Anda di halaman 1dari 25

http://buratna.blogspot.

com/2018/11/

KD 3.4 Menganalisis jenis, fungsi dan unsur seni budaya


Nusantara
KD 4.4 Memilah jenis, fungsi dan unsur seni budaya
Nusantara

A.    JENIS, UNSUR DAN FUNGSI SENI TARI


1.      Jenis tari berdasarkan ragam geraknya
Tari gaya Surakarta di golongkan menjadi 3 yaitu Golongan Tari Putri, Golongan Tari
Putra Alus, Golongan Tari Putra Gagah
  Tari Putri yaitu Bedoyo Ketawang, Tari Srimpi Anglir Mendhung, Tari Srikandhi
Mustakaweni, Tari Adaninggar Kelasworo, Tari Retno Pamodyo, TariGolek, Tari Merak,
Tari Bondan, Tari Gambyong dan lain sebagainya
  Tari Puta Alus yaitu tari Gunung sari, Tari Klono alus, Tari Gambiranom, Tari Menak
Koncar. Tari
  Tari Putra Gagah yaitu Tari Gatotkaca Gandrung, Tari Klono Topeng Gagah, Tari Anilo
Prahasto, Tari Handoko Bugis, Tari Bugis Kembar, Tari Prawiro Watang, Tari Eko Prawiro,
Tari Prawiroguno, Tari Bondoyudo dan Lain Sebagainya

2.      Jenis – jenis Tari berdasarkan bentuk penyajian


Berdasarkan bentuk penyajiannya, jenis tari dibagi menjadi 4 macam yaitu tari tunggal, tari
berpasangan, tari missal dan drama tari.
a.       Tari tunggal adalah jenis tari yang dimainkan mutlak oleh seorang penari. Sebagai persiapan
dalam belajar tari tunggal perlu diperhatikan beberapa hal sebagai bekal yaitu sebagai berikut
Penguasaan ragam gerak sesuai koreografi, Penguasaan irama seiring jiwa / karakter
tari, Penguasaan ruang pentas, Rasa percaya diri. Contoh tari putrid tunggal anatara lain
Manipuri, golek, gambyong, batik, bondan,  gunungsari, menak koncar, pamungkas cantrik,
kelinci, topeng klana, gatotkaca, kuda – kuda
b.    Tari berpasangan adalah tari yang dibawakan oleh dua orang penari yang saling melengkapi
satu dengan yang lainnya. Pada tari berpasangan ini diperlukan keterlatihan gerak dengan
partner / lawan main / pasangannya waktu tampil untuk mewujudkan keserasian dan
keharmonisan. Dalam seni tradisi tari berpasangan dibedakan menjadi dua Jenis
wireng dengan Ciri – ciri adalah ditarikan oleh 2 orang baik putra maupun putri, bentuk
tarinya sama, pakaiannya sama, tidak mengambil suatu cerita, tidak menggunakan
ontowecono (dialog), tidak ada yang kalah / menang, perangnya tanding, gending satu / dua
artinya ladrang dteruskan ketawang. Contoh bogis kembar, bandoyudo. Yang kedua
adalah Jenis pethilan yaitu Tari yang mengambil cerita pewayangan. Ciri – cirinya adalah
tarinya boleh sama boleh tidak, pakaiannya tidak sama kecuali lakon kembar, menggunakan
ontowecono (dialog), memetik cerita / lakon, ada yang kalah / menang / mati, perang
menggunakan gendhing srepeg, sampak, dan gangsaran. Contoh srikandhi mustakaweni,
adaninggar kelasworo, srikandhi cakil, srikandhi burisrawa, karonsih, handaka bugis, anilo
prahasto, gatotkaca antorejo, anoman cakil, anoman wilkataksini
c.       Tari kelompok adalah tari yang disajikan oleh sekelompok penari yang tidak berpasangan.
Jumlah penari bisa 3,4,5 atau lebih
d.      Tari massal adalah tarian yang dimainkan oleh banyak penari. Penyajiannya memerlukan
tempat yang luas seperti lapangan , aula dan lain sebagainya. Tari yang banyak melibatkan
penari dibedakan menjadi 2 yaitu Tari kelompok non cerita artinya tari dengan bentuk
koreografi. Susunan gerak tari kelompok yang bertemakan ( nondramatik)Contoh tari tunggal
gambyong, jaranan, tayub, tari dolanan anak dan Tari kelompok yang menggunakan cerita
( dramatic) dapat berwujud fragmen atau cerita singkat. Contohnya tari pejuang, sendratari
jaka tarub, langendriyan menakjinggo leno

3.      Jenis – jenis tari berdasarkan konsep garapan


Tari berdasarkan konsep garapan ada 2 jenis yaitu tari tradisional dan tari non tradisional.
a.       Tari tradisional
Tari tradisional adalah tari yang telah baku oleh aturan – aturan tertentu. Tari tradisional
ada 3 macam yaitu tari primitif, tari istana ( kraton) dan tari rakyat.
1)      tari primitive. 
Zaman primitif adalah zaman prasejarah yaitu zaman sebelum munculnya kerajaan sehingga
belum mempunyai pemimpin secara formal. Zaman primitif ini berkisar anatara tahun 20.000
SM – 400 M. Tari primitif merupakan tari yang berkembang di daerah yang menganut
kepercayaan animisme, dan dinamisme. ciri – ciri tari primitif antara lain :
a)      gerak dan iringan sangat sederhana berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara /
gerak – gerak saja yang dilakukan
b)      gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya menirukan gerak binatang karena berburu,
proses inisiasi, kelahiran, perkawinan, panen.
c)      instrumen sangat sederhana terdiri dari tifa, kendang, / intrumen yang hanya dipukul secara
tetap bahkan tanpa memperhatikan dinamika
d)     tata rias sederhana bahkan bisa berakulturasi dengan alam sekitar
e)      tari bersifat sakral karena untuk upacara keagamaan.
f)       tarian primitif tumbuh dan berkembang pada masyarakat sejak zaman prasejarah yaitu zaman
sebelum munculnya kerajaan sehingga belum mempunyai pemimpin secara formal.
Kehidupan masyarakat masih bergerombol, berpindah – pindah dan bercocok tanam.
g)      tarian primitif dasar geraknya adalah maksud dan kehendak hati dan pernyataan kolektif.
h)      atribut pakaian menggunakan bulu – buluan dan daun – daunan
i)        formasi pada tarian primitif biasanya berbentuk lingkaran karena menggambar kekuatan.
j)        tarian ini berkembang pada masyarakat yang menganutpola tradisi primitif / purba dimana
berhubungan dengan pemujaan nenk moyang dan penyembahan leluhur. Contoh tari primitif
tari bailita dan tari dayang modan.
2)       tari istana / klasik Ciri – ciri Tari Istana adalah tumbuh dan berkembang di kalangan
istana / kalangan priyayi, geraknya memiliki aturan tertentu atau baku, bentuk tarinya
mengalami proses kristalisasi melalu tata garap yang memiliki nilai artistik yang tinggi,
diciptakan oleh empu tari, garapan tarinya telah menempuh perjalanan sejarah yang cukup
lama.contoh tari istana adalah tari bedaya, tari golek, tari srimpi, tari gambyong, legong,
klana (cirebon) dan lain sebagainya.
3)       tari rakyat Tari rakyat ciri – cirinya adalah tumbuh dan berkembang di kalangan
rakyat atau tarian yang berorientasi pada koreografi yang berkembang di masyarakat, gerak
tidak memiliki aturan tertentu, ceritanya menggambarkan kehidupan sehari – hari masyarakat
setempat, bentuknya sederhana, berpola pada tradisi yang sudah lama diakui sebagai bagian
kehidupan masyarakat sekitar menjadi milik masyarakat sebagai warisan budaya yang sudah
ada. Contoh tari rakyat antara lain tari dolalak, patolan, kuda kepang, barongan, wayang
krucil, kuntulan, sintren, ketuk tilu, tayupan, gabdrung, lengger dan lain sebagainya.
b. Tari non tradisional adalah tari yang tidak berpijak pada aturan yang sudah ada atau pola
tradisi dan aturan yang sudah baku. Tari jenis ini merupakan tari pembaharuan yang lebih
mengungkapkan gaya pribadi. Tarian ini merupakan bentuk ekspresi diri yang memiliki
aturan yang lebih bebas namun secara konseptual tetap memiliki aturan. Contoh tarinya
adalah karya tari didik nini towok misalnya tari wek – wek, persembahan. Karya bagong
kusudihardjo antara lain yapong, wira pertiwi, dan lain sebagainya.
4.      Unsur – unsur seni tari
Unsur seni tari ada 2 yaitu unsur pokok adalah gerak dan unsur pendukung meliputi
iringan, tema, tata rias, tata busana, tata lampu, tata panggung.
a.       Unsur pokok tari adalah gerak
unsur – unsur gerak meliputi tenaga, ruang dan waktu. Ruang adalah sesuatu yang harus diisi.
Ruang dalam tari mencakup aspek gerak yang diungkapkan oleh seorang penari yang
membentuk perpindahan gerak tubuh, posisi yang tepat, dan ruang gerak penari itu sendiri.
Ruang berhubungan dengan level yaitu tingkat jangkauan gerak. Ruang gerak tari diberi
makna melalui garis lintasan penari dalam ruang yang dilewati penari. Ruang dapat diartikan
sebagai tempat dimana menyangkut garis, volume, arah, dan dimensi, level, fokus serta arah
pandang dan gerak. Arah ada 2 macam yaitu arah hadap dan arah gerak. Arah hadap
menunjukkan dimana penari menghadap sedangkan arah gerak menunjukkan kemana penari
bergerak. Fokus adalah titik pandang penari dengan sentral penontonlevel adalah tingkat
jangkauan gerak yang telah ditentukan dan disesuaikan dengan aturan gerak tari itu sendiri.
Level berfungsi sebagai pemberi kesan, daya tarik dan menimbulkan kesan dinamis terhadap
tari. Level ada 3 yaitu rendah, sedang dan tingi. Dimensi adalah keleluasaan dan kepadatan
(densitas) ruang. Ini digunakan sebagai ukuran penari bergerak. Kepadatan atau densitas
adalah penguasaan ruang oleh penari. Macam – mcam level yaitu tinggi, sedang dan rendah.
Ruang juga menyangkut pola lantai atau formasi penari. Pola lantai diciptakan fungsinya
untuk membuat posisi dalam sebuah ruang gerak. Macam – macam pola lantai antara lain
vertikal /lurus, horisontal, diagonal dan melengkung.
Waktu adalah cepat lambatnya gerakan yang dilakukan oleh penari. Kebutuhan waktu yang
diperlukan untuk perubahan posisi dan perubahan kedudukan tubuh.
Tenaga yang diwujudkan oleh gerakan berhubungan dengan kualitas gerak. Pencerminan
penggunaan dan pemanfaatan tenaga yang disalurkan ke dalam gerakan yang dilakukan
penari merupakan bagian dari kualitas tari sesuai penghayatan tenaga. Tenaga merupakan
pengendalian energi yang diekspresikan kontras perubahan yang dinamis(cepat lambat, tinggi
rendah, keras lembut). Jadi faktor – faktor yang berhubungan dengan penggunaan tenaga
adalah intensitas, tekanan dan kualitas.
Macam – macam gerak ada 2 yaitu gerak murni dan maknawi. Gerak murni (Pure Movent) di
sebut gerak wantah yaitu gerak yang disusun dengan tujuan untuk mendapatkan bentuk gerak
yang artistic (keindahan) dan tidak mempunyai maksud tertentu. contohnya sabetan, besut
dan lain sebagainya. Gerak maknawi (gesture) disebut gerak tidak wantah yaitu gerak yang
mengandung arti atau maksud tertentu dan telah distilisasi dari wantah menjadi tidak wantah.
Contoh gerak ulap – ulap (melihat sesuatu yang jauh letaknya), ukel karno ( mendengar),
penthangan ( menolak / tidak setuju), golek iwak (mencari ikan di sungai), nuding (marah),
lumaksono (berjalan).  
 
