Anda di halaman 1dari 27

1

PROPOSAL PENELITIAN

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA


DIDIK MELALUI PENGGUNAAN METODE AMBAK (APA MANFAAT
BAGIKU) PADA MATA PELAJARAN IPS POKO BAHASAN LINGKUNGAN
ALAM
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas III MIS 1 Tanjungsari Kecamatan Rajadesa
Kabupaten Ciamis)

Oleh :
NIA NURMIATUN
NPM. 13.07.0451

A. Latar Belakang Masalah

Dalam UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 4 ayat 1 dan 2 tentang SISDIKNAS

menyatakan bahwa Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dengan menjunjung hak

asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa. Pendidikan

diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun keilmuan dan

mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

Menurut S. Nasution (1995:35) Ilmu Pengetahuan Sosial dapat diserap melalui proses

belajar, dengan belajar manusia bisa bangkit dari kebodohan serta ketertinggalan. Belajar

merupakan proses psikologis yang terjadi di dalam diri seseorang karena itu bisa diketahui

dengan pasti bagaimana terjadinya, karena prosesnya kompleks. Belajar merupakan

kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Berhasil tidaknya

tujuan pendidikan banyak tergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik . Guru

merupakan orang yang paling berperan penting dalam proses kegiatan belajar mengajar di

kelas. Pada hakikatnya IPS mengkaji seperangkat peristiwa fakta yang berkaitan dengan

ilmu sosial.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah cabang ilmu pengetahuan yang berkaitan

dengan ilmu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

memuat geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi. Namun ada ketentuan bahwa melalui

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), peserta didik diarahkan untuk menjadi
2

warga Indonesia yang demokrasi, dan bertanggungjawab serta warga negara yang cinta

damai (Sapriya, 2012: 194).

Setiap kegiatan belajar mengajar melibatkkan dua pelaku aktif yaitu guru dan peserta

didik . Guru berperan sebagai fasilitator yang merupakan pencipta kondisi belajar dan yang

mendesain sistem pembelajaran secara sengaja. Sedangkan peserta didik merupakan

subjek pembelajaran yang dengan aktif menikmati kondisi belajar yang telah diciptakan

oleh guru.

Oleh karena itu, peserta didik harus mempunyai rasa motvasi yang timbul dari dalam

dirinya. Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang

sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan

beberapa indikator yang mendukung Motivasi belajar, yaitu: (1) Adanya hasrat dan

keinginan berhasil. (2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. (3) Adanya

harapan dan cita-cita masa depan. (4) Adanya penghargaan dalam belajar. (5) Adanya

kegiatan yang menarik dalam belajar. (6) Adanya lingkungan yang kondusif (Uno, 2007:

23).

Kurikulum disetiap tingkatan satuan pendidikan menuntut untuk ketuntasan belajar

peserta didik dan sekolah. Sehingga di MIS 1 Tanjungsari Kecamatan Rajadesa

Kabupaten Ciamis telah menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk Mata

Pelajaran IPS yaitu 70. Namun berdasarkan pengamatan awal terhadap proses

pembelajaran IPS kelas III di MIS 1 Tanjungsari Kecamatan Rajadesa diperoleh informasi

bahwa selama proses pembelajaran berlangsung, guru belum memberdayakan seluruh

potensi yang dimilikinya dikarenakan kurangnya kecakapan guru dalam menyampaiakan

materi dan penggunaan media yang ada disekitar sehingga masih banyak peserta didik

yang belum mampu mencapai target kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu masih

dibawah 70. Dari 12 peserta didik kelas III MIS Tanjungsari Kecamtan Rajadesa sekitar
3

60% peserta didik atau 7 peserta didik mendapatkan nilai 60. Sehingga bisa dikatan

peserta didik belum memahami terhadap materi atau kompetensi dasar yang disajikan dan

disampaikan guru. (sumber: Wawancara dengan staf guru dan Ibu wali kelas III MIS 1

Tanjungsari Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis, tanggal 27 Januari 2017).

