Anda di halaman 1dari 23

BUDIDAYA BURUNG LOVEBIRD (Agapornis fischeri)

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas matakuliah


Budidaya Hewan
yang dibina oleh Dr. Abdul Ghofur, M.Si dan Agung Witjoro, S.Pd, M. Kes

Disusun oleh:

Ferni Lia Agustina (150342601904)

Kelas GHI-P 2015

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Maret 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Dimasa sekarang ini, banyak orang berpendidikan yang memiliki
modal untuk usaha, namun mereka lebih memilih menjadi pegawai di dunia
kerja. Hal ini semakin mempersempit lapangan pekerjaan, karena tidak adanya
jiwa enterpreneurship pada diri mereka. Ketakutan dan kebingungan mereka
untuk melangkah mandiri atau berwirausaha sendiri membuat kemampuan
yang mereka miliki menjadi tidak tersalurkan secara maksimal. Lulusan
pendidikan tinggi pun seakan tidak percaya dengan keterampilan mereka
sendiri untuk menjadi seorang pemilik usaha bukan hanya pegawai usaha.
Fenomena semacam ini banyak terlihat di lingkungan masyarakat kita.
Ketakutan akan kegagalan dan rasa tidak percaya pada kemampuan diri
sendiri menjadi faktor utama berhentinya seseorang untuk menanamkan modal
dalam bentuk wirausaha.
Salah Satu potensi untuk berwirausaha adalah budidaya burung
Lovebird. Burung Lovebird terkenal karena memiliki warna bulu yang indah
serta tingkah laku yang unik dan cerdas. Burung ini memang memiliki warna
yang variatif dan sangat indah, mulai dari warna yang mencolok hingga warna
pastel (lembut). Burung ini juga cukup cerdas layaknya burung paruh bengkok
lainya. Salah satu bentuk kecerdasan burung ini adalah memiliki kebiasaan
yang berbeda dengan burung lain pada umumnya.
Berdasarkan kelebihan-kelebihan tersebut dapat disimpulkan bahwa
burung Lovebird merupakan burung yang unik. Oleh karena itu, burung
Lovebird membutuhkan perawatan yang berbeda dengan burung peliharaan
pada umumnya Usaha budidaya burung Lovebird saat ini dan di masa yang
akan datang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber
pendapatan masyarakat, baik dilakukan sebagai usaha sampingan maupun
dikelola secara profesional yang berorientasi pada bisnis. Potensi itu ada
karena animo masyarakat pecinta burung hias itu cukup tinggi, sedangkan
penangkar atau peternaknya masih sedikit, bahkan untuk memenuhi
permintaan para pemelihara dan kolektor masih harus melakukan impor dari
berbagai negara, oleh karena itu saya berminat untuk mencoba berwirausaha
dalam beternak lovebird
B. RumusanMasalah
1. Bagaimana klasifikasi dan ciri morfologi burung lovebird?
2. Bagaimana jenis dari burung lovebird?
3. Bagaimana cara budidaya dan perkembangbiakan burung lovebird?
4. Bagaimana kendala budidaya pada burung lovebird?
5. Bagaimana jenis penyakit pada burung lovebird?
6. Bagaimana manfaat budidaya lovebird di bidang perekonomian serta
analisa biaya budidaya lovebird?
C. Tujuan
1. Mengetahui klasifikasi dan ciri morfologi burung lovebird.
2. Mengetahui jenis dari burung lovebird.
3. Mengetahui cara budidaya dan perkembangbiakan burung lovebird.
4. Mengetahui kendala budidaya pada burung lovebird.
5. Mengetahui jenis penyakit pada burung lovebird.
6. Mengetahui manfaat budidaya lovebird di bidang perekonomian serta
analisa biaya budidaya lovebird.
BAB II
ISI

A. Klasifikasi dan Ciri Morfologi Burung Lovebird


Lovebird merupakan burung yang berukuran kecil, antara 13 sampai
17 cm dengan berat 40 hingga 60 gram, dan burung ini bersifat sosial,
berekor pendek dan berparuh besar. Lovebird adalah satu burung dari
sembilan jenis spesies genus Agapornis (dari bahasa Yunani “agape” yang
berarti “cinta” dan “ornis” yang bearti “burung”). Mereka di beri nama
lovebird karena melihat dari tingkah laku mereka yang secara umum suka
duduk berdekatan dan saling menyayangi. Susunan klasifikasi lovebird
menurut Bibby jones (2000) sebagai berikut :

