Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN PELAYANAN PETUGAS AFTAP TERHADAP KEPUASAN PENDONOR DARAH

SUKARELA DI UTD RSUP FATMAWATI

Ilham Hanifan
Unit Tranfusi Darah RS, RSUP Fatmawati

ABSTRAK

UTD RSUP Fatmawati mendapat keluhan dari pendonor yang merasa tidak puas akan lamanya
pelayanan donor darah sukarela di UTDRS Fatmawati. Komplain waktu tunggu dianggap lama
dikarenakan nomer antrian dijadikan satu antara donor sukarela dan donor pengganti padahal
jumlah donor pengganti lebih banyak daripada donor sukarela. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat pelayanan petugas aftap, tingkat kepuasan donor darah sukarela, dan
tingkat hubungan pelayanan petugas aftap dengan kepuasan pendonor di UTD RSUP
Fatmawati.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional atau survey analitik dengan
pendekatan cross sectional dengan responden yang merupakan pendonor darah sukarela yang
mendonorkan darahnya lebih dari 1 kali yang berusia 18-45 tahun. Periode penelitian pada
bulan Mei sampai Juni 2020, dengan jumlah sampel sebanyak 81 pendonor menggunakan
teknik sampel purposive sampling.

Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat Pelayanan petugas aftap adalah faktor fisik
(tangibles) sebagian besar 58 pendonor (71,6 %) baik, faktor keandalan (Reliability) sebagian
besar 62 pendonor (76,5%) baik, faktor ketanggapan (Responsiveness) sebagian besar 54
pendonor (66,7%) baik, faktor jaminan (Assurance) sebagian besar 57 pendonor (70,4%) baik,
faktor empati (empathy) sebagian besar 61 pendonor (75,3%). Tingkat kepuasan pendonor
darah sukarela di UTD RSUP Fatmawati didominasi oleh tingkat puas dengan prosentase 81,5
%.Sehingga dapat disimpulkan pelayanan petugas berhubungan secara positif terhadap
kepuasan donor darah dengan derajat hubungan korelasi kuat dengan nilai 0,619..

