Anda di halaman 1dari 33

MODUL PEMBELAJARAN

MATA PELAJARAN
KESENIAN DAERAH

KL 9

SEMESTER I / GANJIL

MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN


KESENIAN DAERAH SMP KOTA SSURAKARTA

1
SENI TARI
A. Jenis Tari Menurut Temanya.

B. Nilai Keindahan Tari ( Unsur-Unsur Keindahan Tari )

SENI TAR

Standar Kompetensi :

1. Mengapresiasi karya seni tari.


2. Mengekspresikan diri melalui karya seni tari.

Kompetensi Dasar :

1.1. Mengidentifikasi jenis tari menurut temanya.


1.2. Mempresentasikan nilai-nilai keindahan tari
Menyajikan tari tradisi daerah bentuk kelompok / massal.
Mengexplorasi pola lantai gerak tari tradisi daerah.

2
Indikator :

1) Menjelaskan pengertian jenis tari menurut temanya.


2) Menyebutkan macam-macam tema tari.
3) Menyebutkan unsur-unsur keindahan tari.
4) Menjelaskan arti Hastha Sawanda dan pengertian setiap unsurnya..
5) Menjelaskan pengertan wiraga,wirama,wirasa.
6) Mempraktekkan tari tradisi daerah bentuk kelompok/massal dengan pola lantai.

A. Jenis Tari Menurut Temanya.

Pengertian tema di dalam seni tari adalah pokok pikiran, ide ataupun gagasan
seorang penata tari (koreografer) yang akan disampaikan kepada orang lain (penonton)
yang kemudian pokok pikiran tadi dituangkan ke dalam bentuk – bentuk gerak menjadi
sebuah karya seni tari yang disajikan kepada penonton.

Pokok pikiran atau tema dapat bersumber dari apa yang kita rasakan, kita dengar,
kita lihat dan dapat diangkat dari pengalaman hidup, cerita rakyat, binatang dan lain
sebagainya. Dalam penyajiannya suatu karya tari terkadang tidak hanya menggunakan satu
tema saja melainkan bisa beberapa tema, misalnya pada tari Srikandhi Mustakaweni bisa
termasuk tema dramatik dan heroik.

Macam-macam tema pada seni tari yaitu :

1) Tema Dramatik / menggunakan cerita.


2) Tema Non Dramatik / tidak menggunakan cerita
3) Tema Heroik / kepahlawanan
4) Tema Erotik / Percintaan
5) Tema Imitatif / Totemitis
6) Tema Pantomime / Mimitis.

1. Tema Dramatik :yaitu karya tari yang dalam penyajiannya menggunakan cerita atau
dalam tari tersebut ada latar belakang ceritanya. Tari yang bertema dramatik bisa
dilakukan oleh satu orang penari , dua penari ataupun banyak penari. Misalnya tari
Menak Koncar ( tunggal ), Karno Tandhing (pasangan). Pada tema dramatik bentuk
kelompok dibedakan :
Dramatari berdialog dibagi dua yaitu :
 Dramatari berdialog prosa. Contoh : Wayang orang, prembon (Bali)
 Dramatari berdialog puisi / tembang. Contoh Langendriyan,
Langenmandrawanara.
b). Dramatari tanpa dialog. Contoh : Sendratari ( Seni Drama dan Tari )

2. Tema Non Dramatik yaitu : Karya tari yang dalam penyajiannya tidak menggunakan
cerita atau tidak merupakan bagian dari suatu cerita, tetapi menggambarkan sesuatu.
Contoh Tari Kuda-kuda, Tari Golek, dan lain sebagainya.
3. Tema Heroik atau kepahlawanan, pada tema heroik biasanya berbentuk perang atau
tandingan yang menggambarkan kegagahan dan keperwiraan. Contoh Tari Prawiraguna,
Tari Bambangan Cakil.

3
4. Tema Erotik, karya tari yang bertema erotik menggambarkan percintaan antara pria
dan wanita, dalam tema erotik dapat ditarikan tunggal ataupun pasangan. Contoh Tari
Gatutkaca Gandrung, Tari Karonsih dan lain-lain.
5. Tema Imitatif atau disebut juga tema Totemetis, tari yang bertema imitatif adalah
gerak tariannya menirukan binatang atau hewan dan alam. Contoh Tari Kukila, Tari
Kelinci.
6. Tema Pantomime, atau disebut juga tema Mimitis, karya tari yang bertema
pantomime yaitu gerak tariannya meniru gerak orang atau menggambarkan suatu
bentuk aktivitas manusia. Contoh Tari Batik, Tari Nelayan, Tari Gambyong dan lain
sebagainya.
Jenis Tari Menurut Temanya

Dramatari berdialog prosa

Dramatari berdialog

Tema Dramatik Dramatari berdialog tembang

Dramatari tanpa dialog

Tema Non Dramatik

Tema Heroik

Tari

Tema Erotik

Tema Imitatif

Tema Pantomime

Gambar Tari Tema Dramatik Gambar Tari Tema Dramatik


Tanpa Dialog ( Cerita Sejarah ) Dialog ( CeritaWayang)

4
“ SENDRATARI RADEN MAS SAID “ “ SENDRATARI SRIKANDHI MEGURU
MANAH “

Gambar Tari Tema Dramatik Gambara tari Tema Dramatik berdialog

Berdialog Prosa“ WAYANG ORANG tembang “ LANGENDRIYAN “

Gambar Tari Tema Non Dramatik Gambar Tari Tema Heroik

“ TARI KUDA - KUDA “ “TARI PRAWIRA WATANG”

Gambar Tari Tema Erotik Gambar Tari Imitatif

5
“ TARI KARONSIH “ “TARI MERAK”

Gambar Tari Tema Pantomime “ TARI GAMBYONG “

B. Nilai Keindahan Tari ( Unsur-Unsur Keindahan Tari )

Untuk memahami keindahan hasil karya seni, masing-masing seni


mempunyai tolok ukur / kriteria sendiri-sendiri. Pada tari gaya Surakarta nilai-nilai
keindahan tari terangkum dalam Hasta Sawanda dan Wiraga, Wirama, Wirasa.

