Anda di halaman 1dari 7

NAMA : TAQIYYAH KAMILAH WARDAH

KELAS : XI MIPA 7
PRESENSI : 30

HASIL TELAAH ALIRAN ILMU KALAM


ALIRAN SYI’AH & JABARIYAH
A. ALIRAN SYI’AH
 Pengertian
o Istilah Syi'ah berasal dari Bahasa Arab (‫" )ش يعة‬Syī`ah". Lafadz ini
merupakan bentuk tunggal, sedangkan bentuk pluralnya adalah
"Syiya'an". Pengikut Syi'ah disebut "Syī`ī" (‫)شيعي‬.
o Kata "Syi'ah" menurut etimologi bahasa Arab bermakna: Pembela dan
pengikut seseorang. Selain itu juga bermakna: Kaum yang berkumpul
atas suatu perkara.
o Adapun menurut terminologi Islam, kata ini bermakna: Mereka yang
menyatakan bahwa Ali bin Abu Thalib adalah yang paling utama di
antara para sahabat dan yang berhak untuk memegang tampuk
kepemimpinan atas kaum Muslim, demikian pula anak cucunya.
o Menurut Asy-Syahratsani, Syi’ah adalah nama kelompok bagi mereka
yang menjadi pengikut (syaya’u) Ali bin Abi Ṭālib , dan berpendirian
bahwa keimaman/kekhalifahan itu berdasarkan pengangkatan dan
pendelegasian (nashwashiyah) baik dilakukan secara terbuka maupun
secara sembunyi-sembunyi atau rahasia, dan mereka yang percaya
bahwa keimaman itu tidaklah terlepas dari anak keturunan Ali bin Abi
Ṭālib.

 Sejarah
o Munculnya aliran Syi’ah tidak dapat dipisahkan dari tokoh
kontroversial yang bernama Abdullāh Ibnu Saba’. Propaganda yang
pertama kali dilancarkan oleh Abdullāh Ibnu Saba’ adalah dengan
cara menyebarkan fitnah tehadap Khalifah Utsman bin Affan dan
menyanjung-nyanjung Ali bin Abi Ṭālib secara berlebih-lebihan.
Diantara propagandanya adalah :
 Al-Wishoyah
Arti al-wishoyah adalah wasiat. Nabi Muhammad Saw.
berwasiat supaya khalifah (imam) sesudah beliau adalah Ali
bin Abi Ṭālib, sehingga beliau diberi gelar al-washiy (orang
yang diberi wasiat).
 Ar-Raj’ah
Arti ar-raj’ah ialah kembali. Ibnu Saba’ menyampaikan bahwa
Nabi Muhammad Saw. tidak boleh kalah dengan Nabi Isa As.
Kalau Nabi Isa As. akan kembali pada akhir zaman untuk
menegakkan keadilan, maka Nabi Muhammad Saw. lebih
patut untuk kembali. Ali bin Abi Ṭālib juga akan kembali di
akhir zaman untuk menegakkan keadilan. Ia tidak percaya
bahwa Ali bin Abi Ṭālib telah mati terbunuh tetapi masih
hidup.
 Ketuhanan Ali bin Abi Ṭālib
Ibnu Saba’ juga mempropagandakan paham bahwa dalam
tubuh Ali bin Abi Ṭālib bersemayam unsur ketuhanan. Oleh
karena itu Ali bin Abi Ṭālib mengetahui segala yang gaib ,
dan selalu menang dalam peperangan melawan orang kafir,
suara petir adalah suara Ali bin Abi Ṭālib , dan kilat adalah
senyumannya.
o Abu Zahrah
 Mulai muncul pada akhir dari masa jabatan Utsman bin Affan
 Tumbuh dan berkembang pada masa pemerintahan Ali bin Abi
Thalib
o Mongomary wyatt
 Mulai muncul ketika berlangsung peperangan antara Ali bin
Abi Thalib dan Mu’awiyah.
 Pasukan Ali terbelah menjadi 3, kelompok yang mendukung
sikap Ali (Syi’ah), kelompok yang menolak sikap Ali (Khawarij),
dan kelompok yang memilih diam.
 Tokoh
o Abu Dzar al Ghiffari
o Miqad bin Al Aswad
o Ammar bin Yasir
o Dan sejumlah ulama yang menyatakan diri sebagai keluarga Nabi
Muhammad saw (Ahlul Bait)

