Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AHLI TASAWUF
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Akidah Akhlak

Oleh :
M. RIZKI DARMAWAN

KELAS XI MIA 2

MA AL-MUTHOHHAR
PLERED – PURWAKARTA
2016/2017
KATA PENGANTAR
           
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas membuat makalah. Pada
kesempatan kali ini kami menulis makalah dengan judul “Ahli Tasawuf”.
 Secara garis besar karya tulis ilmiah ini disusun secara ringkas dan sistematis
agar para pembaca lebih mudah memahami isi makalah ini. Isi makalah ini tersusun atas
pendahuluan, kajian pustaka, pembahasan, dan penutup serta lampiran yang sudah
ditulis secara singkat dan jelas.
Pengetahuan ini masih jauh dari lengkap dan sempurna untuk menjangkau
pengetahuan-pengetahuan yang semakin hari semakin banyak berkembang.
Menyadari kekurangan yang ada pada makalah yang kami tulis ini, dengan
kerendahan hati penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar
makalah yang kami tulis akan datang lebih baik dan sempurna. Kami sebagai penyusun
berharap semoga makalah yang telah ditulis ini bermanfaat bagi pembaca. Amiin.

Purwakarta, Juni 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 2
A. Pengertian Tasawuf............................................................................................... 2
B. Sejarah Perkembangan Tasawuf............................................................................ 2
C. Dalil-Dalil Al-Qur’an dan Hadits yang Berkenaan tentang Perlunya
Tasawuf Al-Qur’an.................................................................................................... 3
D. Manfaat Tasawuf................................................................................................... 4
E. Istilah-Istilah dalam Tasawuf................................................................................ 5
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 7
A. Kesimpulan............................................................................................................ 7
B. Saran ..................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Al-Qur`an dan hadis bukanlah sebuah aturan-aturan kaku yang membatasi ruang
gerak manusia. Al-Qur`an dan hadis adalah panduan hidup yang menggiring manusia
menuju ketentraman, kedamaian dan kebahagiaan. Kebahagiaan yang sempurna adalah
kebahagiaan yang meliputi dua dimensi, yaitu dimensi dunia dan dimensi akhirat.
Kebahagiaan di dunia dapat dirasakan dengan jiwa yang tentram. Kebahagiaan akhirat
adalah kebahagiaan bertemu dan berkomunikasi dengan Allah.
Tasawuf dalam dunia Islam baru akhir-akhir ini dipelajari sebagai ilmu,
sebelumnya dipelajari sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.  Manusia
pada dasarnya adalah suci, maka kegiatan yang dilakukan oleh sebagian manusia untuk
mensucikan diri merupakan naluri manusia. Usaha yang mengarah kepada pensucian
jiwa terdapat di dalam kehidupan tasawuf. Tasawuf merupakan suatu ajaran untuk
mendekatkan diri sedekat mungkin dengan Allah bahkan kalau bisa menyatu dengan
Allah melalui jalan dan cara, yaitu maqâmât dan ahwâl. Untuk lebih jelasnya, dalam
makalah ini saya akan mencoba memaparkan beberapa persoalan yang berhubungan
dengan tasawuf, yaitu pengertian tasawuf, sejarah perkembangan tasawuf, dalil Al-
Quran dan Hadits tentang perlunya tasawuf, manfaat tasawuf, serta istilah-istilah dalam
tasawuf.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian tasawuf?
2. Bagaimana sejarah perkembangan tasawuf itu?
3. Apa saja dalil Al-Quran dan hadits yang berkenaan tentang perlunya tasawuf?
4. Apa manfaat dari tasawuf itu?
5. Jelaskan istilah-istilah dalam tasawuf: fana, baqa, ittihad dan hulul!

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tasawuf
Terdapat beragam pendapat mengenai akar kata tasawuf  . Ada yang mengatakan
bahwa kata tasawuf berasal dari kata shufah (kain dari bulu), karena kepasrahan seorang
sufi kepada Allah ibarat kain wol yang dibentangkan. Ada yang berpendapat shifah
(sifat) sebab, seorang sufi adalah orang yang menghiasi diri dengan segala sifat terpuji
dan meninggalkan setiap sifat tercela.
Pendapat lain mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata shuffah (sufah)
sebab, seorang sufi mengikuti ahli sufah dalam sifat yang telah ditetapkan Allah bagi
mereka. Al-Qusyari berpendapat bahwa tasawuf berasal dari shafwah (orang pilihan
atau suci). shaf (saf), seolah para sufi berada di saf pertama dalam menghadapkan diri
kepada Allah dan berlomba-lomba untuk melakukan ketaatan.
Sebagian kalangan mengatakan, kata tasawuf dinisbatkan pada kain wol yang
kasar (shuf khasyin). Sebab, para sufi gemar memakainya sebagai simbol zuhud dan
kehidupan yang keras.
Jadi Tasawuf adalah usaha untuk membersihkan jiwa, memperbaiki akhlak dan
mencapai maqam ihsan. Dengan kata lain yaitu usaha menaklukan dimensi jasmani
manusia agar tunduk dimensi rohani. 
Tasawuf oleh kaum orientalis disebut dengan sufisme. Sufisme dipakai untuk
mistisisme Islam dan tidak dipakai untuk mistisisme agama-agama lain. Orang yang
pertama kali memakai kata sufi adalah Abu Hasyim al-kufi di Irak (150 H).

B. Sejarah Perkembangan Tasawuf


Fase-fase dalam perkembangan tasawuf: 
1. Pada masa awal era Islam dakwah kepada tasawuf itu belum diperlukan, karena
pada era itu, semua orang adalah ahli takwa, waraa dan ahli ibadah. Mereka
semua berlomba mengikuti dan meneladani Rasulullah dalam setiap aspek. Oleh
karena itu, mereka belum membutuhkan tasawuf karena segala sesuatunya
didasarkan pada perkataan, perbuatan dan ketetapan Rasulullah.

2
2. Pada masa sahabat dan tabi’in sudah menggunakan tasawuf, tetapi belum
mengggunakan istilah tasawuf, karena para sahabat dan tabiin merupakan sufi
yang sesungguhnya. Tasawuf merupakan sifat-sifat umum yang terdapat pada
hampir seluruh sahabat Nabi tanpa terkecuali dan adanya perasaan takut dan
cintanya mereka kepada Allah dan Rasulullah melebihi dirinya sendiri.
3. Setelah masa Sahabat dan Tabiin beragam bangsa mulai memeluk Islam. Bidang
ilmu pengetahuan semakin meluas dan terspesialisasi, muncullah ilmu fiqih,
ilmu tauhid, ilmu hadits, ilmu ushul fiqih, ilmu faraid dan ilmu-ilmu lainnya.
4. Setelah fase tersebut pengaruh spiritual Islam sedikit demi sedikit melemah.
Manusia mulai lupa akan kewajibannya kepada Allah, sehingga ahli uhud
terdorong untuk mengkodifikasikan ilmu tasawuf serta menerangkan kemuliaan
dan keutamaannya diantara ilmu-ilmu lainnya. Mulai dari fase inilah ilmu
tasawuf berkembang.

C. Dalil-Dalil Al-Quran dan Hadits yang Berkenaan tentang Perlunya Tasawuf


Al-Quran
Ayat-ayat Al-Quran yang menjadi sumber ajaran tasawuf dan sebagai pendorong
untuk mengikatkan dan mendekatkan diri kepada Allah, di antaranya adalah sebagai
berikut:
َ َ‫اع إِ َذا َدعَا ِن َوإِ َذا َسأَل‬
ٌ‫ك ِعبَا ِدي َعنِّي فَإِنِّي قَ ِريب‬ ُ
ِ ‫أ ِجيبُ َد ْع َوةَ ال َّد‬

Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka


(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. (Al-Baqarah: 186).
‫ق َو ْال َم ْغ ِربُ فَأ َ ْينَ َما تُ َولُّوْ ا فَثَ َّم َوجْ هُ هللاِ ِإ َّن هللاَ َوا ِس ٌع َعلِ ْي ٌم‬
ُ ‫َو ِهللِ ْال َم ْش ِر‬

Artinya: Dan kepunyaan Allah lah Timur dan Barat; maka ke mana pun kamu
menghadap, di-sanapun ada wajah Allah; sesungguhnya Allah adalah Maha Luas lagi
Maha Mengetahui. (Al-Baqarah: 115).
َ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا َم ْن يَرْ تَ َّد ِم ْن ُك ْم ع َْن ِدينِ ِ…ه فَ َسوْ فَ يَأْتِي هَّللا ُ بِقَوْ ٍم يُ ِحبُّهُ ْم َويُ ِحبُّون‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang
murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah

3
mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya. (QS: Al-Maidah Ayat: 54)

Hadits
1. “Jika seorang hamba mendekat kepada-Ku sejengkal maka Aku mendekatinya
sehasta, jika dia mendekat sehasta, maka Aku mendekat sedepa, jika dia datang
kepada-Ku dengan berjalan maka Aku datang kepadanya berlari (H.R.Bukhari)”.
2. “Senantiasa hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan amal nawafil sehingga Aku
mencintainya, apabila Aku mencintainya jadilah Aku pendengarannya yang ia
gunakan untuk mendengar, matanya yang dipergunakan untuk melihat, lidahnya
yang digunakan untuk berbicara, tangannya yang digunakan untuk
menggenggam, kakinya yang digunakan untuk berjalan, dengan Aku dia
mendengar, berpikir, menggengam, dan berjalan (H.R. Bukhari)”. 
Hadits juga menggambarkan Tuhan itu dekat. Nabi itu sudah dekat dengan
Tuhan, dan praktek Sufi juga tergambar dalam sunah nabi.     
Jadi terlepas dari kemungkinan adanya atau tidak adanya pengaruh dari luar,
ayat-ayat serta hadits-hadits di atas dapat membawa kepada timbulnya aliran
sufisme atau tasawuf  dalam Islam, yaitu ajaran-ajaran tentang berada sedekat
mungkin pada Tuhan. 

D. Manfaat Tasawuf
Tasawuf memiliki banyak manfaat dalam kehidupan, di bawah ini adalah
beberapa manfaat tasawuf yaitu: 
1. Dalam bidang kecerdasan emosional
Apabila dapat mengamalkan tasawuf dengan baik maka dapat
mengendalikan emosionalnya dengan baik pula
2. Dalam bidang kecerdasan spiritual
Tasawuf mengingatkan manusia tentang kemaitian, agar umat manusia selalu
beribadah, beramal shaleh, serta menjauhi perbuatan maksiat dan kejahatan.
3. Dalam bidang Agama
Tasawuf diperlukan untuk mengamalkan Islam secara kaffah serta untuk
mengembangkan kerukunan hidup beragama dan integrasi sosial

4
4. Dalam bidang etos kerja
Tasawuf dapat memperkuat etos kerja karena dalam ajaran Islam bekerja itu
wajib untuk memenuhi keperluan diri sendiri, keluarga dan umat.
5. Dalam bidang Pendidikan
Tasawuf merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu diajarkan di
Madrasah dan mata kuliah di Perguruan Islam untuk mengembangkan
kehidupan agama yang komprehensif dan utuh serta untuk mengembangkan
masyarakat dan bangsa yang bersih, sehat dan maju.
6. Dalam bidang Ilmu Pengetahuan
Tasawuf mendidik anggota masyarakat untuk mengambil keputusan yang
bijaksana dan rasional serta mendidik untuk memiliki tanggung jawab sosial.

