Anda di halaman 1dari 13

JAMA’AH ISLAMIYAH DAN ISLAM JAMA’AH

Makalah Ini di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aliran Sempalan Indonesia

Dosen Pengampu : Dr. Indra Harahap, MA

Di Susun Oleh :

1. Budi Suprianto (0402173057)


2. Jeni Monica (0402183076)
3. Sari Akmar Dalimunte (0402183070)
4. Ummul Hidayati (0402183072)

STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A. 2021
DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI ........................................................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 2


A. Sejarah Serta Perkembangan Jama’ah Islamiyah ................................... 2
B. Sejarah Serta Perkembangan Islam Jama’ah .......................................... 3
C. Sebab – Sebab Dinyatakan Menjadi Aliran Sempalan ........................... 6
D. Kebijakan Pemerintah Terhadap Jama’ah Islamiyah dan
Islam Jama’ah ....................................................................................... 7

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 10


A. Kesimpulan........................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Agama Islam hadir sebagai rahmat bagi seluruh alam, petunjuk bagi umat manusia.
Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul merupakan suri tauladan bagi umat islam. Pada
masa Rasulullah Muhammad SAW problematika masalah hukum-hukum Islam langsung
di selesaikan oleh Rasulullah. Setelah Rasulullah Muhammad SAW wafat, maka
kepemimpinan Islam di gantikan oleh sahabat beliau yaitu ; Abu Bakar ash Shiddiq,
Umar bin Khatab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib. Agama islam berkembang
sangaat pesat ke berbagai penjuru dunia. Perkembangan Islam yang sangat pesat ini
tentunya menimbulkan berbagai persoalan-persoalan, dimana banyak bermunculan
faham-faham atau gerakan yang menyimpang dari ajaran sesunggunhya yang dibawah
oleh Nabi Muhammad SAW. Yang mana faham tersebut menimbulkan keresahan di
kalangan umat. Faham ekstrim, liberal, dan radikal ini bukan merupakan ajaran Islam
sesunggunhya yaitu Islam Rahmatan lil alamin.
Dewasa ini kita melihat beberapa aliran atau faham yang menyimpang dari ajaran
Islam sesunggunya mulai menampakkan eksistensinya dan perkembangannya. Tentunya
faham yang menyimpang itu banyak dan memiliki motif serta ajaran yang berbeda. Maka
penulis dalam hal ini fokus mengangkat sejarah dan perkembangan aliran atau faham dari
jama’ah Islamiyah dan islam Jam’ah. Kedua aliran tersebut merupakan aliran yang
ekstrim. Dapat di lihat bahwa jama’ah islamiyah ini ingin mendirikan agama islam
dengan meneror. Sementara Islam jama’ah dalam doktrinya menganggap orang di luar
kelompoknya adalah kafir. Maka penulis mengakat judul makalah ini “Sejarah
perkembangan Jama’ah Islamiyah dan Islam Jama’ah”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah serta perkembangan Jama’ah Islamiyah dan Islam Jama’ah ?
2. Apa Pokok-pokok ajaran serta penyebab Jama’ah Islamiyah dan Islam Jama’ah
termasuk Aliran Sempalan ?
3. Bagaimana Kebijakan Pemerintah terhadap Jama’ah Islamiyah dan Islam Jama’ah
?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Dan Perkembangan Jama’ah Islamiyah


