Anda di halaman 1dari 4

UAS

Sejarah Seni Pertunjukan Barat


(Perbandingan Seni Pertunjukan dengan Seni Desain)

Perkawinan Seni Pertunjukan dan Seni Rupa.

Dosen Pengampu:
Surya Farid Sathotho, MA.

Oleh:
Theodora Elgavasi Putrijati/1410033026
Tata Kelola Seni
Institut Seni Indonesia
Yogyakarta
Seni pertunjukan memiliki cabang ilmu yang beranekaragam, seni music,
teater dan tari. Berbagai macam kompleksitas ilmu dan aliran yang terkandung di
dalamnya memiliki banyak kesamaan antara lintas ilmu. Terbentuknya sejarah
sehingga melahirkan aliran-aliran seni pada cabang ilmu dapat saling berkorelasi.
Ketika seni pertunjukan tertua disini adalah teater, tari dan musik dimanakah
cabang seni yang pertama kali lahir? Masing-masing boleh berpendapat siapakah
yang lahir pertama kali. Tapi disini saya mencoba untuk membuka perspektif bahwa
seni pertunjukan muncul karena sebuah ritual di dalam adat yang menjadi sebuah
tradisi. Dengan seiring berjalannya jaman dan waktu. Ketika pada jaman Yunani,
para filsuf-filsuf memberikan invoice kepada tokoh yang menjadi sejarah dunia
yakni Shakespeare. Kemudian aliran seni di dalam theater berkembang dan seiring
berjalannya fungsi dunia, seni menjadi penyambung lidah untuk menyampaikan
pesan. Komunikasi yang diciptakan dapat menjadi banyak hal. Salah satunya adalah
music dan tari, mereka semua lahir secara bersamaan dan hidup secara beriringan.
Tidak harus dipertemukan secara langsung, tetapi pada dasarnya semua mengalami
perkembangan yang sama sesuai dengan usia dan wilayah dimana mereka hidup
dan berkembang.
Seni rupa merupakan dasar ilmu yang paling penting untuk hidup secara
visual. Sebelum sebuah gambar menjadi sebuah karya seni, gambar yang tercipta
merupakan bentuk komunikasi yang diciptakan agar pesan yang dibuat sampai
kepada sesuatu hal yang dituju. Manusia purba ketika menggambar dinding tentang
bagaimana mereka hidup, tidak memikirkan bagaimana estetika itu terbentuk,
tetapi mereka berfikir bagaimana cara membuat gambar visual sesuai apa yang
mereka lihat dan mereka alami. Kemampuan manusia dan atau mahkluk hidup yang
memiliki indera penglihatan dan mampu menuangkannya sehingga menjadi sebuah
interprestasi adalah cara hidup manusia untuk berkomunikasi.
Cabang ilmu seni rupa, disini yang akan saya bahas adalah ilmu terapan
berupa Desain. Desain adalah sebuah bayangan dan rancangan ketika kita akn
menyelesaikan sebuah permasalahan. Ketika kita ingin membuat desain, maka hal
utama yang harus kita pahami dan kita cari adalah masalah atau pokok-pokok yang
harus dibuat untuk disampaikan secara visual. Ilmu terapan di dalam seni rupa,
yakni Desain, memiliki sejarah dan perkembangannya. Keterlibatan desain dalam
sebuah sejarah dunia salah satunya ketika surat kabar pertama kali dibuat untuk
kebutuhan informasi suatu Negara. Kemudia ilmu grafis dalam pembuatan papan
reklame dan poster atau pamphlet untuk alat propaganda. Seiring berjalannya
waktu dan jaman, kebutuhan terus bertambah sesuai fungsinya.
Perbandingan yang dapat terlihat secara signifikan adalah dalam proses
pembuatan sebuah film. Keterlibatan cabang-cabang seni yang ada disini termasuk
pertunjukan, seni rupa dan media rekam melebur dan menghasilkan sebuah karya
yang kompleks. Kompleks disini maksudnya adalah ketika sebuah ide gagasan dan
konsep itu menjadi garis besar utama untuk membuat sebuah karya music sebagai
pengisi suara dan latar belakang music untuk membangun suasana. Film di dalam
peranan acting diperlukan cabang ilmu teater. Seni peran dan perwatakan yang
dibangun dalam proses kreatif produksi pasti akan melibatkan semua ilmu untuk
mengeksplorasi imajinasi dan daya acting. Poster publikasi, teaser, audio visual, dan
semua hal yang terlibat di dapam sebuah produksi film akan menampilkan sesuatu
hal yang seirama dan senada dengan tema atau topic yang diangkat.
Aliran atau genre, ketika film drama kolosal menjadi sebuah trigger untuk
melahirkan dan berkawin dengan cabang ilmu seni yang lain, tidak akan
meninggalkan karkter yang ada. Misalkan sebuah film yang bertajuk drama kolosal,
akan menampilkan desain poster, publikasi, serta semua hal yang melibatkan visual
sesuai dengan karakter yang dibangun, seirama dan memilki warna yang sama.
Music yang ada di dalam sebuah produksi film juga memikirkan bagaimana drama
kolosal menjadi latar belakang untuk membangun suasana di dalam setiap
adegannya. Tak lupa lagi sebuah kostum serta tata artistic, make up dll. Semua hal
itu ketika berada pada frekuensi yang sama, tidak akan meninggalkan hal yang
menjadi tema utama.
Ilmu seni rupa dan pertunjuka sama sama memilki karakter yang sama
sesuai konteks yang dibangun. Walaupun masing masing memiliki
perkembangannya sendiri dan berbeda secara teknis dan wujud, namun kesamaan
aliran dapat dilihat dan dirasakan melalui intusis dan rasa ketika orang melihat dan
mendengarkan. Poster yang dibuat secara warna, garis dan unsur-unsur yang
menggunakan dasar ilmu nirmana sebagai pembuatan dan mengkolerasikan sebuah
karya dengan karya yang lainnya akan menjadi sesuatu yang harmonis.

Anda mungkin juga menyukai