Makalah Ini di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aliran Sempalan Indonesia
Di Susun Oleh :
STUDI AGAMA-AGAMA
T.A. 2021
DAFTAR ISI
COVER
i
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah serta perkembangan Jama’ah Islamiyah dan Islam Jama’ah ?
2. Apa Pokok-pokok ajaran serta penyebab Jama’ah Islamiyah dan Islam Jama’ah
termasuk Aliran Sempalan ?
3. Bagaimana Kebijakan Pemerintah terhadap Jama’ah Islamiyah dan Islam Jama’ah
?
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Nasir Abbas, Membongkar Jama’ah Islamiyah, (Jakarta: Garfindo Khazanah Ilmu, 2005), h 36
2
wilayah Jawa Tengah. Pada bulan Februari 1977 ia memimpin kelompok pejuang yang di
beri nama Jema’ah Mujahidin Ansharullah (JMA) dan dianggap oleh sebagian pengamat
sebagai awal bagi gerakan Jama’ah Islamiyah.
Pada perkembangannya, anggota dan aktivis Jamaah Islamiyah (JI) menyebar ke
berbagai negara Asia Tenggara, seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand, selain Indonesia
sendiri. Menurut Nasir Abas yang juga mantan Ketua Mantaqi III dalam struktur Jamaah
Islamiyah (JI), sepeninggalan pemimpin pertama JI, Ustad Abdullah Sungkar, JI
mengalami perkembangan pergerakan yang cukup mendasar. Ekspansi gerakan terjadi di
berbagai wilayah. Termasuk pendirian kamp Militer Hudabiyah di Filipina Selatan untuk
pelatihan kemiliteran bagi aktivis JI, serta pendirian beberapa madrasah, seperti Madrasah
Lukmanul Hakim di Malaysia, oleh petinggi JI, Ustad Mustaqim di Malaysia.
Tidak setiap orang bisa menjadi anggota JI. Seperti dalam organisasi lain, JI juga
memiliki beberapa syarat agar seseorang bisa pantas menjadi anggota JI. Di kutip dari
buku "Membongkar Jamaah Islamiyah, pengakuan mantan JI", disebutkan bahwa syarat
menjadi anggota JI sebagai berikut :
1. Harus beragama Islam.
2. Harus memahami ajaran Allah Swt. dan Rasul-Nya.
3. Sebelum menjadi anggota diwajibkan iltizam (bergabung ke dalam jamaah) untuk
mengikuti kajian-kajian agama selama kurang lebih 2 tahun.
4. Harus baligh dan berakal sehat.
5. Harus melewati tahap seleksi untuk memastikan tidak ada kepentingan lain
didalamnya2.
Tragedi bali misalnya, menunjukkan Jihad di salah pahami dengan jalan menegakkan
hukum Allah Swt. dengan cara kekerasan, juga menghalalkan membunuh warga sipil
asing dan lokal karena mereka dinilai kafir serta sebagai pembalasan atas tindak
kezaliman pemerintah mereka terhadap kaum Muslimin di dunia.
2
https://www.abusyuja.com/2020/04/mengenal-lebih-dekat-doktrin-radikal-jamaah-islamiyah.html.
diakses Pada 21 Oktober 2021
3
yaitu ma’had Daarul Hadis selama 10 tahun. Sekitar tahun 1940-an Nurhasan pulang dari
mukimnya ke Indonesia, dari sinilah masa awal dia menyampaikan ilmu Mangqul
Musnad Muttasil. Pada 29 Oktober 1971 secara resmi gerakan Islam Jamā’ah dilarang
oleh pemerintah bedasarkan Surat Keputusan Jaksa Agung RI No.Kep-089/D.A./10.1971
dan tak lama kemudian organisasi ini berganti nama menjadi Lembaga Karyawan Islam
(LEMKARI) pada tahun 1972 3 dan berafiliasi dengan Golongan karya (Golkar).
Selanjutnya, tahun 1981 menjadi Lembaga Karyawan Dakwah Islam, kemudian berganti
nama lagi dengan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) tahun 1990 sampai
sekarang. Nama LDII ini adalah hasil dari kongres/muktamar LEMKARI tahun 1990.
Pergantian nama tersebut dengan maksud menghilangkan citra LEMKARI yang masih
meneruskan paham Darul Hadits/Islam Jama’ah.
