Anda di halaman 1dari 13

ANALISA DETERMINAN KEJADIAN SIFILIS PADA PEKERJA SEKS

KOMERSIAL (PSK) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGA


KESIANGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2020

Novia Syahreni1, Sorimuda Sarumpaet2


1
Alumni Departemen Epidemiologi FKM USU
2
Dosen Departemen Epidemiologi FKM USU

Jl. Universitas No.21 Kampus USU Medan, 20155


Email: trgnovia@gmail.com

ABSTRACT
Syphilis is one type of Sexual Transmission Diseases which can cause an impact like body
disability (guma), brain infection (neurosyphilis), increase the risk of HIV 3 to 5 times.Based
on surveillance data about Sexual Transmission Disease by CDC in 2018 total cases of
Syphilis has been reported is 115.045 cases with rate 10,8 per 100.000 population. In 2019,
Ministry of Health reported there are 36.997 cases of Syphilis among high risk group. The
purpose of the study is to analyze the determinant Syphilis incident on Female Sex Workers
(FSW) in the research area of Naga Kesiangan Serdang Bedagai Health Center in 2020. This
type of research is an analytical study with a cross sectional design. Total sample of research
is 45 Female Sex Workers who is in the research area of Naga Kesiangan Health Center.
Univariate data is analyzed descriptively, bivariate data is analyzed with chi-square test. The
result show the proportion prevalence of Syphilis incident on Female Sex Workers (FSW) in
theresearch area of Naga Kesiangan Serdang Bedagai Health Center in 2020 is 31,1%.
There is a significant relationship between using of condom (p= 0,042), number of sexual
partners per week (p= 0,037), treatment history (p= 0,029) with the Syphilis incident on
Female Sex Workers (FSW) in the research area of Naga Kesiangan Serdang Bedagai Health
Center in 2020. The Female Sex Workers expected to keep the health of reproduction which
one is to always use condom and do the check up to health serviced if having a symptoms
especially in genital area. The health center is expected to continue the surveillance about
HIV-STD and do education related to STD and the prevention.

Keywords : Syphilis, using of condom, sexual workers, Serdang Bedagai Health Centre

Pendahuluan 47 juta kasus di Eropa (World Health


Infeksi Menular Seksual (IMS) Organization [WHO], 2013).
ialah infeksi yang penularannya melalui Secara global terdapat 1 juta kasus
hubungan seksual baik melalui vaginal, IMS setiap harinya. WHO memperkirakan
anal, maupun oral. Setidaknya lebih 30 pada tahun 2016 ada sekitar 376 juta kasus
jenis bakteri, virus, jamur, parasit baru untuk 4 jenis IMS yang bisa
menyebabkan terjadinya IMS dengan sifat dihilangkan yaitu : Chlamydia, Sifilis,
asimtomatik atau tidak menujukkan Gonore, dan Trikomoniasis. (WHO, 2018).
adanya gejala. Pada tahun 2008 World Laporan Surveilans Infeksi
Health Organization (WHO) Menular Seksual oleh CDC pada tahun
memperkirakan kasus baru IMS ada 128 2018 mencatat sebanyak 2.457.118 kasus
juta kasus di wilayah Pasifik Barat, 126 IMS yang dilaporkan sepanjang tahun
juta kasus di wilayah Amerika, 93 juta 2018 dengan Chlamydia sebanyak
kasus di Afrika, 79 juta kasus di Asia, dan 1.758.668 kasus atau 540 per 100.000,

1
Gonore sebanyak 583.405 kasus atau 179 Prevalensi Sifilis kelompok WPSL(Wanita
per 100.000 kasus , Sifilis sebanyak Penjaja Seks Langsung) tahun 2007
115.045 kasus atau 35 per 100.000 orang sebesar 15%, tahun 2011 sebesar 10,16%,
(Centers for Disease Control and pada tahun 2015 sebesar 6,49%.
Prevention [CDC],2019). (Kementrian Kesehatan, 2016).
Berkembangnya bidang sosial, Kementrian Kesehatan melalui
demografi, serta adanya peningkatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan
perpindahan populasi mengakibatkan Pengendalian Penyakit pada tahun 2019
masyarakat memiliki risiko tinggi tertular mengeluarkan data hasil pemeriksaan
Infeksi Menular Seksual (IMS). Sifilis pada kelompok risiko tinggi periode
Setidaknya bukan hanya negara April – Juni 2019 dengan hasil tertinggi
berkembang saja yang akan memiliki adalah pada kelompok Pasangan Risti
beban besar melainkan negara maju juga sebanyak 18.246 kasus kemudian diikuti
akan menanggung akibat dari peningkatan oleh kelompok LSL sebanyak 9.578 kasus
IMS. IMS menduduki urutan 10 besar kemudian kelompok WPSL sebanyak
penyebab untuk berobat di negara 7.842 kasus kemudian diikuti oleh
berkembang dan pengeluarannya kelompok Waria sebanyak 1.254 dan
berdampak terhadap pendapatan rumah terakhir oleh kelompok PPS sebanyak 57
tangga (Kementrian Kesehatan, 2015). kasus (Kementrian Kesehatan, 2019).
Sifilis adalah satu diantara jenis Berdasarkan data dari Profil
IMS yang menyebabkan dampak yaitu Kesehatan Sumatera Utara tahun 2016,
kecacatan tubuh (guma), infeksi otak total jumlah kasus Sifilis di Provinsi
(neurosifilis), meningkatkan risiko Sumatera Utara sebanyak 994 kasus
penularan HIV hingga 3 sampai 5 kali. dimana jumlah ini terjadi peningkatan
Jika ibu hamil yang memiliki infeksi dibandingkan pada tahun 2014 yaitu
Sifilis tidak diobati dengan benar akan sebanyak 739 kasus. Kasus Sifilis
berdampak kehamilan berakhir dengan terbanyak berada di Kota Medan yaitu
abortus, lahir mati, atau infeksi neonatus sebanyak 511 kasus, kemudian di
(Sifilis kongenital). Sifilis masih menjadi Kabupaten Deli Serdang yaitu sebanyak
polemik kesehatan masyarakat di beragam 203 kasus, dan dikuti oleh Kabupaten
negara dan tercatat bahwa Sifilis sebagai Asahan sebayak 133 kasus. Untuk
penyebab utama tingginya angka kesakitan Kabupaten Serdang Bedagai tercatat ada 3
dan kematian perinatal di berbagai negara kasus Sifilis. (Dinas Kesehatan Provinsi
(Kementrian Kesehatan, 2013). Sumatera Utara, 2017).
Berdasarkan data surveilans IMS Data dari Profil Kesehatan
pada tahun 2018 total kasus Sifilis yang Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun
dilaporkan sebanyak 115.045 kasus. 2015 tidak ada kasus Sifilis yang tercatat
Angka ini meningkat dari tahun lalu yaitu atau yang dilaporkan. Berdasarkan hasil
tahun 2017 kasus Sifilis yang dilaporkan survey didapatkan data dari bagian
sebanyak 101.584 kasus. Dari total kasus laboratorium Puskesmas Naga Kesiangan
Sifilis yang dilaporkan sebanyak 35.063 sepanjang tahun 2019 ada 12 kasus Sifilis
kasus merupakan Sifilis primer dan dari 38 PSK yang diperiksa. Tentu saja ini
sekunder dengan rate 10,8 per 100.000 menjadi masalah karena banyaknya kasus
penduduk. Kasus Sifilis primer dan Sifilis yang terjadi di bagian dasar namun
sekunder ini juga mengalami peningkatan tidak tercatat atau mungkin tidak diketahui
dibandingkan tahun 2017 yaitu sebanyak di bagian atas.
30.664 kasus dengan rate 9,4 per 100.000
penduduk (CDC, 2019). Perumusan Masalah
Berdasarkan Laporan Survei Belum diketahuinya determinan
Terpadu Biologis dan Prilaku tahun 2015 dari kejadian Sifilis pada Pekerja Seks

