NAMA:
03061281419054
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
I. DATA KAWASAN
Tangkahan merupakan suatu kawasan yang terletak di Medan, Sumatera Utara. Dianggap
oleh turis local sebagai salah satu surge yang tersembunyi karena keindahan yang ditawarkan
oleh kawasan wisata ini. Yang menarik dan menjadi bahan atraksi adalah kawanan gajah yang
hidup disini. Selain itu terdapat juga hutan rimbun yang menjadi lokasi favorit para turis untuk
dijelajahi.
Komunitas dengan basis Ecotourism yang digunakan oleh Tangkahan ini dapat
menghentikan illegal logging, peningkatan kehidupan, dan juga rasa percaya diri terhadap apa
yang dimiliki. Lembaga Pariwisata Tangkahan (LPT) merupakan lembaga local yang dibangun
dengan tujuan untuk mengembangkan Ecotourism sebagai bentuk baru kehidupan masyarakat
lokal dan mengatasi illegal logging.
Indecon membantu mengembangakan LPT dalam pelatihan warga lokal dalam hal
memandu turis, alat-alat tangan, dll. Selain indecon, Taman Nasional Gunung Leuser juga
menjadi pengawas dalam pengembangan kawasan Ecotourism ini. LPT dibangun pada 20 April
2001 dan terdiri atas 2 desa yaitu; desa Namo Sialang dan desa Sei Serdang yang
menggabungkan diri demi kemajuan daerah Tangkahan.
AKOMODASI
Tiga buah akomodasi pertama di bawah terletak di sisi lain sungai. Terdapat perahu
ramah lingkungan yang tersedia, menggunakan air yang mengalir sebagai satu-satunya bentuk
transportasi alternatif. Untuk Rp. 10.000,00 telah mendapatkan akses selama tiga hari. Sebuah
jembatan berjalan di atas sungai mungkin akan dibangun akhir tahun ini .
Jika ada turis yang bepergian dengan kendaraan mereka sendiri, dapat parkir di area di
depan Visitor Center. Untuk biaya Rp. 10.000,00 per mobil selama yang diinginkan pengunjung
tersebutu, ditambah Rp. 20.000,00 untuk malam pertama dan Rp. 10.000,00 untuk malam
berikutnya. Untuk sepeda motor yang parkir Rp. 5.000,00 untuk seluruh tinggal ditambah Rp.
10.000,00 per malam.
Terdapat beberapa penginapan yang dikelola oleh warga yang berbeda tetapi diatur oleh 1
organisasi yaitu CTO. Dibawah merupakan penginapan beserta info dari penginapan tersebut:
2. Bamboo River (alias Black Tiger Lodge). Ph: 085358676372 ( Wak Youn ). 9 kamar
dengan kamar mandi, Rp. 150-250.000,00 termasuk sarapan.
3. Jungle Lodge. Ph: 08137633478. Kamar mandi pribadi web: ssitepu@aol.com dan
www.junglelodge.net 9 kamar w: Rp. 85-200.000,00.
5. Egy Inn, Ph: 08126558569. Empat kamar dengan kamar mandi: Rp. 100.000,00.
6. Pondok hijau, Telepon: 081370084859, 081375052438. Dua belas kamar dengan kamar
mandi: Rp. 110-150.000,00.
3. Jungle Trekking
Ijin taman dan panduan yang wajib untuk trekking berada di Taman Nasional
Gunung Leuser. Itu semua tersedia di komunitas yang dimiliki CTO Visitor Centre. Ada
beberapa treks dan berjalan untuk dipilih.
CTO memiliki beberapa paket trekking yang dapat dipilih, tersedia hingga
beberapa hari yang pengunjung inginkan. Pengunjung juga dapat perjalanan ke Bukit
Lawang. Ada air terjun yang tingginya 10 m dan gua besar, empat sampai lima jam
perjalanan dari Tangkahan. Perjalanan pulang dilakukan dengan tubing.
