ONCOLOGY
Aze – 2015
BREAST CANCER
SURGERY MAPPING
II. BREAST CANCER
- sinus lactiferous
- duktuli terminal
- lobus
- acini
- ligamentum suspensorium
Cooper
- jaringan lemak
- pembuluh darah
- pembuluh limfe
- saraf
Vaskularisasi :
- a. thorakoakromialis
- a.thorakalis lateralis
- a. subskapularis yang bercabang
menjadi a. thorakalis dorsalis
Aliran limfe
KGB sentral
KGB subclavicula
4. KGB supraklavikula
6. Infra diafragmatika
Persarafan penting :
SURGERY MAPPING
BREAST CANCER - DIAGNOSIS
Progresifitas
Metastasis
KLINIS
TRIPLE Dx Genetik
( T, N, ) RADIOLOGIS
PATOLOGI
Riwayat
Recommended pengobatan
sebelumnya
STAGING
(M)
Optional
SURGERY MAPPING
BREAST CANCER – KLINIS
PROGRESIFITAS
KULIT
- Massa di payudara
- Ulkus
- Massa axilla +/- payudara
- Edem payudara / Peau d'orange
- (Nyeri)
- Satelit nodule
- Krusta / eksem pada puting payudara
JARINGAN SEKITAR
- Edem lengan
TUMOR GANAS INFILTRASI - Retraksi papil
- Nipple discharge
- Skin dimpling
DINDING DADA
METASTASIS --> Infiltrasi sampai
- Paru - Pleura - Hepar - Costa
- Otak - Spine - Tulang - M. intercostalis
- M. serratus anterior
SURGERY MAPPING
BREAST CANCER – FAKTOR RESIKO
GENETIK
- Jenis kelamin - Proliferative benign disease
- Usia - Mutasi BRCA1 & BRCA2
- Riwayat keluarga - DCIS & LCIS pada biopsi
- Densitas payudara
HORMONAL
- Early menarche (< 12 th) - Late menopause (>55 th)
FAKTOR RESIKO
- Oral kontrasepsi (10 th) - Hormon replacement therapy (5 th)
- Usia melahirkan anak pertama (> 30 th)
LINGKUNGAN
- Radiasi - Obesitas
- Diet tinggi kalori ? - Diet tinggi lemak ?
- Alkohol ? - Merokok ?
TRIPLE DIAGNOSIS
Triple diagnosis : pendekatan diagnostik pada tumor payudara yang tidak jelas jinak / ganas
Triple Diagnosis :
Bila dari ketiga triple diagnosis tsb terdapat ketidaksamaan ( incorcordance ), maka dilakukan :
- Eksisi + VC
- Bila tumor tidak teraba / dari imaging saja lokalisasi tumor dengan guide-wire excision
mammogram VC
- Bila tidak terdapat fasilitas VC dilakukan eksisi tumor dengan KIE bila hasil PA ganas maka
dilakukan mastektomi
1. KLINIS
A. ANAMNESIS
1. Tumor
Ciri khas tumor ganas :
a. Progresif
- Massa di payudara
- Massa di axilla + massa di payudara
- Nyeri Ca mama stadium lanjut
- Krusta / eksem di puting payudara yang sulit sembuh Paget’s disease
Tumor mama dikatakan progresif bila membesar 2x lipat (doubling time) dalam waktu <
100 hari. Pada umumnya doubling time high grade < 2 bulan; moderate : 2-4 bulan; low
grade malignancy : > 4 bulan
Grafik pertumbuhan tumor digambarkan dengan
Gompertz curve. Tumor yang tadinya tumbuh
secara eksponensial (2n), pada titik tertentu ( 10-15
lapis sel ) akan tumbuh melandai karena
neovaskularisasi tidak cukup mengimbangi
pertumbuhan tumor sehingga terjadi nekrosis di
bagian tengah ( Sukardja, Onkologi Klinik )
- Derajat 1
- Derajat 2
- Derajat 3 inoperabel
c. Metastasis
- Paru sesak, batuk karena meta ca mama kebanyakan terletak di parenkim (sentral)
- Pleura sesak
- Hepar kuning
- Otak nyeri kepala persisten, muntah, kejang, penurunan kesadaran
- Spine nyeri, lumpuh
- Tulang nyeri
- Riwayat keluarga
1st degree relative (+) RR : 4-6x
- Mutasi genetik
Diturunkan secara autosomal dominant dengan penetrasi terbatas
5-10% familial breast cancer
BRCA 1 kromosom 17, banyak pada riwayat keluarga wanita dengan Ca mama,
ovarium
BRCA 2 kromosom 13, banyak pada keluarga pria dengan Ca prostat
P53 syndroma LiFraumeni
PTEN syndroma Cowden
- DCIS & LCIS pada biopsi
- Proliferative benign disease ( lesi premaligna )
1. Hiperplasia atipikal
2. Duktal hiperplasia
3. Florid papilloma
Hiperplasia atipikal 4-5x resiko.Hiperplasia atipikal + riwayat keluarga 9x resiko
FAM & FCD termasuk ANDI (Aberration of Normal Development and Involution )
dan bukan merupakan faktor resiko.
