Disusun oleh :
ESIH, S.Pd.I
NIP: 19760424 200710 2 002
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
“suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri
penting dalam mempersiapkan SDM yang bermutu. Karena dari pendidikan inilah
dalam meraih cita-cita mereka di masa depan. Oleh karena itu, guru harus dapat
kreatif dan tepat dalam memilih model pembelajaran, proses pembelajaran, media
perkembangan usia siswa MI. Dengan adanya fenomena seperti inilah maka
dilihat dari aspek proses, waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar.
tema sebagai pemersatu materi dalam beberapa mata pelajaran sekaligus dalam
3
satu kali tatap muka. Sehingga membuat proses pembelajaran menjadi lebih
bermakna dan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa MI khususnya kelas
rendah”. 2
model pembelajaran tematik dengan benar dan berhasil. Untuk itu pemahaman
yang menarik harus dipacu sebagai sarana belajar dan pendewasaan. Tujuannya
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Ada tiga macam hasil belajar, yaitu:
“(a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan
cita-cita”.4
Kenyataan yang terjadi saat ini, siswa MI khususnya kelas rendah masih
seusia mereka (7 tahun- 9 tahun), mereka selalu asyik dengan dunianya sendiri
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak
1. Pihak Sekolah
Dengan adanya penelitian seperti ini, diharapkan dapat memacu pihak sekolah
atau lainnya.
2. Pihak Guru
3. Pihak Siswa
4. Peneliti Terdahulu
E. Hipotesis
akan meningkat.
F. Penegasan Istilah
baik”.
mengajar, media, sumber belajar, penilaian hasil belajar sesuai dengan yang
beberapa mata pelajaran dalam satu tema atau satu topik pembicaraan”.
4. Tema adalah “pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok
pembicaraan”.
8
yang memiliki makna dan atau pengaruh tertentu kepada individu, yang dapat
dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara
sehari-hari”.
usaha atau kegiatan ke arah yang lebih baik lagi dari yang semula”.
G. Sistematika Pembahasan
terhadap penyusunan skripsi ini maka penulis menyusun dalam lima bab, yang
Bab I, Pendahuluan, pada bab ini berisi: (a) latar belakang masalah, (b)
rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) hipotesi, (f)
Bab II, kajian pustaka, pada bab ini berisi tentang landasan teori yang
Penelitian terdahulu.
Bab III, metode penelitian, pada bab ini terdiri dari: (a) Jenis dan
pendekatan penelitian, (b) lokasi dan subjek penelitian, (c) kehadiran peneliti, (d)
data dan sumber data, (e) prosedur pengumpulan data, (f) teknik analisis data, (g)
Bab IV, Paparan hasil penelitian, terdiri dari: (a) paparan data. (b) temuan
Bagian akhir, terdiri dari: (a) daftar rujukan, (b) lampiran-lampiran, (c)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Tematik
(1) siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, (2)
siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama, (3)
kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan
mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa, (4) siswa mampu
lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan
dalam konteks tema yang jelas, (5) guru dapat menghemat waktu karena
mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan
sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya
dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.6
sesuatu secara menyeluruh kepada siswa. Secara aktif siswa terlibat dalam proses
6
Muslich, KTSP Pembelajaran..., hal. 164
11
pembelajaran tematik.
proses pembelajaran secara aktif. Oleh karena itu, siswa dapat memperoleh
yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian yang digunakan
untuk memahami gejala-gejala dan konsep-konsep lain, baik yang berasal dari
mata pelajaran yang bersangkutan maupun dari mata pelajaran lainnya, (2) suatu
dan perkembangan siswa, (3) suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan
konsep dalam beberapa mata pelajaran yang berbeda. Harapannya, siswa akan
7
Ibid., hal. 165
12
berikut:8
Dengan pangalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata
secara utuh.
e. Bersifat fleksibel
Bersifat luwes (fleksibel), dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar daru
dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa
berada.
8
Kunandar, Guru Profesional..., hal. 335
13
yakni:9
tanpa ada usaha untuk menghubungkan atau memadukan satu sama lainnya.
Setiap mata pelajaran dipandang sebagai mata pelajaran kajian murni berdiri
sendiri.
suatu masalah.
Dengan model ini, guru dapat menyusun kembali urutan topik-topik yang
kebetulan sama antara yang satu dan yang lainnya. Dua mata pelajaran yang
secara paralel.
9
Ibid., hal. 336
14
Beberapa mata pelajaran memiliki bagian yang sama dengan bagian dari mata
pelajaran yang lainnya. Sebagai contoh, guru IPA dan Matematika sama-sama
atau memotong dengan sangat dalam isi materi berbagai mata pelajaran.
Model padu ini mengintegrasikan konsep, keterampilan, dan isi konsep yang
Dalam model ini pelajar (calon sarjana, magister, atau doktor) mencelupkan
atas, maka pada penelitian ini peneliti menggunakan model jaring laba-laba
beberapa implikasi bagi guru, siswa, buku ajar, sarana prasarana, pengelolaan
aktif.
dimanfaatkan.
buku ajar, sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan
sebagai berikut:
dilaksanakan.