4. Kehidupan Desa
Tangkahan sendiri hanya terdiri dari beberapa gubuk saja, tapi dua desa terdekat,
beberapa kilometer jauhnya, memiliki jumlah penduduk sekitar 2.000 orang. Penduduk
setempat bekerja terutama di bidang kelapa sawit dan perkebunan karet. Tanggal 1 dan 15
setiap bulan adalah "pasar karet" ketika penduduk setempat menjual karet mentah mereka
kepada pembeli yang datang dan mengambilnya. Hal ini dapat menjadi pengalaman yang
menarik bagi pengunjung.
5. Kerajinan Tangan
Terdapat beberapa kerajinan tangan yang dibuat oleh warga sekitar dan dapat
dijadikan sebagai souvenir untuk keluarga maupun teman pengunjung. Contohnya adalah
kalung yang dibuat menggunakan batuan berwarna dari sungai.
II. TINJAUAN PUSTAKA
ECOTOURISM
KRITERIA ECOTOURISM
1. Laut. 5. Agro
2. Gunung. 6. Sumber Daya Geologi, seperti kawah
3. Hutan. Vulkanik, dll.
4. Alam Liar.
JENIS-JENIS ECOTOURISM
Ecotourism dibagi menjadi dua jenis, yaitu Hard Ecotourism dan juga Soft Ecotourism.
1. Hard Ecotourism
Merupakan jenis Ecotourism dimana pengunjung benar-benar menyatu dengan alam
dengan fasilitas penunjang yang seminimal mungkin. Jenis ini merupakan tipe ideal
dari Ecotourism dimana pembangunan pariwisata pada satu lokasi masih sangat
didukung oleh alam dengan campur tangan manusi yang minimal. Pariwisata jenis ini
hanya ditujukan pada pengunjung yang siap dan mau menyatu dengan alam, dengan
perlengkapan dan fasilitas yang minim, missal botanist, environmentalist, ecologist.
2. Soft Ecotourism
Merupakan lawan dari jenis pariwisata diatas. Apabila Hard Ecotourism sengat
meminimalkan fasilitas untuk manusia, Soft Ecotourism sangat memanjakan
pengunjungnya dengan setting alam. Komitmen terhadap alam pada jenis pariwisata
ini tidak sekuat Hard Ecotourism. Pengalaman yang diberikan kepada pengunjung
juga kebanyakan dilakukan menggunakan perantara.
AKOMODASI
Merupakan salah satu bagian penting dari jenis Ecotourism, dimana dalam bagian ini,
tempat tinggal dari turis tersebut dijabarkan dan disesuaikan dengan jenis dari Ecotourism seperti
diatas. Semakin terpencil dan dalam kita ke lokasi pariwisata ini, maka akan sedikit pula lokasi
yang dapat kita gunakan untuk tinggal dan berlindung. Dengan settingan seperti ini pengunjung
akan mengurangi sampah-sampah yang mewah, contoh kaleng soda, plastic untuk bungkus
makanan, dll. Yang dicari dari Ecotourism adalah settingan dimana kita dapat meminimalkan
efek negative seperti itu. Dengan begitu alam yang kita jelajahi dapat terawatt dan dapat
dinikmati oleh pengunjung berikutnya.
Kebanyakan pengunjung sangat menikmati wisata dimana lokasi wisata tersebut masih
terjaga kualitas alamnya. Tidak sedikit juga yang mau dan ingin bersatu dengan alam, jenis ini
termasuk dalam Hard Ecotourism dimana pengunjung tinggal di alam secara langsung, baik
menggunakan tenda maupun tinggal di gubuk.
