Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

“PERENCANAAN MENEJEMEN PENDIDIKAN”

Dosen Pengampu Matakuliah: Dr. Soedjarwo M.S

Disusun oleh:

1. Erwina Image R.P. 17010034046


2. Lita Kristiana 17010034062
3. Aisyatul Afiyah 17010034078

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul “Perencaan Manajemen Pendidikan”.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridloi segala urusan kita. Amin.

Surabaya, 6 Maret 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL

MAKALAH.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................1
1.2. Rumusan masalah..................................................................................2
1.3. Tujuan....................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1. Pengertian Fungsi Perencanaan.............................................................3
2.1.1. Teori Perencanaan..............................................................................3
2.1.2. Definisi Perencanaan Pendidikan.......................................................5
2.1.2 Tujuan Perencanaan Pendidikan............................................................7
2.1.3 Fungsi dan Peranan Perencanaan Pendidikan........................................7
2.1.4 Prinsip-prinsip Perencanaan Pendidikan...............................................9
2.1.5 Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan............................................12
2.2. Model Perencanaan dalam Manajemen Pendidikan............................14
2.2.1 Model Perencanaan Komperehensif................................................14
2.2.3 Model costing dan keefektifan biaya...................................................14
2.3. Jenis Perencanaan................................................................................15
2.4. Teknik Perencanaan dan Penganggaran..............................................17
2.5. Contoh Aplikasi Perencaan..................................................................18
BAB III..............................................................................................................21
PENUTUP..........................................................................................................21
3.1. Simpulan..............................................................................................21
3.2. Saran....................................................................................................21

iii
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................22

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Disadari bahwa pendidikan merupakan suatu investasi pembangunan


sumber daya manusia yang sangat diperlukan dalam pembangunan sosial dan
ekonomi suatu masyarakat dan suatu banga. Pendidikan dewasa ini
diselenggarakan semakin demkratis, semakin merata dan terbuka bagi setiap
orang. Selain itu, pendidikan juga semakin bervariasi dalam tujuan, fungsi, isi
dan metodenya; semakin spesifik dala komponen pendidikan yang bersifat
umum dan semakin kaya dalam komponen vokasionalnya, serta semakin
bervariasai dalam aspek profesional dan spesialisnya. Oeh sebab itu,
pendidikan semakin banyak memerlukan berbagai keahlian profesional dalam
sistem manajemennya serta memerlukan berbaga keahlian yang bersifat
interdisipliner dalam memecahkan masalah.

Dalam mengahdapi kecenderungan-kecenderungan yang mungkin terjadi


di masa depan, dan mungkin akan mempengaruhi berbagai sendi kehidupan
manusia seperti terhadap dunia pendidikan, theobald sebagaimana diikuti oleh
endang sunarya (2000) memberikan empat alternatif jalan keluarnya, yaitu
melalui status quo, menggunakan teknologi tinggi dan memacu pertumbuhan
dengan pertumbahan ekonomi yang rendah, dan memanfaatkan ketangguhan
manajemen dalam mengantisispasi masa depan. Ketiga alternatif yang
disebutkan pertama sampai ketiga tampaknya sulit dijadikan salah satu
strategi dalam sistem pendidikan untuk dapat menanggulangi dampak dari
berbagai kecenderungan tersebut, mengingat sistem pendidikan bukanlah
merupakan faktor penentu kebijaksanaan politis, ekonomi, dan penerapan
teknologi. Sistem pendidikan hanyalah merupakan faktor pendukung
keberhasilan dari ketiga alternatif tersebut.

Salah satu alternatif yang dapat manfaat oleh sistem pendidikan adalah
alternatif yang keempat, yaitu memanfaatkan ketaguhan manajemen. Melalui
salah satu fungsi organik manajemen yaitu fungsi perencanaan, dapat
dilakukan berbagai strategi untuk mengantasipasi kecenderungan-
kecenderungan yang mungkin akan berdampak terhadap sistem pendidikan.
Dalam katan ini cunningham (1982) mengemukakan bahwa melalui
perencanaan, para pengambilan keputusan dapat melihat jauh kedepan,
menganantisipasi berbagai kejadian, mempersiapkan berbagai peluang,

1
merumuskan pengarahan, menyusun peta kegiatan, dan menyiapkan bebagai
urutan pengarahan untuk mencapai tujuan. Apa yang dikemukakan
cunningham sangat tepat, karena salah satu kunci utama dalam kegiatan
perencanaan teretak pada cara berpikir rasional, yang di padukan dengan
kecermatan analitik, dan berpikir dengan wawasan futuristik.