Berdasarkan gambaran diatas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor

yang menyebabkan rendahnya hasil belajar peserta didika dikarenakan kurangnya motivasi

yang ada dalam peserta didik, dikarenakan kurang mampunya seorang guru untuk

membangkitkan motivasi belajar peserta didik sehingga pembelajaran kurang diminati

peserta didik. Uno (2007: 1) berpendapat bahwa motivasi adalah dorongan dasar yang

menggerakan sesorang bertingkah laku, dorongan ini berada pada diri seseorang yang

menggerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dipandang perlu

melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan metode AMBAK (APA

MANFAAT BAGIKU). Dimana kelebihan metode ini adalah mampu menarik perhatian

dan minat belajar peserta didik sebelum belajar, mampu membangkitkan motivasi anak

dalam belajar karena anak secara langsung terlibat, memberikan pengetahuan pada peserta

didik tentang lingkungan alam, efesiensi waktu dan tenaga, memudahkan pendidik dalam

menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan metode AMBAK. Dan ketika

pembelajaran sudah menggunakan metode AMBAK maka sebelum pembelajaran dimulai

peserta didik akan dimulai dengan apa yang akan dipelajari dan bagaimana manfaatnya

untuk diri mereka.

Dari latar belakang diatas, maka penulis perlu dan tertarik untuk mengadakan

penelitian tindakan kelas (PTK) yang memfokuskan pada Motivasi belajar peserta didik ”

Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui


4

Penggunaan Metode Ambak (Apa Manfaat Bagiku) Pada Mata Pelajaran IPS Pokok

Bahasan Lingkungan Alam

(Penelitian Tindakan Kelas III MIS Tanjungsari Kecamatan Rajadesa Kabupaten

Ciamis).

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut :

a. Kurangnya persiapan guru dalam menyusun RPP sebelum kegiatan pembelajaran dan

pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat.

b. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan metode yang telah dipersiapkan kurang

maksimal.

c. Motivasi belajar peserta didik yang masih rendah dan banyak yang mendapatkan

nilai di bawah KKM 70.

d. Kuarangnya penggunaan metode yang bervariatif

e. Dari hasil identifikasi tersebut, diharapkan guru kelas III untuk melakukan perubahan

dari temuan-temuan tersebut dengan menggunakan metode AMBAK (Apa Manfaat

Bagiku) untuk meningkatkan Motivasi belajar peserta didik dalam pokok bahasan

Lingkungan alam pada Mata Pelajaran IPS. Kegiatan tindakan ini yang didasari pada

masalah di lapangan tersebut, yang pelaksanaannya dalam bentuk penelitian tindakan

kelas (PTK).
5

2. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan ini tidak melebar, kami sebagai peneliti membatasi permasalahan ini

menjadi beberapa hal:

a. Pentingnya merancang RPP dengan menggunakan metode pembelajaran yang baik pada

pembelajaran IPS di MI.

b. Pentingnya penggunaan metode pembelajaran yang tepat pada pembelajaran IPS pokok

bahsan lingkungan alam di MI salah satunya dengan menggunakan metode AMBAK

(Apa Manfaat Bagiku).

c. Motivasi belajar peserta didik di SD/MI pada pembelajaran IPS pokok bahsan

lingkungan alam dengan menggunakan metode AMBAK (Apa Manfaat Bagiku) agar

meningkat.

3. Perumusan Masalah

Setelah masalah yang akan diteliti itu ditentukan, maka masalah yang akan diteliti itu

perlu dirumuskan secara spesifik. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

a. Bagaimanakah merancang perencanaan pelaksanaan pembelajaran IPS pokok bahasan

lingkungan alam dengan menggunakan metode AMBAK (Apa Manfaat Bagiku) di

Kelas III MIS 1 Tanjungsari Kecamatan Rajadesa?

b. Bagaimanakah proses pembelajaran IPS pokok bahasan lingkungan alam dengan

menggunakan metode AMBAK (Apa Manfaat Bagiku) di Kelas III MIS 1 Tanjungsari

Kecamatan Rajadesa?

c. Bagaimanakah meningkatan Motivasi belajar peserta didik setelah mengikuti

pembelajaran IPS pokok bahsan lingkungan alam dengan menggunakan metode

AMBAK (Apa Manfaat Bagiku) di Kelas III MIS 1 Tanjungsari Kecamatan Rajadesa?
6

C. Cara Pemecahan Masalah

Permasalahan yang telah dirumuskan di atas dapat dipecahkan dengan tindakan yang

secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Meningkatkan kemampuan guru dalam merancang teknik pembelajaran IPS pokok

bahsan lingkungan alam di Kelas III MIS 1 Tanjungsari Kecamatan Rajadesa.

2. Meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran IPS pokok bahasan

lingkungan alam dengan menggunakan metode AMBAK (Apa Manfaat bagiku) di

Kelas III MIS 1 Tanjungsari Kecamatan Rajadesa.

3. Meningkatkan Motivasi belajar peserta didik melalui penggunaan metode AMBAK

(Apa Manfaat Bagiku).

