Bagian kedua : Adnan dan seterusnya,yaitu bin Udad,bin Hamaisa’,bin Salaman,bin Aush,
bin Bauz, bin Qimwal,bin Ubay,bin Awwam, bin Nasyid,bin Makhi, bin Aidh,bin Abqar,bin
Ubaid,bin Ad-Da’a,bin Hamdan,bin Sinbar,bin Yatsribi,bin Yahzan,bin Yalham,bin
Ar’awy,bin Aid,bin Daisyan,bin Aishar,bin Afnad, bin Aiham,bin Muqshir,bin Nahits,bin
Zarih,bin sumay, bin Muzai,bin Iwadhah, bin Aram,bin Qaidar,bin Isma’il,bin Ibrahim.
Bagian ketiga: Ibrahim dan seterusnya,yaitu bin Tarih ( yang namanya Azar) bin Nashur,bin
Saru’ atau Sarugh,bin Ra’u, bin Falakh,bin Aibar, bin Syalakh,bin Arfakhyad,bin Sam, bin
Nuh Alaihissalam bin Lamk,bin Matausyalakh,bin Akhnukh atau Idris Alaihis-salam,bin
Yard, bin Mahla’il,bin Qainan,bin Yanisya,bin Syaits,bin Adam Alaihis-salam.
KELUARGA NABI
Keluarga Nabi shallallahu Alaihi wa Sallam dikenal dengan sebutan keluarga Hasyimiyah,
yang dinisbatkan kepada kakeknya, Hasyim bin Abdul Manaf. Oleh karena itu da baiknya
jika menyebutkan sekilas tentang keadaan Hasyim dan keturunan sesudahnya.
1. Hasyim
Sebagaimana yang sudah kita sebutkan diatas,Hasyim adalah orang yang memegang urusan
air minum dan makanan dari Bani Abdu Manaf,tepatnya Bani Abdu Manaf mengikat
perjanjian dengan Bani Abdi-Dar dalam masalah pembagian kedudukan diantara keduanya.
Hasyim sendiri adalah orang kaya raya yang terhormat. Dialah orang yang pertama yang
memberikan remukan roti bercampur kuah kepada orang-orang yang menunaikan haji di
Makkah. Nama aslinya adalah Amru. Dia dipanggil Hasyim karena suka meremukkan roti.
Dia juga orang pertama yang membuka perjalanan dagang duakali dalam setahun. Bagi
orang-orang Quraisyi,yaitu sekali pada musim dingin dan sekali pada musim kemarau.
2. Abdul Muthalib
Seperti yang sudah kita singgung dibagian terdahulu,penanganan air dan makanan
sepeninggal Hasyim ada ditangan saudaranya, Al-Muthalib bin Abdi Manaf, seorang laki-laki
yang terpandang, dipatuhi dan terhormat ditengah kaumnya,yang dijuluki orang-orang
Quraisy dengan sebutan Al-Fayyadh (Sang dermawan ), karena dia memang seorang
dermawan. Tatkala Al-Muthalib mendengar bahwa Syaiban ( Abdul-Muthalib)
sudah menjadi seorang pemuda atau lebih tua lagi, maka dia mencarinya. Setelah keduanya
saling berhadapan, kedua mata Al-Muthalib meneteskan air mata haru, lalu dia pun
memeluknya dan dia bermaksud membawanya. Namun Abdul- Muthalib menolak ajakan itu
kecuali jika Ibunya mengizinkan. Maka Al-Muthalib memohon kepadab Ibu Abdul Muthalib,
namun permohonan itu juga ditolak.
3.Abdullah
Beliau adalah bapak Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Salam. Ibunya adalah Fatimah binti
Amr bin A’idz Imran bin Makhzum bin Yaqzhahbin Murrah.. Abdullah adalah anak Abdul-
Muththalib yang paling bagus dan paling di cintainya.