Wawasan futuristik dari setiap proses perecanaan sangat cocok dengan


hakikat proses pendidikan yang memerlukan waktu cukup panjang dalam
rangka mencapai tujuannya, baik untuk mencapai tujuan yang bersifa
terminal maupun yang bersifat ideal. Tujuan ideal adalah tujuan yang
mungkin tidak akan pernah dapat tercapai oleh karena bersifat ideologis,
seperti rumusan tujuan pendidikan di negara kita yaitu untuk “membentuk
manusia indonesia seutuhnya”. Yang bagaimanakah yang disebut manusia
indonesia seutuhnya itu, sulit untukdioperasionalkan. Sementara itu, tujuan
terminar adalah dimaksudkan sebagai tujuan pendidika yang diberikan
melalui pendidikan disekolah. Pendapat diatas, sejalan dengan pendapat
Harbison dan Myers (1988) yang menyatakan bahwa untuk menyelesaikan
suatu proyek fisik yang berskala besar seperti membuat bendungan, proyek
pembagkitan tenaga listrik, jalan bebas hambatan, dan lain-lain dapat
dilaksanakan dalam waktu yang tidak terlalu lama, tetapi untuk mendidik dan
melatih tenaga profesional yang akan membangun dan mengelola proyek-
proyek tersebut di perlukan waktu 10 sampai 15 tahun.

1.2. Rumusan masalah

1. Apa pengertian fngsi perencanaan?

2. Apa saja model perencanaan dalam manajemen pendidikan?

3. Apa saja jenis perencanaan?

4. Apa saja teknik perencanaan dilapangan?

1.3. Tujuan
1. mengetahui pengertian fngsi perencanaan

2. mengetahui apa saja model perencanaan dalam manajemen pendidikan

3. mengetahui apa saja jenis perencanaan

4. Mengetahui apa saja teknik perencanaan dilapangan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Fungsi Perencanaan

2.1.1. Teori Perencanaan


Menurut Hudson dalam Tanner (1981) teori perencanaan meliputi,
antara lain; sinoptik, inkremental, transaktif, advokasi, dan radial.
Selanjutnya di kembangkan olehtanner (1981) dengan nama teori SITAR
sebagai penggabungan dari taksonomi Hudson.
1. Teori Sinoptik
Disebut juga system planning, rational system
approach, rasionalcomprehensive planning. Menggunakan model
berfikir system dalamperencanaan, sehingga objek perencanaan
dipandang sebagai suatukesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang
disbebut visi. Langkah-langkah dalam perencanaan ini meliputi:
pengenalan masalah,mengestimasi ruang lingkup problem,mengklasifi
kasi kemungkinan penyelesaian, menginvestigasi problem,
memprediksi alternative,mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian
spesifik.
2. Teori Incemental
Didasarkan padakemampuan institusi dan kinerja personalnya.
Bersifat desentralisasi dan tidak cocok untuk jangka panjang. Jadi
perencanaan inimenekankan perencanaan dalam jangka pendek saja.
Yang dimaksuddengan desentralisasi pada teori ini adalah si perencana
dalam merencanakan objek tertentu selalu mempertimbangkan faktor-
faktor lingkungan.
3. Teori Transactive
Menekankan pada harkat individu yang menjunjung tinggi
kepentingan pribadi dan bersifat desentralisasi, suatu desentralisasi
yang transactive yaitu berkembang dari individu ke individu secara

3
keseluruhan. Ini berartipenganutnya juga menekankan pengembangan
individu dalamkemampuan mengadakan perencanaan.
4. Teori advocacy
Menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan
daerah diabaikan. Dasar perencanaan tidak bertitik tolak dari
pengamatan secara empiris, tetapi atas dasar argumentasi yang
rasional,logis dan bernilai (advocacy= mempertahankan dengan
argumentasi). Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan umum
secara nasional. Karena ia meningkatkan kerja sama secara nasional,
toleransi,kemanusiaan, perlindungan terhadap minoritas, menekankan
hak sama,dan meningkatkan kesejahteraan umum. Perencanaan yang
memakai teori ini tepat dilaksanakan oleh pemerintat atau badan pusat.
5. Teori Radikal
Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau
organisasilokal untuk melakukan perencanaan sendiri, dengan maksud
agar dapat dengan cepat mengubah keadaan lembaga supaya tepat
dengan kebutuhan. Perencanaan ini bersifat desentralisasi dengan
partisipasi maksimum dari individu dan minimum dari pemerintah
pusat atau manajer tertinggilah yang dapat dipandang perencanaan
yang benar. Partisipasi disini juga mengacu kepada pentingnya kerja
sama antar personalia. Dengan kata lain teori radikal menginginkan
agar lembaga pendidikan dapat mandiri menangani lembaganya.
Begitu pula pendidikan daerah dapat mandiri menangani
pendidikannya.
6. Teori SITAR
Merupakan gabungan kelima teori diatas sehingga disebut juga
complementary planning process. Teori ini menggabungkan kelebihan
dari teori diatas sehingga lebih lengkap. Karena teori ini
memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat atau lembaga tempat
perencanaan ituakan diaplikasikan, maka teori ini menjadi SITARS
yaitu S terakhir adalah menunjuk huruf awal dari teori situational.
Berarti teori baru ini di samping mengombinasikan teori-teori yang

4
sudah ada penggabungan itu sendiri ada dasarnya ialah menyesuaikan
dengan situasi dan kondisi lembaga pendidikan dan masyarakat.