2
Komersial (PSK) di wilayah Puskesmas perilaku (pengetahuan, sikap, dan
Naga Kesiangan Kabupaten Serdang tindakan) dengan kejadian Sifilis pada
Bedagai Tahun 2020. pekerja seks komersial (PSK) di
wilayah Puskesmas Naga Kesiangan
Tujuan Penelitian Kabupaten Serdang Bedagai Tahun
Tujuan Umum 2020
Untuk menganalisa determinan
kejadian Sifilis pada pekerja seks Manfaat Penelitian
komersial (PSK) di wilayah Puskesmas 1.Riset yang dilakukan peneliti sebagai
Naga Kesiangan Kabupaten Serdang data tambahan dan saran bagi Dinas
Bedagai Tahun 2020. Kesehatan untuk meningkatkan
intervensi pemeriksaan kesehatan
Tujuan Khusus terhadap Pekerja Seks Komersial di
1. Untuk menganalisis hubungan Wilayah Kerja Puskesmas Naga
sosiodemografik umur, pendidikan Kesiangan.
dengan kejadian Sifilis pada pekerja 2.Sebagai tambahan referensi di bidang
seks komersial (PSK) di wilayah epidemiologi terkait analisa determinan
Puskesmas Naga Kesiangan Kabupaten terhadap kejadian Sifilis pada pekerja
Serdang Bedagai Tahun 2020 seks komersial (PSK) di Wilayah Kerja
2. Untuk menganalisis hubungan Puskesmas Naga Kesiangan Kabupaten
faktor lama bekerja dengan kejadian Serdang Bedagai
Sifilis pada pekerja seks komersial 3. Sebagai tambahan pengetahuan,
(PSK) di wilayah Puskesmas Naga keterampilan, dan keahlian dalam
Kesiangan Kabupaten Serdang Bedagai penulisan ilmiah terutama untuk
Tahun 2020 penelitian di bidang epidemiologi serta
3. Untuk menganalisis hubungan dapat dipakai menjadi literatur
faktor pemakaian kondom dengan tambahan jika ingin melakukan
kejadian Sifilis pada pekerja seks eksplorasi selanjutnya terkait
komersial (PSK) di wilayah Puskesmas determinan kejadian Sifilis pada pekerja
Naga Kesiangan Kabupaten Serdang seks komersial.
Bedagai Tahun 2020
4. Untuk menganalisis hubungan Metode Penelitian
faktor jumlah mitra seksual dengan Penelitian ini menggunakan studi
kejadian Sifilis pada pekerja seks analitik dengan desain cross sectional
komersial (PSK) di wilayah Puskesmas (potong lintang).
Naga Kesiangan Kabupaten Serdang
Bedagai Tahun 2020 Lokasi dan Waktu Penelitian
5. Untuk menganalisis hubungan Penelitian ini dilakukan di wilayah
faktor cara berhubungan seksual dengan cakupan Puskesmas Naga Kesiangan
kejadian Sifilis pada pekerja seks Kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini
komersial (PSK) di wilayah Puskesmas dilaksanakan mulai dari bulan November
Naga Kesiangan Kabupaten Serdang 2019 sampai dengan Juni 2020.
Bedagai Tahun 2020
6. Untuk menganalisis hubungan Populasi dan Sampel
faktor riwayat pengobatan dengan Populasi pada penelitian ini adalah
kejadian Sifilis pada pekerja seks Semua PSK yang berada di wilayah kerja
komersial (PSK) di wilayah Puskesmas Puskesmas Naga Kesiangan Kecamatan
Naga Kesiangan Kabupaten Serdang Tebing Tinggi Kabupaten Serdang
Bedagai Tahun 2020 Bedagai. Sampel pada penelitian ini adalah
7. Untuk menganalisis hubungan Semua PSK di Desa Naga Kesiangan

3
Kabupaten Serdang Bedagai. Umur
15 – 19 tahun 3 6,7
Hasil dan Pembahasan 20 – 29 tahun 14 31,1
Analisis Univariat 30 – 39 tahun 14 31,1
1. Proportion prevalence kejadian Sifilis 40 – 44 tahun 4 8,9
Proportion prevalence kejadian >45 tahun 10 22,2
Sifilis pada PSK di Wilayah Kerja Tingkat Pendidikan
Puskesmas Naga Kesiangan Tahun 2020 Tidak Sekolah 1 2,2
sebesar 31,1%. SD 10 22,2
SMP/Sederajat 27 60,0
Tabel 1 : Proportion prevalence SMA/Sederajat 7 15,6
Kejadian Sifilis pada PSK di Wilayah
Kerja Puskesmas Naga Kesiangan 3. Lama Bekerja
Kabupaten Serdang Bedagai Tahun Proporsi pekerja seks komersial
2020 berdasarkan lama bekerja paling banyak
pada kelompok 1-4 tahun sebesar 40,0%
Kejadian Sifilis f % (18 orang) kemudian kelompok yang lama
Sifilis (+) 14 31,1 bekerjanya 5-9 tahun 28,9% (13 orang),
Sifilis (-) 31 68,9 kelompok >9 tahun bekerja sebesar 13,3%
(6 orang) dan kelompok <1 tahun masa
2. Deskripsi Karakteristik kerja sebesar 17,8% (8 orang).
Proporsi umur paling banyak
ditemukan pada kelompok umur 20-29 Tabel 3 : Distribusi Proporsi PSK
tahun dan kelompok umur 30-39 tahun berdasarkan Lama Bekerja di Wilayah
yaitu sebesar 33,3% (14 orang), kelompok Kerja Puskesmas Naga Kesiangan
umur >45 tahun sebesar 22,2% (10 orang) Kabupaten Serdang Bedagai Tahun
diikuti kelompok umur 40-44 tahun
sebesar 8,9% (4 orang) dan terakhir 2020
kelompok umur 15-19 tahun sebesar 6,7%
Lama Bekerja f %
(3 orang). Tidak ada responden yang
<1 tahun 8 17,8
dijumpai untuk kelompok umur <15 tahun.
1 – 4 tahun 18 40,0
Proporsi tingkat pendidikan paling
5 – 9 tahun 13 28,9
banyak adalah responden dengan
>9 tahun 6 13,3
pendidikan terakhir SMP sebesar 60% (27
orang) kemudian kelompok tamatan SMA
4. Pemakaian Kondom
sebesar 15,6% (7 orang), kelompok
Proporsi pekerja seks komersial
pendidikan terakhir SD sebesar 22,2% (10
berdasarkan pemakaian kondom paling
orang) dan tidak sekolah sebesar 2,2% (1
banyak adalah kelompok yang pemakaian
orang).
kondom kadang-kadang sebesar 44,% (20
orang) kemudian kelompok yang tidak
Tabel 2 : Distribusi Proporsi PSK pernah memakai kondom sebesar 37,8%
berdasarkan Karakteristik Responden (17 orang) dan kelompok yang selalu
di Wilayah Kerja Puskesmas Naga memakai kondom sebesar 17,8% (8
Kesiangan Kabupaten Serdang Bedagai orang).
Tahun 2020
Tabel 4 : Distribusi Proporsi PSK
berdasarkan Pemakaian Kondom di
Karakteristik f % Wilayah Kerja Puskesmas Naga
Responden Kesianga Kabupaten Serdang Bedagai
Tahun 2020

4
paling banyak ditemukan pada kelompok
Pemakaian f % yang tidak ada mengkonsumsi obat-obatan
Kondom dalam 3 bulan terakhir untuk mencegah
Selalu 8 17,8 IMS yaitu sebesar 73,3% (33 orang) dan
Kadang-Kadang 20 44,4 kelompok pekerja seks komersial yang
Tidak Pernah 17 37,8 mengkonsumsi obat-obatan untuk
mencegah IMS sebesar 26,7% (12 orang)
5. Jumlah Mitra Seksual
Proporsi pekerja seks komersial Tabel 7 : Distribusi Proporsi PSK
berdasarkan jumlah mitra per minggu berdasarkan Riwayat Pengobatan IMS
paling banyak adalah kelompok yang mitra di Wilayah Kerja Puskesmas Naga
seksualnya ≤2 orang/minggu yaitu sebesar Kesiangan Kabupaten Serdang Bedagai
55,6% (25 orang) dan kelompok yang Tahun 2020
mitra seksualnya >2 orang/minggu sebesar
44,4% (20 orang). Riwayat Pengobatan f %
IMS
Tabel 5 : Distribusi Proporsi PSK Ada 12 26,7
berdasarkan Jumlah Mitra Seksual per Tidak 33 73,3
Minggu di Wilayah Kerja Puskesmas
Naga Kesiangan Kabupaten Serdang 8. Pengetahuann
Bedagai Tahun 2020 Proporsi pekerja seks komersial
berdasarkan pengetahuan terkait IMS dan
Jumlah Mitra f % pencegahannya paling banyak dijumpai
Seksual/minggu pada kelompok yang memiliki
≤2 orang 25 55,6 pengetahuan kurang sebesar 75,6% (34
>2 orang 20 44,4 orang) dan kelompok yang memiliki
pengetahuan sedang sebesar 24,4% (11
6. Cara Berhubungan Seksual orang). Tidak ditemukan PSK yang
Proporsi pekerja seks komersial memiliki pengetahuan baik.
berdasarkan cara berhubungan seksual
paling banyak dijumpai pada kelompok Tabel 8 : Distribusi Proporsi PSK
yang cara berhubungan seksual melalui berdasarkan Pengetahuan di Wilayah
vaginal sebesar 80% (36 orang) dan Kerja Puskesmas Naga Kesiangan
kelompok yang cara berhubungan seksual Kabupaten Serdang Bedagai Tahun
≥2 kategori sebesar 20% (9 orang). 2020

Tabel 6 : Distribusi Proporsi PSK Pengetahuan f %


berdasarkan Cara Berhubungan Sedang 11 24,4
Seksual di Wilayah Kerja Puskesmas Kurang 34 75,6
Naga Kesiangan Kabupaten Serdang
Bedagai Tahun 2020 9. Sikap
Proporsi pekerja seks komersial
Cara Berhubungan f % berdasarkan sikap terhadap pencegahan
Seksual IMS kelompok sikap sedang paling banyak
Vaginal 36 80,0 yaitu sebesar 68,9% (31 orang), kemudian
≥2 kategori 9 20,0 kelompok PSK dengan sikap sebesar 20%
(9 orang) dan kelompok dengan sikap
7. Riwayat Pengobatan IMS kurang sebesar 11,1% (5 orang).
Proporsi pekerja seks komersial
yang memiliki riwayat pengobatan IMS Tabel 9 : Distribusi Proporsi PSK