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Psittaciformes
Family : Psittacidae
Genus : Agapornis
Species : Agapornis fischeri
Populasi dan Penyebaran Agapornis fischeri ditemukan pertama kali
di Tanzania, Afrika Timur Tengah. Spesies ini mendiami daerah yang terletak
pada ketinggian antara 1.100 dan 2.000 meter di atas permukaan laut. Daerah
tersebut adalah padang rumput luas yang didominasi oleh pohon akasia
maupun baobab. Agapornis fischeri juga sering terlihat di daerah pertanian.
Pada cuaca panas, spesies ini lebih banyak ditemukan di dekat sumber air
(Prawoto, 2011). Berdasarkan IUCN (2014), populasi Agapornis fischeri di
perkirakan mencapai 290.205--1.002.210 burung.
Jumlah Agapornis fischeri di Indonesia semakin sedikit menyebabkan
lovebird spesies ini hanya ditemukan di lokasi tertentu seperti rumah para
pengoleksi burung. Morfologi Ukuran tubuh lovebird lebih kecil
dibandingkan dengan parkit tetapi umumnya bobot badan lovebird lebih berat
dan beratnya 25--58 g. Warna bulu lovebird fischeri didominasi warna hijau.
Pada bagian dahi berwarna orange cerah kemerahan sedangkan bulu leher
dan tenggorokan berwarna orange muda. Pada bulu bagian sayap berwarna
hijau tua. Bulu punggung juga didominasi warna hijau tetapi bagian bawah
berwarna hijau muda. Adapun, bulu bagian ekor atas berwarna biru violet
lembut (Prawoto, 2011).
Paruh terdiri dari tulang atas dan tulang bawah yang ditutupi selubung
keratin atau rhamphotheca. Paruh lovebird fischeri berwarna merah
kekuningan hingga gelap, kelopak mata memiliki lingkaran kulit berwarna
putih, dan kulit kaki berwarna abu-abu muda (Prawoto, 2011). Agapornis
fischeri disebut juga sebagai lovebird kacamata fischeri karena memiliki mata
yang dilingkari kulit berwarna putih seperti kacamata (klep) sedangkan
beberapa jenis Agapornis sp. lainnya tidak memiliki mata yang dilingkari
kulit berwarna putih yang dikenal sebagai nonkacamata (nonklep) (Kaleka
dan Haryadi, 2013).

Gambar 1: Morfologi Burung Lovebird Agapornis fischer


Sumber: http://www.talkbudgies.com/photoplog/index.php?n=3689
B. Jenis burung Lovebird
Berikut ini merupakan jenis-jenis burung lovebird menurut Sobari (2014):
1. Agapornis Personatus (Yellow-collared Lovebird alias Masked Lovebird)
Gambar 2: Agapornis Personatus
Sumber: Dokumen Pribadi

Personatus atau personata memiliki warna kepala (topeng) hitam,


bulu sayap hijau, dan bagian perut bawah warna hijaunya lebih pucat
dibanding warna pada sayap. Bagian dada, leher dan tengkuk berwarna
kuning sementara bulu terbangnya berwarna hitam. Rump atau punggung
bawahnya berwarna biru keabu-abuan. Paruh merah, kaki dan jari-jarinya
berwarna abu-abu.
2. Agapornis fischeri

Gambar 3: Agapornis fischeri


Sumber: Dokumen Pribadi

Agapornis fischeri atau fischeri memiliki ukuran tubuh sekitar


15cm, kepala bagian belakang bewarna olive kehitaman, rump berwarna
violet keabu abuan, jidat berwarna merah, dari bagian dleher sampai ke
dada berwarna merah memudar menjadi orange lalu menjadi kuning.
3. Agapornis lilianae (Nyasa)

Gambar 4: Agapornis liliane


Sumber: Dokumen Pribadi

Species ini sedikit lebih kecil dibandingkan dengan species fischeri


dan personata. Ukuran tubuhnya hanya 12 – 13 cm. Bagian jidat, kepala,
leher dan dada berwarna orange kemerahan. Kepala bagian belakang
berwarna kuning kehijauan, rump berwarna hijau senada dengan warna
punggung.
4. Agapornis nigrigenis (Black-cheeked Lovebird)

Gambar 5: Agapornis nigrigenis


Sumber: Dokumen Pribadi

Agapornis nigrigenis alias Black-cheeked Lovebird, memiliki


ukuran tubuh yang hampir sama dengan species nyasa, yakni sekitar 13cm,
bagian kepala berwarna coklat kehitaman, bagian pipi berwarna lebih
gelap dari kepala, leher bagian bawah bewarna orange, iris mata bewarna
merah, rump berwarna hijau senada dengan warna punggung, paruhnya
merah memudar.
C. Cara Budidaya dan perkembangbiakan burung Lovebird
Adapun cara budidaya burung lovebird menurut Sobari, (2014) adalah
sebagai berikut.
1. Menyiapkan Sangkar Burung Love Bird
Setelah kita memiliki indukan yang berusia setahun dan siap untuk
diternak, maka langkah selanjutnya adalah mempersiapkan sangkar yang
tepat. Untuk menempatkan sepasang lovebird, buatlah sarang
seukuran 50x50x50 cm. Di sarang tersebut, jangan lupa juga untuk
menyediakan tempat untuk bertelur lovebird yang terbuar dari kotak kayu
ukuran 25x20x25 cm dan juga tenggeran atau tempat bertengger. Posisi
sarang harus terhindar dari sinar matahari dan hujan. Sarang juga harus
dilengkapi dengan tempat pakan, tempat minum, karamba atau tempat
mandi, dan tangkringan.