2.1.2. Definisi Perencanaan Pendidikan


Di bawah ini sejumlah definisi perencanaan pendidikan yang
dibuat oleh para ahli sesuai dengan kapasitas keilmuan dan pengalaman di
bidangnya masing-masing dengan latar belakang yang berbeda-beda,
sebagai berikut:

Guruge (1972) mendefinisikan perencanaan pendidikan sebagai


“the process of preparing decisions for action in the future in the field of
educational development” (proses mempersiapkan keputusan-keputusan
untuk kegiatan masa depan di bidang pembangunan pendidikan).
Sementara Philip H. Coombs dalam (Djumberansyah, 1990) di lain pihak,
menjelaskan perencanaan pendidikan sebagai: “suatu penerapan yang
rasional dari analisis yang sistematis proses perkembangan pendidikan
dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien sesuai
kebutuhan dan tujuan siswa dan masyarakat.” Sedangkan C.E. Beeby
mendefinisikan perencanaan pendidikan sebagai: “suatu kegiatan
memandang ke depan dalam menentukan kebijaksanaan, prioritas, biaya
dan sistem pendidikan yang diarahkan pada kenyataan ekonomi dan politik
untuk mengembangkan sistem pendidikan itu sendiri dan untuk kebutuhan
negara serta peserta didik.”

Dari beberapa definisi perencanaan pendidikan di atas, secara


konsepsional perencanaan pendidikan ditentukan oleh cara, sifat, dan
proses pengambilan keputusan, sehingga dalam hal ini terdapat banyak
komponen yang ikut di dalamnya. Komponen-komponen yang ikut serta
dalam proses pengambilan keputusan ini antara lain adalah: (1) tujuan
pembangunan nasional suatu bangsa atau suatu negara yang di dalamnya
tercakup kebijaksaan nasional di bidang pendidikan. (2) masalah strategi
untuk mengimplementasikan kebijaksanaan secara operasional yang akan
mewarnai proses perencanaan pendidikan, dan (3) jenis dan tingkat

5
kemajuan suatu negara, apakah negara berkembang, negara maju atau
negara terbelakang, karena dari beberapa karakteristik negara tersebut
terdapat banyak faktor yang harus diperhatikan.

Udin Syaefudin Sa’ud, dan Abin Syamsudin Makmun (2005)


menjelaskan perencanaan pendidikan sebagai:

1. Suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis,


merumuskan dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan
yang diambil harus mempunyai konsistensi (taat asas) internal dan
berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain, baik
dalam bidang-bidang itu sendiri maupun dalam bidang-bidang lain
dalam pembangunan, dan tidak ada batas waktu untuk satu jenis
kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan mendahului dan
didahului oleh kegiatan lain.
2. Dari segi umum, perencanaan pendidikan adalah “suatu penelitian,
pengembangan teori dan teknik, penggambaran rencana tingakat lokal,
regional, nasional dan global.”
3. Dari segi fisik, perencanaan pendidikan adalah “perencanaan jangka
panjang, jangka menengah dan jangka pendek tentang gedung sekolah,
tata ruang gedung sekolah dan peralatannya, kriteria lingkungan
kegiatan pembelajaran, dan lainnya.”
4. Dari segi sosial, perencanaan pendidikan adalah “tinjauan yang
merefleksikan orang, kurikulum, strategi intruksional, tinjauan
kebutuhan tenaga kerja dan sosial, rancangan fisik yang dapat
meningkatkan interaksi individu dan sosial atau masyarakatnya.”
5. Dari segi administrasi, perencanaan pendidikan adalah “kontrol
pengembangan, pembuatan keputusan, manajemen operasi, kontrol
inventaris, dan perencanaan transportasi.”
Dari beberapa definisi perencanaan pendidikan yang disebutkan di

atas, dapat disimpulkan dengan kalimat yang ringkas dan sederhana


sebagai berikut: perencanaan pendidikan itu adalah proses mempersiapkan
kegiatan masa depan dalam rangka peningkatan mutu sistem pendidikan.

6
2.1.2 Tujuan Perencanaan Pendidikan
Menurut Djumberansyah (1990) menjelaskan bahwa tujuan
perencanaan pendidikan adalah untuk:

1. Menyususun kebijaksanaan dan menggariskan strategi pendidikan


yang sesuai dengan kebijakan pemerintah (menyusun alternatif dan
prioritas kegiatan) yang menjadi dasar pelaksanaan pendidikan pada
masa yang akan datang dalam upaya pencapaian sasaran pembangunan
pendidikan.
2. Menginvestasi biaya pendidikan seefisian mungkin.