Kata kunci: Pelayanan Petugas, Kepuasan Pendonor, donor darah sukarela

A. Pendahuluan rela menyumbangkan darahnya secara


Transfusi darah adalah bagian dari sukarela (PMI Pusat, 2009, cit. Sari L.P,
pelayanan kesehatan rakyat dan merupakan 2012).
suatu bentuk pertolongan yang sangat Palang Merah Indonesia (PMI) adalah
berharga kepada umat manusia (PP No. 7 organisasi sosial yang tugas pokok dan
Th 2011). Proses transfusi darah di fungsinya di bidang Kepalangmerahan
wujudkan secara nyata oleh pendonor yang berdasarkan ketentuan perundang-
1
undangan (PP No. 7 Th 2011). PMI telah UTD RSUP Fatmawati diharapkan dapat
melaksanakan kegiatan transfusi darah yang memberikan pelayanan yang memuaskan
tersebar di 34 provinsi dan 323 cabang di kepada para pendonor sehingga dapat
daerah dengan 165 UTD di seluruh mempengaruhi minat pendonor untuk mau
Indonesia dengan jumlah darah yang mendonorkan kembali darahnya secara
terkumpul sekitar 2.480.352 unit dari jumlah sukarela dan rutin di UTD RSUP Fatmawati.
penduduk Indonesia, idealnya jumlah darah Salah satu pelayanan yang dilakukan yaitu
yang tersedia berkisar 4.956.741 unit per seperti penerapan sistem SMS gateway
tahunnya (Pusat Data dan Informasi dalam rangka meningkatkan minat pendonor
Kemenkes RI, 2009). Palang Merah yang sangat mungkin dilakukan karena
Indonesia (PMI) terus Mengkampanyekan sebagian besar masyarakat sudah memiliki
donor darah sebagai bagian dari gaya hidup telepon seluler (Sari A.F., et al., 2015).
(lifestyle) (PMI, 2011). Pelayanan darah adalah upaya pelayanan
Unit Transfusi Darah (UTD) adalah bagian kesehatan yang memanfaatkan darah
dari fasilitas pelayanan kesehatan yang manusia sebagai bahan dasar dengan
menyelenggarakan kegiatan donor darah, tujuan kemanusiaan dan tidak untuk
penyediaan darah dan pendistribusian darah komersial. Pelayanan Transfusi Darah
(PP No. 7 Th 2011). UTDRSUP Fatmawati adalah upaya pelayanan kesehatan yang
melayani masyarakat yang ingin meliputi perencanaan, pengerahan dan
menyumbangkan darahnya. Masyarakat pelestarian pendonor darah, penyediaan
yang menyumbangkan darahnya disebut darah, pendistribusian darah, dan tindakan
pendonor dan kegiatannya disebut pelayan medis pemberian darah kepada pasien
donor darah sukarela. Tujuan pelayanan dengan tujuan penyembuhan penyakit dan
donor darah sukarela pemulihan kesehatan (PP No.7 Th 2011).
adalah untuk menjaga ketersediaan darah Pendonor sukarela yaitu individu yang
Unit Transfusi Darah Rumah Sakit Umum memberikan darah, plasma atau komponen
Pusat (UTD RSUP) Fatmawati, sehingga darah lainnya atas kerelaan, diberikan
stok darah akan selalu ada atau tersedia dan perhatian dalam bentuk penghargaan oleh
siap digunakan untuk ditransfusikan ke pihak UTD (Pedoman dan Pelayanan
pasien yang membutuhkan darah. UTD transfusi darah, 2011, cit. Devy tumembouw,
RSUP Fatmawati adalah salah satu instansi 2007). Pendonor darah adalah orang yang
yang bergerak dalam bidang donor darah menyumbangkan darah atau komponennya
tentunya memiliki target yang harus dicapai kepada pasien dengan tujuan penyembuhan
setiap tahunnya demi memenuhi kebutuhan penyakit dan pemulihan kesehatan (PP No.
darah bagi pasien yang di rawat di Rumah 7 2011). Keterbatasan jumlah pendonor
Sakit Fatmawati. Peran tenaga kesehatan di darah dapat disebabkan oleh anggaran

2
ataupun persepsi yang salah mengenai sukarela yang lebih dari satu kali atau
donor darah atau ketakutan akan prosedur berulang lebih banyak diusia 18 – 45 tahun
teknis donor darah, pelayanan yang kurang sehingga peneliti akan mengambil sampel
memuaskan. Contohnya pendonor yang donor sukarela dengan usia 18 – 45 tahun.
mempertanyakan kualitas pelayanan donor
darah suka rela tersebut seperti keamanan UTD RSUP Fatmawati dalam hal ini
donor darah terhadap pendonor, penularan bertugas untuk memberikan pelayanan yang
penyakit-penyakit serius, alat-alat yang sangat baik kepada pendonor melakukan
digunakan tidak steril, petugasnya kurang evaluasi sebaik mungkin. Sebagai
prof esional, penyampaian penjelasan penghargaan, UTDRS Fatmawati
petugas yang kurang dimengerti ol eh memberikan piagam penghargaan kepada
pendonor. pendonor darah sukarela yang telah
Kepuasan donor adalah tercukupinya menyumbangkan darahnya sebanyak 10
harapan donor terhadap pelayanan transfusi kali, 25 kali, 50 kali, 75 kali, 100 kali. Semua
darah, dapat dalam bentuk perasaan organisasi publik diharapkan dapat
senang, gembira dan lega setelah mengedepankan kualitas pelayanan, tak
menyumbangkan darahnya untuk menolong terkecuali organisasi sosial kemanusiaan
orang lain. Bagian penting yang diperhatikan oleh karena itu, UTDRS dituntut dapat
dalam kepuasan donor adalah penanganan memberikan pelayanan yang maksimal
sebelum donasi, penanganan selama kepada masyarakat. Oleh karena itu
donasi, penanganan sesudah donasi, penelitian ini dilakukan sebagai upaya
penanganan keluhan pelanggan, meningkatkan kualitas pelayanan bagi
pemantauan dan evaluasi. pendonor darah sukarela di UTD Fatmawati
Berdasarkan pendahuluan pada tanggal 10 serta pelestarian dan pemeliharaan
Desember 2019 kejadian saat pendonor pendonor darah sukarela. Dari uraian di atas
yang merasa tidak puas akan lamanya peneliti tertarik untuk mengidentifikasi lebih
pelayanan donor darah sukarela di UTDRS lanjut agar mendapatkan gambaran tentang
Fatmawati. Komplain waktu tunggu dianggap hubungan pelayanan petugas Aftap
lama dikarenakan nomer antrian dijadikan terhadap kepuasan donor darah sukarela di
satu antara donor sukarela dan donor UTD RSUP Fatmawati.
pengganti padahal jumlah donor pengganti
lebih banyak daripada donor sukarela. B. Tujuan
Sebagai gambaran jumlah donor sukarela Untuk mengetahui hubungan pelayanan
adalah 730 orang dan donor pengganti yang diberikan petugas Aftap terhadap
adalah 975 orang jumlah total 1707 pada kepuasan donor darah sukarela di UTD
bulan Desember 2020. Jumlah pendonor RSUP Fatmawati.