Gambar 6: Sangkar Lovebird


Sumber: Dokumen pribadi

2. Memilih Usia Lovebird dan Memilih Bibit (Memilih Jantan dan Betina)
Pilih umur lovebird yang pas untuk diternakan, tidak terlalu muda,
karena biasnaya indukan belum siap untuk melakukan reproduksi, pilih
indukan yang telah berusia setahun. Berdasarkan jenis lovebird yang sudah
disebutkan di atas, antara jantan dan betinanya sangat sulit untuk
dibedakan, keduanya memiliki kemiripan dan kesamaan, maka dari itu kita
harus jeli dalam menentukan jenis kelamin jantan dan betinanya. Setelah
kita dapatkan jumlah burung yang akan kita ternak, kemudian usianya
sudah setahun, langkah selanjutnya kita bedakan antara jantan dan
betinanya. Nah, cara untuk membedakan jenis kelamin lovebird adalah
dengan cara meraba tulang, dimana jika jarak antara kedua tulang supit
renggang dan terasa lentur maka lovebird tersebut biasanya berjenis
kelamin betina. Dan jika jarak antara tulang supit sempit serta terasa keras
biasanya lovebird tersebut berjenis kelamin jantan.
3. Penjodohan
Setelah kandang dan indukan siap, langkah selanjutnya adalah
intinya, yaitu pengawinan. Di alam, burung ini memiliki sifat setia pada
pasangannya. Cara mengawinkan lovebird adalah dengan meletakkan
masing – masing jantan betina di sangkar terpisah dan dekatkan kedua
sangkar tersebut. Kalau mereka selalu berdekatan maka kemungkinan
besar sudah berjodoh. Proses ini biasanya memakan waktu 3 – 7 hari.
Proses penjodohan ini bisa sangat cepat bila dilakukan saat masing –
masing lovebird tersebut sudah memasuki masa berahi. Masa berahi ini
ditandai dengan perilaku – perilaku tertentu, seperti sering berkicau serta
melakukan aktivitas – aktivitas birahi, yaitu jantan berusaha mengawini
benda – benda didekatnya, sedangkan merunduk sembari membuka sayap
dengan ekor bergerak naik turun. Jika jantan dan betina tersebut sudah
berjodoh, kumpulkan keduanya dalam sebuah sangkar penangkaran. Ada
hal yang harus diingat : jika setelah dikumpulkan dalam satu kandang
ternyata tidak mau kawin atau selalu kejar – kejaran maka dipastikan
penjodohan ini telah gagal. Cobalah untuk mengulangi lagi proses ini
dengan menukar salah satunya dengan lovebird yang lain. Ada juga
kejadian unik, yaitu pasangan tersebut cerai. Hal ini biasanya terjadi
karena kondisi kandang yang kurang nyaman, stres, maupun perebutan
makanan.
Alternatif lain untuk penjodohan adalah dengan mengumpulkan
banyak lovebird sekaligus disebuah kandang yang besar. Paling tidak
harus ada lima pasang lovebird dalam kandang tersebut. Satu hal yang
harus diingat pula bahwa lovebird tidak mengenal poligami atau poliandri
seperti layaknya bangsa burung yang lain. Oleh karena itu, jumlah
lovebird yang terdapat dalam kandang besar tersebut antara jantan dan
betinna harus sama. Kalau ada sepasang lovebird yang sudah berjodoh,
mereka biasanya langsung masuk ke glodok untuk kawin dan bertelur.
Anda tinggal memindahkan sepasang lovebird tersebut ke kandang
penangkaran.
Gambar 7: Proses Penjodohan Lovebird
Sumber: Dokumen Pribadi

