Anda di halaman 1dari 8

Biografi riwayat hidup Sahabat Nabi

Hudzaifah bin Al-Yaman


1.1 Latar Belakang
 Hudzaifah bin Husail bin Jabir bin Amr bin Rabi’ah bin Jarwah. Ayah beliau yang
bernama Husail yang belakangan dikenal dengan al-Yaman merupakan penduduk asli
Makkah dari Bani ‘Abbas. Hudzaifah bin al-Yaman dikenal sebagai orang yang
dipercaya oleh Nabi Muhammad dalam menyimpan rahasia dan dalam menyelidiki
permasalahan yang terjadi.

1. 2     Riwayat Keluarga


Hudzaifah bin Al-Yaman menikah dengan perempuan ahli kitab 
 1.3       Wafat
Beliau wafat di kota Mada’in pada tahun 35/36 Hijriyah, selisih 40 hari setelah wafatnya
sahabat Utsman bin Affan.
 2.         Perjalanan Memeluk Islam

Husail merupakan salah satu dari sepuluh orang keturunan Bani Abbas yang menemui
Rasulullah SAW. untuk menyatakan keimanan meraka di hadapan Rasul SAW. Peristiwa ini
terjadi sebelum Rasulullah Hijrah ke Madinah tahun 622 M. Sesuai dengan tradisi garis
keturunan yang berlaku di Arab, yaitu keturunan ayah, maka Hudzaifah adalah orang Makkah
yang lahir dan dibesarkan di Madinah (Abdurrahman bin Abdul Karim, Kitab Sejarah
Terlengkap Para Sahabat Nabi).

Hudzaifah lahir dari keluarga muslim pada masa Islam awal, dan beliau telah memeluk Islam
sebelum bertemu secara langsung dengan Rasulullah SAW.

UMMU SALAMAH

Ummu Salamah adalah seorang Ummul-Mukminin yang berkepribadian kuat, cantik, dan


menawan, serta memiliki semangat jihad dan kesabaran dalam menghadapi cobaan, lebih-lebih
setelah berpisah dengan suami dan anak-anaknya. Berkat kematangan berpikir dan ketepatan
dalam mengambil keputusan, dia mendaparkan kedudukan mulia di sisi Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wassalam.

Di dalam sirah Ummahatul Mukminin dijelaskan tentang banyaknya sikap mulia dan
peristiwa penting darinya yang dapat diteladani kaum muslimin, baik sikapnya sebagai istri
yang selalu menjaga kehormatan keluarga maupun sebagai pejuang di jalan Allah.

1.         RIWAYAT HIDUP


1.1       LAHIR

Nama sebenarnya Ummu Salamah adalah Hindun binti Suhail, dikenal dengan narna Ummu
Salamah lahir 24 tahun sebelum hijrah. Beliau dibesarkan di lingkungan bangsawan dari Suku
Quraisy. Ayahnya bernama Suhail bin Mughirah bin Makhzurn. Di kalangan kaumnya, Suhail
dikenal sebagai seorang dermawan sehingga dijuluki Dzadur-Rakib (penjamu para musafir)
karena dia selalu menjamu setiap orang yang menyertainya dalam perjalanan. Dia adalah
pemimpin kaumnya, terkaya, dan terbesar wibawanya. Ibu dari Ummu Salamah bernama
Atikah binti Amir bin Rabi’ah bin Malik bin Jazimah bin Alqamah al-Kananiyah yang berasal
dari Bani Faras.

1.2       WAFAT

Pada tahun ke-59 hijriah, usia Ummu Salamah telah mencapai 84 tahun. Usia tua dan pikun
merambah di pertambahan umurnya. Allah ta’ala mengangkat rohnya yang suci naik ke atas
menuju hadirat-Nya. Ia meninggal dunia setelah hidup dengan aktivitas yang dipenuhi oleh
pengorbanan, jihad, dan kesabaran di jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Beliau
dishalatkan oleh Abu Hurairah RA dan dikuburkan di al-Baqi’ di samping kuburan
Ummahatul-Mukminin lainnya.