17
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut: Susunan bangku peserta didik
baik di dalam kelas maupun di luar kelas, dinding kelas dapat dimanfaatkan
untuk memajang hasil karya peserta didik, alat, sarana, dan sumber belajar
a. Tahap Persiapan
a) Menentukan Tema
pencapaiannya dan setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada
kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tersebut
akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar, dan indikator dari setiap mata
pelajaran.
3) Penyusunan Silabus
dijadikan dasar dalam penyusunan silabus. Komponen silabus teridiri dari standar
penilaian.
d) Strategi pembelajaran.
5) Pengelolaan Kelas.
a) Mengatur Ruangan; ruangan perlu diatur sesuai dengan tema yang sedang
dilakukan.
sederhana, bercakap-cakap dan tanya jawab, peserta didik bercerita atau guru
bercerita.
belajar menyenangkan.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Kegiatan Pendahuluan/Awal/Pembukaan
2) Kegiatan Inti
perorangan.
c. Tahap Penilaian
1) Pengertian
menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang
2) Tujuan
b) Memperoleh umpan balik bagi guru, untuk mengetahui hambatan yang terjadi
dan pemantapan);
3) Prinsip
harus dikuasai oleh peserta didik kelas I dan II. Oleh karena itu, penguasaan
berlangsung.
e) Hasil karya/kerja siswa dapat digunakan sebagai bahan masukan guru dalam
4) Alat Penilaian
Alat penilaian dapat berupa Tes dan Nontes. Tes mencakup tertulis, lisan,
adalah melalui pemberian tugas dan portofolio. Guru menilai anak melalui
5) Aspek Penilaian
keterampilan Kompetensi Dasar dan indikator pada tiap-tiap mata pelajaran yang
22
terdapat pada tema tersebut. Nilai akhir pada laporan (rapor) dikembangkan pada
kompetensi mata pelajaran yang terdapat pada kelas satu dan dua MI.
B. Lingkungan
suasana menyenangkan, dan segar sehingga sang anak tumbuh sebagai manusia
yang baik.
Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna
dan atau pengaruh tertentu kepada sekolah. Lingkungan sebagai dasar pengajaran
tersendiri.
1. Fungsi psikologis
Respons tadi pada gilirannya dapat menjadi suatu stimulus baru yang
2. Fungsi pedagogis
3. Fungsi instruksional
materi pelajaran, sarana dan prasarana pengajaran, media pengajaran, dan kondisi
kehidupan siswa itu sendiri, agar siswa lebih mudah dalam memahami
pembelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah. Siswa akan bekerja keras
dengan kondisi alamiah anak. Berikut ini contoh gambar jaringan tematik dengan
tema lingkungan:
24
secara terpadu. Apakah seluruh materi dalam jaringan topik itu akan diajarkan
dalam 2 atau 3 kali pertemuan atau bahkan lebih. Jaringan tema dengan
mengaitkan indikator pencapaian hasil belajar. Selain itu juga dapat ditentukan
terpadu dengan tema adalah guru tidak perlu memaksakan bahwa semua pelajaran
harus dapat dikaitkan dengan tema. Sejauh dapat dikaitkan dengan tema akan
lebih baik, jika tidak dapat, maka guru cukup mengaitkan mata pelajaran yang
dapat dikaitkan saja. Apabila dengan satu dan lain hal ternyata ada indikator yang
tetap saja dapat dibahas dalam tema-tema yang sudah terpilih, maka langkah guru
Setelah tema dan jaringan topik sudah tersedia, maka langkah guru
agar pada waktu pelaksanaan proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
D. Pendekatan Kontekstual
membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
masyarakat.
26
tingkah laku pada siswa. Guru harus mampu memilih metode pembelajaran yang
budaya”.
yang memungkinkan siswa belajar dengan penuh makna”. Maksudnya pada suatu
proses pembelajaran berlangsung metode yang digunakan oleh guru itu dapat
pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajari dan bertujuan
Sehingga para guru akan mampu menghubungkan materi dengan hasil belajar
belajar, dan mereka akan memperoleh makna yang mendalam terhadap apa yang
dipelajarinya.
hubungan yang berarti antara ide-ide abstrak dan aplikasi praktis dalam dunia
kelas, laboratorium, tempat kerja, atau di tepi sebuah river. CTL mendorong
menghubungkan materi dengan situasi dunia nyata juga dapat “mendorong siswa
lanjut melalui pemberian pengalaman segar yang akan merangsang otak guna
berikut:
school context to solve simulated or real world problems, both alone and with
others.”
berbagai konteks dalam dan luar sekolah untuk memecahkan masalah yang
menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat nyata dan terkait dengan
kehidupan nyata siswa. Melalui keterlibatan siswa dalam mencari, mengolah dan
ajar dengan situasi-situasi dunia nyata dan memotivasi siswa untuk membuat
baru, John Dewey pada tahun 1916 dikelas Amerika mengusulkan “suatu
yang baik maka akan menciptakan kondisi kelas dimana siswanya bisa aktif dan
pesertadidik.