Adapun Hasta Sawanda artinya :

 HASTA Berarti delapan


 SA/ESA artinya satu
 WANDA / Muka, badan
Maka Hasta Sawanda berarti delapan ketentuan normatif yang menjadi satu kesatuan untuk
diterapkan bagi seorang penari agar bisa membawakan suatu tarian dengan baik. Unsur-
unsur pada

Hasta sawanda adalah :

1. Pacak : merupakan suatu norma / ketentuan yang harus diterapkan dan ditaati
dalam gerak atau pacak adalah keseluruhan ekspresi gerak pada setiap tarian

6
tertentu. Misalnya : dalam membawakan tokoh Srikandhi pacaknya berbeda
dengantokoh Sinta meskipun karakter tarinya sama-sama tari putri.
2. Pancat : pola kesinambungan antara motif gerak satu dengan gerak lainnya.
Dalam bentuk tari terdiri dari beberapa macam gerak yang dirangkai atau disusun
secara berurutan, pergantian tiap gerak harus serasi dan dibawakan secara luluh /
menyatu.
3. Ulat : Sikap pandangan / polatan / ekspresi wajah / pada waktu menari, sebagai
upaya untuk mencapai dramatik peran yang dibawakan, seperti ekspresi gembira,
sedih gelisah dan lain sebagainya.
4. Lulut : Hafal secara keseluruhan dengan insting. Penari yang sudah menerapkan
lulut maka gerakan-gerakan tarinya akan keluar dengan sendirinya tanpa harus
mengingat dan menghafal,
5. Wiled : Kreatifitas penari yang diterapkan pada saat melakukan gerakan tari,
sehingga dapat dikatakan wiled merupakan gaya pribadi setiap penari.
6. Luwes: Gerakan pada tari yang selalu enak dalam pandangan. Keluwesan penari
lebih banyak dipengaruhi oleh faktor pembawaan atau bakat seseorang.
7. Irama : Ketukan – ketukan tertentu yang mengatur cepat lambatnya gerakan tari.
Penari harus dapat menepati irama artinya tidak boleh mendahului ataupun
ketinggalan dalam irama tersebut.
8. Gendhing : Seorang penari harus memahami dan mampu menerapkan bentuk-
bentuk gendhing sebagai iringan tari dan dapat mengetahui saat jatuhnya kethuk,
kenong, kempul dan gong.

Dari 8 unsur pada Hasta Sawanda tersebut dapat diringkas menjadi tiga unsur yang penting
yaitu :

a). Wiraga : harmonisnya komposisi ragam gerak yang selaras dengan pacak dan
pancatnya suatu tarian dan penari harus mampu mengekspresikan bentuk-bentuk
gerak yang menyatu dengan kelenturan tubuh sehingga dapat mengungkapkan
gerakan yang indah sesuai dengan norma tarinya. Wiraga merupakan ringkasan dari
unsur Hasta Sawanda Pacak, Pancat dan Lulut.
b). Wirama : adalah irama yaitu ketukan-ketukan yang menyatu cepat lambatnya
gerakan tari, karena gerakan tari harus disesuaikan dengan irama yang ada pada
iringannya. Wirama merupakan ringkasan dari unsur Hasta Sawanda Irama dan
Gendhing.

7
c). Wirasa : pengungkapan rasa sebagai perwujudan bentuk dan isi dari
suasana/perwatakan tari. Wirasa merupakan ringkasan dari unsur hasta sawanda
Ulat, Luwes, dan Wiled. Adapun wirasa dalam tari dibedakan menjadi :
 Rasa gerak : rasa yang diungkapkan pada waktu melakukan gerakan-
gerakan tari.
 Rasa sebagai ungkapan emosi : perubahan raut muka atau wajah misalnya
rasa marah, gembira, sedih dan lain sebagainya.
Di samping beberapa unsur yang telah diuraikan tersebut dalam menilai keindahan Seni Tari
unsur pendukung lain juga harus diperhatikan antara lain :

1) Tata Rias Dan Busana.


2) Komposisi / Designe lantai
3) Tata pentas / panggung dan lain sebagainya.

Soal latihan

A. Pilihlah Jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda (X) pada
huruf a,b,c atau d dibawah ini
1. Tari yang menirukan gerak binatang, hewan atau alam merupakan tema
A. Mimitis C. Erotik
B. Totemitis D. Heroik
2. Berikut ini adalah macam-macam Dramatari berdialog kecuali,
A. Wayang Orang C. Langendriyan
B. Sendratari D. Prembon
3. Tari Bambangan Cakil termasuk tari yang bertema dramatik dan juga
menggunakan tema....
A. Erotik C. Mimitis
8
B. Imitatif D. Heroik
4. Sajian tari yang gerak tarinya meniru gerak orang atau menggambarkan
suatu bentuk aktifitas ,manusia, maka tari tersebut menggunakan tema...
A. Pantomime C. Erotik
B. Imitatif D. Mimitis
5. Tentunya kalian pernah melihat penyajian tari Bambangan Cakil, nah tari
bambangan cakil merupakan tari yang menggunakan tema...
A. Non dramatik dan imitatif C. Erotik dan dramatik
B. Erotik dan non dramatik D. Heroik dan dramatik.
6. Tari karonsih merupakan tari yang menggambarkan kisah percintaan antara
pria dan wanita disebut
A. Erotik C. Totemitis
B. Mimitis D. Heroik
7. Didalam Hasta Sawanda berisi ketentuan-ketentuan yang harus diterapkan
dalam seni tari yang berjumlah
A. 6 unsur C. 9 unsur
B. 8 unsur D. 10 unsur
8. Sikap pandangan / ekspresi wajah pada waktu menari dalam Hasta Sawanda
disebut....
A. Pancat C. Ulat
B. Wiled D. Lulut
9. Pengungkapan rasa sebagai perwujudan bentuk dan isi dari
suasana/perwatakan tari disebut ...
A. Wirasa C. Wiraga
B. Wirama D. Wiratha
10. Berikut ini adalah unsur-unsur pendukung yang harus diperhatikan dalam
menilai keindahan tari kecuali:
A. Rias / Makeup C. Tata pentas /panggung
B. Busana /kostum D. Properti /perhiasan
11. Untuk memahami keindahan hasil karya seni, masing - masing seni
mempunyai tolok ukur atau kriteria sendiri - sendiri. Pada tari gaya Surakarta
nilai keindahan terangkum dalam Hasta Sawanda artinya adalah:
A. Delapan ketentuan yang harus dikuasai oleh penari
B. 8 pedoman hidup bermasyarakat
C. 8 unsur hidup manusia
D. 8 pedoman dalam hidup manusia
12. Ketentuan yang harus diterapkan dan ditaati dalam gerak yang merupakan
keseluruhan ekspresi gerak pada setiap tari tertentu. Ketentuan diatas adalah
A. Pancat C. Ulat
B. Pacak D. Lulut
13. Beberapa macam gerak yang dirangkai atau disusun secara berurutan,
pergantian tiap gerak harus serasi dan dibawakan secara menyatu atau luluh.
Pernyataan tersebut dalam Hasta Sawanda disebut