Perkembangan LDII sekarang, dapat dilihat dari beberapa periode. Periode pertama
sekitar tahun 1940-an, ini adalah masa awal H. Nurhasan (Madigol) menyampaikan ilmu
Manqul-Musnad-Muttashil, yaitu Ilmu Al-Quran Manqul dan Ilmu Hadits Manqul. Pada
tahapan ini juga ia mengajarkan Qiro’at dan ilmu beladiri pencak silat kanuragan. Pada
tahun 1951 ia memproklamirkan Pondok Pesantren Darul-Hadits.
Periode kedua tahun 1951, adalah masa membangun asrama pengajian Darul-Hadits
berikut pesantren-pesantrennya di Jombang, Kediri, dan di Jalan Petojo Sabangan
Jakarta, hingga sang Madigol bertemu dan mendapat konsep asal doktrin Imamah dan
Jama’ah (yaitu Bai’at, Amir, Jama’ah, Taat) dari imam dan khalifah Dunia Jama’atul
Muslimin Hizbullah, yaitu Imam Wali al-Fatah, yang pada zaman Bung Karno menjabat
Kepala Biro Politik Kementerian Dalam Negeri RI, yang dibai’at pada tahun 1953 di
Jakarta oleh para Jama’ah dan Madigol. Adapun mantan Anggota DH/IJ Ust. Bambang
Irawan Hafiluddin pada tahun 1960 ikut berbai’at kepada Wali al-Fatah di Jakarta.
Periode ketiga tahun 1960, adalah masa periode bai’at kepada Madigol. Yaitu ketika
ratusan Jam’ah Pengajian Asrama Manqul Qur’an dan Hadits di Desa Gading Mangu
menangis meminta sang Madigol agar mau dibai’at dan ditetapkan menjadi Imam/Amir
Mu’minin. Mereka menyatakan sanggup taat dengan mengucap Syahadat, Sholawat, dan
kata bai’at “Sami’na wa ‘atho’na, Mastatho’na“ .4
Periode keempat, penyebaran doktrin bai’at dan mengajak anggota sebanyak-
banyaknya, setelah masa bai’at sang Madigol. Pada periode ini masa bergabungnya
3
Hartono Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham Sesat di Indonesia (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007), h. 73
4
Ottoman, Asal Usul Perkembangan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (Ldii). (Tamaddun: Jurnal
Kebudayaan dan Sastra Islam) vol 14 No 2 (2014). h. 21
4
Bambang Irawan, Drs. Nur Hasyim, Raden Eddy Masiadi, Notaris Mudiyomo, dan
Hasyim Rifa’i, hingga masa pembinaan aktif oleh mendiang Jenderal Soedjono
Hoemardani dan Jenderal Ali Moertopo berikut para perwira Opsus-nya, yaitu masa
pembinaan dengan naungan surat sakti BAPILU SEKBER GOLKAR dengan Surat
Keputusan No. KEP. 2707/BAPILO/SBK/1971 dan Radiogram PANGKOPKAMTIB
No. TR 105/KOMKAM/III/1971 atau masa LEMKARI sampai dengan saat LEMKARI
dibekukan di seluruh Jawa Timur atas desakan keras Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Jawa Timur pimpinan K.H. Misbach hingga masa meninggalnya Sang Madigol pada hari
Sabtu 13 Maret 1982 dalam pristiwa kecelakaan lalu lintas di dekat Cirebon, yang saat
itu ia mengendarai sepeda motor Mercy Tiger.
Periode kelima, masa LEMKARI berganti nama tahun 1990/1991 menjadi LDII hinga
sekarang. Masa ini disebut sebagai masa kemenangan, sebab LDII berhasil go-
internasional, masa suksesi besar setelah antek-antek Madigol berhasil menembus
Singapura, Malaysia, Saudi Arabiya, Amerika Serikat dan Eropa, bahkan Australia, tentu
saja dengan siasat Taqiyahnya (Fathonah, Bithonah, Budi Luhur Luhuring yang budi). 5
Sampai saat ini pengikutnya semakin bertambah banyak dan menyebar di berbagai
wilayah di Indonesia. Bahkan telah memiliki struktur kepengurusan dari Dewan
Perwakilan Pusat (DPP), Dewan Perwakilan Daerah Provinsi (DPD Provinsi), Dewan
Perwakilan Daerah Kota/Kabupaten (DPD Kota/Kabupaten), Pimpinan Cabang
(PC),Pimpinan Anak Cabang (PAC) tentunya dengan jumlah ribuan jumlah anggota.