Selanjutnya Endang Sunarya (2000) merinci tujuan perencanaan


pendidikan seperti berikut ini:

1. Untuk mencari kebenaran atau fakta-fakta yang diperoleh atau


disajikan agar dapat diterima oleh berbagai pihak.
2. Untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan yang berorientasi ke
masa depan.
3. Untuk meyakinkan secara rasional pihak-pihak tertentu yang
berkepentingan terhadap pendidikan.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan


perencanaan pendidikan pada intinya adalah untuk:

1. mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien dengan


pemanfaatan sumber-sumber yang ada seefektif dan seefisien
mungkin;
2. membangun sistem pendidikan yang lebih baik dengan menggunakan
berbagai strategi yang tepat dan pemanfaatan sumber-sumber yang
efisien.

2.1.3 Fungsi dan Peranan Perencanaan Pendidikan


Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsudin Makmun menjelaskan
fungsi dan peranan perencanaan pendidikan seperti berikut ini.

7
1. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan dan
pengendalian suatu kegiatan.
2. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai menghindari terjadinya
pemborosan dalam penggunaan sumber daya pendidikan.
3. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai alat bagi pengembangan
quailty assurance bagi organisasi
4. Perencanaan pendidikan berfungsi untuk memenuhi accountability
kelembagaan.
5. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai perintis atau pelopor
kegiatan pembangunan pendidikan
6. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai alat pengubah (moderator)
dan alat pengendali (control) perubahan sistem pendidikan.
7. Perencanaan pendidikan mempunyai peran untuk memecahkan
berbagai permasalahan yang berkaitan dengan sistem pendidikan.
8. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai pengikat antara aktivitas
pendidikan dengan aktivitas masyarakat yang lebih luas.
9. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai alat untuk memusatkan
perhatian pada kehidupan masyarakat yang lebih luas.
10. Perencanaan pendidikan berperan untuk menjadi koordinat perencana
dalam pencapaian keadaan yang diinginkan baik dari sisi sosial,
budaya, maupun aktivitas lainnya bagi keseluruhan masyarakat.
11. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai alat untuk bekerja lebih
dekat dengan program-program pelayanan manusia lainnya seperti
perpustakaan, sarana rekreasi, museum, media masa, dan yang lainnya.
12. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai alat yang berorientasi
terhadap program siswa yang terstruktur dengan kondisi yang relevan
dengan lingkungan sekitarnya.

Sementara menurut pendapat H.M. Djumberansyah Indar (1990)


dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pendidikan Strategi dan
Implementasinya dikemukakan bahwa fungsi dan peranan perencanaan
pendidikan adalah:

1. Sebagai alat untuk mengarahkan kegiatan pendidikan.

8
2. Sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan
kepada pencapaian tujuan pembangunan pendidikan.
3. Sebagai alat untuk memperkirakan atau forecasting hal-hal dalam
masa pelaksanaan yang akan dilalui.
4. Memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif cara
terbaik.
5. Sebagai alat untuk menyusun skala prioritas (memilih urutan-urutan
dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya.

Dari beberapa pendapat tentang fungsi dan peranan perencanaan


pendidikan di atas, dapat disimpulkan yang merupakan fungsi dan peranan
perencaan pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan pembangunan


pendidikan.
2. Sebagai alat pengendali pelaksanaan pembangunan pendidikan.
3. Sebagai alat untuk menjamin mutu pembangunan pendidikan.
4. Sebagai alat pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
5. Sebagai sacara untuk menjamin kelancaran pencapaian tujuan
pembangunan pendidikan.
6. Sebagai sarana untuk memperjelas visi, misi, dan strategi
pembangunan pendidikan.
7. Sebagai alat yang logis dan sisitematis untuk mengubah sistem
pendidikan ke arah yang lebih baik.

2.1.4 Prinsip-prinsip Perencanaan Pendidikan


Prinsip-prinsip perencanaan pendidikan yang dikemukakan oleh
Djumberansyah Indar dalam bukunya yang berjudul Perencanaan
Pendidikan Strategi dan Implementasinya cetakan tahun 1990 adalah
sebagai berikut:

1. Perencanaan pendidikan harus bersifat komprehensif, yaitu melihat


masalah pendidikan sebagai keseluruhan, setiap aspek pendidikan
harus mendapatkan perhatian sewajarnya baik formal maupun non