b.      Unsur pendukung tari
1)      Iringan (Musik)tari merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu dorongan atau nalun ritmis. Pada dasarnya
bentuk musik tari dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bentuk internal dan eksternal. Musik
Internal yaitu Musik atau iringan tari yang di timbulkan atau bersumber dari penarinya
sendiri. Contoh: bersiul,tepuk tangan,bernyanyi,petik jari,hentakan kaki,dsb. Musik Eksternal
yaitu Musik atau iringan yang di timbulkan atau bersumber dari alat instrument yang di
lakukan orang lain.Contoh: Nyanyian, puisi, susara-suara, instrument gamelan, orkestra
musik ,dsb
2)      Tema adalah pokok pikiran, gagasan utama atau ide dasar. Macam – macam tema adalah
heroic, erotis, imitative, pantomime.
3)      Tata Busana atau Kostum
Fungsi busana tari adalah untuk mendukung tema atau isi tari, dan untuk memperjelas
peranan-peranan dalam suatu sajian tari. Oleh karena itu di dalam penataan dan penggunaan
busana tari hendaknya senantiasa mempertimbangkan hal hal sebagai berikut:
  Busana tari hendaknya enak dipakai dan sedap dilihat oleh penonton
  Penggunaan busana selalu mempertimbangkan isi/tema sehingga dapat     menghadirkan suatu
kesatuan antara tari dan tata busana
  Penataan busana hendaknya bias merangsang imajinasi penonton
  Desain busana harus memperhatikan bentuk bentuk gerak tari
  Busana sebaiknya dapat member proyeksi kepada penarinya.
  Keharmonisan dalam pemilihan atau perpaduan warna warna busana
Dalam tari kita, busana tari mencerminkan identitas suatu daerah yang sekaligus menunjuk
pada tari itu berasal. Arti simbolis dihubungkan dengan kepentingan tari dapat dikemukakan
seperti berikut merah merupakan simbol keberanian dan keagresifan, biru merupakan simbol
kesitiaan dan mempunyai kesan ketentraman, kuning mrerupakan simbol keceriaan atau
berkesan gembira, hitam merupakan simbol kebijaksanaan atau kematangan diri,putih
merupakan simbol kesucian atau bersih.
4)      Tata Rias berfungsi antara lain adalah untuk mengubah karakter pribadi menjadi karakter
tokoh yang sedang dibawakan, untuk memperkuat ekspresi, dan untuk menambah daya tarik
penampilan.
5)      Tempat Pentas Suatu pertunjukan apapun bentuknya selalu memerlukan tempat atau
ruangan guna menyelenggarakan pertunjukan itu sendiri. Bentuk pemanggungan atau bentuk
pentas, ada bermacam-macamProscenium, Tapal Kuda,Pendapa, Bentuk Pentas Terbuka,
Arena, dsb.
6)      Tata Lampu/Pencahayaan
Tata lampu di dalam pergelaran tari, di samping untuk menerangi serta menyinari juga
dipakai untuk membentuk suasana yang diperlukan dalam adegan-adegan yang ditampilkan.
seorang penata lampu harus peka terhadap efek yang ditimbulkan akibat pengaturan
lampunya. Jenis-jenis lampu antara lain Lampu khusus atau spotlight digunakan untuk
menyinari objek secara khusus, Follow spotlight lampu sentral yang berfungsi mengikuti
objek, Strip light lampu berderet dan bermacam-macam warna, General light sebagai
penerangan keseluruhan arena pentas. Fungsi tata lampu Menerangi dan menyinari pentas
dan Mengingatkan efek lighting alamiah
5.      Penjiwaan dalam menari
Penjiwaan dalam menari merupakan kemampuan penari dalam menghayati dan
mengekspresikan karakter peran dan karakter tari pada waktu menari. Penjiwaan dalam
menari dalam bahasa jawa disebut wirasa. Penjiwaan dalam menari dapat dicapai apabila
seseorang dalam menari melibatkan passion yaitu melakukan dengan perasaan senang,
bersungguh – sungguh (bersemangat) mencurahkan segala perasaannya dalam kegiatan
menari.  Untuk sampai kepada kemampuan penjiwaan dalam menari, ada beberapa
kemampuan dasar yang harus dimiliki penari yaitu
a.       Wiraga adalah Memiliki ketrampilan teknis gerak mencakup kemampuan menghafal urutan
gerak, kemampuan olah tubuh, kemampuan mentaati gaya tari dan kelenturan.
b.      Wirama adalah Memiliki kepekaan musical yaitu kepekaan dalam menyelaraskan ritme gerak
tubuh dengan ritme musik atau menyelaraskan ritme garak dengan penari lainnya.
c.       Wirasa adalah Mampu menghayati dan mengekspresikan karakter peran dan karakter tari
Untuk dapat mencapai wirasa penari harus melakukan 4 hal yaitu sawiji (konsentrasi),  greget
( menyalurkan kekuatan dari dalam),  sengguh (percaya diri),  mingkuh (penuh disiplin
disertai dedikasi dan loyalitas)
6.      Fungsi seni tari
Beberapa fungsi dan peran seni tari sebagai berikut :
a.       Tari sebagai sarana upacara
fungsi tari sebagai sarana upacara merupakan bagian dari tradisi yang ada dalam suatu kehidupan
masyarakat yang sifatnya turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya sampai masa kini yang
berfungsi sebagai ritual. Ciri – ciri tari untuk upacara antara lain diselenggarakan pada tempat dan
waktu tertentu, bersifat sacral dan magis, ada sesaji, dilaksanakan di tempat terbuka dan massal, hidup
dan berkembang dalam tradisi yang kuat sebagai sarana untuk persembahan, sebagai sarana memuja
dewa, bersifat kebersamaan dan berulang ulang, yang datang dianggap peserta upacara bukan
penonton, ditarikan oleh penari yang terpilih dan dianggap suci, gerak tari imitatif, meniru gerak -
gerik alam sekitar, ungkapan gerak mirip ekspresi kehendak jiwa penarinya.
b.      Tari sebagai sarana hiburan
salah satu bentuk penciptaan tari ditujukan hanya untuk di tonton. Tari ini memiliki tujuan hiburan
pribadi lebih mementingkan kenikmatan dalam menarikan. Tari hiburan disebut tari gembira, pada
dasarnya tarian gembira tidak bertujuan untuk ditonton akan tetapi tarian ini cenderung untuk
kepuasan para penarinya itu sendiri. contoh tari hiburan tari tayub (jatim, jateng), ketuk tilu (jabar),
gandrung (banyuwangi), jogged bumbung (bali), serampang dua belas (Sumatra), tari sekar putrid,
ratu graheni
c.       Tari sebagai sarana pergaulan
Dalam hal ini tari memiliki fungsi pergaulan antara sesame manusia . contoh tari ketuk tilu,
jaipongan, maengket ( Sulawesi) tari tujuah lompat (Maluku)
d.      Tari sebagai penyalur terapi
Jenis tari ini biasanya ditujukan untuk penyandang cacat fisik atau cacat mental.
Penyalurannya dapat dilakukan secara langsung bagi penderita cacat tubuh atau bagi
penderita tuna wicara dan tuna rungu, dan secara tidak langsung bagi penderita cacat mental.
e.       Tari sebagai media pendidikan
Kegiatan tari dapat dijadikan media pendidikan, seperti mendidik anak untuk bersikap
dewasa dan menghindari tingkah laku yang menyimpang dari nilai – nilai keindahan dan
keluhuran karena seni tari dapat mengasah perasaan seseorang
f.       Tari sebagai pertunjukkan
tari pertunjukkan adalah bentuk momunikasi sehingga ada penyampai pesan dan penerima pesan. Tari
ini lebih mementingkan bentuk estetika dari pada tujuannya. Tarian ini lebih digarap sesuai dengan
kebutuhan masyarakat setempat’ tarian ini sengaja disusun untuk dipertontonkan. Oleh sebab itu
penyajian tari mengutamakan segi artistiknya yang konsepsional yang mantab, koreografer yang baik
serta tema dan tujuan yang jelas. Contoh tari pertunjukan tari piring (Sumatra), tari ngremo(jatim),
gambyong ( surakarta)
g.      Tari sebagai media katarsis
Katarsis berarti pembersihan jiwa. Seni tari sebagai media katarsis lebih mudah dilaksanakan
oleh orang yang telah mencapai taraf atas penghayatan seni. Oleh karena itu, biasanya jtari ini
dilakukan oleh seniman yang hakiki. Namun seorang guru pun bisa melakukannya asal dia
mau berlatih dengan kesungguhan, konsentrasi yang penuh, berani dan memiliki kekayaan
imajinasi.
 
B.     JENIS, UNSUR DAN FUNGSI SENI MUSIK
Pengertian seni musik nusantara adalah Musik nusantara dari katanya tersebut bisa dipahami
sebagai sebuah musik yang berkembang di seluruh wilayah kepulauan dan merupakan
kebiasaan turun temurun yang masih dijalankan oleh masyarakat.Musik nusantara ada 2 jenis
yaitu musik tradisional dan musik non tradisional.
Jenis seni musik nusantara
    Jenis seni musik nusantara ada 2, yaitu seni musik tradisional dan non tradisional,yang
akan dipaparkan sebagai berikut.
 A. Seni musik tradisional
     Musik tradisional adalah khasanah musik yang ada di negeri kita,musik tradisional ini
tumbuh dan berkembang karena adanya tradisi yang turun temurun ditengah masyarakat dan
dilestarikan sebagai hiburan,kebanggaan,dan untuk memupuk tali persaudaraan.Jenis musik
tradisional yang ada di Indonesia,diantaranya sebagai berikut
 1. Musik gambang kromong
 2. Musik laras madya
 3. Musik senandung jolo
 4. Musik sasando gong
 5. Musik budha
 6. Musik gong luwang
 7. Musik syair terlima
 8. Musik tradisi krombi
 9. Musik panting
 10. Musik karawitan
b. Seni musik non tradisional
    Di nusantara negeri kita juga berkembang musik yang muncul dari pengaruh seni musik
budaya lain,diantaranya sebagai berikut.
    1. Musik klasik
    2. Musik country
    3. Musik jaz
    4. Musik rock
    5. Musik funk
    6. Musik rap atau hip hop
    7. Musik pop
    8. Musik blus
    9. Musik reggae
    10. Musik R & B
    11. Musik eletronik atau tekno
    12. Musik keroncong
    13. Musik dagdut