Jemaah Islamiyah (JI) adalah nama untuk gerakan Muslim yang beroperasi di Asia
Tenggara. Gerakan ini menjadi popular setelah peristiwa pengeboman sebuah pusat
hiburan di Bali pada 12 Oktober 2002, yang mengorbankan 202 nyawa, dan pengeboman
di hotel J.W. Marriot, Jakarta, pada tahun 2003 yang membunuh 12 orang. Kemudian
Jama’ah Islamiyah juga dipercayai bertanggung jawab atas pengeboman di depan pejabat
Kedutaan Australia di Jakarta pada 9 September 2004, dan beberapa pengeboman gereja
di Indonesia pada tahun-tahun sebelumnya. Oleh itu, Jama’ah Islamiyah secara resmi
dimasukkan ke dalam serangkaian organisasi teroris di PBB pada 23 Oktober 2002.
Jamaah Islamiyah adalah sebuah Jamaah yang terdiri dari orang-orang Muslim yang
memiliki seorang pemimpin yang disebut sebagai Amir Jamaah. Jamaah ini bukanlah
Jama'atul Muslimin tetapi merupakan Jama'atun minal-Muslimin, maksud dari minal-
Muslimin adalah kelompok atau organisasi ini terdiri dari sebagian orang-orang Muslim
saja, yaitu bukan bermaksud umumnya semua umat Muslim di seluruh dunia. Jamaah ini
atau kelompok ini di namakan dengan nama Al-Jamaah Al-Islamiyah.
Jama’ah Islamiyah di bentuk pada tahun Januari 1993, yang merupakan pecahan dari
jama’ah Daarul Islam (DI) atau di kenal dengan nama NII (Negara Islam Indonesia).
Pembentukan tersebut secara khusus terjadi karena perpecahan antara Abdullah Sungkar
dan Abu Bakar Ba’asyir pada satu sisi dan Ajengan Masduki pada sisi lain. 1 Pendapat lain
mengatakan bahwa Jama’ah Islamiyah ini di rintis sejak tahun 1992 di Malaysia oleh
Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba’asyir dengan cikal bakal basis gerakan Daarul Islam
atau NII. Meski begitu menurut sebahagian pengamat, akar kumpulan Jama’ah Islamiyah
telah bermula sejak tahun 1970-an, ketika Sungkar dengan Abu Bakar Ba’asyir
mendirikan Sekolah Agama atau Pondok Pesantren al-Mukmin yang di kenali sebagai
Pondok Ngruki di Solo, Jawa Tengah.
Jama’ah Islamiyah merupakan transformasi dari gerakan Daarul Islam yang pernah
memberontak sekitar tahun 1950-an, yang bertujuan untuk mendirikan Negara Islam
Indonesia (NII). Dikabarkan bahwa Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba’asyir masuk
kedalam Daarul Islam tahun 1976. Sungkar dilantik menjadi Gubernur militer NII

1
Nasir Abbas, Membongkar Jama’ah Islamiyah, (Jakarta: Garfindo Khazanah Ilmu, 2005), h 36

2
wilayah Jawa Tengah. Pada bulan Februari 1977 ia memimpin kelompok pejuang yang di
beri nama Jema’ah Mujahidin Ansharullah (JMA) dan dianggap oleh sebagian pengamat
sebagai awal bagi gerakan Jama’ah Islamiyah.
Pada perkembangannya, anggota dan aktivis Jamaah Islamiyah (JI) menyebar ke
berbagai negara Asia Tenggara, seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand, selain Indonesia
sendiri. Menurut Nasir Abas yang juga mantan Ketua Mantaqi III dalam struktur Jamaah
Islamiyah (JI), sepeninggalan pemimpin pertama JI, Ustad Abdullah Sungkar, JI
mengalami perkembangan pergerakan yang cukup mendasar. Ekspansi gerakan terjadi di
berbagai wilayah. Termasuk pendirian kamp Militer Hudabiyah di Filipina Selatan untuk
pelatihan kemiliteran bagi aktivis JI, serta pendirian beberapa madrasah, seperti Madrasah
Lukmanul Hakim di Malaysia, oleh petinggi JI, Ustad Mustaqim di Malaysia.
Tidak setiap orang bisa menjadi anggota JI. Seperti dalam organisasi lain, JI juga
memiliki beberapa syarat agar seseorang bisa pantas menjadi anggota JI. Di kutip dari
buku "Membongkar Jamaah Islamiyah, pengakuan mantan JI", disebutkan bahwa syarat
menjadi anggota JI sebagai berikut :
1. Harus beragama Islam.
2. Harus memahami ajaran Allah Swt. dan Rasul-Nya.
3. Sebelum menjadi anggota diwajibkan iltizam (bergabung ke dalam jamaah) untuk
mengikuti kajian-kajian agama selama kurang lebih 2 tahun.
4. Harus baligh dan berakal sehat.
5. Harus melewati tahap seleksi untuk memastikan tidak ada kepentingan lain
didalamnya2.

Tragedi bali misalnya, menunjukkan Jihad di salah pahami dengan jalan menegakkan
hukum Allah Swt. dengan cara kekerasan, juga menghalalkan membunuh warga sipil
asing dan lokal karena mereka dinilai kafir serta sebagai pembalasan atas tindak
kezaliman pemerintah mereka terhadap kaum Muslimin di dunia.

