1. Era Primitif
Penciptaan tari ini didasari serta diilhami dari gerakan alam serta meniru
gerakan makhluk hidup. Seperti misalnya menirukan gerakan seekor binatang
yang ingin diburu. Umumnya, tari di era primitif dilakukan secara bersama-
sama atau berkelompok.
Mulai dari era Hindu Buddha, sebuah tarian mulai memiliki standardisasi serta
patokan, karena ada sebuah literatur tentang seni tari. Literatur kesenian tari
ini dikarang oleh Bharata Muni dengan judul Natya Sastra yang membahas 64
jenis gerak tangan mudra.
3. Era Islam
Pada era penyebaran agama Islam, tarian hanya diperagakan oleh orang-orang
dari luar Indonesia dan dilakukan pada saat hari raya. Kemudian
perkembangan seni tari di Indonesia pada era Islam dimulai tahun 1755 saat
kerajaan Mataram Islam terbagi dua.
Salah satu contoh tarian yang diilhami dari perjuangan rakyat masa penjajahan
adalah Tari Prawiroguno. Tarian ini merupakan tari tradisional yang berasal
dari Jawa Tengah dan menggambarkan gagahnya prajurit masa itu. Prajurit
dalam tarian ini menggunakan senjata serta tameng sebagai alat untuk
melindungi diri.
Seni tari terus kembali berjalan setelah Indonesia merdeka sehingga tarian bisa
dilakukan untuk upacara adat serta keagamaan. Terkadang, tarian ini juga
berkembang saat ini sebagai sebuah hiburan. Selain itu, saat ini sudah mulai
banyak anak muda yang mulai tertarik dengan dunia tari.
Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya anak muda yang menyukai tari serta
dapat memperagakan berbagai macam jenis tari. Mulai dari tari tradisional
bahkan hingga tari modern.
Corrie Hartong : “Tari adalah perasaan yang mendesak dari dalam diri
manusia, yang mendorong untuk mencari ungkapan yang berbentuk
gerakan yang ritmis”. Jadi maksudnya adalah dikatakan tari jika gerakan
itu ritmis”.
Yulianti Parani : “gerakan ritmis yang keluar dari sebagian tubuh atau
seluruhnya yang dilakukan seseorang ataupun kelompok yang disertai
dengan ekspresi tertentu”.
Bagong Sudito : “Seni tari adalah suatu seni berupa sebuah gerakan
ritmis yang menjadi alat ekspresi manusia”.
I Gede Ardika : “Seni tari adalah suatu hal yang mampu untuk
melaraskan gerak tubuhnya dengan irama tertentu”.
Haukins : “ Seni tari adalah suatu ungkapan jiwa yang dijadikan bentuk
suatu gerakan oleh imajinasi penciptanya sendiri”.
Irmgrad Bartenieff dan Forrestine Paulay : “Seni tari adalah suatu bentuk
seni ekspresionostis yang menggambarkan sikap jiwa manusia terhadap
sebuah konflik dan masalah di dunia modern”.
M.A Theodora Retno Maruh : “Seni tari adalah suatu karya seni gerak
yang tak akan pernah bersifat kontemporer”.
Wirama (Irama) : Sebuah seni tari harus memiliki unsur irama yang
menyatukan gerakan badan dengan musik pengiringnya, baik dari segi
tempo maupun iramanya.
Dari kedua itu maka kita bisa mengetahui perbedaan dari seni tari sendiri.
Dua macam berbedaan itu bisa dilihat dari jumlah penarinya dan macam
genre/aliranya.
Dalam sebuah tarian pasti ada sebuah subjek utama yang menjalankan tarian
tersebut. Subjek tersebut adalah penari.
Seperti para pemain musik yang mengiringi tari tersebut, dan lain sebagainya.
Maka dari itu, tidak akan dikatakan seni tari jika subjek utama ini tidak ada.
Dalam hal ini maka dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori. Berikut
penjabarannya.
Tari tunggal (solo)
Sebuah tari seni yang dibawakan oleh satu orang penari. Baik itu
penari laki-laki maupun perempuan. Contoh : Tari Gatotkaca asal
Jawa Tengah.
Tari berpasangan (duet)
Sebuah tari seni yang dibawakan oleh dua orang penari. Baik itu
penari laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan,
ataupun campur laki-laki perempuan. Contoh : Tari Topeng asal
Jawa Barat.
Tari berkelompok (group)
Sebuah tari seni yang dibawakan oleh banyak orang atau
berkelompok. Penari biasanya lebih dari dua orang. Baik dilakukan
dengan laki-laki semua, perempuan semua, ataupun campur laki-
laki dan perempuan. Contoh : Tari Saman asal Aceh.
Seni tari juga dibedakan berdasarkan genre atau alirannya. Dalam hal ini
mencangkum aliran gerakan tarian itu sendiri dan variasi musik yang
dibawakan. Aliran seni tersebut dapat dikelompokan menjadi lima kategori.
1. Tari tradisional
Seni tari tradisional yaitu tarian yang diwariskan dari masa ke masa sejak
zaman dahulu, yang dilestarikan lalu menjadi budaya di sebuah daerah. Dalam
tarian tersebut terdapat nilai, filosofi, simbol dan unsur religius.
Tari tradisional biasanya tidak berubah dari masa ke masa. Dari segi pakaian
tari, rias, kostum, dan tarian itu sendiri. Karena tarian seperti ini biasanya salah
satu tujuannya adalah agar tetap terjaga dan tidak hilang dimakan zaman.
Tari kreasi baru adalah sebuah tarian yang dikembangkan oleh seorang
koreografer atau juga disebut penata tari.
Seni gerakan yang ditampilkan juga sudah jauh dari kaku. Gerakan yang
ditampilkan bersifat bebas, tapi masih tetap dalam kaidah gerakan tari yang
estetis dan indah.
Riasan dan iringan musik dalam tari kreasi baru juga sangat beragam.
Tergantung dengan tema dan tujuan yang ingin dibawakan oleh penari
tersebut.
Tari kreasi baru dibagi menjadi dua bagian. Yaitu tari kreasi baru pola tradisi
dan tari kreasi baru pola non tradisi.
3. Tari kontemporer
Tarian yang berasal dari corak dan bentuk artistik modern dan tradisional yang
bergabung menjadi satu untuk menciptakan sebuah karya seni yang lebih
atraktif, kreatif dan unik tetapi tidak untuk dikonsumsi sebagai hiburan yang
populer melainkan hanya dapat disaksikan dan dinikmati pada pecinta seni
didalam komunitasnya saja.
Irama musik yang digunakan juga tidak biasa, cukup dibilang unik. Mulai dari
musik sederhana, orkestra, sampai musik flutyloops yang diambil dari
teknologi musik digital.
Riasan wajah dan kostum dari tarian ini juga terbilang aneh sesuai dengan
tema yang dibawakan.
Terbilang aneh, mungkin karena tarian ini yang biasanya membawakan sebuah
gerakan berbentuk mengenang sebuah perjuangan seorang tokoh, atau
kejadian, atau juga hari tertentu yang mana meninggalkan cerita khusus.
Tari Seudati : Jenis tarian ini berasal dari Arab sehingga memiliki
latar belakang agama Islam. Tarian ini sangat dinamis penuh
keseimbangan dengan suasana keagamaan. Seni tari ini sangat
terkenal dan paling digemari di daerah Aceh.
Tari Saman Meuseukat : Tarian jenis ini posisi penarinya duduk
berbanjar dengan iringan irama yang sangat dinamis. Merupakan
jenis seni tari yang penuh dengan syair ajaran kebajikan terutama
ajaran Islam.
2. Tari-Tarian Daerah Bali
Tari Legong Bali : Seni tari yang satu ini merupakan tarian Bali
berlatar belakang kisah cinta seorang Raja dari Lasem. Jenis tarian
ini dibawakan secara dinamis dan sangat memikat hati.
Tari Kecak : Sebuah tari berdasarkan cerita Kitab Ramayana yang
mengisahkan bala tentara monyet Hanuman dan Sugriwa.
Tari Pendet : Pada awalnya tarian ini merupakan tarian pemujaan
yang banyak digunakan di pura sebagai tempat ibadat umat Hindu
Bali di Indonesia. Sebuah tarian melambangkan penyambutan
turunnya dewata ke dunia. Seiring dengan perkembangan jaman
para seniman di Bali mengubah Pendet jadi “ucapan selamat
datang”. Tapi tetap mengandung makna yang sakral-religius.
Tari Andun. Jenis tarian ini bagi daerah Bengkulu Selatan merupakan
tarian untuk menyambut para tamu kehormatan.
Tari Bidadari Teminang Anak. Tarian ini bisa diartikan sebagai seorang
bidadari yang tengah meminang anak. Jenis tarian adat yang satu ini
berasal dari Rejang Lebong.
Tari Sekapur Sirih : Seni tari yang satu ini merupakan jenis tari
persembahan juga. Tarian adat Jambi ini mempunyai banyak
persamaan dengan tarian Melayu.
Tari Selampir : Termasuk jenis tarian pergaulan muda-mudi yang
sangat digemari di daerah Jambi.
Setiap seni tari memiliki kekayaan gerak, ritme irama dan gamelan khasnya
masing masing yang sudah puluhan tahun menjadi kebanggaan tradisi yang
begitu kompleks di Indonesia, patut diperjuangkan dan dipertahankan
selamanya karena kekayaan budaya yang tidak dilestarikan secara turun
temurun hanya akan memberi celah atau peluang bagi bangsa lain untuk
mengklaimnya sebagai kekayaan budaya mereka.
1. Sarana Hiburan : Fungsi utama dalam seni tari adalah sebagai sarana
hiburan. Semua jenis tari yang ada pastilah memiliki tujuan untuk
hiburan meski ada tujuan lain selain hiburan.
2. Sebagai Upacara : Banyak seni tari yang digunakan untuk saran upacara.
Baik itu upacara keagamaan, upacara kenegaraan, maupun upacara
adat. Biasanya seni tari yang digunakan untuk upacara memiliki aturan
yang baku.
3. Alat Untuk Bergaul : Karena seni tari pasti melibatkan beberapa orang.
Hal itu bisa menjalin tali persaudaran. Oleh karena itu seni tari bisa
digunakan sebagai alat untuk bergaul.
7. Alat Terapi : Seni tari juga dapat berfungsi sebagai alat terapi bagi
meraka penyandang cacat mental ataupun fisik.