Adapun inti doktrin Islam Jama’ah sebagaimana yang dikemukakan oleh Hafiluddin
adalah sebagai berikut :
a. Belajar Alqur’an dan Hadits wajib manqul-musnad-muttashil kepada Amir
b. Wajib menjalankan program lima bab dan sistem 354; sistem tiga adalah
Alqur’an, Hadits, dan Jama’ah; sistem lima adalah mengaji, mengamal, membela,
sambung jama’ah, dan taat Amir; sistem empat adalah syukur pada Amir,
mengagungkan Amir, bersungguh-sungguh, dan berdo’a.
c. Wajib suksesi keamiran kepada anak keturunan Sang Amir Nurhasan al-Ubaidah
Lubis/Madigol.
d. Wajib pengajian asrama Khataman Manqul Qur’an dan Hadits dengan selingan
pesta pora, pencak silat, dan latihan ketaatan kepada ‘amir.
5
Ibid., Asal Usul Perkembangan Lembaga Dakwah Islam Indonesia(Ldii). (Tamaddun: Jurnal
Kebudayaan dan Sastra Islam) vol 14 No 2 (2014). h. 21-22
5
e. Wajib memperbanyak markas dan pesantren-pesantren kecil guna mencetak kader
sebanyak-banyaknya.
f. Di seluruh alam jagat raya ini hanya satu-satunya jalan mutlak masuk surga,
selamat dari neraka itu adalah Alqur’an-Hadits jama’ah, di luar itu pastilah kafir
dan neraka.
g. Hanya wajib mempelajari kitab yang sudah di-manqulkan dari Amir
h. Pernyataan taubat kepada ‘Amir, sedangkan sifat taubatnya Amir yang
menentukan.
i. Sumber hukum syari’at Islam itu ada tiga, yaitu: Allah (Alqur’an), Rasul (Hadits),
dan ‘Amir.
j. Nasihat Amir lebih tinggi derajatnya dan lebih berat bobotnya daripada manusia
sedunia, maka wajib para jama’ah bersyukur kepada Amir, sebab dengan adanya
Amir jama’ah pasti masuk surga.
C. Sebab Jama’ah Islamiyah Dan Islam Jama’ah Masuk Dalam Aliran Sempalan
Aliran sempalan sembagaimana yang sudah di ketahui yaitu sebuah aliran
menyimpang, yang sudah lama populer di lndonesia, sebagai sebutan untuk berbagai
gerakan atau aliran agama yang dianggap aneh, alias menyimpang dari akidah, ibadah,
amalan atau pendirian mayoritas umat. Ciri khas dari aliran Sempalan adalah,
memisahkan diri dari jama'ah Islam (mayoritas Islam). Mereka hanya mau berguru dan
mau berimam hanya dengan kelompok mereka sendiri, memiliki masjid sendiri dan tidak
mau salat di masjid di luar kelompok mereka. 6 Dengan begitu dari uraian diatas Jama’ah
Islamiyah dan Islam Jama’ah masuk kedalam aliran sempalan yang mana faktor-faktor
sebab dikatan aliran sempalan sebagai berikut ;
1. Jama’ah Islamiyah
a. Ingin mendirikan Negara islam meliputi asia tenggara dengan melakukan aksi-
aksi terorisme dan kekerasan
b. Pengkafiran terhadap sesama muslim
c. Kebencian terhadap orang-orang kafir yang berlebihan dan wajib dibunuh
semua yang kafir
d. Boleh berbohong untuk melindungi kelompoknya
e. Mengangap thagut oaring yang bekerja di instansi pemerintahan
6
Sukawarsini Djulantik, Jemaah Islamiyah; Profil Organisasi dan Penyelewengan Terhadap Agama
Islam. ( Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional) vol 5 No. 2 Sepetember 2009
6
1. Islam jama’ah
a. Menggap di luar kelompoknya kafir dan kekal di neraka
b. Boleh berbohong atau ber taqiyah
c. Taubat kepada amir dan membayar sesuai yang di perintahkan amirnya
d. Tidak mau sholat berjama’ah di luar kelompoknya
7
BNPT, “Strategi Menghadapi paham Radikalisme Terorisme”, http://belmawa.ristekdikti.go.id/wp
content/uploads/2016/12/ Strategi-Menghadapi-Paham-Radikalisme-Terorisme.pdf. diakses pada 23 Oktober
2021
7
pencegahan. Untuk mencegah penyebaran pergerakan terorisme, BNPT menggunakan
strategi seperti kontra radikalisme dengan memberikan dan menguatkan nilai-nilai
moral kebangsaan dan nir kekerasan. Pemberian dan penguatan nilainilai tersebut
salah satunya diimplementasikan melalui pendidikan formal dan informal tentang
pengetahuan akan radikalisme yang masih terbatas di masyarakat indonesia.