3
melakukan donor darah sukarela di UTD
C. Metode RSUP Fatmawati.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Populasi dalam penelitian ini adalah semua
penelitian observasional atau survey analitik donor darah sukarela di UTD RSUP
yang bertujuan untuk memberikan gambaran Fatmawati periode Februari 2020 yang
tentang kenyataan atau data obyektif berjumlah 293.
dengan rancangan korelasi sederhana.
Penelitian ini didesain dengan pendekatan D. Hasil
cross sectional yaitu suatu jenis penelitian 1. Deskripsi Responden
yang menentukan pada waktu pengukuran a. Usia Pendonor
atau observasi data variable independent Usia Pendonor darah/responden di UTD
dan dependent diamati hanya satu kali saja RSUP Fatmawati dapat dilihat pada Tabel
secara kuantitatif yang ditunjukan untuk berikut ini :
mengetahui hubungan pelayanan petugas
Aftap terhadap kepuasan donor darah
sukarela (Notoatmodjo, 2012). Pendekatan
cross sectional bertujuan untuk mempelajari
dinamika korelasi antara faktor risiko dengan
Tabel 1 Kategori responden berdasarkan
efek, dengan cara pendekatan observasi
usia pendonor
atau pengumpulan data sekaligus pada
Memperhatikan data pada tabel 6 usia
suatu saat (Point Time Approach). Penelitian
pendonor paling banyak adalah usia 26-35
ini bersifat korelatif (Cholid, 2005:44, cit.
tahun adalah 32 pendonor yaitu 39,51%
Darmawan, 2013)
kemudian pada usia 36-45 tahun dengan
Metode penelitian dilakukan secara
prosentase 30,86 % atau 25 pendonor.
kuantitatif dengan teknik pengumpulan data
Sedangkan urutan ketiga pada usia 17-25
dalam bentuk kuisioner yang diberikan
tahun berjumlah 24 orang atau 29,63 %,
kepada responden penelitian. Dengan
kemudian pada usia 46 – 55 tahun ada 0
metode tersebut peneliti mencoba untuk
pendonor atau 0 %. Dapat disimpulkan
mencocokkan pelayanan petugas Aftap
bahwa untuk kategori usia pendonor yang
dengan kepuasan pendonor darah sukarela.
paling banyak dalam penelitian ini adalah
Dengan mencocokkan kedua hal tersebut
dewasa awal dan dewasa akhir (Depkes,
diharapkan dapat memberikan pemahaman
2009).
mengenai pelayanan bagian penyadapan
darah dan peningkatan pelayan yang baik di
bagian penyadapan darah. Sehingga dapat
menarik kembali minat masyarakat untuk