 Doktrin
o Tauhid, bahwa Allah SWT adalah Maha Esa
o Al ‘Adl, bahwa Allah SWT adalah Maha Adil
o An Nubuwwah, bahwa kepercayaan Syi’ah meyakini keberadaan para
nabi sebagai pembawa berita dari Tuhan kepada umat manusia.
 Jumlah nabi dan rasul Allah ada 124.000
 Nabi dan rasul terakhir ialah Nabi Muhammad saw.
 Nabi Muhammad saw suci dari segala aib dan tiada cacat apa
pun. Ialah nabi paling utama dari seluruh Nabi yang ada.
 Ahlul Baitnya, yaitu Ali, Fatimah, Hasan, Husain, dan 9 imam
dari keturunan Husain adalah manusia-manusia suci.
 Al Quran ialah mukjizat kekal nabi Muhammad saw.
o Al Imamah, bahwa Syiah meyakini adanya imam-imam yang
senantiasa memimpin umat sebagai penerus risalah kenabian.
o Al Ma’ad, bahwa akan terjadinya hari kebangkitan.

 Sekte
o Syi’ah Sabaiyah
 Syi’ah ini adalah pengikut Abullah Ibnu Saba’. Sekte ini
termasuk syi’ah ghaliyah (syi’ah yang keterlaluan, yang
berlebih-lebihan). Disamping mempercayai kembalinya Nabi
Muhammad dan Ali bin Abi Ṭālib di akhir zaman nanti, juga
memenyebarkan paham bahwa malaikat Jibril telah keliru
dalam menyampaikan wahyu dari Tuhan. Karena sebenarnya
wahyu yang seharusnya diturunkan kepada Ali bin Abi Ṭālib
tetapi justru diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw
o Syi’ah Kaisaniyah
 Syi’ah ini adalah pengikut Mukhtar bin Ubay as-Tsaqafi.
Golongan ini tidak mempercayai adanya ruh Tuhan dalam
tubuh Ali bin Abi Ṭālib, tetapi mereka meyakini bahwa Imam
Syi’ah adalah ma’sum dan mendapatkan wahyu.
o Syi’ah Imamiyah atau dua belas imam
 Disebut juga Imamiyyah atau Itsna 'Asyariah (Dua Belas Imam)
karena mereka percaya bahwa yang berhak memimpin kaum
Muslim hanyalah para Imam dari Ahlul-Bait, dan mereka
meyakini adanya dua belas Imam. Aliran ini adalah yang
terbesar di dalam Syiah. Urutan Imamnya adalah:
 Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal
dengan Amirul Mukminin
 Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-
Mujtaba
 Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain
asy-Syahid
 Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal
Abidin
 Muhammad bin Ali (676–743), juga dikenal
dengan Muhammad al-Baqir
 Jafar bin Muhammad (703–765), juga dikenal
dengan Ja'far ash-Shadiq
 Musa bin Ja'far (745–799), juga dikenal dengan Musa
al-Kadzim
 Ali bin Musa (765–818), juga dikenal dengan Ali ar-
Ridha
 Muhammad bin Ali (810–835), juga dikenal
dengan Muhammad al-Jawad atau Muhammad at Taqi
 Ali bin Muhammad (827–868), juga dikenal dengan Ali
al-Hadi
 Hasan bin Ali (846–874), juga dikenal dengan Hasan al-
Askari
 Muhammad bin Hasan (868—), juga dikenal
dengan Muhammad al-Mahdi
o Syi’ah Ismailiyah
 Disebut juga Syi'ah Tujuh Imam karena mereka meyakini tujuh
Imam, dan mereka percaya bahwa Imam ketujuh ialah Isma'il.
Urutan Imamnya adalah:
 Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal
dengan Amirul Mukminin
 Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-
Mujtaba
 Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain
asy-Syahid
 Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal
Abidin
 Muhammad bin Ali (676–743), juga dikenal
dengan Muhammad al-Baqir
 Ja'far bin Muhammad bin Ali (703–765), juga dikenal
dengan Ja'far ash-Shadiq
 Ismail bin Ja'far (721 – 755), adalah anak pertama Ja'far
ash-Shadiq dan kakak Musa al-Kadzim.
o Syi’ah Zaidiyah
 Disebut juga Syi'ah Lima Imam karena merupakan pengikut
Zaid bin 'Ali bin Husain bin 'Ali bin Abi Thalib. Mereka dianggap
moderat karena tidak menganggap ketiga khalifah sebelum 'Ali
tidak sah. Urutan Imamnya adalah:
 Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal
dengan Amirul Mukminin
 Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-
Mujtaba
 Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain
asy-Syahid
 Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal
Abidin
 Zaid bin Ali (658–740), juga dikenal dengan Zaid bin Ali
asy-Syahid, adalah anak Ali bin Husain dan saudara tiri
Muhammad al-Baqir.
o Syi’ah Qaramithah
 Yaitu kaum Syi’ah yang suka menafsirkan al-Qur’an sesuka
hatinya. Mereka mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah
muballigh mereka dan setan-setan adalah musuh mereka,
sembahyang adalah mengikuti mereka, haji adalah ziarah
kepada imam-imam mereka. Orang yang sudah mengetahui
sedalam-dalamnya Allah, tidak perlu sembahyang, puasa, dll.

