Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TEORI KEBUDAYAAN

Teori Eksistensi Seni Pertunjukan

Oleh:
Kelompok 3
Afri Yenni (22161001)
Fina Narulita (22161008)
Yunita Dwijaya Pratiwi (21161074)

KONSENTRASI SENI DAN BUDAYA


PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah “Teori Kebudayaan”. Kemudian shalawat
beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat
di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Filsafat Ilmu di
program studi S2 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Pascasarjana Universitas
Negeri Padang. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesarbesarnya kepada Bapak Dr. Syeilendra, S Kar., M. Hum selaku dosen
pembimbing mata kuliah Teori Kebudayaan dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-


kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Padang, Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................4

A. Latar Belakang ...................................................................................4


B. Rumusan Masalah ..............................................................................5
C. Tujuan Penulisan Makalah ................................................................5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................6

BAB III PENUTUP .....................................................................................10

A. Kesimpulan ......................................................................................10
B. Saran ................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau
kelompok di tempat dan waktu tertentu. Di dalamnya mengandung empat unsur,
yakni waktu, ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dengan penonton.
Seni pertunjukan disajikan dalam bentuk pentas seni dengan tujuan memberikan
hiburan. Di sisi lain, seni pertunjukan juga merupakan ungkapan budaya, wahana
untuk menyampaikan nilai-nilai budaya, norma-norma estetik-artistik sesuai
perkembangan zaman.
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua (1999:1087), kata
“pertunjukan” diartikan sebagai “sesuatu yang dipertunjukan; tontonan (bioskop,
wayang, dsb); pameran (barang-barang)”. Kata “pertunjukan” mengandung 3
makna yaitu sebagai berikut: Adanya pelaku kegiatan yang disebut penyaji;
Adanya kegiatan yang dilakukan oleh penyaji dan kemudian disebut pertunjukan;
Adanya orang (khalayak) yang menjadi sasaran suatu pertunjukan (pendengar atau
audiens). Hiburan seni ini dimaksudkan supaya orang-orang yang telah
melakukan rutinitas sehari-hari menjadi terhibur, hilang rasa penat, dan lelah
selama bekerja.
Menurut Sumardjo dalam buku Seni Pertunjukan Indonesia (2001:2), seni
pertunjukan adalah kegiatan di luar kegiatan kerja sehari-hari. Seni adalah
kegiatan di waktu senggang yang berarti kegiatan di luar jam-jam kerja mencari
nafkah. Selain itu, masih dalam buku yang sama, seni pertunjukan pun berbeda
dengan cabang-cabang seni yang lain. Sebab, seni pertunjukan bukanlah seni yang
membenda. Sebuah seni pertunjukan dimulai dan selesai dalam waktu tertentu dan
tempat tertentu pula, sesudah itu tak ada lagi wujud seni pertunjukan.

Berdasarkan pada latar belakang inilah,penulis membuat makalah dengan judul “


Teori Eksistensi Seni Pertunjukan”.

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka penulis menyusun rumusan
masalah : Bagaimana Teori Eksistensi Seni Pertunjukan?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Penulisan makalah ini bertujuan : Mengetahui tentang teori eksistensi seni
pertunjukan.