4. Meningkatkan sistem pembelajaran student centered pada pembelajaran IPS pokok

bahasan lingkungan alam dengan menggunakan metode AMBAK (Apa Manfaat

Bagiku) di Kelas III MIS 1 Tanjungsari Kecamatan Rajadesa.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan bahwa penelitia

memiliki tujuan sebagai berikut :

a. Tujuan Umum Penelitian

Untuk mengetahui Motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS pokok

bahasan Lingkungan alam dengan menggunakan metode AMBAK (Apa Manfaat Bagiku)

di kelas III MIS 1 Tanjungsari Kecamatan Rajadesa.

b. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dari serangkaian tindakan dalam penelitian

ini adalah:
7

1. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam merancang perencanaan pembelajaran IPS

pokok basan lingkungan alam dengan menggunakan metode AMBAK (Apa Manfaat

Bagiku) di Kelas III MIS 1 Tanjungsari Kecamatan Rajadesa.

2. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran

IPS pokok bahasan lingkungan alam dalam mengimplementasikan metode AMBAK

(Apa Manfaat Bagiku) di Kelas III MIS 1 Tanjungsari Kecamatan Rajadesa.

3. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS pokok

bahasan lingkungan alam setelah menggunakan metode AMBAK (Apa Manfaat

Bagiku) di Kelas III MIS 1 Tanjungsari Kecamatan Rajadesa.

2. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperoleh satu alternatif pembelajaran

untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas III MIS 1 Tanjungsari Kecamatan

Rajadesa Kabupaten Ciamis pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pokok

bahasan lingkungan Alam.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peserta Didik

Memberikan pengalaman langsung untuk mengembangkan kemampuan peserta didik

sesuai dengan potensinya, memecahkan permasalahan secara terencana dan

sistematis yang terkait dengan pembelajaran IPS di Kelas III MIS 1 Tanjungsari

Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis.

b. Bagi Guru/Pendidik

Dan bagi pendidik dapat memberikan pengalaman langsung dalam mewujudkan

pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, sementara pendidik berfungsi sebagai
8

fasilitator, yang ditandai dengan berkurangnya peran pendidik dan dominannya

keterlibatan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar serta menciptakan

pembelajaran IPS yang sesuai dengan pendekatan IPS sehingga dapat meningkatkan

keterampilan proses peserta didik .

c. Bagi Sekoah

Secara kelembagaan, dari penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan fungsi

lembaga pendidikan dalam mewujudkan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah;

antara lain merintis pelaksanaan pembelajaran IPS yang sesuai dengan tujuan

kurikulum dan lebih berpusat pada peserta didik yang sesuai dengan pendekatan

pendidikan IPS pada khususnya.

E. Kerangka Teoretik

1. Kerangka Pemikiran

A. Pembelajaran IPS

a) Hakikat Pembelajaran IPS

Ilmu pengetahuan sosial pada hakikatnya sama seperti ilmu sosial karena:

“Pelajaran IPS mempelajari bidang kehidupan manusia di masyarakat, kemudian


mempelajari gejala dan masalah sosial yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.
Ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial pun sama dengan ruang lingkup ilmu sosial,
yaitu manusia dalam konteks sosialnya dan manusia sebagai anggota
masyarakat”(Nursid, 1980 : 11).
Selain pendapat diatas, pembelajaran IPS juga mengemukakan bahwa:

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah bahan kajian yang terpadu sebagai penyederhanaan,

adaptasi, seleksi dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan

keterampilan Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi dan Ekonomi (Mulyasa 2002:

194).

Hakikatnya istilah Ilmu Pengetahuan Sosial disingkay IPS seringkali saling bertukar

makna dengan istilah pendidikan IPS. Memang dua istilah ini belum dipahami oleh semua
9

civitas akademika karena masih terbatasnya literatus yang menjelaskan kedua istilah

tersebut (Sapriya, 2012: 6).

Oleh karena itu, Somantri menyatakan bahawa: “Pendidikan IPS adalah

penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta keguatan

dasar manusia yang diorganisasikan dan dikaji secara ilmiah dan pedagodis atau psikologis

untuk tujuan pendidikan (Somantri, 2001: 92).

Maka dapat disimpulkan bahwa, Ilmu Pengetahuan Sosial Mempelajari ilmu sosial

yang berkaitan dengan lingkungan sosial yang berkaitan dengan masyarakat dan alam.

b) Tujuan dan Fungsi Pembelajaran IPS SD/MI

Menurut Kurikulum 2006 (KTSP) pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di SD/MI

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya;

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, memiliki rasa ingin tahu,

memecahkan masalah dan keterampilan sosial;

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan;

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi bekerja sama dan berkompetensi dalam

masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional dan global (Refandi et.al.,

2006 :47).