9
A. Pancat C. Ulat
B. Pacak D. Lulut
14. Penari yang sudah menerapkan salah satu Hasta Sawanda maka gerak
tarinya akan keluar dengan sendirinya tanpa harus mengingat dan menghafal
ini disebut
A. Lulut C. Pancat
B. Pacak D. Wilet
15. Kreatifitas penari yang diterapkan pada saat melakukan gerak tari, sehingga
bisa dikatakan merupakan salah satu priba di setiap penari. Gaya dalam tari
adalah:
A. Luwes C. Lulut
B. Wiled D. Pacak
16. Wirama dalam seni tari dapat dijabarkan menjadi unsur Hasta Sawanda
Irama dan.............
A. Lulut C. Luwes
B. Gendhing D. Pancat
17. Penari harus dapat menepati ketukan-ketukan tertentu, tidak boleh
mendahului atau terlambat, Dalam Hasta Sawanda dinamakan....................
A. Iringan C. Musik
B. Gendhing D. Irama
18. Seorang penari hendaknya dapat merasakan dan mengetahui jatuhnya
kethuk, kenong, gong dan sebagainya, Hal ini dapat dirasakan melalui.....
A. Gendhing C. Musik
B. Irama D. Iringan

19. Harmonisnya komposisi ragam gerak yang selaras dengan pacak dan pancat
suatu tari dan penari harus mampu mengekspresikan bentuk - bentuk gerak
sehingga dapat mengungkapkan gerak indah sesuai norma tari. Pernyataan
diatas istilahnya adalah......................
A. Wiraga C. Wirama
B. Wirasa D. Wilasa
20. Ketukan–ketukan yang menyatu cepat lambatnya gerak tari harus
disesuaikan dengan irama gendhing dinamakan..............
A. Wilasa C. Wiraga
B. Wirasa D. Wirama

10
SENI KARAWITAN

KARAWITAN VOKAL DAN INSTRUMENTAL, TATA TABUHAN, STRUKTUR


LAGU GENDING BENTUK LADRANG

SENI TAR

Standar Kompetensi :

1. Mengapresiasi karya seni Karawitan


2. Mengekspresikan diri melalui karya seni Karawitan

Kompetensi Dasar :

3.1 Mendeskripsikan karawitan campuran antara vokal dan instrumental dengan


tata tabuhan.
11
3.2 Mempresentasikan gendhing bentuk ladrang
Indikator :

4.1 Menerapkan prinsip kerja sama dan keterpaduan rasa dalam menabuh
gamelan pada karawitan.
4.2 Menampilkan karya seni karawitan disajikan secara kelompok.

A. Karawitan Vokal Dan Instrumental (Campuran)


Yang dimaksud bentuk dalam karawitan vokal dan instrumental (campuran) ini ialah
wujud paduan antara vokal dan instrumental.Pada Karawitan Campuran biasanya
digunakan untuk Klenengan, Iringan Tari, Iringan Pedhalangan dan sebagainya.
Adapun bentuk dari karawitan campuran adalah sebagai berikut :
a. Karawitan campuran instrumental dengan gerongan
Karawitan campuran instrumental dengan gerongan yaitu dalam penyajian ini
merupakan perpaduan antara instrument / ricikan gamelan dengan vocal gerongan
contoh : gerongan gendhing lancaran, gendhing ketawang, gendhing ladrang,
merong dan inggah seperti lancaran gugur gunung, lancaran serayu, ktw
subakastawa, ktw Mijil Wigaringtyas, Ldr Wilujeng dsb

b. Karawitan Campuran instrumental dengan sindhenan


Karawitan campuran instrumental dengan sindhenan, ini merupakan perpaduan
antara instrument/ ricikan gamelan dengan vocal sindhen(suara wanita dalam
karawitan)
Contoh : sindhenan gendhing ayak-ayakan, srepeg, jineman dsb
c. Karawitan campuran instrumental dengan gerongan dan sindenan
Karawitan campuran instrumental dengan vocal gerongan dan sindhenan, ini
merupakan perpaduan antara instrument/ ricikan gamelan dengan vocal gerongan
dan sindhen(suara wanita dalam karawitan), meskipun dilakukan kadang bergantian
kadang bersamaan.
Contoh : gedhing kethuk 2 kerep,ladrang dsb

12
B. Tata tabuhan
Tata tabuhan dalam karawitan merupakan pengelompokan instrument gamelan
berdasarkan sumber bunyi maupun cara membunyikannya. Adapun
pengelompokannya terdapat 4 macam, yaitu:
a. idiophone , instrument gamelan yang cara membunyikanya dengan cara dipukul.
Contoh : Bonang barung, bonang penerus, demung, saron barung, saron penerus,
kempul, kethuk, kempyang, kenong, gender, slenthem, dan gambang

Saron penerus gender slenthem

Kenong kethuk kempyang kempul gong

b. aerophone, instrument gamelan yang sumber bunyinya dari aliran udara,


contoh : suling, terompet

suling
c. membranophone, instrument gamelan yang sumber bunyinya dari bahan kulit
yang direntangkan, kemudian cara membunyikannya dengan cara di kebuk
contoh : Kendhang, terbang, bedhug

13
Kendhang gedhe dan kendhang ketipung

d. Kordofon , berbunyi terutama disebabkan dawai-dawai yang ditegangkan, Cara


memainkannya digesek, dipetik.
Macamnya : rebab, siter dan celempung.