No Kontekstual Konvensional
1 Pemilihan informasi kebutuhan Pemilihan informasi ditentukan oleh guru.
individu siswa.
2 Cenderung mengintegrasikan Cenderung terfokus pada satu bidang
beberapa bidang (disiplin) (disiplin) tertentu.
3 Selalu mengkaitkan informasi Memberikan tumpukan informasi kepada
dengan pengetahuan awal yang telah siswa sampai pada saatnya diperlukan.
dimiliki siswa.
4 Menerapkan penilaian autentik Penilaian hasil belajar hanya melalui
melalui melalui penerapan praktis kegiatan akademik berupa ujian/ulang.
dalam pemecahan masalah.
a. Konstruktivisme (constructivism)
pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri
b. Inkuiri (Inquiry)
sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan
c. Bertanya (Questioning)
diperoleh dari kerjasama dengan oranglain. Masyarakat belajar bisa terjadi apabila
ada proses komunikasi dua arah. Seorang guru yang mengajari siswanya bukan
contoh masyarakat belajar karena komunikasi hanya terjadi satu arah, yaitu
informasi hanya dating dari guru kea rah siswa, tidak ada arus informasi yang
e. Pemodelan (Modeling)
tertentu ada model yang bisa ditiru. Guru dapat menjadi model, misalnya
f. Refleksi (Reflection).
32
dan diyakini,hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan
penyempurnaan strategi.
yang diperoleh siswa. Penilai tidak hanya guru, tetapi bias juga teman lain atau
orang lain”.
keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran serta pemikiran yang kreatif dengan
jumlah siswa yang mendapatkan nilai sesuai dengan standar nilai ketuntasan
siswa, serta peningkatan cara penerapan model pembelajaran model tematik tema
lingkungan.
33
berikut: (1) siswa mendapatkan nilai minimal memenuhi standart nilai ketuntasan
yang telah ditentukan oleh pihak sekolah yaitu minimal siswa mendapatkan skor
75 dalam setiap pembelajaran, (2) siswa tidak pernah remidi dalam setiap
berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana pembelajaran yang sudah dibuat
oleh guru serta tercapainya tujuan dari pembelajaran itu sendiri, (2)
F. Penelitian Terdahulu
Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III di SDN Puger
Siswa Kelas III di SDN Puger Kulon 01 Kecamatan Puger, Kabupaten Jember
Kabupaten Jember ini dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa, (b) Penerapan
Puger, Kabupaten Jember ini mengalami peningkatan yang ditunjukkan dari hasil
skor belajar siswa pada tes formatif yang diperoleh pada siklus I dan siklus II.
Tuban”
Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah Siswa kelas IV di SDN Klumpit 01 Soko
yang ditunjukkan oleh hasil sebelum tindakan nilai rata-rata siswa adalah 63,58.
10 siswa yaitu (58,82%) yang memiliki nilai ketuntasan individual tetapi belum
memiliki ketuntasan kelas. Sedangkan 7 siswa yaitu: AFM, SA, M, M.S, M.KA,
UNH, DAN WEA (41,18%) belum memiliki nilai ketuntasan individual dan
ketuntasan kelas yang telah ditetapkan yaitu 60% dan 75%. Setelah dilakukan
tindakan pada siklus I hasil belajar mengalami peningkatan yaitu rata-rata siswa
menjadi 64,41 Pada siklus I terdapat 5 siswa (29,41%) belum mencapai KKM
yaitu: AFM, AR, M, M.S, WEA dan 12 siswa (70,59%) sudah mencapai
ketuntasan individu dan ketuntasan kelas yang ditetapkan 60% dan 75%.
Selanjutnya dilakukan tindakan pada siklus II dan rata-rata hasil belajar siswa
menjadi 76,47. Hal ini berarti 17 siswa (100%) sudah mencapai Kriteria
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Kehadiran Peneliti
Sesuai dengan jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakaan kelas, maka
kehadiran peneliti di tempat penelitian sangat diperlukan sebagai instrument
utama. Peneliti sebagai instrument utama yang dimaksudkan adalah penulis
bertindak sebagai pengamat, pewawancara, pemberi tindakan dan pengumpul data
sekaligus sebagai pembuat laporan hasil penelitian. Sebagai pemberi tindakan
dalam penelitian maka peneliti bertindak sebagai pengajar, membuat rancangan
pembelajaran dan menyampaikan bahan ajar selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
Kemudian peneliti melakukan wawancara dan mengumpulkan data-data
serta menganalisisnya. Guru kelas dan teman sejawat membantu peneliti pada saat
melakukan pengamatan dan pengumpulan data.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah MI jatinagara yang berlokasi di Kecamatan
Jatinagara Kabupaten Ciamis. Dipilih sebagai lokasi penelitian dengan
pertimbangan sebagai berikut :
37
2. Sumber Data
Menurut Arikunto, sumber data adalah subyek dari mana data itu
diperoleh12. Sumber data dalam penelitian ini antara lain : 1) siswa kelas II MI
Jatinagara tahun ajaran 2017/2018 untuk mendapatkan data tentang hasil belajar
siswa dalam proses belajar mengajar, 2) guru bidang PAI kelas II untuk melihat
tingkat keberhasilan penerapan metode demonstrasi dalam proses belajar
mengajar, 3) teman sejawat dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat
penerapan penelitian tindakan kelas secara komprehensif baik dari sisi siswa atau
guru.