- Densitas payudara
Pasien dengan densitas payudara 75% memiliki RR 4,7x dibanding yang 10%
b. Hormonal eksposure estrogen >>
- Early menarche, < 12 tahun RR : 1,7-3,4 x
- Late menopause, > 55 tahun RR : 1,5 x
- Oral kontrasepsi, > 10 tahun
- Hormon replacement therapy, > 5 tahun
HRT juga menurunkan sensitifitas & spesifitas skrining karena HRT meningkatkan
densitas payudara
- Usia melahirkan anak pertama, usia > 30 th beresiko 2x lipat dibanding < 20 th
- Nullipara, RR : 1,4x dibanding wanita yang mempunyai anak
Menyusui merupakan faktor yang menurunkan resiko Ca mama, sebesar 4% namun
bukan berarti tidak menyusui meningkatkan resiko Ca mama
Mengetahui faktor resiko penting untuk prevensi. Macam prevensi : ( Sukardja, Onkologi Klinik )
3. Komorbid
a. Berhubungan dengan kanker
- Diabetes Mellitus
DM atau tepatnya hiperinsulinemia memicu karsinogenesis dengan cara :
( Ardhiansyah, Pengaruh metformin terhadap respon terapi & indeks mitosis )
1. Peningkatan insulin – like growth factors yang memiliki sifat mitogenik
2. Hiperglikemi
3. Inflamasi kronik yang menurunkan kapasitas antioksidan sel
- Hiperlipidemia
Kolesterol akan di ubah menjadi androgen dan kemudian menjadi estrogen oleh
kelenjar adrenal
b. Berhubungan dengan operasi / terapi lain
- Hipertensi (Cardiovascular disesae)
- Penyakit paru, dll
B. PEMERIKSAAN FISIK
Paling ideal dilakukan H +5 / 7 setelah
menstruasi bersih ( pertengahan siklus ) karena
estrogen >>
1. Posisi duduk
a. Tangan di samping
Yang dievaluasi :
- Simetris / tidak Patokan : nipple
- Tanda infiltrasi tumor
- Scar post operasi / biopsi
b. Tangan diangkat ke atas
Yang dievaluasi :
- Kulit di daerah pole bawah payudara
- Bagian kulit yang tidak ikut bergerak ( skin dimpling )
c. Tangan di pinggang
Yang dievaluasi :
- Infiltrasi ke dinding dada. Px disuruh menekan kedua lengan ke pinggang sambil
dipalpasi m. pectoralis berkontraksi jika tumor ikut bergerak berarti maksimal
infiltrasi sampai m. pectoralis, jika tumor tidak bergerak berarti infiltrasi sampai
dinding dada
a. KGB axilla
Tangan pasien ditumpangkan di atas tangan pemeriksa dan harus serileks mungkin
agar pemeriksa bisa meraba KGB axilla sampai level III
b. KGB infraclavicula
c. KGB supraclavicula
2. Posisi berbaring
- Tangan ditaruh di belakang kepala
- Punggung di ganjal bantal
- Mulai pemeriksaan dari sisi yang sehat
- Pemeriksaan dengan memakai seluruh area volar manus dan digiti ( Jangan hanya memakai
ujung jari !!! )
- Ada 3 metode pemeriksaan
a. Sirkuler
b. Radier
c. Vertikal
- Deskripsi palpasi tumor
1. Regio tumor. Kepentingan pembagian kuadran :
- Sentral sering menyebar, relaps
- Lateral radioterapi di daerah axilla sebisa mungkin dihindari karena mengakibatkan
limfedema. Oleh karena itu operasi harus bersih
- Medial a. mamaria interrna, letaknya dalam sehingga memerlukan radioterapi
- Bawah sering meta spine ( melalui plexus Batson )
2. Jumlah tumor
3. Ukuran tumor
4. Batas tumor – tegas / tidak
5. Konsistensi – padat keras, padat lunak, kistik
6. Permukaan – berdungkul-dungkul
7. Mobilitas – mobile atau fixed pada jaringan sekitar / kulit / dinding dada
8. Nyeri
- Pencet nipple, apakah ada nipple discharge
Mamografi dilakukan 10 hari setelah menstruasi terakhir ( menghilangkan efek dense breast pada
saat menstruasi )
Paget disease khas : mikrokalsifikasi yang berbaris sepanjang duktus sampai nipple
C. Perubahan densitas
- Massa yang terpisah – pisah (discrete mass)
- Distorsi arsitektur
- Asimetri
4. Tanda minor
A. Penebalan kulit. Normal + 0,7 mm. patologis : > 2,5 mm
B. Bertambahnya vaskularisasi
C. Retraksi papil
D. KGB axilla (+) bulat, homogen
Pembacaan mammografi berdasarkan kategori BIRADS ( Breast Imaging Reporting And Data
System )
B. USG PAYUDARA
Kapan dilakukan USG payudara?
1. Pasien usia < 35 th atau >35 th jika tidak tersedia mammografi
2. Membedakan massa solid dan kistik. Tumor kistik tidak boleh mamografi pecah
3. Guiding biopsi
Gambaran malignansi pada USG :
1. Lesi hipoechoic dengan necrosis area
2. Massa intrakistik
3. Margin irregular ( hallo sign incomplete )
4. Shadowing
5. Orientasi vertikal ( taller than wider )
6. USG Dopler ada pembuluh darah masuk
Massa dengan hallo sign incomplete Massa dengan orientasi vertikal & acoustic shadow
3. PATOLOGI
FNA bukan merupakan gold standar untuk diagnosis definitif karena hanya memberikan informasi
sitologi. Hasil dari FNA tidak dapat dipakai untuk pemeriksaan imunohistokimia
FNA dikerjakan setelah pemeriksaan radiologis agar hematom yang timbul waktu FNA tidak
mengacaukan bacaan radiologi
- Benign cyste : non bloody fluid, setelah diaspirasi massa menjadi non palpable
- Malignant cyste : bloody fluid, setelah diaspirasi masih terdapat kista insiden 1%
Bila secara klinis sudah jelas kanker, tetap perlu FNA untuk :
- Membedakan asal tumor ( adenocarcinoma, soft tissue / phylodes, limfoma, skin, dll )
Biopsi
Macam biopsi :
Bila tidak tersedia sarana FNAC di daerah maka dapat dilakukan biopsi eksisi / insisi
Waktu pelaksanaan :
- Core biopsy
- ABBI ( Advanced Breast Biopsy Instrument )
- Vacuum assisted biopsy ( mammotome )
- Stereotactic biopsy untuk lesi non palpable ( guiding USG / mammogram )
STAGING
Recommended
1. Bone scanning
Bone scan dilakukan pada :
- Diameter tumor > 5 cm
- LABC 25% (+)
- Klinis & sitologi mencurigakan
2. Bone survey, bila tidak tersedia bone scanning
3. CTscan
4. MRI evaluasi “volume tumor”
Instrumen yang sensitif untuk :
- Deteksi local reccurence pasca BCT
- Pasien augmentasi payudara dengan implant
- Deteksi kanker multifocal
Laboratorium
Tumor marker
Molekul protein berupa antigen, enzim, hormon, dsb yang dalam keadaan normal tidak / hanya
sedikit sekali diproduksi oleh sel tubuh.
Untuk menetukan rekurensi dan belum merupakan penanda diagnostik maupun skrining.
STADIUM
Klasifikasi TNM dari AJCC ed 7 th 2010
T = ukuran tumor primer
Ukuran T secara klinis ( pemeriksaan fisik & radiologis) atau patologis atau keduanya.
Nilai T dalam mm
Catatan : Penyakit Paget dengan adanya tumor dikelompokkan sesuai dengan ukuran tumornya.
Catatan : Dinding dada adalah termasuk iga, otot interkostalis, dan serratus anterior tapi tidak
termasuk otot pektoralis.
