Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

EVALUASI RANCANGAN DAN KRITIK KARYA TARI


GURU PEMBIMBING : YUDA ABDUL GAFUR, SPd

DISUSUN OLEH:

NINDI ADILA
MUHAMMAD AFIF
AHMAD SYAIFULLAH
MELSANDRA
NUR FITA SARI
PAHRUL ASIKIN

KELAS XII MIPA


TAHUN AJARAN 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seni tari, sebagai bentuk ekspresi budaya yang mendalam, terus mengalami
perkembangan pesat. Evaluasi rancangan dan kritik karya tari menjadi kunci untuk
memahami dan mengapresiasi setiap gerakan, ritme, dan narasi yang terkandung dalam
setiap pertunjukan. Di tengah dinamika perkembangan seni, penilaian mendalam
terhadap aspek teknis dan artistik karya tari menjadi landasan bagi pengembangan seni
ini.
Kritik karya tari juga membuka pintu untuk memahami keragaman budaya. Dalam
setiap gerakan dan kostum, tersembunyi makna yang menghubungkan penonton dengan
akar budaya yang mendalam.
Dengan memahami dan menghargai evaluasi serta kritik terhadap karya tari, kita
dapat memperdalam pemahaman tentang bagaimana seni tari menjadi cerminan
identitas budaya dan medium yang memungkinkan interaksi lintas budaya. Dengan
demikian, makalah ini akan menggali lebih dalam tentang peran evaluasi rancangan dan
kritik karya tari dalam menggambarkan dan memelihara warisan budaya melalui medium
yang indah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses evaluasi rancangan karya tari dapat meningkatkan pemahaman
terhadap aspek teknis dan artistiknya?
2. Apa peran kritik seni dalam mengembangkan apresiasi terhadap keanekaragaman
budaya yang tercermin dalam karya tari?
3. Bagaimana dampak kritik konstruktif terhadap perkembangan seni tari dan
pertumbuhan seniman tari itu sendiri?

C. Tujuan
1. Menganalisis elemen-elemen rancangan karya tari guna meningkatkan pemahaman
tentang nilai artistiknya.

1
2. Membahas peran kritik seni sebagai sarana untuk memahami dan merayakan
keragaman budaya yang diungkapkan melalui tarian.
3. Mendorong pertumbuhan seni tari dengan memberikan pandangan kritis yang
konstruktif, mendukung pengembangan seniman tari dalam mengeksplorasi berbagai
konsep dan inspirasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Evaluasi Rancangan Materi Pergelaran Tari


Perlu adanya proses menyusun materi karya tari yang akan dipergelarkan.
Kegiatan ini dilakukan untuk menyeleksi dan menyusun materi agar tidak monotan dan
memiliki dinamika penyajian dalam pertunjukannya. Beberapa aspek penyajian yang
dapat dijadikan pertimbangan dalam menyusun materi pergelaran, di antaranya jumlah
pemain/penari, penggunaan properti tari, penyajian gerak secara keseluruhan, jenis
penyajian, unsur musik pengiring, rias dan busana, serta bentuk penyajian secara utuh.
Aspek-aspek tersebut dapat dijadikan acuan dalam menyeleksi materi pergelaran.
Selanjutnya disusun kebutuhan pergelaran tari sehingga materi yang disajikan terkesan
variatif dan memiliki struktur dinamika menarik. Berikut ini jenis-jenis karya tari.
1. Jenis Karya Tari Berdasarkan Bentuk Penyajiannya
Karya tari dibagi menjadi tiga bentuk berdasarkan penyajiannya, yaitu tari
kelompok, tari berpasangan, dan tari tunggal.
a. Tari Kelompok
Pada tari kelompok, dikenal tari massal dan drama tari. Tari massal
dibawakan oleh banyak penari. Gerakan setiap penari tidak saling berkaitan dan
tidak saling melengkapi satu sama lain. Jadi, tari massal pada dasarnya hanya
merupakan tari bersama atau berkelompok tanpa ada kaitan erat dari segi
tatanan gerak. Namun sekarang, posisi penari atau pola lantai tari massal diatur
sedemikian rupa sehingga meningkat nilai artistiknya.
Karya tari yang sering ditarikan secara massal dan telah digarap posisi
penarinya, misalnya, tari giring-giring dari Kalimantan, tari ratoh talo dari Aceh,
dan tari merak dari Jawa Barat. Drama tari juga disebut dengan istilah teater tari.
Dalam pertunjukan drama tari atau teater tari disajikan cerita lengkap atau
sebagian (fragmen). Pertunjukan tersebut tersusun atas adegan demi adegan
atau babak demi babak. Dalam setiap adegan, minimal ditampilkan dua tokoh
cerita di samping pemeran-pemeran pembantu.