2.         PERNIKAHAN DAN PERJUANGAN

Banyak pemuda Mekah yang ingin mempersunting Hindun, dan yang berhasil menikahinya
adalah Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal bin Abdullah bin Umar bin Makhzum, seorang
penunggang kuda terkenal dari pahlawan-pahlawan suku Bani Quraisy yang gagah berani.
Ibunya bernama Barrah binti Abdul-Muththalib bin Hasyim, bibi Nabi Shallallahu Alaihi
Wassalam. Abdullah adalah saudara sesusuan Nabi dari Tsuwaibah, budak Abu Lahab. Mereka
hidup bahagia, dan rumah tangga mereka diliputi kerukunan dan kesejahteraan.

Tidak lama setelah itu, dakwah Islam menarik hati mereka sehingga mereka memeluk Islam
dan menjadi orang-oramg pertama yang masuk Islam. Begitu pula dengan Hindun, dia
tergolong orang-orang yang pertama masuk Islam, dan bersama suaminya memulai
perjuangan dalam hidup mereka.

Orang-orang Quraisy selalu mengganggu dan menyiksa kaum muslimin agar mereka
meninggalkan agama Islam dan kembali ke agama nenek moyang mereka. Melihat kondisi
seperti itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. mengizinkan mereka untuk hijrah ke
Habasyah, sehingga mereka disebut sebagai kaum muhajirin yang pertama. Mereka menetap
di Habasyah, dan di sana Hindun melahirkan anak-anaknya: Zainab, Salamah, Umar, dan
Durrah.

Setelah beberapa lama, mereka berniat kembali ke Mekah, terutama setelah mendengar
keislaman dua tokoh penting Quraisy, Umar bin Khaththab dan Hamzah bin Abdul-
Muththalib. Akan tetapi, ternyata penyiksaan masih terus berlangsung, bahkan bertambah
dahsyat. Untuk menjaga kehormatan diri dan keluarganya, Abu Salamah meminta
perlindungan dari Abu Thalib (paman Nabi) dari siksaan kaumnya, yaitu Bani Makhzum, dan
Abu Thalib menyatakan perlindungannya.

Karena orang-orang Quraisy masih saja menyiksa kaum muslimin, akhirnya Allah membuka
hati penduduk Madinah untuk menerima Islam. Kemudian Rasulullah mengizinkan kaum
muslimin untuk hijrah ke sana, baik secara kelompok maupun perseorangan. Abu Salamah,
istri, dan anaknya (Salamah) hijrah ke sana. Di tengah perjalanan mereka dihadang oleh
kaum Bani Makhzum (kaumnya Ummu Salamah) yang kemudian merampas serta
menyandera Ummu Salamah. Keluarga Abu Salamah (Bani Asad) ikut campur tangan dan
mereka menolak menyerahkan Salamah, bahkan si anak dirampas dan dijauhkan dari ibunya.
Sedangkan Bani Makhzum menculik Ummu Salamah dan dipenjara. Adapun Abu Salamah
dibiarkan ke Yatsrib dengan hati penuh kesedihan karena harus berpisah dengan istri dan
anaknya.
Keadaan demikian berjalan kurang lebih setahun lamanya. Ummu Salamah terus-menerus
menangis karena kecewa atas perbuatan kaumnya, sehingga akhirnya ada seorang laki-laki
dari kaumnya yang merasa iba dan membiarkan Ummu Salamah menyusul suaminya di
Madinah. Adapun Bani Asad menyerahkan kembali putranya, Salamah, kepadanya. Akan
tetapi, banyak rintangan yang harus dia hadapi, dan berkat keimanan dan keinginan yang
kuat, dia mampu mengatasi semua itu dan tiba di Madinah.

