Disusun oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul “Perencaan Manajemen Pendidikan”.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridloi segala urusan kita. Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL
MAKALAH.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................1
1.2. Rumusan masalah..................................................................................2
1.3. Tujuan....................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1. Pengertian Fungsi Perencanaan.............................................................3
2.1.1. Teori Perencanaan..............................................................................3
2.1.2. Definisi Perencanaan Pendidikan.......................................................5
2.1.2 Tujuan Perencanaan Pendidikan............................................................7
2.1.3 Fungsi dan Peranan Perencanaan Pendidikan........................................7
2.1.4 Prinsip-prinsip Perencanaan Pendidikan...............................................9
2.1.5 Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan............................................12
2.2. Model Perencanaan dalam Manajemen Pendidikan............................14
2.2.1 Model Perencanaan Komperehensif................................................14
2.2.3 Model costing dan keefektifan biaya...................................................14
2.3. Jenis Perencanaan................................................................................15
2.4. Teknik Perencanaan dan Penganggaran..............................................17
2.5. Contoh Aplikasi Perencaan..................................................................18
BAB III..............................................................................................................21
PENUTUP..........................................................................................................21
3.1. Simpulan..............................................................................................21
3.2. Saran....................................................................................................21
iii
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................22
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu alternatif yang dapat manfaat oleh sistem pendidikan adalah
alternatif yang keempat, yaitu memanfaatkan ketaguhan manajemen. Melalui
salah satu fungsi organik manajemen yaitu fungsi perencanaan, dapat
dilakukan berbagai strategi untuk mengantasipasi kecenderungan-
kecenderungan yang mungkin akan berdampak terhadap sistem pendidikan.
Dalam katan ini cunningham (1982) mengemukakan bahwa melalui
perencanaan, para pengambilan keputusan dapat melihat jauh kedepan,
menganantisipasi berbagai kejadian, mempersiapkan berbagai peluang,
1
merumuskan pengarahan, menyusun peta kegiatan, dan menyiapkan bebagai
urutan pengarahan untuk mencapai tujuan. Apa yang dikemukakan
cunningham sangat tepat, karena salah satu kunci utama dalam kegiatan
perencanaan teretak pada cara berpikir rasional, yang di padukan dengan
kecermatan analitik, dan berpikir dengan wawasan futuristik.
1.3. Tujuan
1. mengetahui pengertian fngsi perencanaan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
keseluruhan. Ini berartipenganutnya juga menekankan pengembangan
individu dalamkemampuan mengadakan perencanaan.
4. Teori advocacy
Menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan
daerah diabaikan. Dasar perencanaan tidak bertitik tolak dari
pengamatan secara empiris, tetapi atas dasar argumentasi yang
rasional,logis dan bernilai (advocacy= mempertahankan dengan
argumentasi). Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan umum
secara nasional. Karena ia meningkatkan kerja sama secara nasional,
toleransi,kemanusiaan, perlindungan terhadap minoritas, menekankan
hak sama,dan meningkatkan kesejahteraan umum. Perencanaan yang
memakai teori ini tepat dilaksanakan oleh pemerintat atau badan pusat.
5. Teori Radikal
Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau
organisasilokal untuk melakukan perencanaan sendiri, dengan maksud
agar dapat dengan cepat mengubah keadaan lembaga supaya tepat
dengan kebutuhan. Perencanaan ini bersifat desentralisasi dengan
partisipasi maksimum dari individu dan minimum dari pemerintah
pusat atau manajer tertinggilah yang dapat dipandang perencanaan
yang benar. Partisipasi disini juga mengacu kepada pentingnya kerja
sama antar personalia. Dengan kata lain teori radikal menginginkan
agar lembaga pendidikan dapat mandiri menangani lembaganya.
Begitu pula pendidikan daerah dapat mandiri menangani
pendidikannya.
6. Teori SITAR
Merupakan gabungan kelima teori diatas sehingga disebut juga
complementary planning process. Teori ini menggabungkan kelebihan
dari teori diatas sehingga lebih lengkap. Karena teori ini
memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat atau lembaga tempat
perencanaan ituakan diaplikasikan, maka teori ini menjadi SITARS
yaitu S terakhir adalah menunjuk huruf awal dari teori situational.
Berarti teori baru ini di samping mengombinasikan teori-teori yang
4
sudah ada penggabungan itu sendiri ada dasarnya ialah menyesuaikan
dengan situasi dan kondisi lembaga pendidikan dan masyarakat.
5
kemajuan suatu negara, apakah negara berkembang, negara maju atau
negara terbelakang, karena dari beberapa karakteristik negara tersebut
terdapat banyak faktor yang harus diperhatikan.
6
2.1.2 Tujuan Perencanaan Pendidikan
Menurut Djumberansyah (1990) menjelaskan bahwa tujuan
perencanaan pendidikan adalah untuk:
7
1. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan dan
pengendalian suatu kegiatan.
2. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai menghindari terjadinya
pemborosan dalam penggunaan sumber daya pendidikan.
3. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai alat bagi pengembangan
quailty assurance bagi organisasi
4. Perencanaan pendidikan berfungsi untuk memenuhi accountability
kelembagaan.
5. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai perintis atau pelopor
kegiatan pembangunan pendidikan
6. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai alat pengubah (moderator)
dan alat pengendali (control) perubahan sistem pendidikan.
7. Perencanaan pendidikan mempunyai peran untuk memecahkan
berbagai permasalahan yang berkaitan dengan sistem pendidikan.
8. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai pengikat antara aktivitas
pendidikan dengan aktivitas masyarakat yang lebih luas.
9. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai alat untuk memusatkan
perhatian pada kehidupan masyarakat yang lebih luas.
10. Perencanaan pendidikan berperan untuk menjadi koordinat perencana
dalam pencapaian keadaan yang diinginkan baik dari sisi sosial,
budaya, maupun aktivitas lainnya bagi keseluruhan masyarakat.
11. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai alat untuk bekerja lebih
dekat dengan program-program pelayanan manusia lainnya seperti
perpustakaan, sarana rekreasi, museum, media masa, dan yang lainnya.
12. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai alat yang berorientasi
terhadap program siswa yang terstruktur dengan kondisi yang relevan
dengan lingkungan sekitarnya.
8
2. Sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan
kepada pencapaian tujuan pembangunan pendidikan.
3. Sebagai alat untuk memperkirakan atau forecasting hal-hal dalam
masa pelaksanaan yang akan dilalui.
4. Memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif cara
terbaik.
5. Sebagai alat untuk menyusun skala prioritas (memilih urutan-urutan
dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya.
9
forma, pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi dalam arti yang
seluas-luasnya.
2. Perencanaan pendidikaan harus bersifat integral, yaitu perencanaan
pendidikan harus diintegrasikan ke dalam perencanaan yang
menyeluruh. Sifat integral ini harus sudah tampak di dalam sistem dan
prosedur pengelolaan pendidikan.
3. Perencanaan pendidikan harus memerhatikan aspek-aspek kualitatif
dan kuantitatif, yaitu kemajuan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh
jumlah anak yang dapat ditampung di sekolah, tetapi juga apakah
output pendidikan itu dapat memenuhi kebutuhan pasaran kerja, atau
apakah dapat membuat individu menjadi sejahtera.
4. Perencanaan pendidikan harus merupakan rencana jangka panjang dan
kontinu, yaitu karena siklus pendidikan berlangsung antara 10 sampai
20 tahun dan sulit dengan segera diketahui hasilnya dalam jangka
waktu 1-2 tahun. Banyak pelaksanaan kebijakan tidak berhasil karena
rencana hanya berlangsung sepintas saja, maka perencenaan
pendidikan harus kontinu dan dirancang dalam jangka waktu yang
relatif lama.
5. Perencanaan pendidikan harus didasarkan efisiensi, yaitu biaya
terbatas harus diusahakan seefisien mungkin dalam penggunaanya dan
fokus dalam pengelolaanya.
6. Perencanaan pendidikan harus dibantu oleh organisasi administrasi
yang efisien dan data yang dapat diandalkan, yaitu banyak bukti betapa
terhambatnya saluran-saluran informasi dari daerah ke pusat, dan
sebaliknya, bahkan antar unit-unit kerja dalam suatu kantor sekalipun
yang akibatnya perencanaan selanjutnya.
7. Perencanaan pendidikan harus memperhitungkan semua sumber yang
ada atau yang dapat diandalkan, maksudnya: pelaksanaan pendidikan
tidak semata-mata tanggung jawab pemerintah, tetapi merupakan
tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah,
oleh sebab itu asas integrasi mencakup juga integrasi pendayagunaan
semua sumber yang tersedia.
10
Sementara itu, Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsudin
Makmun (2005) dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pendidikan
Suatu Pendekatan Komprehensif menjelaskan prinsip-prinsip perencanaan
pendidikan seperti berikut ini:
11
pendidikan itu harus memperhitungkan prinsip-prinsip: komprehensif,
integral, efisien, interdispliner, fleksibel, objektif rasional,
kelengkapan dan keakuratan data, dan kontinu.
12
proses pembelajaran sebagai throughout input; dan lulusan sebagai
output. Semua komponen ini merupakan lingkup kegiatan perencanaan
pendidikan.
13
2.2. Model Perencanaan dalam Manajemen Pendidikan
14
Bermakna bahwa perencanaan, penyusunan program dan
penganggaran di pandang sebagai suatu system yang tak terpisahkan satu
sama lainnya. PPBS merupakan suatu proses yang komprehensif untuk
pengambilan keputusan yang lebih efektif.
15
1. Perencanaan Makro yaitu, perencanaa pendidikan yang
bersifat umum dan menyeluruh dalam lingkup nasional.
Kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang akan dicapai,
dan cara mencapai tujuan ada pada tingkat nasional.