Tujuan kurikulum IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan- kemampuan

sebagai berikut:

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungan.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,

memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.


10

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetensi dalam

masyarakat yang majemuk ditingkat lokal, nasional dan global (Rosdijati et al, 2010:

1).

Pada dasarnya tujuan pendidikan IPS adalah mendidik dan memberi bekal kemampuan

dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai bakat, minat, kemampuan dan

lingkungannya, serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang

lebih tinggi (Solihatin dan Raharjo, 2007:15).

B. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi merupakan kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu untuk

melakukan suatu kegiatan mencapai tujuan. Misalnya, kebutuhan seseorang akan makanan

menuntut seseorang untuk bekerja. Kebutuhan akan pengakuan sosial mendorong

seseorang untuk melakukan berbagai upaya kegiatan sosial. Motivasi terbentuk oleh

tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan dari luar individu. Terhadap tenaga-tenaga

tersebut para ahli memberikan istilah-istilah yang berbeda, seperti desakan atau drive,

motif atau motive, kebutuhan atau need dan keinginan atau wish.

Desakan atau drive diartikan sebagai dorongan yang diarahkan kepada pemenuhan

kebutuhan-kebutuhan jasamani. Motif adalah dorongan yang terarah kepada pemenuhan

kebutuhan psikis atau rohaniah. Kebutuhan atau need suatu kebutahan dimana individu

merasakan adanya kekurangan atau ketiadaan sesuatu yang diperlukannya, sedangkan wish

adalah harapan untuk mendapatkan atau memiliki sesuatu yang dibutuhkan. Kondisi-

kondisi yang mendorong individu untuk melakukan sesuatu kegiatan disebut motivasi

(Majid, 2013: 308).


11

Abraham Maslaow dalam majid mengemukakan pendapat bahwa bahwa pada

dasarnya manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukannya dalam 5 tingkatan yang

terbentuk dari tingkatan terbawah yaitu:

Lima tingkatan kebutuhan tersebut dikenal dengan sebutan Hierarki Kebutuhan


Maslow, yang dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih
kompleks yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada
suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya
menjadi penentu tindakan yang penting (Majid, 2013: 313).

Aktualisasi Diri

Penghargaan
Sosial
Keamanan
Faal

Gambar.1.1 kebutuhan pokok manusia menurut Maslow

Kebutuhan pokok tersebut dijabarkan sebagai berikut: 1) Kebutuhan fsiologis ( rasa

lapar, rasa haus, dan sebagainya); 2) Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindungi

jauh dari bahaya); 3) Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan

mendapat dukungan serta pengakuan); 4) Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif;

mengetahui, memahami, dan menjelajahi, kebutuhan aktualisasi diri, mendapatkan

aktualisasi diri dan menyadarinya).

Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan

mendominasi tindakan sesorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang

signiikan (Majid, 2013: 311-315).

Jadi motivasi adalah suatu penggerak yang datangnya dari hati seseorang untuk

mencapai sesuatu tujuan yang pasti. Dan motivasi adalah sebuah proses tercapainyan suatu

tujuan dan juga sebagai rencana untuk mencapai kesuksesan.


12

b. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

1. Faktor Internal ( faktor yang berasal dari dalam diri individu)

Faktor yang berasal dari dalam individu terdiri atas beberapa hal:

a. Adanya kebutuhan

Ketika keluarga memberikan motivasi kepada anak haruslah diawali dengan berusaha

mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan anak yang akan dimotivasi, “

memahami kebutuhan anak adalah semata-semata untuk memberi peluang pada anak

memilih berbagai alternatif yang tersedia dalam suatu lingkungan yang kaya

stimulasi”. Bahwa orang tua harus mengetahui kebutuhan anak.

b. Persepsi individu mengenai diri sendiri

Seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak bergantung pada

proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan

mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak.

c. Harga diri dan prestasi

Faktor ini mendorong atau mengarahkan individu (memotivasi) memperoleh

kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat, serta dapat

mendorong untuk berprestasi.

d. Adanya cita-cita dan harapan masa depan

Cita-cita dan harapan merupakan informasi objektif dari lingkungan yang

mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan

dari perilaku yang selanjutnya menjadi pendorong. Cita-cita mempunyai pengaruh

besar. Cita-cita merupakan pusat bermacam-macam kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan

biasanya direalisasikan di sekitar cita-cita tersebut sehingga cita-cita tersebut mampu

memberikan energi kepada anak untuk melakukan suatu aktivitas belajar.