5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep dasar eksistensi
Eksistensis merupakan aliran yang melihat manusia pada
eksistensinya, yakni sejauh mana keberadaannya diakui oleh masyarakat
sekitarnya. Semakin diakui, maka semakin eksis ia. Aliran ini tidak
memperhitungkan materi beserta atribut yang dimiliki seseorang sebagai nilai
kemanusiaan. Abraham Maslow mengatakan bahwa, pengakuan tentang
eksistensi sebagai kebutuhan tertinggi manusia, jauh melampaui kebutuhan rasa
aman, kebutuhan sandang, pangan, dan papan.
` Eksistensi berasal dari kata bahasa latin existere yang artinya muncul, ada,
timbul,memiliki keberadaan aktual. Existere disusun dari ex yang artinya keluar
dan sistere yang artinya tampil atau muncul. Terdapat beberapa pengertian tentang
eksistensi yang dijelaskan menjadi 4 pengertian : 1) Eksistensi adalah apa yang
ada. 2) Eksistensi adalah apa yang memiliki aktualitas. 3) Eksistensi adalah segala
sesuatu yang dialami dan menekankan bahwa sesuatu itu ada. 4) Eksistensi adalah
kesempurnaan. Menurut Hasan (2008:380) eksistensi memilih “arti keberadaan”.
Dapat disimpulkan makna dari eksistensi tersebut adalah keberadaan atau
keaktifan sesuatu, baik itu karya atau pencipta karya itu sendiri Zainal (2008:5)
mengemukakan bahwa, “Eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan
lentur dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung
pada kemampuan dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya.
Menurut Kiekegaard “Eksistensi” dalam filsafat Eksistensialisme memilik
arti sebagai suatu kepedulian terhadap eksistensi manusia Purwodarminto (2012)
dalam Heni dan Wahyu Lestari, eksitensi mengandung pengertian tentang
keberadaan yang terus menerus dilakukan Pada pengertiannya, eksistensi dan
keberadaan adalah dua hal yang berbeda namun memiliki artian dan tujuan yang
serupa. Eksistensi adalah suatu keadaan dimana seseorang dianggap ada dalam
suatu lingkup sosial, Sementara keberadaan adalah suatu keadaan dimana
seseorang memiliki kehadiran atau berada dalam keadaan tertentu dalam tempat
dan waktu yang spesifik. Secara umum, eksistensi dan keberadaan adalah dua
elemen yang sama, dan kedua elemen ini memiliki satu hal yang dapat menjadi

6
pemicu keberadaanya, hal terkait adalah pengakuan.Pengakuan adalah sebuah
anggapan atau prosesi yang hanya dapat,dilakukan kepada seorang individu
namun tidak terhadap dirinya sendiri, pengakuan menandakan adanya eksistensi
dari seseorang.

2. Teori Eksistensi
Menurut Jazuli (2016) Eksistensi tari dalam suatu tari dalam suatu
masyarakat beserta kebudayaan yang melingkupinya tidak muncul, dan tidak
hadir secara tiba-tiba melainkan melalui proses ruang dan waktu. Ruang biasanya
terkait dengan peristiwa, performa dan sistem nilai, sedangkan waktu terkait
dengan proses produksinya (Penciptaan) Jadi Eksistensi yaitu dimana setiap hal
atau kegiatan tentang mahkluk hidup dan aktivitasnya yang dapat dilihat secara
jelas bagaimana keberadaan itu dapat hidup disekitarnya dan dapat berjalan
dengan lancer baik itu mengalami kemajuan atau bahkan dapat mengalami
kemunduran namun pada kenyataanya kegiatan tersebut sudah hidupbahkan dapat
berjalan secara terus menerus maka itu dikatakan eksis atau ada.

3. Seni pertunjukan
Seni pertunjukan merupakan karya seni yang menghadirkan sebuah
tontonan kepada masyarakat luas dengan melibatkan aksi seniman individu
ataupun berkelompok sesuai konsep yang dibawakan. Adapun dalam
menghadirkan suatu seni pertunjukan harus melibatkan beberapa unsur seperti
ruang, waktu, gerak tubuh seniman dan juga hubungan seniman dengan penonton.
Di indonesia sendiri memiliki banyak sekali seni pertunjukan tradisional
diantaranya seperti wayang, ketoprak, sendatari dan ludruk. Namun ada pula seni
pertunjukan modern seperti drama, teater, opera dan fragmen yang juga tidak
kalah menarik.
Seni pertunjukan juga merupakan karya seni yang kompleks karena
didalmnya bukan hanya melibatkan satu tipe komponen namun juga mengaitkan
berbagai macam unsur seni.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk menampilkan seni
tersebut tidak dapat berdiri sendiri karena membutuhkan paduan seni lainnya.

7
Pengertian Seni Pertunjukan Menurut Para Ahli
Menurut Soedarsono, Seni pertunjukan adalah sebuah rumpun seni yang berfungsi
sebagai sarana ritual, hiburan pribadi, dan presentasi estetis yang mengajarkan
bagaimana selayaknya manusia berprilaku sosial.
Menurut J.L.A Brandes, satu diantara seni pertunjukan asli yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia sebelum masuknya unsur-unsur budaya India adalah gamelan.
Menurut Bagus Susetyo, seni pertunjukan adalah sebuah ungkapan budaya,
wahana untuk menyampaikan nilai-nilai budaya dan perwujudan norma-norma
estetik-artistik yang berkembang sesuai zaman, dan wilayah dimana bentuk seni
pertunjukan itu tumbuh dan berkembang
Menurut Sapardi Djoko Damono, seni pertunjukan merupakan cabang seni yang
memiliki 3 unsur yakni sutradara, pemain dan penonton.
Menurut Malaranganjaya, Seni pertunjukan adalah sebuah media untuk
mengekspresikan rasa dan karsa manusia.

4. Teori eksistensi seni pertunjukan


Menurut Imron Rosyadi (dalam Maria Uti Utari 2011:13) pengakuan secara
kultural dan legal diperlukan bagi eksistensi suatu benda yang bersifat konkret
maupun abstrak. Pengakuan secara cultural adalah pengakuan dari masyarakat
terhadap sesuatu karena keberadaannya terpercaya atau meyakinkan dan memang
dibutuhkan. Contoh misalnya keberadaan seni pertunjukan yang dibutuhkan
masyarakat untuk hiburan. Pengakuan secara legal adalah pengakuan secara
hukum dan dianggap lebih kuat dasarnya, misalnya berupa undang-undang atau
peratuaran dari Negara. Sesuatu yang kongkret atau abstrak dapat selalu eksis
apabila mendapat pengakuan secara cultural maupun legal.
Kita sebagai pelaku seni maupun penikmat seni harus mendukung agar
kegiatan ini terus terjaga. Bagaimana kesenian yang ditampilkan tersebut bisa
terus lestari. Hal ini tidak terlepas dari berbagai pihak. Kita harus pintar memilah
dan menempatkan kalau ada kesenian luar masuk. Seni pertunjukan ini tidak akan
terjadi Ketika tidak ada peran dari pelaku seni, panitia yang menyelenggarakan,
dinas terkait dan swasta sebagai pendukung dan masyarakat sebagai penonton
yang menyaksikan.

8
Keberadaan suatu seni pertunjukan yang sudah mendapatkan pengakuan
perlu dikembangakan untuk tetap menjaga keutuhan dari eksistensi suatu
kesenian. Pengembangan juga harus berarti memperbanyak tersedianya
kemungkinan kemungkinan untuk mengolah dan memperbarui wajah, suatu usaha
yang mempunyai arti sebagai sarana untuk timbulnya pencapaian kualitatif
(Sedyawati 1981:50). Usaha perluasan haruslah dipandang sebagai usaha
penyiapan prasarana, sedang tujuan akhir adalah memperbesar kemungkinan
berkarya dan membuat karya-karya itu berarti bagi sebanyak-banyaknya anggota
masyarakat. Teori beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa eksistensi seni
pertunjukan adalah bagaimana keberadaan dari seni pertunjukan itu sendiri yang
masih diakui keberadaannya oleh seseorang atau masyarakat disekitarnya.
.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Eksistensis merupakan aliran yang melihat manusia pada
eksistensinya, yakni sejauh mana keberadaannya diakui oleh masyarakat
sekitarnya. Eksistensi yaitu dimana setiap hal atau kegiatan tentang mahkluk
hidup dan aktivitasnya yang dapat dilihat secara jelas bagaimana keberadaan itu
dapat hidup disekitarnya dan dapat berjalan dengan lancar. Seni pertunjukan
merupakan karya seni yang menghadirkan sebuah tontonan kepada masyarakat
luas dengan melibatkan aksi seniman individu ataupun berkelompok sesuai
konsep yang dibawakan.
Jadi eksistensi seni pertunjukan adalah eksistensi seni pertunjukan adalah
bagaimana keberadaan dari seni pertunjukan itu sendiri yang masih diakui
keberadaannya oleh seseorang atau masyarakat disekitarnya.

B. Saran
penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena penulis mengharapkan saran untuk kesempurnaan
makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bahari, Nooryan. 2008. Kritik Seni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bastomi, Suwaji .1988. apresiasi Kesenian Tradisional. Semarang: IKIP

SEMARANG PRESS

11

Anda mungkin juga menyukai