3
Pada dasarnya, drama tari merupakan dramatisasi cerita ke dalam media
tari. Ada drama tari yang berdialog dan ada pula yang tanpa dialog. Drama tari
yang berdialog atau menggunakan percakapan dibagi menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama, yaitu drama tari yang dialognya diucapkan langsung oleh
pelaku dan penarinya tanpa bertopeng. Kelompok kedua, yaitu drama tari yang
dialognya diucapkan oleh dalang dan penarinya bertopeng.
b. Tari Berpasangan
Penampilan tari yang di sajikan secara berpasangan (dua orang pemain)
dapat di sebut dengan tari berpasangan. Tari ini dapat disajikan oleh penari
sejenis (putra-putra dan putri-putri) dan berlainan (putra-putri). Tari ini dibagi
menjadi dua kelompok. Walaupun demikian, tari berkelompok ataupun massal
yang di bawakan banyak orang juga bisa dikatakan sebagai tari berpasangan,
apabila dalam gerakanya ada interaksi antara dua penari. Pada seni tari tradisi,
tari berpasangan dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
1) Jenis wireng
Tari ini menggambarkan ketangkasan dalam latihan perang dengan
menggunakan senjata atau alat perang. Beksan wireng bersala dari kata wira
(perwira) dan aeng, yaitu prajurit yang unggul. Contoh tari jenis wireng, yaitu
tari retna tinandhing (putri), tari panji kembar (putra alus), tari bandayuda
(putra gagah), tari lawung (putra gagah), tari bogis kembar (putra gagah). Ciri-
ciri jenis wireng antara lain:
a) Kostum/busana sama;
b) Karakter sama;
c) Menampilkan tema heroik/perang/keprajuritan;
d) Perang nya tidak terlihat yang kalah dan yang menang/sama kuat;
e) Tidak mengambil dari suatu cerita.
2) Jenis Pethilan
Tari jenis ini adalah bentuk tari berpasangan yang mengambil
(mengangkat) cuplikan suatu peristiwa dari sebuah cerita. Ciri-ciri jenis
Pethilan antara lain:
a) Busana tidak selalu sama;
b) Karakter tidak selalu sama;

4
c) Tidak selalu menampilkan tema heroik atau perang;
d) Pada tema heroik terlihat jelas siapa yang kalah dan siapa yang menang;
e) Mengambil sebangian dari suatu cerita.
Beberapa contoh tari berpasangan jenis Pethilan antara lain sebagai
berikut:
a) Karakter putri alus dan putri endhel (perang), misalnya adaninggar
kelaswara.
b) Karakter putri endhel dan putri gagah (perang), misalnya tari srikandhi
cekil dan tari srikandhi buriswara.
c) Karakter putri endhel dan putri endhel (perang), misalnya srikandhi
mustakaweni.
c. Tari tunggal
Tari tunggal merupakan tari yang dibawakan oleh satu orang penari, baik
perempuan maupun laki-laki. Gerak tarinya bisa merupakan Penggambaran dari
suatu objek tertentu (binatang, kegiatan manusia), bisa jga penokohan dari suatu
cerita. Dalam membawakan tari tunggal, seseorang penari dapat lebih bebas
mengungkapkan ekspresinya, tanpa harus menyesuaikan penari lainnya.
1) Tari putra karakter alus, antara lain tari gambir anom (lanyap), tari gunung sari
(luruh), tari pamungkas (luruh), tari kiprah dewakumara (lanyap), tari
bromastra (lanyap), dan tari menak koncar.
2) Tari putra karakter gagah, antara lain tari kuda-kuda, tari jemparingan, tari
jaranan, prawiraguna, tari eko prawira, dan tari gatotkaca gandrung.
3) Tari putri, antara lain tari gambyong, tari golek manis, tari kukila, tari merak,
tari golek tirta kencana, tari manipuri/manipuren, dan tari bondan.
2. Jenis Karya Tari Berdasarkan Penyajian Koreografi
Berdasarkan koreografinya, tari dibagi menjadi tiga macam, yaitu tari
tradisional, tari kreasi baru, dan tari kontemporer.
a. Tari Tradisional
Tari tradisional merupakan sebuah bentuk tarian yang sudah lama ada.
Tarian ini diwariskan secara turun-temurun. Sebuah tarian tradisional biasanya
menggunakan nilai filosofis, simbolis, dan religius. Semua aturan ragam gerak tari
tradisional, formasi, busana, dan riasnya hingga kini tidak banyak berubah.