13

e. Keinginan tentang kemajuan dirinya

Menurut Sadirman melalui aktualisasi diri pengembangan kompetensi akan

meningkatkan kemajuan diri seseorang. Keinginan dan kemajuan diri ini menjadi

salah satu keinginan diri seseorang. Keinginan dan kemajuan diri ini menjadi salah

satu keinginan bagi setiap individu.

f. Minat

motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau

minat merupakan alat motivasi pokok. Proses belajar akan berjalan kalau disertai

dengan minat.

g. Kepuasan kinerja

Kepuasan kinerja lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri

individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.

2. Faktor Eksternal ( faktor yang berasal dari luar diri individu)

Ada beberapa cara untuk menumbuhkan dan membangkitkan anak agar

melakukan aktivitas belajar, diantarnya adalah sebagai berikut:

a. Pemberian hadiah

Hadiah merupakan alat pendidikan yang bersifat positif dan fungsinya sebagai alat

pendidik represif positif. Hadiah juga merupakan alat pendorong untuk belajar lebih

aktif. Keluarga sakinah dapat memilih macam-macam hadiah dengan disesuaikan

dengan situasi dan kondisi tertentu. Motivasi dalam bentuk hadiah ini dapat

membuahkan semangat belajar dalam mempelajari materi-materi pelajaran.

b. Kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong belajar anak,

baik persaingan individu maupun kelompok dalam rangka meningkatkan prestasi

belajar anak. Memang unsur persaingan itu banyak digunakan dalam dunia industri
14

dan perdagangan, tetapi sangat baik jika digunakan untuk meningkatkan kegiatan

belajar anak.

c. Hukuman

Hukuman merupakan pendidikan yang tidak menyenangkan, alat pendidikan yang

bersifat negative. Namun demikian, hukuman dapat menjadi alat motivasi atau

pendorong untuk mempergiat belajar anak. Anak akan berusaha mendaptkan tugas

yang menjadi tanggung jawabnya agar terhindar dari hukuman.

Hukuman adalah termasuk alat pendidikan refresif yang bertujuan menyadarkan

anak didik agar melakukan hal-hal yang baik dan sesuai dengan tata aturan yang

berlaku. (Ishom Ahmadi dalam (majid 2013: 313)). sebulum hukuman diberikan,

hendaknya pendidikan atau orang tua mengetahui tahapan-tahapan seperti yang

dipaparkan oleh Ishom Ahmadi, antara lain, pemberitahuan, teguran, peringatan dan

hukman.

d. Pujian

Menurut Sadirman pujian merupakan bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus

merupakan motivasi yang baik. Apabila anak berhasil dalam kegiatan belajar, pihak

keluarga perlu memberikan pujian pada anak. Positifnya pujian tersebut dapat menjadi

motivasi untuk meningkatkan prestasi jika pujian yang diberikan kepada anak tidak

berlebihan.

e. Situasi lingkungan pada umumnya

Setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam

melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya.

f. Sistem imbalan yang diterima

Imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan

oleh seseorang yang dapat memengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah
15

laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar.

Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berprilaku dalam

mencapai tujuan. Perilaku dipandang sebagai tujuan sehingga ketika tujan tercapai,

akan timbul imbalan (Majid, 2013: 311-314).

Selain pendapat diatas ada juga beberapa pendapat yang mempengaruhi motivasi

belajar peserta didik dibagi menjadi 2 yaitu:

1) Faktor pribadi

Adalah faktor-faktor yang mendorong peserta didik dalam dirinya sendiri, baik

internal maupun eksternal. Contohnya adalah hasrat dan keinginan untuk berhasil,

adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita untuk

masa depan, adnya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan menarik dalam

belajar.

2) Faktor lingkungan

Segala sesuatu yang ada diindividu yang dapat menimbulkan dorongan untuk belajar.

Faktor lingkungan adalah faktor yang dapat membantu seseorang untuk belajar lebih

baik dengan melalui pengaruh lingkungan (Uno, 2007: 29)

Jadi faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah faktor yang datang

dari dalam dirinya sendiri (internal) dan juga dari lingkungan (eksternal).