B. Sejarah Dan Perkembangan Islam Jama’ah


Islam Jama’ah didirikan oleh H. Nurhasan Al-Ubaidah yang lahir pada tahun 1908 di
Desa Bangi, Purwosari, Kediri Jawa Timur, anak dari H. Abdul Aziz. Yang mana di
yakini bahwasannya Nurhasan Al-ubaidah sudah belajar dan menimba ilmu di Makkah

2
https://www.abusyuja.com/2020/04/mengenal-lebih-dekat-doktrin-radikal-jamaah-islamiyah.html.
diakses Pada 21 Oktober 2021

3
yaitu ma’had Daarul Hadis selama 10 tahun. Sekitar tahun 1940-an Nurhasan pulang dari
mukimnya ke Indonesia, dari sinilah masa awal dia menyampaikan ilmu Mangqul
Musnad Muttasil. Pada 29 Oktober 1971 secara resmi gerakan Islam Jamā’ah dilarang
oleh pemerintah bedasarkan Surat Keputusan Jaksa Agung RI No.Kep-089/D.A./10.1971
dan tak lama kemudian organisasi ini berganti nama menjadi Lembaga Karyawan Islam
(LEMKARI) pada tahun 1972 3 dan berafiliasi dengan Golongan karya (Golkar).
Selanjutnya, tahun 1981 menjadi Lembaga Karyawan Dakwah Islam, kemudian berganti
nama lagi dengan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) tahun 1990 sampai
sekarang. Nama LDII ini adalah hasil dari kongres/muktamar LEMKARI tahun 1990.
Pergantian nama tersebut dengan maksud menghilangkan citra LEMKARI yang masih
meneruskan paham Darul Hadits/Islam Jama’ah.
Perkembangan LDII sekarang, dapat dilihat dari beberapa periode. Periode pertama
sekitar tahun 1940-an, ini adalah masa awal H. Nurhasan (Madigol) menyampaikan ilmu
Manqul-Musnad-Muttashil, yaitu Ilmu Al-Quran Manqul dan Ilmu Hadits Manqul. Pada
tahapan ini juga ia mengajarkan Qiro’at dan ilmu beladiri pencak silat kanuragan. Pada
tahun 1951 ia memproklamirkan Pondok Pesantren Darul-Hadits.
Periode kedua tahun 1951, adalah masa membangun asrama pengajian Darul-Hadits
berikut pesantren-pesantrennya di Jombang, Kediri, dan di Jalan Petojo Sabangan
Jakarta, hingga sang Madigol bertemu dan mendapat konsep asal doktrin Imamah dan
Jama’ah (yaitu Bai’at, Amir, Jama’ah, Taat) dari imam dan khalifah Dunia Jama’atul
Muslimin Hizbullah, yaitu Imam Wali al-Fatah, yang pada zaman Bung Karno menjabat
Kepala Biro Politik Kementerian Dalam Negeri RI, yang dibai’at pada tahun 1953 di
Jakarta oleh para Jama’ah dan Madigol. Adapun mantan Anggota DH/IJ Ust. Bambang
Irawan Hafiluddin pada tahun 1960 ikut berbai’at kepada Wali al-Fatah di Jakarta.
Periode ketiga tahun 1960, adalah masa periode bai’at kepada Madigol. Yaitu ketika
ratusan Jam’ah Pengajian Asrama Manqul Qur’an dan Hadits di Desa Gading Mangu
menangis meminta sang Madigol agar mau dibai’at dan ditetapkan menjadi Imam/Amir
Mu’minin. Mereka menyatakan sanggup taat dengan mengucap Syahadat, Sholawat, dan
kata bai’at “Sami’na wa ‘atho’na, Mastatho’na“ .4
Periode keempat, penyebaran doktrin bai’at dan mengajak anggota sebanyak-
banyaknya, setelah masa bai’at sang Madigol. Pada periode ini masa bergabungnya

3
Hartono Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham Sesat di Indonesia (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007), h. 73
4
Ottoman, Asal Usul Perkembangan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (Ldii). (Tamaddun: Jurnal
Kebudayaan dan Sastra Islam) vol 14 No 2 (2014). h. 21

