Anda di halaman 1dari 11

RI BEDAH

RS Bhayangkara Sartika Asih


Periode 8 Juni 2009 – 20 Juni 2009

Pembimbing :
dr. Danny Ganiarto Sugandi, SpB
dr. Ekih D. Djajaprawira, SpB

Disusun oleh:
Kaleb – 9810010
Annissa Anggarini - 9810108
Aulia Fachrani – 0010061
Jelly Winner – 0210051
Erik - 0210072

KSM / SMF BAGIAN BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
RS IMMANUEL
BANDUNG
2009
Ulkus Decubitus
Tekanan nekrosis memiliki dua komponen; besar tekanan, durasi tekanan.
Mikrosirkulasi akan terganggu bila tekanan > 25-30 mmHg. Nekrosis dapat terjadi bila
tekanan tersebut bertahan selama dua jam atau lebih. Pada immobilisasi dengan posisi
terlentang > 2jam, tekanan di sacrum mencapai 60-70 mmHg dan daerah tumit mencapai
30-45 mmHg.
Selain faktor tekanan:
1. Teregangnya kulit, missal; gerakan meluncur ke bawah pada posisi setengan
berbaring
2. Terlipatnya kulit akibat gesekan badan yang sangat kurus dengan alas tempat tidur

Rehidrasi
Volume urine dewasa normal: 750-2000 ml/24jam.
Penilaian status dehidrasi:
Dehidrasi (D) Maintenance (M)
Ringan: Dewasa: 40 ml/KgBB/24jam
Dws: 4%
Anak: 4-5% Anak: 0-10 Kg= 1oo
Sedang:
ml/KgBB/24jam
Dws: 6%
10-20 Kg= (1000
Anak: 5-10%
+50X)/24jam
Berat:
>20 Kg= (1500+20Y)/
Dws: 8%
24jam
Anak: 10-15%
Shock: 15-20%
X: setiap kelebihan BB di atas 10
Kg
Y: setiap kelebihan BB di atas 20
Kg

Cara pemberian:
6 jam I = ½ D + 1/4 M
18 jam berikutnya = 1/2D + 3/4 M

Follow up keberhasilan rehidrasi:


1.Turgor kulit
2.Kesadaran
3.Urine output
4.Nadi

Pneumothorax Catamenial
Merupakan pneumothorax yang terjadi berhubungan dengan siklus menstruasi, diduga
disebabkan opleh endometriosis pleura.
Gejala dan tanda:
onset kolaps paru terjadi dalam waktu > 72 jam setelah menstruasi.
Epidemiologi:
3-6% dari seluruh kasu pneumothorax pada wanita. Umumnya pada usia 30-40 thn.
Diagnosis:
-Bila terdapat kolaps paru dengan rekurensi tinggi pada wanita usia reproduktif dengan
endometriosis
-peningkatan CA-125
-Thoracoscopy
Terapi:
-chest tube
-Pleurodesi
-hormonal: Lupron, Danazol, triptorelin

Tumor Jinak Mammae


Fibroadenoma Mammae (FAM)
- insidensi 15-25 tahun
- tumor jinak tidak menjadi ganas
- lesi bersifat hormone dependent, involusi pada perimenopause
- resiko FAM meningkat dengan penggunaan pil KB sebelum usia 20 tahun
- sifat : massa mobile, batas tegas, tidak nyeri, dapat unilateral/bilateral
- Giant fibroadenoma, diameter > 10 cm, biasa pada remaja
- mikroskopis = proliferasi epitel dan mesenkim → pericanaliculer (stroma
berproliferadi di sekeliling glandula tubuler); intracanaliculer (struma
mengkompresi ductus)
- terapi eksisi (untuk diagnosis pasti : PA), ultrasound guided

Fibrocystic disease
- dapat multifokal dan bilateral
- gejala klinik = nodul yang nyeri
- etiologi = ketidakseimbangan hormonal (estrogen predominan)
- klasifikasi (PU pont and page)
a. Lesi non proliferatif (70%) : kista, kalsifikasi epitel, hiperplasia epitel ringan,
fibrosis periductal, adenosis tanpa sclerosis
b. Lesi proloferatif tanpa atipia : hiperplasia ductus (moderate), adenosis dengan
sclerosis, papilloma intraductal, resiko ganas
1,3 – 1,9%
c. Lesi proliferatif dengan atipia : hiperplasia atipik dari ductus dan lobulus,resiko
ganas 3,9 – 13%