C. Metode AMBAK (Apa Manfaat Bgiku)

a. Pengertian Metode AMBAK

Ambak adalah akronim dari APA MANFAAT BAGIKU. Ini adalah metode untuk

mendorong peserta didik memahami dan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari akan

memberikan manfaat yang besar bagi dirinya maupun orang lain. Metode ambak dapat

diuraikan dengan rincian sebagai berikut (de Porter: 1999).


16

 A : Apa yanng dipelajari

Guru hanya menetapkan apa yang akan dipelajari, anak didiklah yang menentukan

tema sesuai minat masing-masing.

 M : Manfaat

Guru memderikan penjelasan tentang apa manfaat yang diperoleh dari setiap

pelajaran. Guru harus mampu memahami situasi yang sebenarnya sehingga para

peserta didik bisa lebih tertantang untuk mempelajari semua hal dengan lebih

mendalam.

 BAK : Bagiku

Bagiku, artinya metode yang terkait dengan penjelasan guru kepada peserta didik

tentang apa manfaat yang diperoleh peserta didik di masa yang akan datang setelah

mempelajari bahan yang diajarkan guru (Nasih: 2008: 126)

Jadi metode AMBAK adalah cara mengawali kegiatan pembelajaran dengan terlebih

dahulu memberikan penjelasan tentang apa yang akan dipelajari dan memberikan

pemahaman dan penyadaran kepada peserta didik tentang manfaat besar yang akan

didapat peserta didik maupun orang lain jika benar-benar mamahami dan menguasai

bahan yang diajarkan.

pemahaman dan kesadaran ini maka peserta didik akan tumbuh motivasi dan minat

belajarnya sehingga ia akan terlibat secara aktif dan penuh antusiasme dalam kegiatan

pembelajaaran (Sukardi, 2013: 91-92)

b. Kelebihan Metode AMBAK

1. Dapat membimbing peserta didik kearah berpikir yang sama dengan satu saluran

pikiran yang sama.

2. Proses pembelajaran perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap

penting oleh guru, sehingga yang menjadi penting itu dapat diteliti.
17

3. Proses pembelajarn lebih nyaman dan menyenangkan

4. Peserta didik dirangsang untuk aktif, mengamati, menyesuaikan dengan kenyataan

5. Membutuhkan kreativitas dari seorang guru untuk merangsang keinginan Peserta didik

untuk belajar, maka secara tidak langsung guru terbiasa untuk berpikir kreatif setiap

harinya.

c. Kekurangan Metode AMBAK

1. Memerlukan kesiapan dan perencaan yang matang disamping memerlukan waktu yang

cukup panjang, yang mungkin harus terpaksa mengambil jam pelajaran yang lain jika

diperlukan.

2. Karena metode ini perayaan untuk menghormati usaha seorang Peserta didik baik

berupa tepuk tanga, jentikan jari dan lain-lain.

3. Membutuhkan banyak waktu. (Dikutipdari: http://dokumen.tips/documents/kelebihan-

dan-kelemahan-pembelajaran-quantum-teaching.html diakses tanggal 3 Maret 2017)

d. Langkah-langkah metode AMBAK

1. Menata ruang kelas

Pembelajaran akan efektif dilaksanakan jika ruang kelas yang akan digunakan sudah

tertata dengan rapih. dePotter dalam Sukardi (2013: 96) berpendapat bahwa penataan

ruang kelas termasuk kedalam aspek konteks. Terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam menata ruang kelas. Yaitu: a) suasana yang memberdayakan. (2)

landasan yang kukuh. (3) lingkungan yang mendukung. (3) rencana belajar yang

dinamis

2. Mengkonsetrasikan Fasilitas yang Elegen

Ada beberapa langkah yang harus dilakukan guru, yaitu:

a) Menggunakan prinsip KEG (know, Explan, Get)

b) Menciptakan strategi berfikir


18

c) Tanya jawab dalam belajar

3. Mengkonstrasikan keterampilan belajar

Keterampilan belajar sangat penting dimiliki oleh siswa, sebab Peserta didik yang

memiliki keterampilan belajar akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan

oleh guru.

Terdapat lima keterampilan yang dapat merangsang belajar. Jika lima keterampilan

belajar ini dikuasai, Peserta didik diharapkan dapat belajar dengan cepat dan lebih efektif

dalam berbagai macam pelajaran. Adapun lima keterampialn itu adalah:

a) Konsentrasi terfokus

b) Cara mencatat

c) Organisasi dan persiapan tes

d) Membaca cepat

e) Dan teknik mengingat (Sukardi, 2013: 96-109).


19

Kerangka pemikiran di atas dapat penulis gambarkan sebagai berikut.