2. Islam Jama’ah
Pemerintah Indonesia menyikapi munculnya aliran Islam Jama’ah yaitu dengan
melarang gerakan teresebut. Pada 29 Oktober 1971 secara resmi gerakan Islam
Jamā’ah dilarang oleh pemerintah bedasarkan Surat Keputusan Jaksa Agung RI
No.Kep-089/D.A./10.1971. Namun Islam Jama’ah ini berafiliasi dengan Golongan
karya (Golkar). Selanjutnya, tahun 1981 menjadi Lembaga Karyawan Dakwah Islam.
Pemerintah kembali membubarkan kelompok tersebut dengan SK No. 618 tahun
1988, dengan alasan ajaran mereka menyimpang dan meresahkan masyarakat. Pada
tahun 1990 kelompok Lemkari kembali mengadakan negosiasi dan mendapatkan izin
untuk berganti nama menjadi LDII atau Lembaga Dakwah Islam Indonesia
berdasarkan saran yang diberikan Menteri Dalam Negeri. Pergantian nama tersebut
dengan maksud menghilangkan citra LEMKARI yang masih meneruskan paham
Darul Hadits/Islam Jama’ah.
Adapun fatwa MUI terhadap LDII atau Islam Jama’ah pada tahun 2005 yaitu
sebagai berikut :
a. MUI dalam Musyawarah Nasional VII di Jakarta, 21-29 Juli 2005,
merekomendasikan bahwa aliran sesat seperti LDII (Lembaga Dakwah Islam
Indonesia) dan Ahmadiyah agar ditindak tegas dan dibubarkan oleh
pemerintah karena sangat meresahkan masyarakat. Bunyi teks rekomendasi
tersebut sebagai berikut, “Ajaran Sesat dan Pendangkalan Aqidah. MUI
mendesak Pemerintah untuk bertindak tegas terhadap munculnya berbagai
ajaran sesat yang menyimpang dari ajaran Islam, dan membubarkannya,
karena sangat meresahkan masyarakat, seperti Ahmadiyah, Lembaga Dakwah
Islam Indonesia (LDII), dan sebagainya. MUI supaya melakukan kajian
secara kritis terhadap faham Islam Liberal dan sejenisnya, yang berdampak
terhadap pendangkalan aqidah, dan segera menetapkan fatwa tentang
keberadaan faham tersebut. Kepengurusan MUI hendaknya bersih dari unsur
aliran sesat dan faham yang dapat mendangkalkan aqidah. Mendesak kepada
8
pemerintah untuk mengaktifkan Bakor PAKEM dalam pelaksanaan tugas dan
fungsinya baik di tingkat pusat maupun daerah.8
b. Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat: Bahwa ajaran Islam Jama’ah,
Darul Hadits (atau apapun nama yang dipakainya) adalah ajaran yang
sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya dan penyiarannya
itu adalah memancing-mancing timbulnya keresahan yang akan mengganggu
kestabilan negara. (Jakarta, 06 Rabiul Awwal 1415H/ 13 Agustus 1994M,
Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, Ketua Umum: K.H. Hasan Basri,
Sekretaris Umum: H.S. Prodjokusumo.
c. LDII dinyatakan sesat oleh MUI karena penjelmaan dari Islam Jamaah. Ketua
Komisi fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) KH Ma’ruf Amin menyatakan,
Fatwa MUI: LDII sesat. Dalam wawancara dengan Majalah Sabili, KH Ma’ruf
Amin menegaskan: Kita sudah mengeluarkan fatwa terbaru pada acara Munas
MUI (Juli 2005) yang menyebutkan secara jelas bahwa LDII sesat.