IBNU ABBAS
1.  RIWAYAT HIDUP

1.    LAHIR

Abdullah bin Abbas lahir pada tahun 619M, nama Ibnu Abbas juga digunakan untuk
membedakan nama Abdullah yang lain. Dia merupakan anak dari keluarga yang kaya dari
perdagangan bernama Abbas bin Abdul-Muththalib, maka dari itu dia dipanggil Ibnu Abbas
atau anak dari Abbas. Ibu dari Ibnu Abbas adalah Ummu al-Fadl Lubaba, yang merupakan
wanita kedua yang masuk Islam, yang merupakan teman dekatnya Khadijah binti Khuwailid,
istri Nabi Muhammad.

Ayah dari Ibnu Abbas dan ayah dari nabi Muhammad merupakan anak dari Syaibah bin
Hasyim, lebih dikenal dengan nama Abdul-Muththalib. Ayah Abdul Muththalib adalah Hasyim
bin Abdulmanaf, penerus dari Bani Hasyim dari Quraisy yang terkenal di Mekkah.

Ibnu Abbas memiliki seorang saudara bernama Fadl bin Abbas.

1.2   WAFAT

Ibnu Abbas wafat di Thaif pada tahun 687M atau 78 H dalam usia 81 tahun.

Salamah bin Al – Muhabbiq


(teks belum ditemukan)
Maimunah
1. Nasab

Ummul Mukminin Maimunah merupakan putri dari al-Harits bin Hazn bin Bujair bin al-
Hazm bin Ruwaibah bin Abdullah bin Hilal. Beliau lahir 29 tahun sebelum hijrah dan wafat
tahun 51 H. Bersamaan dengan 593 M dan wafat tahun 671 M. Ibunya bernama Hind binti
Auf bin Zuhair bin al-Harits bin Hamathah bin Humair.

2. Kemuliaannya

Ummul Mukminin Maimunah binti al-Harits dihormati oleh istri-istri yang lain. Karena ia
adalah saudari dari Ummul Fadhl, istri paman nabi, al-Abbas bin Abdul Muthalib radhiallahu
‘anhu. Kemudian bibi dari Khalid bin al-Walid. Dan juga bibi Abdullah bin Abbas (adz-
Dzahabi: Siyar A’lam an-Nubala, 2/238).

Keistimewaan lain dari Ibunda Maimunah adalah ia meriwayatkan tujuh hadits yang
termaktub dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim. Satu hadits yang diriwayatkan al-Bukhari
saja. Lima hadits oleh Muslim saja. Dan total hadits-hadits yang ia riwayatkan sebanyak tiga
belas hadits (adz-Dzahabi: Siyar A’lam an-Nubala, 2/238).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut Ummul Mukminin Maimunah dan saudari-
saudarinya sebagai wanita yang beriman. Dari Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ‫ و َس ْل َمى ا ْم َرَأة‬،‫ث‬
ِ ‫ار‬ ُ ‫ َوُأ ُّم ْالفَضْ ِل‬،‫ َم ْي ُمونَةُ َز ْو ُج النَّبِ ِّي‬:‫ات‬
ِ ‫بنت ْال َح‬ ٌ َ‫ات ُمْؤ ِمن‬ ُ ‫اَأل َخ َو‬
‫س ِه َي ُأ ْختُه َُّن ُأل ِّم ِه َّن‬
ٍ ‫بنت ُع َم ْي‬ُ ‫ َوَأ ْس َما ُء‬،َ‫َح ْم َزة‬
“Saudara-saudara perempuan yang beriman adalah Maimunah istri Nabi, Ummul Fadhl binti
al-Harits, Salma istri dari Hamzah, dan Asma binti Umais yang merupakan saudara se-ibu
mereka.” (HR. al-Hakim dalam al-Mustadrak 6801. Ia mengatakan shahih sesuai dengan
syarat Muslim).