Klasifikasi P ( patologis )
Klinis :
N2
N2a : Metastasis pada kgb aksila level I, II terfiksir atau berkonglomerasi atau
N2b : Metastasis hanya pada kgb mamaria interna ipsilateral secara klinis *,
N3
Catatan :
* Terdeteksi secara klinis : terdeteksi dengan pemeriksaan fisik atau secara imaging (diluar
limfoscintigrafi) atau dengan FNAB. Pada deteksi dengan FNAB ditambahkan huruf (f) msal cN3a(f)
Catatan : ITC ( Isolated Tumor Cell ) adalah sel tumor tunggal atau kelompok sel kecil dengan ukuran
tidak lebih dari 2 mm atau tidak lebih dari 200 sel pada satu potongan histologi KGB. yang biasanya
hanya terdeteksi dengan pewarnaan imunohistokimia (IHC) atau metode molekular lainnya tapi
masih dalam pewarnaan H&E. ITC tidak selalu menunjukkan adanya aktifitas keganasan seperti
proliferasi atau reaksi stromal.
Patologi (pN) a
pNx : Kgb regional tidak bisa dinilai (telah diangkat sebelumnya atau
tidak diangkat)
pN0(i+) : Metastasis kgb < 0,2mm, H&E / IHC (+), termasuk ITC
pN0(mol-) : Metastasis kgb secara histologis (-), pemeriksaan molekular (-) ( RT-PCR) b.
Catatan :
a: klasifikasi berdasarkan diseksi kgb aksila dengan atau tanpa pemeriksaan sentinel node. Klasifikasi
berdasarkan hanya pada diseksi sentinel node tanpa diseksi kgb aksila ditandai dengan (sn) untuk
sentinel node, contohnya : pN0(i+) (sn).
pN1
pN1c : Metastasis pada 1-3 kgb aksila dan kgb mamaria interna secara
mikro/makrometastasis melalui biopsi sentinel node, klinis (-)
pN2
pN2a : Metastasis pada 4-9 kgb aksila (min terdapat 1 deposit tumor > 2,0 mm).
pN2b : Metastasis pada kgb mamaria interna secara klinisb, metastasis kgb aksila (-)
pN3
pN3a : Metastasis pada > 10 kgb aksila (min. satu deposit tumor > 2,0 mm), atau
metastasis pada kgb infraklavikula.
pN3b : Metastasis kgb mamaria interna ipsilateral (klinis) dan kgb aksila >1, atau
metastasis kgb aksila > 3dan pada kgb mamaria interna yang terdeteksi
dengan diseksi sentinel node, klinis (-)
Catatan :
a
Tidak terdeteksi secara klinis / klinis (-) : adalah tidak terdeteksi dengan pemeriksaan klinis atau
pencitraan (kecuali limfoscintigrafi).
b
Terdeteksi secara klinis : terdeteksi oleh pemeriksaan klinis sangat curiga malignansi, pencitraan,
atau hasil FNAB
M : metastasis jauh.
cM0 (i+) : Tidak terdapat metastasis jauh, tapi terdapat deposit < 0,2mm pada darah, bone
marrow, dan node nonregional yang terdeteksi secara molekuler/mikroskopis pada
pasien tanpa gejala metastasis
M1 : Terdapat metastasis jauh secara klinis, radiologis, dan/atau histologi > 0,2mm
Grup stadium :
Stadium 0 : Tis N0 M0
Stadium IA : T1a N0 M0
Stadium IB : T0 N1mi M0
T1 N1mi M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stadium IIB : T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium IIIA : T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stadium IIIB : T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
Catatan :
a
T1: termasuk T1 mi
b
T0 dan T1 dengan mikrometastasis pada KGB diklasifikasikan pada stadium IB
M0 mencakup M0 (i+)
Pasca terapi neoadjuvan harus ditulis yc atau yp, contoh pada pasien dengan complete pathologic
response (CR) setelah neoadjuvan ditulis ypT0ypN0cM0
SURGERY MAPPING
BREAST CANCER – TERAPI
OPERASI
LOKOREGIONAL
RADIOTERAPI
TERAPI
KEMOTERAPI
HORMONAL
SISTEMIK
TERAPI
TARGETED
TERAPI
OPERASI
Indikasi :
1. Ca mama EBC
2. Ca mama LABC dengan persyaratan tertentu
3. Keganasan lain pada payudara
4. Tumor jinak payudara yang mengenai seluruh jaringan payudara
3. Nodul satelit
6. Metastasis jauh
7. Ca inflamatoar
1. Ulcus
Diameter transversal KGB terbesar lebih memiliki arti ekstensi tumor daripada diameter
vertikal karena beberapa KGB dapat bergabung membentuk rantai vertikal yang panjang.
Tumor yang terus berkembang akan menembus kapsul dan menginvasi lemak dan jaringan di
aksila dan akhirnya menginfiltrasi kulit & dinding dada.
Kriteria RS Dr Soetomo
2. Edem payudara
3. Ca inflamatory
Persiapan operasi :
1. Onkologi
a. Apakah diagnosis sudah konfirm
b. Apakah stadium sudah ditegakkan
c. Bila dengan neoadjuvant apakah waktu operasi sudah tepat (pemberian kemo terakhir)
2. Medis / anestesi
a. Laboratorium
b. Evaluasi kardiologi
c. Apakah perlu persiapan darah
3. Administrasi
a. Informed consent
b. Masalah keuangan
Macam operasi :
MRM : tindakan pembedahan onkologis pada Ca mama dengan mengangkat tumor & seluruh jaringan
payudara yang terdiri dari stroma & parenkim payudara, Nipple Areola Complex (NAC) serta kulit
di atas tumor disertai diseksi KGB axilla ipsilateral ( level I, II / III ) dan hanya mengangkat fascia
m.pektoralis mayor secara en block
mungkin mungkin
- Otot M. Pectoralis Fascia m. Fascia m. Fascia m.