9
forma, pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi dalam arti yang
seluas-luasnya.
2. Perencanaan pendidikaan harus bersifat integral, yaitu perencanaan
pendidikan harus diintegrasikan ke dalam perencanaan yang
menyeluruh. Sifat integral ini harus sudah tampak di dalam sistem dan
prosedur pengelolaan pendidikan.
3. Perencanaan pendidikan harus memerhatikan aspek-aspek kualitatif
dan kuantitatif, yaitu kemajuan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh
jumlah anak yang dapat ditampung di sekolah, tetapi juga apakah
output pendidikan itu dapat memenuhi kebutuhan pasaran kerja, atau
apakah dapat membuat individu menjadi sejahtera.
4. Perencanaan pendidikan harus merupakan rencana jangka panjang dan
kontinu, yaitu karena siklus pendidikan berlangsung antara 10 sampai
20 tahun dan sulit dengan segera diketahui hasilnya dalam jangka
waktu 1-2 tahun. Banyak pelaksanaan kebijakan tidak berhasil karena
rencana hanya berlangsung sepintas saja, maka perencenaan
pendidikan harus kontinu dan dirancang dalam jangka waktu yang
relatif lama.
5. Perencanaan pendidikan harus didasarkan efisiensi, yaitu biaya
terbatas harus diusahakan seefisien mungkin dalam penggunaanya dan
fokus dalam pengelolaanya.
6. Perencanaan pendidikan harus dibantu oleh organisasi administrasi
yang efisien dan data yang dapat diandalkan, yaitu banyak bukti betapa
terhambatnya saluran-saluran informasi dari daerah ke pusat, dan
sebaliknya, bahkan antar unit-unit kerja dalam suatu kantor sekalipun
yang akibatnya perencanaan selanjutnya.
7. Perencanaan pendidikan harus memperhitungkan semua sumber yang
ada atau yang dapat diandalkan, maksudnya: pelaksanaan pendidikan
tidak semata-mata tanggung jawab pemerintah, tetapi merupakan
tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah,
oleh sebab itu asas integrasi mencakup juga integrasi pendayagunaan
semua sumber yang tersedia.

10
Sementara itu, Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsudin
Makmun (2005) dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pendidikan
Suatu Pendekatan Komprehensif menjelaskan prinsip-prinsip perencanaan
pendidikan seperti berikut ini:

1. Perencanaan itu interdisipliner, karena pendidikan itu sendiri


sesungguhnya interdisipliner terutama dalam kaitannya dengan
pembangunan manusia.
2. Perencanaan itu fleksibel, yaitu tidak kaku tetapi dinamis dan responsif
terhadap tuntutan masyarakat atas pendidikan.
3. Perencanaan itu objektif rasional, yaitu untuk kepentingan umum
bukan untuk kepentingan subjektif sekelompok masyarakat saja.
4. Perencanaan itu tidak dimulai dar nol tapi dari apa yang dimiliki,
maksudnya segala potensi yang tersedia merupakan aset yang perlu
digunakan secara efisien dan optimal.
5. Perencanaan itu wahana untuk menghimpun kekuatan secara
terkoordinir, maksudnya segala kekuatan dan modal dasar perlu
dihimpun secara terkoordinasikan untuk digunakan secermat mungkin
untuk pembangunan pendidikan.
6. Perencanaan itu disusun dengan data, maksudnya perencanaan yang
tanpa data tidak memiliki kekuatan yang dapat diandalkan.
7. Perencanaan itu mengendalikan kekuatan sendiri, maksudnya tidak
bersandarkan kepada kekuatan orang atau bangsa lain.
8. Perencanaan itu komprehensif dan ilmiah, maksudnya mencakup
seluruh aspek esensial pendidikan dan disusun secara sistematik
dengan menggunakan prinsip dan konsep keilmuan.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
prinsip-prinsip perencaan pendidikan adalah sejumlah aktivitas yang
harus dilakukan atau dipertimbangkan oleh para perencana ketika akan
menyusun rencana pendidikan, yang apabila diabaikan maka
perencanaan pendidikan yang dilakukan tidak akan mencapai
tujuannya secara efektif dan esisien. Dari sejumlah prinsip
perencanaan pendidikan di atas, di sini disarikan bahwa, perencanaan

11
pendidikan itu harus memperhitungkan prinsip-prinsip: komprehensif,
integral, efisien, interdispliner, fleksibel, objektif rasional,
kelengkapan dan keakuratan data, dan kontinu.

2.1.5 Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan


Untuk menjelaskan ruang lingkup perencanaan pendidikan
secara tepat harus menggunakan dua perspektif. Perspektif pertama
adalah ruang lingkup perencanaan pendidikan dilihat dari bidang
kajian. Yang kedua perencanaan pendidikan dilihat dari perspektif
objek yang direncanakan oleh perencana pendidikan.

Dilihat dari sudut bidang kajian, ruang lingkup perencanaan


pendidikan dapat meliputi: pengkajian terhadap konsep dasar dan
teori-teori perencanaan pendidikan, prosedur-prosedur perencanaan
pendidikan, teknik-teknik perencanaan pendidiakan, pendekatan-
pendekatan perencanaan pendidikan, prinsip-prinsip perencanaan
pendidikan, dan lain-lain termasuk sejarah perkembangan perencanaan
pendidikan.