4. Poligami agar ternak Lovebird maksimal


Tips ternak lovebird yang jarang orang ketahui, dengan cara
poligami, maka lovebird bisa lebih optimal dalam bertelurnya, dimana satu
indukan jantan bisa mengawini 4-5 indukan betina. Berdasarkan sifat
alamiahnya, burung lovebird memiliki karakter monogami, maka dari itu
kita memerlukan siasat jitu agar si burung mau berbagi cintanya. Berikut
ini tips sukses ternak lovebird dengan poligami 3 betina.
Langkah awal kita sediakan kandang yang berbeda, setiap pagi,
mulai pukul 06.00 hingga 07.00, induk jantan dimasukkan ke kandang
betina dan itu dilakukan secara bergiliran. Misalnya, pertama kali
dimasukkan ke kandang betina-1 mulai pukul 06.00. Namun satu jam
kemudian, induk jantan diangkat dan dimasukkan lagi ke kandangnya
sendiri Keesokan harinya, induk jantan kembali dimasukkan ke kandang
betina-1, dalam waktu yang sama pula (06.00 – 07.00). Setelah itu
dikembalikan lagi ke kandangnya. Begitu seterusnya, sehingga induk
jantan selama 4 hari berturut-turut berada di kandang betina-1, meski
hanya selama 1 jam. Hari kelima, induk jantan dimasukkan ke kandang
betina-2 dalam rentang waktu pukul 06.00 hingga 07.00. Setelah itu
dikembalikan ke kandangnya sendiri. Hal ini berlaku selama 4 hari
berturut-turut. Selanjutnya, induk jantan dimasukkan ke kandang betina-3,
dalam rentang waktu yang sama dan selama 4 hari berturut-turut pula. Jadi
selama 12 hari nonstop, induk jantan akan selalu mendampingi induk
betina, meski satu jam saja. Ketika campur dengan induk betina, induk
jantan mampu mengawini pasangannya secara sempurna.
Beberapa hari atau minggu setelah kawin, masing-masing induk
betina akan bertelur. Kalau telur menetas (meski hanya pada 1-2 induk
betina saja), berarti perkawinan poligami sukses. Kalau tak ada satu telur
pun yang menetas, ada dua kemungkinan yang terjadi: induk jantan tak
pernah mengawini betinanya, atau induk jantan memang infertil.
5. Penanganan Telur
Setelah proses kawin berhasil, langkah selanjutnya adalah
penanganan telur. Kandang yang sudah kita sediakan glodog sebagai kotak
sarang tadi sebaiknya kita sediakan ranting-ranting kecil untuk indukan
membuat sarang seperti yang sudah dijelaskan pada persiapan kandang di
atas, karena meskipun tempat bertelur sudah kita sediakan secara insting
tetap saja burung ini akan membuat sarangnya sendiri untuk bertelur.
Usahakan untuk tidak menebarkan ranting atau dauan yang masih basah
atau segar. Gunakan yang sudah kering saja. Bahan – bahan yang masih
segar dapat membusuk di dalam glodok. Hal ini bisa menimbulkan
masalah sendiri. Selain itu, jangan gunakan sebagai bahan yang bersifat
sintesis seperti serat plastik maupun karet. Bahan – bahan sintesis bisa
menjadi racun apabila termakan oleh lovebird. Ummnya lovebird bertelur
4 – 6 butir. Jangan khawatir jika lovebird tidak langsung mengeram.
Biasanya burung ini baru akan mengerami telurnya setelah telur ketiga
keluar. Pada saat pengeraman, induk lovebird akan sesekali keluar dari
glodok untuk makan, mandi, atau cuma sekadar merentangkan sayap.

Gambar 8: Pengeraman Telur oleh induk didalam glodog


Sumber: Dokumen pribadi
6. Penetesan
Setelah di eramkan selama kurang lebih 21 – 23 hari, biasanya
lovebird akan menetas, dalam kurun waktu hingga 24 jam dari telur retak
sampai lovebird sempurna menetas. Ini alamiah sehingga anda tidak perlu
khawatir. Anda jangan ikut campur dalam masalah ini karena jika anda
pecahkan cangkangnya justru hal ini dapat mengakibatkan anak lovebird
menjadi tumbuh tidak normal maupun cacat. Mungkin pada saat masa
pertama keluar tidak semua telur tersebut bisa menetas atau mandul. Hal
ini alami dan tidak perlu terlalu mengkhawatirkan hal ini. Biasanya
lovebird baru benar – benar produktif setelah masa bertelur yang kedua
dan seterusnya.
Ada beberapa penyebab lovebird mandul atau gagal menetas, bisa
disebabkan oleh induk yang terlalu muda, lingkungan yang tidak sehat dan
nutrisi yang tidak cukup atau gizi buruk. Misal burung lovebirdanda
mengalami kemandulan atau kegagalan menetas terus menerus, maka
perlu mendapatkan penanganan khusus, coba buka cangkang telur yang
tidak menetas tersebut dan lihatlah bagaimana perkembangan embrio
lovebird. Jika embrio itu ternyata ada tetapi hanya setengah jadi,
kemungkinan besar ada yang salah dengan proses pengeraman telurnya.
Bisa saja telur tersebut tergelincir keluar sarang sehingga tidak tererami
oleh induknya.