Abdul-Muththalib menikahkan anaknya,Abdullah,dengan Aminah binti Wahb bin Abdi
Manafbin Zuhrah bin Kilab, yang saat itu Aminah dianggap wanita paling terpandang di
kalangan Quraisy dari segi keturunan maupun kedudukannya. Bapaknya adalah pemuka Bani
Zuhra. Abdullah hidup bersamanya di Makkah. Tak lama kemudian Abdul-Muththalib
mengutusnya pergi ke madinah untuk mengurus korma. Namun dia meninggal disana. Ada
yang berpendapat, Abdullah pergi ke Syam untuk berdagang. Lalu bergabung dengan kafilah
Quraisy. Lalu di singgah di Madinah dalam keadaan sakit. Lalu dia meninggal di sana dan di
kuburkan di Darun-Nabighah Al-ja’di. Saat itu umurnya dua puluh lima tahun. Abdullah
meninggal dunia sebelum Rasulullah Saw di lahirkan. Begitu pendapat mayoritas pakar
sejarah. Ada pula yang berpendapat, Abdullah meninggal dunia dua bulan setelah Rasulullah
lahir
KELAHIRAN NABI
Runtuhnya sepuluh Balkon istana Kisra dan padamnya api yang biasa disembah
orang- orang Majusi, serta runtuhnya beberapa gereja disekitar buhairah setelah gereja itu
ambles ke tanah.Setelah aminah melahirkan, ia mengirim utusan ke tempat kakeknya Abdul-
Muththaalib untuk menyampaikan kabar gembira tentang kelahiran cucunya. Maka Abdul-
Muththalib datang dengan perasaan suka cita, lalu membawa beliau ke Ka’bah seraya bedoa
kepada Allah dan bersyukur kepadanya. Dia memilihkan nama Muhammad bagi beliau,
namanya belum pernah dikenal dikalangan Arab. Beliau di Khitan di Hari ke 7, seperti yang
biasa dilakukan orang Arab. Wanita pertama yang menyusui beliau setelah ibundanya
adalah Tsuwaibah, Hamba Sahaya Abu Lahab yang kebetulan sedang menyusui anaknya
yang bernama Masruh yang sebelum itu wanita ini juga menyusui Hamzah-asad bin Abdul-
Muththalib. Setelah itu dia menyusui Abu Salamah bin Abdul-Asad Al-Mukhzumy. Abdul-
Muththalib meminta kepada seorang wanita dari Bani Sa’d bin Bakr agar menyusui beliau
yaitu Halimah bin Abu Dzu’ai dengan didampingi suaminya Al-Harits bin Abdul –Uzza yang
berjuluk Abdul Kabsyah dari kabilah yang sama. Saudara-saudara Nabi Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wa Salam dari satu susuan disana adalah Abdullah bin Al-Harits, Anish
binti Al-Harits. Zudzafah binti Al-Harits yang julukannya lebih populer dari nama aslinya
yaitu Asy-Syaima’. Wanita inilah yang menyusui beliau, Abu sufyan bin Al-Harits bin Abdul
muththalib anak paman beliau.
Muslim meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah SAW ketika berumur 4/5 tahun
beliau didatangi jibril yang saat itu beliau sedang bermain-main dengan beberapa anak kecil
lainnya. Jibril memegang beliau dan menelentangkannya lalu membelah dada dan
mengeluarkan hati beliau, mengeluarkan segumpal darah dari dada beliau seraya berkata ”Ini
adalah bagian syetan yang ada pada diri mu” lalu Jibril mencucinya di sebuah baskom dari
Emas dengan menggunakan air Zamzam kemudian menata dan memasukannya ke tempat
semula. Anak² kecil lainnya berlarian mencari ibu susuannya dan berkata ”Muhammad telah
di Bunuh !” Mereka pun datang menghampiri beliau yang wajah beliau semakin berseri.
Hatinya bergetar dengan penuh kasih sayang , yang tidak pernah dirasakannya
sekalipun terhadap anak-anaknya sendiri.dia tidak ingin cucunya hidup sebatang kara.Ibnu
Hasyim berkata, “Ada sebuah dipan yang di letakan dekat Ka’bah untuk Abdul-Muththalib
.Kerabat²nya biasa duduk di sekeliling dipan itu hingga Abdul-Muththalib keluarke sana, dan
tak seorang pun di antara mereka yang berani duduk di dipan itu, sebagai penghormatan
terhadap dirinya.Suatu kali selagi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Salam menjadi ank kecil
yang montok,Beliau duduk di atas dipan itu. Paman² beliau langsung memegang dan
menahan agar tidak duduk di atas dipan itu.tatkala Abdul-Muththalibmelihat kejadian ini,dia
berkata.”Biar nakku ini.Demi Allah,Sesungguhnya dia akan memiliki kedudukan yang agung
“. Pada usia 8 tahun lebih 2 bulan 10 hari dari umur Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa
Salam,Kakek beliau meninggal dunia si Makkah.sebelum meninggal, Abdul-Muththalib
sudah berpesan menitipkan mengasuh snag cucu kepada pamannya, Abu Thalib, Saudara
kandung bapaknya
DI BAWAH ASUHAN PAMAN
Abu Thalib melaksanakan hak anak saudaranya dengan sepenuhnya dan menganggap
seperti anaknya sendiri,Dia pun lebih mendahulukan kepentingan beliau daripada ank²nya .