Rebab Clempung

C. Struktur Lagu Gendhing Bentuk Ladrang.


Di dalam struktur lagu gendhing bentuk ladrang ricikan dimainkan. Ciri-ciri gendhing
bentuk ladrang adalah satu gongan terdiri atas
a). 32 sabetan balungan ( 8 gatra o o o o )d). 8 kethuk ( + )
b). 4 kenong ( ? ) e). 16 kempyang ( - )
c). 3 kempul ( V ) f).1 Kempul kosong (Ps)

dengan skema sebagai berikut :


P n v n
. . . . . . . . . . . . . . . .
-+ - . -+ - . -+ - . -+ - .
v n v n
. . . . . . . . . . . . . . . .
-+ - . -+ - . -+ - . -+ - .

14
Keterangan : sehabis Kenong ke-3 menggunakan Kethuk Salahan.
Dengan demikian dapat kita ambil kesimpulan bahwa pada gendhing bentuk ladrang
letak tabuhan instrumen kenong, kempul, kethuk, kempyang adalah sebagai
berikut :
- Kenong pada setiap jatuhnya dong besar gatra genap.
- Kempul pada setiap jatuhnya dong besar gatra ganjil kecuali gatra 1
- Kethuk pada setiap jatuhnya dong kecil
- Kempyang : pada setiap jatuhnya ding.

1. Teknik tabuhan Bonang Barung Dan Bonang Penerus


a. Nggembyang : yaitu menabuh bersama 2 nada dengan interval 1 oktaf, ini
dilakukan apabila akan menuju ke ngelik atau mempunyai nada / balungan
nggantung. Balungan nggantung ialah apabila pada titilaras ada dua atau tiga
tempat balungan yang kosong. 3 3 • • / 2 2 • • / • • • 5 dan
sebagainya.
Contoh nggembyang :
Balungan : 3 3 • •
Bonang Barung : 3 3 3/3 • 3 3/3 • • ( Gembyang
Lamba )
Bonang Penerus : 3 3 3/3• 3 3/3 • • 3 3 3/3• 3 3/3• • (Gembyang
Rangkep)
b. Mipil yaitu menabuh bergantian antara tangan kanan dan tangan kiri.
Mipil ada 3 macam : mipil lamba, mipil rangkep, dan mipil rangkep nikeli.
Mipil Lamba adalah : menabuh dhing-dhong 2 kali(digunakan Bonang Barung Ir. ½
Mipil Rangkep : menabuh dhing-dhong 4 kali, dhong kedua tidak ditabuh.
Ir.1/4)
Mipil Rangkep Nikeli : mipil rangkep dilipatkan dua kali. ( Bonang Penerus Ir.1/4 )
Contoh : balungan mlaku
Balungan 2 7 2 3
Mipil Lamba 2 7 2 7 2 3 2 3

Mipil Rangkep 2 7 2• 2 7 2 . 2 32 . 2 3 2 .

15
Mipil Rangkep Nikeli 272 •272 • 2 7 2 • 2 7 2 7 2 3 2 • 2 3 2 • 2 3 2 • 2 3 23

Sekaran yaitu jenis tabuhan bonang yang merupakan lanjutan darijenis imbal-
imbalan. Sekaran ini mempunyai bermacam-macam cengkok, tetapi yang dijadikan
pedoman untuk membuat sekaran ialah nada terakhir pada tiap gatra ( dong besar )
Contoh
Dong 2, sekarannya 6 3 6 7 2 67 67 2/2
Dong 3, sekarannya 3/75 3/3 o 3 57 653
Dong 5, sekarannya 5/7 6 5/7 o 5/76 76 7 5
Dong 6, sekarannya 3567 3 2757 6
Dong 7, sekarannya 7/7 7/7 7/7 o 7/7 7/7 7/7o ( Bonang Barung )
2/2 2/22/2 2/2 2/2 2/2 2/2 2/2 (Bonang Penerus )

2. Teknik tabuhan Saron, Demung, Slenthem ( Balungan )


Tehnik tabuhan secara definisi / pengertian telah dibicarakan pada bab yang
lalu. Tetapi untuk lebih jelasnya dan rind secara tehnis akan kita bahas lebih
lanjut.
a. Mbalung yaitu menabuh sesuai dengan balungan gendhing / sesuai
notasi.
Contoh 2723 2756

b. Pinjalan Jenis tabuhan untuk demung dan slenthem yang saling


bergantian.
Contoh Balungan 6 6 6 6 7 5 7 6
Demung 56565656 75757676
Slenthem 5656565 675757676
c. Imbal menabuh bergantian antara saron I dan saron II
Contoh
Balungan 2 3 2 7
Saron 7 3 3 3 3 7 7 7 7
Saron 772 2 2 2 2 2 2 2
Keterangan Saron I ngedhongi ( bahasa Jawa ) Saron II ngedingi.
4. Saron Penerus