Guru tidak Motivasi


Kondisi Awal
menggunaka Belajar Peserta Didik
menggunakan Rendah
metode Ambak,
melainkan
menggunaka metode
yang biasa
digunakan oleh guru
wali kelas

Pros pembelajaran
Tindakan yang selanjutnya Siklus 1:
menggunakan
“Metode AMBAK” Motivasi belajar peserta
didik sedang

Pros pembelajaran Siklus II:


Tindakan yang selanjutnya
menggunakan Motivasi belajar peserta
“Metode AMBAK” didik meningkat

Kondisi Akhir Proses Siklus III:


pembelajaran
menggunakan “ Peserta didik
Metode AMBAK” termotivasi dalam
belajar

Gambar 1.2
Bagan kerangka pemikiran
20

4. Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis tindakan dari kajian teori di atas adalah “Jika guru merencanakan

dan melaksanakan proses pembelajaran pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Pokok lingkungan alam dengan menggunakan metode AMBAK (Apa Manfaat bagiku)

Secara efektif, maka Motivasi belajar peserta didik akan meningkat”.

D. Rencana Penelitian

1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas III MIS Tanjungsari Kecamata Rajadesa, dengan jumlah

peserta didik laki-laki sebanyak orang dan perempuan orang, dengan berbagai latar

belakang yang berbeda dan kemampuan tingkat berfikir yang berbeda pula.

2. Variabel yang Diselidiki

a. Variabel input, yaitu kondisi kelas awal pendidik dan sistem pembelajaran peserta

didik dalam pembelajaran IPS dengan tidak menggunakan metode yang menarik

sebelum dilakukan Penelitian Tindakan Kelas.

b. Variabel proses, yaitu kinerja pendidik dalam mengelola pembelajara IPA dengan

penggunaan metode AMBAK dan upaya-upaya bimbingan pendidik dalam

memfasilitasi peningkatan motivasi belajar peserta didik .

c. Variabel output, yaitu Meningkatkan motivasi belajar peserta didik dengan

penggunaan metode AMBAK yang ditandai dengan berkurangnya peran pendidik dan

adanya aktifitas peserta didik dalam menemukan dan membangun pengetahuannya

sendiri.
21

3. Rencana Tindakan

Untuk menyusun desain PTK, penulis menggunakan siklus PTK model Kurt Lewin

(1946: 18), sebagai berikut :

Pelaksanaan

Perencanaa
Pelaksanaan

Perencanaan Siklus I Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan Siklus II Pengamatan

Refleksi

Gambar.1.3
Komponen Siklus Model Kurt Lewin (Wiraatmadja, 2008:66)
22

a. Perencanaan

Menurut Kunandar (2008:71) tahapan perencanaan ini dimulai dengan minta

izin kepada Kepala Sekolah untuk melakukan penelitian tindakan kelas, kemudian

mencari pendidik yang akan dijadikan observer terhadap proses penelitian tindakan

kelas yang akan dilakukan.

b. Pelaksanaan

1) Melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP).

2) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode AMBAK.

3) Aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

metode AMBAK.

4) Kegiatan peserta didik pada waktu pelaksanaan evaluasi.

c. Pelaksanaan

1) Kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran.

2) Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran.

3) Melakukan analisis terhadap Motivasi belajar peserta didik .

d. Refleksi

1) Pemeriksaan terhadap Motivasi belajar peserta didik .

2) Membantu peserta didik ketika menghadapi masalah.

2. Data dan Cara Pengumpulannya

Untuk teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik sebagai berikut :

a. Teknik Observasi

Menurut Daryanto (2012: 146) observasi ialah alat pengumpulan data secara

sistematis melalui pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang diteliti. Dalam

artian luas observasi berarti pengamatan yang dilakukan secara tidak langsung dengan
23

menggunakan alat bantu yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Dalam arti sempit

observasi berarti pengamatan yang dilaksanakan secara tidak langsung terhadap fenomena

yang diselidiki baik dalam kondisi normal maupun dalam kondisi buatan. Metode ini

menuntut adanya pengamatan baik secara langsung ataupun tidak langsungterhadap objek

penelitianya.

Kegiatan observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, dengan

menggunakan lembar observasi yang dibuat untuk digunakan sebagai perangkat

pengumpul data, mengamati aktivitas pendidik dalam kegiatan pembelajaran dan catatan

lapangan. Adapun hal-hal yang diobservasi ialah :

1) Observasi terhadap rencana pembelajaran

2) Observasi terhadap proses pembelajaran

b. Angket

Salah satu cara untuk mengukur peningkatan Motivasi belajar peserta didik dalam

pembelajaran IPS dengan menggunakan metode AMBAK yaitu dengan penyebaran

angket. Angket adalah suatu alat pengumpulan data yang berupa serangkaian pertanyaan

yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban. Dalam pengumpulan data di sini

adalah penyemberan angket berupa questionarive dan interview (Saebani, 2009: 92).