Gambar 9: Penetasan anakan Lovebird


Sumber: Dokumen pribadi
7. Penanganan Anakan Burung LoveBird
Untuk telur yang berhasil menetas, maka perlu penanganan khusus.
Pada anakan lovebird yang sudah memasuki usia 10 – 14 hari, ambil
anakan tersebut, letakkan pada sebuah kotak yang di beri alas kain handuk
atau serasah kayu kering dan diberi lampu 5 watt untuk menjaga
kehangatan. Hal ini juga dapat meningkatkan produktifitas induk lovebird.

Gambar 11: Penanganan anakan lovebird


Sumber: Dokumen pribadi

8. Makanan Indukan Lovebird


Setelah menetas induklah yang akan memberikan pakan kepada
bayi mungil lovebird. Induk lovebird akan melolohkan makanan yang
dikomsumsinya untuk anak-anaknya ini biasanya dilakukan oleh sang
jantan, jadi jaga nutrisi pada pakan lovebird. Beberapa jenis makanan
indukan lovebird yang baik seperti jewawut, kenari seed, biji sawi, jagung
muda, sawi, toge, jangan lupa berikan Benelux Primus lovebird yang
penting untuk si induk dan anakanya karena mengandung jenis nutrisi
sempurna yang di perlukan dalam menernakan lovebird.
9. Makanan Anakan Lovebird
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa anakan diambil
dari indukan setelah memasuki usia 10 – 14 hari. Untuk anakan lovebird,
bisa anda berikan bubur bayi instant yang banyak dijual di toko sekitar
anda. Bubur bayi dicampur dengan air hangat, jangan terlalu panas dan
jangan dingin, ( hangat-hangat kuku ). Untuk tahap awal,
berikan campuran yang tidak terlalu kental, semakin tambah umur anak
lovebird, tingkat kekentalan makanan semakin bertambah pula.
Anda bisa menggunakan alat bantu berupa jarum suntik, namun
pastikan kesterilan jarum suntik tersebut. Anakan diberi pakan minimal
tiap 4 jam sekali, secara teratur. Anda dapat menggunakan jadwal anda
sendiri, sebagai contoh jadwal pemberian makan: 06:00, 10:00, 14:00,
18:00, 23:00.
Setelah memasuki usia sekitar empat minggu, anda bisa memberi
mereka makanan di tempat makan untuk melatih makan pada anak
lovebird. Anda bisa memberikan potongan-potongan kecil buah-buahan
atau sayuran, telur rebus, pelet yang dicampur air hangat.

