MAKALAH
Disusun oleh:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Psittaciformes
Family : Psittacidae
Genus : Agapornis
Species : Agapornis fischeri
Populasi dan Penyebaran Agapornis fischeri ditemukan pertama kali
di Tanzania, Afrika Timur Tengah. Spesies ini mendiami daerah yang terletak
pada ketinggian antara 1.100 dan 2.000 meter di atas permukaan laut. Daerah
tersebut adalah padang rumput luas yang didominasi oleh pohon akasia
maupun baobab. Agapornis fischeri juga sering terlihat di daerah pertanian.
Pada cuaca panas, spesies ini lebih banyak ditemukan di dekat sumber air
(Prawoto, 2011). Berdasarkan IUCN (2014), populasi Agapornis fischeri di
perkirakan mencapai 290.205--1.002.210 burung.
Jumlah Agapornis fischeri di Indonesia semakin sedikit menyebabkan
lovebird spesies ini hanya ditemukan di lokasi tertentu seperti rumah para
pengoleksi burung. Morfologi Ukuran tubuh lovebird lebih kecil
dibandingkan dengan parkit tetapi umumnya bobot badan lovebird lebih berat
dan beratnya 25--58 g. Warna bulu lovebird fischeri didominasi warna hijau.
Pada bagian dahi berwarna orange cerah kemerahan sedangkan bulu leher
dan tenggorokan berwarna orange muda. Pada bulu bagian sayap berwarna
hijau tua. Bulu punggung juga didominasi warna hijau tetapi bagian bawah
berwarna hijau muda. Adapun, bulu bagian ekor atas berwarna biru violet
lembut (Prawoto, 2011).
Paruh terdiri dari tulang atas dan tulang bawah yang ditutupi selubung
keratin atau rhamphotheca. Paruh lovebird fischeri berwarna merah
kekuningan hingga gelap, kelopak mata memiliki lingkaran kulit berwarna
putih, dan kulit kaki berwarna abu-abu muda (Prawoto, 2011). Agapornis
fischeri disebut juga sebagai lovebird kacamata fischeri karena memiliki mata
yang dilingkari kulit berwarna putih seperti kacamata (klep) sedangkan
beberapa jenis Agapornis sp. lainnya tidak memiliki mata yang dilingkari
kulit berwarna putih yang dikenal sebagai nonkacamata (nonklep) (Kaleka
dan Haryadi, 2013).
2. Memilih Usia Lovebird dan Memilih Bibit (Memilih Jantan dan Betina)
Pilih umur lovebird yang pas untuk diternakan, tidak terlalu muda,
karena biasnaya indukan belum siap untuk melakukan reproduksi, pilih
indukan yang telah berusia setahun. Berdasarkan jenis lovebird yang sudah
disebutkan di atas, antara jantan dan betinanya sangat sulit untuk
dibedakan, keduanya memiliki kemiripan dan kesamaan, maka dari itu kita
harus jeli dalam menentukan jenis kelamin jantan dan betinanya. Setelah
kita dapatkan jumlah burung yang akan kita ternak, kemudian usianya
sudah setahun, langkah selanjutnya kita bedakan antara jantan dan
betinanya. Nah, cara untuk membedakan jenis kelamin lovebird adalah
dengan cara meraba tulang, dimana jika jarak antara kedua tulang supit
renggang dan terasa lentur maka lovebird tersebut biasanya berjenis
kelamin betina. Dan jika jarak antara tulang supit sempit serta terasa keras
biasanya lovebird tersebut berjenis kelamin jantan.
3. Penjodohan
Setelah kandang dan indukan siap, langkah selanjutnya adalah
intinya, yaitu pengawinan. Di alam, burung ini memiliki sifat setia pada
pasangannya. Cara mengawinkan lovebird adalah dengan meletakkan
masing – masing jantan betina di sangkar terpisah dan dekatkan kedua
sangkar tersebut. Kalau mereka selalu berdekatan maka kemungkinan
besar sudah berjodoh. Proses ini biasanya memakan waktu 3 – 7 hari.
Proses penjodohan ini bisa sangat cepat bila dilakukan saat masing –
masing lovebird tersebut sudah memasuki masa berahi. Masa berahi ini
ditandai dengan perilaku – perilaku tertentu, seperti sering berkicau serta
melakukan aktivitas – aktivitas birahi, yaitu jantan berusaha mengawini
benda – benda didekatnya, sedangkan merunduk sembari membuka sayap
dengan ekor bergerak naik turun. Jika jantan dan betina tersebut sudah
berjodoh, kumpulkan keduanya dalam sebuah sangkar penangkaran. Ada
hal yang harus diingat : jika setelah dikumpulkan dalam satu kandang
ternyata tidak mau kawin atau selalu kejar – kejaran maka dipastikan
penjodohan ini telah gagal. Cobalah untuk mengulangi lagi proses ini
dengan menukar salah satunya dengan lovebird yang lain. Ada juga
kejadian unik, yaitu pasangan tersebut cerai. Hal ini biasanya terjadi
karena kondisi kandang yang kurang nyaman, stres, maupun perebutan
makanan.
Alternatif lain untuk penjodohan adalah dengan mengumpulkan
banyak lovebird sekaligus disebuah kandang yang besar. Paling tidak
harus ada lima pasang lovebird dalam kandang tersebut. Satu hal yang
harus diingat pula bahwa lovebird tidak mengenal poligami atau poliandri
seperti layaknya bangsa burung yang lain. Oleh karena itu, jumlah
lovebird yang terdapat dalam kandang besar tersebut antara jantan dan
betinna harus sama. Kalau ada sepasang lovebird yang sudah berjodoh,
mereka biasanya langsung masuk ke glodok untuk kawin dan bertelur.
Anda tinggal memindahkan sepasang lovebird tersebut ke kandang
penangkaran.
Gambar 7: Proses Penjodohan Lovebird
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 12: Kontes burung berkicau piala bung karno cup 1 Blitar
Sumber: Media NZR Indonesia