4
b. Jenis Kelamin kedua adalah S1 berjumlah 26 orang atau
Tabel 2 ini merupakan jenis kelamin bagi 32,10%, lalu diikuti D3 berjumlah 16 orang
pendonor darah/responden yang ada di UTD atau 19,75%, kemudian SMP berjumlah 5
RSUP Fatmawati Jakarta. orang atau 6,17% dan yang berpendidikan
terakhir S2 hanya berjumlah 1 orang atau
1,23%, sedangkan yang terakhir yaitu SD
yang berjumlah 0 atau 0%.
Berdasarkan data di atas disimpulkan bahwa
tingkat pendidikan tidak mempengaruhi
Tabel 2 Kategori responden berdasarkan
kesadaran untuk mendonorkan darahnya di
jenis kelamin
UTD RSUP Fatmawati Jakarta.
Berdasarkan Tabel 2 terlihat secara jelas
bahwa mayoritas pendonor sukarela yang
2. Tingkat Pelayanan Petugas Aftap
sudah mendonorkan darahnya lebih dari 1
terhadap Pendonor darah sukarela
kali adalah laki-laki dengan jumlah 53 orang
Tingkat pelayanan petugas aftap terhadap
atau 65,43% sedangkan minoritas pendonor
pendonor darah sukarela adalah tinggi
sukarela yang sudah mendonorkan
rendahnya tingkat pelayanan petugas aftap
darahnya lebih dari 1 kali adalah perempuan
di UTD RSUP Fatmawati yang dirasakan
dengan jumlah 28 orang atau 34,57%.
secara langsung oleh pendonor sukarela
Hal ini dapat kita simpulkan bahwa pendonor
dengan melihat umpan balik pendonor
sukarela perempuan lebih sedikit
meliputi keluhan pendonor atau umpan balik
dibandingkan pendonor sukarela laki-laki di
tidak langsung seperti kejadian yang tidak
UTD RSUP Fatmawati. Hal ini dapat
diinginkan pada pendonor. Dari semua itu
dimungkinkan karena rata-rata kadar HB
adalah bagian penting dari perbaikan yang
laki-laki lebih tinggi dari pada kadar HB
berkelanjutan. Pelayanan yang baik dapat
perempuan.
terlihat dari sikap petugas dengan memberi
c. Pendidikan
salam atau menyapa pendonor. Karakteristik
pelayanan ditandai oleh 5 (lima) dimensi,
yaitu bukti langsung (tangibles) perhatian
(emphaty), kehandalan (reliability), daya
tanggap (responsiveness) dan jaminan
(assurance) (Zeithaml et al., 1996, cit.
Tabel 3 Kategori responden berdasarkan
Achnes, 2006) Tingkat pelayanan petugas
pendidikan
ini diukur dengan kuisioner yang berisikan
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa
10 macam pertanyaan dengan lima alternatif
pendidikan terakhir didominasi oleh lulusan
jawaban yaitu sangat baik, baik, cukup baik,
SMA yaitu 33 orang atau 40,74%, urutan
5
kurang baik, tidak baik. Setiap jawaban c.Ketanggapan (Responsiveness)
diberi skor sangat baik (5), baik (4), cukup
baik (3), kurang baik (2), tidak baik (1). Hasil
penelitian mengenai pelayanan petugas
aftap terhadap pendonor darah dilihat dari 5
dimensi yaitu:
a. Bukti Fisik
Tabel 6 Tingkat Pelayanan Ketanggapan
(Responsiveness)
Berdasarkan Tabel diatas frekuensi kategori
tertinggi pada faktor ketanggapan adalah
berada pada kategori baik yaitu 54 pendonor
(66,7%).
Tabel 4 Tingkat Pelayanan Bukti Fisik
(Tangible) d. Jaminan (Assurance)
Hasil penelitian faktor jaminan (Assurance)
Berdasarkan Tabel diatas frekuensi kategori dalam pelanyanan donor darah dapat dilihat
tertinggi pada faktor bukti fisik adalah berada pada tabel berikut ini:
pada kategori baik yaitu 58 pendonor (71,6
%).
b. Keandalan (Reliability)

Tabel 7 Tingkat Pelayanan Jaminan


(Assurance)
Tabel 5 Tingkat Pelayanan Keandalan Berdasarkan Tabel diatas frekuensi kategori
(Reliability) tertinggi pada faktor Jaminan adalah berada
Berdasarkan Tabel diatas frekuensi kategori pada kategori baik yaitu 57 pendonor
tertinggi pada faktor keandalan adalah (70,4%).
berada pada kategori baik yaitu 62 pendonor
(76,5%).