Dilihat dari sudut objek yang direncanakan, ruang lingkup


perencanaan pendidikan meliputi: perencanaan siswa, perencanaan
guru dan tenaga kependidikan, perencanaan prasarana dan sarana
pendidikan, perencanaan biaya pendidikan, perencanaan kurikulum
dan program pendidikan, perencanaan proses pembelajaran,
perencanaan mutu sistem pendidikan, dan lain sebagainya, termasuk
perencanaan manajemen penyelenggaraan pendidikan.

Ruang lingkup perencanaan pendidikan dalam hal ini meliputi


perencanaan seluruh komponen sistem pendidikan baik dilihat dari
segi jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Komponen sistem pendidikan
yang utama adalah adalah peserta didik sebagai raw input; tenaga
(guru dan non guru), prasarana dan sarana, serta biaya sebagai sebagai
instrumental input; dukungan masyarakat sebagai evironmental input;

12
proses pembelajaran sebagai throughout input; dan lulusan sebagai
output. Semua komponen ini merupakan lingkup kegiatan perencanaan
pendidikan.

Menurut Djumberansyah Indar, ruang lingkup perencanaan


pendidikan yang berdasarkan pada definisi dan prinsip-prinsip
perencanaan pendidikan yang dikemukakan para ahli dapat meliputi
hal-hal sebagai berikut:

1. Menyangkut teori dasar perenanaan pendidikan.


2. Penilaian dan pelaksanaan perencanaan pendidikan.
3. Hubungan antara perencanaan pendidikan dengan sektor ekonomi.
4. Pendekatan-pendekatan perencanaan seperti manpower approach,
cost benefit analysis approach, cost effectiveness analytical
approach, atau cost verhead analytical approach, dan lain
sebagainya.
5. Pemanfaatan sumber daya manusia semaksimal mungkin dalam
kegiatan perencanaan pendidikan.
6. Menyangkut permasalahan kesiswaan, prasarana dan sarana
pendidikan, tujuan pendidikan nasional, modernisasi bidang
kehidupan, proses belajar dan mengajar, nilai budaya, generasi
muda, adat kebiasaan, strata sosial, dan lain sebagainya.

Lebih lanjut dikatakan bahwa ruang lingkup perencanaan


pendidikan mencakup juga perencanaan sistem pendidikan,
perencanaan kurikulumdan program pengajaran, termasuk perencanaan
intruksinya, perluasanya, perbaikannya, keseimbangan bagian-
bagiannya, usaha-usaha tambahannya, di antaranya penelitian dan
produksi buku pelajaran. Jika dihubungkan dengan masalah
administrasi pendidikan maka ruang lingkup perencanaan pendidikan
termasuk pula proses persiapan, yaitu apa yang dilakukan dalam
persiapan pelaksanaan suatu kegiatan adalah menjadi bagian dari
lingkup perencanaan pendidikan.

13
2.2. Model Perencanaan dalam Manajemen Pendidikan

2.2.1 Model Perencanaan Komperehensif


Model ini terutama digunakan untuk manganalisis perubahan-
perubahan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan. Disamping itu
berfungsi sebagai suatu patokan dalam menjabarkan rencana-rencana yang
lebih spesifik kearah tujuan-tujuan yang lebih luas.

2.2.2 Model Target Setting

Model ini diperlukan dalam upaya melaksanakan proyeksi ataupun


memperkirakan tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu. Dalam
persiapannya dikenal:

1) Model untuk menganalisis demografis dan proyeksi penduduk


2) Model untuk memproyeksi enrollmen (jumlah siswa terdaftar)
3) Model untuk memproyeksi kebutuhan tenaga kerja

2.2.3 Model costing dan keefektifan biaya


Model ini sering digunakan untuk menganalisis proyek-proyek dalam
kriteria efisien dan efektifitas ekonomi. Dengan model ini dapat diketahui
proyek yang paling fleksibel dan memberikan suatu perbandingan yang
paling baik di antara proyek-proyek yang menjadi alternatif
penangulangan masalah yang dihadapi.

Penggunaan model ini dalam pendidikan didasarkan pada


pertimbanagan bahwa pendidikan itu tidak terlepas pada pertimbangan
bahwa pendidikan itu tidak terlepas dari masalah pembiayaan. Dan,
dengan sejumlah biaya yang dikeluarkan selama proses pendidikan,
diharapkan dalam kurun waktu tertentu dapat memberikan benefit tertentu.

2.2.4 Model PPBS (planning, programming, budgeting system)

14
Bermakna bahwa perencanaan, penyusunan program dan
penganggaran di pandang sebagai suatu system yang tak terpisahkan satu
sama lainnya. PPBS merupakan suatu proses yang komprehensif untuk
pengambilan keputusan yang lebih efektif.