4
Bambang Irawan, Drs. Nur Hasyim, Raden Eddy Masiadi, Notaris Mudiyomo, dan
Hasyim Rifa’i, hingga masa pembinaan aktif oleh mendiang Jenderal Soedjono
Hoemardani dan Jenderal Ali Moertopo berikut para perwira Opsus-nya, yaitu masa
pembinaan dengan naungan surat sakti BAPILU SEKBER GOLKAR dengan Surat
Keputusan No. KEP. 2707/BAPILO/SBK/1971 dan Radiogram PANGKOPKAMTIB
No. TR 105/KOMKAM/III/1971 atau masa LEMKARI sampai dengan saat LEMKARI
dibekukan di seluruh Jawa Timur atas desakan keras Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Jawa Timur pimpinan K.H. Misbach hingga masa meninggalnya Sang Madigol pada hari
Sabtu 13 Maret 1982 dalam pristiwa kecelakaan lalu lintas di dekat Cirebon, yang saat
itu ia mengendarai sepeda motor Mercy Tiger.
Periode kelima, masa LEMKARI berganti nama tahun 1990/1991 menjadi LDII hinga
sekarang. Masa ini disebut sebagai masa kemenangan, sebab LDII berhasil go-
internasional, masa suksesi besar setelah antek-antek Madigol berhasil menembus
Singapura, Malaysia, Saudi Arabiya, Amerika Serikat dan Eropa, bahkan Australia, tentu
saja dengan siasat Taqiyahnya (Fathonah, Bithonah, Budi Luhur Luhuring yang budi). 5
Sampai saat ini pengikutnya semakin bertambah banyak dan menyebar di berbagai
wilayah di Indonesia. Bahkan telah memiliki struktur kepengurusan dari Dewan
Perwakilan Pusat (DPP), Dewan Perwakilan Daerah Provinsi (DPD Provinsi), Dewan
Perwakilan Daerah Kota/Kabupaten (DPD Kota/Kabupaten), Pimpinan Cabang
(PC),Pimpinan Anak Cabang (PAC) tentunya dengan jumlah ribuan jumlah anggota.
Adapun inti doktrin Islam Jama’ah sebagaimana yang dikemukakan oleh Hafiluddin
adalah sebagai berikut :
a. Belajar Alqur’an dan Hadits wajib manqul-musnad-muttashil kepada Amir
b. Wajib menjalankan program lima bab dan sistem 354; sistem tiga adalah
Alqur’an, Hadits, dan Jama’ah; sistem lima adalah mengaji, mengamal, membela,
sambung jama’ah, dan taat Amir; sistem empat adalah syukur pada Amir,
mengagungkan Amir, bersungguh-sungguh, dan berdo’a.
c. Wajib suksesi keamiran kepada anak keturunan Sang Amir Nurhasan al-Ubaidah
Lubis/Madigol.
d. Wajib pengajian asrama Khataman Manqul Qur’an dan Hadits dengan selingan
pesta pora, pencak silat, dan latihan ketaatan kepada ‘amir.

5
Ibid., Asal Usul Perkembangan Lembaga Dakwah Islam Indonesia(Ldii). (Tamaddun: Jurnal
Kebudayaan dan Sastra Islam) vol 14 No 2 (2014). h. 21-22

5
e. Wajib memperbanyak markas dan pesantren-pesantren kecil guna mencetak kader
sebanyak-banyaknya.
f. Di seluruh alam jagat raya ini hanya satu-satunya jalan mutlak masuk surga,
selamat dari neraka itu adalah Alqur’an-Hadits jama’ah, di luar itu pastilah kafir
dan neraka.
g. Hanya wajib mempelajari kitab yang sudah di-manqulkan dari Amir
h. Pernyataan taubat kepada ‘Amir, sedangkan sifat taubatnya Amir yang
menentukan.
i. Sumber hukum syari’at Islam itu ada tiga, yaitu: Allah (Alqur’an), Rasul (Hadits),
dan ‘Amir.
j. Nasihat Amir lebih tinggi derajatnya dan lebih berat bobotnya daripada manusia
sedunia, maka wajib para jama’ah bersyukur kepada Amir, sebab dengan adanya
Amir jama’ah pasti masuk surga.