D. Kendala budidaya Lovebird


Kendala yang dihadapi dalam budidaya love bird ini adalah serangan
tikus, egg binding dan kematian anakan di usia kurang dari satu bulan . Tips
penanganan kendala , untuk tikus kandang dibuat dari kawat srimin dan
sering di kontrol. Untuk kematian di bawah satu bulan dengan cara
penyapihan dan pemberian pakan yang rutin. Tiap 2 bulan sekali di
semprotkan disifektan keseluruh bagian kandang (Andika, 2016).
Egg Binding adalah proses bertelur yang tidak sempurna, sehingga
telur Lovebird lengket antara satu dengan yang lain. Cara penyembuhan dan
penangananannya menggunakan minyak goreng. Caranya, masukkan 0,5 ml
minyak goreng pada spet (semacam suntikan untuk meloloh), lalu Lovebird
dipegang dalam posisi terlentang dan sepetkan atau lolohkan minyak melalui
mulut Lovebird. Tak hanya mulut, bagian anus juga ditetesi minyak goreng
dan pijat perlahan sembari ditekan sesekali. Setelah itu, Lovebird dimasukkan
sangkar (digantung) lalu dikerodong, biarkan sampai esok hari (Khaituman,
2006).
E. Jenis Penyakit pada burung Lovebird
Berikut ini merupakan jenis-jenis penyakit burung lovebird menurut Arsyad,
(2012):
1. Penyakit mata atau Snot
Jangan sepelekan penyakit mata pada Lovebird atau biasa disebut
snot. Walaupun kelihatannya memang tidak terlalu berbahaya, kalau
dibiarkan begitu saja, penyakit snot bisa menyebabkan kematian. Penyakit
ini ditandai dengan keluarnya cairan tak biasa pada mata Lovebird. Sering
kali, hanya sebelah mata yang terkena penyakit snot, kemudian kalau
sudah parah, dua-duanya akan terkena penyakit yang sama.
Cara penyembuhan atau penanganan:
Lovebird dijauhkan dari burung lainnya karena penyakit ini
menular. Menghentikan proses memandikan dan penjemuran Lovebird.
Jika ingin menjemur Lovebird, sebaiknya dilakukan sebentar saja, sekitar
1-2 jam pada pagi hari. Tempatkan Lovebird di tempat sepi dalam keadaan
dikerodong (setengah) agar tidak terkena terpaan angin secara langsung.
Memberikan Lovebird antibiotic serta vitamin (setiap hari pada air
minumnya) untuk memulihkan kondisi Lovebird. MGS Bird Farm
memberikan obat antibiotic berbentuk injeksi dan sudah terbukti
keampuhannya. Memberikan obat khusus snot (salep Cyndocentrol) yang
dapat dibeli dari toko burung terdekat. Obat tersebut dapat dioleskan
menggunakan tisu pada bagian mata Lovebird. Selain itu, Anda dapat
memberikan obat tetes mata No Snot agar mata Lovebird tidak bengkak
dan berair lagi. Memberikan obat tetes mata Alletrol, obat tetes mata
Vitobel, Erlamycetin Chloraphenicol (salep mata), tablet Tony’s Treasure
yang sudah dihaluskan. Memberikan obat tetes Bio Snot yang terbukti
ampuh menyembuhkan penyakit snot pada Lovebird. Memberikan
makanan biji-bijian, seperti millet merah, millet putih, dan canary sheed.
Ditambah lagi, extra food, seperti eggfood dan jagung. Kotoran dalam
sangkar harus selalu dibersihkan secara rutin. Sebagai tindakan
pengamanan, Anda bisa menyemprotkan air rebusan daun sirih pada
sangkar. Tujuannnya, untuk membunuh bakteri agar tidak berkembang
biak di dalam sangkar.
2. Gangguan pernapasan
Gangguan pernapasan pada Lovebird ditandai dengan keluarnya
cairan kental pada lubang hidungnya. Biasanya, Lovebird juga sering
membuka paruh karena kesulitan bernapas. Penyakit ini disebabkan karena
penyebaran bakteri e-coli dan virus mycoplasma yang banyak dijumpai
pada buah dan sayuran. Oleh karena itu, sebelum memberikan pakan
sayuran atau buah, sebaiknya dicuci terlebih dahulu.
Cara penyembuhan dan penanganan:
Lovebird yang sakit harus dipisahkan dari burung yang lain agar
tidak menular. Membersihkan sangkar secara rutin, kalau perlu disemprot
rebusan air daun sirih agar bakterinya mati. Anda juga bisa mengganti
daun sirih dengan tembakau atau cengkeh. Memberikan makanan bergizi
dan vitamin setiap hari. Jangan lupa membersihkan buah dan sayuran
sebelum diberikan ke Lovebird.
3. Penyakit Kutu
Lovebird yang jarang dimandikan dapat terkena penyakit kutu.
Terlebih kalau sangkarnya jarang dibersihkan, maka kutu-kutu akan
semakin nyaman berkembangbiak di bulu-bulu Lovebird. Lovebird yang
terkena kutu akan tampak gelisah dan sering mematuki bulunya sendiri.
Selain itu, Lovebird tidak akan mau diam dan selalu kelabakan di dalam
sangkar.
Cara penyembuhan dan penanganan:
Anda dapat menyemprotkan rebusan air daun sirih pada bulu-bulu
Lovebird. Pertama, siapkan 6-10 lembar daun sirih, 1 sendok kapur sirih,
serta semprotan. Setelah itu, rebus daun sirih dan kapur sirih dalam air 2
liter. Kemudian, biarkan air rebusan tersebut mendingin dengan
sendirinya, lalu masukkan ke dalam semprotan. Terakhir, semprotkan air
tersebut ke tubuh Lovebird sampai basah kuyup dan bilas menggunakan
air bersih.
4. Penyakit Bubul
Penyakit Bubul sering kali menyerang bagian kulit Lovebird.
Dampaknya, kulit Lovebird terutama kaki akan terlihat bengkak, kukunya
memanjang secara tidak wajar, dan sisik pada kaki akan melebar. Penyakit
ini biasanya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus yang hidup di
sangkar. Jadi, mulai dari sekarang, rutinlah dalam membersihkan sangkar
agar burung kesayangan Anda tidak terjangkit berbagai jenis penyakit.
Cara penyembuhan dan penanganan
Anda bisa menyembuhkan kaki Lovebird yang terjangkit penyakit
Bubul dengan memberikan obat merah. Selain itu, Anda juga dapat
memberikan obat anti kutu pada kakinya. Jangan lupa untuk
membersihkan sangkar terutama bagian tempat bertengger dan lantai
sangkar.
5. Penyakit Cacar/ Avian Pox/ Patek
Penyakit Cacar/ Avian Pox/ Patek disebabkan oleh beberapa virus
Cacar. Virus ini tidak hanya menjangkiti Lovebird saja, melainkan jenis