6
e. Empati (Empathy) duduk yang nyaman, TV, biskut dan susu ).
Pelayanan petugas bisa berupa motivasi
sebagai upaya yang dapat memberikan
dorongan kepada pendonor untuk tetap
mempertahankan suatu tindakan yang benar
yaitu donor darah (Bintoro dan Daryanto,
2017). Pelanggan pelayanan kesehatan
Tabel 8 Tingkat Pelayanan. Empati salah satunya adalah masyarakat (individu
(Empathy) atau kelompok) atau disebut pendonor darah
Berdasarkan Tabel diatas frekuensi kategori sukarela mereka dimasukan dalam
tertinggi pada faktor Jaminan adalah berada pelanggan dari luar (external customer),
pada kategori baik yaitu 61 pendonor setiap kelompok pelanggan ini perlu
(75,3%). diberikan pelayanan sebaik-baiknya oleh
Dari distribusi frekuensi dari data diatas kita pihak manajemen institusi dalam hal ini UTD
dapat menyimpulkan bahwa tingkat RSUP Fatmawati sesuai dengan kebutuhan
pelayanan yang paling rendah berada pada yaitu mendonorkan darah.
dimensi ketanggapan (responsiveness) Lebih lanjut, baik dalam UU No.36/2009
dengan skore rata-rata 8,9 dan tingkat tentang Kesehatan maupun Peraturan
pelayanan yang paling tinggi pada dimensi Pemerintah No.7/2011 tentang Pelayanan
empati (empathy) dengan rata-rata skore Darah, dinyatakan bahwa pemerintah
9,33. bertanggung jawab atas pelaksanaan
Dalam hal ini sejalan dengan kualitas pelayanan darah yang aman,mudah diakses
pelayanan menurut Selvi Normasari, dan sesuai dengan
Srikandi Kumadji, dan Andriani Kusumawati kebutuhan masyarakat. Tanggung jawab
(2013) adalah perbedaan layanan yang pemerintah dan pemerintah daerah (Pemda)
didapatkan oleh konsumen dengan kualitas meliputi pengaturan, pembinaan,
layanan yang diharapkan konsumen. pengawasan dan pendanaan pelayanan
Berdasarkan pengertian tersebut kualitas darah untuk kepentingan pelayanan
pelayanan memberikan keberhasilan kesehatan.
pelayanan untuk mencapai suatu harapan
atau keinginan. Dimana pada penelitian ini 3. Tingkat Kepuasan Donor Darah Sukarela
tingkat kualitas pelayanan darah yang tinggi Tingkat kepuasan pendonor darah sukarela
mampu menciptakan kepuasan keluarga adalah tingkat kepuasan yang dirasakan
pasien dengan rasa puas. oleh pendonor dalam melakukan donor
Pelayanan yang diberikan petugas bisa darah secara sukarela tanpa adanya
berupa fasilitas bagi pendonor ( tempat paksaan. Tingkat kepuasan donor darah

7
sukarela merupakan umpan balik yang selanjutnya cukup puas dengan score di
dirasakan pendonor dari tingkat pelayanan bawah 29,8 berjumlah 15 responden atau
petugas aftap. 18,5%. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Pelayanan yang diberikan oleh suatu definisi kepuasan pelanggan menurut Kotler
instansi Unit transfusi darah rumah sakit (2014, p 150) adalah perasaan senang atau
sangat menentukan pilihan seseorang untuk kecewa yang muncul setelah
masuk dan melakukan donor darah. membandingkan kinerja (hasil) produk yang
Kepuasan pendonor memilih pelayanan unit dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang
transfusi darah rumah sakit dipengruhi oleh diharapkan. Dari definisi tersebut dapat
faktor yang berkaitan dengan daya tarik dikatakan apabila kinerja produk (pelayanan)
fasilitas fisik, kelengkapan dan material yang tidak sesuai dengan harapan pendonor
digunakan, serta penampiln karyawan. Hasil (pelanggan) dan bila harapan terlalu rendah,
penelitian yang dilakukan di UTD RSUP maka tentu pendonor tersebut akan merasa
Fatmawati ini menunjukan rata-rata tidak puas dan berujung kecewa. Jika kinerja
responden sangat puas dengan pelayanan (pelayanan) sesuai dengan harapan maka
yang diberikan. Namun responden pendonor akan merasa puas, namun apabila
memberikan masukan untuk pengembangan kinerja produk (pelayanan) melampaui
UTD RSUP agar tercapainya pelayanan harapan, maka pendonor akan merasa
yang baik dan kenyamanan bagi pendonor sangat puas. Dengan demikian dari data
dan juga pelayanan darah kedepannya. diatas dapat kita simpulkan bahwa kepuasan
pendonor di UTD RSUP Fatmawati belum
sampai pada melebihi harapan mereka
sehingga belum adanya perasaan sangat
puas.