B. ALIRAN JABARIYAH
 Pengertian
o Kata Jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa. Di
dalam Al-Munjid, dijelaskan bahwa namajabariyah berasal dari
katajabara yang mengandung arti memaksa dan mengharuskannya
melakukan sesuatu. Selanjutnya, kata jabara (bentuk pertama),
setelah ditarik menjadi jabariyah (dengan menambah ya nisbah),
memiliki arti suatu kelompok atau aliran (isme).
o Lebih lanjut Asy-Syahratsan menegaskan bahwa paham al-jabr berarti
menghilangkan perbuatan manusia dalam arti yang sesungguhnya dan
menyandarkannya kepada Allah. Dengan kata lain, manusia
mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa.
o Dalam bahasa Inggris, Jabariyah disebut fatalism atau predestination,
yaitu faham yang menyebutkan bahwa perbuatan manusia telah
ditentukan dari semula oleh qadha dan qadar Tuhan.
o Lebih lanjut, Harun Nasution menjelaskan bahwa dalam situasi
demikian, masyarakat Arab tidak melihat jalan untuk mengubah
keadaan sekeliling mereka sesuai dengan keinginannya
sendiri.Mereka merasa lemah dalam menghadapi kesukaran-
kesukaran hidup.Akhirnya, mereka banyak bergantung pada
kehendak alam.Hal ini membawa mereka kepada sikap fatalism.

 Sejarah
o Muncul sejak zaman sahabat dan masa Bani Umayyah. Ketika itu, para
ulama membicarakan tentang masalah Qadar dan kekuasaan manusia
ketika berhadapan dengan kekuasaan mutlak Tuhan.
o Aliran ini mauncul dari sikap yang skeptis terhadap situasi politik pada
masa pemerintahan Mu’awiyah bin Abi Ṣufyān. Perasaan tidak
berdaya itu kemudian dirumuskan dalam pemikiran teologi, bahwa
semua perbuatan manusia merupakan wujud kehendak Allah.
Doktrin teologi yang demikian itu sangat menguntungkan
o Mu’awiyah yang saat itu sedang memegang kekuaaan, sehingga
pemikiran keagamaan ini dipolitisasi oleh Mu’awiyah untuk
melegitimasi aksi politiknya.
o Paham Jabariyah ini, pertama kali dilontarkan oleh Ja’ad bin Dirham,
yang selanjutnya dikembangkan oleh Jaham bin Shafwan (w. 131 H).
Oleh sebab itu, aliran ini sering juga disebut aliran Jahamiyah.

 Dasar ajaran
o QS Al Shaffat [37] : 96
O َ‫َوهَّللا ُ خَ لَقَ ُك ْم َو َما تَ ْع َملُون‬
“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu”
o QS Al Insan [76] : 30
O ‫َو َما تَ َشاءُونَ إِاَّل أَ ْن يَ َشا َء هَّللا ُ ۚ إِ َّن هَّللا َ َكانَ َعلِي ًما َح ِكي ًما‬
“ Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah.”

 Fakta Sejarah
o Suatu ketika Nabi menjumpai sahbatnya yang bertengkar dengan
masalah takdir tuhan nabi melaranguntuk memperdebakan masalah
itu agar terhindar dari kekeliruan penafsiran ayat-ayat tuhan
mengenai takdir.
o Khalifah umar bin Khattab pernah menangkap seorang pencuri. Ketika
diinterogasi, pencuri itu berkata “Tuahn telah menentukan aku
mencuri”. Kemudian Umar marah sekali dan menganggap orang itu
berdusta. Lalu, Umar memberikan 2 jenis hukuman pada orang itu,
yaitu hukuman potong tangan karena mencuri dan hukuman dera
karena menggunakan dalil takdir tuhan.
o Khalifah Ali bin Abi Thalib ditanya tentang qodar tuhan yang berkaitan
dengan siksa tuhan dan pahala, yaitu “Apabila perjalanan menuju
perang shiffin itu teradi dengan qodho dan qodar tuhan, tidak ada
pahala sebagai balasannya.” Kemudian Ali menjelaskan, “Qadha dan
Qadar tuhan bukanla paksaan, melainkan berdasarkan amal
perbuatan manusia. Jika itu sebuah paksaan, maka tidak ada pahala
dan siksa, janji dan ancaman Allah, dan tidak ada pujian bagi orang
yang baik, dan tidak ada celaan bagi orang yang berdosa.