F. Analisis Data
1. Analisis Data
Analisis data dapat didefinisikan sebagai proses penelaahan, pengurutan,
dan pengelompokan data dengan tujuan untuk menyusun hipotesis kerja dan
mengangkatnya menjadi kesimpulan atau teori sebagai temuan penelitian. Yang
dimaksud analisis data kualitatif dalam penelitian ini yaitu analisis data yang
diperoleh dalam bentuk kalimat-kalimat dan aktifitas siswa dan guru.
Model analisis yang dipergunakan yaitu model mengalir “flow model”
(Milles and Hubermand) antara lain :
a) Reduksi data
Reduksi data dilakukan dengan pemillihan, memfokuskan, dan
menyederhanakan data yang diperoleh mulai dari awal penelitian sampai
penyusunan laporan penelitian. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi
yang jelas dari data tersebut sehingga peneliti dapat membuat kesimpulan yang
dapat dipertanggung jawabkan.
b) Menyajikan data
Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan hasil reduksi
dengan cara menyusun secara narasi, sehingga dapat memberikan kemungkinan
40
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan data yang telah diorganisir ini
dideskripsikan sehingga bermakna, baik dalam bentuk narasi, grafik maupun
tabel.
Data yang telah disajikan tersebut selanjutnya dibuat penafsiran dan
evaluasi untuk membuat perencanaan tindakan selanjutnya. Hasil penafsiran dan
evaluasi ini dapat berupa penjelasan tentang, 1) perbedaan antara pelaksanaan dan
perencanaan, 2) perlunya tindakan perubahan, 3) alternatif tindakan yang
dianggap tepat, 4) persepsi penelitian, teman sejawat dan guru yang terlibat dalam
pengamatan dan pencatatan lapangan terhadap tindakan yang dilakukan, 5)
kendala yang dihadapi dan sebab-sebab kendala itu muncul.
c) Penarikan kesimpulan
Pada tahap penarikan kesimpulan ini kegiatan yang dilakukan adalah
memberikan kesimpulan terhadap hasil penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini
mencakup pencarian makna data serta memberi penjelasan. Selanjutnya apabila
penarikan kesimpulan dirasakan tidak kuat, maka perlu adanya verifikasi dan
peneliti kembali mengumpulkan data dilapangan. Verifikasi adalah menguji
kebenaran, kekokohan dan kecocokan makna-makna yang muncul dari data yang
telah disimpulkan.
Kriteria keberhasilan tindakan ini akan dilihat dari : a) indikator proses dan
b) indikator hasil belajar.
Indikator proses yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah jika
kebutuhan belajar siswa berhasil menguasai materi mencapai 70% (berkriteria
cukup).
jumlah skor
Proses nilai rata-rata (NR)13 = 100 %
skor maksimal
1) Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara peneliti mengadakan
pengamatan secara teliti, rinci dan terus menerus selama proses penelitian.
Kegiatan ini diikuti dengan pelaksanaan wawancara secara intensif dan aktif.
Dalam kegiatan ini supaya terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti
subyek berdusta, menipu, atau berpura-pura.
2) Triangulasi
Triangulasi merupakan tehnik pemeriksaan keabsahan data, untuk
keperluan pengecekan keabsahan data atau sebagai perbandingan. Triangulasi
dilakukan dalam membandingkan hasil wawancara dan hasil observasi. Jenis yang
digunakan dalam triangulasi ini adalah penerapan metodenya yang digunakan
dalam penelitian tindakan kelas.
3) Pengecekan teman sejawat
Pengecekan teman sejawat yang dimaksudkan disini adalah
mendiskusikan proses dan hasil penelitian dengan dosen pembimbing atau teman
mahasiswa yang sedang atau telah mengadakan penelitian kualitatif atau pula
orang yang berpengalaman mengadakan penelitian kualitaif. Hal ini dilakukan
43
H. Tahap-tahap Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Nilai Tematik pada tes
sebelumnya (tes awal) merupakan hasil awal. Sedangkan observasi awal
dilakukan untuk dapat mengetahui tindakan yang tepat untuk diberikan dalam
rangka meningkatkan hasil belajar Tematik.
Dalam penelitian ini dibagi menjadi 5 tahapan yaitu: 1) tahap
pendahuluan, 2) tahap perencanaan, 3) tahap pelaksanaan, 4) tahap observasi,
5) tahap refleksi.