burung lain juga, seperti burung Elang, burung Hantu, burung Pipit, Ayam,
dan Kalkun. Di samping itu, cara kerja virus ini juga cukup mengesankan.
Dia merangsang lapisan atas kulit untuk tumbuh pesat. Hal ini
menyebabkan jaringan baru segera mati dan membentuk kutil. Virus Cacar
sendiri bisa masuk ke tubuh Lovebird melalui berbagai perantara, di
antaranya nyamuk yang sudah terinfeksi, lalat, burung terinfeksi,
permukaan kulit terabrasi atau selaput lendir, dan air serta makanan yang
telah terkontaminasi. Penyakit Cacar dibedakan menjadi dua, yaitu kering
(permukaan kulit) dan basah.
Penyakit Cacar kering menyerang kulit, seperti kutil yang muncul
di mata, pangkal paruh, dan kaki. Lovebird yang sudah terkena penyakit
ini akan terlihat lesu, nafsu makan menurun, napas tersengal-sengal, dan
gangguan penglihatan. Meski begitu, Anda tak perlu khawatir karena
Lovebird dapat sembuh (proses penyembuhan 2-4 minggu) seperti
sediakala, asalkan dia mampu makan dan mengonsumsi vitamin.
Untuk penyakit Cacar basah akan ditunjukkan dengan adanya
bercak putih atau plak yang berkembang pada selaput lendir di mulut,
tenggorokan, trakea, dan paru-paru. Dengan begitu, hewan peliharaan
Anda akan mengalami kesulitan makan dan mungkin saja gangguan
pernapasan. Namun, Anda tak perlu takut karena penyakit Cacar basah
lebih sering menyerang Ayam dan Kalkun Domestik, bukan Lovebird.
Cara penyembuhan dan penanganan:
Memisahkan burung yang terjangkit virus Cacar dari burung yang
lain. Memberikan obat Cacar khusus burung untuk membunuh virusnya.
Memberikan ACC Blue/ obat biru buat ikan/ Getamicin 0,1 persen.
Memberikan makanan bergizi dan vitamin setiap hari. Membersihkan
sangkar secara rutin.
6. Penyakit Tetelo
Penyakit Tetelo adalah penyakit yang menyerang sistem saraf
burung. Biasanya, ciri-ciri Lovebird yang terkena penyakit Tetelo yakni
sering menggeleng-gelengkan kepala seperti terkena stroke.
Cara penyembuhan dan penanganan
Menghentikan proses memandikan dan penjemuran Lovebird.
Kalau mau menjemur Lovebird, sebaiknya dilakukan sekitar 1 jam saja
pada pagi hari. Tempatkan Lovebird di tempat minim suara dalam keadaan
dikerodong (setengah) agar tidak terkena terpaan angin secara langsung.
Memberikan makanan bergizi dan vitamin setiap hari serta obat khusus
saraf yang dijual di toko burung terdekat.
7. Penyakit kaki lemas
Sebagian orang pasti pernah menjumpai kaki Lovebird yang tiba-
tiba lemas, sehingga tak mampu bertengger di atas pijakan. Lovebird yang
kakinya lemas, lebih sering terdiam di lantai sangkar dan intensitas
kicauannya berkurang.
Cara penyembuhan dan penanganan:
Pertama, Lovebird dipisahkan dengan jenis burung yang lain. Lalu,
mengompres kaki Lovebird menggunakan air hangat, kemudian
dilanjutkan dengan mengurut kaki Lovebird menggunakan minyak Tawon.
Pengobatan ini bisa Anda lakukan dua kali sehari. Oh ya, jangan lupa
untuk melepas tangkringan Lovebird selama proses penyembuhan.
8. Penyakit Berak Kapur
Lovebird yang menderita penyakit Berak Kapur, kotorannya
terlihat memutih seperti kapur. Terkadang, kotoran Lovebird juga berubah
menjadi encer dan berbau tak sedap.
Cara penyembuhan dan penanganan:
Anda dapat menyembuhkan penyakit Berak Kapur pada Lovebird
dengan cara memberikan bawang putih dalam bentuk potongan kecil-kecil.
Bawang putih yang Anda berikan tidak perlu terlalu banyak, cukup
setengah siung saja. Anda juga bisa mencoba obat lain seperti Tetra Chlor.
9. Penyakit Stress
Tak hanya manusia, Lovebird juga bisa stress. Penyakit stress
timbul karena Lovebird terlalu lama hidup menyendiri dalam sangkar.
Padahal, Lovebird merupakan burung yang suka hidup berpasang-
pasangan. Kalau sudah stress, biasanya Lovebird gemar mencabuti
bulunya sendiri.
Cara penyembuhan dan penanganan:
Jika Lovebird Anda masih sendiri, Anda bisa mencarikan pasangan
untuknya. Ini penting, karena Lovebird juga suka bereproduksi. Jangan
lupa, buatkan tempat tidur yang nyaman karena Lovebird menyukai
sangkar yang di dalamnya terdapat kayu berlubang.
10. Penyakit Lesu atau Lemas
Terkadang, Lovebird yang kurang fit akan terlihat lesu atau lemas.
Kalau sudah demikian, biasanya Lovebird malas berkicau dan kerjaannya
diam saja di dalam sangkar.
Cara penyembuhan dan penanganan:
Jika Lovebird Anda terlihat lesu dan lemas, Anda bisa memberikan
obat Spektra atau obat lesu di toko obat burung. Setelah diobati, Lovebird
dijemur lebih lama, dimandikan pada pagi hari dan sore hari, memberikan
sayur dan buah 3-5 kali dalam seminggu, serta memberikan vitamin di air
minum 5-8 tetes.
F. Manfaat Budidaya Lovebird di bidang Perekonomian
Beternak burung kicauan seperti lovebird (Agapornis) saat ini semakin
dilirik oleh para penghobi burung kicauan diberbagai daerah. Meroketnya
harga jual lovebird juga menjadi pemicu para penangkar untuk
mengembangkannya secara maksimal. Lovebird juga menjadi topik yang saat
ini sedang trend diperbincangkan dalam forum-forum offline maupun forum-
forum online di internet. Faktor kepopuleran inilah yang menyebabkan harga
burung tersebut melonjak. Alasan lain yang membuat para penghobi tertarik
untuk beternak lovebird karena burung tersebut memiliki daya tarik tersendiri
yaitu faktor dari suara kemudian warna dari tiap-tiap jenisnya beraneka ragam,
tingkah laku lovebird yang lucu serta perawatan hariannya yang bisa
dikatakan gampang karena lovebird tidak perlu mendapatkan perlakuan
khusus seperti burung kicau lainnya. Saat ini banyak para penghobi yang
mengimpor lovebird dari luar negri, dikarenakan terus meningkatnya
permintaan pasar (Andika, 2016).

