keberhasilan siswa dari kegiatan sebelumnya.

b. Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan siklus II bergantung pada hasil siklus I. Dengan

demikian, dampak dari siklus pertama ialah ntuk melanjutkan

pengembangan pada siklus II. Jika pengalaman yang berkembang

pada siklus I hasil belajar siswa masih rendah, akan dilaksanakan

pada siklus II.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan ini dilaksanakan di MIN 1 Lampung Utara

pada tahun pelajaran 2022/2023. Waktu penelitian dilaksanakan pada

semester ganjil.
19

3.4 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III dengan jumlah siswa

laki-laki 19 dan siswa perempuan 11 di MIN 1 Lampung Utara.

3.5 Variabel Penelitian

Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini variabel-variabel yang akan

diselidiki adalah sebagai berikut.

a. Variabel input: Siswa kelas III MIN 1 Lampung Utara

b. Variabel proses: Penggunaan model picture and picture

c. Variabel output: Peningkatan hasil belajar tematik

3.6 Instrumen penelitian

Tabel 2
Kisi-kisi Observasi Pembelajaran Picture And Picture
Aspek Indikator
Melakukan 1) Mengecek kehadiran siswa
kegiatan 2) Guru memberikan apresiasi
pendahuluan 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan
indikator keberhasilan
4) Menyampaikan rencana kegiatan pertemuan
hari ini
5) Guru membagi siswa ke dalam kelompok
Eksplorasi, 6) Guru menyampaikan materi pembelajaran
7) Guru membagi kelas menjadi beberapa
kelompok
8) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan
tugas kelompok
9) Guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk
mengambil materi tugas dalam kelompoknya
10) Masing-masing kelompok membahas materi
tugas kelompoknya.
11) Setelah selesai, masing-masing kelompok yang
diwakili ketua kelompok atau salah satu
anggotanya
12) Kelompok lain dapat memberikan tanggapan
terhadap hasil pembahasannya
20

13) Guru memberikan penjelasakan singkat


(klarifikasi) bila terjadi kesalahan dan
memberikan kesimpulan
14) Evaluasi
Melakukan 15) Guru menyimpulkan kembali pembelajaran
kegaitan dengan hasil belajar picture and picture
penutup 16) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru
sebagai proses penilaian

Tabel 3
Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Siklus 1

Standar Kompetensi Indikator Item tes


kompetensi Dasar
3.benda 3.1 menjelaskan 1. Menjelaskan 1, 3
disekitar ku aneka benda di
benda yang ada
sekitarku
(bentuk, ukuran disekitar kelas
dan perbedaan
2. Menjelaskan
pada benda) 2,4,10,8
bentuk benda
3. Menjelaskan
5,9
ukuran pada
benda
4. Menjelaskan 6,7
perbedaan
benda mati dan
benda hidup

Tabel 4
Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Siklus II

Standar Kompetensi Indikator Item tes


kompetensi Dasar
3.Benda di Mendeskripsikan 1. Menjelaskan 2,3,8,10
sekitarku Cara mengukur benda yang
benda dan setiap bisa menjadi
benda yang alat musik
menghasilkan 2. Menjelaskan 1,4,5,9
cara
21

bunyi (warna, mengukur


bentuk, ukuran) benda.
3. Mengenal 6,7
warna benda
disekitar

Data hasil belajar siswa dalam pembelajaran picture and picture dinilai dengan

rumus dibawah ini:

Jumlah skor yang diperoleh


Nilai = X 100%
Jumlah skor maksimal

Rentang ditentukan berdasarkan nilai nilai KKM pada mata pelajaran tematik yang

diterapkan di MIN 1 Lampung Utara adalah 71 sehingga :

Nilai ≤ 71 = tidak tuntas

Nilai ≥ 71 = tuntas

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tes

Pengumpulan informasi tersebut dibawakan melalui tes setiap setiap

siklus, ditentukan untuk mengetahui latihan soal dan hasi belajar siswa

setiap siklus, dalam review ini ada 2 siklus.

2. Observasi

Observasi dilakukan di MIN 1 Lampung Utara dengan mengamati

pembelajaran yang sedang berlangsung dan hasil belajar selama

proses pembelajaran. Informasi ini dapat diperoleh dengan

memanfaatkan lembar persepsi dan latihan instruktur memanfaatkan

tanda-tanda chek list (√).


22

3.6.2 Indikator Tindakan

Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus melalui 4 tahapan, yaitu (a)

perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) pengamatan atau observasi, (d) refleksi.

3.6.3 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini nantinya berupa data

kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif dihitung hasil belajar yang

diperoleh siswa setelah diterapkannya pembelajaran tematik dengan

pengunaan model picture and picture yang diambil pada tiap akhir siklus.

1. Teknik Analisis Data Kualitatif

Teknik analisis kualitatif digunakan untuk menyelesaikan

konsekuensi dari persepsi. Menurut Miles dan Hubberman

(Sugiyono, 2013) “Tekhnik analisis data kualitatif meliputi reduksi

data, penyajiaan data dan verifikasi”.

a. Mereduksi data, yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema-tema dan

polanya.

b. Penyajian Penyampaian informasi dilakukan dengan memeriksa

akibat-akibat dari penggambaran persepsi secara umum

Kemudian, pada saat itu, disajikan dalam laporan yang teratur.

c. Verifikasi adalah penarikan simpulan. Ini bermaksud untuk

menemukan pentingnya informasi yang telah dikumpulkan

melalui persepsi
23

2. Teknik statistik deskriptif kuantitatif

Untuk penilaian tes, jumlah skor yang diperoleh siswa,

Hasilnya kemudian dibagi dengan jumlah siswa di kelas. Dengan

cara, nilai rata-rata tes diperoleh yang dapat ditentukan sebagai

berikut:

Mencari nilai rata-rata

∑X1
X=
N
Keterangan:

X : rata-rata nilai (mean)


𝞢 x1 : jumlah nilai semua siswa
N : jumlah siswa.

Nilai rata-rata siswa kemudian dikelompokkan menjadi dua

kategori, yaitu pembelajaran lengkap dan pembelajaran

terfragmentasi. Siswa dikatakan telah berkonsentrasi penuh jika

skor rata-rata yang diperoleh siswa mencapai sekitar ≥71.

Kemudian dikatakan bahwa belajar belum selesai dengan asumsi

nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah ≤71..

Anda mungkin juga menyukai