Sedangkan Arikunto berpendapat bahwa instrumen pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner (Questionaries) adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

( Arikunto, 2006: 152)


24

Tabel 1.

Jenis, Teknik dan Alat Pengumpul Data

No Alat Pengumpul
Jenis Data Teknik
. Data

1. Perencanaan pembelajaran dengan Observasi Lembar


penggunaan metode AMBAK : Pengamatan
1. Penentuan tahapan pembelajaran
2. Penentuan alat, media dan sumber
Pengajaran
2. Proses pembelajaran dengan Observasi Lembar
menggunakan metode AMBAK : Pengamatan
1. Aktivitas atau kinerja pendidik
2. Aktifitas atau kinerja peserta didik
3. Peningkatan Motivasi belajar peserta Penyebaran Soal Angket
didik dengan penggunaan metode Angket
AMBAK.
4. Faktor pendukung dan penghambat / Analisis Catatan lapangan
esensial (terkait dengan fokus terhadap hasil
penelitian) yang ditemukan selama observasi
penelitian

F. Indikator Kinerja

Tolak ukur hasil penelitian tindakan kelas ini adalah :

a. Bagi pendidik diharapkan dapat meningkatkan proses pembelajaran, yaitu:

1) Mampu merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan

metode AMBAK pada mata pelajaran IPS pokok bahasan lingkungan alam di kelas III

MIS 1 Tanjungsari Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis.

2) Mampu melaksanakan pembelajaran IPS pokok bahasan lingkungan alam di kelas III

MIS 1 Tanjungsari Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis. dengan menggunakan

metode AMBAK.
25

3) Mampu meningkatkan Motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS pokok

bahasan lingkungan alam di kelas III MIS 1 Tanjungsari Kecamatan Rajadesa

Kabupaten Ciamis dengan menggunakan metode AMBAK.

4) Bagi peserta didik diharapkan dapat meningkatkan Motivasi belajar pada

pembelajaran IPS pokok bahasan lingkungan alam dengan tujuan peserta didik

mampu :

1) Menyajikan informasi tentang lingkungan alam.

2) Menjelaskan keadaan lingkungan alam.

3) Melestarikan lingkungan alam


26

G. Jadwal Penelitian

Berikut jadwal penelitian yang peneliti rencanakan :

Maret 2017 Mei 2017 Juni 2017


No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Studi pendahuluan : √ √

Orientasi, identifikasi
masalah dan analisis
masalah proposal
penelitian

2. Pembuatan instrumen √
penelitian dan
pendalaman literatur

3. Persiapan dan √ √ √
pelaksanaan siklus
tindakan pembelajaran

4. Penyusunan draft √
laporan penelitian

5. Penulisan final skripsi √

6. Penyerahan skripsi √
untuk ujian
sidang/Munaqasyah
27

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi,


Revisi, PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Kunandar, (2008). Garis-garis Besar Program Pengajaran SLTP Tahun 1994.


Jakarta : Depdikbud.

Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, (2002). Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan di Sekolah Dasar. Geger


Sunten, Bandung.

Nursid, (1980). Materi Pembelajaran IPS SD. Universitas Terbuka, Jakarta.

Rosdijati, Nani et al. (2010). Praktik Pakem IPS Sd. PT Gelora Aksara Pratama.

S. Nasution, (1995). Didaktik Asas-asas Mengajar, Jemars. Bandung

Saebani, Beni A. (2009). Metode Penelitian Hukum. Bandung. Pustaka Setia.

Sapriya, (2012). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung. PT Remaja


Rosdakarya.Bandung.

Solihatin, Entin dan Raharjo. (2007). Cooprative Learning Analisis Model


Pembelajaran IPS. Bumi Aksara. Jakarta.

Somantri, Numan. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. PT Remaja


Rosdakarya. Bandung.

Sukardi, Ismail. (2013). Model Model Pembelajaran Moderen. Bandung. Tunas


Gemilang Press.

Uno, Hamzah B. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta. Bumi Aksara.

B. Wibsite

http://dokumen.tips/documents/kelebihan-dan-kelemahan-pembelajaran-quantum-

teaching.html

Anda mungkin juga menyukai