5) Tahap refleksi
Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap ini adalah :
a) Menganalisa hasil pekerjaan siswa.
b) Menganalisa hasil wawancara
c) Menganalisa lembar observasi siswa
d) Menganalisa lembar observasi peneliti
45
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
?
46
BAB IV
19/05 Desa Jatinagara Kecamatan Jatinagara Kabupaten Ciamis. Kurang lebih 2,5
Km dari pusat kota Kecamatan Jatinagara dan kurang lebih 38 Km dari pusat kota
2. Profil MI Jatinagara
4. Kode wilayah -
5. Alamat:
b) Desa Jatinagara
c) Kecamatan Jatinagara
d) Kabupaten Ciamis
7. Kelompok Madrasah
Wawasan Keilmuan.
Kondisi
Jenis Bangunan Jumlah Ket
Baik Sedang Ruksak
Ruang Kelas 6 √ - -
Ruang Kepala 1 - √ -
Ruang Guru 1 √ - -
Ruang TU 1 - √ -
Ruang Perpustakaan 1 √ - -
Ruang Serbaguna/Aula - - - -
WC. Guru 1 √ - -
WC. Siswa - - - -
Ruang UKS 1 - √ -
Musholla 1 - √ -
Lab Komputer - - - -
Lab Bahasa - - - -
Kantin 1 - √ -
5. Keadaan Guru.
49
Madrasah Ibtidaiyah Jatinagara saat ini memiliki tenaga guru dan pegawai
TU sebanyak 12 orang.
Bahasa Sunda
6. Keadaan Siswa.
50
seluruh siswa MI Jatinagara pada tahun pelajaran 2017/2018 adalah 130 siswa.
7. Deskripsi Kelas II
NO Keterangan Jumlah
1 Putra 14
2 Putri 9
Jumlah 23
B. Paparan Data
Pada tahap ini akan dipaparkan hasil penelitian tentang Peningkatan Hasil
1. Pra-Tindakan
kelas II. Pada pertemuan tersebut, peneliti menyampaikan rencana penelitian yang
51
telah mendapat izin dari Kepala Sekolah. Dari pertemuan dengan guru mata
pelajaran Tematik kelas II, peneliti memperoleh informasi bahwa materi shalat
mempraktekkan materi shalat Idain lagi. Berdasarkan saran guru kelas II peneliti
sholat Idain akan disampaikan dua minggu lagi sesuai dengan jadwal pelajaran
Tematik. Setelah itu, peneliti memberikan gambaran secara garis besar mengenai
pelaksanaan penelitian.
Peneliti juga berdiskusi dengan guru kelas II tentang kondisi siswa, jumlah
siswa dan latar belakang siswa. Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah siswa
kelas II seluruhnya 23 siswa terdiri dari 9 siswa perempuan dan 14 siswa laki-
laki. Sesuai dengan kondisi kelas pada umumnya, kemampuan siswa sangat
heterogen. Latar belakang keluarga siswa bervariasi, yaitu dari keluarga buruh,
dengan jumlah jam dala satu minggu. Peneliti menyampaikan bahwa yang
bertindak sebagai pelaksana tindakan adalah peneliti, dan guru kelas sebagai
untuk mengamati semua aktifitas peneliti dan siswa dalam kelas apakah sudah
pengamat diberi lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti. Peneliti
masing-masing siklus terdiri dari dua kali tindakan atau pertemuan. Setiap akhir
52
siklus akan diadakan tes akhir tindakan untuk mengukur seberapa jauh
kondisi kelas, kondisi siswa, prestasi belajar siswa terutama mata pelajaran
Berikut ini adalah kutipan hasil wawancara antara peneliti dengan guru
kelas II pada tanggal 19 Januari 2018 bertempat diruang guru pukul 10.00 WIB.
ceramah ?
Tematik ?
G : Hasil belajar siswa naik turun, kadang bagus dan kadang pula
teliti.
G : Untuk nilai rata-rata kelas II adalah 81,39 dan ada 9 siswa yang
Tematik.
Keterangan :
mendengarkan saja, hal ini sangat berpengaruh besar terhadap aspek kognitif
siswa, karena jika siswa sudah tidak menyukai metode yang digunakan guru,
maka secara otomatis materi akan sulit masuk dalam otak siswa. Dan ini akan
Sesuai dengan rencana, tes awal dilakukan pada hari sabtu. Tes awal
tersebut diikuti 23 siswa kelas II. Pada tes awal ini peneliti memberikan tugas
kepada siswa untuk menjawab soal-soal tentang shalat Idain. Berdasarkan skor tes
awal, tampak bahwa siswa kurang menguasai materi prasyarat. Hasil skor tes awal
1. ADZRA ANINDYA P 80
ALPI AMALIATUN
2. P 75
N.
