Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN RINGKASAN BUKU BACAAN

“Sirah Nabawiyah Perjalanan Hidup Rasul yag Agung Muhammad dari Kelahiran Hingga Detik-
detik Terakhir”

disusun oleh:

Nama : Zaidin Asyabah

NIP : 171850

PT. IDOLA CAHAYA SEMESTA (IDOLMART)


JL. RAYA JATIBENING NO.60A
JATIBENING PONDOK GEDE
KOTA BEKASI
Judul Buku : Sirah Nabawiyah Perjalanan Hidup Rasul yag Agung Muhammad dari
Kelahiran Hingga Detik-detik Terakhir

Pengarang : Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri

Halaman : 732 halaman

Dicetak Oleh : Darul Haq

Ringkasan
1. Kaum-kaum Arab
a. Arab Ba’idah, yaitu kaum-kaum Arab kuno yang sudah punah dan tidak mungkin
melacak rincian yang cukup tentang sejarah mereka, seperti Ad, Tsamud, Thasm,
Judais, Imlaq (bangsa Raksasa) dan lain-lainnya.
b. Arab Aribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari garis keturunan Ya’rib bin
Yasyjub bin Qahthan, atau disebut pula Arab Qahthaniyah.
c. Arab Musta’ribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari garis keturunan Ismail,
yang disebut pula Arab Adnaniyah.

2. Sistem parlemen dan majelis-majelis suku Quraisy:


a. Al-Isar : Penanganan bejana-bejana tempat darah ketika melakukan sumpah, urusan
ini diserahkan kepada suku Jumah.
b. Tahjirul Amwal (pembekuan harta): yaitu peraturan-peraturan mengenai penyerahan
kurban/ sesajian dan nadzar-nadzar kepada berhala-berhala, begitu juga dalam
melerai sengketa-sengketa dan pengawalan, urusan ini diserahkan kepada Bani Sahm.
c. Syura: diserahkan kepada Bani Asad.
d. Al-Asynaq: peraturan mengenai diyat (denda tindak criminal) dan gharamat (denda
pelanggaran perdata), urusan ini diserahkan kepada Bani Taim.
e. Al-Iqab: pemegang panji kaum, diserahkan kepada Bani Umayah.
f. Al-Qabbah: peraturan kemiliteran dan menunggang kuda, diserahkan kepada Bani
Makhzum.
g. As-Sifarah ( pendutaan: diserahkan kepada Bani Adi.

3. Nasab Nabi
Nasab Nabi terbagi ke dalam tiga klaifikasi:
Pertama, yang disepakati oleh Ahlus Siyar Wal Ansab (para sejarawan dan ahli nasab);
yaitu urutan nasab beliau hingga kepada Adnan.
Kedua, yang masih diperselisihkan antara yang mengambil sikap diam dan tidak
berkomentar dengan yang berpendapat dengannya, yaitu urutan nasab beliau dari atas
Adnan hingga Ibrahim.
Ketiga, yang tidak diragukan lagi bahwa di dalamnya terdapat riwayat yang tidak shahih,
yaitu urutan nasab beliau mulai dari atas Nabi Ibrahim hingga Nabi Adam.
4. Keluarga Besar Nabi Shollallohu’alaihi wassalam
Al-Usrah an-Nabawiyyah (Keluarga Besar Nabi Shollallohu’alaihi wassalam) lebih
dikenal dengan sebutan al-Usrah al-Hasyimiyyah (dinisbatkan kepada kakek beliau,
Hasyim bin Abdu Manaf). Kemudian Tanggung Jawab atas penangan Siqayah dan
Rifadah sepeninggal Hasyim diserahkan kepada saudaranya yang bernama al-Muththalib
bin Abdu Manaf, setelah Syaibah alias Abdul Muthalib menginjak umur dewasa
diberikan tanggung jawab tersebut. Abdullah (ayahanda Nabi Shollallohu’alaihi
wassalam). Abdul Muththalib menjodohkan putranya, Abdullah, dengan seorang gadis
bernama Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf bin Zuhran bin Kilab.

5. Kelahiran Nabi Nabi Shollallohu’alaihi wassalam


Sayyidul Mursalin, Rasulullah Shollallohu’alaihi wassalam di lahirkan pada pagi hari
Senin, tanggal 09 Rabi’ul Awwal pada tahun tragedi pasukan bergajah atau empat tahun
dari berlalunya kekuasaan Kisra Anusyirwan. Juga bertepatan dengan tanggal 20 atau 22
April tahun 571 M sesuai dengan analisis seorang ulama Besar, Muhammad Sulaiman al-
Mashurfuri dan seorang astrolog (ahli ilmu falaq), Mahmud Basya.
Nama Muhammad diberikan dari Kakeknya setelah dengan sukacita dan memboyong
cucunya tersebut masuk ke Ka’bah; berdoa kepada Allah dan bersyukur kepadaNya.
Wanita pertama yang menyusui beliau Shollallohu’alaihi wassalam setelah ibundanya
adalah Tsuwaibah. Disaat beliau Muhammad Shollallohu’alaihi wassalam berumur enam
tahun dan kembali ke pangkuan Ibunda Aminah. Sebagai bentuk kesetiaannya, Aminah
memandang perlu untuk menziarahi kuburan suaminya di Yastrib ( Madinah). Setelah
tinggal selama sebulan di sana, didalam perjalanan terserang penyakit sehingga akhirnya
meninggal dunia di suatu tempat bernama al-Abwa’, yang terletak antara Makkah dan
Madinah.
Sepeninggalan Ayahanda dan Ibundanya, beliau di asuh oleh sang kakek yang amat
menyayangi Rosullullah Shollallohu’alaihi wassalam. Tetapi tidak lama kemudian
kakeknya wafat dan berwasiat kepada Abu Thali yang tidak lain adalah Paman
Rosulullah Shollallohu’alaihi wassalam. Dengan Pamannya beliau belajar tentang
berdagang, hingga pada suatu ketika pamannya mengajak ke Negeri Syam dan bertemu
dengan seorang pendeta yang bernama Bahira. Pendeta tersebut memberitahukan
bahwasannya “ Inilah penghulu alam semesta, inilah utusan Rabb alam semesta, dia
diutus oleh Allah sebagai rahmat bagi alam semesta ini”. Dan memberitahukan bahwa
untuk pulang ke Makkah dan tidak membawanya ke Syam sebab khawatir bila tertangkap
oleh orang-orang romawi dan Yahudi. Akhirnya, pamannya mengirimkannya pulang
bersama sebagian anaknya ke Makkah.

Anda mungkin juga menyukai