E. Istilah-Istilah dalam Tasawuf


1. Fana: hilangnya sifat-sifat buruk (maksiat lahir dan maksiat batin). Bahwa fana
itu ialah lenyapnya segala-galanya. 
2. Itihad: satu tingkatan dalam tasawuf dimana seorang sufi telah merasa dirinya
bersatu dengan Tuhan. Yaitu pertukaran peranan antara yang mencintai dan
yang dicintai telah menjadi satu atau tegasnya antara sufi dengan Tuhan. 
3. Baqa: kekal, tetap, terus hidup. 
4. Hulul: Tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu untuk mengambil tempat di
dalamnya, setelah sifat-sifat kemanusiaan yang ada di dalam tubuh itu
dilenyapkan.
5. Maqamat: Pada Istilah Maqam atau arti jamak adalah maqamat , sebagaimana
juga ahwal, yang dipahami berbeda menurut para sufi. Namun semuanya sepakat
dalam memahami maqamat yang berarti kedudukan seorang pejalan spiritual
atau sufi di hadapan Allah yang diperoleh melalui kerja keras dalam beribadah
kepadaNya, bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu (mujahadah), serta
latihan-latihan keruhanian budi-pekerti (adab) yang dapat membuatnya memiliki
syarat - syarat dalam melakukan usaha - usaha untuk menjalankan berbagai
kewajiban dengan baik dan mendekati sempurna.

5
6. Ahwal: hal atau arti jamak adalah ahwal adalah suasana atau keadaan yang
menyelimuti kalbu, yang diciptakan sebagai hak prerogatif pada Allah dalam
hati setiap hambanNya, tidak ada sufi yang mampu merubah keadaan tersebut
apabila datang saatnya, atau memperhatikannya apabila pergi.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tasawuf bukanlah sesuatu yang baru dalam Islam. Prinsip-prinsip ajaran
Tasawuf telah ada dalam Islam semenjak Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul,
bahkan kehidupan rohani Rasul dan para sahabat menjadi salah satu panutan di dalam
melakukan amalan-malannya. Ini merupakan sangkalan terhadap pendapat yang
mengatakan bahwa Tasawuf merupakan produk asing yang dianut oleh umat Islam. Inti
dari ajaran tasawuf ialah mendekatkan diri kepada Allah dengan melalui tahapan-
tahapan (ajaran)Nya yaitu maqamat dan ahwal. Ajaran-ajaran tasawuf ini bersumber
dari al-Qur’an, Hadits dan perbuatan-perbuatan sahabat. Banyak kita temui ayat-ayat al-
Qur’an yang berhubungan dengan ajaran-ajaran tasawuf. Mulai dari ajaran dasar
tasawuf, maupun tingkatan tingkatan yang harus ditempuh oleh seorang sufi yang kita
kenal dengan nama maqamat dan ahwal. Tujuan tertinggi dari seorang sufi adalah untuk
mendekatkan diri kepada Allah atau kalau bisa menunggal dengan Allah.
 
B. Saran
Agar kita dapat mengetahui dan mengenal Allah lebih dekat lagi, maka sangat
diperlukan ilmu yang mempelajari hal tersebut yang dikenal dengan Tasawuf.
Dosen: semoga makalah ini dapat memenuhi tugas yang telah diberikan kepada saya.
Mahasiswa: Semoga makalah ini dapat membantu dalam memahami permasalah
tentang Tasawuf
Masyarakat: semoga dapat menambah dan mempertajam pengertian dan
pembahasan Tasawuf di kehidupan sehari-hari.

7
DAFTAR PUSTAKA

Isa, Syaikh ‘Abdul Qadir. (2011). Hakekat Tasawuf. Jakarta: Qisthi Press, cetakan ke-
13.
Nasution, Harun. (1973). Falsafat dan Mistisisme dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Rahiem, Husni. (1986). Orientasi Pengembangan Ilmu Agama Islam. Proyek
Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama / IAIN. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI.
Tebba, Sudirman . (2008). Tasawuf Positif: Manfaat Tasawuf dalam Kehidupan Sehari-
hari. Tangerang: Pustaka irVan.
Zahri, Mustafa. (1976). Kunci Memahami Ilmu Tasawuf. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai