Anda di halaman 1dari 9

Analisis Teater Koma "Wabah" Pendekatan Objektif

Amaludin

Program Studi Sastra Indonesia

Universitas Pamulang

Abstrak

Pertunjukkan Teater menjadi salah satu pertunjukkan seni yang menggambarkan kehidupan manusia
sehari-hari. Pertunjukkan teater adalah seni tampil verbal yang melibatkan aktor di panggung atau
podium, dengan dukungan latar belakang dan properti panggung. Pertunjukkan teater juga
merupakan salah satu karya sastra yang mengungkapkan cerita melalui dialog para tokohnya.
Pertunjukkan Teater Koma yang berjudul "Wabah" karya Budi Ros dibangun dengan unsur intrinsik
teater yang lengkap. Penelitian ini menggunakan pendekatan objektif dengan penelitian yag bersifat
deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian ini 1) mendeskripsikan unsur intrinsik yang terdapat dalam
pertunjukkan Teater Koma yang berjudul "Wabah". Hasil penelitian ini menunjukkan ada 8 unsur
intrinsik yang terdapat dalam pertunjukkan teater Koma yang berjudul "Wabah".

Kata Kunci : Seni Pertunjukkan, Teater, Wabah

A. Pendahuluan

Teater merupakan salah satu pertunjukkan seni yang menggambarkan kehidupan manusia sehari-
hari. Istilah teater sering kali dianggap sama dengan drama. Padahal, pengertian antara kedua hal
tersebut tidak dapat dikatakan sama.Wijaya (2007:01) mengemukakan bahwa " teater barasal dari
bahasa Yunani Theatron yang berarti panggung tempat penonton yaitu sebuah bangunan yang
dibangun untuk menjadi tempat berlangsungnya sebuah peristiwa tontonan, yang kemudian
dinamakan "teater". Selanjutnya, Wijaya (2007:01) mengatakan bahwa "drama juga berasal dari
bahasa Yunani, yang berarti dialog dalam bentuk puisi prosa dengan keterangan laku. Di dalam
pertunjukkan drama, orang berlaku sesuai dengan peran yang terdapat di dalam cerita, untuk
menyampaikan cerita atau maknanya. Teks tertulis yang berisi rancangan laku itu disebut lakon.
Kemudian, lebih dikenal dengan nama "naskah".Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan
tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau
pemikiran tertentu. Tidak hanya dituangkan dalam sebuah tulisan saja, sarana pengekspresian
sebuah pengalaman atau pemikiran tertentu juga dapat disajikan dalam bentuk pementasan.
Pementasan disini masuk ke dalam jenis sastra drama.Seni pertunjukan merupakan sebuah
pementasan karya sastra yang disajikan berdasarkan hasil pemikiran atau pengalaman suatu
kehidupan masyarakat tertentu.

Dalam seni pertunjukan itu hanyalah cerita rekaan yang fiktif namun nilai-nilai dari pertunjukannya
bisa diambil dari realita kehidupan masyarakat, hal ini dilakukan agar pesan yang disampaikan oleh
para lakon dapat dengan mudah tersampaikan.Menurut Sapardi Djoko Damono seni pertunjukan
merupakan cabang seni yang memiliki 3 unsur yakni sutradara, pemain dan penonton. Menurut
Bagus Susetyo (2007:1-23) seni pertunjukan adalah sebuah ungkapan budaya, wahana untuk
menyampaikan nilai-nilai budaya dan perwujudan norma-norma estetik-artistik yang berkembang
sesuai zaman, dan wilayah dimana bentuk seni pertunjukan itu tumbuh dan berkembang.Teater
sendiri menurut arti yang sempit adalah drama, memuat kisah hidup dan kehidupan manusia yang
diceritakan di atas panggung Pertunjukkan dengan media percakapan, gerak dan laku didasarkan
pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian dan rias. Pertunjukkan teater
adalah seni tampil verbal yang melibatkan aktor di panggung atau podium, dengan dukungan latar
belakang dan properti panggung. Pertunjukkan teater juga merupakan salah satu karya sastra yang
mengungkapkan cerita melalui dialog para tokohnya ( Alex Sobur 2014:157).

C. Landasan Teori

Dalam penelitian ini, Pertunjukkan Teater Koma yang berjudul"Wabah" karya Budi Ros akan dijadikan
objek kajian. Pertunjukkan teater koma yang berjudul"Wabah" karya Budi Ros akan akan dianalisis
dengan menggunakan pendekatan objektif. Pendekatan objektif merupakan teori sastra yang
memandang karya sastra sebagai dunia otonom.

Dalam teori pendekatan objektif ini terlihat dengan jelas hubungan antara konsep kebahasaan
(linguistik) dengan pengkajian sastra itu sendiri, baik secara metaforis maupun elektis. Pendektan
objektif memberikan perhatian penuh pada karya sastra sebagai struktur yang otonom. Oleh karena
itu pendekatan objektif disebut juga sebagai pendektan struktural.Proses penganalisis menggunakan
pendekatan objektif difokuskan pada pemahaman terhadap bagian-bagian karya sastra dalam
menyangga keseluruhan, dan sebaliknya bahwa keseluruhan karya itu sendiri dari bagian-bagian
(Sayuti 2001:63). Maka dari itu untuk memahami makna dalam karya sastra harus dilakukan analisis
berdasarkan strukturnya.

Abrams dalam Siswanto, (2008:181) mengatakan bahwa pendekatan ekspresif adalah pendekatan
dalam kajian sastra yang menitikberatkan kajiannya pada ekspresi perasaan atau temperamen
penulis. Menurut Semi (1984), pendekatan ekspresif adalah pendekatan yang menitikberatkan
perhatian kepada upaya pengarang atau penyair mengekspresikan ide-idenya ke dalam karya sastra.
Kritik ekspresif mendefinisikan karya sastra sebagai ekspresi atau curahan, atau ucapan perasaan,
atau sebagai produk imajinasi penyair yang beroperasi/bekerja dengan pikiran-pikiran, perasaan;
kritik itu cenderung menimbang karya sastra dengan kemulusan, kesejatian, atau kecocokan vision
pribadi penyair atau keadaan pikiran; dan sering kritik ini mencari dalam karya sastra fakta-fakta
tentang watak khusus dan pengalaman-pengalaman penulis, yang secara sadar ataupun tidak, telah
membukakan dirinya dalam karyanya tersebut (Pradopo, 1997:193).

Dalam pendekatan ekspresif pengarang menunjukan isi perasaannya dalam dialog yang di lakoni oleh
para tokoh teater yang berjudul “Wabah” ini, yang mana pertunjukan ini menceritakan tentang
kondisi saat pandemi melanda dunia khususnya di Indonesia untuk kalangan bawah, dan dampak
akan pandemi ini digambarkan senatural mungkin oleh penulis agar pesan moral yang ingin
disampaikan dapat tersampaikan dengan sebaik-baiknya.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan alat, prosedur dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian
(dalam mengumpulkan data). 

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah metode yang berkaitan
dengan data yang tidak berupa angka tetapi berupa kualitas bentuk-bentuk variabel yang berwujud
kata-kata tertulis tentang sifat individu, keadaan, gejala, dari kelompok tertentu yang diamati. 

Metode kualitatif disebut juga metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode
postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat-filsafat postpositivisme. Metode ini juga disebut
sebagain metode artistik, karena prosees penelitian lebih bersifat seni (Sugiyono, 2017:7).

Penulis menggunakan metode kualitatif karena data penelitian berupa bentuk-bentuk verbal bahasa
yaitu berupa tuturan yang diucapkan oleh para aktor dalam pemetasan teater koma berjudul
"Wabah" karya Budi Ros. Selain metode kualitatif juga digunakan metode deskriptif pada penelitian
ini. Metode tersebut adalah suatu metode yang berupaya mengungkapkan sesuatu secara apa
adanya Sudaryanto dalam Murti (2019: 28). 

Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, maksudnya penelitian mencatat dengan teliti dan cermat data
yang berwujud kata-kata, kalimat, wacana dan sebagainya. Dari data yang bersifat deskriptif itu
penulis melakukan analisis untuk membuat kesimpulan umum yang merupakan system atau kaidah
yang bersifat mengatur atau gambaran dari sesuatu yang di jadikan objek.

Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab
masalah penelitian sebagaimana dijelaskan pada bagian pendahuluan. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif  dan bersifat deskriptif  dengan teknik
penarikan kesimpulan secara induktif yaitu berangkat berdasarkan konsepsi teori yang sudah ada
menuju ke analisis data. Pada penelitian ini penelitian yang dilakukan semata-mata hanya
berdasarkan pada fakta.

E. Hasil Penelitian

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Analisis Teater Koma "Wabah"
Pendekatan Objektif",

Dalam pertunjukan Teater Koma yang berjudul "Wabah" karya Budi Ros yang diunggah dalam akun
youtube Teater Koma pada 8 November 2020 dengan durasi 25.26 menit, pertunjukkan teater
mampu memberikan pesan yang bisa di ambil dari sisi positifnya dari pertunjukan ini secara tersirat.
Pertunjukan ini mengajak penontonya untuk berfikir dan merenung agar tidak sampai pada tahap
terbawa atau mencontoh dari pertunjukan tersebut, disitulah gunanya proses berfikir dan
perenungan pada saat menonton video atau pertunjukan teater itu, agar penonton tidak keluar dari
kaidah-kaidah agama islam dan sosial.

Hasil dari analisis yang penulis lakukan pada pertunjukkan teater koma yang berjudul "Wabah" karya
Budi Ros dengan menggunakan pendekatan objektif adalah sebagai berikut:

1.Judul
Judul merupakan kepala karangan. Judul dalam sebuah karya sastra merupakan kunci untuk melihat
karya tersebut secara keseluruhan. Untuk itu maka penulis memilih seni pertunjukkan teater Koma
yang berjudul "Wabah". Jika dilihat dari judulnya saja maka pertunjukkan teater ini menceritakan
tentang peristiwa dimana terjadi penularan penyakit secara cepat dan menyerang masyarakat secara
luas.

2.Tema

Tema merupakan pikiran pokok yang medasari sebuah karya. Pokok pikiran ini kemudian
dikembangkan dengan sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang utuh dan menarik. Dalam
pertunjukkan teater koma yang berjudul "Wabah" karya Budi Ros, pengarang mengangkat isu
kesehatan dan sosial yang sedang terjadi saat ini yaitu wabah virus covid-19.

3.Alur/plot

Alur merupakan  rangkaian peristiwa dalam cerita yang membentuk suatu kesatuan cerita. Dalam
teater tahapan alur dimulai dari tahapan permulaan, tahapan pertikaian, tahapan perumitan, tahapan
puncak, tahapan peleraian da tahapan akhir. 

4. Amanat

Amanat merupakan pesan moral yang ingin disampaikan pengarang kepada penonton. Amanat
dalam teater tidak disampaikan secara langsung, melainkan disampaikan lewat dialog-dialog yang
diucapkan oleh para pemeran. Dalam pertunjukkan teater koma yang berjudul "Wabah" karya Budi
Ros, pengarang ingin menyampaikan pesan bahwa jangan pernah kita berniat hati untuk
memanfaatkan situasi yang sedang terjadi untuk kepentingan diri sendiri. Lebih baik kita
memaksimalkan usaha agar mendapatkan hasil yang terbaik.

5.Tokoh dan Penokohan

Tokoh merupakan peran yang terdapat dalam teater. Penokohan merupakan  keseluruhan ciri jiwa
seorang tokoh dalam teater. Dalam pertunjukkan teater koma yang berjudul"Wabah" terdapat 4
tokoh yaitu, Romo Semar, Petruk, Gareng dan Bagong dengan penokohan yang berbeda. 
Adapun penokohan dalam pertunjukkan teate koma yang berjudul "wabah" adalah sebagai berikut :

Romo Semar : laki-laki tua yang berperan sebagai bapak, memiliki ciri fisik tubuh bongkok, kulit
keriput, rambut beruban tapi memiliki sikap yang bijaksana.

Gareng : laki-laki yang berperan sebagai anak pertama Romo Semar, dengan tubuh yang tinggi dan
kurus serta memiliki sikap yang cerdik, suka memanfatkan situasi,  serakah, pembangkang dan sulit
diatur.

Petruk : laki-laki yang berperan sebagai anak Romo Semar yang kedua yaitu adik dari Gareng, dengan
tubuh pendek dan kurus serta memiliki sikap yang sama persis dengan gareng dimana tokoh Petruk
memiliki sikap yang cerdik, suka memanfatkan situasi,  serakah, pembangkang dan sulit diatur.

Bagong : laki-laki yang berperan sebagai anak ketiga Romo Semar atau adik dari Gareng dan Petruk,
dengan tubuh yang gendut dan memiliki sikap yang pemalas, suka tidur dan menghayal.

6.Latar

Latar merupakan suasana lingkungan tempat berlangsungnya peristiwa yang dapat dilihat. Dalam
latar termasuk juga didalamnya waktu, tempat, iklim/suasana. Dalam pertunjukkan teater koma yang
berjudul"Wabah" karya Budi Ros latar tergambarkan di sebuah rumah tua yang sederhana. Waktu
yang digambarkan dalam pertunjukkan teater tersebut adalah pagi hari, hal ini terlihat jelas karena
tokoh Romo Semar meminta kepada 3 anaknya (Gareng, Petruk dan Bagong) untuk segera pergi ke
ladang bercocok tanam. Suasana yang digambarkan dalam teater dengan sederhana, diawal suanana
yang digambarkan cukup tenang dan santai tapi dipertengahan terjadi ketengangan antara Romo
Semar dan Anak-anaknya, sedangkan di akhir pertunjukkan suasana kembali seperti semula.

7.Konflik

Konflik adalah pertentangan yang terjadi dalam teater. Pertentang membentuk rangkaian peristiwa
dalam cerita yang memiliki hubunga kausalitet. Dalam pertunjukkan teater koma yang berjudul
"wabah" konflik terjadi antara Romo Semar dan ketiga anaknya yaitu Gareng, Petruk dan Bagong.
Konflik itu terjadi karena ketiga anak Romo Semar ingin memanfaatkan situasi wabah virus covid-19
untuk berbisnis dan mengambil keuntungan yang banyak. Anak-anak Romo Semar juga
mengharapkan bantuan yang sangat banyak karena wabah yang sedang terjadi. Karena keinganan
anak-anaknya tersebut Romo Semar marah dan tidak

8. Teknik Dialog

Teknik dialog dibagi menjadi dua, yaitu teknik monolog dan teknik percakapan. Dalam pertunjukkan
teater komadengan judul"Wabah" karya Budi Ros teknik dialog yang digunakan adalah percakapan.
Karena masing-masing pemeran terlibat dalam percakapan yang saling bersahutan.

9.Analisis Tata Pentas

Tata panggung adalah pengaturan panggung atau arena untuk bermain teater. Dalam pementasan
teater ini dekorasi panggung sejenis pentas konvensional (prosenium) yang ditampilkan seperti
dekorasi sebuah rumah , tata panggung di gunakan dalam pementasan drama ini cukup sederhana
yang dapat memberikan gambaran bagi penonton bahwa pemeran tokoh tersebut bukanlah berasal
darimasyarakat kaya raya.

10.Analisis Tata Musik

Tata musik adalah musik yang mendukung pementasan dalam pertunjukan teater baik yang bersifat
instrumen maupun lagu, yang menghidupkan suasana di beberapa adengan dan babak dalam suatu
pertunjukan. Dalam pementasan teater yang berjudul "wabah" ini tata musik yang ditampilkan
sangat menyesuaikan sesuai dengan adegan tertentu dan dengan musik yang tidak terlalu mencolok,
dengan adanya musik lebih memunculkan suasana yang menarik. Adapun tata suara dalam teater
berjudul "wabah" ini sangat terdengar jelas dan tidak terdengar suara penonton ataupun suara
lainnya.

11.Analisis Tata Lampu

Tata lampu adalah segala perlengkapan perlampuan baik tradisional maupun modern yang
digunakan untuk keperluan penerangan dan penyinaran dalam seni pertunjukan. Tata lampu yang
digunakan dalam pertunjukkan  teater ini sangatlah baik. Tata lampu yang digunakan dari awal
sampai akhir tidak ada perubahan, tata lampu yang digunakan di teater ini adalah dengan warna
lampu yang cerah. 

Dalam pertunjukan teater ini juga menerapkan 2 fungsi penataan cahaya, yaitu:

a.Cahaya sebagai penerang

Tujuannya sebagai penerangan suatu tempat atau ruangan dalam panggung agar tidak tekesan gelap

b.Cahaya sebagai penyinar

Tujuannya yang lebih kompleks yaitu menerangi bagian bagian tertentu, khususnya fokus pada
pemain.

12.Analisis Tata Rias

Tata rias memiliki peran yang penting dalam pementasan teater , tata rias dibutuhkan untuk
menggambarkan atau menentukan watak para tokoh. Tata rias pada pemain teater ini sudah sangat
rapih dalam menentukan peran yang akan dijalani nya.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pertunjukkan Teater Koma yang
berjudul "Wabah" sangat mencerminkan kehidupan manusia dimasa pandemi covid-19, banyak
manusia-manusia yang mengambil keuntungan ditengah kesulitan yang melanda segala sektor
kehidupan. Manusia-manusia menjadi tidak penulis dengan sesama karena yang mereka pikirkan
hanya diri mereka sendiri. Banyak diantara mereka yang dengan sengaja menjual barang-barang
kebutuhan dengan harga yang tinggi agar mendapat keuntungan yang berlipat, banyak juga yang
mengkorupsi uang bantuan untuk masyarakat sehingga masyarakat hanya bisa mengharapkan
bantuan tanpa ada yang membantu.
F. Daftar pustaka

Teater Koma. (2020). Pandemi – Teater Koma Pentas di Sanggar. Diakses dari
https://youtu.be/qvRyb3oiT0Q, [Online] Wahyuni, S., & Arisa, A. (2018). Efektifitas Mode

Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta:MedPress.

K.S, Yudiono. 2009. Pengkajian Kritik Sastra Indonesia. Jakarta: Gadjah Mada University Press.

Putra, Andika Adi. 2017. “Analisis Kritik Sastra Ekspresif dan Objektif dalam Novel Surga Yang Tak
Dirindukan 2 Karya Asma Nadia”.Universitas Muhammadiyah Palembang.

Anda mungkin juga menyukai