Gambar 12: Kontes burung berkicau piala bung karno cup 1 Blitar
Sumber: Media NZR Indonesia

Namun dilain pihak, perubahan situasi ekonomi global di Negara


Indonesia menyebabkan perubahan yang sangat berarti bagi kehidupan
masyarakat di Indonesia secara luas. Ini berdampak pada meningkatnya biaya
hidup masyarakat yang berpengaruh pada tuntutan kenaikan pedapatan dari
semua sektor usaha masyarakat (Arsyad, 2006). Usaha budidaya lovebird
sangat menguntungkan dan direkomendasikan dengan analisa biaya sebagai
berikut:
BAB III
KESIMPULAN
1. Lovebird Termasuk dalam genus agapornis berukuran kecil, antara 13
sampai 17 cm dengan berat 40 hingga 60 gram dengan cirri Paruh
berwarna merah kekuningan hingga gelap, kelopak mata memiliki
lingkaran kulit berwarna putih, dan kulit kaki berwarna abu-abu muda.
2. Lovebird terdiri dari 4 jenis yaitu Agapornis personatus, Agaporni
fischeri, Agaporni lilianae, Agaporni nigrigenis.
3. Tekhnik budidaya lovebird dengan cara menyiapkan sangkar, memilih usia
dan jenis kelamin indukan, penjodohan, penanganan telur, penetasan,
penanganan anakan lovebird.
4. Kendala dalam budidaya lovebird adalah egg binding, serangan tikus, dan
kematian anakan lovebird pada usia dini.
5. Jenis penyakit yang sering menyerang lovebird adalah Snot, tetelo, hama
kutu, cacar, bubul, berak kapur, dan gangguan pernafasan.
DAFTAR PUSTAKA
Andika. 2016. Perancangan Bisnis Lovebird. Surakarta: UNMU Surakarta
Arsyad. 2012. Rahasia Sukses Usaha Lovebird. Jakarta: Gramedia Utama
Bibby, C Jones. 2000. Survei Burung. Bogor: SMKG Marai Buana
Jayanto. 2000. Anatomi Burung. (online): www.talkbuidge.com diakses pada
tanggal 25 Februari 2018
Khaituman. 2006. Peran Budidaya Lovebird Terhadap Peningkatan Pendapatan
Masyarakat Klaten. Surakarta: UNMU Surakarta
Prawoto. 2011. Keanekaragaman Burung Air di Kawasan Hutan. Jurnal
Biodiversiti 1(7).
Sobari. 2014. Trik Jitu Ternak Lovebird Si Burung primadona. Jakarta: My book
publisher

Anda mungkin juga menyukai