SKRIPSI
ANALISIS SISTEM DISTRIBUSI OBAT DI RAWAT INAP RUMAH SAKIT
ISLAM FAISAL MAKASSAR TAHUN 2019
153145261007
UNIVERSTAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2019
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
ANALISIS SISTEM DISTRIBUSI OBAT DI RAWAT INAP RUMAH SAKIT
ISLAM FAISAL MAKASSAR TAHUN 2019
153145261007
UNIVERSTAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2019
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
ANALISIS SISTEM DISTRIBUSI OBAT DI RAWAT INAP RUMAH SAKIT
ISLAM FAISAL MAKASSAR TAHUN 2019
Tim Penguji
Pembimping I Pembimbing II
(Nursapriani,SKM.,MARS) (Dr.Jangga,S.Si.,M.Kes.,apt.)
NIDN. 09 01048501 NIDN.196812312005011006
Mengetahui,
Ketua Program Studi
(Dewi Astuti.,SKM.,MARS)
NIDN. 09 14078601
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
vi
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
penelitian dan penyusunan sripsi ini, yang merupakan salah satu persyaratan
untuk mencapai gelar Sarjana pada program studi Administrasi Rumah Sakit
Megarezky.
kesempurnaan, mungkin masih banyak kekurangan atau kelemahan baik dari segi
mengharapkan adanya saran, pendapat atau kritik yang bersifat konstruktif dari
yang penulis hadapi, namun atas bantuan bimbingan dan kerjasama dari semua
pihak yang terlibat di dalamnya sehingga hambatan dan kesulitan tersebut dapat
teratasi dengan baik. Pada lembaran ini, penulis hendak menyampaikan penghargaan
dan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda
Zainuddin (Alm) dan Ibunda Rosiana atas cinta dan kasih sayang, pengorbanan,
kesabaran, dukungan, dan do’a yang tak henti-hentinya mengalir. Demikian juga
untuk keluarga saya tercinta, yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu terima
kasih atas kasih sayang, motivasi, semangat, dan do’a yang selalu tercurahkan selama
Universitas MegaRezky.
3. Bapak Dr. Jangga,S.Si.,M.Kes., Apt. selaku Dekan Fakultas
terbaik, terkeren terima kasih atas segala motivasi dan bimbingan yang
selama ini.
8. Ibu Sr.Hj.Arfiah Arabe.T.MARS selaku Direktur Utama RS Islam
penelitian.
9. Sahabat saya PYIN (Nurul, Yuse, Danti) yang selama ini memberikan
terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
DAFTAR ISI
SAMPUL..................................................................................................................i
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................iv
ABSTRACT...............................................................................................................v
ix
KATA PENGANTAR.............................................................................................vi
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 8
C. Tujuan Penelitian 9
D. Manfaat Penelitian 9
1. Manfaat Ilmiah 9
2. Manfaat Insitusi 9
3. Manfaat Praktik 9
4. Manfaat Bagi Masyarakat 10
5. Manfaat Bagi Penulis 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................11
A. Instalasi Rawat Inap 11
B. Farmasi Rumah Sakit 18
C. Manajemen Instalasi Farmasi 25
D. Obat Rusak dan Kedaluwarsa 38
E. Sistem Distribusi Obat Rumah Sakit 42
F. Kerangka Konsep 57
1. Kerangka Konsep 57
G. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif 58
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................59
A. Desain Penelitian 59
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 59
C. Alat dan Bahan 59
D. Populasi dan Sampel 60
E. Cara kerja 60
x
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berakibat pada kesehatan kita, untuk itu obat sangat diperlukan dalam
kehidupan kita.
total biaya kesehatan. Belanja obat yang demikian besar tentunya harus
rusak, dan lain sebagainya (Sasongko dan Okky, 2016). Laporan WHO
2
sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang ditetapkan
(Azwar, 2007).
ada beberapa macam, salah satunya adalah clilnical errors. Clinical errors
lama terapi, dosis, cara pemberian dan jumlah obat (Cohen, 1999).
seorang penderita mendapat 6-7 obat sehari dan diperoleh rata-rata angka
sediaan obat yang diminta dokter dari IFRS untuk diberikan kepada
maka dibuat sistem distribusi obat. Kegiatan distribusi ini merupakan salah
satu tahap dalam siklus manajemen pengelolaan obat (Siregar dan Amalia,
2003).
Ada empat jenis sistem distribusi obat di rumah sakit menurut Hassan
(1986), yaitu sistem distribusi obat resep individu, sistem distribusi obat
antara resep individu dan floor stock dan sistem distribusi obat dosis
personel, prosedur, dan jaminan mutu yang serasi, terpadu dan berorientasi
obat, yaitu sistem persedian obat di ruangan, sistem dosis unit dan sistem
terjadi pada sitem persedian obat di ruangan (8%), diikuti dengan sistem
distribusi obat dan alat kesehatan bagi pasien rawat inap di rumah sakit,
tahun 1996, diadakan penelitian Analisa Proses Distribusi Obat dan Alat
di Instalasi Farmasi RS Puri Cinere. Hasil dari penelitian ini adalah segera
obat dan gudang alkes menjadi Gudang Farmasi, sehingga distribusi obat
Karya Husada Cikampek. Hasil dari penelitian ini adalah masih kurangnya
Dari Instalasi Farmasi juga didapat adanya obat sisa yang dikembaikan
obat dan alat kesehatan di departemen rawat inap rumah sakit Royal
terdapat masalah yang terjadi pada sistem distribusi obat dan alat
kesehatan diantaranya waktu pemberian obat dan alat kesehatan yang tidak
tepat karena keterlambatan dari pemberian obat dan alat kesehatan itu
ketidakcocokan antara jumlah fisik dengan kartu stok sebesar 93,27%, hal
obat kadaluarsa dan/atau rusak pada tahun 2008 adalah 0,23% dan tahun
2009 adalah 0,48% hal ini dikarenakan obat tersebut kurang diperlukan
rumah sakit yang baru mulai operasional sejak empat tahun yang lalu,
kombinasi dan sistem unit dose. Sistem distribusi obat di ruangan rawat
obat yang tepat, dosis yang tepat, dan waktu pemberian yang tepat
(Kartidjo, 2007).
7
Swasta dengan model rumah sakit tipe B, yang beralamat di Jalan A.P
Faisal mulanya didirikan di atas tahan wakaf oleh kerajaan Saudi Arabia
SKM (Alm), H.A Salama Tambo (Alm), H.M Daeng Patopo (Alm) dan
Haji Kalla (Alm). Atas pendirian Rumah Sakit Islam Faisal Makassar,
Notaris Yayasan: Sistike Limda, SH. Nomor 19, tanggal 3 Maret 1976 dan
Faisal pada tahun 2016 -2018 mengalami turun-naik dalam artian pada
26,309%. Sedangkan data kunjungan rawat inap pada rumah sakit islam
faisal 3 tahun terakhir yaitu tahun 2016-2018. Di mulai pada tahun 2016
jumlah kunjungan rawat inap sebesar 7096 jiwa, pada tahun 2017 jumlah
kunjungan rawat inap menigkat sebanyak 9237 jiwa sedangkan pada tahun
2018 jumlah kunjungan rawat inap di nyatakan dalam BOR yaitu pada
tahun 2016 jumlah kunjungan rawat inap di rumah sakit islam faisal
8
Berdasarkan dari data yag ada di rumah sakit islam faisal Makassar,
instalasi rawat inap Rumah Sakit Islam faisal Makassar dengan meninjau
B. Rumusan Masalah
rawat inap?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
9
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang sistem
distribusi obat di instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar,
tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
a. Untuk menganalisis sistem distribusi obat di instalasi rawat inap di
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
Inap Rumah Sakit Islam Faisal yang telah di bahas di dalam proposal ini.
2. Manfaat Insitusi
Dapat menjadi salah satu audit internal terhadap kualitas dan metode
3. Manfaat Praktik
tentang upaya yang tepat dalam pendistribusian obat dan bahan medis
tidak perlu khawatir atau resah tentang obat, karena telah di sediakan oleh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan tinggal di rumah sakit untuk jangka waktu tertentu. Selama pasien
pasien (Posma 2001 yang dikutip dari Anggraini (2008). Rawat inap
11
di ruang rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan
swasta serta puskesmas perawatan dan rumah bersalin, yang oleh karena
sebagai berikut:
1) Kelas Utama (termasuk VIP)
2) Kelas I
3) Kelas II dan Kelas III
b. Klasifikasi pasien berdasarkan kedatangannya
1) Pasien baru
2) Pasien lama
c. Klasifikasi pasien berdasarkan pengirimnya
1) Dikirim oleh dokter rumah sakit
2) Dikirim oleh dokter luar
3) Rujukan dari puskesmas dan rumah sakit lain
4) Datang atas kemauan sendiri
kerja.
e. Kejadian infeksi paska operasi kurang dari 1,5%.
13
2005).
lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari
(Depkes, 2005).
AVLOS = Jumlah lama dirawat
Jumlah pasien keluar (hidup+mati)
c. TOI (Turn Over Interval)
TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari
tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari (Depkes RI, 2005).
TOI = (Jumah tempat tidur X Periode) – Hari Perawatan
d. BTO (Bed Turn Over)
berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.
Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali
(Depkes, 2015).
administrasi;
b. Petugas menyerahkan Surat Pengantar Rawat Inap yang berasal dari
diinginkan;
d. Petugas mengecek/mencarikan tempat/fasilitas yang diinginkan;
15
yang lain;
1) Jika pasien/keluarga pasien meminta fasilitas/perawatan yang lain
ada.
g. Petugas medis di unit pelayanan rawat inap memberikan pelayanan
sudah disiapkan;
2) Petugas mengantarkan pasien untuk diantar ke ruangan rawat
inap;
h. Petugas Rawat Inap menanyakan kepada dokter apakah pasien sudah
keluar/discharge;
2) Petugas mempersilahkan pasien untuk menyelesaikan
kesehatan.
Akibat kondisi ini maka pelayanan farmasi rumah sakit masih bersifat
biasa
b. Maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien
obat.
e. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang
berlaku.
18
sakit.
b. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal.
c. Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan
persyaratan kefarmasian.
g. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di
rumah sakit.
alat kesehatan.
d. Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat
kesehatan.
e. Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga.
f. Memberi pelayanan informasi obat kepada pasien/keluarga.
g. Melaporkan setiap kegiatan.
19
sakit.
c. Apoteker telah terdaftar di Depkes dan mempunyai surat ijin kerja.
d. Pada pelaksanaannya Apoteker dibantu oleh Tenaga Ahli Madya
farmasi berhalangan.
g. Adanya uraian tugas job description bagi staf dan pimpinan farmasi.
h. Adanya staf farmasi yang jumlah dan kualifikasinya disesuaikan
dengan kebutuhan.
i. Apabila ada pelatihan kefarmasian bagi mahasiswa fakultas farmasi
pelatihan tersebut.
j. Penilaian terhadap staf harus dilakukan berdasarkan tugas yang
pelayanan.
20
Semua kebijakan dan prosedur yang ada harus tertulis dan dicantumkan
dengan peraturan dan tujuan dari pada pelayanan farmasi itu sendiri.
dokter
diberikan
obat dan efek samping obat bagi pasien rawat inap dan rawat
dikeluhkan pasien.
farmasi
obat
obat
staf
22
pengaturan/undang-undang
terjamin
staf.
C.J.P. (2004) Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu bagian,
unit, devisi atau fasilitas dirumah sakit, tempat semua kegiatan pekerjaan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional
(Febriawati, 2013).
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan
1197/Menkes/SK/X/2004).
24
1. Tujuan
mengenai obat.
4) Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang
berlaku.
5) Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa,
3. Fungsi
sakit.
2) Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal.
3) Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan
persyaratan kefarmasian.
7) Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di
rumah sakit.
b. Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan
1) Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien.
2) Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat
kesehatan.
5) Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga.
6) Memberikan konseling kepada pasien/keluarga.
7) Melakukan pencampuran obat suntik.
8) Melakukan penyiapan nutrisi parenteral.
9) Melakukan penanganan obat kanker.
10) Melakukan penentuan kadar obat dalam darah.
11) Melakukan pencatatan setiap kegiatan.
12) Melaporkan setiap kegiatan
26
sakit.
b. Instalasi Farmasi harus meyelenggarakan rapat pertemuan untuk
meminimalkan duplikasi.
2) Panitia Farmasi dan Terapi mengevaluasi untuk persetujuan usulan
penggunaan obat.
4) Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat.
kapasitas tempat tidur dan BOR, jumlah resep atau formulir per hari,
etis.
1) Tersedianya fasilitas penyimpanan barang farmasi yang menjamin
semua barang farmasi tetap dalam kondisi yang baik dan dapt
baik sesuai dengan peraturan dan tata cara penyimpanan yang baik.
7) Obat yang bersifat adiksi disimpan sedemikian rupa demi
Lingkungan kerja ruang produksi harus rapih, tertib, dan efisien untuk
karantina
29
X/2004) :
rumah sakit
b. Ruang distribusi untuk pelayanan rawat jalan (Apotik)
c. Ada ruang khusus/terpisah untuk penerimaan resep dan
persiapan obat
d. Ruang distribusi untuk pelayanan rawat inap (satelit farmasi)
e. Ruang distribusi untuk melayani kebutuhan ruangan
f. Ada ruang khusu/terpisah dari ruang penerimaan barang dan
penyimpanan barang
g. Dilengkapi kereta dorong trolley.
4) Ruang Konsultasi (Kepmenkes Nomor 1197/ Menkes/ SK/X/2004).
Harus ada ruangan khusus yang memadai dan aman untuk memelihara
maupun cair untuk obat luar. Fasilitas peralatan harus dijamin sensitif
tersedia.
a. Peralatan untuk menyimpan, peracikan dan pembuatan obat baik
informasi obat.
d. Lemari penyimpanan khusus untuk nerkotika
e. Lemari pendingin dan AC untuk obat yang termolabil
f. Penerangan, sarana air, ventilasi dan system pembungan limbah
yang baik.
g. Alarm.
obat dan efek samping obat bagi pasien rawat inap dan rawat
dikeluhkan pasien.
3) Pemberian konseling/infromasi oleh apoteker kepada pasien
obat.
4) Pengamanan pelayanan farmasi dan penyimpanan obat harus
terjamin.
5) Harus ada sistem yang mendokumentasikan penggunaan obat
staf.
32
9. Teknologi
informasi yang baik dapat mendukung alur kerja klinis dengan berbagai
cara yang akan memberikan kontribusi untuk perawatan pasien yang lebih
baik. Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM RS) adalah suatu
informasi yang ada tentu tidak lepas dari peran sumber daya manusia
berikut.
34
a. Tablet Yaitu apabila terjadi perubahan pada warna, bau dan rasa,
sehingga isinya keluar, melekat satu sama lain, dapat juga melekat
dengan kemasan.
d. Puyer Yaitu pabila terjadi perubahan warna, timbul bau, timbul noda
tidak bisa digunakan lagi karena telah berubah dari sifat awalnya
berikut:
35
obatobatan yang tidak baik yang dapat menimbulkan resiko bagi kesehatan
masyarakat (WHO,1999).
jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan obat kedaluwarsa atau rusak yang
oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat
dan disaksikan oleh petugas Badan POM, serta dibuat berita acara
pemusnahan.
keberadaan fasilitas fisik, personal, dan tata ruang rumah sakit. Sistem
yang telah di- dispensing instalasi farmasi rumah sakit ke daerah tempat
Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004):
kombinasi.
2013):
1. Sentralisasi
Sentralisasi merupakan penyimpanan dan pendistribusian semua
Rawat jalan
Gudang
Rawat inap
Bedah pusat
Rawat darurat
2. Desentralisasi
desentralisasi
2) Sistem distribusi obat persedian lengkap ruang
3) Sistem distribusi obat kombinasi resep individual dan
system distribusi obat yang didesain dan dikelola baik harus dapat
proses distribusi
3) Kesalahan obat minimal dan member keamanan maksimum
pada penderita
4) Obat yang rusak dan kadaluwarsa sangat minimal
5) Efiseinsi dalam penggunaan sumber terutama personal
6) Pencurian dan / atau hilang dapat minimal
7) IFRS mempunyai akses dalam semua tahap proses distribusi
farmasi klinik
40
perawat
9) Pemborosan dan penyalahgunaan obat minimal
10) Harga terkendali
11) Peningkatan penggunaan obat rasional
c. Jenis sistem distribusi obat untuk penderita rawat inap (Febriawati,
2013):
yang ditulis oleh dokter untuk tiap penderita. Pada sistem ini,
rumah sakit, apotik baik yang ada di dalam maupun yang di luar
obat yang tidak digunakan tetap harus dibayar. Dalam sistem ini,
penderita tertentu”.
Keuntungan dari sistem ini adalah:
a) Semua resep dikaji langsung oleh apoteker yang dapat
Dokter- Perawat-Penderita.
c) Memungkinkan pengendalian yang lebih dekat atas
perbekalan.
d) Mempermudah penagihan biaya oleh perbekalan.
berikut:
penderita.
b) Jumlah kebutuhan personal di IFRS meningkat.
c) Memerlukan jumlah perawat dan waktu yang lebih banyak
Dokter Penderit
a
Penyiapan
Perawat konsumsi kereta
obat
ruangan.
diruangan adalah:
a) Obat yang diperlukan segera tersedia bagi penderita
b) Peniadaan pengembalian obat yang tidak terpakai di IFRS
c) Penguragan penyalinan kembali order obat
d) Pengurangan jumlah personil IFRS yang diperlukan
adalah:
pemeriksaan ganda.
b) Persediaan obat di unit perawat meningkat, dengan fasilitas
penderita.
f) Diperlukan waktu tambahan bagi perawat untuk menangani
obat.
g) Meningkatnya kerugian karena kerusakan obat.
Dokter Penderita
Penyiapan
kereta obat
Perawat
Dikendalikan
Apoteker
yang harganya relative murah, mencakup bat resep atau obat bebas.
Keuntungan sistem ini adalah:
a) Semua resep/order individual dikaji langsung oleh apoteker.
b) Adanya kesempatan berinteraksi profesional anatara
apoteker- dokter-perawat-penderita.
c) Obat yang diperlukan dapat segera tersedia bagi penderita
ruang).
46
Dokter Penderita
Dikendalikan Dikendalikan
Resep / Perawat IFRS
Order
Perawat
Dikonsumsikan
oleh Pasien
karena sistem ini memerlukan biaya mula yang besar dan juga
penderita, terdiri atas satu atau beberapa jenis obat yang masing-
rumah sakit, unsur khusus berikut adalah dasar dari semua sistem
waktu.
Keuntungan dari penerapan system ini :
a) Penderita menerima pelayanan instalasi farmasi rumah sakit
konsumsi saja.
b) Semua dosis yang diperlukan pada unit perawatan telah
penderita.
d) Penyiapan sediaan intravena dan rekonstitusi obat oleh
kesalahan obat.
h) Mengurangi kehilangan pendapatan.
i) Meniadakan pencurian dan pemborosan obat.
j) Memperluas cakupan dan pengendalian instalasi farmasi
bertambah baik.
m) Apoteker dapat datang ke unit perawat/ruang penderita,
obat menyeluruh.
o) Pengendalian yang lebih besar oleh apoteker atas pola
staf.
p) Penyesuaian yang lebih besar untuk prosedur kemputerisasi
dan otomatis.
F. Kerangka Konsep
1. Kerangka Konsep
Proses penyampaian sediaan obat yang diminta dokter dari IFRS untuk
sejak setelah sediaan disiapkan oleh IFRS sampai dengan dihantarkan kepada
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
dengan menggunakan desain studi kasus. Menurut Bogdan dan Taylor dalam
menghasilkan data dekriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang diamati. Pengamatan yang dilakukan pada penelitian
pelaksanaan distribusi obat di instalasi rawat inap Rumah Sakit Islam Faisal
1. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian kali ini yaitu alat rekaman suara,
2. Bahan
1. Populasi
Populasi adalah semua staf yang ada di bagian unit farmasi (Apotik) dan
gudang obat yang berjumlah minimal 6 orang. Dimana terdiri dari kepala
2. Sampel
E. Cara kerja
analisis.
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini ada dua sumber
sebagi berikut :
a. Data Primer
dan observasi.
b. Data Sekunder
2. Analisis Data
54
3. Pengelolaan data
komputerisasi,
dijawab.
2) Coding (pengkodean) adalah memberi tanda atau simbol untuk
daftar atau tabel dan narasi untuk memudahkan pembaca agar dapat
E. Etika penelitian
BAB VI
HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
bidang kesehatan yang didukung oleh layanan dokter spesialis dan sub
a. Sejarah
Rumah Sakit Islam Faisal Makassar didirikan diatas tanah wakaf oleh
Yayasan : SISTIKE LIMDA, SH. No. 19, Tanggal 3 Maret 1976 dan
Yaitu :
–:1985 )
2) dr.H.Farid W. Husain,Sp.BD,KBD ( 1996 – 2006 )
3) Prof. Dr. dr.H.Amiruddin Aliyah,Sp.S(K),MM ( 1987 –
1996 )
4) dr. H.M.Zaman Kalla ( 1985 – 1987 )
5) Prof.Dr.dr.H.A.Arifuddin Djuanna,Sp.OG(K) (2006–2011)
6) Prof.Dr.dr.H.Syarifuddin Wahid,Sp.F,Sp.PA,Ph.D ( 2011 –
2015 )
7) dr. Hj. Arfiah Arabe T, MARS ( 2016 – Sekarang )
Pembina :
Anggota :
c. H. Harsinen Sanusi
d. Zulkiflie Fadeli
Anggota :
Tahun 2012 Tipe “B” Pada Tanggal 26 Januari 2016 Dengan Status
b. Misi :
Ukhuwah Islamiah.
a. Pelayanan poliklinik
2. Poliklinikpenyakit paru
16. Poliklinikperjanjian
b. Pelayanan penunjang
1. Radiologi
2. Laboratorium
3. Farmasi
4. Kamar operasi
5. Hemodialisa
6. Fisioterapy
7. Rekam medis
62
8. Gizi klinis
9. Instalasi jiwa
2. Karakteristik Informan
Informan pada penelitian ini berjumlah 6 (enam) orang yang teridiri: 1
(satu) orang dari Instalasi Farmasi dan 5 (lima) orang dari Instalasi Rawat
dari pihak rumah sakit baik dari Instalasi Farmasi maupun Instalasi Rawat
Inap sehingga informan yang terpilih berjumlah 6 (enam) orang yang tetap
Pengecekan stock
Ada
Petugas
Gudang
Petugas Apotik
Mengambil dan menerima
form permintaan obat
65
Perawat
Dokter
Dokter tulis
resep
Perawat
Menganjurkan ke
pasien untuk
membeli di apotik
di luar
Informed
consent
perawat
Pasien
Dari 3 (tiga) komponen penting di atas yaitu alur distribusi obat dari
kemudian distribusi obat dari apotik ke instalasi rawat inap dengan sistem
distribusi obat ODD (One Day Doses). Dari ketiga alur tersebut terdapat
Input merupakan masukan dari suatu sistem yang sudah ada dan
sedang berjalan. Masukan dari sistem distribusi obat di instalasi rawat inap
terdiri dari sumber daya manusia, metode (prosedur), dan sarana dan
prasarana.
a. SDM
Sumber daya manusia merupakan salah satu input dari distribusi obat
instalasi farmasi dan instalasi rawat inap. dimana Rumah Sakit Islam
sebagai berikut:
1. Peneliti: Apakah dalam pelaksanaan tugas terdapat prosedur
kerja?
Informan IFRS 01: iyyya, ada
2. Peneliti: Apa saja prosedur yang terdapat dalam distribusi obat?
Informan IFRS 01: prosedurnya
Peneliti: iyyaa
Informan IFRS 01: berupa SPO yang sudah resmi di tanda tangani
kerja?
Informan R.I 01: ada
2) Peneliti: Apa saja prosedur yang terdapat dalam distribusi
obat?
Informan R.I 01: prosedurnya?
Peneliti: iyyaa bu’prosedur perawat sampe ke pasien
Informan R.I 01: uummm,eee yang pertama itu Cek, cek nama
pertanyaan diatas:
resep obat, eeee adanya lembar KPO serta ada jugaa yaa seperti
nomor rekam mediss ssiii pasien atau biasa disebut dengan status
3. Perawatan 5
kerja?
Pak (Informan R.I 03): ada
Peneliti: apa itu pak ?
Pak (Informan R.I 03): SOP, ada SOP untuk pemberian obat
2. Peneliti: Apa saja prosedur yang terdapat dalam distribusi obat?
Pak (Informan R.I 03): Prosedur distribusi obat?
70
sesuai dengan resep yag diberikan dan yang diminta oleh dokter
rutinnya mereka,
Indah: begitu pak?
Pak (Informan R.I 03): iya, karena semua perawat harus
masing…
4. Peneliti: Kendala apa saja yang menghambat pelaksanaan
tenaga saja,
Peneliti: kenapa pak?
Pak (Informan R.I 03): karena kalau ummpama perawat banyak
kerja?
Ibu (Informan R.I 04): ada
2. Peneliti: Apakah saja prosedur kerja yang terdapat dalam
distribusi obat ?
Ibu (Informan R.I 04): itu mi tadi too distribusi obatnya, maunya
itu too yang ada mi jawabanya baru kita ceklis- ceklis ki, baru ada
lagi kososng too di apotik atau gudang, jadi itu mii eee biasana
kerja?
Ibu (Informan R.I 05): iyyaa, ada pasti ada
72
apotik. Jadi semua resep yang masuk di apotik masih manual dalam
2. Gudang farmasi
Sarana dan prasarana yang digunakan untuk distribusi ini juga
lain
a) Gudang memiliki pintu dan lantai gudang sudah diberi
hanya petugas gudang dan sataf rumah sakit saja yang bisa
saya yaitu kepala istalasi farmasi rumah sakit islam faisal Makassar
terkait sarana yang ada di gudang farmasi dan apotik rawat inap.
75
sebagai berikut:
1) Peneliti: Fasilitas apa saja yang telah tersedian di instalasi
farmasi?
Ibu(informan IFRS 01): fasilitas
Peneliti: iyyaa.
Ibu(informan IFRS 01): ada troli, terus ada format
mobil)
3) Peneliti: Apakah terdapat kendala pada sarana yang
diatas, dari jawaban yang ada tidak ada kendala atau hambatan yang
berikut:
farmasi?
Ibu(informan R.I 01): eee fasilitas nya itu seperti kotak obat,
troli emerjensi..
2. Peneliti: Fasilitas apa saja yang digunakan dalam distribusi
perawatan too…
Peneliti: iyya bu’
Ibu(informan R.I 01): tapi kalau kami disini tidak, jadi dokter
Farmasi?
2. Fasilitas apa saja yang digunakan dalam distribusi
inap?
Disini pak Y (informan R.I 02) langsung menyimpulkan
saja dekk“
farmasi?
Pak (informan R.I 03): hhhmmm, semua fasilitas yang
thermometer eee,
Peneliti: kalau yang khusus obat pak? bagimana pak?
Pak (informan R.I 03): fasilitas disini ada ee kita punya eee
pasien?
Pak (informan R.I 03): jadi dia di kelolah dulu di dalam di
pasien …
3. Peneliti: Apakah terdapat kendala pada sarana yang
penulisan resep ..
d. Wawancara pertama bersam Ibu ”HJ.NUR.” (informan R.I 04)
instalasifarmasi?
Jawaban wawancara :
Ibu (informan R.I 04) : “maksudnya yang ada disini’
Peneliti: iya yang ada di sini
Ibu (informan R.I 04) : kotak obat,baru apa lagi
Peneliti: selain kotak obat ibu
Ibu (informan R.I 04) : kotak obat eee, troly emerjensi eee
RI
Ibu (informan R.I 04) : ooo betadin, termaksud juga alcohol
tidak ada.hehhehe
Peneliti: hehhee
e. Wawancara pertama bersam Ibu”J” (informan R.I 05) selaku
farmasi?
Ibu (informan R.I 05: tidak ada, kita jii pergi ambil,
Perawat: troli!!
Ibu (informan R.I 05): tidak ada
eee penyediaan obat dan akes
Peneliti: apa ” saja itu bu”..?
Ibu (informan R.I 05): eee itu, lemari tempat cairan infuse,
Perawat : troli!!
Ibu (informan R.I 05) : tidak ada, troli dari kita ruangan
Proses merupakan tahapan dari suatu sistem yang sudah dan sedang
berjalan. Tahapan dari proses disini saya akan melihat bagaimana model
kombinasi, dan SDO dosis unit. Berikut ini merupakan wawancara yang
saya lakukan terkait Model sistem distribusi obat di instalasi rawat inap
RSIF Makassar:
sesuatu hal)
3. Peneliti: Apakah sistem distribusi obat persedian lengkap di
oleh dokter dengan sistem one day dosis untuk kebutuhan sehari
pasien….
2. Peneliti: Apakah ada kemungkinan keterlambatan sediaan obat
ke sini…
3. Peneliti: Apakah sistem distribusi obat persedian lengkap di ruang
meresep
4. Peneliti: Apakah sistem kombinasi diadakan untuk mengurangi
perawatan..
5. Peneliti: Apakah obat dosis unit itu obat yang di order oleh dokter
saja? Jelaskan
83
membayar sendiri…
c. Perawatan 4
Berikut merupakan wawancara yang saya lakukan dengan Pak “Y”
distribusi pak
Pak (informan R.I 02):okee, bacakan nanti saya simpulkan..
Peneliti :
1. Apakah resep individual itu adalah yang ditulis oleh dokter untuk
setiap penderita ? jelaskan
5. Apakah obat dosis unit itu obat yang di order oleh dokter untuk
penderita? Jelaskan
Pak (informan R.I 02): baik saya akan simpulkan pertanyaannya dan
Pak (informan R.I 02): “Alur distribusi obatnya tulis kii kalua mau…
indah (hehhehe, iyyaa pak). Pak: yang pertama… cocok mii ini resep
di tulis dari ruang perawatan inap too, (indah: iyya pak,).. Pak: nnaa
resep di tulis dari perawatan inap ke apotik rawat inap yaa, ditulis
waktu,waktu itu sekitar 2 jam (jam 8-10). Indah: ini jam 8-10 pak
Peneliti: iyaa pak,…Pak (informan R.I 02): dari farmasi apotik rawat
inap obat di ambil oleh petugas atau perawat yang ada diperawatan
kembali obat apakah obat yang diberikan sudah sesuai dengan resep
yang ditulis olh dokter dan apakah resep itu sesuai jumlah obantnya.
pemberiaan obat) pasien rawat inap. sesuai dengan nama obat, rute,
d. Perawatan 5
Berikut merupakan wawancara yang saya lakukan dengan Pak “B”
Peneliti: kenapa?
Pak (informan R.I 03): iyaa, karena itu tanggung jawab mereka,
tidak ada yang bias menuliskan resep kecuali dokter, makanya itu
Peneliti: kenapa?
Pak (informan R.I 03): tidak ada jii, karena kalau ada mii disini
Pak (informan R.I 03): iyyaa, kita stock disini, kita mabil disini
Peneliti: kenapa?
Pak (informan R.I 03): oooo kita tidak meresepkan per stock, kita
5. Peneliti: Apakah obat dosis unit itu obat yang di order oleh
Pak (informan R.I 03): iya, betul, jelas, sesuai dengan diagnose
Pak (informan R.I 03): eee kalau pasien BPJS, tidak membayar
kecuali pasien umum itu yang membayar atau membeli, jadi ada
pasien umum dan ada pasien BPJS,kalau pasien BPJS itu tidak
membayar….
e. Perawatan 7
Berikut merupakan wawancara yang saya lakukan dengan Ibu
Peneliti: kenapa
Ibu (informan R.I 04): karena kalau berkelompok pasti itu tertukar
dibagi-bagi , seperti perawat ini pasien ini, kita bagi memang ki,
jadi khusus pasien itu na rawat ki tapi kemungkitan dia lihat semua
lagi dek’……….
peneliti: lanjut pertanyaan selanjutnya bu”
4. peneliti: Apakah sistem kombinasi diadakan untuk mengurangi
mengeluhnya ke eee
peneliti: apotik atau gudang obat farmasi
Ibu (informan R.I 04): hhhmmm, iya. Apalagii…
89
5. peneliti: Apakah obat dosis unit itu obat yang di order oleh dokter
saja? Jelaskan
Ibu (informan R.I 04): semua eee yang masuk BPJS di anu semua di
tanggung.hmmm semuaa
peneliti: semua dii ibu yang masuk pasien BPJS.
Ibu (informan R.I 04): iyyaa semua….
f. Perawatan 8
Berikut merupakan wawancara yang saya lakukan dengan Ibu “J”
cukup….
5. Peneliti: Apakah obat dosis unit itu obat yang di order oleh
membayar…..
Dari hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa Rumah
dan sistem distribusi obat dosis unit. Karena di rumah sakit islam faisal
disetiap perawatan.
91
Output dari distribusi obat di instalasi rawat inap RSI Faisal Makassar
waktu.
1. Ketersedian
Berdasarkan buku laporan gudang farmasi pada bulan januari
sampai dengan bulan juni pada tahun 2019 di gudang farmasi RSI
Faisal Makassar diketahui bahwa masih ada jenis obat yang belum
tersedia dalam artian masih ada stock obat yang kosong. Dikarena
yang terjadi. Dan obat yang kosong juga merupakan obat yang
bahwa “menurut Pak”Y” Pak (informan R.I 02): pada saat kami
apakah obat yang kami ambil di depo rawat inap sesuai dengan
resep yang di tulis dokter,jika sesuai maka kami katakana aman dan
luar.katanya..”.
farmasi) dengan memesan obat tersebut dari luar salah satunya adalah
dengan pergi ke rumah sakit lain seperti rumah sakit Grestelina dan
3. Ketetapan waktu
Ketetapan waktu merupakan waktu yang dilakukan pada saat
baik secara rutin atau tidaknya dilakukan pada waktu yang sama.
efektif dan efisien. Dari segi ketetapan waktu pemberian obat, dari
efektif dan efisien disini dalam artian terjadinya obat yang kosong.
dibutuhkan oleh pasien atau obat yang tidak sering digunakan oleh
pasien. Tetapi untuk obat yang sering dibutuhkan oeh pasien pihak
B. PEMBAHASAN
1. Keterbatasan Penelitian
sop di instalasi rawat inap dan apotik rawat inap serta dokumen terkait
izin dari pihak instalasi rawat inap, apotik rawat inap, dan kesibukan yang
menghambat penetian kali ini dan pihak rumah sakit. Tetapi penelitian
sediaan oleh instalasi farmasi rumah sakit sampai obat diserahkan kepada
rumah sakit, kegiataan distribusi merupakan salah satu bagian dari siklus
output dari sistem atau model yang sedang berjalan. Input dari distribusi
SDO dosis unit. Untuk output dari distribusi obat itu sendiri adalah
1) SDM
95
farmasi dan perawat di rawat inap. semua sumber daya manusia ini
pelaksana gudang.
ada.
2) Prosedur (Metode)
Input distribusi obat di instlasi Rawat Inap RSIF Makassar salah
ini bisa dilihat dari pelaksanaan SOP dan kepatuhan pegawai atau
Inap antara lain : (1) SOP tentang penulisan resep harus lengkap, (2)
SOP sendiri berfungsi untuk membentuk sistem kerja dan aliran kerja
atau oraganisasi itu sendiri. SOP terkait distribusi obat yang diterapkan
oleh Rumah Sakit Islam Faisal Makassar sudah bisa dikatakan baik
dengan resep yang di tulis oleh dokter dan obat yang yang layak
distribusi obat yaitu antrian yang ada apotik Rawat Inap di RSIF
98
setiap perawatan atau Rawat Inap, dan kendala yang lain yaitu
pegawai apoteker yang ada di RSI Faisal Makassar. Selain itu juga,
meliputi:
1. Ruang distribusi untuk pelayanan rawat jalan(apotik)
2. Ada ruang khusus/terpisah untuk penerimaan resep dan
persiapan obat
3. Ruangan distribusi untuk pelayanan rawat inap
4. Ruang distribusi untuk melayani kebutuhan ruangan seperti
a. Ada ruang khusus/terpisah dari ruang penerimaan obat dan
penyimpanan obat
b. Delengkapi kereta dorong trolet.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa lengkap atau tidaknya
suatu fasilitas atau sarana dan prasarana yang dimiliki oleh rumah
lancar atau tidak. Kegiatan akan terlaksana dengan baik jika segala
fasilitas atau sarana dan prasarana dilihat cukup baik dan lengkap.
99
Proses merupakan tahapan dari suatu sistem yang sudah dan sedang
Makassar, dimana model sistem distribusi obat (SDO) ini terdiri dari SDO
sedia obat oleh IFRS sental sesuai dengan yang ditulis pada
Dokter- Perawat-Penderita.
c) Memungkinkan pengendalian yang lebih dekat atas
perbekalan.
d) Mempermudah penagihan biaya oleh perbekalan.
berikut:
penderita.
b) Jumlah kebutuhan personal di IFRS meningkat.
c) Memerlukan jumlah perawat dan waktu yang lebih banyak
Makassar :
ruang tersebut, kecuali obat yang jarang digunakan atau obat yang
yang harus dibayar sebagai biaya obat. Pada sistem ini kebutuhan
sistem distribusi obat persediaan lengkap ruang yang ada di RSI Faisal
Makassar:
Keuntungan dari sistem distribusi obat persedian lengkap diruangan
adalah:
a) Obat yang diperlukan segera tersedia bagi penderita
b) Peniadaan pengembalian obat yang tidak terpakai di IFRS
c) Penguragan penyalinan kembali order obat
d) Pengurangan jumlah personil IFRS yang diperlukan
adalah:
103
pemeriksaan ganda.
b) Persediaan obat di unit perawat meningkat, dengan fasilitas
penderita.
f) Diperlukan waktu tambahan bagi perawat untuk menangani
obat.
g) Meningkatnya kerugian karena kerusakan obat.
h) Tidaknya petugas apoteker yang bertugas disetiap ruang
perawatan
Berdasarkan penjelasana di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem
(floor stock) ini adalah stock obat yang ada di setiap nurse station yang
berisi bahan medis (obat) serta cairan dan BHP penderita yang
dengan masukan dari instalasi farmasi rumah sakit dan dari pelayanan
dokter-perawat-penderita.
c) Obat yang diperlukan dapat segera tersedia bagi penderita (obat
persediaan di ruang).
d) Beban instalasi farmasi rumah sakit dapat berkurang.
Perawat Sediaan
pasie
obat
n
KPO Pemakaiaan
RM
obat
(pasien)
memulai studi intensif rasio manfaat –biaya dari berbagai hasil studi
Output dari distribusi obat di intalasi rawat inap RSI Faisal Makassar
merupakan salah satu aspek yang sangat penting pada suatu pelayanan
dan harus selalu tersedia, sebab jika rumah sakit tidak dapat menyediakan
obat maka proses pelayanan di rumah sakit akan terhambat. Karena obat
merupakan barang penting yang harus tersedia di rumah sakit, maka setiap
2003).
dan efisien. Dari segi ketetapan waktu pemberian obat, dari keamanan obat
yang diberikan kepada sii penderita dalam artian tidak ditemukannya obat
meskipun ketersedian obat yang belum efektif dan efisien disini dalam
artian terjadinya obat yang kosong. Tetapi obat yang kosong tersebut
merupakan obat yang jarang dibutuhkan oleh pasien atau obat yang tidak
sering digunakan oleh pasien. Tetapi untuk obat yang sering dibutuhkan
Selain itu untuk beban kerja yang ada di Rumah Sakit Islam Faisal
kerja mereka bertambah karena tiap hari apotik mengeluarkan obat yang
ditulis oleh dokter untuk penderita atau pasien. Untuk sisi positif beban
kerja untuk Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) yaitu mereka tidak perlu
perawat yang mengambil ahli semua itu dalam artian pada saat dokter
Rumah Sakit (IFRS) yang meracik, setelah meracik atau obat selesai
sudah sesuai dengan resep yang ditulis oleh dokter dan obat yang
Input,Proses, dan output yang ada di mana inputnya meliputi sumber daya
sistem distribusi obat yang digunakan dimana di rumah sakit islam faisal
obat resep individual dan sistem distribusi obat dosis unit. Sedangkan
109
(RSIF) meliputi sumber daya manusia (SDM) dari segi SDMnya meliputi
membawakan resep dan mengambil resep obat di Depo RI. Dan perawat
terjadi antrian pada saat pengambilan obat oleh perawat dan bagian
Outcome yang ketiga terkait dengan Sarana & Prasarana yang ada
yang memiliki ruang penyimpanan obat dan BHP, selebihnya mereka tidak
110
lemari khusus obat dan lemari pendingin untuk obat-obat tertentu agar
distribusi obat diharapkan tidak ada lagi keterlambatan obat atau kesalhan
BAB V
A. Simpulan
Rumah Sakit Islam Faisal Makassar (RSIF) merupakan rumah sakit tipe B.
dimana rumah sakt islam faisal Makassar telah menerapkan sitem distribusi
perawatan atau rawat inap yang ada di rumah sakit islam faisal Makassar
individual dan sistem distribusi obat dosis unit), berbeda dengan yang ada
diteori dimana sistem kombinasi yang dimaksud dalam teori yaitu sistem
distribusi obat resep individual dan sistem distribusi obat persedian di ruang
1. Input dari sistem distribusi obat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam
Faisal Makassar, sudah bisa dikatakan baik karena dari sumber daya
111
dengan skill yang mereka miliki, sarana dan prasarana yang digunakan
dengan SOP yang ada, sedangkan prosedur yang ada para petugas
2. Proses dari sistem distribusi obat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
3. Output dari sistem distribusi obat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
4. Outcome
dan kepuasan pasien serta berdampak pada citra Rumah Sakit Islam Faisal
pasien. sisi lain yang dapat dirasakan oleh sumber daya manusia yang
tidak terjadi lagi. Oleh karena itu sistem distribusi obat harus ditingkatkan
terutama sumber daya manusia, prosedur, dan sarana & prasarana. Jadi
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
kombinasi tersebut.
b) Jika pasien meningkat di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar maka
segi sistem distribusi obat yaitu sistem yang terjadi adalah sistem
2. Bagi Penulis
Diharapkan agar dapat mengkaji lebih dalam lagi terkait sistem distribusi
obat yang ada sehingga penelitian ini dapat lebih maksimal lagi.
114
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1 Persetujuan Wawancara
Nama :
115
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Lama Kerja :
Jabatan :
Tanggal Wawancara :
PERTANYAAN
Sarana
Prosedur
Proses distribusi
1. Apakah resep individual itu adalah yang ditulis oleh dokter untuk
setiap penderita ? jelaskan
5. Apakah obat dosis unit itu obat yang di order oleh dokter untuk
penderita? Jelaskan
Dari keempat sistem distribusi dibawah ini, manakah yang diberlakukan di ruang
perawatan anda? (beri tanda ceklis √) :
Gambar diatas merupakan gambar pada saat melakukan wawancara dengan kepala
unit di setiap perawatan (4,5,dan 7).
Gambar diatas merupakan gambar apotik umum dan depo untuk rawat inap di
rumah sakit islam faisal Makassar untuk perawatan 1,2,3,4,5,6,7, dan 8.
Gambar diatas merupakan gambar terkait petugas apotik yang sedang melayani
pasien umum yang sedang membeli obat di apotik umum.
Gambar diatas merupakan gambar dimana tempat penyimpan obat yang ada di
apotik rawat inap dan tempat peracikan obat di Rumah Sakit Islam Faisal
Makassar.
Gambar diatas merupakan gambar peresepan untuk pasien BPJS di rawat inap di
Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.
123
Gambar diatas merupakan contoh gambar KPO yang digunakan di rumah sakit
islam faisal Makassar untuk setiap perawatan yang ada.
Gambar diatas merupakan gambar denah Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.
124
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pendidikan Terakhir :
Megarezky 2015-2019