16
Ada 2 tehnik tabuhan saron penerus yaitu nacah lamba dan nacah
rangkep.
Nacah Lamba: menabuh satu nada lipat dua kali, digunakan dalam irama ½
(tanggung).
Balungan 2 7 2 3 2 7 5 6
Saron Penerus 2 2 7 7 2 2 3 3 2 2 7 7 5 5 6
6
Nacah Rangkep: menabuh satu nada lipat empat kali digunakan dalam irama ¼
( dadi ).
Balungan 2 7 5 6
Saron Penerus 2 2 7 7 2 2 7 7 55 6 6 55 6 6
5. Kenong : tabuhan kenong terletak pada setiap dua gatra atau setiap
gatra genap / setiap delapan hitungan, diakhiri tabuhan kenong. Pada prakteknya
ada beberapa tehnik tabuhan kenong yaitu :
 Mbalung : menabuh sesuai dengan notasinya.
 Plesedan : menabuh mengikuti nada berikutnya.
 Gantungan : menabuh mengikuti nada berikutnya tetapi hanya pada
gendhing-gendhing tertentu.
 Nunggal rasa : menabuh mengikuti nada kempyungnya.
6. Kempul : letak tabuhan kempul bentuk ketawang setiap hitungan terakhir
gatra ketiga, adapun kempul kosong adalah kempul yang tidak dibunyikan terletak pada
gatra kesatu.
7. Gong : ditabuh sesuai dengan tandanya pada bentuk ketawang terletak
pada hitungan ke 16.
8. Kethuk Kempyang
Ada dua tabuhan Kethuk yaitu biasa dan salahan.
Kethuk biasa : ― + ― • ―+― • ―+― • ― +― •
Salahan :―+―• ―+― • ―+― ++ ― +― •
Fungsi Kethuk Salahan adalah sebagai tanda akan sampai pada tabuhan Gong.

Ladrang Wilujeng Laras Pelog Pathet barang

BK. u32 yu23 uu32 .utngy

Ompak
_2u23 2utny 33.p. 653n2 565p3 2utny 2u2p3 2utgny

Ngelik

17
.66. 757n6 356p7 653n2 66.p. 757n6 773p2 .7tngy _
Vokal Gerongan Ladrang Wilujeng Lrs Pl Ptt Brg

. . . . 6 6 zj6c7 z5x x x x x.x xx x c6 7 @ .


jz@x#xxx x xxj@c7 6
Pa- ra - be -sang sma-ra ba- ngun

Gar-wa sang sin - du-ra pra - bu

. . . . # # jz#c@ z7x x xx x .x x x jx@c#


zj6c7 5 . jz5x6x xjx5c3 2
Se- pat dom-ba ka-li o - ya

Wi- ca - ra-ma wo-ka - ra - na

. . . . 6 6 zj6c7 z5x x xx x.xx xx x c6 7 @


. jz@x#x x jx@c7 6
A- ja do- lan lan wong pri - ya

A- ja do- lan lan wa - ni - ta

. . jz5c6 z7x x x xj6c5 jz7x6xx xxj5c3 2 . .


jzuc2 z3x x x xj.c2zj2x3xxx x xxj2cu y
Ge-ra - meh na ra pra - sa - ja

Ta-nya- ta - a sring ka- tar - ka

Latihan soal

1. Gerongan ktw subakastawa, ldr Srikuncara termasuk dalam karawitan


campuran antara....
a. Instrumen dan gerongan c. Instrumen, gerong dan sindhen
b. Gerongan dan sindhen d. Instrumen dan sindhenan
2. Dibawah ini yang termasuk bentuk gendhing campuran antara instrumen
dengan sindhenan adalah
a. Jineman, palaran, srepeg, sekaten
b. Jineman, wilujeng, ibupertiwi, ayak-ayak
c. Ayak-ayak, jineman, palaran, srepegan

18
d. Ayak-ayak, jineman, subakastawa, bonangan
3. dibawah ini yang termasuk bentuk gendhing campuran antara instrumen
dengan sindhenan adalah……….

a. jineman, palaran, srepeg, sekaten


b. jineman, wilujeng, ibupertiwi, ayak-ayak
c. ayak-ayak, jineman, palaran, srepegan
d. ayak-ayak, jineman, subakastawa, bonangan

4. instrumen yang sumber bunyinya dari dua buah kawat yang ditegangkan dan
cara membunyikannya dengan cara digesek yaitu.......

a. rebab c. siter
b. biola d. Celempung

5. instrumen di samping termasuk instrumen......

a. idiophone c. membranophone
b. aerophone d. Chordophone

6. instrumen pada gambar ini adalah termasuk instrumen...........

a. idiophone c. membranophone
b. aerophone d. Chordophone

7. Gendhing bentuk ladrang dalam satu gongan terdapat ........... hitungan

a. 24 c. 8
b. 16 d. 32

8. Dalam satu gongan gendhing bentuk ladrang, terdapat..........tabuhan kenong

a. 4 c. 8
b. 3 d. 16

9. Tehnik pinjalan adalah tehnik bergantian antara ...


a. Saron 1 dengan saron2 c. Bonang barung dengan bonang penerus
b. Demung dengan slenthem d. Demung 1 dengan demung 2
10. Tehnik bergantian antara bonang barung dengan bonang penerus
disebut.............
a. Imbal-imbalan c. Mipil
b. Sekaran d. Gembyang

19
11. 16. Jenis tabuhan untuk Demung dan Slenthem yang saling bergantian
disebut :
a. mbalung c. Pancer

b. pinjalan d. Imbal

12. Pada struktur lagu bentuk ladrang dalam satu gongan terdiri dari ......
a. 7 gatra c. 4 gatra

b. 6 gatra d. 8 gatra

13. Bentuk Ladrang setiap gatra genap menabuh nada berakhir .....
a. Gong c. kenong

b. kempul d. Kempyang

14. Bagian lagu yang digunakan sebagai jembatan menuju ngelik disebut ……..
a. Buka c. Ngelik

b. Ompak d. Suwuk

15. Di dalam struktur gendhing bentuk ladrang bagian yang digunakan untuk
lagu gerongan adalah……..
a. Merong c. Buka

b. Ompak d. Ngelik

16. pada gendhing bentuk ladrang, setiap dong kecil menabuh instrumen....

a. kenong c. kethuk
b. kempyang d. Kempul

17. Dalam struktur gendhing bentuk ladrang, instrumen kempul ditabuh pada
hitungan....

a. 4,12,20, 28 c. 8, 16, 24, 32


b. 12, 20, 28 d. 12, 20, 28, 32

18. jika notasi gendhing: 2 7 2 3 ditabuh dengan tehnik mipil lamba menjadi....

a. 2727 2323 c. 2277 2233


b. 272.2727 232.2323 d. 2277 2277 2233 2233

19. tehnik nacah lamba digunakan instrumen saron penerus pada saat irama....

a. dadi c. wiled
b. tanggung d. Lancar

20. tehnik pinjalan adalah tehnik bergantian antara ...