Hingga berumur 40 tahun beliau mendapatkan kehormatan di sisi Abu Thalib ,Hidup di
bawah penjagaannya,rela menjali persahabatan dan bermusuhan dengan orang lai demi
membela diri beliau.
Rahib Bahira menjawab, “sebenarnya sejak kalian tiba di aqabah, Tak ada bebatuan
dan pepohonan pun melainkan mereka tunduk bersujud. Mereka tidak sujud melainkan
kepada seorang nabi. Aku bias mengetahuinya dari cincin nubuah yang berada di bagian
bawah tulang rawan bahunya, Yang menyerupai buah apel. Kami juga bias mendapatkan
tanda itu di dalam kitab kami. Rahib Bahira meminta agar Abu Thalib kembali lagi bersama
beliau tanpa melanjutkan perjalanannya ke Syam, Karena dia takut gangguan dari pihak
oarng² Yahudi. Maka Abu Thalib mengirim beliau bersama beberapa pemuda agar kembali
lagi ke Mekah.
MENGEMBALA KAMBING
Pada awal masa remajanya Rasulullah SAW tidak mempunyai pekerjaan tetap.
Hanya saja beberapa riwayat menyebutkan bahwa beliau biasa mengembala kambing di
kalangan Bani Sa’d dan juga di Makkah dengan imbalan uang beberapa Dinar.
DI GUA HIRA’
Selagi usia beliau genap 40 tahun, Suatu awal kematangan dan para Rasul di angkat
menjadi Rasul, Mulai tampak tanda² Nubuwah yang menyembul dari balik kehidupan pada
diri beliau. Di antara tanda itu adalah mimpi yang hakiki. Selama 6 bulan mimpi yang beliau
alami itu hanya menyerupai fajar subuh yang menyingsing. Mimpi ini termasuk salah satu
bagia dari 466 bagian dari Nubuwah. Akhirnya pada bulan Ramadhan pada tahun ke 3 dari
masa pengasingan di Gua Hira’, Alah berkehendak untuk melimpahkan rahmat-Nya kepada
penghuni bumi, Memuliakan beliau dengan Nubuwah dan menurunkan Jibril kepada beliau
sambil membawa ayat-ayat Al-Qur’an. Muhammad kembali ke rumahnya, diriwayatkan ia
merasakan suhu tubuhnya panas dan dingin secara bergantian akibat peristiwa yang baru saja
dialaminya dan meminta istrinya agar memberinya selimut. Diriwayatkan pula untuk lebih
menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak Muhammad mendatangi saudara sepupunya
yang juga seorang Nasrani yaitu Waraqah bin Naufal. Waraqah banyak mengetahui nubuat
tentang nabi terakhir dari kitab-kitab suci Kristen dan Yahudi. Mendengar cerita yang dialami
Muhammad, Waraqah pun berkata, bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan menjadi seorang nabi.
Kemudian Waraqah menyebutkan bahwaAn-Nâmûs al-Akbar (Malaikat Jibril) telah datang
kepadanya, kaumnya akan mengatakan bahwa ia seorang penipu, mereka akan memusuhi dan
melawannya. Nabi Muhammad menerima ayat-ayat Qur’an secara berangsur-angsur dalam
jangka waktu 23 tahun. Ayat-ayat tersebut diturunkan berdasarkan kejadian faktual yang
sedang terjadi, sehingga hampir setiap ayat Qur’an turun disertai oleh Asbabun
Nuzul (sebab/kejadian yang mendasari penurunan ayat). Ayat-ayat yang turun sejauh itu
dikumpulkan sebagai kompilasi bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al-
Qur’ān (bacaan).
Sifat kemandirian Nabi muhammad dalam hidupnya, bekerja keras dengan tangan
sendiri.
Kegigihan untuk berdakwah dijalan Allah SWT.
Akhlak yang mulia dan jujur yang membuat orang-orang menyukai dan
mempercayai beliau.
Nabi muhammad SAW sangat mencintai isterinya Khadijah.
‘Uzlah (menyendiri) memepunyai peranan penting bagi jiwa manusia untuk
perenungan diri dan juga mendekatkan diri kepada Allah SWT.