2.2.5 Model MBS

Pemecahana masalah internal sekolah, baik yang menyangkut proses


pembelajaran maupun sumberdaya pendukungnya cukup dibicarakan
didalam sekolah dengan masyarakatnya, sehingga tidak perlu diangkat
ketingkat pemerintahan daerah apalagi ketingkat pusat yang “jauh
panggang dari api” itu. Tugas pemerintah (pusat dan daerah) adalah
membrikan fasilitas dan bantuan pada saat sekolah dan masyarakat
menemui jalan buntu dalam suatu pemecahan masalah. Fasilitas ini
mungkin berbentuk capacity building, bantuan teknis pembelajaran atau
manajemen sekolah, subsidi bantuan sumber daya pendidikan, serta
kurikulum nasional dan pengendalian mutu pendidikan baik tingkatan
daerah maupun nasional. Agar dapat memberikan fasilitas secara objektif,
pemerintah perlu didukung oleh sistem pendataan dan pemetaan mutu
pendidikan yang handal dan terbakukan secara nasional.

2.2.6 Menuju otonomi pada tingkat sekolah-sekolah,

Program iini bertujuan untuk mengingatkan kemampuan setiap satuan


pendidikan secara berkelanjutan baik untuk melaksanakan peran-peran
manajemen pendidikan maupun peran-peran pembelajaran.

2.3. Jenis Perencanaan


Menurut Jusuf Enoch (1995), pengelompokan perencanaan
pendidikan dapat dibagi dalam beberapa kategori dapat di jelaskan dalam
ruang lingkup nya, jangka waktunya, sifatnya, wewenang pembuatannya,
sektor dan regional, objek yang direncanakan, dan menurut tingkatannya.
A. Perencanaan Makro, Meso, dan Mikro

15
1. Perencanaan Makro yaitu, perencanaa pendidikan yang
bersifat umum dan menyeluruh dalam lingkup nasional.
Kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang akan dicapai,
dan cara mencapai tujuan ada pada tingkat nasional.
2. Perencanaan Meso yaitu, perencanaan pendidikan yang
melingkupi tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan
kecamatan
3. Peencanaan Mikro yaitu, perencanaan pada tingkat
instirusional yang merupakan penjabaran dari perencanaan
MESO
B. Perencanaan jangka panjang, jangka mengengah, jangka
pendek
1. Jangka Panjang yaitu, perencaan yang mempunyai
jangka waktu 10—25 tahun. Rencana yang disusun
bersifat global, perspektif, umum, dan belum terperinci.
2. Jangka Menengah yaitu, perencanaan yang mempunyai
jangka waktu 5—10 tahun. Rencana yang disusun
merupakan penjabaran dari rencana jangka panjang.
3. Jangka Pendek yaitu, perencanaan tahunan atau
perencanaan dalam kurun waktu krang dari 5 tahun.
Perencanaan yang biasa disebut perencanaa
opperasional
C. Perencanaan Kuantitatif dan Kualitatif
1. Kuantitatif yaitu, jika dalam perencanaan itu target-target
yang dicapai ditetapkan secara tega jumlahnya. Misalnya:
meningkatkan jumlah siswa baru di Sekolah Dasar di masa
depan.
2. Kualitatif yaitu, perencanaan yang berkaitan dengan
pencapaian mutu dimana targetnya bukan berupa jumlah,
melainkan berupa mutu. Misalnya: tahun depan akan
menngkatkan prestasi belajar siswa.
D. Perencanaan Sektoral dan Regional
1. Sektoral dapat dikategorikan berdasarkan komponen sistem
pendidikan. Jadi,perencanaan pendidikan dapat
dikategorikan menjadi perencanaan kurikulum, kesiswaan,
keteagaan pendidikan.
2. Regional (kewilayahan) yaitu, perencanaan pendidikan
berorientasi kepada kepentingan wilayah. Perencanaan ini
bersifat lintas sektor yaitu, mempertimbangkan adanya
keterpaduan antara berbagai sektor pembanguan dalam
bentuk wilayah.
E. Perencanaan Sentralisasi dan Desenralisasi

16
1. Sentralisasi yaitu, sutau perencanaan pendidikan dimana itu
seluruh rencana untuk pusat ataupun untuk daerah akan
disusun oleh unit organisasi ditingkat pusat.
2. Destralisasi yaitu, perencanaan untuk suatu daerah dan
disusun oleh daerah itu sendiri.
F. Perencanaan Rutin dan Pembangunan
1. Rutin yaitu, perencanaan yg bersifat terus-menerus
berulang dalam kurun waktu paling lama satu tahun.
Misalnya: gaji pegawai, perencanaan pembelajaran.
2. Pembangunan yaitu, perencanaan yang tidak berulang,
terkait dengan investasi dan dapat menjakau waktu lama,
sedang atau pendek. Misalnya: gedung sekolah, proyek
pengadaan sarana pendidikan.

Jadi, dapat disimpulkan jenis perencanaan merupakan suatu upaya untuk membuat
batasan tentang wujud perencanaan ditinjau dari sudut pandang yang berbeda-
beda.