mayor & minor pectoralis mayor pectoralis mayor pectoralis mayor
- KGB axilla I-III I-II/ III I-II I-II
Syarat EBC EBC
Jarak tumor ke Ukuran < 2cm
kulit > 2cm Lokasi perifer
NAC tidak
terlibat ( klinis )
KGB N0
HistoPA baik
VC subareola :
bebas tumor
Rekonstruksi + + + +
Tips :
Komponen :
3. Radioterapi
Radioterapi dapat dilakukan dengan cara :
- Whole breast radiotherapy
- Accelerated partial breat irradiation
Accelerated partial breast irradiation ( setelah BCS ) ( Devita, Principle & Practise of Oncology )
Prinsip : Radioterapi yang dilakukan setelah BCS dengan dosis yang lebih besar, dengan waktu
yang lebih singkat dan hanya pada area sekitar tumor bed
Keuntungan :
Teknik :
1. Interstitial brachytherapy
2. Limited external beam irradiation
3. Intracavitary brachytherapy
4. Intraoperative limited radiotherapy
Seleksi pasien :
Komplikasi operasi :
General :
1. Infeksi
2. Nekrosis flap kulit
3. Phantom breast syndrome
4. Seroma
PATOLOGI ANATOMI
- Lokal
1. Ukuran tumor, bandingkan dengan ukuran jaringan yang diambil
2. Radikalitas operasi Batas operasi dengan tepi tumor
3. Jenis histologi tumor
4. Sifat tumor
5. Derajat diferensiasi sel
a. G1 = well differentiated
b. G2 = moderately differentiated
c. G3 = poorly differentiated
- Regional
6. Invasi limfatik
- Metastasis
7. Invasi vaskuler
A. Non invasive / Insitu carcinoma belum menembus membrana basalis atau jika sudah tidak lebih
dari 1 mm
1. Ductal Carcinoma In Situ ( DCIS )
Dianggap sebagai lesi prakanker
Diagnosis :
- Mamografi : clustered microcalsification
- Nipple discharge patologis dengan / tanpa massa
- Massa (+) jarang
Terapi :
- Simple mastektomi ( tanpa diseksi aksila ) bila dijumpai multifokal / multisentris atau
kalsifikasi difus pada mamografi
- BCS. Pada non palpable DCIS, lokasi tumor diidentifikasi dengan Kopan’s wire
- Adjuvan pada high risk ( < 35 th, ER/PR (-), Her2 (+), N(+))
a. Ukuran tumor
b. Margin eksisi
c. Umur penderita
d. Klasifikasi patologi
2. Lobular Carcinoma In Situ ( LCIS )
Merupakan marker terjadinya lesi invasif, namun bukan merupakan lesi premaligna
Multiple, bilateral, biasanya pada premenopause
Terapi :
- Eksisi tumor sinkronous dengan invasive ca 0-10%
- Tamoxifen
B. Invasive carcinoma
Varian histologik yang sering dari adenokarsinoma payudara :
1. Invasif Ductal Ca ( IDC) non favorable
2. Invasif Lobular Ca ( ILC ) non favorable
3. Tubular Ca favorable
4. Meduler Ca favorable bila murni
5. Mucinous / Colloid Ca favorable
IDC ILC TUBULER MEDULER MUCINOUS
Insiden 75% 5-10% 2% 5-7% 3%
Makroskopis Keras, Multisentris Tumbuh
terasa & bilateral, lambat, besar
berpasir adanya area ( bulky )
ketika yang
dipotong menebal (ill-
defined
thickening)
Mikroskopis Tidak khas Small cell Formasi Inti dgn Akumulasi
tunggal, tubule diferensiasi mucin
Indian file buruk, a ekstraseluler
pattern syncytial melingkupi el
growth tumor
pattern, batas
tegas,
infiltrasi
limfosit &
plasmosit
+ DCIS
Meta KGB (+) (+) Jarang Jarang
Meta jauh Tulang, Mening,
paru, liver, permukaan
otak serosa
Prognosis Jelek Jelek Baik Baik bila Baik
murni
Dari hasil PA / biopsy dapat diperiksakaan Imuno Histo Kimia / IHC ( FNA / sitologi tidak bisa
digunakan untuk pemeriksaan IHC )
Dari pemeriksaan IHC dapat ditentukan subtipe intrinsik biologi sel kanker berdasarkan kriteria St
Gallen 2013
Her2 (-)
Her2 (-)
Her2 (-)
- Cathepsin-D stimulasi proliferasi sel kanker ( fibroblas & angiogenesis ) dan menambah
potensi metastasis
- VEGF faktor pemicu neovaskularisasi & angiogenesis
- BCL-2 menilai indeks apoptosis
- P53
RADIOTERAPI
Indikasi :
1. Setelah BCS
2. Tepi sayatan dekat atau tidak bebas tumor
3. Tumor letak sentral atau medial
4. Tumor > 5cm ( T3 )
5. KGB (+) dengan ekstensi ekstra kapsuler
6. Kontrol lokal untuk perdarahan, fraktur
Volume target :
1. Mama
2. Axilla
RT axilla setelah diseksi axilla radikal meningkatkan resiko limfedema
3. Supraclavicula
Tidak dilakukan pada T2N0 atau stadium lebih rendah
4. Mamaria interna
Pada lokasi tumor di sentral & medial
Komplikasi :
KEMOTERAPI
Macam kemoterapi :
ADJUVANT NEOADJUVANT
Waktu Setelah terapi utama Sebelum terapi utama
Ca mama EBC IIIA LABC
Indikasi 1.KGB axilla (+) 1.LABC
2.KGB axilla (-) namun high risk 2.High grade
- usia < 40 th 3.(unicentris)
- high grade 4.(ER/PR(-))
- ER/PR (-)
- Her 2 (+)
- Invasi limfatik atau vaskuler
- High tymidin index
3.Ukuran tumor > 2cm
(dipertimbangkan jika ER +, Her 2 -)
Evaluasi DFI, OS, efek samping Response rate, efek samping
Keuntungan -Burden tumor minimal -Kontrol mikrometastasis
-Vaskularisasi masih baik
-Dapat menilai respon kemoterapi
prognostic factor
-Downsizing
-Memungkinkan operasi yang lebih
sederhana
Kerugian -Penilaian respon susah -Untuk grup yang tidak respon,
penanganan lokoregional menjadi
terlambat
-Burden tumor masih besar
-Peningkatan resiko operasi / radiasi
Kemoterapi terapeutik diberikan sampai metastasis hilang atau terjadi intoksikasi
- Oral
- Intravena
- Intraarterial
- Intralumen
- Intrathecal
- Topical
Persiapan kemoterapi
1. Onkologi
- Kanker atau bukan ? triple diagnostic atau tissue diagnostic
- Staging
- Respon
- Sifat : adjuvan, neoadjuvan, primer
- Tujuan : kuratif, paliatif
2. Medik
- Performance status : Karnofsky score > 60
- Aspek umum :
o Hb > 10 mg%
o Lekosit > 4000/ mm3
o Trombosit > 100.000/ mm3
- Aspek hepatologi :
o OT/PT tidak boleh lebih dari 2x normal
o Alkali Phosphatase
o Bilirubin Direct / Indirect
- Aspek renalis :
o BUN/SK harus normal
o Elektrolit : Na, K, Ca, P, asam urat
- Aspek cardiologis :
o Tensi, nadi
o EKG
o Echocardiografi untuk yang kardiotoksik, lihat EF > 60 ( Ejection Fraction )
- Pemeriksaan telinga untuk yang ototoksik
3. Administratif
- Persiapan pemberi
o Standar perlengkapan ( masker, kaca mata, schort, sarung tangan )
o Protokol tertulis pemberian kemoterapi
- Persiapan obat – obatan
o Obat kemoterapi sudah lengkap
o Premedikasi, pelarut, alat – alat yag diperlukan
o Obat – obatan antihipersensitifitas ( adrenalin, deksametason, delladril )
- Persiapan pasien
o Informed consent
o Pembiayaan
- Pencatatan
o Hasil lab sebelum kemoterapi
o Premedikasi & obat kemo yang diberikan
o Keluhan / komplikasi kemoterapi
o Evaluasi respon kemoterapi
- Deksametason 4 ampul
- Ranitidin 1 ampul
- Ondansetron 8 mg
- Difenhidramin drip dalam 100 cc PZ
Doxorubicin/Adriamycin 50 mg/m2 iv
AC T
Adriamycin 60 mg/m2 iv
- TNBC CMF
- Her2 type Taxan
- Metastase liver Docetaxel
Prinsip : Kemoterapi diberikan dalam rentang waktu yang lebih pendek ( 2 minggu ) dengan
dosis yang sama untuk membunuh sel kanker muda yang baru tumbuh karena sel yang muda
lebih respon terhadap kemoterapi. HDCT ini dikombinasi dengan growth factor untuk
meminimalisir efek terhadap sumsum tulang.