Maksudnya, LDII dianggap sebagai penjelamaan dari Islam Jamaah. Itu
jelas!” (Sabili, No 21 Th XIII, 4 Mei 2006/ 6 Rabi’ul Akhir 1427, halaman 31)
d. Kesesatan, penyimpangan, dan tipuan LDII diuraikan dalam buku-buku LPPI
tentang Bahaya Islam Jama’ah, Lemkari, LDII(1999); Akar Kesesatan LDII
dan Penipuan Triliunan Rupiah (2004).
e. Ditahun 2013, Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH.
Ma’ruf Amin menyatakan LDII bukanlah aliran sesat yang memiliki
paradigma baru yang berbeda dari ajaran Islam pada umumnya.9
8
Himpunan Keputusan Musyawarah Nasional VII Majelis Ulama Indonesia, Tahun 2005, halaman 90,
Rekomendasi MUI poin 7, Ajaran Sesat dan Pendangkalan Aqidah
9
https://dalamislam.com/fatwa-ulama/ldii-menurut-mui, diakses pada 23 Oktober 2021
9
BAB I
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jamaah Islamiyah adalah sebuah Jamaah yang terdiri dari orang-orang Muslim yang
memiliki seorang pemimpin yang disebut sebagai Amir Jamaah. Jamaah ini bukanlah
Jama'atul Muslimin tetapi merupakan Jama'atun minal-Muslimin, maksud dari minal-
Muslimin adalah kelompok atau organisasi ini terdiri dari sebagian orang-orang Muslim
saja, yaitu bukan bermaksud umumnya semua umat Muslim di seluruh dunia. Jamaah ini
atau kelompok ini di namakan dengan nama Al-Jamaah Al-Islamiyah. Jama’ah Islamiyah
di bentuk pada tahun Januari 1993, yang merupakan pecahan dari jama’ah Daarul Islam
(DI) atau di kenal dengan nama NII (Negara Islam Indonesia). Pembentukan tersebut
secara khusus terjadi karena perpecahan antara Abdullah Sungkar dan Abu Bakar
Ba’asyir pada satu sisi dan Ajengan Masduki pada sisi lain. Organisasi Jama’ah Islamiyah
pada tahun 2007 dengan putusan Pengadilan Negeri Jakarta selatan, dan secara resmi
Jama’ah Islamiyah menjadi organisasi terlarang.
Islam Jama’ah didirikan oleh H. Nurhasan Al-Ubaidah yang lahir pada tahun 1908 di
Desa Bangi, Purwosari, Kediri Jawa Timur, anak dari H. Abdul Aziz. Yang mana di
yakini bahwasannya Nurhasan Al-ubaidah sudah belajar dan menimba ilmu di Makkah
yaitu ma’had Daarul Hadis selama 10 tahun. Sekitar tahun 1940-an Nurhasan pulang dari
mukimnya ke Indonesia, dari sinilah masa awal dia menyampaikan ilmu Mangqul
Musnad Muttasil. Pada 29 Oktober 1971 secara resmi gerakan Islam Jamā’ah dilarang
oleh pemerintah bedasarkan Surat Keputusan Jaksa Agung RI No.Kep-089/D.A./10.1971
dan tak lama kemudian organisasi ini berganti nama menjadi Lembaga Karyawan Islam
(LEMKARI) pada tahun 1972 dan berafiliasi dengan Golongan karya (Golkar).
Selanjutnya, tahun 1981 menjadi Lembaga Karyawan Dakwah Islam, kemudian berganti
nama lagi dengan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) tahun 1990 sampai
sekarang. Nama LDII ini adalah hasil dari kongres/muktamar LEMKARI tahun 1990.
Pergantian nama tersebut dengan maksud menghilangkan citra LEMKARI yang masih
meneruskan paham Darul Hadits/Islam Jama’ah.
10
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Nassir, 2005, Membongkar Jamaah Islamiya ; Pengakuan Para Mantan JI, Grafindo
Khazanah Ilmu, Jakarta
Ahmad Jaiz, Hartono, 2007, Aliran dan Paham Sesat di Indonesia, Pustaka Al-Kautsar,
Jakarta
Ottoman, 2014. Asal Usul Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Tamaddun: Jurnal
Kebudayaan dan Sastra Islam, vol 14 No 2
MUI, Himpunan Keputusan Musyawarah Nasional VII Majelis Ulama Indonesia, 2005,
Rekomendasi MUI poin 7, Ajaran Sesat dan Pendangkalan Aqidah
https://www.abusyuja.com/2020/04/mengenal-lebih-dekat-doktrin-radikal-jamaah
islamiyah.html. 21 Oktober 2021
11