 Tokoh
o Jahm bin Safwan
o Al Ja’ad bin Dirham
o Husain bin Muhammad Al Najar
o Dirar Ibn ‘Amr

 Doktrin
o Aliran Ekstrim
 Doktrin Jabariyah ekstrim adalah segala perbuatan manusia
bukan merupakan perbuatan yang timbul dari kemauannya
sendiri, tetapi perbuatan yang dipaksakan atas dirinya sendiri .
Diantara pemuka jabariyah ekstrim adalah:
 Paham Jahm yang ada kaitannya dengan persoalan teologi
adalah:
 Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa.ia tidak
mempumyai daya, tidak mempunyai kehendak sendiri,
dan tidak mempunyai pilihan.
 Surga dan neraka tidak kekal. Tidak ada yang kekal
selain tuhan.
 Iman dan ma’rifat atau membenarkan dengan hati.
Dalam hal ini, pendapatnya sama dengan konsep iman
yang dimajukan kaum mur’jiah.
 Kalam tuhan adalah makhluk. Allah mah asuci dari
segala sifat dan keserupaan dengan manusia seperti
berbicara, mendengar dan melihat. Begitu pula tuhan
tidak dapat dilihat dengan indra diakhirat kelak. 
 Paham Ja‘ad adalah:
 Al-Quran adalah mahluk. Oleh karena, dia baru.
Sesuatu yang baru itu tidak dapat disifatkan kepada
allah
 Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan
mahluk, seperti berbigara, melihat dan mendengar.
 Manusia terpaksa oleh allah dalam segala-galanya.

o Aliran Moderat
 Jabariyah moderat  mengatakan bahwa tuhan memang
menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan jahat
maupun perbuatan baik, tetapi manusia mempunyai bagian-
bagian di dalamnya. Tenaga yang diciptakan dalam diri
manusia mempunyai efek untuk mewujudkan perbuatannya .
inilah yang dimakud dengan kasab . Menurut faham kasab,
manusia tidaklah majbur (dipaksa oleh tuhan), tidak seperi
wayang yang dikendalikan oleh dalang dan tidak pula menjadi
pencipta perbuatan, tetapi manusia memperoleh perbuatan
yang diciptakan tuhan.
 Pendapat An-Najjar (wafat : 230 H) diantara pendapatnya dari
Jabariah Moderat dari golongan Jabariah Moderat adalah :
 Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi
manusia menganbil bagian atau peranan dalam
mewujudkan perbuatan-perbuatan itu. Dengan
demikian manusia dalam pandangan an-Najjar tidak
lagi seperti wayang yang gerakannya  bergantung
kepada dalang, sebagai tenaga yang diciptakan tuhan
dalam diri manusia mempunyai efek untuk mewujdkan
perbuatan-perbutannya.
 Tuhan tidak dapat dilihat diakhirat. Akan tetapi , an-
Najjar menyatakan bahwa tuhan dapat saja
memindahkan potensi hai (ma’rifat) pada mata
sehingga manusia dapat melihat.
 Pendapat Adh-Dhirar tentang perbuatan manusia sama
dengan husain An-Najjar, yakni :
 Perbuatan manusia dapat ditimbulkan oleh dua pelaku
secara bersamaan, artinya perbuatan manusia tidak
hanya ditimbulkan oleh tuhan, tetapi juga oleh
manusia.itu sendiri. Manusia turut berperan dalam
mewujudkan perbutan-perbuatannya.
 Mengenai ru’yat tuhan diakhirat, bahwa Tuhan dapat
dilihat diakhirat melalui indra keenam . 
 Hujjah yang dapat diterima setelah nabi adalah ijtihad.
Hadist ahad tidak dapat dijadikan sumber dalam
menetapkan hukum .

Anda mungkin juga menyukai