Prinsip : Beberapa obat kemoterapi mempunyai sifat antiangiogenesis dimana obat-obat ini
diberikan dengan dosis yang lebih rendah dan intensitas yang lebih sering. Namun terapi ini
dapat memicu stabilisasi tumor & respon tumor menurun. Beberapa obat yang mempunyai sifat
antiangiogenesis adalah Cyclophosphamide dan Methotrexate
1. Respon subjektif
- Keluhan penderita, berat badan, Performance Status
- Performance Status (PS) : suatu cara pengukuran seberapa bisanya seorang penderita kanker
dapat menjalankan aktifitas sehari – hari
- Fungsi PS :
a. Menetapkan pengobatan terhadap kanker yang masih dapat ditoleransi
b. Sebagai kriteria menjadi subyek dalam penelitian tertentu
c. Penilaian respon pengobatan penderita
d. Memperkirakan prognosis
- Macam PS : Karnofsky score, WHO / Zubrod, ECOG, Lansky
Karnofsky score
3 – Simptomatik, > 50% di tempat tidur namun tidak bedbound ( dapat mengurus diri
sendiri dengan keterbatasan )
4 – Bedbound ( disabilitas, tidak bisa mengurus diri sendiri )
5 – Mati
Lansky ( anak – anak )
100 – Normal
90 – Restriksi ringan pada aktifitas berat
80 – Aktif, namun cepat lelah
70 – Restriksi lebih besar pada waktu bermain dan waktu bermain yang lebih sedikit
60 – Active play minimal, tetap quiet play
50 – Sering berbaring, active play (-), lebih senang quiet play
40 – Terutama di tempat tidur, quiet play
30 – Bedbound, memerlukan bantuan untuk quiet play
20 – Sering tidur, bermain dengan aktifitas pasif
10 – Tidak bermain, tidak beranjak dari tempat tidur
0 – Tidak respon
2. Respon objektif
a. Ukuran tumor
- WHO
- RECIST ( Response Evaluation Criteria In Solid Tumor )
WHO RECIST
Pengukuran Bidimensional ( panjang x lebar ) Unidimensional ( diameter terpanjang )
(2 diameter terpanjang yang tegak lurus)
Respon Complete Response (CR) : semua tumor Complete Response (CR) : semua tumor
terapi menghilang dan tidak muncul tumor menghilang dan tidak muncul tumor
baru baru
Partial response (PR) : tumor mengecil Partial response (PR) : tumor mengecil >
> 50% dan tidak terdapat tumor baru 30% dan tidak terdapat tumor baru
Progressive disease (PD) : tumor Progressive disease (PD) : tumor
membesar > 25% atau muncul tumor membesar > 20% atau muncul tumor
baru baru
Stable disease (SD) / No Change (NC) : Stable disease (SD) : tumor mengecil <
tumor mengecil < 50% atau membesar 30% atau membesar tidak > 20%
tidak > 25%
Waktu Dipertahankan 4 minggu Sesuai protokol kemo yang dipakai
Ukuran min. 10 mm CTscan / klinis
Lesi 20 mm foto thorax
Ukuran min Diameter terpendek > 15 mm ( CTscan )
KGB
Lesi multiple Max 5 lesi, 2 lesi per organ
b. Produk dari tumor
Pada tumor solid tertentu sulit ditentukan diameternya. Dilakukan pemeriksaan tidak langsung
melalui perubahan produk spesifik tumor ( hormon antigen atau antibodi )
Mis : ChorioCa HCG
Hepatoma Alfa fetoprotein
Prostat PSA
c. Obyektif kualitatif
Penilaian perubahan / perbaikan gejala klinis yang obyektif
Mis : gejala neurologik, frekuensi RR
Catatan :
- Tumor marker belum menjadi standar pengukuran respon kemo. Hanya CA-125 untuk Ca
ovarium yang telah menjadi standar
- RECIST-B ( Breast ) kriteria untuk progresive disease diperkecil menjadi tumor
membesar lebih dari 10%
- Waktu untuk evaluasi respon pada RECIST sesuai siklus protokol regimen yang dipakai.