UNSUR – UNSUR MUSIK


1.      Melodi
Melodi adalah susunan tinggi rendah nada-nada yang berjalan dalam waktu. dan disusun
dengan musical. Nada –nada tersebut bersumber dari sebuah sistem deret nada yang memiliki
jarak-jarak tertentu dari satu nada ke nada yang lain atau sering kita kenal dengan istilah
tangga nada. pengertian Tangga Nada dari Wikipedia. Tangga nada merupakan susunan
berjenjang dari nada-nada pokok suatu sistem nada, mulai dari salah satu nada dasar sampai
dengan nada oktafnya, misalnya do, re, mi, fa, so, la, si, do Macam-Macam Tangga Nada
Nah setelah kita tahu apa pengertian tangga nada saatnya kita mengetahui jenis dari tangga
nada itu apa saja,Tangga nada dibagi menjadi dua, yaitu tangga nada diatonis dan pentatonis.
a.       Tangga Nada Diatonis
Tangga nada diatonis adalah tangga nada yang terdiri dari tujuh buah nada dan menggunakan
2 macam jarak nada, yaitu jarak 1 (satu) dan 1/2 (setengah). Tangga nada ini terbagi atas dua
macam, yaitu:
1) Tangga Nada Mayor
Susunan jarak nadanya 1   1   1/2   1   1   1   1/2. Tangga nada mayor berkesan bahagia dan
bersemangat.
 2) Tangga Nada Minor
Tangga nada minor adalah tangga nada diatonis yang susunan nada-nadanya berjarak 1–1/2–
1–1–1/2–1–1. Tangga nada minor dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
  Tangga Nada Minor Asli Tangga nada minor asli hanya memiliki nada-nada pokok dan belum
mendapat nada sisipan. Musik Gregorian merupakan bentuk khas yang menggunakan tangga
nada

  Tangga Nada Minor Harmonis Tangga nada minor harmonis adalah tangga nada minor yang
nada ke tujuhnya dinaikkan setengah laras. Dalam tangga nada ini, deretan naik dan turun
tetap sama. Berikut ini, tangga nada minor harmonis.
  Tangga Nada Minor Melodis Tangga nada minor melodis adalah tanga nada minor asli
yang nada ke-6 dan ke-7 dinaikkan setengah laras. Pada saat turun, nada ke-6 dan ke-7
tersebut diturunkan ½ laras. Berikut ini, tangga nada minor melodi
 
b. Tangga Nada pentatonis
Tangga nada pentatonis adalah jenis tangga nada yang hanya memakai lima nada pokok.
Ragam tangga nada pentatonis dibedakan oleh jarak antarnada serta pilihan nada yang
didengar. Berdasarkan nadanya, ada tangga nada yang menggunakan pelog dan slendro.
Contoh alat musik yang menggunakan tangga nada ini adalah gamelan. Sedangkan
Pengertian Tangga Nada Pentatonis dari wikipedia dijelaskan bahwa Skala pentatonik atau
tangga nada pentatonik adalah suatu skala dalam musik dengan lima not per oktaf.
2.Harmoni
harmoni adalah pergerakan dari satu akor keakor yang lain yang difungsikan sepabagai
pengiring suatu melodi. Pergerakan akord yang indah atau bagus sering di istilahkan sebagai
pergerakan yang harmonis. Sedangkan akor sendiri adalah perpaduan tiga nada atau lebih.
Akor yang di susun dari tiga nada yang disusun keatas dengan berdasarkan interval terts
disebut juga triad. Berikut adalah susunan akor triad dalam tangga nada C mayor

Akord mayor di tunjukkan dengan huruf besar sedangkan akor minor di tunjukan dengan
huruf kecil. Berikut ini adalah jarak nada pada akor-akor triad Mayor = 2 + 1 ½, Minor = 1 ½
+ 2, Diminised = 1 ½ + 1 ½, Augmented = 2 + 2
3.Ritme
Ritme adalah pengaturan panjang pendek bunyi dalam waktu. Birama merupakan pembagian
kelompok ketukan dalam waktu. Tanda birama menunjukkan jumlah ketukan dalam birama
dan not mana yang dihitung dan dianggap sebagai satu ketukan. Nada-nada tertentu dapat
diaksentuasi dengan pemberian tekanan (dan pembedaan durasi). berikut ini adalah simbol-
simbol yang digunakan untuk menentukan panjang pendeknya harga dari suatu not

 
4.Bentuk dan struktur lagu
Bentuk dan struktur musik adalah semacam kerangka dalam suatu karya musik. Kerangka
tersebut tersusun dari bagian-bagian lagu yaitu kalimat, segmen dan yang terkecil adalah pola
(motif), Sebagai contoh dibawah ini ada contoh bentuk lagu satu bagian,

5.Unsure ekspresi
unsur ekspresi dalam musik adalah bagaimana musik itu harus di bawakan, sebagai contoh
tanda ekspresi dalam musik adalah sebagai berkut :
a.       Tempo secara garis besar dapat di bedakan menjadi tiga yatu, cepat, sedang dan lambat.
Tempo lambat antara lain largo ( sangat lambat M.M. 46 – 50), larghetto  (lebih cepat dari
largo M.M.60-63), adagio  (lambat M.M 52-54), lento (lebih cepat dari adagio M.M 56-58).
Tempo-tempo sedang antara lain adante (berjalan teratur M.M 72-76), andantino ( lebih cepat
dari adante M.M 80-84), moderato (sedang  M.M 96-104)
Tempo-tempo cepat antara lain allegretto (lebih lambar dari allegro  M.M 108-116), allegro
( cepat, hidup, gembira M.M 132-138), vivace (lebih cepat dari allegro M.M 160-176), presto
(cepat  M.M 184-200), prestisimo (sangat cepat M.M 208)
perubahan tempo antara lain accelerando (makin lama makin cepat), ritardando (makin lama
makin melambat), fermata (nada di tahan melebihi nilai yang sebenarnya), rubato (bebas dan
penuh perasaan), Stringendo (tergesa gesa dan kian menjadi cepat)
b.        Dinamik ( tanda untuk menentukan keras lembutnya suatu bagian atau prase)
Pianissimo ( pp) sangat lembut, Piano ( p) lembut, Mezzopiano (mp) sedikit lembut, Mezzo
forte (mf) sedikit keras, Forte (f) keras, Fortesimo (ff) sangat keras.
Perubahan dinamik antara lain Crescendo  semakin keras, Decrescendo semakin lembut,
Diminuendo melembutkan nada, Sforzando  lebih keras diperkeras.
c.          Gaya atau style antara lain Animato  riang gembira, capella  tanpa iringan alat music, Dolce
manis, Espresivo ekspresif, Marcia mars atau lagu berbaris, Staccato pendek tersentak sentak,
Subito seketika.

FUNGSI MUSIK
Menurut fungsinya musik dapat dibedakan menjadi beberapa fungsi
1        Fungsi musik sebagai hiburan
Musik sebagai sarana hiburan adalah musik yang bertujuan untuk menghibur, seabagai
contoh disini adalah konser-konser musik yang membawakan lagu-lagu popular, ataupun
program tayangan televisi yang menyiarkan musik sebagai hiburan. Contoh lagu dan
kelompok musik yang membawakan musik sebagai sarana hiburan contohnya Dealova
ciptaan Opik, Lagu rindu ciptaan krispatih, You are not elone ciptaan Michael Jakson
2.       Fungsi musik sebagai sarana upacara ( kebangsaan, adat dan keagamaan)
Fungsi musik sebagai sarana upacara biasanya dibawakan pada saat upacara baik upacara
bendera, upacara keagamaan ataupun upacara adat, musik disini bertujuan untuk menambah
hikmat suasana upacara ataupun menambah semangat kebangsaan Contoh lagu lagu
pengiring upacara, Indonesia Raya, Mengheningkan Cipta
3.Fungsi musik sebagai sarana pendidikan
Musik sebagai sarana pendidikan adalah musik yang diciptakan untuk mendukung proses
belajar mengajar ataupun musik itu sendiri sebagai materi ajar. sebagai contohnya adalah
lagu-lagu ciptaan A.T Mahmud, komponis ini banyak menghasilkan karya-karya yang sangat
mendukung anak untuk belajar. Baik belajar berhitung, mengenali warna, ataupun tentang
alam. Contoh lagu untuk pendidikan, Balonku ada lima ciptaan A.T Mahmud, Bintang kecil,
Berhitung
4.Fungsi musik sebagai pengiring suatu pertunjukan
Musik seabagai pengiring suatu pertunjukan bertujuan untuk memperkuat suasana baik
suasana gembira, sedih, seram, komedi dan lain sebagainya. Pertunjukan yang sering
menggunakan musik sebagai pengiring adalah pertunjukan tari dan teater.
5.Fungsi musik sebagai ilustrasi
fungsi musik sebagai ilustrasi bertujuan hampir sama dengan musik pengiring pertunjukkan,
yaitu memperkuat suasana, sebagai contoh musik ilustrasi dapat kita dengar pada iklan
ditelevisi, filem-filem. Sebagai contoh adalah lagu- soundtrek filem Laskar pelangi ciptaan
Nigi, Ayat-ayat cinta

6.Fungsi musik sebagai terapi


Dewasa ini banyak masyarakat yang memfungsikan musik seabagai terapi. Baik bertujuan
untuk kesehatan ataupun memaksimalkan cara kerja otak. Sebagai contoh adalah musik-
musik klasik karya W.A Mozart yang diyakini dapat meningkatkan kecerdasan pada anak.

PENGGOLONGAN ALAT MUSIK


Penggolongan alat musik dibedakan menjadi beberapa  macam yaitu,
1.      Menurut fungsinya
Penggolongan alat musik menurut fungsinya terbagi menjadi tiga yaitu
a.  Melodis
Alat musik melodis adalah alat musik yang biasanya membunyikan melodi pada suatu lagu,
pada umumnya alat musik ini tidak bisa memainkan kord secara sendirian. Contoh alat musik
melodis adalah biola, trupet, recorder, flute.
b. Harmonis
Alat musik harmonis adalah alat musik yang dimankan untuk memainkan harmoni pada suatu
lagu. Karena alatmusik ini biasa memainkan harmoni maka cir-cirinya ialah bisa memainkan
tiga nada atau lebih secara bersamaan. Contoh alat musik harmonis adalah guitar, keyboar,
piano, harpha, kentrung, siter. dibawah ini adalah contoh nada-nada yang terdapat pada alat
musik harmonis keyboard
c. Ritmis
Alat musik ritmis dimainkan sebagai pengiring sekaligus pengatur tempo pada lagu. Biasanya
alat musik ritmis bernada tetap atau tidak bernada. Contoh alat musik ritmis adalah drum,
triangele, tamborine, gendang, cymbal. salah satu alat musik ritmis yang sering kita temui
adalah drum set.untuk mempermudak dalam kita belajar drum adalah dengaan menggunakan
notasi drum, dimana notasi drum tersebur kebanyakan ditulis dalam notasi balok. banyak
musisi atau buku musik menulis notasi drum dengan posisi yang berbeda-beda, akan tetapi
yang perlu kita pahami adalah bahwa notasi tersebut hanyalah sekedar simbol untuk
mempermudah dalam belajar drum. Berikut ini marupan contoh letak notasi balok untuk
drum ( Drum key ) yang sering digunakan 

 2. Ditinjau dari cara memainkanya alat musik dibedakan menjadi lima yaitu :
a.  Alat musik gesek
Alat musik gesek adalah segala macam alat musik yang dimainkan dengan cara di gesek.
Yang tergolong alat musik gesek adalah biola, cello rebab, contre bass, dll
b. Alat musik petik
Alat musik petik adalah alat musik yang cara memainkanya dengan cara  dipetik, contoh alat
musik petik adalah guitar, kecapi, siter, dll
c. Alat musik pukul
Alat musik pukul adalah alatmusik yang cara meminkanya dengan di pukul. Yang termasuk
alat musik pukul adalah drum, tamborine, silofone, timpani, dll
d. Alat musik tiup
Alat musik tiup adalah alat musik yang cara memainkanya dengan cara di tuip. Contoh alat
musik tiup adalah flute, trumpet, sruling, oboe, clarinet, dll
e. Alat musik getar
Alat musik getar adalah alat musik yang cara memainkannya dengan digetarkan. Cotoh alat
musik getar adalah angklung, bolero, marakas.
f. Alat musik keyboard
Alat musik keyboard adalah alat musik yang memakai bilah nada dalam susunan yang kusus
dan dimainkan  dengan ditekan menggunkan jari. Contoh alat musik keyboard adalah organ,
piano, akordeon.