20
a. saron 1 dengan saron2 c. demung 1 dengan demung 2
b. demung dengan slenthem d. bonang barung dengan bonang penerus

Materi Seni Pedalangan

Standar Kompetensi :

1. Mengapresiasi karya seni Pedhalangan


2. Mengekspresikan diri melalui karya seni Pedhalangan

Kompetensi Dasar :

3.1 Mendeskripsikan cara membuat wayang


3.2 Mempresentasikan teknik membuat wayang
Indikator :

4.1 Menerapkan prinsip kerja sama dan keterpaduan rasa dalam memuat wayang

21
4.2 Menampilkan karya seni pedhalangan disajikan secara individual

1. Mengenal pembuatan wayang

Indonesia memiliki beragam kesenian yang sangat unik dan khas, salah
satunya yaitu Wayang Kulit. Selain terkenal di Indonesia, Wayang Kulit pun
juga cukup terkenal dalam kancah Internasional.
Wayang kulit memiliki bentuk yang pipih dan memiliki gagang yang panjang
agar sang dalang bisa memainkan wayang dengan mudah. Selain bentuknya
yang pipih, ada juga wayang yang memiliki tangan dan kaki sehingga
membuat pertunjukkan semakin menarik.
Wayang tidak terlepas dari cabang seni yang lain, seperti seni rupa. Seni rupa
wayang merupakan hasil rekayasa batin, piker, mata dan ketrampilan tangan
para penatah(ahli tatah sungging) yang diungkapkan dan mampu
menciptakan bentuk tokoh wayang. Dilihat dari segi pemilihan bahan
kulit(utamanya kulit kerbau) desain, ragam dan corak wajah, anggota tubuh,
pakaian senjata serta atribut wayang lainyaserta melalui berbagai
penyempurnaan untuk mempertinggi nilai kriya wayang lainya serta melalui
berbagai penyempurnaan untuk mempertinggi nilai seni kriya wayang. Teknik
pewarnaan (sunggingan) sangat mendukung penampilan tokoh maupun
ekspresi sifat atau watak yang disandang oleh sosok pelakunya.
Salah satu dimensi yang sangat menentukan nilai seni kriya wayang adalah
mengandalkan pada bayang-bayang (tembus pandang) sebagai hasil tatah
sungging.

Keindahan wayang kulit merupakan paduan antara seni pahat (tatah) yang
rumit dengan seni sungging yang serasi. Oleh karena itu keindahan wayang
kulit yang sedang dimainkan dapat dinikmati dari depan maupun dari
belakang. Jika wayang kulit dilihat dari belakang layar (kelir) wayang dapat
dinikmati kerincian pahatan dan merasakan suasana spiritual karena yang
dilihat hanyalah baying-bayang, sedangkan dilihat dari depan(kelir)dapat
dilihat keindahan dan kemewahan sunggingannya yang sekaligus
memberikan suasana keduniawian.
a. Proses pembuatan wayang
Boneka wayang sangat tipologis karena penggambaran karakternya yang
telah dibakukan itu telah mengalami stilisasi tajam pada detail, bentuk,
dan warna wajahnya. Misalnya seperti satriya dan dewa bentuk matanya
membusur, kaki dan tangannya ramping, sikapnya tenang, dan mulutnya
tertutup, sedangkan watak yang kasar seperti raksasa matanya
membelalak, mulutnya menyeringai penuh gigi, bentuk badannya besar,
dan wajahnya kemerah-merahan.
22
1. Bahan perlengkapan
Bahan utama untuk membuat wayang kulit adalah kulit kerbau. Dapat
pula menggunakan kulit sapi, namun hasilnya kurang memuaskan.
Kulit sapi sifatnya lebih lemas dan tidak tahan perubahan cuaca.
Prosesnya adalah mula-mula kulit kerbau dipenthang(direntangkan)
dan dijemur sampai kering betul, selanjutnya kulit dikerok(dibersihkan
bulunya) hingga berupa lembaran tipis 1-2mm.

Kulit kerbau yang dipenthang dan dikerok

Perlengkapan yang digunakan untuk menatah wayang kulit adalah:


a. Tatah atau Pahat
Tatah atau pahat untuk menatah wayang kulit ialah tatah-tatah
kecil yang banyaknya 20-25 buah dan terdiri atas dua macam,
yaitu tatah kuku yang bentuknya seperti kuku dan tatah lantas,
yang bentuknya datar. Tatah-tatah tersebut terbuat dari besi baja.
Tatah kuku terdiri atas: tatah bubukan, tatah bubuk ireng, tatah
begal, tatah intan-intanan, tatah emas-emasan, tatah gedawungan,
tatah gubahan, tatah gubahan besar, tatah pangrembo dan tatah
kuku bedhahan. Sedangkan tatah lantas terdiri atas : tatah
bedahahan, tatah unton-unton, tatah trentenan/tretesan dan tatah
tatasan.
b. Gandhen(palu)
Gandhen ialah semacam palu yang terbuat dari kayu keras seperti
kayu sawo. Alat ini adalah pemukul tatah agar tatah dapat
menembus kulit.

23
c. Malam(lilin)
Fungsi malam atau lilin ini untuk melicinkan tatah dengan cara
sekali-sekali tatah ditusukkan pada lilin atau malam yang dilekatkan
pada ganden.

d. Jangka
Alat ini digunakan untuk membuat pola yang berbentuk bulat,
antaralain gelung supit urang dan sambungan-sambungan tangan.

e. Mistar(penggaris),
Penggaris digunakan untuk membuat pola yang berbentuk lurus,
antaralain tangan wayang, palemahan

f. Batu asahan dan air


Batu asahan digunakan untuk mengasah tatah bila terasa mulai
tumpul atau kurang sempurna hasil tatahannya. Pada waktu
mengasah ini juga diperlukan air

g. Penindih
Penindih lazimnya berupa sepotong besi atau benda berat lainya,
misalnya batu, agar pada waktu menatah wayang tidak bergeser.

24
h. Pandukan
Pandukan ialah sepotong kayu keras, misalnya kayu sawo yang
digunakan sebagai landasan pada waktu menatah wayang.

i. Dan paku corekan


Paku ini digunakan untuk membuat pola wayang pada kulit dengan
cara digoreskan pada kulit.

2. Penatahan wayang kulit


Setelah pembuatan pola wayang dengan cara mengeblak atau
membuat salinan wayang dengan cara wayang diletakkan diatas kulit ,
kemudian mulai menatah kulit pada bagian luar(wayang gebingan),
kemudian menatah bagian dalam, terutama bagian menumpang atau
bagian yang menutupi bagian lain. Bagian-bagian yang ditumpangii
akan ditatah kemudian untuk menjaga agar jalur-jalur penatahan agar
penahan tidak terkecoh

25
3. Mewarnai/menyungging
Untuk terakhir dari pembuatan wayang adalah menyungging(memberi
warna). Sebelum disungging wayang gebingan diamplas terlebih
dahulu agar kulit rata dan halus serta tidak kasar/menonjol. Setelah
itu kulit dicaat warna putih sebagai dasarnya. Setelah cat dasar
mongering bagian yang akan dibrons kuning emas(badan dan kaki)
dicat dasar kuning sedangkan bagian yang akan dicat hitam seperti
muka, gelung, dan rambut dicat hitam.

Latihan soal
1. Bahan utama untuk membuat wayang kulit adalah…..

a. Kulit kambing c. kulit kerbau.

b. Kulit harimau d. Kulit unta

2. Tatah atau pahat untuk menatah wayang kulit ialah tatah-tatah kecil yang
banyaknya 20-25 buah dan terdiri atas dua macam,yaitu….

a. tatah kuku dan tatah lantas b. kuku macan dan kuku tatah

b. tatah kayu dan tatah kulit c. semua jawaban salah

26
3. Dari berbagai macam tatah, tatah bubukan, tatah bubuk ireng, tatah begal, tatah
intan-intanan, tatah emas-emasan, tatah gedawungan, termasuk tatah….

a. tatah kuku c. tatah keras

b. tatah tratasan d. tatah baku

4. sedangkan tatah dibawah ini yang termasuk tatah lantas adalah kecuali…..

a. tatah bedahahan, c. tatah unton-unton,

c. tatah trentenan/tretesan d. tatah bubukan

5. Alat semacam palu yang terbuat dari kayu keras seperti kayu sawo. Alat ini
adalah pemukul tatah agar tatah dapat menembus kulit, nah alat ini disebut…..

a. palu c. pukul

b. gandhen d. tatah

6. alat berbentuk besi yang digunakan untuk menekan

agar pada waktu menatah wayang tidak bergeser disebut…

a. batu c. besi

b. penindhih d. penekan

7. Fungsi alat disamping adalah untuk mengasah tatah agar

bisa runcing dan dapat digunakan , alat ini dinamakan…..

a. batu asahan c. magnet

b. batu baja d. semua jawaban benar

8. Alat digunakan untuk membuat pola yang berbentuk lurus, antaralain tangan
wayang, palemahan disebut……….

a. jangkar c. tatah

b. palu d. Mistar/peggaris

9. sepotong kayu keras, misalnya kayu sawo yang digunakan sebagai landasan pada
waktu menatah wayang dinamakan……

27
a. pandhukan c. wungkal

b. palemahan d. jangkar

10. Dalam membuat karya wayang kulit, untuk membuat pola wayang pada kulit
dengan cara digoreskan pada kulit, adapun alat ini menggunakan……

a. jangkar c. paku corekan

b. tatah d. gandhen

Materi Seni Tembang

Standar Kompetensi :

1. Mengapresiasi karya seni Tembang


2. Mengekspresikan diri melalui karya seni tembang

Kompetensi Dasar :

3.1 Mendeskripsikan sekar macapat sinom


3.2 Mempresentasikan menyajikan tembang macapat sinom
Indikator :
28
4.1 Menerapkan prinsip kerja sama dan keterpaduan rasa dalam menyajikan
tembang macapat
4.2 Menampilkan karya seni tembang macapat secara individual

Tembang Macapat

Tembang macapat adalah salah satu karya sastra Jawa yang berbentuk tembang
atau puisi tradisional Jawa. Hampir serupa dengan tembang jawa dalam
kebudayaan Jawa, ada pula karya sastra yang serupa di daerah lain seperti Bali,
Sasa, Sunda, dan Madura. Bahkan pernah juga ditemukan dalam kebudayaan
Palembang dan Banjarmasin berupa karya sastra puisi daerah ini.
Tembang macapat muncul sekitar akhir masa kepemimpinan kerajaan Majapahit
dan mulai disebarkan dan dipopulerkan oleh Walisongo saat berdakwah agama.
Tembang yang merupakan salah satu karya kesusastraan Jawa kuno di masa
Mataram Baru biasanya ditulis menggunakan metrum macapat, yakni berbentuk
prosa atau gancaran. Alias tidak dianggap sebagai karya sastra yang berdiri sendiri,
melainkan diakui sebagai daftar isi saja.
Contoh karya sastra berbahasa Jawa antara lain serat wulangreh, kalatidha,
wedhatama, dan sebagainya. Kemudian puisi tradisional yang menggunakan bahasa
Jawa terdiri dari tiga macam, yakni tembang cilik, tembang tengahan, dan tembang
gedeh. Berdasarkan golongan macamnya tersebut, tembang macapat termasuk
dalam tembang cilik dan tengahan. Macam tembang gedhe biasanya berkaitan
dengan kakawin atau puisi tradisional Jawa Kuno.
Tembang macapat memiliki peraturan yang dalam penerapannya dibandingkan
dengan tembang kakawin dan juga menggunakan bahasa Jawa yang lebih mudah.
Tembang kakawin biasanya juga menggunakan bahasa jawa kuno yang kental
dengan bahasa sansekerta. Sedangkan tembang macapat menggunakan bahasa
Jawa yang tidak terlalu memperhatikan suku kata yang panjang dan pendek.

setiap bait di tembang macapat memiliki struktur guru gatra yang didalamnya
memiliki sejumlah guru wilangan dan diakhiri dengan guru lagu. Berikut ini
penjelasan tentang struktur tembang macapat yang perlu Grameds ketahui:

29
1. Guru Gatra : Banyaknya jumlah baris atau larik kalimat dalam satu bait tembang
macapat
2. Guru wilangan : Banyaknya jumlah suku kata pada setiap baris atau larik
kalimat
3. Guru Lagu : Bunyi vocal pada setiap sajak akhir yang ada di setiap baris atau
larik kalimat

Untuk materi kelas IX ini kita akan mempelajari tetang Tembang macapat Sinom.
Tembang macapat sinom menggambarkan pucuk atau yang baru tumbuh kemudian
bersemi. Filosofi tembang macapat sinom ini adalah bermakna seorang remaja yang
mulai tumbuh beranjak dewasa. Seorang remaja biasanya sedang mencari jati
dirinya dan bertanya tentang dirinya sendiri, kemudian berusaha menemukan sosok
panutan untuk dirinya. Tugas seorang remaja adalah menuntut ilmu dengan sebaik
mungkin demi bekal kelak di masa depan. Sinom juga memiliki keterkaitan dengan kata
sinoman yang berarti perkumpulan para pemuda untuk membantu orang yang sedang
punya hajat. Sinom ini kemudian berkaitan dengan upacara anak anak pada zaman dahulu
dan juga bisa merujuk pada daun dari pohon yang masih muda.
Tembang sinom memiliki struktur atau aturan yang bercirikan memiliki 9 baris
dengan setiap baitnya berguru lagu a, i, a, i, i, u, a, i dan a dan berguru
wilangannya terdiri 8, 8, 8, 8, 7, 8, 7 dan 8.

Berikut contoh tembang macapat sinom

Tembang Macapat Sinom lrs slendro sanga

l) @ @ @ @ ! ! ! !

A- me-na-ngi ja-man e-dan = Mengalami zaman gila


! ! ! ! 6 z6c! z5c3 3

E- wuh a- ya ing pam-bu- di = Sulit dalam pikiran


6!!! 6555

Me-lu e-dan no-ra ta-han = lkut gila tidak tahan


5 5 5 3 1 1 zyct t

Yen tan me- lu a-ngla-ko-ni =Kalau tidak ikut melakoni


t1223 55
30
Bo-ya ke-du-man me-lik = Tidak dapat bagian apa-apa
6 ! 5 2 1 2 zyc1 1

Ka-li - ren we-ka-san-i- pun =Kelaparan akhirnya


122 2355

nDi-la-lah ker-sa A-llah = Untungnya kehendak Allah


5 3 2 3 1 1 zyct t

Beg-ja- beg-ja-ne kang la-li = Sebaik-baiknya orang lupa


2 3 5 5,6 ! 5 2 1 2 zyc1 1

Lu-wih beg-ja kang e-ling la-wan was-pa-da = Lebih beruntung yang senantiasa
ingat dan waspada

2. Tembang Macapat Sinom Lrs plg ptt nem

5 6! !!!!!
Nu-la-dha la-ku u-ta-ma = menyontohlah perbuatan baik
! @ @ 7 ! @ z@c! !
Tu-mrap-e wong ta-nah Ja-wi = untuk orang jawa
! @ @ @ ! 6 6 z5c4
Wong a-gung ing Ngek-si-gan-da = orang luhur dari Mataram
4 4 4 54 212
Pa-nem-ba-han Se-no-pa-ti =Panembahan Senopati
4 5 5 5 z5c4 5 6
Ke-pa-ti a-mar-su-di ` =benar-benar mencari
4 4 4 4 z4c5 z4c2 4 5
Su-da-ning ha-wa lan nep-su = mengurangi hawa napsu
24 4 444 4
Pi-ne-su ta-pa-bra-ta = dengan cara prihatin
444 542 12
Ta-na-pi ing si-yang ra-tri =Prihatin di siang dan malam
2 4 5 6, 5 5 5 5 z5c6 z5c4 2 z4c5

31
A-me-ma-ngun kar-ye-nak tyas-ing sa - sa-ma = selalu bekerja untuk ketentraman
orang banyak

Latihan Soal
1. Tembang macapat muncul sekitar akhir masa kepemimpinan….

a. kerajan syilendra c. kerajaan demak

b. kerajaan Majapahit d. Kerajaan Kediri

2. Contoh karya sastra berbahasa Jawa antara lain kecuali….

a. serat wulangreh, c. kalatidha,

b. Serat mahabarata d. wedhatama,

3. Banyaknya jumlah baris atau larik kalimat dalam satu bait tembang macapat
disebut……..
a. guru lagu c. guru gatra
b. guru wilangan d. guru besar
4. Bunyi vocal pada setiap sajak akhir yang ada di setiap baris atau larik kalimat
a. guru gatra c. guru wilangan
b. guru lagu d. guru madya
5. Tembang macapat tentunya banyak sekali macamnya, kemudian tembang
macapat yang menggambarkan pucuk atau yang baru tumbuh kemudian bersemi
disebut…….

a. mijil c. kinanthi
32
b. asmarandana d. sinom

33

Anda mungkin juga menyukai