C. Sebab Jama’ah Islamiyah Dan Islam Jama’ah Masuk Dalam Aliran Sempalan
Aliran sempalan sembagaimana yang sudah di ketahui yaitu sebuah aliran
menyimpang, yang sudah lama populer di lndonesia, sebagai sebutan untuk berbagai
gerakan atau aliran agama yang dianggap aneh, alias menyimpang dari akidah, ibadah,
amalan atau pendirian mayoritas umat. Ciri khas dari aliran Sempalan adalah,
memisahkan diri dari jama'ah Islam (mayoritas Islam). Mereka hanya mau berguru dan
mau berimam hanya dengan kelompok mereka sendiri, memiliki masjid sendiri dan tidak
mau salat di masjid di luar kelompok mereka. 6 Dengan begitu dari uraian diatas Jama’ah
Islamiyah dan Islam Jama’ah masuk kedalam aliran sempalan yang mana faktor-faktor
sebab dikatan aliran sempalan sebagai berikut ;
1. Jama’ah Islamiyah
a. Ingin mendirikan Negara islam meliputi asia tenggara dengan melakukan aksi-
aksi terorisme dan kekerasan
b. Pengkafiran terhadap sesama muslim
c. Kebencian terhadap orang-orang kafir yang berlebihan dan wajib dibunuh
semua yang kafir
d. Boleh berbohong untuk melindungi kelompoknya
e. Mengangap thagut oaring yang bekerja di instansi pemerintahan

6
Sukawarsini Djulantik, Jemaah Islamiyah; Profil Organisasi dan Penyelewengan Terhadap Agama
Islam. ( Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional) vol 5 No. 2 Sepetember 2009

6
1. Islam jama’ah
a. Menggap di luar kelompoknya kafir dan kekal di neraka
b. Boleh berbohong atau ber taqiyah
c. Taubat kepada amir dan membayar sesuai yang di perintahkan amirnya
d. Tidak mau sholat berjama’ah di luar kelompoknya

D. Kebijakan Pemerintah Terhadap Jama’ah Islamiyah Dan Islam Jama’ah


Pemerintah Indonesia dalam merespon munculnya aliran Jama’ah Islamiyah dan
Islam jama’ah dengan mengeluarkan beberapa kebijakan, kebijakan ini di keluarkan di
sebabkan aliran yang di sebut diatas yaitu jama’ah Islamiyah dan Islam Jamaa’ah
dianggap meresahkan warga Negara Indonesia dan mengancam ke stabilitasan Negara.
Sebagai Negara yang mayoritas penduduknya beragam Islam pemerintah harus
mengambil sikap agar Umat Islam Indonesia tidak masuk dalam aliran menyimpang
tersebut.
1. Jama’ah Islamiyah
Langkah awal kebijakan pemerintah terhadap jama’ah Islamiyah yaitu
membubarkan organisasi Jama’ah Islamiyah pada tahun 2007 dengan putusan
Pengadilan Negeri Jakarta selatan, dan secara resmi Jama’ah Islamiyah menjadi
organisasi terlarang. Upaya pemerintah melihat perkembangan isu terorisme yang
mana Jama’ah Islamiyah termasuk di dalamnya yaitu membuat undang-undang
terorisme sebagai upaya pencegahan berkembangnya kelompok-kelompok sejenis.
Untuk menguatkan kebijakan penanganan terorisme, pemerintah Indonesia
menetapkan peraturan presiden (perpres) No 46 tahun 2010 tentang pembentukan
badan nasional penanggulangan terorisme (BNPT) yang kemudian diubah menjadi
Perpres Nomor 12 tahun 2012.7
Dalam peraturan presiden terbaru disebutkan bahwa dalam kebijakan nasional,
BNPT dipertimbangkan sebagai pemimpin sektor yang bertanggungjawab untuk
menyusun kebijakan, strategi, koordinasi dan perencanaan program-program
pencegahan, manajemen terorisme serta deradikalisasi. Dalam mengatasi
permasalahan terorisme di Indonesia, pemerintah tidak hanya menggunakan kekuatan
atau militerisme, namun juga dengan cara non-militerisme sebagai bentuk

7
BNPT, “Strategi Menghadapi paham Radikalisme Terorisme”, http://belmawa.ristekdikti.go.id/wp
content/uploads/2016/12/ Strategi-Menghadapi-Paham-Radikalisme-Terorisme.pdf. diakses pada 23 Oktober
2021