3. AMEL P 60
4. DICKY FADILLAH L 65
5. DINA OKTAFIANI P 80
6. DZIKRI ROHMAN L 85
7. ELAN SUHERLAN L 85
8. EZAR RIZQI R. L 90
9. FAHRY P. L 60
IBET
10. P 65
BAITURROIHAH
INDRA
11. L 75
SYAHPUTRA
13. IRMANSYAH L 75
LITTA FARIDATUL
14. P 85
G.
M. FARID AL
16. L 60
KARIM
NURUL
20. P 80
RAHMADANI
M. SHIVAZUL
23. L 65
VANA
Rata-rata 74,82
belum menguasai materi prasyarat dari materi shalat Idain. Ini terbukti dengan
tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi yang
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai
berikut :
2) Menyiapkan materi yang akan diajarkan yaitu materi tentang shalat Idain.
6) Menyiapkan Lembar Tes (LT) berupa soal post test yang berguna untuk
Januari 2018. Peneliti memulai pelajaran dengan mengucapkan salam dan dijawab
yang ingin dicapai. Siswa tampak antusias mengikuti pelajaran Tematik ini karena
gaduh. Namun keadaan kelas kembali kondusif setelah peneliti menenangkan para
siswa.
demonstrasi.
pemberian soal post tes siklus 1. tujuannya yaitu untuk mengetahui hasil belajar
perbedaan antara hasil pre tes (tes awal) dengan hasil post test (tes akhir siklus 1).
57
Jika pada hasil dari siklus 1 kurang berhasil dan tidak sesuai dari kriteria yang
c. Tahap observasi
Pada tahap observasi ini peneliti dibantu oleh satu orang yang bertindak
sebagai pengamat, yaitu Bapak Diat Hadiat. selaku guru Tematik kelas II MI
telah disediakan oleh peneliti. Apabila ada hal-hal yang terjadi saat proses
pembelajaran dan tidak ada dalam point format observasi maka hal tersebut
Hasil observasi terhadap aktifitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :
Pengamatan
Tahap Indikator
Nilai Deskriptor
Melakukan aktiftas
4 a, b, c
keseharian
Memperhatikan
4 b, c, d
penjelasan materi
58
Keterlibatan dalam
membangkitkan
4 a, b, c
pengetahuan siswa
tentang materi
Memanfaatkan media
4 b, c, d
yang tersedia
Mengerjakan tugas
4 a, b, c
secara mandiri
Menanggapi evaluasi 4 a, b, d
Akhir
Mengakhiri pelajaran 5 Semua
Jumlah skor 36
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, secara umum aktifitas siswa berjalan sesuai
dengan rencana yang diharapkan. Skor yang diperoleh dari observasi terhadap
aktifitas siswa adalah 36, sedangkan skor maksimal adalah 45, sehingga skor yang
36
diperoleh rata-rata adalah NR 100% 80%
45
80 % NR 89 % : Baik
70 % NR 79 % : Cukup
60 % NR 69 % : Kurang
0 % NR 59 % : Kurang sekali
59
Pengamatan
Tahap Indikator
Nilai Deskriptor
Memperhatikan tujuan 4 a, b, c
Memotivasi siswa 4 a, b, c
Inti kerja
membangkitkan pengetahuan
4 a, b, c
prasyarat siswa
Membantu menumbuh-kan
4 b, c, d
kepercayaan diri siswa
Mengakhiri pelajaran 4 a, b, d
Jumlah skor 45
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa secara umum peneliti
sudah melakukan sesuai rencana yang diharapkan, yang diperoleh dari observasi
tentang aktifitas peneliti/guru adalah 45. Sedangkan skor maksimal adalah 55,
45
maka skor yang diperoleh rata-rata adalah NR 100% 81,8% maka taraf
55
rumah, dan diterapkan dalam proses pembelajaran walaupun ada beberapa poin
Catatan lapangan ini digunakan untuk mencatat hal-hal penting yang tidak
Ada beberapa hal yang dicatat oleh peneliti adalah sebagai berikut :
3) Ada beberapa siswa saja yang tidak mencatat hal-hal yang penting.
post tes. Soal post test terdiri dari 5 butir soal uraian yang harus di jawab dengan
Hasil nilai post test siklus diurutkan berdasarkan urutan jumlah skor
tertinggi ke skor terendah pada skala 100 yang dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut
1. ADZRA ANINDYA P 70
2. ALPI AMALIATUN 70
P
N.