5
b. Tari Kreasi Baru
Tari kreasi baru merupakan tarian yang lepas dari standar tari yang baku.
Dirancang menurut kreasi penata tari sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap
memelihara nilai artistiknya. Tari kreasi, baik sebagai penampilan utama maupun
sebagai tarian latar hingga kini terus berkembang dengan iringan musik yang
bervariasi sehingga muncul istilah tari modern
c. Tari Kontemporer
Tari kontemporer adalah gerakan tari simbolik terkait dengan koreografi
bercerita dengan gaya unik dan penuh penafsiran. Iringan yang dipakai juga
banyak yang tidak lazim.

B. Membuat Deskripsi Tarian


1. Deskripsi Gerak
Deskripsi gerak merupakan penjabaran ataupun penjelasan mengenai
hitungan gerak tari, seperti hitungan posisi kepala, kaki, badan, dan tangan.
2. Musik Iringan
Catatan musik iringan tari isinya menjelaskan tentang konsep musik yang
digunakan dalam mengiringi tarian. Pada kesempatan pembelajaran sebelumnya
telah dipelajari tentang fungsi musik iringan dalam tari. Dalam uraian tentang musik
iringan tari juga dijelaskan teknik notasi musik sesuai dengan kemampuan penulis.
3. Rias dan Busana
Pada bagian ini perlu dijelaskan tentang unsur busana dan rias sebagai salah
satu aspek penting dalam penyajian tari. Uraian dapat dilakukan dengan cara
mendeskripsikan unsur- unsur rias dan busana serta dapat diperkuat dengan bentuk
gambar rias dan busana yang digunakan dalam penyajian tari.
4. Properti Tari dan Unsur Pendukung Lainnya
Selain uraian materi gerak, musik, rias, dan busana, perlu diuraikan juga
tentang persoalan properti yang digunakan dan alat-alat pertunjukan lainnya yang
dihadirkan di atas pentas terkait dengan konsep garap tarian yang dibawakan.
Apabila pencatatan karya tari ingin lebih lengkap dapat ditambahkan dengan
beberapa fokus masalah, seperti tata cahaya, tata panggung, tata dekorasi, dan tata
pengeras suara.

6
Kegiatan mendeskripsikan karya tari di dalamnya berisikan kegiatan
menguraikan materi karya tari yang diamati sesuai dengan fokus pengamatan.
Kalimat dan bahasa yang digunakan tidak memiliki kebakuan penggunaan kalimat
atau bahasa. Akan tetapi, lebih disesuaikan dengan kebutuhan materi yang akan
dideskripsikan.
5. Judul Tari
Judul merupakan gagasan atau ide tema tari yang direncanakan untuk
menggambarkan isi di dalam gerakan tariPemberian judul dilakukan dengan memberi
nama pada karya yang akan dipentaskan.
6. Ide Garap
Pada bagian ini, isinya dapat diuraikan tentang latar belakang karya tari yang
diciptakan dan proses penciptaan sehingga garapan ini dapat terwujud.
7. Tema
Penjelasan tema tari pada umumnya menggambarkan esensi dari cerita atau
tema yang dibawakan dalam tarian. Kalimat yang dibuat tidak perlu terlalu panjang,
tetapi mampu menjelaskan esensi cerita tarian yang dibawakan, seperti tema
kepahlawanan, percintaan, religius, dan sejenisnya.
8. Sinopsis
Uraian sinopsis memiliki makna sama dengan tema, yakni uraian esensi tema
atau cerita yang dibawakan, tetapi perbedaannya dalam penguraian kalimatnya.
Penguraian tema dapat menggunakan satu atau dua kata, sedangkan penguraian
sinopsis kalimat atau kata yang digunakan relatif lebih banyak sesuai dengan
kebutuhan penjelasan esensi cerita atau tema yang dibawakan. Kalimat yang
diuraikan dapat digunakan dua sampai lima kalimat.