7
pencegahan. Untuk mencegah penyebaran pergerakan terorisme, BNPT menggunakan
strategi seperti kontra radikalisme dengan memberikan dan menguatkan nilai-nilai
moral kebangsaan dan nir kekerasan. Pemberian dan penguatan nilainilai tersebut
salah satunya diimplementasikan melalui pendidikan formal dan informal tentang
pengetahuan akan radikalisme yang masih terbatas di masyarakat indonesia.
2. Islam Jama’ah
Pemerintah Indonesia menyikapi munculnya aliran Islam Jama’ah yaitu dengan
melarang gerakan teresebut. Pada 29 Oktober 1971 secara resmi gerakan Islam
Jamā’ah dilarang oleh pemerintah bedasarkan Surat Keputusan Jaksa Agung RI
No.Kep-089/D.A./10.1971. Namun Islam Jama’ah ini berafiliasi dengan Golongan
karya (Golkar). Selanjutnya, tahun 1981 menjadi Lembaga Karyawan Dakwah Islam.
Pemerintah kembali membubarkan kelompok tersebut dengan SK No. 618 tahun
1988, dengan alasan ajaran mereka menyimpang dan meresahkan masyarakat. Pada
tahun 1990 kelompok Lemkari kembali mengadakan negosiasi dan mendapatkan izin
untuk berganti nama menjadi LDII atau Lembaga Dakwah Islam Indonesia
berdasarkan saran yang diberikan Menteri Dalam Negeri. Pergantian nama tersebut
dengan maksud menghilangkan citra LEMKARI yang masih meneruskan paham
Darul Hadits/Islam Jama’ah.
Adapun fatwa MUI terhadap LDII atau Islam Jama’ah pada tahun 2005 yaitu
sebagai berikut :
a. MUI dalam Musyawarah Nasional VII di Jakarta, 21-29 Juli 2005,
merekomendasikan bahwa aliran sesat seperti LDII (Lembaga Dakwah Islam
Indonesia) dan Ahmadiyah agar ditindak tegas dan dibubarkan oleh
pemerintah karena sangat meresahkan masyarakat. Bunyi teks rekomendasi
tersebut sebagai berikut, “Ajaran Sesat dan Pendangkalan Aqidah. MUI
mendesak Pemerintah untuk bertindak tegas terhadap munculnya berbagai
ajaran sesat yang menyimpang dari ajaran Islam, dan membubarkannya,
karena sangat meresahkan masyarakat, seperti Ahmadiyah, Lembaga Dakwah
Islam Indonesia (LDII), dan sebagainya. MUI supaya melakukan kajian
secara kritis terhadap faham Islam Liberal dan sejenisnya, yang berdampak
terhadap pendangkalan aqidah, dan segera menetapkan fatwa tentang
keberadaan faham tersebut. Kepengurusan MUI hendaknya bersih dari unsur
aliran sesat dan faham yang dapat mendangkalkan aqidah. Mendesak kepada

8
pemerintah untuk mengaktifkan Bakor PAKEM dalam pelaksanaan tugas dan
fungsinya baik di tingkat pusat maupun daerah.8
b. Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat: Bahwa ajaran Islam Jama’ah,
Darul Hadits (atau apapun nama yang dipakainya) adalah ajaran yang
sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya dan penyiarannya
itu adalah memancing-mancing timbulnya keresahan yang akan mengganggu
kestabilan negara. (Jakarta, 06 Rabiul Awwal 1415H/ 13 Agustus 1994M,
Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, Ketua Umum: K.H. Hasan Basri,
Sekretaris Umum: H.S. Prodjokusumo.
c. LDII dinyatakan sesat oleh MUI karena penjelmaan dari Islam Jamaah. Ketua
Komisi fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) KH Ma’ruf Amin menyatakan,
Fatwa MUI: LDII sesat. Dalam wawancara dengan Majalah Sabili, KH Ma’ruf
Amin menegaskan: Kita sudah mengeluarkan fatwa terbaru pada acara Munas
MUI (Juli 2005) yang menyebutkan secara jelas bahwa LDII sesat.
Maksudnya, LDII dianggap sebagai penjelamaan dari Islam Jamaah. Itu
jelas!” (Sabili, No 21 Th XIII, 4 Mei 2006/ 6 Rabi’ul Akhir 1427, halaman 31)
d. Kesesatan, penyimpangan, dan tipuan LDII diuraikan dalam buku-buku LPPI
tentang Bahaya Islam Jama’ah, Lemkari, LDII(1999); Akar Kesesatan LDII
dan Penipuan Triliunan Rupiah (2004).
e. Ditahun 2013, Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH.
Ma’ruf Amin menyatakan LDII bukanlah aliran sesat yang memiliki
paradigma baru yang berbeda dari ajaran Islam pada umumnya.9