3. AMEL P 70
4. DICKY FADILLAH L 90
5. DINA OKTAFIANI P 90
6. DZIKRI ROHMAN L 95
7. ELAN SUHERLAN L 95
8. EZAR RIZQI R. L 95
9. FAHRY P. L 95
10. IBET 95
P
BAITURROIHAH
11. INDRA L 75
62
SYAHPUTRA
13. IRMANSYAH L 90
16. M. FARID AL 95
L
KARIM
20. NURUL 85
P
RAHMADANI
23. M. SHIVAZUL 90
L
VANA
Rata-rata 86,75
Berdasarkan hasil post test pada siklus 1 yang ditunjukkan tabel di atas
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada siswa. Ini dibuktikan
dengan skor rata-rata pre test (tes awal) adalah 74,82 sedangkan skor rata-rata post
test siklus 1 adalah 86,75. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut
:
63
Siswa yang berada pada taraf tuntas adalah 23 siswa, sedangkan siswa
yang berada pada taraf tidak tuntas adalah 5 siswa. Karena belum sesuai dengan
d. Refleksi
II. Selanjutnya peneliti melakukan kegiatan refleksi terhadap hasil tes akhir, hasil
observasi dan hasil dari catatan lapangan pada siklus 1 dibantu oleh guru mata
pelajaran Tematik kelas II, maka diperoleh beberapa hal sebagai berikut :
1) Hasil belajar pada siklus 1 menunjukkan peningkatan. Hal ini terbukti dari skor
akhir siklus 1 yang lebih baik dari skor tes sebelumnya. Jadi pemahaman siswa
keberhasilan pada kriteria baik, terjadi peningkatan yang semula ketika diajar
dengan metode yang biasa siswa kurang begitu bersemangat tetapi ketika
pelajaran Tematik.
64
4) Perlu dilakukan siklus 2, karena ada beberapa siswa belum mencapai KKM
yang telah ditentukan, yaitu 80. Selain itu ketuntasan penelitian ini adalah 60
%. Jadi ada beberapa siswa yang harus tuntas dan ini jelas pelu ada perbaikan
pada siklus 1 dan akan dilaksanakan siklus 2 untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
berikut:
a. Tahap perencanaan
Kegiatan pada tahap perencanaan ini sama dengan yang dilakukan pada
Februari 2018 pukul 07.00 – 08.10, dalam satu pertemuan dua jam pelajaran (2 x
35menit).
65
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tekait materi yang baru saja dijelaskan.
c. Tahap observasi
Pada tahap observasi ini peneliti dibantu bapak Diat Hadiat. sebagai
format observasi kepada pengamat, dan jika ada hal-hal yang tidak terdapat di
point lembar observasi maka akan dijadikan sebagai hasil catatan lapangan.
Hasil observasi aktifitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
Pengamatan
Tahap Indikator
Nilai Deskriptor
Melakukan aktifitas
5 Semua
keseharian
Memperhatikan
4 b, c, d
penjelasan materi
66
Keterlibatan dalam
membangkitkan
5 semua
pengetahuan siswa
tentang materi
Memanfaatkan media
5 Semua
yang tersedia
Mengerjakan tugas
5 Semua
secara mandiri
Jumlah skor 42
Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa secara umum aktifitas
siswa berjalan sesuai dengan apa yang telah diharapkan. Skor yang diperoleh dari
observasi terhadap aktifitas siswa adalah 42, sedangkan skor maksimal adalah 45,
42
sehingga diperoleh skor rata-rata adalah NR 100% 93,3% .
45
sangat baik. Sementara hasil dari observasi terhadap aktivitas peneliti dapat dilihat
Pengamatan
Tahap Indikator
Nilai Deskriptor
67
Melakukan aktifitas
4 a, c, d
keseharian
Memperhatikan tujuan 5 a, b, c
Memotivasi siswa 4 a, b, c
Membimbing dan
membangkitkan
4 a, b, c
pengetahuan prasyarat siswa
Membantu menumbuhkan
Jumlah skor 52
68
Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa secara umum peneliti
sudah melakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Skor yang diperoleh
dari pengamatan aktifitas peneliti adalah 52 sedangkan skor maksimal adalah 55,
52
sehingga diperoleh rata-rata adalah NR 100% 94,5% .
55
Catatan lapangan dibuat untuk mencatat hal-hal penting yang tidak muncul
pada lembar observasi. Ada beberapa hal yang sempat dicatat oleh peneliti adalah
sebagai berikut :
b) Ada beberapa siswa yang bermain sendiri tidak mendengarkan penjelasan guru.
Post test siklus 2 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 19 Mei 2012,
dikerjakan selama 25 menit. Soal post test siklus 2 terdiri dari 5 butir soal uraian.
Hasil post test diurutkan berdasarkan jumlah skor tertinggi sampai ke skor
terendah pada skala 100 yang dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut:
1. ADZRA ANINDYA P 90
2. ALPI AMALIATUN P 90
69
N.
3. AMEL P 95
4. DICKY FADILLAH L 90
5. DINA OKTAFIANI P 85
6. DZIKRI ROHMAN L 95
7. ELAN SUHERLAN L 95
8. EZAR RIZQI R. L 95
9. FAHRY P. L 95
10. IBET 85
P
BAITURROIHAH
13. IRMANSYAH L 90
16. M. FARID AL 95
L
KARIM
20. NURUL 85
P
RAHMADANI
Rata-rata 91,07
peningkatan pemahaman pada siswa. Ini terbukti dengan skor post test siklus 1
rata-rata adalah 86,75 sedangkan rata-rata skor post test siklus 2 adalah 91,07.
c. Hasil wawancara
jam 10.00 (waktu istirahat), yang menjadi subyek wawancara adalah 4 siswa yang
memiliki nilai terendah yaitu siswa berinisial MN, MDH, AZ dan F. Pada saat jam
istirahat peneliti masuk ke kelas II dan menemui ke empat siswa tersebut untuk
tersebut.