C. Evaluasi Tugas dan Tanggung Jawab Bidang Panitia Pergelaran


Dalam sebuah proses produksi karya tari, perlu dilakukan evaluasi tugas dan
tanggung jawab bidang panitia pergelaran. Kegiatan ini dilakukan untuk meminimalkan
kesalahan tugas dan tanggung jawab yang dilaksanakan setiap bidang dalam suatu acara
pergelaran tari. Kegiatan evaluasi memiliki makna sama dengan kegiatan koordinasi kerja
antarbidang dalam struktur organisasi kegiatan pergelaran tari. Secara garis besar,

7
struktur organisasi dalam kegiatan pergelaran tari dapat terbagi pada tiga kelompok
kerja artistik.
1. Tim Produksi
Tugas dan tanggung jawab tim produksi lebih difokuskan pada persoalan
mengurus > segala administrasi, rancangan dan pembuatan surat-menyurat,
rancangan dan pembuatan anggaran biaya kegiatan, rancangan dan pembuatan
publikasi (pembuatan baliho, spanduk, leaflet, undangan, sertifikat, informasi
kegiatan ke media massa, koran, radio, televisi, dan lain-lain), mendokumentasikan
kegiatan, serta berpikir untuk mencari dana sponsor kegiatan.
2. Tim House Manager
Tugas dan tanggung jawab tim house manager lebih difokuskan mengurus
persoalan keamanan kegiatan pergelaran tari, mengurus akomodasi pemain dan
pendukung lainnya, mengurus kebutuhan konsumsi latihan dan pelaksanaan
pergelaran tari, mengurus masalah transportasi yang dibutuhkan (transportasi
permain, crew, dan angkutan barang artistik pertunjukan), serta mengurus masalah
gedung pertunjukan yang sesuai dengan terna karya yang akan dipublikasikan.
3. Tim Artistik
Tugas dan tanggung jawab tim artistik lebih difokuskan pada rancangan dan
pembuatan materi pergelaran tari serta unsur-unsur pertunjukan lainnya. Selain itu,
tin artistik juga memiliki tanggung jawab besar untuk mengondisikan agar kegiatan
pergelaran tari berjalan dengan lancar dan sukses. Oleh karena itu, dalam beberapa
bidang, diberikan tanggung jawab yang berbeda-beda, seperti sutradara/koreografer
lebih dikonsentrasikan pada rancangan ide dan materi garapan tari yang akan
ditampilkan, pimpinan artistik membantu sutradara, dan koreografer untuk
menerjemahkannya dalam bahasa benda atau perupaan (rancangan pembuatan
properti, setting, dan dekorasi panggung) serta menjadi leader dari penata panggung
dan penata artistik lainnya.
Selain bidang tersebut, terdapat bidang lainnya di bawah kelompok kerja tim
artistik, yaitu penata cahaya, penata busana tari, penata rias, penata musik, dan
penata suara. Sebagai "jenderal pertunjukan, seorang stage manager harus
bertanggung jawab, khususnya terkait dengan rancangan dan membuat pertunjukan
tari berjalan dengan baik dan sukses.

8
D. Kritik Tari
1. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Kritik Tari
Kritik tari merupakan kegiatan memberikan apresiasi terhadap karya tari
dengan cara menuliskan kembali peristiwa pertunjukan seni tari yang sudah
dilakukan atau memberikan komentar terhadap perkembangan peristiwa seni tari
pada saat itu. kritik tari dilakukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat
terhadap sebuah kejadian pertunjukan atau perkembangan tari sehingga masyarakat
yang pada saat kejadian tidak menyaksikan akhirnya dapat mengetahuinya. Isi dalam
kritik tari dapat berupa deskripsi kejadian pertunjukan, komentar, dan penilaian dari
subjek (kritikus) yang melakukan kritik. Fungsi utama kritik, yaitu untuk
menjembatani persepsi dan apresiasi artistik dan estetik karya tari antara penari dan
penikmat tari.
Secara umum, terdapat beberapa fungsi kritik tari, antara lain adalah sebagai
berikut:
a. Media evaluasi diri bagi seniman dan penonton.
b. Media komunikasi antara seniman, kritikus, dan pembaca.
c. Media informasi bagi publik.
d. Media peningkatan kualitas produk karya tari.
Kritik berperan dalam menjembatani antara kepentingan seniman (pencipta)
melalui karyanya dan kepentingan penikmatnya (apresiator). Kritik sebagai aktivitas
penerjemahan karya untuk mempercepat dan meningkatkan apresiasi penikmatnya
dan memberi dampak terhadap tumbuhnya kebiasaan kritis kepada penikmatnya.
Sikap kritis dari penikmat akan mendorong munculnya karya seni yang berkualitas.
Kritik tari memiliki tujuan yang ingin dicapai. Adapun beberapa tujuan dari
kritik tari antara lain adalah sebagai berikut:
a. Memberikan bahan evaluasi dan masukan positif terhadap karya seniman tari.
b. Dasar evaluasi guna meningkatkan kualitas karyanya.
c. Memberikan penilaian dan tanggapan terhadap karya yang dipentaskan.
d. Memberikan informasi tentang kelebihan dan kelemahan karya yang dibuat
seniman.
e. Memberikan laporan ulasan peristiwa pertunjukan.