5
berdasarkan Sikap terhadap Umu Sifilis Total p.
Pencegahan IMS di Wilayah Kerja r (+) (−)
Puskesmas Naga Kesiangan Kabupaten f % f % f %
Serdang Bedagai Tahun 2020 ≤29 7 38, 1 61, 1 10
tahu 9 1 1 8 0
Sikap f % n 0,55
Baik 9 20,0 >29 7 25, 2 74, 2 10 4
Sedang 31 68,9 tahu 9 0 1 7 0
Kurang 5 11,1 n

10. Tindakan
Proporsi pekerja seks komersial 2. Hubungan tingkat pendidikan
berdasarkan tindakan dalam mencegah dengan Sifilis
IMS paling banyak adalah kelompok Proporsi kejadian Sifilis pada
dengan tindakan sedang sebesar 62,2% (28 tingkat pendidikan dasar sebesar 27,3% (3
orang), kemudian kelompok dengan orang) sedangkan pada pendidikan lanjut
tindakan baik sebesar 28,9% (13 orang) sebesar 32,4% (11 orang). Hasil uji chi-
dan kelompok dengan tindakan kurang square, diperoleh nilai p > 0,05 artinya
sebesar 8,9% (4 orang). tidak ada hubungan bermakna antara
tingkat pendidikan dengan kejadian Sifilis
pada PSK di wilayah kerja Puskesmas
Tabel 10: Distribusi Proporsi PSK Naga Kesiangan tahun 2020
berdasarkan Tindakan dalam mencegah
IMS di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Tabel 12 : Tabulasi Silang antara
Kesiangan Kabupaten Serdang Bedagai Tingkat Pendidikan dengan Kejadian
Tahun 2020 Sifilis pada PSK di Wilayah Kerja
Puskesmas Naga Kesiangan Kabupaten
Tindakan f % Serdang Bedagai Tahun 2020
Baik 13 28,9
Sedang 28 62,2
Tingkat Sifilis Total p.
Kurang 4 8,9
Pendidi (+) (− )
Analisis Bivariat kan f % f % f %
1. Hubungan umur dengan Sifilis Pendidi 3 27, 8 72, 1 10
Proporsi kejadian Sifilis pada umur kan 3 7 1 0
≤29 tahun sebesar 38,9% (7 orang) Dasar 1,0
sedangkan pada usia >29 tahun sebesar Pendidi 1 32, 2 67, 3 10 00
25,9% (7 orang). Hasil uji chi-square, kan 1 4 3 6 7 0
diperoleh nilai p > 0,05 artinya tidak ada Lanjut
hubungan bermakna antara umur dengan
kejadian Sifilis pada PSK di wilayah kerja 3. Hubungan lama bekerja dengan
Puskesmas Naga Kesiangan tahun 2020. Sifilis
Proporsi kejadian Sifilis dengan
Tabel 11 : Tabulasi Silang antara Umur lama bekerja ≤4 tahun sebesar 33,3% (9
dengan Kejadian Sifilis pada PSK di orang) sedangkan pada lama bekerja >4
Wilayah Kerja Puskesmas Naga tahun sebesar 27,8% (5 orang). Hasil uji
Kesiangan Kabupaten Serdang Bedagai chi-square, diperoleh nilai p > 0,05 artinya
Tahun 2020 tidak ada hubungan bermakna antara lama
bekerja dengan kejadian Sifilis pada PSK
di wilayah kerja Puskesmas Naga

6
Kesiangan tahun 2020. Proporsi kejadian Sifilis dengan
jumlah mitra seksual ≤2 orang/minggu
Tabel 13 : Tabulasi Silang antara Lama sebesar 44% (11 orang) dan dengan
Bekerja dengan Kejadian Sifilis pada jumlah mitra seksual >2 orang/minggu
PSK di Wilayah Kerja Puskesmas Naga sebesar 15% (3 orang). Hasil uji chi-
Kesiangan Kabupaten Serdang Bedagai square, diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada
Tahun 2020 hubungan bermakna antara jumlah mitra
seksual dengan kejadian Sifilis pada PSK
Lama Sifilis Total p. di wilayah kerja Puskesmas Naga
Bekerj (+) (−) Kesiangan tahun 2020
a f % f % f %
≤4 9 33, 1 66, 2 10 Tabel 15 : Tabulasi Silang antara
tahun 3 8 7 7 0 0,94 Jumlah Mitra Seksual per Minggu
>4 5 27, 1 72, 1 10 8 dengan Kejadian Sifilis pada PSK di
tahun 8 3 2 8 0 Wilayah Kerja Puskesmas Naga
Kesiangan Kabupaten Serdang Bedagai
4. Hubungan pemakaian kondom Tahun 2020
dengan Sifilis
Proporsi kejadian Sifilis status Jumlah Sifilis Total p.
pemakaian kondom selalu sebesar 25% (2 Mitra (+) (−)
orang), status pemakaian kondom kadang- Seksual/m f % f % f %
kadang sebesar 15% (3 orang) dan status inggu 0,0
pemakaian kondom tidak pernah sebesar ≤2 orang 1 44 1 56 2 1 37
52,9% (9 orang). Hasil uji chi-square, 1 ,0 4 ,0 5 0
diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada 0
hubungan bermakna antara pemakaian >2 orang 3 15 1 85 2 1
kondom dengan kejadian Sifilis pada PSK ,0 7 ,0 0 0
di wilayah kerja Puskesmas Naga 0
Kesiangan tahun 2020.
6. Hubungan cara berhubungan seksual
Tabel 14 : Tabulasi Silang antara dengan Sifilis
Pemakaian Kondom dengan Kejadian Proporsi kejadian Sifilis dengan
Sifilis pada PSK di Wilayah Kerja cara berhubungan seksual <2 kategori
Puskesmas Naga Kesiangan Kabupaten sebesar 33,3% (12 orang) dan cara
Serdang Bedagai Tahun 2020 berhubungan seksual ≥2 kategori sebesar
22,2% (2 orang). Hasil uji chi-square,
diperoleh nilai p > 0,05 artinya tidak ada
Pemaka Sifilis Total p.
hubungan bermakna antara cara
ian (+) (−)
berhubungan seksual dengan kejadian
Kondo f % f % f %
Sifilis pada PSK di wilayah kerja
m
Puskesmas Naga Kesiangan tahun 2020.
Selalu 2 25. 6 75, 8 10 0,04
0 0 0 2
Tabel 16 : Tabulasi Silang antara Cara
Kadang 3 15, 1 85, 2 10
Berhubungan Seksual dengan Kejadian
- 0 7 0 0 0
Sifilis pada PSK di Wilayah Kerja
Kadang
Puskesmas Naga Kesiangan Kabupaten
Tidak 9 52, 8 47, 1 10
Serdang Bedagai Tahun 2020
Pernah 9 1 7 0

5. Hubungan jumlah mitra seksual


dengan Sifilis

7
0,05 artinya tidak ada hubungan bermakna
Cara Sifilis Total p. antara pengetahuan dengan kejadian Sifilis
Berhubu (+) (−) pada PSK di wilayah kerja Puskesmas
ngan f % f % f % Naga Kesiangan tahun 2020. Pada analisis
Seksual bivariat variabel pengetahuan dibagi
<2 1 33 2 66 3 10 0,6 menjadi dua kategori yaitu kategori baik
kategori 2 ,3 4 ,7 6 0 98 dimana terdiri dari pengetahuan baik dan
≥2 2 22 7 77 9 10 sedang, dan kategori pengetahuan kurang.
kategori ,2 ,8 0
Tabel 18 : Tabulasi Silang antara
7. Hubungan riwayat pengobatan IMS Pengetahuan dengan Kejadian Sifilis
dengan Sifilis pada PSK di Wilayah Kerja Puskesmas
Proporsi kejadian Sifilis dengan Naga Kesiangan Kabupaten Serdang
ada riwayat pengobatan dalam 3 bulan Bedagai Tahun 2020
terakhir sebesar 58,3% (7 orang) dan tidak
ada riwayat pengobatan dalam 3 bulan
terakhir sebesar 21,2% (7 orang). Hasil uji Pengetah Sifilis Total p.
chi-square, diperoleh nilai p < 0,05 artinya uan (+) (−)
ada hubungan bermakna antara riwayat f % f % f %
pengobatan IMS dengan kejadian Sifilis Baik 1 9,1 1 90, 1 10 0,1
pada PSK di wilayah kerja Puskesmas 0 9 1 0 32
Naga Kesiangan tahun 2020. Kurang 1 38, 2 61, 3 10
3 2 1 8 4 0
Tabel 17 : Tabulasi Silang antara
Riwayat Pengobatan IMS dengan 9. Hubungan sikap dengan Sifilis
Kejadian Sifilis pada PSK di Wilayah Proporsi sikap PSK dalam
Kerja Puskesmas Naga Kesiangan pencegahan IMS terhadap kejadian Sifilis
Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2020 sebesar 35% (14 orang) memiliki sikap
yang baik terhadap pencegahan IMS dan
tidak ada PSK yang memiliki sikap kurang
Riwayat Sifilis Total p.
dalam pencegahan IMS. Adanya >25% sel
Pengoba (+) (−)
yang Expected Countnya <5 bila variabel
tan IMS f % f % f %
independennya 3 kategori sehingga tidak
Ada 7 58, 5 41, 1 10 0,0
memenuhi syarat untuk dilakukan uji chi-
3 7 2 0 29
square maka diubah menjadi tabel 2x2 dan
Tidak 7 21, 2 78, 3 10
digunakan uji Fisher Exact test.
2 6 8 3 0
Berdasarkan hasil uji Fisher Exact
diperoleh nilai p = 0,305 yang berarti p >
8. Hubungan pengetahuan dengan Sifilis 0,05 artinya tidak ada hubungan bermakna
Proporsi pengetahuan terhadap antara sikap dengan kejadian Sifilis pada
kejadian Sifilis sebanyak 38,2% (13 PSK di wilayah kerja Puskesmas Naga
orang) PSK berpengetahuan kurang dan Kesiangan tahun 2020. Pada analisis
sebanyak 9,1% (1 orang) PSK yang Sifilis bivariat variabel sikap dibagi menjadi dua
berpengetahuan baik. Adanya >25% sel kategori yaitu kategori baik dimana terdiri
yang Expected Countnya <5 bila variabel dari sikap baik dan sedang, dan kategori
independennya 3 kategori sehingga tidak sikap kurang.
memenuhi syarat untuk dilakukan uji chi-
square maka diubah menjadi tabel 2x2 dan Tabel 19 : Tabulasi Silang antara Sikap
digunakan uji Fisher Exact test. dalam Pencegahan IMS dengan
Berdasarkan hasil uji Fisher Exact Kejadian Sifilis pada PSK di Wilayah
diperoleh nilai p = 0,132 yang berarti p > Kerja Puskesmas Naga Kesiangan

8
Kabupaten Serdang Bedagai Tahun Pembahasan
2020 1. Hubungan umur dengan Sifilis
Usia 15-49 termasuk ke- dalam
Sikap Sifilis Total p. data estimasi dan proyeksi prevalensi HIV
(+) (−) dari modul Asean Epidemic Model (AEM)
f % f % f % yang dirancang untuk dapat menjelaskan
Baik 1 3 2 65 4 10 0,30 dinamika epidemi HIV di negara Asia atau
4 5 6 0 0 5 lokasi geografis tertentu, hal ini
Kuran 0 0 5 10 5 10 menunjukkan bahwa pada rentang usia
g 0 0 tersebut rentan terhadap kejadian HIV
(dalam hal ini IMS). Demikian pula hasil
10. Hubungan tindakan dengan Sifilis beberapa survey sebelumnya menunjukkan
Proporsi tindakan PSK dalam bahwa umur yang lebih muda cenderung
pencegahan IMS terhadap kejadian Sifilis lebih berisiko tertular IMS dan HIV
sebesar 34,1% (14 orang) memiliki (Kementrian Kesehatan, 2011).
tindakan baik terhadap pencegahan IMS Usia muda berperilaku rentan
dan tidak ada PSK yang memiliki tindakan untuk tertular IMS dikarenakan mereka
kurang dalam pencegahan IMS. Adanya pada umumnya memiliki jumlah pasangan
>25% sel yang Expected Countnya <5 bila seksual yang lebih banyak dan memiliki
variabel independennya 3 kategori jumlah frekuensi berganti-ganti pasangan
sehingga tidak memenuhi syarat untuk dibandingkan yang lebih tua dalam
dilakukan uji chi-square maka diubah penelitiannnya terhadap WPS di Jakarta,
menjadi tabel 2x2 dan digunakan uji Surabaya dan Manado menemukan
Fisher Exact test. Berdasarkan hasil uji hubungan umur dengan kejadian IMS
Fisher Exact diperoleh nilai p = 0,295 (Widyastuti, 2009). Menurut komisi
yang berarti p > 0,05 artinya tidak ada penanggulangan AIDS 2007 dikutip dari
hubungan bermakna antara tindakan Puspita (2017) menyatakan bahwa pada
dengan kejadian Sifilis pada PSK di perempuan umur kurang dari 29 tahun
wilayah kerja Puskesmas Naga Kesiangan tergolong berisiko tinggi untuk terinfeksi
tahun 2020. Pada analisis bivariat variabel penyakit menular seksual. Pada perempuan
pengetahuan dibagi menjadi dua kategori remaja mudah terkena IMS disebabkan
yaitu kategori baik dimana terdiri dari sel-sel organ reproduksi belum matang.
tindakan baik dan sedang, dan kategori 2. Hubungan tingkat pendidikan
tindakan kurang. dengan Sifilis
Semakin rendah pendidikan
Tabel 20 : Tabulasi Silang antara responden maka kemungkinan terjadinya
Tindakan dalam mencegah IMS dengan IMS semakin besar dan semakin tinggi
Kejadian Sifilis pada PSK di Wilayah pendidikan maka semakin luas wawasan
Kerja Puskesmas Naga Kesiangan dan informasi yang diperoleh berkaitan
Kabupaten Serdang Bedagai Tahun dengan infeksi menular seksual. Perubahan
2020 perilaku mencegah penyakit menular
seksual dapat diinterprestasi melalui
Tindak Sifilis Total p. pendidikannya. Wanita pekerja seksual
an (+) (−) dengan tingkat pendidikan rendah lebih
f % f % f % berpeluang untuk terinfeksi IMS
Baik 1 34, 2 65, 4 10 0,29 dibandingkan dengan yang berpendidikan
4 1 7 9 1 0 4 tinggi.
Kuran 0 0 4 10 4 10 Pendidikan merupakan unsur
g 0 0 penting seseorang untuk dapat mengetahui
berbagai hal yang ada dilingkungannya,

9
melalui pendidikan seseorang mempunyai berhubungan seksual. Kondisi itulah tanpa
potensi dan kemungkinan lebih luas untuk mereka sadari akan menjadi fenomena
dapat menerima dan mengakses berbagai bola pingpong dimana para WPS akan
informasi khususnya tentang pencegahan mudah tertular oleh berbagai macam
IMS. Pendidikan berhubungan dengan penyakit kelamin yang dibawa oleh
kemampuan seseorang untuk menerima pelanggan mereka, dan sebaliknya para
dan merespon informasi. WPS bisa menularkan IMS yang
3. Hubungan lama bekerja dengan didapatkan dari pelanggan mereka.
Sifilis 5. Hubungan jumlah mitra seksual
Semua PSK memiliki risiko yang dengan Sifilis
sama besarnya untuk terinfeksi IMS Wanita memiliki risiko lebih besar
khususnya Sifilis baik yang lama untuk terinfeksi Sifilis dibandingkan pria
bekerjanya ≤4 tahun ataupun >4 tahun. Hal terutama wanita yang memiliki multiple
ini disebabkan masa inkubasi bakteri 2-4 sexual contact. Tingkat penularan Sifilis
minggu setelah infeksi pertama sehingga dari partner seksual ke wanita sebesar 30%
PSK yang lama bekerjanya ≤4 tahun dan dari wanita kepada mitra seksual
memiliki risiko untuk terinfeksi. Sifilis sebesar 20% maka dapat dikatakan bahwa
laten bisa berlanjut hingga 3 sampai 10 semakin banyak jumlah mitra seksual
tahun setelah infeksi pertama sehingga maka semakin tinggi risiko untuk
PSK yang memiliki lama kerja >4 tahun terinfeksi. Jumlah mitra seksual yang lebih
yang pernah terinfeksi Sifilis dan tidak banyak memungkinkan frekuensi
menjalani pengobatan secara benar dan berhubungan seksual semakin tinggi
tepat memiliki kemungkinan berada pada sehingga akan terjadi rangsangan terus-
status Sifilis laten. menerus pada serviks dan frekuensi
4. Hubungan pemakaian kondom berhubungan yang sering sehingga akan
dengan Sifilis menyebabkan luka pada serviks dan akan
Berdasarkan hasil wawancara mempermudah penularan IMS.
jawaban dari responden beraneka ragam; 6. Hubungan cara berhubungan seksual
untuk pemakaian kondom selalu ada yang dengan Sifilis
memang PSK ingin selalu memakai dan Berdasarkan hasil wawancara
ada juga dari tamu atau pelanggan yang dengan responden, ada responden yang
meminta untuk memakai kondom, untuk hanya mau melayani jika melalui vagina
pemakaian kondom kadang-kadang saja dikarenakan mereka menganggap jika
memiliki alasan yang beraneka ragam juga melalui cara lain bisa menyebabkan
seperti misalnya tamu atau pelanggan terjadinya penyakit. Namun ada juga
tersebut sudah menjadi pacar atau teman responden yang mengaku jika tamu
kencan sehingga kadang menggunakan meminta tidak akan menolak dikarenakan
atau PSK menilai tamu atau pelanggan bayaran yang diberikan.
dalam keadaan sehat dibagian genitalnya, Cara penularan Sifilis tidak hanya
dan untuk pemakaian kondom tidak pernah melalui kontak seksual saja namun kontak
juga memiliki alasan seperti PSK sudah non-seksual juga bisa menyebabkan
memakai KB dan ada juga alasan karena infeksi ini muncul jika ada lapisan kulit
berhubungan dengan tamu yang sudah yang kontak dengan ulkus atau lapisan
menjadi teman kencan. mukosa yang disebabkan oleh Sifilis.
Faktor ekonomi menjadi alasan Mukosa wanita baik oral (mulut) ataupun
yang sering digunakan oleh wanita pekerja anal (dubur) sangat tipis sehingga
seksual dengan alasan itulah pada akhirnya perlukaan mudah terjadi dan penularan
pekerja seksual mau menerima tawaran akan lebih mudah.
para pelanggan mereka untuk tidak 7. Hubungan riwayat pengobatan IMS
menggunakan kondom pada saat dengan Sifilis

10
Berdasarkan hasil wawancara individu dengan harapan bahwa individu
dengan dokter dan petugas di program dapat memperoleh pengetahuan kesehatan
HIV-IMS obat yang tersedia di puskesmas yang lebih baik. Peningkatan pengetahuan
untuk pengobatan Sifilis adalah untuk oral melalui pendidikan kesehatan akan
Kombipak Azithromycin-Cefixime menghasilkan perubahan atau peningkatan
Capsule dan untuk obat suntik yang pengetahuan masyarakat. Akhirnya
tersedia di puskesmas adalah Penisilin G pengetahuan tersebut diharapkan
Benzatin 2,4 juta unit satu kali suntikan berpengaruh terhadap perilakunya
intra muskuler dimana suntikan dilakukan (Notoatmodjo, 2010).
2 kali dengan 5cc setiap kali suntik. Pengetahuan mempunyai peran yang
Penggunaan obat-obatan yang sangat penting dalam perilaku.
dikonsumsi oleh PSK tidak sesuai anjuran Pengetahuan PSK tentang IMS akan
dokter dan banyak yang membeli obat membawa pemahaman yang mendalam
sendiri di apotik tanpa resep dokter atau tentang dampak baik maupun buruknya
mendatangi pelayanan kesehatan. Hal ini Penyakit menular seksual. Pemahaman ini
sungguh disayangkan karena Sifilis yang akan menjadi dasar untuk berperilaku
berada di stadium dini jika tidak sehingga PSK dapat menerapkan
mendapatkan pengobatan dengan benar pengetahuan yang dimiliki dalam menjaga
dan tepat dapat berlanjut hingga ke kesehatan reproduksi. Tingkat
stadium laten dan menetap di tubuh hingga pengetahuan terbentuk karena adanya
puluhan tahun. Reinfeksi maupun berbagai faktor yang mempengaruhi
resistensi bisa terjadi jika pengobatan tidak terbentuknya perilaku. Banyak PSK yang
dilakukan secara benar dan tepat. mengaku mengetahui informasi tentang
8. Hubungan pengetahuan dengan Sifilis Sifilis serta upaya pencegahannya, namun
Pertanyaan yang diberikan untuk sayangnya masih banyak informasi yang
menguji pengetahuan responden adalah salah.
tentang IMS khususnya Sifilis. Masih 9. Hubungan sikap dengan Sifilis
banyak responden yang hanya pernah Pengetahuan dan pemahaman
mendengar tentang Sifilis tanpa tahu lebih seseorang tentang sesuatu hal akan
lanjut tentang infeksi yang disebabkan, berpengaruh terhadap sikap, dan sikap
cara penularan serta pencegahannya. Jika tersebut selanjutnya mempengaruhi adanya
dikaitkan dengan tingkat pendidikan rata- niat seseorang untuk melakukan tindakan
rata PSK memiliki tingkat pendidikan atau berperilaku. PSK dengan tingkat
dasar yaitu SD dan SMP sehingga pengetahuan yang lebih tinggi cenderung
memiliki keterbatasan dalam menerima mampu bersikap lebih hati-hati dalam
informasi khususnya terkait kesehatan. melakukan hubungan seksual dan tindakan
Anggapan yang salah tentang Sifilis pencegahan penularan Sifilis. Surveilans
menyebabkan kurangnya tindakan- Sifilis dan IMS lainnya di Puskesmas
tindakan pencegahan. Pemakaian kondom Naga Kesiangan harus terus dilaksanakan.
sebagai salah satu upaya pencegahan Peningkatan kasus Sifilis dari waktu ke
belum sepenuhnya dilakukan oleh PSK waktu dan masih jarangnya upaya
terlihat dari pemakaian kondom pada PSK pencegahan memungkinkan terjadinya
hanya sebesar 25% sehingga hubungan penularan Sifilis terutama di kelompok
seksual yang dilakukan sangat berpotensi risiko tinggi. Apabila kasus Sifilis tersebut
terhadap penularan Sifilis. tidak selalu dimonitoring, maka akan
Peningkatan pengetahuan dapat terjadi penularan berantai dimulai dari
diperoleh melalui pendidikan kesehatan PSK, pelanggan PSK dan merambah luas
yang merupakan suatu kegiatan atau usaha ke masyarakat umum.
untuk menyampaikan pesan kesehatan Menurut Siregar, Siagian dan Wau
kepada masyarakat, kelompok dan dalam Ariani dan Hargono dalam Tamp