Benang yang dipakai untuk menjahit Appendectomy :


- Mesenteriolum : silk
- Puntung Appendix (silk) ikat dengan plain gut, jahit lagi dengan silk
- Peritoneum dan fascia : dexon
- Subcutis : chromic catgut
- Kulit : monosof (nylon)

Beda bleb dan bulla


Bleb adalah pengumpulan udara di lapisan pleura
Bulla adalah lesi yang berbentuk ireguler maupun bulat yang berisi cairan serous atau
seropurulen dengan diameter > 1 cm. Kalau pada pleura berisi udara rontgen thorax →
tampak sebagian lesi berdinding tipis, fibrotik dan membran yang ireguler.

ANDI Classification of Benign Breast Disorders


Normal Disorders Disease
Early reproductive Lobular development Fibroadenoma Giant FAM
years (age 15-25) Stromal Adolescent hypertrophy Gigantomasia
Nipple eversion Nipple eversion Subareolar abscess
Mammary duct fistula
Later reproductive Cyclical changes of Cyclical mastalgia Incapacitating
years (age 25-40) menstruation Nodularty mastalgia
Epithelial hyperplasia Bloody nipple
of pregnancy discharge
Involution Lobular involution Macrocysts sclerosing
reproductive years Duct involution lesions
(age 35-55) - dilatation Duct ectosia Perductal mastitis
- sclerosis Nipple retraction Epithelial hyperplasia
Epithelial turn over Epithelial hyperplasia With atipia
ANDI = Aberation of normal development and involution

Classification of Benign Breast Disorder

Nonproliveratif disorders of the Breast


- Cyst and apocrine metaplasia
- Duct ectasia
- Calsification
- Fibroadenoma and related lesions

Proliferative breast disorders without atypic


- Sclerosing adenosis
- Radial and complex sclerosing lesions
- Ductal epithelial hyperplasia
- Intraductal papillomas

Atypical proliferative lesions


- Atypical lobuler hyperplasia (ALH)
- Atypical ductal hyperplasia (ADH)

 Saat pengangkatan jahitan

Daerah Jahitan Saat Pengangkatan (hari ke - )