9
Selain itu, kegiatan kritik tari dapat memberikan manfaat positif terhadap
koreografer atau pelaku seni lainnya sehingga materi kritik tersebut dapat dijadikan
sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas karya yang dibuatnya.
2. Menilai Karya Tari
Materi penilaian yang diberikan isinya dapat berupa ulasan materi
pertunjukan secara keseluruhan atau komentar dari materi tari yang diapresiasi.
pemahaman menilai karya tari adalah kegiatan memberikan apresiasi atau
penghargaan terhadap karya tari yang dibuat orang lain. penyajian tari secara utuh
akan terkait dengan masalah musik, tata busana, tata rias, tata pentas, tata lampu,
artistik, penyelenggaraan pertunjukan, nilai, dan pesan dalam materi pertunjukan
tari, serta masalah lainnya yang selalu berkaitan erat dengan pertunjukan tari.
3. Menulis Kritik Tari
a. Deskripsi
Deskripsi adalah suatu proses pengumpulan data karya seni yang tersaji
langsung kepada pengamat. Dalam mendeskripsikan karya seni, kritikus dituntut
menyajikan keterangan secara objektif yang bersumber pada fakta yang terdapat
dalam karya seni. Dalam seni tari, kritikus akan menguraikan bagaimana aspek
penari, gerak, ekspresi, dan ilustrasi musik yang mengiringinya.
b. Analisis
Pada tahap analisis, tugas kritikus adalah menguraikan kualitas elemen
seni. Seni tari akan menguraikan mengenai gerak, ruang, waktu, tenaga, dan
ekspresi pada karya seni tari tersebut.
c. Interpretasi
Interpretasi dalam kritik seni adalah proses mengemukakan arti atau
makna karya seni dari hasil deskripsi dan analisis yang cermat. Tahap ini dapat
didekati dengan persoalan kajian nilai estetika tari, nilai etis, dan nilai sosial pada
materi karya tari yang diamati. Kegiatan ini tidak bermaksud menemukan nilai
verbal yang setara dengan pengalaman yang diberikan karya seni, juga bukan
dimaksudkan sebagai proses penilaian.

10
d. Tahapan Evaluasi
Tahapan evaluasi adalah tahapan tentang bagaimana sebaiknya kualitas
karya tari yang dianggap ideal menurut kita. Di tahap ini, kita dapat memberikan
analisis setelah menemukan kelemahan dalam pertunjukan
e. Tahapan Pesan dan Kesan
Pada bagian terakhir dapat ditambahkan tentang pernyataan sikap yang
menyangkut kesan dan pesan dari penulis tentang apa yang telah dilihat dan
dideskripsikan ke dalam tulisan kritik tari.
4. Contoh Kritik Tari
a. Deskripsi Data
Tari merak merupakan salah satu ragam tarian kreasi baru yang
mengekspresikan kehidupan binatang, yaitu burung merak. Tata cara dan
geraknya diambil dari kehidupan merak yang diangkat ke pentas oleh seniman
Sunda, Raden Tjetje Somantri. Merak, yaitu binatang sebesar ayam, bulunya
halus dan di kepalanya memiliki seperti mahkota. Kehidupan merak yang selalu
mengembangkan bulu ekornya agar menarik burüng merak wanita
menginspirasikan R. Tjetje Somantri untuk membüat tari merak ini. Tarian ini
biasanya ditarikan berkelompok, biasanya tiga penari atau bisa juga lebih.
b. Analisis
Para penari terlihat membawakan tarian tersebut dengan sangat anggun
dan begitu lemah gemulai sehingga terlihat sangat menarik. Para penari juga
terlihat sangat kompak. Kostum dan riasan yang mereka gunakan pun sangat
bagus dan cocok. Lagu yang diputar untuk mengiringi tarian sangat pas atau
sesuai dengan gerakan para penari. Pakaian yang dipakai penarinya memiliki
motif seperti bulu merak. Kain dan bajunya menggambarkan bentuk dan warna
bulu-bulu merak, hijau biru dan/atau hitam. Ditambah lagi sepasang sayapnya
yang melukiskan sayap atau ekor merak yang sedang dikembangkan. Gambaran
merak akan jelas dengan mahkota yang dipasang di kepala setiap penarinya.
c. Interpretasi
Simbol busana dan tata rias pada tari merak ditata sedemikian rupa
sehingga tari merak yang mereka bawakan tersebut menggambarkan keindahan
dan keelokan burung merak. Simbol gerak tari merak melambangkan gerak merak