4. Tingkat Hubungan Antara Pelayanan


Tabel 9 Tingkat Kepuasan Yang Diberikan Petugas Aftap
Dapat dilihat bahwa pada penelitian ini untuk Dengan Kepuasan Donor Darah Sukarela di
kepuasan pendonor sukarela hanya pada UTD RSUP Fatmawati.
kategori cukup puas dan puas saja yang Pengujian hipotesis adalah pengujian
dapat diteliti dikarenakan kategori sangat terhadap suatu pernyataan dengan
puas tidak memiliki frekuensi. Sehingga dari menggunakan metode statistik sehingga
hasil uji univariat bagi ketiga kategori yang hasil pengujian tersebut dapat dinyatakan
diteliti sebagian besar responden signifikan secara statistik. Pengujian
mengatakan puas dengan score di atas 29,8 hipotesis merupakan bagian dari statistik
dan di bawah atau sama dengan 35,2 yang infernsial. Dalam penelitian ini penulis
berjumlah 66 responden atau 81,5 %
8
menggunakan uji hipotesis korelatif dengan
kedua variabel kategorik dengan jenis data
ordinal.

a. Uji Normalitas One-Sampel Kolmogorov -


Smirnov Test
Uji Normalitas pelayanan petugas terhadap
kepuasan pendonor darah sukarela dengan
menggunakan SPSS ver 25 for windows Tabel 11 Uji Korelasi Spearman
terlihat hasil seperti tabel sebagai berikut: Berdasarkan Tabel diatas diketahui bahwa
nilai signifikansi untuk hubungan pelayanan
petugas dengan kepuasan pendonor adalah
sebesar 0,000 artinya karena nilainya lebih
kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
terdapat hubungan antara pelayanan
petugas dengan kepuasan pendonor darah
sukarela.Kemudian derajat hubungan,
terlihat nilai pada spearman correlation
Tabel 10 Uji Normalitas One Sampel sebesar 0,691 termasuk pada kategori
Kolmogorov-Smirnov korelasi kuat.
Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui Untuk melihat arah hubungan kedua variabel
nilai signifikansinya 0,009 < 0,05 maka dapat ini positif atau negatif, bisa dilihat kembali
disimpulkan bahwa nilai residual tidak pada spearman correlation dengan nilai
berdistribusikan normal. 0,691 artinya bernilai positif. Sehingga dapat
disimpulkan pelayanan petugas
b. Uji Korelasi Sperman berhubungan secara positif terhadap
Berdasarkan uji normalitas diketahui bahwa kepuasan donor darah dengan derajat
nilai residual tidak berdistribusi normal maka hubungan korelasi kuat.
dilanjutkan uji korelasi sperman sebagai
berikut : c. Uji Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis secara
simultan dari dua variabel. Analisisi ini
digunakan untuk mengetahui tingkat
keeratan antara variabel dependen dan
variabel independen. Hasil analisis bivariat
pada penelitian ini digunakan untuk