- Wajah (termasuk kelopak mata dan lidah) 4
- Skrotum 5
- Kulit kepala 6–7
- Tangan dan jari 7
- Dinding perut : - Sayatan Lintang 7–9
- Sayatan Vertikal 9 – 11
- Pinggang dan bahu 11 – 12
Basal Cell Ca Squamous Cell Ca Melanoma Maligna
Sinonim Basal cell epithelioma, basalioma, Epitelioma sel squamosa (Prickle), Ca
ulkus rodens, ulkus Jacob, tumor cell pride, Ca epidermoid, spinalioma,
komprecher Ca Bowen, Cornified epithelioma
Patogenesis Disangka berasal dari sel epidermal Berasal dari sel epidermis yang punya Etiologi : belum pasti, salah satu
& etiologi pluripotensial atau dari beberapa tingkat kematangan, dapat mungkin iritasi berulang pada tahi
epidermis/adnexa intradermal, dapat pula invasive dan lalat
Predisposisi : metastasis jauh Herediter memegang peranan
1) lingkungan : radiasi, bahan Etiologi :
kimia (Arsen), pekerjaan Sinar matahari, ras/herediter, genetic,
tertentu yang banyak kena arsen inorganic, radiasi, factor
matahari, trauma, ulkus hidrokarbon, sikatriks, keloid, ulkus
sikatrik kronik, fistula (osteomyelitis)
2) genetic : Xeroderma
pigmentosum, albinism
Insidens Paling sering 40-50 tahun, ♂ > ♀ ♀ ~ ♂, 30-60 tahun, jarang pada anak
Lokasi Daerah berambut, invasive, jarang Tersering tungkai bawah Terbanyak ekstremitas bawah, badan,
metastasis kepala/leher, ekstremitas atas, kuku
Sifat Invasif, jarang metastasis, merusak Tumbuh lambat, merusak jaringan Sangat ganas, metastasis luas dapat
jaringan sekitar, dapat sampai setempat dengan kecil metastasis atau sampai ke limfe, pembuluh darah
tulang, cenderung residif tumbuh cepat dan bermetastasis jauh
Bentuk klinis - nodulus - intraepidermal - superficial
- kistik - invasif - nodular
- superficial - Lentigomelanoma maligna
- morfea
Klasifikasi 1. Intraepidermal (insitu)
2. Infiltrasi sampai papilla
dermis tapi serat-serat
reticulum dermis masih utuh
3. Infiltrasi sampai jaringan ikat
kolagen dermis
4. Infiltrasi sampai kedalam
jaringan ikat kolagen dermis
5. Infiltrasi sampai jaringan
lemak subcutis
Prognosis Cukup baik bila diobati dengan Sangat tergantung : diagnosis dini, Dipengaruhi :
tepat, keterampilan dokter dan cara pengobatan kerjasama dokter – - tumor primer
kerjasama pasien pasien - stadium
- organ yang telah diinfiltrasi
Prognosis terburuk bila tumor tumbuh
- jenis kelamin (♀ lebih baik dari ♂)
diatas kulit normal (de novo)
- kondisi hospes
Kista ateroma Lipoma Kista retensi Kista dermoid Ganglion Neurofibroma
Definisi Sumbatan pada Tumor jinak Kista yang Kelainan bawaan Kista yang Tumor jinak sel
muara kelenjar lemak/sel lemak terjadi karena pada daerah fusi berasal dari saraf (sel
sebasea penyumbatan embrional selaput sarung Schwann sel
kelenjar liur sinovial/sarung perineural)
mukosa tendo Khas: coffee
aulait
Etiologi Acquired Acquired red Kongenital/ Kongenital/
kornea bawaan bawaan
sumbatan
Kapsul + (tipis, rapuh) + + +(liat) + (tipis/fibrosa)
Batas tegas tidak tegas tegas tegas tegas tegas
Mobilitas Bebas dari dasar, mobile imobile imobile imobile imobile
melekat pada
dermis diatasnya
Konsistensi Lunak kenyal kenyal kenyal Agak keras Kenyal padat
Isi sebum Jaringan lemak Cairan kelenjar Cairan seperti Mucin jernih
minyak rambut
Punctae + - -
Predileksi Daerah yang Mata, dahi, Sekitar sendi
mengandung sudut luar mata, (letak di
kelenjar sebasea pangkal hidung subkutis)
abdomen
punggung rate
median scrotum
perineum
Terapi Extirpasi Extirpasi Aspirasi, Extirpasi Extirpasi luas Excisi (jika
marsupialisasi Aspirasi sedikit)
jika besar Excisi selektif
(jika banyak)

 Kelainan congenital di leher

Fistel dan Kista brankiogen


Kelainan brankiogen dapat berupa fistel, kista dan tulang rawan ektopik.
- Fistel cranial dari tulang hyoid yang berhubungan dengan MAE berasal dari celah pertama.
- Fistel antara fosa tonsilaris ke pinggir depan m. sternocleidomastoideus berasal dari celah kedua.
- Fistel yang masuk ke sinus piriformis berasal dari celah tiga.
- Sinus dari celah keempat tidak pernah di temukan.
Th/ : Kista langsung diekstirpasi.
Fistel di isi Meth. Blue lalu di ekstirpasi melalui insisi kecil multipel
Kista duktus tiroglosus
Duktus yang menandai jaringan bakal tiroid akan berimigrasi dari foramen sekum di
pangkal lidah ke daerah di ventral laring dan mengalami obliterasi. Obliterasi yang
tidak lengkap akan membentuk kista.
Th/ : ekstirpasi selurus kista dan duktus

Atresia esofagus dan Fistel trakeoesofagus


Sering, ± 1 : 3000 kelahiran.
Terjadi karena gangguan perkembangan jaringan pemisah antara trakea dan esofagus,
yang di bentuk minggu 4-6.

 Definisi Tumor Doubling Time


Yaitu waktu perkiraan kasar dimana tumor memperbanyak dua kali dari volumenya
semula.
Bila berkisar 8 – 200 hari, dicurigai suatu kanker (carcinoma)
Misal : Tumor saat pertama kali diketahui sampai terakhir dirasakan membesar 5 kali
dalam waktu 6 bulan, maka TDT ±36 hari, maka benjolan tersebut adalah Ca.

Anda mungkin juga menyukai