11
jantan yang sedang menarik pasangannya. Dalam tarian ini digambarkan
bagaimana usaha merak jantan untuk menarik perhatian merak betina dengan
memamerkan bulu ekornya yang indah dan panjang. Dalam pertunjukan tari
merak menampilkan keceriaan karena salah satu fungsi dari tari merak adalah
sebagai tari penyambut tamu. Melalui gerakan-gerakan penari tersebut, tersirat
pesan bahwa kedatangan tamu harus disambut dengan keceriaan sehingga
semakin mempererat tali persaudaraan.
d. Evaluasi
Secara keseluruhan, penyajian tari merak sangat menarik. Para penari
menari dengan sangat kompak, sehingga sedap dipandang. Kostum dan riasan
yang mereka gunakan juga sangat serasi dan bagus, dengan perpaduan warna
dari kostum yang mereka gunakan satu sama lain. Lagu yang diputar atau yang
digunakan pada tarian ini sangat pas atau sangat cocok dengan gerakan tarian
para penari. Ekspresi wajah penari pada saat tampil juga sangat bagus sehingga
mereka profesional.
e. Pesan dan Kesan
Pertunjukan tari merak yang telah ditampilkan sangat menarik dan mem-
banggakan dalam menjaga kelestarian budaya bangsa Indonesia. Melalui gerakan
dalam tarian, mereka menunjukkan semangat. Para penari bergerak lemah
gemulai dan sangat indah dengan busana dan aksesori yang mereka kenakan.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam menjelajahi dunia seni tari melalui lensa evaluasi rancangan dan kritik
karya, kita telah menemukan kedalaman keindahan dan kompleksitas yang terkandung
dalam setiap gerakan, kostum, dan narasi. Evaluasi rancangan memberikan pandangan
mendalam terhadap teknik, estetika, dan inovasi koreografi, sementara kritik karya tari
membuka pintu menuju pemahaman yang lebih dalam terhadap keanekaragaman
budaya yang diwujudkan dalam pertunjukan.
Dengan memahami esensi evaluasi rancangan, kita dapat merasakan
keterampilan teknis dan keunikan artistik yang membentuk inti dari setiap pertunjukan
tari. Hal ini membuka jalan untuk menghargai upaya dan kreativitas para seniman tari
dalam merancang pengalaman visual dan emosional yang mendalam.
Di sisi lain, melalui kritik karya tari, kita telah mengetahui bahwa tarian bukan
hanya sekadar gerakan fisik, tetapi juga bahasa universal yang mencerminkan kaya akan
budaya dan identitas. Kritik seni memainkan peran penting dalam membuka mata kita
terhadap nuansa dan pesan yang terkandung dalam setiap gerakan, memperkaya
pemahaman kita akan keanekaragaman budaya yang diungkapkan melalui tarian.
Sebagai penutup, perjalanan kita dalam menganalisis evaluasi rancangan dan
kritik karya tari telah memberikan wawasan mendalam terhadap kompleksitas seni tari.
Semoga pemahaman ini dapat terus menginspirasi apresiasi yang mendalam terhadap
seni tari dan membantu mendorong pertumbuhan seni ini ke arah yang lebih inovatif
dan inklusif.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bannerman, H. (2018). Dance Criticism: A Primer. Routledge.


Foster, S. (2010). Choreographing Empathy: Kinesthesia in Performance. Routledge.
Jordan, S. (2015). Dance and Its Audience: Appreciating the Art of Movement. McFarland.
Kassing, J. P. (2013). Dance Composition Basics: Capturing the Choreographer's Craft. Human
Kinetics.
Martin, J. (2017). Critical Moves: Dance Studies in Theory and Politics. Duke University Press.
Nakamura, K. (2019). Choreographing Copyright: Race, Gender, and Intellectual Property
Rights in American Dance. Oxford University Press.

14

Anda mungkin juga menyukai