Namun bila obat kemoterapi masih dalam fase II dimana manfaatnya masih belum diketahui
maka evaluasi dilakukan 6-8 minggu
3. Toksisitas & efek samping
ES C A F M T Cis
1.Hematologi + ++
(myelosupresi)
2.Metabolik Glucose Mg ↑,
↑/↓ uric↑, Ca ↓
3.GI + + + + + +
disturbance
4.Hepatologi ++
5.Urinary Cystitis Nefrotoxic
hemoragic
6.Kardiologi ++
7.Neurologi Cerebellar Neuropati
ataxia perifer
8.Lain-lain Amenorhe Hand foot Ototoksic
(supresi synd
gonad)
Catatan :
HORMONAL TERAPI
Indikasi :
Mekanisme kerja :
Pemilihan terapi hormonal disesuaikan dengan status menopause pasien. Untuk premenopause
diberikan Tamoxifen atau GnRH agonis, sedangkan untuk postmenopause diberikan Aromatase
Inhibitor diikuti Tamoxifen. Terapi hormonal diberikan selama 5 tahun
1. Usia > 55 th
3. Post BSO
untuk pasien post histerektomi, menggunakan HRT / OC dengan usia < 55 th status menstruasi
ditetapkan berdasarkan pemeriksaan FSH & LH min 4 minggu setelah HRT / OC distop
kalau tidak yakin menopause, periksa aktifitas estrogen dari mukosa vagina
1. Tamoxifen
Indikasi : hormonal terapi premenopause
Cara kerja : blokade reseptor estrogen dengan Selective Estrogen Receptor Modulator
(SERM)
Dosis : 20 mg/hr (selama 5 tahun, penelitian terbaru ada yang menyebutkan selama 10 tahun )
Efek samping :
- Kanker endometriuml
Tamoxifen bekerja pada reseptor α mamae secara antagonis sedangkan pada reseptor β
endometrium, prostat & liver bekerja secara agonis terjadi kanker
Gejala : vaginal discharge
- Perimenopausal symptoms : hot flushes & mood changes
Tx : selective serotonin uptake inhibitor
- Katarak
2. GnRH ( Goserelin / Zoladex )
Indikasi : hormonal terapi premenopause
Cara kerja : menghambat GnRH sehingga produksi LH-FSH turun
Dosis : dalam bentuk injeksi “depo” setiap bulan selama 6 bulan – 1 tahun
Kombinasi dengan tamoxifen
Efek samping : Menopause dini
3. Aromatase inhibitor
Anastrozole Letrozole Exemestan
( Arimidex ) ( Femara ) ( Aromasin )
Jenis Non steroid AI Non steroid AI Steroid AI
(reversibel) (reversibel) (irreversibel)
Indikasi Hormonal terapi pasca menopause ( kombinasi dengan Tamoxifen )
Cara kerja Menghambat perubahan androstenedion / testosterone menjadi estrone
(E1) / Estradiol (E2)
Dosis 1 mg/hr 2,5 mg/hr 25 mg/hr
Efek samping Hot flushed Hot flushed Hot flushed
Tidak mengubah Hiper TG Hiper TG
profil lipid
Musculosceletal
disorder
Fraktur (5th pertama)
Aromatase inhibitor merupakan terapi pilihan untuk ER (+) & HER-2 (+)
Jangan lupa untuk USG Ginekologi terlebih dahulu sebelum melakukan BSO !!!
Komplikasi :
Catatan : Raloxifene adalah obat hormonal lain yang setara dengan Tamoxifen dalam menghambat sel
kanker dengan ER/PR (+) namun dengan efek samping yang lebih minimal
TARGETED TERAPI
Targeted terapi adalah pengobatan yang menyerang protein / faktor-faktor yang memicu pertumbuhan
sel kanker
DD/ kemoterapi menyerang sel secara langsung terutama yang proliferasi selnya cepat seperti sel
kanker, folikel rambut, epitel lambung
1. Trastuzumab ( Herceptin )
Indikasi : targeted terapi untuk Her-2/Neu (+3)
Her-2/Neu adalah protein yang memicu pertumbuhan & diferensiasi sel
Cara kerja : Trastuzumab ( DeVita, Cancer Principles & Practise of Oncology )
1. Trastuzumab mengganggu interaksi heterodimeric Her-2 dengan EEGFR lainnya
2. Trastuzumab memodulasi imunitas, mengaktifkan NK-cell yang berperan dalam antibody-
dependent cellular cytotoxicity
3. Trastuzumab menurunkan mikrovaskularisasi tumor dan mengurangi migrasi sel endotel yang
penting dalam proses angiogenesis
Dosis :
Inisial 8 mg/kgBB maintenance 6 mg/kgBB untuk siklus 3 minggu selama 12 seri
Inisial 4 mg/kgBB selama 90’ maintenance 2 mg/kgBB selama 30’ untuk siklus 1 minggu
selama 12 minggu
2 mg/kgBB setiap minggu selama 40 minggu
Dilarutkan dalam PZ. Jangan D5 karena bisa mengakibatkan presipitasi obat
Efek samping : kardiotoksik, chill, nausea vomitting
2. Bevacizumab ( Avastin )
Indikasi : targeted terapi untuk VEGF ( Vascular Endotelial Growth Factor )
VEGF adalah protein yang menstimulasi pembentukan pembuluh darah baru
Obat anti VEGF selain menghambat pertumbuhan tumor primer dapat juga memicu sifat invasif
tumor & metastasis. Karena itu obat anti VEGF sering hanya memperpanjang survival beberapa
bulan dan kemudian timbul rekurensi & metastasis
Dosis : 3-10 mg/kgBB tiap 2 minggu
Efek samping : hipertensi, epistaksis, proteinuria, chill
3. Lapatinib ditosylate ( Tykerb )
Indikasi : Targeted terapi untuk Her-2 & EGFR tyrosine kinase inhibitor. Diberikan pada Her2 (+)
yang tidak respon terhadap Herceptin
Cara kerja :
Dosis : 1250 mg/hr single dose p.o
Efek samping : kardiotoksik ( menurunkan EF ), pneumonitis, nausea vomitting, diare
Pada Ca mama, besar rata-rata 1 sel kanker 10 mμ dengan waktu ganda rata-rata 100 hari.