9
mengetahui tingkat hubungan kualitas korelasi 0,691 yang artinya tingkat hubungan
pelayanan darah dengan kepuasan keluarga korelasinya terdapat pada interval koefisien
pasien, dan didapatkan hasil sebagai berikut 0,60 - 0,799 dengan tingkat hubungannya
: kuat.
Hasil penelitian menunjukan bahwan
hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan
signifikan linear antara kualitas pelayanan
darah dengan kepuasan keluarga pasien di
UTD RSUP Fatmawati. Dengan demikian
dapat dikatakan jika kualitas pelayanan
Tabel 12 Uji Bivariat darah makin tinggi maka kepuasan keluarga
pasien semakin puas, sebaliknya jika
Berdasarkan Tabel 17 dapat dilihat bahwa kualitas pelayanan darah rendah maka
dari 17 responden yang memilih kualitas kepuasan pasien juga tidak akan puas.
pelayanan cukup baik, yang merasacukup Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
puassebanyak 14 responden, dan 3 dua variabel memiliki hubungan yang linear
responden merasa puas, sedangkan tidak dan signifikan antara kualitas pelayanan
ada yang merasa tidak puas. Dari 48 dengan dengan kelurga pasien yang
responden yang memilih kualitas pelayanan ditunjukan dari nilai signifikannya (sig.). Hasil
baik, sebanyak 1 responden yang merasa uji korelasi menggunakan sperman yang
cukup puas, dan 47 responden yang merasa telah dilakukan yaitu hubungan antara
puas, dan tidak ada responden yang merasa kualitas pelayanan dengan kepuasan
sangat puas. Dari 16 responden yang pendonor mempunyai nilai signifikan (sig,)
memilih pelayanan sangat baik, sebanyak 16 sebesar 0,000. Sehinggah kedua variabel
responden merasa puas, dan tidak ada mempunyai nilai signifikan (sig.) < 0,05 atau
responden yang merasa cukup puas dan 5%. Dengan demikian hipotesis ada
sangat puas. Secara keseluruhan responden hubungan signifikan antara kualitas
paling banyak memilih pelayanan puasdan pelayanan donor darah dengan kepuasan
merasa puas dengan pelayanan dengan pendonor sukarela di UTD RSUP Fatmawati
jumlah responden 47 responden. dapat dibuktikan.
Hasil uji bivariat antara variabel Pelayanan
Petugas terhadap kepuasan Pendonor darah E. Kesimpulan
didapat P_Value = 0,000 lebih kecil dari α = Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
0,05 yang dapat diartikan bahwa ada disimpulkan sebagai berikut:
hubungan antara pelayanan petugas dengan 1. Tingkat Pelayanan petugas aftap terhadap
kepuasan pendonor dan memiliki frekuensi pendonor darah sukarela di UTD RSUP

10
Fatmawati Jakarta, faktor fisik (tangibles) Mengingat bahwa UTD RSUP Fatmawati
sebagian besar 58 pendonor (71,6 %) baik, pasti membutuhkan darah setiap harinya
faktor keandalan (Reliability) sebagian besar yang tidak sedikit dan untuk menjaga stok
62 pendonor (76,5%) baik, faktor darah, maka pihak manajemen dan
ketanggapan (Responsiveness) sebagian pimpinan diharapkan melakukan tidakan
besar 54 pendonor (66,7%) baik, faktor sebagai berikut :
jaminan (Assurance) sebagian besar 57 a. Penambahan petugas aftap sehingga
pendonor (70,4%) baik, faktor empati pelayanan menjadi lebih cepat diharapkan
(empathy) sebagian besar 61 pendonor pendonor tidak menunggu lama.
(75,3%). b. Memisahkan antrian antara pendonor
2. Tingkat kepuasan pendonor darah sukarela dan pendonor pengganti sehingga
sukarela di UTD RSUP Fatmawati pendonor sukarela merasa lebih
didominasi oleh tingkat puas dengan diutamakan.
prosentase 81,5 %. c. Mengadakan Promosi Kesehatan
3. Tingkat hubungan yang kuat antara bagaimana manfaat donor darah bagi tubuh
pelayanan petugas dengan kepuasan seseorang.
pendonor darah sukarela di UTD RSUP
Fatmawati, yang ditunjukkan dengan nilai G. Daftar Pustaka
0,691 menggunakan uji spearman. Achnes, S. & Sandi, R. 2006, Analisis
Kualitas Pelayanan Pada Unit
Donor Darah PMI Kota
F. Saran Pekanbaru, Pekanbaru.
Aditama, T.Y. 2003, Manajemen
1. Saran Bagi Petugas Administrasi Rumah Sakit,
Dengan penilaian tingkat pelayanan (Edisi kedua), UI-Press,
Depok.
menggunakan 5 dimensi dapat dilihat bahwa Amrullah, M.H. 2019, Hubungan Kualitas
faktor ketanggapan (Responsiveness) Pelayanan Darah terhadap
Kepuasan Keluarga Pasien di
merupakan yang paling rendah sehingga UDD PMI Kabupaten
petugas diharapkan melayani pendonor Tulungagung, Karya Tulis
Ilmiah, POLITEKNIK
sebaik-baiknya dengan cara 5S (salam, Kesehatan Bhakti Setya
sapa, senyum, sopan, santun) sehingga Indonesia, Jogyakarta.
Bintoro,. & Daryanto. 2017, Manajemen
pelayanan menjadi lebih baik lagi dan Penilaian Kinerja Karyawan.
diharapkan pendonor sukarela akan menjadi (Cetakan 1), Gava Media,
Yogyakarta.
pendonor rutin dalam rangka pelestarian Darmawan, D. 2013, Metode Penelitian
pendonor sukarela di UTD RSUP Fatmawati. Kuantitatif, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Djaali. 2008, Psikologi
2. Saran Untuk UTD RSUP Fatmawati Pendidikan. Bumi Aksara,
Jakarta.

