Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SIKLUS BIOGEOKIMIA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Pelajaran IPA

Disusun Oleh:
ARINI SAFITRI

Kelas XII Akuntansi

SMK NEGERI 1 PLERED


PURWAKARTA
2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa saya telah
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dengan judul “Siklus Biogeokimia”.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang saya
hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang
saya hadapi teratasi.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan, khususnya bagi saya sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai, Amiin.

Purwakarta, November 2015


Penyusun

i
DAFATAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3
A. Siklus Karbon ....................................................................................................... 3
B. Siklus Nitrogen ..................................................................................................... 5
C. Siklus Fosfor ......................................................................................................... 6
D. Siklus Belerang .................................................................................................... 7
E. Siklus Oksigen ...................................................................................................... 9

BAB III PENUTUP.................................................................................................... 10


A. Kesimpulan ......................................................................................................... 10
B. Saran .................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Udara, air, tanah, kehidupan, dan teknologi saling berkaitan secara erat.
Atmosfer merupakan lapisan tipis gas-gas yang menyelimuti permukaan bumi,
memegang peranan penting sebagai tempat penampungan (reservoir) dari berbagai
macam gas. Atmosfer juga menyeimbangkan panas bumi, mengabsorbsi energy dan
merusak radiasi sinar ultra violet yang datang dari matahari. Selain itu memindahkan
energy panas dari wilayah ekuator, serta berfungsi sebagai jalan atau media pergerakan
air pada phase uap dalam siklus hidrologi (Achmad, Rukaesih; 2004).
Hidrosfer mengandung air bumi. Lebih dari 97% dari air bumi berupa lautan,
dan sisa yang terbanyak berupa air tawar dalam bentuk es. Oleh karena itu secara
relative hanya sedikit persentase dari total air bumi yang secara actual terlibat dengan
tanah, atmosfer, dan proses-proses biologis. Kehebatan dari air laut yang mengalami
sirkulasi melalui proses-proses dalam lingkungan, dan sirkulasi tersebut terjadi dalam
atmosfer, dalam sumber air, dan dalam air permukaan seperti saluran air, sungai-sungai,
danau-danau, waduk-waduk dan penampungan-penampungan air (Achmad, Rukaesih:
2004).
Geosfer terdiri dari padatan bumi meliputi tanah yang sangat mendukung
kehidupan tumbuhan. Bagian dari geosfer yang langsung terlibat dengan proses-proses
lingkungan melalui kontak dengan atmosfer, hidrosfer dan semua kehidupan adalah
litosfer. Semua kehidupan yang ada di bumi membentuk biosfer (Achmad,
Rukaesih;2004)
Suatu ekosistem terdiri dari interaksi yang menguntungkan antara organisme-
organisme dengan lingkungannya di mana terjadi pertukaran dari sejumlah besar
material-material dalam bentuk siklus, yang dikenal dengan siklus materi. Siklus materi
menyangkut bagaimana aliran atau perjalanan materi yang terdiri dari bahan-bahan
kimia dari satu media ke media lainnya di dalam lingkungan, termasuk di dalamnya
media kehidupan Bahan-bahan kimia yang termasuk penyusun kehidupan yang paling
banyak antara lain: karbon, nitrogen, oksigen, belerang, dan fosfor (Achmad,
Rukaesih;2004).

1
Secara struktural setiap siklus materi terdiri dari bagian cadangan dan bagian
yang mengalami pertukaran. Di dalam bagian cadangan, unsur kimia tersebut akan
terikat dan sulit bergerak, atau pergerakannya lambat. Di dalam bagian pertukaran,
unsur kimia tersebut aktif bergerak atau mengalami pertukaran. siklus materi dibedakan
atas dua tipe, yaitu tipe gas dan tipe sidimeter (Kuncoro. 2007).
Nitrogen merupakan salah satu siklus materi tipe gas. Bagian cadangannya
terdapat di dalam atmosfer. sedangkan siklus fosfor merupakan contoh siklus materi tipe
sedimenter. Bagian cadangan siklus fosfor terdapat di dalam tanah atau kerak bumi dan
sukar terlarut, sehingga siklus ini mudah terganggu (Kuncoro. 2007).
Dalam siklus nitrogen, fosfor maupun belerang, terdapat organisme-organisme
yang mempunyai peranan penting untuk berlangsungnya siklus tersebut, misalnya
organisme penambat nitrogen bebas. Pengetahuan mengenai peranan organisme dalam
siklus materi dapat dimanfaatkan manusia, misalnya dalam bidang pertanian. Siklus
materi yang satu dengan yang lain dapat saling terkait atau mempengaruhi. Hal ini dapat
dilihat misalnya pada siklus belerang (Kuncoro. 2007).
Aktivitas manusia juga dapat mempengaruhi siklus materi. Sebagai contohnya
adalah kegiatan pabrik dan mesin-mesin kendaraan bermotor dapat meningkatkan
kandungan senyawa-senyawa oksidasi beterang, dan oksida nitrogen di udara (Kuncoro.
2007).

2
3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Siklus Karbon
Terdapat lebih banyak persenyawaan karbon yang dikenal daripada
persenyawaan unsur lain kecuali hydrogen. Kebanyakan dikenal sebagai zat-zat kimia
organic. Keistimewaan karbon yang unik adalah kecenderungannya secara alamiah
mengikat dirinya sendiri dalam rantai-rantai atau cincin-cincin , tidak hanya dengan
ikatan tunggal, C-C, tetapi juga mengandung ikatan ganda, C=C atau C=C (Cotton dan
Wilkinson;1989).
Di atmosfer terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ di
udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara,
dan asap pabrik. Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk
berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia
dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama
akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai
bahan bakar yang juga menambah kadar C02 di udara.
Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak
langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan
terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang
memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain.
Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, COz yang mereka keluarkan menjadi
bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah C02 di air.

4
Gambar Siklus Karbon di Alam

Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara


biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi
memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui).
Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur
pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya
termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon tanah
(soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati dan non-
hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan tahuan karbon,
pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena proses-proses kimia, fisika, geologi,
dan biologi yang bermaca-macam. Lautan mengadung kolam aktif karbon terbesar
dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami
pertukaran yang lambat dengan atmosfer.
Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis
senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan
sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan
hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-
kira 387 ppm berdasarkan volume [1] walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung
pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena ia
menyerap gelombang inframerah dengan kuat.
Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan
mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses
fotosintesis. Oleh karena itu, karbon dioksida merupakan komponen penting dalam
siklus karbon. Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan
bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses
geotermal lainnya seperti pada mata air panas.
Karbon dioksida tidak mempunyai bentuk cair pada tekanan di bawah 5,1 atm
namun langsung menjadi padat pada temperatur di bawah -78 °C. Dalam bentuk padat,
karbon dioksida umumnya disebut sebagai es kering. Neraca karbon global adalah

5
kesetimbangan pertukaran karbon (antara yang masuk dan keluar) antar reservoir
karbon atau antara satu putaran (loop) spesifik siklus karbon (misalnya atmosfer -
biosfer). Analisis neraca karbon dari sebuah kolam atau reservoir dapat memberikan
informasi tentang apakah kolam atau reservoir berfungsi sebagai sumber (source) atau
lubuk (sink) karbon dioksida (Anonim. 2009).

B. Siklus Nitrogen
Nitrogen terdapat di alam terutama sebagai dinitrogen, N2 (titik didih 77,3 K).
Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat
ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis
polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan
hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir.
Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH3), ion
nitrit (N0-2), dan ion nitrat (N03-). Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen
terdapat pada akar Legum dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella crenata. Selain
itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni
Azotobacter sp. yang bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc
sp. dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen (Anonim. 2009).
Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari
hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh
bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang
akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah
menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke
udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.

6
Gambar Siklus Nitrogen

C. Siklus Fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada
tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat
organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai)
menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan
terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu
karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik
terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar
tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus (Anonim. 2009).
Siklus fosfor, bersifat kritis karena fosfor secara umum merupakan hara yang
terbatas dalam ekosistem. Tidak ada bentuk gas dari fosfor yang stabil, oleh karena itu
siklus fosfor adalah “endogenik”. Dalam geosfer, fosfor terdapat dalam jumlah besar
dalam mineral-mineral yang sedikit sekali larut seperti hidroksiapilit, garam kalsium.
Adapun gambar dari siklus fosfor adalah sebagai berikut.

7
Gambar Siklus Fosfor

Fosfor terlarut dari mineral-mineral fosfat dan sumber-sumber lainnya, seperti


pupuk fosfat, diserap oleh tanaman dan tergabung dalam asam nukleat yang menyusun
material genetic dalam organisme. Mineralisasi dari biomassa oleh pembusukan/
penguraian mikroba mengembalikan fosfor kepada larutan garamnya yang kemudian
dapat mengendap sebagai bahan mineral. Sejumlah besar dari mineral-mineral fosfat
digunakan sebagai bahan pupuk, industry kimia, dan “food additives”. Fosfor
merupakan salah satu komponen dari senyawa-senyawa sangat toksik, terutama
insektisida organofosfat (Achmad, Rukaesih; 2004).

D. Siklus Belerang
Siklus belerang relative kompleks dimana melibatkan berbagai macam gas,
mineral-mineral yang sukar larut dan beberapa sepsis lainnya dalam larutan. Siklus ini
berkaitan dengan siklus oksigen dimana belerang bergabung dengan oksigen
membentuk gas belerang oksida, SO2, sebagai bahan pencemar air. Diantara spesi-spesi
yang secara siknifikan terlihat dalam siklus belerang adalah gas hydrogen sulfide H2S;
mineral-mineral sulfide seperti PbS; asam sulfat H2SO4; belerang oksida, SO2
komponen utama dari hujan asam; dan belerang yang terikat dalam protein.
Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6.
Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2)
di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam
dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah
yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam
bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk
sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi
dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga
jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar

8
keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan
tanaman (wikipedia.org/wiki/Hujan_asam).
Belerang dari daratan cenderung terbawa air ke laut. Namun belerang di daratan
tak tampak habis setelah jutaan tahun. Kapan belerang kembali ke darat? Melalui
penguapan, kata ilmuwan zaman dulu. Tapi tak ada bukti bahwa laut menguapkan
hidrogen sulfida yang baunya bukan main itu ke angkasa. Laut selalu berhawa segar.
Pertanyaan ini baru terjawab beberapa belas tahun yang lalu. Tumbuhan laut, yang
memiliki sel2 sederhana. Tumbuhan ini berusaha hidup dengan menahan masuknya
garam (NaCl) ke dalam selnya. Ini dilakukan dengan membentuk senyawa penahan
yang berbahan baku belerang, karena pasok belerang di laut banyak sekali, datang dari
daratan. Waktu sel mereka terurai, senyawa penahan ini pecah dan menghasilkan gas
dimetil sulfida (DMS) yang lepas ke atmosfir. Kita pasti mengenali bau senyawa ini:
segar, mirip ikan segar yang baru diangkat dari laut. Setiap saat, sejumlah besar
senyawa ini dilepas ke atmosfir, dan syukurnya, senyawa ini mampu menjadi inti
kondensasi uap air. Pada gilirannya, terbentuk awan, yang menjadi hujan. Saat hujan
jatuh di darat, senyawa belerang ini dikembalikan ke daratan untuk dimanfaatkan
makhluk daratan. Lalu ampasnya, dalam dibuang lagi (duh) ke laut, untuk diolah oleh
alga-alga baik hati itu lagi (Kuncoro. 2007).

Gambar Siklus Belerang

9
10
Yang merupakan bagian dari siklus belerang yang sangat penting adalah adanya
gas SO2 sebagai bahan pencemar dan H2SO4 dalam atmosfer. Gas SO2 dikeluarkan
dari pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung belerang. Efek utama dari
belerang dioksida dalam atmosfer adalah kecenderungan untuk teroksidasi
menghasilkan asam sulfat. Asam ini dapat menyebabkan terjadinya hujan asam
(Achmad, Rukaesih; 2004).

E. Siklus Oksigen
Senyawaan oksigen dengan semua unsure kecuali He, Ne, dan mungkin Ar
dikenal. Molekul oksigen (dioksigen, O2 ) bereaksi dengan semua unsur lain kecuali
halogen, beberapa logam mulia, dan gas-gas mulia baik dalam suhu ruangan atau pada
pemanasan (Cotton dan Wilkinson).
Oksigen merupakan unsur yang vital bagi kehidupan di bumi ini. Siklus oksigen
ditampilkan pada gambar di bawah ini:

Gambar Siklus Oksigen

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Siklus biogeokimia adalah perjalanan atau aliran bahan-bahan kimia dalam suatu
ekosistem global di bumi ini yang membentuk suatu lingkaran.
2. Siklus biogeokimia meliputi siklus karbon, siklus oksigen, siklus nitrogen, siklus
fosfor, dan siklus belerang.

B. Saran
Sebagai mahasiswa khususnya mahasiswa kimia ditekankan untuk lebih
memahami cara penggunaan berbagai bahan kimia. Bahan kimia yang telah kita
gunakan itu akan mengalami suatu siklus baik itu siklus yang dapat berdampak positif
maupun negatif terhadap lingkungan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Siklus Biogeokimia. Online


http://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_karbon, diakses 18 Februari 2009).

Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-PRESS.

Kuncoro. 2007. Pola dan Tipe Dasar Siklus Biogeokimia. Online


(http://kun.co.ro/2007/01/10/, diakses 18 Februari 2009).

13

Anda mungkin juga menyukai