Dari 1 sel kanker untuk mencapai volume 1 cm3 ( volume minimal yang terdeteksi secara klinis ) yang
terdiri dari 109 sel diperlukan 30 x waktu ganda / > 8 tahun. Untuk mencapai volume 1000 cm3 atau
jumlah sel 1012 ( beban sel yang dapat menimbulkan kematian penderita ) dibutuhkan 45 x waktu
ganda / > 12 tahun. Jadi 2/3 lama hidup sel kanker berada pada stadium preklinik. ( Sukardja, Onkologi
Klinik )
DFI ( Disease Free Interval ) : masa / waktu bebas penyakit ( lokal, regional, jauh ) sejak dilakukan
operasi, dihitung dalam tahun & bulan
MISCELANEOUS
Metastatic Breast Cancer
Syarat metastasektomi :
Bagaimana membedakan tumor mamae primer dan metastasis ? sel tumor yang lepas biasanya
lebih agresif
Definisi : Kanker payudara yang terdiagnosis pada waktu kehamilan atau 1 tahun setelah melahirkan
Estrogen yang tinggi dalam tubuh akan ditangkap oleh sel ca sehingga pemeriksaan IHC bisa saja
triple negatif karena semua reseptor hormon telah ditempati
Mamografi tidak bisa dipakai untuk diagnostik karena densitas payudara yang tinggi waktu kehamilan
Terapi :
Prognosis PABC tidak berbeda jauh jika dibandingkan dengan pasien yang tidak hamil
1. Onset : 6 – 12 bulan
2. Jenis & grading PA beda
3. Keduanya terdapat komponen insitu
4. Keduanya terdapat mikrokalsifikasai
5. Lobular Ca
6. Usia muda
7. Laki-laki
8. Riwayat keluarga (+)
9. BRCA1 & BRCA2
Malignant Philodes
Patofisiologi : Berasal dari komponen stroma, bukan epitel mengikuti protokol soft tissue tumor
Ciri khas :
- Ulkus pada philodes ok penekanan vena ( terjadi vena ekstasi ) iskemia ulkus tidak bau
- Infiltrasi (-)
- Retraksi papil (-), skin dimppling (-)
- Nipple areola melebar
- Peau d’orange bisa (+) o.k. penekanan duktus
Metastasis :
- Hematogen
- Jarang disertai pembesaran KGB ( < 1% )
Bila pKGB (+) Ulkus mamae (+) infeksi sekunder
Ulkus mamae (-) curiga metastasis
Terapi :
a. Operasi
Wide excision dengan margin 1 cm atau
Simple mastektomi, bukan MRM
b. Radioterapi
Dilakukan post operasi untuk meminimalisir rekurensi
c. Kemoterapi
Mengikuti protokol sarcoma
Pada high grade, metastasis paru
d. Hormonal terapi
Tidak respon terhadap terapi hormonal meski ER/PR (+)
Paget’s disease
Patofisiologi
Paget’s disease dapat terjadi bersamaan dengan kanker invasive atau DCIS atau tanpa keduanya
Klinis : eksem, krusta, kemerahan, iritasi, erosi, discharge, retraksi & inversi areola
Gambaran khas mamografi : mikrokalsifikasi yang berjalan sepanjang duktus sampai subareola
( ANDI )
ANDI bukan merupakan lesi pre maligna namun hanya merupakan penyimpangan pertumbuhan &
involusi yang masih normal
1. Common FAM
2. Giant FAM diameter > 5 cm
3. Juvenile FAM remaja, pertumbuhan cepat
Terapi :
- Vitamin E, C
- EPO ( Evening Primrose Oil ) anti edema, 20-30% bisa mengurangi nyeri
- Anti estrogen : Tamoxifen 3-6 bulan
- Bromocryptin : Parodel
- GnRH analogue : Goserelin
- Operasi, kapan ?
o Nyeri menetap
o Curiga ganas ( hiperplasia atypik, aspirasi bloody )
o Massa solid intra kistik
o Massa residif
1. Non-opioid + ajuvan
2. Opioid lemah + non-opioid + ajuvan
3. Opioid kuat + non-opioid + ajuvan
Macam analgetik
- Non-opioid : Aspirin, Paracetamol/asetaminofen, Naproxen
- Opioid lemah : Kodein, Dextropropoxifen, Dihidrokodein
- Opioid kuat : Morfin, Fenazocine, Oksikodon, Dihidromorfin
Obat ajuvan
untuk nyeri yang resisten terhadap analgetik, komplikasi terapi, depresi & cemas
- Amitriptylin
- Dexamethasone
- Valproat
- Antidepresan
- Phenytoin
SURGERY MAPPING
ONCOLOGIC EMERGENCIES ( BREAST CANCER )
PENINGKATAN
ICP
SUPERIOR VENA
CAVA SYNDROME
ANATOMI
EFUSI PLEURA
KOMPRESI
MEDULA
ONCOLOGIC
SPINALIS
EMERGENCIES
SUPRESI BONE
MARROW
TUMOR LYSYS
METABOLIK
SYNDROME
HIPERKALSEMIA
PENINGKATAN ICP
Patofisiologi : peningkatan ICP pada keganasan dapat disebabkan karena ( Hukum Monroe-Kelly )
- Massa tumor
- Edem vasogenik kebocoran plasma
- Edem sitotoksik iskemia, kemoterapi, metabolik toksik karena kerusakan hepar
- Sumbatan CSF
Terapi
Ca mama yang metastase otak pada umumnya adalah yang subtipe Her 2 (+)
Ca mama ( 11% )
Emergency :
- Edema otak
- Penurunan cardiac output
- Obstruksi / edema jalan napas
Terapi :
EFUSI PLEURA
Terapi :
Dosis sklerosan :
Catatan :
- Bila memasang chest tube jangan langsung dikeluarkan semua mengakibatkan mediastinal
flutter mediastinum bergeser tiba-tiba ke sisi yang sakit gangguan hemodinamik
- Fiksasi cairan pleura dengan alkohol 70% aa
- Pada kondisi tertentu dengan pemberian kemoterapi bisa meredakan efusi pleura karena sel –
sel tumor yang menempel di pleura viseralis mati
Patofisiologi :
Aliran darah dari intra abdomen & intra torakal tidak hanya mengalir ke vena cava namun
juga mengalir ke pleksus vertebra & epidura ( pleksus Batson ) metastasis sel kanker
- Nyeri
Ciri nyeri tulang pada Ca :
- Muncul pada waktu istirahat & aktifitas (DD/ trauma saat aktifitas)
- Tidak berkurang dengan analgetik biasa
- Progresif
- Terus – menerus
Macam nyeri :
o Nyeri lokal
Infiltrasi periosteum
Dipicu bersin, batuk, atau valsava maneuver
Sering terasa pada waktu bangun pagi hari, pasien sering tidur posisi duduk
o Nyeri radikuler
Penekanan radiks saraf
Dipicu valsava maneuver
Biasanya bilateral ( DD/ radikulopati : unilateral )
o Referred pain
Penyebaran tumor intraneural
Berupa allodynia, hyperpathia, hyperalgesia