11
Engel, F., James., Roger, D., Blackwell., Kepuasan Pelanggan, Citra
Paul, W., & Miniard. 2004, Perusahaan Dan Loyalitas
Perilaku Konsumen, Binarupa, Pelanggan, Jurnal
Aksara, Jakarta. Administrasi Bisnis Volume
6, Malang.
Fanggidae, A.H.J. 2006, Strategi Notoatmodjo. 2014, Metodologi
Pemasaran Penelitian Kesehatan, PT
Pariwisata:Segmentation RINEKA CIPTA, Jakarta.
Target Market, Positioning Peraturan Menteri Kesehatan Republik
dan Marketing Mix, Jakarta. Indonesia No. 83. 2014,
Tentang Unit Transfusi
Tjiptono, F. 1996, Manajemen Jasa, Andi Darah, Bank Darah Rumah
Offset, Yogyakarta. Sakit, Dan Jejaring
Pelayanan Transfusi Darah,
Tjiptono, F. 2000, Manajemen Jasa, Depkes RI, Jakarta.
(Edisi Kedua), Andy Offset,
Yogyakarta Kotler., Philip., & Peraturan Pemerintah Republik Indonesia,
Armstrong, G. 2014, Prinsip-prinsip No. 7. 2011, Tentang
Manajemen, (Edisi 14, jilid Pelayanan Darah, Depkes RI,
1), Erlangga, Jakarta. Jakarta.
Kotler, P. & Kevin, L.K. 2009, Peraturan Republik Indonesia No. 91.
Manajemen Pemasaran. 2015, tentang Standar
(Edisi 13 Jilid satu), Pelayanan Tranfusi Darah,
Erlangga, Jakarta. Depkes RI, Jakarta.
Manoppo, N.L.F. 2019, Hubungan
Pelayanan Petugas Aftap
Terhadap Minat Donor Darah Sari, A.F., Husodo, A.H. dan Lazuardi, L.
Sukarela Di UTD PMI Kota 2015, Sikap Mahasiswa
Jogyakarta, KTI, terhadap Pesan Pengingat
POLITEKNIK Kesehatan Donor Darah dengan
Bhakti Setya Indonesia, Teknologi SMS Gateway, J.
Jogyakarta. Sistem Informasi Manajemen
McCarthy., Jerome E., & William, J. P. Kesehatan. 1(1) : 21-27.
1993, Dasar – Dasar
Pemasaran, Erlangga,
Jakarta.
Moenir, A.S. 1998, Manajemen
Pelayanan Umum di
Indonesia, Bumi Aksara,
Jakarta.
Nelci, P.L., Christina, R.N., & Marni.
2012, Hubungan Antara
Pengetahuan Dan Nilai
Kepercayaan Pendonor
Dengan Partisipasi Donor
darah Di Unit Transfusi
Darah Palang Merah
Indonesia Provinsi Nusa
Tenggara Timur Tahun 2012,
Laporan Penelitian, PKIP
FKM UNDANA, NTT.
Normasari, N., Kumadji, S., &
Kusumawati, A. 2013,
Pengaruh Kualitas
Pelayanan Terhadap
12

Anda mungkin juga menyukai