Pertanyaan Jawaban
tidak.
IR : Membuat cepat
mengerti, karena
diperagakan secara
langsung.
mengerti Bu,
karena
menyenangkan
ES : coba ternyata
mudah.
Tidak Bu.
justru malah
senang.
AA : dipahami Bu.
Menyenangkan dan
tidak membuat
bosan.
AA : mudah dipahami
Suasana tidak
diingat.
d. Refleksi
selanjutnya peneliti mengadakan kegiatan refleksi terhadap hasil post test, hasil
73
observasi dan hasil catatan lapangan serta hasil wawancara siklus 2, maka
a) Hasil belajar siswa didasarkan pada hasil post test siklus 2 menunjukkan
peningkatan yang cukup baik dari pada test sebelumnya berarti pemahaman
baik.
Tematik.
kegiatan pembelajaran.
pelaksanaan tindakan pada siklus 2 ini tidak diperlukan pengulangan siklus karena
kegiatan pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana yang disusun dan sesuai
pembelajaran di kelas yakni dengan mengadakan pre test untuk mengetahui sejauh
Hasil dari pre test yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa siswa
masih berada pada taraf kurang karena ketuntasan mereka hanya 65% sehingga
melakukan penelitian dalam bentuk siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap
penonton, akan tetapi dalam penerapan metode guru melibatkan siswa secara
guru akan tahu kekurangan siswa dan seberapa jauh pemahaman siswa sehingga
dalam menerapkan metode ini, selain untuk memperkuat pemahaman mereka juga
berimplikasi positif pada tingkat hasil belajar siswa. Hal ini dapat di lihat dari
pengerjaan test demi test yang mampu mereka kerjakan dengan baik.
akan berimbas pada hasil yang baik serta prestasi yang lebih membagakan.
pemahaman siswa dalam penelitian ini di ukur dari hasil tes individu siswa. Hasil
75
belajar Tematik siswa meningkat dari rata-rata nilai tes pada siklus 1 yaitu 86,75
dan pada siklus II adalah 91,07. Hal ini sudah cukup membuktikan bahwa terdapat
peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi yang telah di ajarkan oleh guru.
shalat Idain, memberi dampak positif pada pemahaman siswa serta keaktifan
memperlihatkan segala sesuatu secara jelas sehingga tidak akan terjadi salah
pemahaman.
Siswa yang tidak terlalu aktif dan masih malu-malu di hadapan temannya
jadi bisa aktif dan percaya diri dengan dorongan dan motivasi guru. Yang awalnya
kurang paham terhadap materi bisa sedikit demi sedikit memahami materi dan
peroleh aktifitas siswa dalam proses pembelajaran pada materi shalat Idain dengan
dan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran dan hidupnya suasana kelas.
Serta keikut sertaan siswa dalam pembelajaran ini membuat pembelajaran ini
siswa semakin meningkat. yakni pada siklus 1 tingkat aktifitas siswa rata-rata
76
dalam proses pembelajaran adalah 80% dan pada siklus 2 tingkat aktifitas siswa
mampu melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai tujuan yang telah di tetapkan.
77
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
dalam kelas mampu meningkatkan hasil siswa. Hal ini di tandai dengan
ketuntasan belajar siswa yang cukup baik dari hasil tes formulatif pada dua
siklus yang di laksanakan mulai dari siklus pertama sampai kedua. Hasil
belajar siswa memperoleh ketuntasan nilai 86,75 % dari jumlah siswa pada
siklus 1 dan meningkat menjadi 91,07% dari jumlah siswa pada siklus 2.
Kabupaten Ciamis ini dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hal ini
siswa rata-rata dalam proses pembelajaran adalah 80% dan pada pertemuan ke
B. SARAN
semua pihak lingkungan sekolah baik itu dari pihak sekolah dan guru, pihak
kreatif, efektif, dan inovatif lagi dalam hal memetakan kompetensi dasar ke dalam
dalam setiap siklusnya, serta dalam hal pengelolahan kelasnya. Hal ini bertujuan
agar penerapan model pembelajaran tematik berikutnya dapat berjalan lebih tepat,
lebih efektif, serta lebih optimal lagi serta sesuai dengan tujuan pembelajaran
2. Pihak Siswa
siswa dapat lebih aktif lagi dalam proses pembelajaran, siswa mendapatkan nilai
sesuai dengan standar ketuntasan sesuai yang telah ditentukan oleh pihak sekolah,
79
serta siswa dapat menerapkan hasil dari pembelajaran dalam kehidupan sehari-
hari.
ini, dapat memberikan informasi serta wawasan serta dapat meningkatkan lagi