- Paraplegi
Onset : Ca mama lambat, Ca bonkogenik akut
Gejala awal : kaki terasa berat, sulit naik tangga, berdiri dari kursi
Level hypesthesia berada dua atau tiga segmen di bawah lesi metastatik
- Gangguan miksi / defekasi
Retensi lesi di atas conus medularis
Inkontinensia lesi di sakrum / pada conus medularis
- Cauda equina / Conus medularis syndrome
o Paraparese ekstremitas bawah distal
o Saddle parestesis
o Overflow inkontinensia uri / alvi
Skor < 7 radiasi eksterna; skor >7 internal fiksasi + radiasi eksterna
VARIABEL 1 2 3
Lokasi Ekstremitas atas Ekstremitas bawah Peritrochanter
Nyeri Ringan Sedang Berat
Radiologi Blastik Mixed Lytic
Ukuran ( % shaft ) 0-33 % 34-67 % 68-100 %
Terapi :
- Inline immobilisation, pemasangan TLSO (Thoraco Lumbal Sacral Orthostasis) /Boston brace
- Kortikosteroid analgetik, anti inflamasi ( menurunkan edem vasogenik )
- Biphosphonat Ca mama & multiple myeloma
- Radioterapi
Fungsi :- Mengurangi nyeri
- Apoptosis sel kanker
- Fibrosis sehingga tulang lebih kuat
Indikasi :
1. Tumor radioresisten
2. Ada defisit neurologi lain yang bersamaan ( misal karena metastasis otak )
3. Durasi paraplegi < 48 jam
4. MSCC hanya pada 1 level
5. Kondisi umum baik untuk operasi
6. Harapan hidup > 3 bulan
7. Segmen yang bersangkutan pernah diradiasi sebelumnya
8. Nyeri progresif yang tidak reda dengan radiasi
9. Kompresi terjadi karena fraktur patologis
10. Spinal instability
Anemi
Terapi :
- Tablet Fe
- EPO 10.000 IU 3x/mgg
- ESA : Erytropoiesis Stimulating Agents
Bekerja dalam 3-4 minggu
Efek samping : tromboemboli
- Transfusi Hb < 9 gr%
Lekopeni
Yang harus diamati adalah jumlah netrofil < 55% dari seluruh lekosit
Derajat netropeni
Dosis : 5 μg/kgBB
K↑
PO4 ↑
Lactic Acidosis
CELL DEATH Ca ↓ sekunder
ARF
Uric↑
LDH ↑
- Myeloproliferatif disease
- Leukemia
- High grade non Hodgkin lymphoma (42%)
- Solid tumor yang highly sensitive terhadap kemoterapi
Fakor resiko
- Laboratory TLS 2/> keadaan yang terjadi 3 hari pre atau 7 hari post kemo
o Asam urat > 8 mg/dL atau kenaikan 25%
o Kalium > 6 mEq/L atau kenaikan 25%
o Fosfat > 6,5 mg/dL atau kenaikan 25%
o Kalsium < 7 mg/dL atau penurunan 25%
- Clinical TLS
o Serum kreatinin meningkat 1,5 kali dari Upper Limit Normal (ULN)
Terapi :
HIPERKALSEMIA
Homeostasis kalsium :
- Absorpsi intestine
- Bone resorption
- Bone formation
- Ekskresi renal
Patofisiologi
- Progresif dehidrasi
- Stones : renal / bilier
- Bones : pain, neuromuscular fatigue
- Thrones : Poliuria, polidipsi
- Groans : Nausea vomitting, abdominal pain
- Psychiatric overtones : lethargi, confusi
Intervensi terapi :
Terapi :
- rehidrasi
Menurunkan kalsium + 2 mg/dL atau 0,5 mmol/L
1-2 L isotonik salin dalam 2 jam
Hati – hati pasien dengan riwayat Decomp cordis
- Diuretik : Furosemid 20-40 mg ( pastikan volume intravaskuler sudah tercukupi )
- Obat-obatan hipokalsemik : biphosphonate, gallium nitrat, calcitonin, corticosteroid,
phosphate, plicamydin
- Hindari makanan sumber kalsium / phosphate atau obat yang menaikkan kadar kalsium
(vitamin D, thiazide)
Biphosphonate
Cara kerja : menghambat osteoclast sehingga mencegah resorpsi kalsium dari tulang
Dosis :
- Ibandronat p.o : 1x1 diminum bersama 250 ml air, puasa 6 jam sebelum dan 30’ sesudahnya
Tidak boleh minum susu
- Ibandronat i.v : 6 mg dilarutkan 100-500 cc NaCl selama 15-60 menit, diulang 4 mgg
Kalsitonin
Glukokortikoid
Hemodialisa
REFERENSI
1. Hansen TJ, Lambert DR. Netter’s clinical anatomy 1st ed. USA. MediMedia, Inc. 2005
2. Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology 12th ed. Philadelphia, Pennsylvania.
WB Saunders company. 2010
3. Sukardja IDG. Onkologi Klinik edisi 2. Surabaya. Airlangga University Press. 2000
4. Dixon JM. ABC of Breast Disease 3rd ed. Blackwell Publishing Ltd. 2006
5. Purwanto H. My Note. Divisi Bedah Onkologi Departemen Bedah FK Unair RSUD Dr
Soetomo Surabaya. Mei 2008
6. Ardhiansyah OA. Pengaruh Metformin sebagai Terapi Komplementer pada Kemoterapi
Neoadjuvant Berbasis Anthracycline terhadap Respon Terapi dan Indeks Mitosis pada Locally
Advanced Breast Cancer. 2014.
7. Manuaba, TW. Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid Peraboi 2010. Jakarta. CV Sagung
Seto. 2010
8. Hohenberger P, Horiot JC, Souhami RL, Tannock I. Oxford Textbook of Oncology 2nd Ed :
Treatment of Locally Advanced and Metastatic Breast Cancer. USA. Oxford Press. February
2002
9. Pasaribu ET, Suyatno. Bedah Onkologi Diagnosis dan Terapi edisi 2. Jakarta. CV Sagung
Seto. 2014
10. Haagensen CD, Stout AP. Carcinoma of The Breast : Criteria of Operability. Columbia
University. New York
11. DeVita VT, Lawrence TS, Rosenberg SA. Cancer - Principles and Practice of Oncology
8th.chm : . Lippincott Williams & Wilkins. 2008
12. Coates As, Goldhirsch A, Winer EP, et al. Highlights of the St Gallen International Expert
Consensus on the Primary Therapy of Early Breast Cancer 2013 : Personalizing the Treatment
of Women With Early Breast Cancer. Ann Oncol. 2013; 24(9):2206-2223
13. Eisenhauer EA, Therasse P, Bogaerts J, et al. New response evaluation criteria in solid
tumours : Revisded RECIST guideline (version 1.1). European journal of cancer 45. 2009 :
228-247.
14. Kuliah pakar & para staf onkologi Universitas Airlangga- RS Dr Soetomo. Surabaya,
Indonesia