Anda di halaman 1dari 2

DEFINISI

Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela
untuk disimpan di bank darah yang digunakan untuk keperluan transfusi darah. Seleksi
donor darah dilakukan dengan tujuan untuk melindungi kesehatan donor dengan
memastikan bahwa donasi tersebut tidak berbahaya bagi kesehatannya, dan
melindungi pasien dari resiko penyakit menular atau efek merugikan lainnya
(Daradjatun, 2008).

Proses menyalurkan darah dari satu orang ke dalam sistem peredaran darah
orang lain disebut transfusi darah. Transfusi darah dapat menyelamatkan jiwa dalam
beberapa situasi, seperti kehilangan darah besar karena trauma, untuk menggantikan
darah yang hilang selama operasi dan untuk mengobati anemia berat atau
trombositopenia yang disebabkan oleh penyakit darah (Daradjatun, 2008).

DILEMA ETIK (MEDIS, EKO-SOSIO KULTURAL, ISLAM)

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 83 tahun 2014


tentang unit transfusi darah, bank darah rumah sakit dan jejaring pelayanan tranfusi
darah, pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa pelayanan transfusi darah merupakan upaya
pelayanan kesehatan yang memanfaatkan darah manusia sebagai bahan dasar dengan
tujuan kemanusiaan dan tidak untuk tujuan komersial. Pada pasal 1 ayat 4 dan 6
menjelaskan bahwa Unit Transfusi Darah (UTD) adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan donor darah, penyediaan darah dan pendistribusian darah dan
pendonor darah adalah orang yang menyumbangkan darah atau komponennya kepada
pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan (Permenkes,
2014). Pelayanan transfusi darah sebagai salah satu upaya kesehatan dalam rangka
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan sangat membutuhkan ketersediaan
darah atau komponen darah yang cukup, aman, mudah diakses dan terjangkau oleh
masyarakat.
Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 tahun 2011 tentang pelayanan
darah, menyebutkan penyelenggaraan donor darah dan pengolahan darah dilakukan
oleh Unit Donor Darah (UDD) yang diselenggarakan oleh organisasi sosial dengan
tugas pokok dan fungsinya di bidang Kepalangmerahan atau dalam hal ini Palang
Merah Indonesia (PMI). Dan menurut UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
maupun Peraturan Pemerintah No.7 tahun 2011 tentang Pelayanan Darah, dinyatakan
bahwa pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan darah yang aman,
mudah diakses, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tanggung jawab
pemerintah dan pemerintah daerah (Pemda) meliputi pengaturan, pembinaan,
pengawasan dan pendanaan pelayanan darah untuk kepentingan pelayanan
kesehatan.
PENDAPAT PRIBADI

Menurut pendapat saya, kegiatan donor darah memberikan banyak manfaat bagi
pendonornya seperti menjaga kesehatan jantung dan sirkulasi darah, meningkatkan
produksi sel darah merah, mendeteksi penyakit serius seperti HIV, hepatitis, sifilis, dan
lain sebagainya. Transfusi darah merupakan proses menyalurkan darah dari satu orang
ke dalam sistem peredaran darah orang lain. Pelayanan transfusi darah memanfaatkan
darah manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan dan tidak untuk
tujuan komersial. Darah dilarang diperjual belikan dengan dalih apapun. Dan pelayanan
transfusi darah merupakan upaya kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan sangat membutuhkan ketersediaan darah atau komponen darah
yang cukup, aman, mudah diakses dan terjangkau oleh masyarakat.

Daradjatun. 2008. Pedoman Pelayanan Transfuse Darah. Jakarta: UTD PMI Pusat
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 83 Tahun 2014,Tentang Unit
Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit, dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah,
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 7 Tahun 2011, Tentang Pelayanan
Darah, Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai