PENDAHULUAN
c. Nubuwwah (Apostleship)
Setiap makhluk sekalipun telah diberi insting, masih membutuhkan
petunjuk, baik petunjuk dari Tuhan maupun dari manusia. Rasulullah
merupakan petunjuk yang hakiki utusan Tuhan yang secara transenden
diutus untuk memberikan acuan dalam membedakan antara yang baik
dan yang buruk di alam semesta. Dalam keyakinan Syi’ah Imamiyah
(Itsna Asyariyah), Tuhan telah mengutus 124.000 Rasul untuk
memberikan petunjuk kepada manusia.
Syi’ah Imamiyah percaya mutlak tentang ajaran tauhid dengan
kerasullan sejak Adam hingga Muhammad dan tidak ada nabi atau rasul
setelah Muhammad. Mereka percaya adanya kiamat. Kemurnian dan
keaslian Al-Qur’an jauh dari Ta’rif. Perubahan, atau tambahan. Menurut
konsep di atas, imamah bukanlah urusan manusia, tetapi harus
berdasarkan nas agama. Imamah harus berdasar wasiat, bukan
musyawarah.
Menurut konsep Syi'ah Imamiyah (kecuali: Zaidiyah), konsep
diatas mutlak harus dioperasionalkan, karena Nabi Muhammad s.aw,
sebagai nabi akhir zaman, telah mendapatkan perintah Allah SWT untuk
menyampaikan kepada umat manusia tentang siapa yang berhak menjadi
imam sepeninggal Nabi saw. Firman Allah tersebut terdapat dalam (QS.
al-Mâidah, 5: 67.)
Sementara dalam bidang fikih, mereka tidak terikat pada satu madzhab
fikih mana pun. Menurut sekte ini, selama masa kegaiban Imam Mahdi,
urusan penetapan hukum Islam harus melalui ijtihad dengan berlandaskan
pada al-Qur’an, hadits atau sunnah Nabi Muhammad SAW., hadits atau
sunnah Imam Dua Belas, ijma’ ulama Syiah dan akal. Akan tetapi perlu
dicatat, bahwa Syiah memiliki al-Qur’an dan Hadits sendiri, interpretasi
sendiri serta cara sendiri dalam mengoperasikan dalil-dalil tersebut, yang
tidak sama dengan Ahlussunnah.