11
(2013), sikap sangat berkaitan erat dengan kondom karena belum mengetahui tentang
tingkat pengetahuan suatu individu. Sikap bahaya penyakit IMS. (Ashariani, S.,
seseorang terhadap suatu objek Larasati, TA., Sari., Ratna Dewi Puspita.,
menunjukkan tingkat pengetahuan orang dan Wardhani, Dyah Wulan SR, 2017)
tersebut terhadap suatu objek. Berdasarkan
teori adaptasi apabila tingkat pengetahuan Kesimpulan dan Saran
baik dapat mendorong suatu individu Kesimpulan
memiliki perilaku yang baik. Sikap 1. Proportion prevalence kejadian Sifilis
merupakan hal yang penting bukan hanya pada PSK di wilayah kerja Puskesmas
karena sikap itu sulit untuk diubah, tetapi Naga Kesiangan Tahun 2020 adalah
karena sikap sangat mempengaruhi 31,1%
pemikiran sosial individu meskipun sikap 2. Distribusi PSK di wilayah kerja
tidak selalu direfleksikan dalam tingkah Puskesmas Naga Kesiangan tahun 2020
laku yang tampak dan juga karena sikap tertinggi pada kelompok umur 20-29 tahun
seringkali mempengaruhi tingkah laku dan kelompok umur 30-39 tahun (33,3%),
individu terutama terjadi saat sikap yang tingkat pendidikan SMP (60%), lama
dimiliki kuat dan mantap. bekerja 1-4 tahun (40%), pemakaian
10. Hubungan tindakan dengan Sifilis kondom kadang-kadang (44,4%), jumlah
Perilaku seksual tidak merupakan mitra seksual per minggu ≤2 orang
hasil langsung dari pengetahuan atau (55,6%), cara berhubungan seksual vaginal
keterampilan, melainkan suatu proses (80%), riwayat pengobatan tidak ada
penilaian yang dilakukan seseorang (73,3%), pengetahuan kurang (86,7%),
dengan menyatukan ilmu pengetahuan, sikap baik (77,8%), dan tindakan baik
harapan, status emosi, pengaruh sosial dan (62,2%).
pengalaman yang didapat sebelumnya 3. Ada hubungan bermakna antara
untuk menghasilkan suatu penilaian atas pemakaian kondom, jumlah mitra seksual
kemampuan mereka dalam menguasai per minggu, dan riwayat pengobatan
situasi yang sulit. Walaupun hanya dengan kejadian Sifilis pada PSK di
meningkatkan pengetahuan tentang wilayah kerja Puskesmas Naga Kesiangan
seksual dan kesehatan reproduksi remaja, tahun 2020
PMS & HIV, namun belum tentu cukup 4. Tidak ada hubungan bermakna antara
untuk dapat mencapai perubahan perilaku umur, tingkat pendidikan, cara
yang dikehendaki. berhubungan seksual, pengetahuan, sikap,
Menurut teori Health Belief Model dan tindakan dengan kejadian Sifilis pada
individu akan berperilaku melawan PSK di wilayah kerja Puskesmas Naga
penyakit karena dibentuk oleh persepsi Kesiangan tahun 2020
bahwa dirinya rentan terhadap suatu
penyakit, mengetahui keseriusan Saran
penyakitnya, mengetahui hambatan yang Berdasarkan hasil yang ditemukan peneliti
ditemui untuk mengadopsi perilaku serta bahwa terdapat hubungan antara
mengetahui keuntungan bila mengadopsi pemakaian kondom, jumlah mitra seksual,
perilaku tersebut. Saat WPS tidak dan riwayat pengobatan terhadap kejadian
mengetahui bahaya pemakaian kondom, Sifilis oleh karena itu peneliti
maka WPS tidak akan merasa dirinya menyarankan kepada para PSK untuk
rentan terhadap penyakit dan WPS tidak selalu memakai kondom ketika akan
akan mengetahui betapa serius melayani para pelanggan untuk
konsekuensinya jika WPS mengidap meminimalisir terjadinya penularan IMS,
penyakit IMS. Hal ini yang mungkin terkait jumlah mitra seksual yang dilayani
menyebabkan masih banyaknya WPS yang setiap minggunya para PSK diharapkan
belum bisa konsisten menggunakan hanya menerima paling banyak 2 tamu

12
dalam seminggu untuk mengurangi
frekuensi berhubungan seksual sehingga Kementrian Kesehatan RI. (2016).
tidak terjadi perlukaan yang akan Laporan SurveiTerpadu Biologis
memudahkan dalam penularan IMS, dan dan Perilaku 2015 (Direktorat
disarankan juga kepada para PSK yang Jendral Pencegahan dan
mengalami gejala klinis terutama di area Pengendalian Penyakit). Jakarta :
genital untuk segera memeriksakan diri ke Anonim.
fasilitas layanan kesehatan dan tidak
disarankan untuk membeli serta Kementrian Kesehatan RI. (2019).
mengonsumsi obat tanpa resep dokter Laporan Perkembangan HIV-
karena akan menyebabkan resistennya AIDS & PIMS di Indonesia Januari
tubuh terhadap antibiotik dan akan – Juni 2019 (Direktorat Jendral
mempersulit pengobatan kedepannya Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit). Jakarta : Anonim.
Daftar Pustaka
Centers for Disease Control and Widyastuti. (2009). Kesehatan
Prevention. (2019). Sexually Reproduksi. Yogyakarta :Fitramaya.
Transmitted Disease Surveillance
2018.Diakses dari World Health Organization. (2013).
https://www.cdc.gov/ std/stats18/ S Factsheet of Sexually Transmitted
T D Surveillance2018-full- Infections (STIs). Diakses dari
report.pdf. http://www.who.int /reproductive
health /publications
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. /rtis/rhr13_02/en
(2017). Profil Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2016. WHO. (2018). Report on Global Sexually
Diakses dari http://dinkes.sumut Transmitted Infection Surveilans
prov.go.id. 2018. Diakses dari
https://www.who.int/reproductiveh
Kementrian Kesehatan RI. (2011). ealth/ publications /stis-
Kuesioner IMS dan HIV Survey surveillance-2018/en/
Terpadu Biolo-gis Perilaku.
Diakses dari http://www. Depkes.
go.id/pdf.php?id=1740

Kementrian Kesehatan RI. (2013).


Pedoman Tata Laksana Sifilis
untuk Pengendalian Sifilis Di
Layanan Kesehatan Dasar
(Direktorat Jendral Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan). Jakarta : Anonim

Kementrian Kesehatan RI. (2015).


Pedoman Nasional Penanganan
Infeksi Menular Seksual. Diakses
dari https://siha.depkes. go.id/
portal/ files_upload /Pedoman_
Nasional_Tatalaksana_IMS_2015.
pdf

13

Anda mungkin juga menyukai