8
Himpunan Keputusan Musyawarah Nasional VII Majelis Ulama Indonesia, Tahun 2005, halaman 90,
Rekomendasi MUI poin 7, Ajaran Sesat dan Pendangkalan Aqidah
9
https://dalamislam.com/fatwa-ulama/ldii-menurut-mui, diakses pada 23 Oktober 2021

9
BAB I
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jamaah Islamiyah adalah sebuah Jamaah yang terdiri dari orang-orang Muslim yang
memiliki seorang pemimpin yang disebut sebagai Amir Jamaah. Jamaah ini bukanlah
Jama'atul Muslimin tetapi merupakan Jama'atun minal-Muslimin, maksud dari minal-
Muslimin adalah kelompok atau organisasi ini terdiri dari sebagian orang-orang Muslim
saja, yaitu bukan bermaksud umumnya semua umat Muslim di seluruh dunia. Jamaah ini
atau kelompok ini di namakan dengan nama Al-Jamaah Al-Islamiyah. Jama’ah Islamiyah
di bentuk pada tahun Januari 1993, yang merupakan pecahan dari jama’ah Daarul Islam
(DI) atau di kenal dengan nama NII (Negara Islam Indonesia). Pembentukan tersebut
secara khusus terjadi karena perpecahan antara Abdullah Sungkar dan Abu Bakar
Ba’asyir pada satu sisi dan Ajengan Masduki pada sisi lain. Organisasi Jama’ah Islamiyah
pada tahun 2007 dengan putusan Pengadilan Negeri Jakarta selatan, dan secara resmi
Jama’ah Islamiyah menjadi organisasi terlarang.
Islam Jama’ah didirikan oleh H. Nurhasan Al-Ubaidah yang lahir pada tahun 1908 di
Desa Bangi, Purwosari, Kediri Jawa Timur, anak dari H. Abdul Aziz. Yang mana di
yakini bahwasannya Nurhasan Al-ubaidah sudah belajar dan menimba ilmu di Makkah
yaitu ma’had Daarul Hadis selama 10 tahun. Sekitar tahun 1940-an Nurhasan pulang dari
mukimnya ke Indonesia, dari sinilah masa awal dia menyampaikan ilmu Mangqul
Musnad Muttasil. Pada 29 Oktober 1971 secara resmi gerakan Islam Jamā’ah dilarang
oleh pemerintah bedasarkan Surat Keputusan Jaksa Agung RI No.Kep-089/D.A./10.1971
dan tak lama kemudian organisasi ini berganti nama menjadi Lembaga Karyawan Islam
(LEMKARI) pada tahun 1972 dan berafiliasi dengan Golongan karya (Golkar).
Selanjutnya, tahun 1981 menjadi Lembaga Karyawan Dakwah Islam, kemudian berganti
nama lagi dengan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) tahun 1990 sampai
sekarang. Nama LDII ini adalah hasil dari kongres/muktamar LEMKARI tahun 1990.
Pergantian nama tersebut dengan maksud menghilangkan citra LEMKARI yang masih
meneruskan paham Darul Hadits/Islam Jama’ah.

10
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Nassir, 2005, Membongkar Jamaah Islamiya ; Pengakuan Para Mantan JI, Grafindo
Khazanah Ilmu, Jakarta

Ahmad Jaiz, Hartono, 2007, Aliran dan Paham Sesat di Indonesia, Pustaka Al-Kautsar,
Jakarta

Ottoman, 2014. Asal Usul Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Tamaddun: Jurnal
Kebudayaan dan Sastra Islam, vol 14 No 2

Sukawarsini Djulantik, 2009, Jemaah Islamiyah; Profil Organisasi dan Penyelewengan


Terhadap Agama Islam. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional vol 5 No. 2

MUI, Himpunan Keputusan Musyawarah Nasional VII Majelis Ulama Indonesia, 2005,
Rekomendasi MUI poin 7, Ajaran Sesat dan Pendangkalan Aqidah

BNPT,“Strategi Menghadapi paham Radikalisme Terorisme”,


http://belmawa.ristekdikti.go.id/wp content/uploads/2016/12/ Strategi-Menghadapi-Paham-
Radikalisme-Terorisme.pdf. 23 Oktober 2021

https://dalamislam.com/fatwa-ulama/ldii-menurut-mui. 23 Oktober 2021

https://www.abusyuja.com/2020/04/mengenal-lebih-dekat-doktrin-radikal-jamaah
islamiyah.html. 21 Oktober 2021

11

Anda mungkin juga menyukai