3. Wafatnya
Ummul Mukmini Maimunah binti al-Harits radhiallahu ‘anha wafat di daerah Sarif. Sebuah
tempat antara Mekah dan Madinah. Tempat pertama ia membangun rumah tangga dengan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Beliau wafat pada tahun 51 H/671 M, sebagaimana yang dikuatkan oleh Ibnu Hajar dan
selainnya. Saat wafat, usia beliau adalah 80 atau 81 tahun (Ibnu Saad: ath-Thabaqat al-Kubra,
8/140).

Abu Tsa’labah bin Alhusyaini


(teks belum ditemukan)

Imran bin husain


1.1 LAHIR

Tidak diketahui secara pasti tanggal, bulan, dan tahun kelahirannya Imran bin Hushain karena
minimnya sumber informasi.

1.2 WAFAT

Imran bin Hushain wafat pada tahun 52 hijriyah atau sekitar 673 masehi di Bashrah
(sekarang Irak).

2. KISAH-KISAH
2.2 MEMELUK ISLAM

Imran bin Hushain memeluk Islam pada tahun ketujuh hijriyah bersamaan dengan masuk
Islamnya sahabat Abu Hurairah saat perang Khaibar. Ketika perang Khaibar berkecamuk,
beliau menemui Rasulullah SAW. Imran bin Hushain menaruh tangan kanannya di tangan
kanan Rasulullah SAW. Maka tangan kanan itu mendapat penghormatan besar, hingga beliau
bersumpah setia menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.

Anas bin malik

1. RIWAYAT HIDUP
1.1   Lahir

Anas bin Malik RA lahir 10 tahun sebelum hijriyah atau bertepatan dengan 612 Masehi.

1.2   Wafat

Dikatakan kepada Anas, “Engkau adalah sahabat Rasulullah SAW yang paling terakhir yang
masih hidup.” Anas menjawab, Kaum Arab masih tersisa, adapun dari sahabat beliau, maka
saya adalah orang yang paling akhir yang masih hidup. Ketika Anas sakit, ditawarkan
kepadanya agar didatangkan seorang dokter, tapi Anas malah menjawab ” Seorang dokter
menyakitiku” dan dia memohon agar dia ditalkin ‘Laa ilaha illallh, karena dia (Malaikat) telah
datang. Dia senantiasa mengatakannya, sampai Malaikat pencabut nyawa mencabut nyawanya.
Di sisi dia ada tongkat kecil punya Rasulullah SAW yang kemudian dikubur bersamanya.

Ketika Anas wafat, beliau berumur 107 tahun. Berkata Waqidi dan lainnya “Anas adalah
sahabat di Basrah yang paling terakhir wafatnya.” Para ahli sejarah selisih dalam menentukan
kematian beliau, ada yang mengatakan wafat pada tahun 90, 91, 92 dan ada pula yang
mengatakan tahun 93, dan inilah yang mashur menurut jumhur. Imam Ahmad berkata : Anas
bin Malik dan Jabir bin Zaid wafat bersamaan pada hari Jum’at, tahun 93.

Qotadah berkata : Ketika Anas wafat, Muariq al ‘Ajli berkata, Hari ini telah pergi / hilang
setengah dari pada ilmu. Dia ditanya, kenapa bisa demikian wahai Abu Mu’tamar? Ia
menjawab : Jika ada orang-orang pengikut hawa nafsu menyelisihi kita hadis dari Rasulullah
SAW kita katakan pada mereka : “Mari kita kembalikan pada orang  yang mendengar (Anas)
darinya (Rasul).” 

1.3   Nasab

Beliau adalah Anas bin Malik bin Nadzor bin Dhomdom bin Zaid bin Harom bin Jundub bin
Amir bin Ghanam bin Adi bin An Najjar, Abu Hamzah Al Ansori Al Khazraji. Dia termasuk
kerabat Rasulullah SAW dari jalur istri. Ia juga muridnya, pengikutnya dan sahabat yang
terakhir meninggal dunia.

Anda mungkin juga menyukai