3.      Berdasarkan sumber bunyinya.


a.  Membranofone
Membranofone adalah alat musik yang sumber bunyinya dari membran. Contoh alat musik
membranofon adalah drum, gendang, rebana, dll
b.      Aerofon
Aerofon adalah alat musik yang sumberbunyinya dari udara. Contoh alat musik aerofon
adalah flute, seruling, saxophone, dll
c.       Elektrofon
Elektofon adalah alat musik yang sumberbunyinya dari elektrik atau listri. Sebagai contohnya
adalah keyboard, elekton, organ, dll
d.      Idiopfon
Idiofon adalah alat musik yang sumber bunyinya dari alat musik itu sendiri. Contoh alat
musik idiofon adalah  gong, angklung, gambang, saron, dll
e.       Chordophon
Chordophone adalah alat musik yang sumber bunyinya dari chord atau dawai. Contoh alat
musik chordophone adalah gitar, cello, contra bass, dll. Yang termasuk alat musik yang
terbuat dari logam adalah trumpet, saxophone,

KARAKTER MUSIK
1. Musik jazz
Menurut Majalah Design Arsitektur, edisi April 2000 Jazz adalah pembebasan jiwa yang
hadir dalam ruang bernama “ IMPROVISASI “. Dalam jazz, ada suatu dialog atau
percakapan akrab yang terjadi seketika, spontan dan tanpa rencana. Jazz memiliki suatu
kerangka, dimana suatu musisi bisa “berakrobat” dan mengalir mengikuti suatu garis
petunjuk, namun kemudian berbelok, menghilang lalu kembali lagi, melompat - lompat,
menari - nari, jungkir balik, dan semuanya dilakukan secara improvisasi dan tidak saling
merusak.
Sejarah musik jass terdiri dari beberapa periode yaitu Ragtime jazz (periode 1890 –
1910), New Orleans ( periode 1890 – 1910), Swing ( 1920 – 1930 ), Europen jazz ( 1920 –
1930), Dixieland (periode 1940 – 1950 ), Bebop  periode ( 1940 – 1950), Cool jazz ( 1940 –
1950), Hard jazz ( 1940 – 1950, Free jazz ( 1940 – 1950), Latin jazz ( 1960 – 1950), Soul
jazz (1960- 1970),  Jazz fusion ( 1960-1970)
2. R & B
Musik R&B dibuat dan didukung oleh sebagian besar masyarakat Afrika-Amerika pada awal
1940-an. R&B pertama kali diciptakan oleh Jerry Wexler, yang terkenal dengan Atlantic
Recordnya. Istilah R&B menurut Jerry Wexler digunakan sebagai sinonim untuk
musik Rhitem And Roll (musik rock n roll yang dimainkan oleh orang kulit hitam). Harmoni
musik R&B berakar dari blues dan boogie-woogie, namun memiliki ritme yang lebihdinamis
dan variatif. Piano dan gitar elektrik adalah pengiring yang harus ada. Mengikuti
perkembangan zaman, musik R&B telah mendapat pengaruh dari jenis musik lain seperti
musik jazz dan rock sehingga berkembang menjadi jenis musik yang berbeda dari komposisi
aslinya. Di Indonesia, musik R&B mulai muncul sekitar tahun 1990-an. Musik ini terus
berkembang hingga sekarang. Beberapa musisi Indonesia yang membawakan jenis musik
R&B antara lain, Glen Fredly dan Rio Febrian.
3. Musik pop
Salah satu ciri musik pop adalah penggunaan ritme yang terasa bebas.dengan mengutamakan
permainan drum dan gitar bass. Komposisi melodinya juga mudah dicerna. Biasanya, para
musisinya juga menambahkan aksesori musik dan gaya yang beraneka ragam untuk
menambah daya tarik dan pemahaman bagi para penikmatnya.
Beberapa musisi dan grup band pop indonesia antara lain, Titiek Puspa, Chrisye, Katon
Bagaskara, Melly Goeslaw, grup band Peterpan, Ada Band, Kla Project dan sebagainya. Serta
dengan artis indonesia antara lain, Kris dayanti, Ari laso, Ruth Sahanaya, dan lain-lain.
4. Rock
Musik Rock adalah jenis aliran musik yang dipengaruhi dari pola boogie-woogie sebagai
kesinambungan blues dan berakar dari musik country. Penemunya adalah Fat Domino.
Instrumen musik yang dominan pada musik rock adalah gitar dengan efek distorsi yang keras
serta amplifier-nya, bass & gitar elektrik merupakan instrumen yang dipelopori oleh
merk Fender pada tahun 1951. Piano dan organ elektrik, synthesizer, dan drum set merupakan
instrumen yang turut melengkapinya.
Dalam perkembangannya, musik rock memiliki beberapa aliran atau jenis genre yang
diantaranya metal, punk, alternative, grunge. Di Indonesia sendiri musik rock berkembang
dengan pesat dan terkenal dari tahun 70-an dengan grupnya antara lain, God Bless, Rawe
Rontek, Gang Pegangsaan, dan lain-lain. Perkembangan musik Rock tidak lepas juga dari
produksi rekaman Log Zelebour dibawah naungan logiss record-nya. Walau kemudian
sempat meredup beberapa waktu, musik ini bangkit kembalai di tahun 200-an. Beberapa
musik band rock yang berkembang akhir-akhir di Indonesia antara lain Seuries, Boomerang,
Jamrud, Edane, dan sebagainya.
5. Reggae
Reggae merupakan irama musik yang berkembang di Jamaika. Reggae mungkin jadi bekas di
perasaan lebar ke menunjuk ke sebagian terbesar musik Jamaika,
termasuk Ska, rocksteady, dub, dancehall, dan ragga. Barangkali istilah pula berada dalam
membeda-bedakan gaya teliti begitu berasal dari akhir 1960-an. Reggae berdiri di
bawah gaya irama yang berkarakter mulut prajurit tunggakan pukulan, dikenal sebagai
"skank", bermain oleh irama gitar, dan pemukul drum bass di atas tiga pukulan masing-
masing ukuran, dikenal dengan sebutan "sekali mengeluarkan". Karakteristik, ini memukul
lambat dari reggae pendahuluan, ska dan rocksteady.
6. Dangdut
Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk
musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk
kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari
penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik
Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat
dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-
an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik
populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong,
langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music. Yang menjadi karakter musik ini
adalah cengkok dan penggunaan alat musik gendang dan suling.

 C.    JENIS, UNSUR DAN FUNGSI SENI RUPA


PENGGOLONGAN SENI RUPA

Seni rupa dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu karya seni murni, karya seni pakai
atau terapan, dan karya seni rupa berdasarkan dimensinya. Pengertian karya seni rupa murni
atau fine art adalah bentuk seni rupa yang diciptakan dengan lebih mengutamakan unsur
ekspresi jiwa pembuatnya atau seniman tanpa mencampuradukannya dengan fungsi atau
kegunaan tertentu. Karya seni rupa murni seperti seni lukis dan seni patung. Pengertian karya
seni pakai atau terapan (Applied art) adalah karya seni rupa yang lebih mengutamakan fungsi
tertentu. Karya seni rupa terapan seperti seni grafis, seni dekorasi, reklame, ilustrasi,
kerajinan/kriya, arsitektur, keramik, batik dan grafika. Seni rupa berdasarkan dimensinya
terbagi atas dua yaitu karya seni rupa dua dimensi dan karya seni rupa tiga dimensi.
Pengertian karya seni rupa dua dimensi atau dwimatra adalah karya seni rupa yang terbentuk
dari unsur panjang dan lebar. Sedangkan pengertian karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra
adalah karya seni rupa yang memiliki tiga unsur yaitu panjang, lebar, dan tinggi serta
memiliki unsur kesan ruang, bentuk, dan volume. Contohnya bonsai, seni keramik, diorama
dan lainnya.

UNSUR – UNSUR SENI RUPA

Unsur unsur seni rupa terdiri atas titik, garis, bidang, bentuk, ruang, warna, tekstur,
dan gelap terang.
1. Titik
Titik adalah unsur seni rupa yang paling dasar yang berada pada dimensi satu. Dibutuhkan
adanya titik untuk membentuk garis, bentuk, ataupun bidang.
2. Garis
Garis adalah unsur seni rupa yang merupakan hasil dari penggabungan unsur titik. Garis
dalam seni rupa menjadi goresan atau batasan dari suatu benda, ruang, bidang, warna, tekstur
dan lainnya. Garis terbagi atas tiga yaitu menurut jenisnya, menurut kesannya dan wujudnya.
Garis menurut jenisnya yaitu garis lengkun, garis panjang, pendek, horizontal, vertikal,
diagonal, berombak, putus, putus, patah-patah, spiral dan lainnya. Kesan garis dapat
ditimbulkan oleh adanya variasi jenis jenis garis yang digunakan serta kebudayaan yang ada
saat tersebut terhadap suatu simbol. Garis berdasarkan wujudnya ada dua yaitu semu dan
nyata. Garis nyata dihasilkan oleh coretan sedangkan garis semu dihasilkan oleh adanya
perbedaan warna terhadap dua benda atau lebih.
3. Bidang
Bidang merupakan unsur dalam seni rupa yang dihasilkan dengan mengabungkan beberapa
garis. Bidang merupakan dimensi kedua yang memiliki panjang dan lebar. 
4. Bentuk
Bentuk adalah unsur dari seni rupa yang terbentuk dari gabungan dari berbagai bidang.
Bentuk terdiri atas dua yaitu bangun dan bentuk plastis atau form. Shape atau bangun adalah
sesuatu yang bentuknya seperti bulat, persegi, ornamental, tidak teratur dan lainnya
sedangkan form atau bentuk plastis adalah bentuk subjektif atau tujuan dari adanya benda
tersebut sehingga memiliki nilai seperti kasur yang berbentuk (shape) persegi panjang tapi
form nya itu sebagai tempat tidur
5. Ruang
Ruang adalah unsur seni rupa yang memiliki dua sifat. Dalam karya seni rupa dua dimensi,
ruang dapat bersifat semu sedangkan dalam seni rupa tiga dimensi, ruang bersifat nyata.
Oleh karena itu dalam karya dua dimensi kesan ruang atau kedalaman dapat ditempuh
melelui beberapa cara, diantaranya: melalui penggambaran gempal, penggunaan perspektif,
peralihan warna, gelap terang, dan tekstur, pergantian ukuran, penggambaran bidang
bertindih, pergantian tampak bidang, pelengkungan atau pembelokan bidang, penambahan
bayang-bayang.
6. Warna
Warna adalah salah satu unsur seni rupa yang membuat suatu ciptaan para seniman terasa
hidup dan lebih eksresif. Warna berdasarkan teori warna terhadap cahaya terdapat tujuh
spektrum warna. Salah satu teori warna dalam seni rupa adalah teori warna pigmen yaitu:
 Warna Primer, terdiri atas merah, kuning, dan biru. Pengertian warna primer adalah
warna dasar atau warna pokok yang tidak dapat diperoleh dari campuran warna lain.
 Warna Sekunder, seperti ungu, oranye dan hijau adalah jenis pigmen yang dapat
diperoleh dari mencampur kedua warna primer dalam takaran tertentu.
 Warna Tersier, yakni warna yang dihasilkan melalui pencampuran warna sekunder
 Warna analogus, yaitu deretan warna yang letaknya berdampingan dalam lingkaran
warna, misalnya deretan dari warna ungu menuju warna merah, deretan warna hijau menuju
warna kuning, dan lain-lain, 
 Warna komplementer, yakni warna kontras yang letaknya berseberangan dalam
lingkaran warna, misalnya, kuning dengan ungu, merah dengan hijau, dan lain-lain.
7. Tekstur
Pengertian tekstur sebagai unsur  seni rupa adalah sifat dan keadaan suatu permukaan bidang
atau permukaan benda pada sebuah karya seni rupa. Setiap benda ada yang memiliki tekstur
berbeda dan adapun yang sama. Tekstur terdiri atas dua jenis yaitu nyata dan semu.
Pengertian tekstur semu adalah kesan yang berbeda antara penglihatan dan perabaan terhadap
sifat dan keadaan permukaan bidang benda karya seni rupa. Pengertian tekstur nyata adalah
nilai raba yang sama antara penglihatan dan rabaan.
8. Gelap Terang
Gelap terang adalah unsur seni rupa yang bergantung terhadap intensitas cahaya. Semakin
besar intensitas cahaya maka akan semakin terang, semakin kecil intensitas cahaya, maka
akan semakin gelap. Dalam karya seni rupa dua dimensi, unsur gelap terang dibuat
berdasarkan gradiensi dan pemilihan warna yang ada.
FUNGSI SENI RUPA
Fungsi seni rupa terdiri atas dua yaitu fungsi individual seni rupa dan fungsi sosial seni
rupa.
a.      Fungsi individual seni rupa
Fungsi seni rupa yang individual ada dua yaitu fisik dan emosional. Fungsi seni rupa
secara fisik adalah pemenuhan kebutuhan fisik manusia baik yang dipakai langsung ataupun
sebagai pelengkap dari aktivitasnya. Fungsi seni rupa secara emosional bagi individu adalah
sebagai efek kerja sama antara pencipta seni atau seniman yang telah menyampaikan
ekspresinya terhadap penikmat karya seni rupa, atau disebut apresiator.
b.      Fungsi Sosial Seni Rupa
Fungsi seni rupa secara sosial ada empat yaitu pendidikan, rekreasi, komunikasi dan
keagamaan.
Fungsi seni rupa terhadap pendidikan adalah sebagai sarana untuk mempermudah dan
memperbagus cara pembelajaran dalam dunia pendidikan sehingga anak didik mampu
menerima dan menangkap lebih cepat pembelajaran yang ada. Fungsi seni rupa terhadap
rekreasi berhubungan dengan penyegaran dan pembaharuan kondisi emosional masyarakat
seperti pembuatan taman rekreasi, dan pusat wisata lainnya oleh pemerintah menggunakan
seniman. Fungsi seni rupa dalam komunikasi adalah mempermudah penyebaran dan
penerimaan informasi kepada para penerima informasi dengan memberikan sentuhan
kreativitas. Fungsi seni rupa dalam keagamaan salah satunya adalah mempermudah
identifikasi kekhasan suatu agama.

D.    JENIS, UNSUR DAN FUNGSI SENI TEATER


Seni teater nusantara memiliki jenis, fungsi, dan unsur yang tidak kalah unik dengan cabang
seni lainnya,  kesemuanya ituakan dipaparkan sebagai berikut.
1.      Pengertian Seni Teater Nusantara
Seni teater merupakan salah satu kesenian yang dipentaskan di atas panggung. Pada
hakikatnya seni teater merupakan seni drama yang menampilkan perilaku manusia dengan
gerak, tari, dan nyanyian yang disajikan lengkap dengan dialog dan akting para pemainnya.
2.      Jenis Teater Nusantara
Jenis teater nusantara dibagi menjadi dua yaitu Teater tradisional dan non tradisional yang
dipaparkan sebagai berikut.
a.       Teater tradisional
Teater tradisional adalah jenis teater yang berkembang didaerah daerah seluruh nusantara.
Teater tradisional diIndonesia sangat berfariasi dan berbeda antara satu daerah dengan daerah
lainnya. Berikut disajikan beberapa bentuk teater tradisional yang ada diIndonesia antara
lain Teater Ketoprak,Wayang Orang, Ludruk,Lenong, Randai, Mamanda, Sangbyang Teater
Wayang Kulit menggunakan layar tipis serta sinar lampu untuk menciptakan kesan bayangan
pada wayang kulit. Wayang kulit tersebut dimainkan dibelakang layar tadi. Dalam
pementasan teater wayang kulit ini biasanya penonton wanita menonton pada bagian depan
layar yang untuk menonton bayangan dari wayang kulit tersebut, sedangkan para laki laki
menonton pada bagian belakang layar untuk menonton wayang kulit tersebut secara
langsung.
                    b.  Teater Non Tradisional
Jenis teater non tradisional dinegeri kita Indonesia, diantaranya sebagai berikut Drama
musikal, Teater dramatik, Teattrikalisasi puisi, Teater gerak
1.      Drama Musikal
Drama musikal merupakan jenis seni teater yang menggabungkan unsur musik, unsur tari dan
seni peran namun lebih mengedepankan ketiga hal tersebut dari pada unsur dialog dari
seorang pemain. Teater ini memliliki latar belakang yang menggabungkan serta
mengkombinasi sebuah tarian, musik serta tata pentas sehingga dapat disebut sebagai drama
musikal. Drama Musikal terdapat dua jenis yaitu drama kabaret dan drama opera. Drama
Kabaret mengguanakan musik serta lagu yang bersifat bebas, sedangkan drama opera musik
serta iringan lagunya dinyanyikan oleh para tokoh dan biasanya disebut sebagai seriosa.
2.      Teater Dramatik
Dramatik adalah sebuah kata yang menggambarkan sebuah alur dramatika pemain yang
dipersembahkan dalam pementasan teater. Pada teater dramatik sangat memperhatikan
kedetilan tempat serta latar belakang  sebuah situasi cerita karena terjadi perubahan karakter
secara psikologis.
3.      Teatrikalisasi Puisi
Teatrikalisasi puisi adalah pertunjukan sebuah seni teater yang dikombinasikan dengan karya
sastra puisi. Dalam pementasan ini puisi biasanya hanya dibacakan dan kemudian diperankan
diatas pentas dengan menggunakan teatrikal puisi. Teatrikal puisi sangat mengedepankan
sebuah karya seni puisi sehingga dari tata letak serta gaya akting dari seorang pemain sangat
menggambarkan sebuah makna dari puisi tersebut.
4.      Teater Gerak
Dalam jenis teater ini lebih mengedepankan sebuah gerakan serta ekpresi wajah pemainnya.
Pementasan teater gerak sangat meminimalisir sebuah dialog bahkan dialog tersebut
dihilangkan seperti dalam pertunjukan pantomin. Teater gerak lebih dikenal dengan nama
Pantomin. Pantomin tersebut menggambarkan kesunyian karena tidak ada sepatah katapun
dialog yang terucap dan lebih mengedepankan mimik wajah serta gerakan pemain. Makna
dari cerita yang ditontonkan kepada publik tersebut diapresiasikan dalam sebuah gerakan.

3. Fungsi Seni Teater Nusantara


Sama dengan cabang seni lainnya seni teater diciptakan memiliki fungsi tersendiri,
diantaranya sebagai berikut.
a.       Teater sebagai Sarana Upacara
Teater berfungsi untuk kepentingan upacara dan tidak membutuhkan penonton, karena
penontonnya merupakan bagian dari peserta upacara itu sendiri. Di Indonesia seni teater yang
dijadikan sebagai sarana upacara dikenal dengan istilah teater tradisional.
b.      Teater sebagai media ekspresj
Teater merupakan salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku dan dialog. Biasanya
para seniman teater akan mengekspresikan seninya dalam  bentuk gerakan tubuh dan ucapan
ucapan.
c.       Teater sebagai media hiburan
Teater diciptakan berfungsi sebagai sarana hiburan, sebelum pementasanya sebuah teater itu
harus dengan persiapkan dengan usaha yang maksimal. Sehingga harapanya penonton akan
terhibur dengan pertunjukan yang digelar.
d.      Teater sebagai media pendidikan
Maksudnya teater yang di pentaskan diharapkan dapat menyampaikan pesan pesan yang
ingin diutarakan penulis dan pemain. Teater juga diajarkan dalam dunia pendidikan seperti
skolah supaya para siswa memiliki bekal jika nantinya terjun dalam bidang pentas teater.
Unsur Unsur Seni Teater
Dalam sebuah seni teater juga terdapat unsur unsur seni yang harus ada dalam sebuah
pementasan. Adapun unsur tersebut dapat dibedakan menjadi Unsur Internal dan Unsur
Eksternal. :
1.      Unsur Internal merupakan unsur utama dalam sebuah pertunjukan seni teater serta harus ada
apabila akan melakukan sebuah pertunjukan seni teater. Unsur internal dapat disebut sebagai
jantungnya sebuah pementasan, karena apabila salah satu unsur tersebut tidak ada maka
sebuah pertunjukan tidak dapat dilaksanakan. Adapun unsur unsur internal seni teater
meliputi naskah, sutradara, pemain, pentas, properti, dan penataan.
 Naskah atau Skenario : Naskah dapat disebut juga sebagai skenario yang merupakan
alur dari sebuah cerita yang akan dipentaskan dan biasanya berupa nama tokoh serta dialog
pemain. Naskah tersebut juga penghubung antara unsur unsur lain seperti pentas, pemain,
sutradara dan kostum bagi pemain.
 Pemain : Pemain adalah tokoh yang akan diperankan dalam sebuah pertunjukan
teater. Pemain tersebut  adalah unsur penting yang harus ada dalam sebuah cerita agar cerita
tersebut dapat tersampaikan kepada penonton. Didalam unsur ini terdapat unsur penunjang
lain seperti gerak dan suara. Pemain dapat dibagi menjadi tiga yaitu peran utama baik
protagonis maupun antagonis, peran tambahan atau figuran dan peran pembantu. Dalam
sebuah film atau sinetron pemain perempuan biasanya disebut Aktris, sedangkan pemain laki
laki biasanya disebut sebagai Aktor.
 Sutradara : Sutradara adalah otak dari sebuah cerita karena memiliki tugas untuk
mengatur serta memimpin sebuah pementasan maupun teknik pembuatan teater tersebut.
Skenario adalah unsur yang memiliki sifat paling sentral. Tugas sutradara seperti
menciptakan ide ide yang akan digunakan dalam sebuah pentas, membedah naskah,
mengarahkan para pemain, dan sebagainya.
 Pentas : Pentas merupakan unsur penunjang dalam sebuah pertunjukan seni teater
seperti tata lampu, properti, serta beberapa dekorasi lain yang akan membantu terlaksananya
sebuah pertunjukan. Unsur ini biasanya memberikan kesan estetika dalam sebuah cerita yang
diperankan oleh seorang pemain.
 Properti : Properti adalah perlengkapan yang diperlukan dalam sebuah pertunjukan
teater agar pertunjukan tersebut dapat terlaksana. Properti tersebut meliputi, meja, robot,
kursi, dekorasi dan lain lain.
 Penataan : Penataan berisi semua pekerja yang ikut serta dalam sebuah pementasan
seperti tata busana, tata rias, tata lampu, dan tata suara. Tata Busana memiliki tugas sebagai
pembuat pakaian atau pengatur kostum yang akan dipakai oleh pemain dalam memainkan
peranan dalam sebuah cerita. Tata Rias bertugas untuk mendandani pemain agar dapat
menyatu dengan karakter peran dalam sebuah cerita. Tata Lampu bertugas mengatur serta
mengontrol cahaya yang terdapat pada panggung. Tata Suara bertugas mengatur pengeras
suara.
2.      Unsur Eksternal Teater
Unsur Eksternal adalah salah satu unsur unsur seni teater yang mengurus seluruh kebutuhan
yang diperlukan dalam sebuah pementasan teater. Unsur Eksternal meliputi Sutradara atau
Derektor, Staf Produksi, Desainer, Stage Manajer dan Crew. Adapun penjelasan dari unsur
eksternal tersebut yaitu:
 Staf Produksi : Staf produksi adalah kumpulan beberapa orang yang bekerja sama
dalam sebuah tim, baik sebagai pimpinan produksi maupun bagian lain yang berada
dibawahnya. Seluruh bagian staf produksi memiliki tugas yang berbeda beda, contohnya saja
tugas dari seorang pimpinan produksi meliputi mengatur seluruh hal yang berkenaan dengan
produksi, menetapkan program kerja dan sebagainya.
 Sutradara atau Derektor : Sutradara juga merupakan unsur eksternal dari seni teater.
Sutradara tersebut bertugas untuk mengarahkan pemain, mencari serta mempersiapkan aktor
dari sebuah cerita, menyiapkan make up serta hal lain yang berkaitan dengan kru, dan
mengkoordinasi pelaksanaan sebuah pementasan agar berjalan dengan baik.
 Stage Manajer : Stage Manajer merupakan unsur eksternal yang berfungsi untuk
membantu tugas dari seorang sutradara serta memimpin dan bertanggung jawab dalam
sebuah pementasan.
 Desainer : Desainer bertugas menyiapkan segala sesuatu dalam sebuah pementasan
baik dari segi panggung, tata lampu, pencahayaan, kostum serta perlengkapan lain yang
berkaitan dengan aspek visual.
 Crew : Crew merupakan penanggung jawab dari setiap sub  yang terdapat dalam
bagian desainer, seperti bagian perlengkapan, tata musik, tata lampu, dan bagian pentas.
Fungsi Seni Teater
Adapun fungsi seni teater sebagai berikut :
1. Teater sebagai Sarana Upacara
Pada zaman dahulu teater berfungsi sebagai sarana persembahan bagi dewa Apollo serta
persembahan pesta bagi dewa Dyonesos. Teater juga berfungsi sebagai upacara kedatangan
seseorang yang berada pada daerah tertentu. Pada sarana upacara tersebut tidak memerlukan
penonton karena penonton tersebut merupakan bagian dari peserta upacara persembahan
tersebut. Sarana upacara persembehan seperti ini biasanya dapat disebut sebagai teater
Tradisional.
2. Teater sebagai Media Ekspresi
Seni teater telah menjadi media ekspresi siswa dalam menyalurkan bakat yang mereka miliki.
Berbeda dengan seni seni lainnya seperti seni musik yang mengedepankan sebuah gerakan
atau tarian dengan irama suara. Seni teater lebih mengedepankan gerakan tubuh serta ucapan
dalam memerankan sebuah peran. Seni teater juga mengekpresikan penghayatan jiwa dalam
memerankan sebuah tokoh cerita.
3. Teater sebagai Media Hiburan
Seni teater sebagai media hiburan memiliki fungsi penting dalam menghibur penonton yang
menyaksikan sebuah pertunjukan, sehingga penonton tersebut  merasa terhibur sesuai dengan
yang mereka inginkan. Dalam memerankan sebuah tokoh dalam cerita tersebut pemain harus
mempersiapkan dirinya secara semaksimal mungkin agar penonton merasa puas dalam
menyaksikan pertunjukan tersebut.
4. Teater sebagai Media Pendidikan
Didalam teater terdapat kerjasama tim yang terjadi secara harmonis antar satu pemain dengan
pemain lainnya. Karena teater tersebut tidak dikerjakan oleh individual maka dapat disebut
sebagai seni kolektif. Dalam sebuah pementasan seni selalu ada pesan yang terkandung
dalam sebuah cerita ynag telah disampaikan oleh pemain. Pesan pesan moral tersebut akan
lebih mudah dipahami melalui sebuah pertunjukan daripada harus membaca sebuat cerita
pada buku.

http://buratna.blogspot.com/2018/08/perkembangan-seni-budaya-nusantara.html
3.5 Menganalisis perkembangan seni budaya Nusantara
4.5 Merumuskan perkembangan seni budaya Nusantara
A.    PERKEMBANGAN SENI RUPA NUSANTARA

Dunia seni rupa muncul dan berkembang seiring perjalanan hidup manusia yaitu sejak zaman
batu, zaman klasik, dan zaman indonesia baru.
1.      Zaman Batu
Sejak zaman batu, manusia mulai memahami mengenai seni rupa dengan diketemukannya
beberapa peninggalan karya seni rupa.
a.       Zaman Batu Tua (Paleolithikumh)
Pada hakikatnya manusia praaksara di zaman dahulu sebenarnya mulai memahami senu
rupa.yaitu dipertemukannya lukisan kuno digua leang leang (sulawesi selatan)berupa objek
lukisan di gua berupa telapak tangan dan tubuh manusia
      Manusia praaksara juga sudah mulai menciptakan karya seni yang memiliki fungsi
pakai,yang bisa membantu dalam kehidupannya seperti membuat kapak genggam.benda
berupa kapak genggam ditemukan dipacitan (jawa timur),Parigi(Sulawesi),gombong(Jawa
Tengah),Sukabumi(Jawa Barat). Selama n itu juga banyak ditemukan alat alat dari
batu,selanjutnya ditemukan pula flakes dan peraltan dari tulang (bone culture) diwilayah
papua diketemukan lukisan berupa binatang dari cipratan darah yang dicampur dengan
lemak.
b.      Zaman Batu Tengah (mezolithikum)
Pada zaman ini, sudah mulai menunjukan perkembangannya. Bisa dibuktikan dengan
ditemukannya ujung panah, flakes, batu penggiling, pipisan, kapak batu dan alat alat dari
tanduk rusa. Nenek moyang manusia yang hidup pada zaman ini diperkirakan sudah mulai
menetap. Bisa dibuktikan dengan adanya penemuan tumpukan kulit kerang setinggi 7m
dipantai timur sumatera dan juga sudah ditemukan pecahan tembikar dari tanah liat.
c.       Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Pada zaman ini nenek moyang kita sudah tinggal memetap serta mulai bercocok tanam. Pada
periode ini seni rupa mulai berkembang dibuktikan dengan ditemukannya kapak lonjong dan
persegi. Kapak persegi itu ditemukan di Lahat, Bogor, Sukabumi, Karawang, Pacitan,
Tasikmalaya dan Lereng Gunung Ijen sedangkan kapak lonjong ditemukan diPapua,
Minahasa, Serawak, dan Kepulauan Tanimbar. Selain itu ddizaman ini seni rupa selangkah
lebih maju dengan diketemukan tembikar dari tanah liat yang sudah diberi motiv hiasan yang
bersifat magis, perhiasan cincin, kalung, gelang dari batu dan pakaian dari kulit kayu.
d.      Zaman Batu Besar (megalithikum)
Dizaman ini sudah mulai dibangun monumen monumen batu sebagai upacara keaagamaan
yang memiliki nilai seni. Unsur seni dizaman megalithikum, diantaranya sbb:
1)      Dolmensejenis meja dari batu berukuran besar yang fungsinya untuk meletakkan sesaji
diatasnya dan juga sebagai tanda bahwa dibawahnya ada kuburannya.
2)      Menhir Berupa sebuah bangunan yang menyerupai tubuh sebagai tanda bersemayamnya roh
roh dan kekuatan ghaib, menurut kepercayaan kuno.
3)      Kuburan batu atau sarcophagus Sejenis peti dari batu untuk menyimpan orang mati
4)      punden berundak Berupa sebuah batu yang disusun berundak menyerupai candi dan arca
batu

2.       Zaman Logam
Merupakan zaman mengalami peningkatan dalam bidang karya seni karena manusia sudah
mulai bisa menciptakan berbagai benda dari bahan logam. Pada zaman ini ditandai masuknya
kebudayaan Indo-China ke Indonesia sekitar 500 SM. Peninggalan pada zaman ini berupa
kapak perunggu, genderang perunggu, benda hias dari perunggu.
3.      Zaman Klasik
Candi Prambanan merupakan peninggalan seni rupa pada zaman klasik. Zaman klasik
merupakan periode kerajaan-kerajaan di Nusantara, dimana zaman tersebut dikelompokkan
menjadi dua, yaitu masa Hindu-Budha dan masa perkembangan Islam. Pada masa kerajaan
Hindu-Budha seni rupa Nusantara berkembang pesat hal tersebut dapat dibuktikan dari
peninggalan candi-candi diwilayah Nusantara, seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan,
Candi Sewu, Candi Singasari, Candi Mendut, keraton ratu boko, dan candi-candi lainnya.
Sedangkan pada masa kerajaan islam banyak meninggalkan seni bangunan seperti masjid dan
makam, bangunan, keraton, kaligrafi, dan ragam hias berdirikan has islam.
4.      Zaman Indonesia Baru
PadaPada periode ini seni rupa Nusantara mulai dipengaruhi oleh budaya barat, karena masa
ini negeri kita dijajah oleh kolonialisme barat, kolonialisme Jepang sampai masa
kemerdekaan. Pada zaman Indonesia baru, seni rupa diklasifikasikan sebagai berikut.
a.       Masa Perintisan Terdapat lukisan perkelahian dengan singa. Lukisan tersebut yang melukis
Raden Saleh. Karya raden Saleh banyak sekali antara lain sebagai berikut:
1.         Antara hidup dan mati
2.         Penangkapan Diponegoro
3.         Perkelahian dengan binatang buas
4.         Perburuan
5.         Hutan terbakar
6.         Banjir
7.         Harimau dan mangsanya
8.         Merpai yang meletus
b.      Masa Mooyindie
Sepeningggal Raden Saleh di Indonesia mengalami kekosongan disebut masa mooyindie.
Lalu bermunculan muncul pelukis-pelukis ternama, Abdullah Suryohusodo disekolahkan ke
luar negeri keturunan bangsawan Solo, Abdulloh Suryohusodo disekolahkan ke luar negeri,
yaitu di akademi Kesenian di Eropa kemudian setelah pulang ke tanah air mulai
mengembangkan lukisannya di Indonesia denagan gaya yang berbeda. Gaya Abdulloh
Suryosubroto menekankan keelokan dan keindahan alam di Indonesia. Pada perkembangan
selanjutnya pada masa ini muncul pelukis-pelukis terkenal lainnya adalah Wakidi, Pirngadi,
Basuki Abdulloh, dan Wahdi.
c.       Masa Cita Indonesia
Perbedaan karya lukisan antara S.Soedjojono dengan Abdulloh Suryosubroto terletak pada
karyanya. Dimana keindahan yang dibuat oleh Abdulloh Suryosubroto tidak sesuai dengan
kenyataan bangsa Indonesia yang melarat dan menderita, pekukis S. Sudjoyono kemudian
mempelipori lukisan yang bertolak belakang dengan Mooy Indie yang sesuai dengan
penderitaan bangsa Indonesia pada masa penjajahan. Kemudian mendirikan perkumpulan ahli
gambar Indonesia (PERSAGI) yang anggotanya Agus Jayasuminta, I.Sutioso, Rameli, Abdul
Salam, Otto Jaya, S.Sudiarjo, dan lainnya karya S.Sudjoyono di antaranya sebagai berikut.
1.      Di Depan Kelambu Terbuka
2.      Sayang Saya Bukan Anjing
3.      Jongkatan
4.      Cap Go Meh
5.      Mainan Anak Anak Sunter
6.      Bunga Kamboja dan Nyekar
d.      Masa Pendudukan Jepang
Pada masa penjajahan Jepang pelukis yang bermunculan kebanyakan dari golongan rakyat
biasa seperti Affandi, Kartono Yudhokusumo, Nyoman Ngedon, Hendra Gunawan, dan Henk
Ngantung.
e.       Masa Kemerdekaan
Kemerdekaan adalah masa bergeloranya bangsa Indonesia. Uforia kemerdekaan juga
menggelora dalam darah seni rupa tanah air. Pada masa kemerdekaan, Affandi mendirikan
perkumpulan Seniman Indonesia Muda disingkat SIM. Anggotanya Affandi, Hendra
Gunawan, Suromo, Surono, Abdul Salam, Sudibyo, dan Trisno Sumarjo, para seniman
tersebut menciptakan banyak karya seni berupa lukisan yang sangat menarik dan indah. Pada
perkembangan selanjutnya setelah keluar dari perkumpulan Seniman Indonesia Muda,
Affandi dan Hendra Gunawan mendirikan Peloekis Rakyat.
f.       Masa seni rupa baru
Pada masa ini, para pelukis sudah berani menampilkan corak baru dalam
penggarapannya. Para seniman muda baru mulai berusaha menciptakan karya seni rupa  yang
baru Yanga tidak tergantung pada suatu media tertentu , dan sudah menggunakan berbagai
media untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda. Penerapan konsep-konsep yang tabu sudah
di terapkan dalam lukisannya.

B.     PERKEMBANGAN SENI MUSIK NUSANTARA

Seni musik di negeri kita itu sudah ada sejak zaman prasejarah jadi bukan hanya di
zaman modern saja. Pada pembahasan kali ini anda akan mempelajari mengenai
perkembangan seni musik Nusantara sejak awal kemunculannya sampai saat ini. Berikut
pemaparanya :
1. Zaman Prasejarah
   Kalau perkembangan seni musik di Nusantara itu ternyata diawali sejak zaman prasejarah
(sebelum abad 1 Masehi), yaitu kira-kira 2500 sebelum Masehi dan abad ke-1 Masehi. Pada
masa tersebut telah ditemukan berbagai perkembangan kesenian dan kebudayaan termasuk
musik sampai saat ini. Perkembangan musik Nusantara masa prasejarah tersebut bisa kita
lihat dari dua arus imigrasi besar pada masa tersebut, yang dipaparkan berikut ini.
a. Imigrasi Pra-Melayu
Gelombang imigrasi Pra-Melayu ini terjadi antara tahun 2500 dan 1500 sebelum Masehi
yaitu terjadi perpindahan bangsa dari Asia Tengah ke Asia Tenggara. Imigran masa Melayu
tersebut membawa keahlian dan berbagai unsur dari Kaukasus dan Mongolia. Diantaranya
mereka membawa kesenian kebudayaan bambu serta teknik pengolahan ladang. Para imigran
Pra-Melayu tersebut ketika berada di Annam atau Tiongkok Selatan mulai memperkenalkan
semacam lagu pantun, yang dipraktikkan oleh remaja putra dan putri dengan bernyanyi
secara sahut menyahut. Saat itu juga sudah mengenal alat tiup bernama Khen. Alat musik
prasejarah khen ini terdiri dari 6 batang bambu, cara membunyikannya dengan ditiup bersama
dalam kelompok 3 nada. Alat musik khen ini ternyata juga sudah dikenal di wilayah Cina
Sheng jika di Nusantara disebut dengan alat musik kledi. Pada perkembangan selanjutnya
bermunculan berbagai alat musik dari bambu seperti suling, angklung, dan sebagainya. Jika
di wilayah Asia tenggara juga muncul alat musik xylofon . Xylofon ini di berbagai negara
namanya berbeda beda, disebut/dinamai sebagai tatung di wilayah Annam, rangnatdi
negara Kamboja, ranatdi negara Thailand, pattalardi negara Burma, gambangdi
pulau Jawa, kolintang di Sulawesi dan Kalimantan. Xylofon ini kemudian diproduksi lalu
diekspor dari Asia Tenggara ke Afrika sekitar abad ke 5 Masehi, sehingga tersebar di seluruh
dunia.

b. Imigrasi Proto-Melayu
Perkembangan Seni Musik juga dapat kita lihat pada imigrasi Proto-Melayu pada zaman
perunggu yaitu sekitar abad ke-4 sebelum Masehi. Gelombang imigrasi zaman perunggu ke
Nusantara oleh bangsa Proto-Melayu ini terjadi pada zaman perunggu, sehingga kedatangan
mereka mempengaruhi perkembangan seni musik. Masa tersebut alat musik dibuat dari bahan
logam. Diperkirakan bahwa saat itu telah diciptakan alat musik gong, karena berdasarkan
penelitian para ahli di kawasan Asia Selatan di ketemukan alat musik gong dari perunggu
yaitu didekat Annam, pada tahun 1930-an. Jadi dapat disimpulkan bahwa dari wilayah
Annam inilah kesenian dan budaya perunggu tersebar ke seluruhkawasanAsia Tenggara.

2. Zaman Hindu-Buddha abad ke 4-12 Masehi


Nusantara yang sekarang bernama Indonesia, negara kita ini dahulunya setelah masa
prasejarah kemudian berganti dengan masa Hindu-Buddha. Karena akibat perdagangan. Para
pedagang dari India, Arab, Tiongkok membawa kebudayaan mereka ke Nusantara. Sehingga
terjadilah akulturasi budaya. Berdasarkan hasil penelitian para ahli ditemukan bahwa agama
Buddha masuk ke pulau Indonesia, di wilayahSumatera pada awal abad ke-7 Masehi.
Sedangkan dalam kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Syailendra sekitar tahun 750-850 Masehi.
Seni budaya India yang disebarkan pedagang serta kaum brahman tersebut membawa
pengaruh semangat sangat besar bagi seni dan budaya di Nusantara. Pada masa penyebaran
Hindu-Buddha tersebut di wilayah Jawa berkembang berupa seni musik dan tari, arsitektur
dan seni rupa, pada masa itu juga dibangun candi Borobudur dan candi Prambanan
Pada masa tersebut muncul tangga nada slendro yang diciptakan oleh seniman pada masa
dinasti Syailendra pada abad ke-8 Masehi. Dalam nada slendro ini satu oktaf dibagi dalam
interval yang sama (6/5 dari sekon besar) . Pada masa Hindu-Buddha ini seni musik dan
budaya Nusantara sangat dipengaruhi oleh drama Hindu dalam bahasa sansekerta Ramayana.
Berdasarkan dokumen penelitian ternyata waktu orang Hindu datang ke Jawa mereka telah
menemukan bermacam macam alat musik hasil seni imigrasi bangsa Pra-Melayu dan Proto-
Melayu.

3. Masa Islam
Setelah kemunduran kerajaan kerajaan Hindu-Buddha kerajaan Islam Nusantara justru
berkembang pesat, begitu juga dalam bidang seni budayanya. Perkembangan musik masa
Islam diawali sejak kerajaan Demak berdiri pada tahun 1500-1546. Bersamaan masuknya
agama Islam masuk pula alat musik Arab seperti rebana, rebab, dan gambus.
Cara penyebutan atau nama alat musik akulturasi Islam ini berbeda- beda di daerah seluruh
Nusantara. Cara bermainnya juga agak berbeda. Jika diwilayah Jawa, Bali, Sulawesi Selatan,
Sumba disebut rebab. Sedangkan di daerah Sumba rebab ini disebut Dunggak roro
karakteristinya memakai dua dawai. Kemudian di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi Utara, dan
Maluku hanya memakai satu dawai. Berbeda lagi dengan di Aceh yang memakai tiga dawai.
Sedangkan untuk penyebutan nama alat musik rebana berbeda - beda ada yang menyebut
dengan nama terbang, trebang, robana, rabana. Seiring perkembangan musik Islami dari masa
ke masa muncul musik gambus. Jenis musik gambus ini merupakan perpaduan antara alat
musik gitar/mandolin, biola, akordeon, gendang, seruling, bass.

4. Masa Kolonialisme
 Nusantara ketika masuk dalam zaman penjajahan atau kolonialisme seni musik mengalami
perkembangan. Karena saat itu kaum kolonialisme seperti bangsa Portugis dan Spanyol yang
datang awal ke Nusantara mulai memperkenalkan berbagai alat musik dari negeri mereka
seperti biola, selo (cello), gitar, seruling (flute), dan ukulele. Kaum kolonialisme ini ketika di
tanah air memperkenalkan sistem solmisasi dalam berbagai karya lagu. Sehingga masa itu
walaupun negeri kita dijajah dan menderita namun dalam bidang seni musik mengalami
perkembangan pesat. Sehingga waktu itu disebut sebagai masa masa perkembangan musik
modern Indonesia. Kemudian, para musisi Nusantara masa penjajahan mulai menciptakan
sajian musik yang merupakan perpaduan musik Barat dan musik Indonesia sajian musik itu
dikenal sebagai musik keroncong.

5. Masa Kini
    Setelah Indonesia merdeka sering perkembangan teknologi musik Nusantara semakin
berkembang sangat pesat. Banyak aliran musik luar negeri baik Asia dan Eropa masuk ke
tanah air, seperti populer, jazz, blues, rock, dan R&B dan yang terbaru ini adalah K-POP
Korea. Kalau negeri India musik bersamaan film menyatu sehingga banyak masyarakat
Indonesia menonton film India juga menikmati musik serta lagunya.
    Untuk kemajuan bidang seni musik Nusantara maka pemerintah mendirikan institusi seni
seperti Sekolah Musik Indonesia (kemudian AMI,sekarang ISI), Yayasan Pendidikan Musik
(YMI) di Jakarta (terutama untuk piano), B.I.Guru Musik (kemudian IKIP, sekarang UP) di
Yogyakarta, Malang, Bandung, dan Jakarta.

C.    PERKEMBANGAN SENI TARI DI INDONESIA

Seni tari  telah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak jaman prasejarah. Bahkan jauh
sebelum masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia tarian telah
dilakukan oleh masyarakat prasejarah.
1.      Masa Prasejarah
Zaman prasejarah adalah zaman sebelum sebelum masyarakat di Indonesia mengenal tulisan.
Pada masa ini penduduk nusantara telah mengenal aliran kepercayaan animisme dan
dinamisme. Seni gerak berirama yang kerap dilakukan dalam berbagai acara oleh masyarakat
prasejarah juga dikenal sebagai upacara magis guna berdoa dalam pengharapan. Adapun
berbagai tarian yang disinyalir dikenal oleh masyarakat prasejarah adalah sebagai berikut
Tari hujan, Tari kesuburan, Tari kebangkitan, Tari perburuan, Tari perang, Tari eksorsisme.

2. Masa Hindu-Budha
Pada masa sejarah tepatnya setelah masuk dan berkembangnya agama Hindu dan Budha
perkembangan tari di Indonesia juga mengalami peningkatan. Selain digunakan sebagai
metode pemujaan biasanya tarian pada masa Hindu-Budha juga kerap disajikan dalam
mengajarkan nilai-nilai kehidupan dalam bermasyarakat. Adapun contoh tarian pada masa
kebudayaan Hindu-Budha antara lain sebagai berikut Tari Topeng Panji, Tari Wayang Wong,
Sendratari Ramayana, Sendratari Mahabharata. Beberapa contoh di atas merupakan hasil
kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia yang hingga kini masih terjaga kelestarian nya.
3.      Masa Islam
Pada masa masuk dan berkembangnya islam di nusantara perkembangan seni tari di
Indonesia memang sedikit banyak mengalami perubahan meskipun tidak secara signifikan.
Selain hal tersebut di atas, pada masa islam kostum dan busana yang dikenakan oleh penari
perlahan dimodifikasi agar lebih tertutup dan meminimalisir tampaknya aurat para penarinya.
Sebagian lagi syair dan musik pengiring ada pula yang diganti lebih islami. Adapun contoh
tarian pada masa perkemangan islam di Indonesia ialah Tari Saman dan Tari Zapin. Kedua
tari tersebut merupakan jenis tarian yang mengalami beberapa perubahan dalam pertunjukan
nya seperti alat musik pengiring yang diganti dengan alat musik khas Persia seperti rebana.
Syair yang terdapat dalam lagu pengiring juga ada yang dikolaborasikan menggunakan syair
dalam bahasa arab.
4.      Masa Kemerdekaan Hingga Saat Ini
Setelah mengalami kevakuman pada masa penjajahan dunia seni Indonesia khususnya seni
tari kembali cerah pada masa kemerdekaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya
seniman tari bermunculan untuk unjuk diri. Kreatifitas-kreatifitas tak terbatas membuat jenis
kesenian yang mengutamakan gerak tubuh ini berkembang cukup cepat.
Pada masa kemerdekaan seni tari tak lagi sekedar ditampilkan sebagai ritual adat dan
keagamaan semata melainkan keberadaannya telah meluas sebagai hiburan masyarakat dalam
berbagai acara baik acara formal maupun non formal. Modifikasi tari klasik yang dikenal dari
masa prasejarah kemudian menciptakan inovasi baru yang kini akrab disebut sebagai seni
tari modern atau gaya baru. Demikian alur pasang surut seni tari dari masa prasejarah hingga
sekarang. Semoga catatan singkat ini dapat bermanfaat dalam belajar seni dan budaya
Indonesia dan dapat dijadikan sebagai referensi baik dalam membuat tugas, makalah,
artikel, dan lain sebagainya. Jangan lupa komentar dan tanggapan kamu di kotak komentar
pada akhir halaman perkembangan seni tari di Indonesia ini.

D.    PERKEMBANGAN SENI TEATER NUSANTARA

1. Teater tradisional
Perkembangan seni teater tradisional Nusantara sudah dimulai sejak sebelum masa
perkembangan hindu. Ketika itu sudah mulai ada tanda-tanda penciptaan seni teater
tradisional yang fungsinya sebagai pendukung upacara ritual teater tradisional diciptakan
pada dasarnya sebagai bagian dari upacara adat istiadat dalam tatacara kehidupan masyarakat
di nusantara.
Beberapa teater tradisional Nusantara yang tercipta, diantaranya wayang kulit, wayang wong,
ludruk, lenong, randai, drama gong, arja, ubrug, ketoprak, dan sebagainya. Salah satu teater
tradisional adalah arja yang ada danasih diperankan dipulau Dewata Bali.
2. Teater transisi (modern)
Teater transisi merupakan sebutan bagi periode, dimana pada saat teater tradisional
mengalami penurunan akibat adanya pengaruh budaya lain. Perubahan dari teater transisi
dengan teater tradisional terletak pada cerita yang sudah mulai di tulis, namun saat itu wujud
ceritanya masih sangat ringkas outline story(cerita peradegan). Mengenai cara penyajiannya
mulai berubah, yaitu memakai panggung dan dekorasi. Ada pun dalam teater transisi sudah di
perhitungkan mengenai beberapa teknik yang bisa memperindah dan menarik pertunjukan
teaternya. Ciri masa atau periode transisi mulai mengambil unsur unsur pertunjukan dari
teater barat dan diabdosi dalam teater Nusantara.
3. Teater Indonesia tahun 1920an
Teater di Indonesia sekitar tahun 1920-an disebut dengan angkatan pujangga baru. Teater
pada masa angkatan pujangga baru kelebihannya cukup penting jika dilihat dari sudut
kesastraan sumbangsih angkatan pujangga baru yaitu drama drama sudah ditulis sebagai
ungkapan ketertekanan akibat penindasan pemerintahan Belanda. Pada masa angkatan
pujangga baru, berbentuk sastra drama sudah memakai bahasa kebangsaan, yaitu bahasa
Indonesia sedangkan cara penyusunannya model dialog antar tokoh dan berbentuk sajak.
Penulis lakon lainnya pada masa pujangga baru adalah sanusipane, hasil karyanya berjudul
Kertajaya pada tahun 1932 dan Sandyakalaning Majapahit ditulis pada tahun 1933. Lakon
lakon tersebut ditulis untuk menyemangati perjuangan para pejuang masyarakat Indonesia
dalam melawan penjajah serta kritikan bagi kekejaman penjajahan.
4. Teater Indonesia tahun 1940-an
Teater Indonesia tahun 1940an adalah saat masa penjajahan Jepang pada waktu itu semua
unsur kesenian dan kebudayaan dipakai untuk mendukung pemerintahan Jepang. Pada situasi
penjajahan jepang, dua orang tokoh yaitu Anjar Asmara, dan Kamajaya, memiliki gagasan
supaya didirikan pusat kesenian Indonesia. Tujuannya adalah menciptakan pembaharuan
kesenian yang selaras dengan perkembangan jaman. Unsur tersebut disetujui oleh bung
Karno dan kaum nasionalis, tepatnya pada tanggal 6 Oktober 1942. Dirumah bungkarno
dibentuklah badan pusat kesenian Indonesia. Pendirian badan perusahaan kesenian Indonesia
bermaksud menciptakan kesenian Indonesia baru, diantaranya dengan jalan memperbaiki dan
menyesuaikan kesenian daerah menuju kesenian Indonesia baru.
Pada masa penjajahan Jepang segala bentuk seni hiburan yang berbau Belanda dihapus dari
Indonesia disebabkan pemerintah penjajahan Jepang Anti budaya barat rombongan sandiwara
saat itu kebingungan karena akan dihapus Jepang dan dilarang keliling. Kemudian merubah
cerita dengan mementaskan cerita dalam bahasa Indonesia , Jawa, maupun Sunda. Akhirnya
Jepang kalah dalam perang dunia 2, disaat menjelang akhir pendudukan Jepang tersebut
muncul rombongan sandiwara yang melahirkan karya sastra yang berarti, yaitu Penggemar
Maya(1944) pimpinan Usmar Ismail, dan D.Djajakusuma. jadi intinya teater tidak sebagai
hiburan sematamata tetapi sebagai ekspresi kebudayaan siswa kesadaran nasional dengan cita
cita kemerdekaan republik indonesia.
5. Teater Indonesia 1950an
Masa ini adalah masa setelah roklamasi kemerdekaan republik indonesia, masa ini tokoh
teater merefleksikan perjuangan dalam teater dengan membentuk cerita bertemakan
kemerdekaan, kekecewaan, penderitaan, keberanian, dan nilai kemanusiaan, penghianatan,
kemunafikan, kepahlawanan tindakan pengecut, keikhlasan, pengorbanan,dll.
Pada masa ini untuk memajukan seni teater tanah air maka didirikan Akademi Teater
Nasional Indonesia(ATNI) Tepatnya pada tahun 1955 tokoh pendirinya adalah Usmar Ismail
dan Asrul sani. ATNI berusaha mewujudkan teater dengan mementaskan lakon lakon
terjemahan dari barat, contohnya dari karya Moilere, Gogol, chekof.
6.) Teater Indonesia tahun 1970-an
Perkembangan teater tahun 70-an ditandai dengan didirikannya pusat kesenian Taman Ismail
Marzuki oleh Gubernur DKI Jakarta yaitu Ali Sadikin. Berdasarkan catatan sejarah
perkembangan teater. Pusat kesenian Taman Ismail Marzuki telah berhasil menerbitkan 67
judul lakon. Lakon tersebut ditulis oleh 17 pengarang drama teater.
Tokoh teater yang muncul tahun 1970an diantaranya D.Djajakusuma, Wahyu Sihombing,
Pramana Padmodarmaya (teater lembaga) , Ikranegara (teater saja) , Danarto (teater tanpa
penonton), Adi Kurdi (teater hitam putih) , Arifin C.Noor (teater kecil) , Putu Wijaya (teater
mandiri), N. Riantiarno (teater koma) ,dan Teguh Karya.
7.) Teater Indonesia tahun 1980 - 1990-an.
Pada masa tahun 1980 - 1990-an kondisi politik tanah air mencekam akibat peristiwa
Malari  1974. Sehingga pemerintah membuat kebijakan supaya dewan-dewan mahasiswa
ditiadakan,kegiatan teater kampus dilarang.Dalam kondisi tersebut kelompok teater tetap
muncul namun dalam bentyk festival teater,di beberapa daerah Nusantara,diantaranya sebagai
berikut Festival Teater di Jakarta dan Festival Drama Lima Kota di Surabaya.
Pada masa itu juga lahir kelompok teater baru,diantaranya sebagai berikut :
a)      Kelompok Teater di Kota Yogyakarta. Di kota gudeg Yogyakarta,pada masa tahun 1980-
1990-an muncul beberapa teater,antara lain sebagai berikut:
1. Teater Dynasti
2. Teater Jeprik
3. Teater Tikar
4. Teater Shima
5. Teater Gandrik
b)      Kelompok Teater di Kota Solo ( Surakarta ) Masa itu di Solo juga ada Teater Gidag-gidig.
c)      Kelompok Teater di Kota Bandung. Di kota Bandung muncul Teater Bel, Teater Republik,
dan Teater Payung Hitam.
d)     Kelompok Teater di Kota Tegal Di Tegal lahir Teater RSPD.
e)      Kelompok Teater di Kota Surabaya. kota Surabaya juga muncul beberapa teater, diantaranya
Teater Pavita,Teater Ragil,Teater Api,Teater Rajawali,Teater Insmarang.
f)       Di Semarang juga muncul Teater Lingkar.
g)             Kelompok teater di kota Medan & Palembang. Di Medan muncul Teater Que dan di
Palembang muncul Teater Potlot.   Di era tahun 80-an dan 90-an aktifitas teater berkembang
di universitas atau perguruan tinggi.Teater kampus yang terkenal diantaranya: Teater Gajah
Mada dari Universitas Gajah Mada ( UGM ) Yogyakarta. Jurusan teater juga mulai di buka di
Institud Seni Indonesia ( ISI ) Yogyakarta pada tahun 1985. ISI menjadi satu-satunya
perguruan tinggi seni yang memiliki program Strata 1 untuk bidang seni teater pada saat itu.
8.) Teater Kontemporer Indonesia
Sejak munculnya eskponen 70 dalam dunia seni teater. Mulailah seni teater kontemporer
Indonesia. Eksponen 70 ini adalah cara berekspresi teater dengan gaya khas masing-masing
tidak dibatasi kreasinya. Lalu para seniman teater beraliran kontemporer terus berkreasi sejak
tahun 80-an sampai saat ini.  Seni teater lainnya berkembang seperti seni teater konvesional,
yang tidak akan mati tetapi teater eksperimental terus tumbuh. Dunia pentas teater semakin
kaya jenisnya dan atraktif.

Anda mungkin juga menyukai