Ada juga pengunjung yang tinggal di sebuah villa dengan fasilitas yang lengkap dan
kemudahan akses, inilah yang dimaksud dengan Soft Ecotourism. Pengunjung yang seperti ini
memiliki kemungkinan untuk merusak alam karena sampah yang digunakannya. Bukan berarti
Hard Ecotourism tidak mengeluarkan sampah, tetapi pengunjung yang ingin dimanja oleh
fasilitas kebanyakan tidak mau bertanggung jawab dengan alam. Meskipun aturan yang diberikan
sudah jelas.
TIPOLOGI ECOTOURISM
Merupakan golongan-golongan dari pengunjung yang melakukan pariwisata ini, terdiri dari 3
jenis, yaitu:
ANALISA KRITERIA
Sesuai dengan criteria yang telah diberikan pada tunjauan pustaka, yaitu:
2. Meminimalkan dampak.
Dampak yang diberikan oleh pariwisata ini adalah berkurangnya illegal logging
yang kerap terjadi dilokasi pariwisata sebelum dibentuk.
1. Hutan
Hutan yang berada di lokasi Tangkahan menjadi salah satu sumber dengan dibukanya
trekking sehingga turis dapat menjelajahi hutan. Hutan di sini juga dijaga oleh penjaga
hutan ditemani oleh gajah. Kegiatan ini juga menjadi salah satu atraksi yang dapat diikuti
oleh turis.
2. Sungai Masum
Sungai yang mengalir disekitar lokasi wisata dibuka sebagai lokasi terbuka dan dapat
dinikmati oleh pengunjung Tangkahan. Turis Tangkahang dapat berenang disekitar dan
menikmati air terjun yang berada di hulu sungai. Selain itu, jalur arung jeram juga dibuka
mengikuti alur sungai.
3. Gua Masum
Gua ini berada di hilir sungai dan diakses melalui jalur sungai. Didalam gua ini
pengunjung dapat bersantai di dalam gua sambil menikmati ketenangan yang ditawarkan
didalam gua.
ANALISA JENIS
Hard Ecotourism
Jenis parawisata dari wisata ini adalah wisata yang mengusung Hard Ecotourism dimana lokasi
dari wisata ini terletak didalam hutan. Selain itu, lokasi ini juga memiliki akomodasi yang bisa
dibilang sangat sederhana, meskipun ada tetapi fasilitas yang ditawarkan sangat minim. Dengan
transportasi yang juga minim hanya dapat menggunakan jalur pejalan dan juga menggunakan
gajah.
ANALISA TIPOLOGI
Strength Weakness
Gajah yang dikembang biakan Terdapat bekas lokasi illegal
dilokasi ini menjadi salah satu logging sehingga sedikit
daya tarik mengurangi keindahan hutan
Warga sekitar mau bekerja sama dari pihak swasta dan juga warga dari hutan yang gundul akibat dari
terdapat di Medan. Atraksi yang ditawarkan dari ingin mendapat pelayanan yang
wisata alam Tangkahan harus dapat baik dengan kemudahan seperti
bersaing dengan wisata alam lain kendaraan pribadi yang dapat
yang tersebar luas di wilayah dikendarai di lokasi wisata. Dengan
Sumatera Utara. sulitnya kendaraan untuk memasuki
lokasi wisata maka akan membuat
pengunjung kesulitan.
IV. KESIMPULAN
Jadi kesimpulan yang dapat ditarik dari analisa diatas adalah tangkahan merupakan wisata
alam yang sudah memenuhi criteria dari Ecotourism secara baik. Wisata Tangkahan ini juga
dapat mengurangi penebangan pohon yang saat itu ada di lokasi hutan tempat wisata ini.
Berhubungan dengan ancaman tersebut, pengelola dapat bekerja dengan baik menjaga dan
melestarikan wisata ini.
Rekomendasi:
Yang perlu ditambahkan pada wisata ini adalah pemasaran yang lebih luas. Meskipun
dikatakan sebagai surge yang tersembunyi, wisata ini masih dapat berkembang dan meraup
untung yang lebih besar dengan frekuensi pengunjung yang lebih banyak.