2.4. Teknik Perencanaan dan Penganggaran


Tingkat Tugas
Sekolah/ madrasah  Menyusun RAPBS yang mencakup
kebutuhan dana pokok pendidikan dan dana
kompensasi kemiskinan dan peningkatan
mutu
 Mengusulkannya kepada Dinas Pendidikan
KAb/Kota
Dinas kab/ kota  Mengkompilasikan usulan sekolah dan
menjadikan dasar penyusunan anggaran
pendidikan sebagai bagian dari APBD yang
dibiayai dengan dana alokasi umum (DAU)
dan dana alokasi khusus (DAK)
Dinas pendidikan  Menyusun dana penyelenggaraan untuk
propinsi penataran guru dan dana koordinasi
penyelenggaraan pendidikan lintas daerah
 Anggaran pendidikan propinsi disusun
sebagai bagian dari APBD yang bersumber
dari dana dekonsentrasi dan pemantauan
APBN
Depdiknas  Menyediakan dana untuk penyususnan
kebijakan nasional, pengendalian standar
nasional pendidikan, dan manajemen.
 Angagran pendidikan pada tingkat nasional
bersumbaer dari APBN.

17
Analisis SWOT / KKPA

 Kekuatan-keunggulan : segala sesatu yang dimiliki organisasi yang


dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan diri, melakukan kegiatan
dan sebagainya
 Kelemahan – kekurangan : ketiadaan kekuatan-keunggulan atau
keadaan yang bisa menghalangi (menyulitkan) untuk bisa
memanfaatkan berbagai peluang dan mengurangi dampak negatif
berbagai rintangan
 Peluang : merupakan keadaan-keadaan luar yang bisa dimanfaatkan
organisasi untuk pengembangan diri
 Ancaman-rintagan : merupakan faktor-faktor luar yang dapat
menghalangi (menyulitkan) kemungkinan organisasi untuk
mengembangkan diri.

2.5. Contoh Aplikasi Perencaan


1. RKS

Proses penyusunan RKS dilakukan melalui tiga jenjang, yaitu:


persiapan, perumusan RKS dan pengesahan RKS. Alur penyusunan RKS
tersebut dapat dilukiskan sebagai berikut:

18
2. Sentra

19
20
BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan
Perencanaan pendidikan itu adalah proses mempersiapkan kegiatan masa
depan dalam rangka peningkatan mutu sistem pendidikan. Perencanaan
pendidikan ditentukan oleh cara, sifat, dan proses pengambilan keputusan.
prinsip-prinsip perencaan pendidikan adalah sejumlah aktivitas yang harus
dilakukan atau dipertimbangkan oleh para perencana ketika akan menyusun
rencana pendidikan, yang apabila diabaikan maka perencanaan pendidikan yang
dilakukan tidak akan mencapai tujuannya secara efektif dan esisien. Dan harus
memperhitungkan prinsip-prinsip : komprehensif, integral, efisien, interdispliner,
fleksibel, objektif rasional, kelengkapan dan keakuratan data, dan kontinu. Ruang
lingkup perencanaan pendidikan dalam hal ini meliputi perencanaan seluruh
komponen sistem pendidikan baik dilihat dari segi jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan. Komponen sistem pendidikan yang utama adalah adalah peserta didik
sebagai raw input; tenaga (guru dan non guru), prasarana dan sarana, serta biaya
sebagai sebagai instrumental input; dukungan masyarakat sebagai evironmental
input; proses pembelajaran sebagai throughout input; dan lulusan sebagai output.
Semua komponen ini merupakan lingkup kegiatan perencanaan pendidikan.

3.2. Saran

Sebagai seorang mahasiswa, kami sadar bahwa karya ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu, kami sebagai penulis mengaharapkan adanya kritik yang
membangun dari seluruh pihak yang terkait demi kesempurnaan tulisan kami.

21
DAFTAR PUSTAKA
Martin. (2013). Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Dakir. (2004). Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT. Rineka


Cipta

Prihatin, Eka. (2011). Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta

Tim Dosen Jurusan AP FIP UNY. “Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah


Bagi Kepala Sekolah SMK”. 07 Maret 2018, 19:46:51

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Penyusunan%20Rencana
%20Pengembangan%20Sekolah%20(RPS).pdf

Tim KKRKS SDN INPRES KLEUBLOUW. “Rencana Kerja Sekolah”. 07 Maret


2018, 20:43:49

http://www.sentanitimur.web.id/admin/files/RKS_SDN_INPRES_KLEBLOUW.p
df

Dinas Pendidikan Kota Malang. “Rencana Strategis Dinas Pendidikan Kota


Malang 2014-2018”. 07 Maret 2018, 20:20:58

https://diknas.malangkota.go.id/wp-content/uploads/2015/02/Renstra-Dinas-
Pendidikan.pdf

07 Maret 2018, 21:01:28

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/1971060
92005011-
DEDY_ACHMAD_KURNIADY/Pembiayaan_pend/MERAMALKAN_SUMBE
R.pdf

22

Anda mungkin juga menyukai