2. Perencanaan Meso yaitu, perencanaan pendidikan yang
melingkupi tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan
kecamatan
3. Peencanaan Mikro yaitu, perencanaan pada tingkat
instirusional yang merupakan penjabaran dari perencanaan
MESO
B. Perencanaan jangka panjang, jangka mengengah, jangka
pendek
1. Jangka Panjang yaitu, perencaan yang mempunyai
jangka waktu 10—25 tahun. Rencana yang disusun
bersifat global, perspektif, umum, dan belum terperinci.
2. Jangka Menengah yaitu, perencanaan yang mempunyai
jangka waktu 5—10 tahun. Rencana yang disusun
merupakan penjabaran dari rencana jangka panjang.
3. Jangka Pendek yaitu, perencanaan tahunan atau
perencanaan dalam kurun waktu krang dari 5 tahun.
Perencanaan yang biasa disebut perencanaa
opperasional
C. Perencanaan Kuantitatif dan Kualitatif
1. Kuantitatif yaitu, jika dalam perencanaan itu target-target
yang dicapai ditetapkan secara tega jumlahnya. Misalnya:
meningkatkan jumlah siswa baru di Sekolah Dasar di masa
depan.
2. Kualitatif yaitu, perencanaan yang berkaitan dengan
pencapaian mutu dimana targetnya bukan berupa jumlah,
melainkan berupa mutu. Misalnya: tahun depan akan
menngkatkan prestasi belajar siswa.
D. Perencanaan Sektoral dan Regional
1. Sektoral dapat dikategorikan berdasarkan komponen sistem
pendidikan. Jadi,perencanaan pendidikan dapat
dikategorikan menjadi perencanaan kurikulum, kesiswaan,
keteagaan pendidikan.
2. Regional (kewilayahan) yaitu, perencanaan pendidikan
berorientasi kepada kepentingan wilayah. Perencanaan ini
bersifat lintas sektor yaitu, mempertimbangkan adanya
keterpaduan antara berbagai sektor pembanguan dalam
bentuk wilayah.
E. Perencanaan Sentralisasi dan Desenralisasi
16
1. Sentralisasi yaitu, sutau perencanaan pendidikan dimana itu
seluruh rencana untuk pusat ataupun untuk daerah akan
disusun oleh unit organisasi ditingkat pusat.
2. Destralisasi yaitu, perencanaan untuk suatu daerah dan
disusun oleh daerah itu sendiri.
F. Perencanaan Rutin dan Pembangunan
1. Rutin yaitu, perencanaan yg bersifat terus-menerus
berulang dalam kurun waktu paling lama satu tahun.
Misalnya: gaji pegawai, perencanaan pembelajaran.
2. Pembangunan yaitu, perencanaan yang tidak berulang,
terkait dengan investasi dan dapat menjakau waktu lama,
sedang atau pendek. Misalnya: gedung sekolah, proyek
pengadaan sarana pendidikan.
Jadi, dapat disimpulkan jenis perencanaan merupakan suatu upaya untuk membuat
batasan tentang wujud perencanaan ditinjau dari sudut pandang yang berbeda-
beda.
17
Analisis SWOT / KKPA
18
2. Sentra
19
20
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Perencanaan pendidikan itu adalah proses mempersiapkan kegiatan masa
depan dalam rangka peningkatan mutu sistem pendidikan. Perencanaan
pendidikan ditentukan oleh cara, sifat, dan proses pengambilan keputusan.
prinsip-prinsip perencaan pendidikan adalah sejumlah aktivitas yang harus
dilakukan atau dipertimbangkan oleh para perencana ketika akan menyusun
rencana pendidikan, yang apabila diabaikan maka perencanaan pendidikan yang
dilakukan tidak akan mencapai tujuannya secara efektif dan esisien. Dan harus
memperhitungkan prinsip-prinsip : komprehensif, integral, efisien, interdispliner,
fleksibel, objektif rasional, kelengkapan dan keakuratan data, dan kontinu. Ruang
lingkup perencanaan pendidikan dalam hal ini meliputi perencanaan seluruh
komponen sistem pendidikan baik dilihat dari segi jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan. Komponen sistem pendidikan yang utama adalah adalah peserta didik
sebagai raw input; tenaga (guru dan non guru), prasarana dan sarana, serta biaya
sebagai sebagai instrumental input; dukungan masyarakat sebagai evironmental
input; proses pembelajaran sebagai throughout input; dan lulusan sebagai output.
Semua komponen ini merupakan lingkup kegiatan perencanaan pendidikan.
3.2. Saran
Sebagai seorang mahasiswa, kami sadar bahwa karya ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu, kami sebagai penulis mengaharapkan adanya kritik yang
membangun dari seluruh pihak yang terkait demi kesempurnaan tulisan kami.
21
DAFTAR PUSTAKA
Martin. (2013). Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Penyusunan%20Rencana
%20Pengembangan%20Sekolah%20(RPS).pdf
http://www.sentanitimur.web.id/admin/files/RKS_SDN_INPRES_KLEBLOUW.p
df
https://diknas.malangkota.go.id/wp-content/uploads/2015/02/Renstra-Dinas-
Pendidikan.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/1971060
92005011-
DEDY_ACHMAD_KURNIADY/Pembiayaan_pend/MERAMALKAN_SUMBE
R.pdf
22