Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beternak burung kicauan seperti lovebird (Agapornis) saat ini semakin


dilirik oleh para penghobi burung kicauan diberbagai daerah. Meroketnya harga
jual lovebird juga menjadi pemicu para penangkar untuk mengembangkannya secara
maksimal. Lovebird juga menjadi topik yang saat ini sedang trend
diperbincangkan dalam forum-forum offline maupun forum-forum online di
internet. Faktor kepopuleran inilah yang menyebabkan harga burung tersebut
melonjak.

Alasan lain yang membuat para penghobi tertarik untuk beternak lovebird
karena burung tersebut memiliki daya tarik tersendiri yaitu faktor dari suara
kemudian warna dari tiap-tiap jenisnya beraneka ragam, tingkah laku lovebird yang
lucu serta perawatan hariannya yang bisa dikatakan gampang karena lovebird
tidak perlu mendapatkan perlakuan khusus seperti burung kicau lainnya.

Saat ini banyak para penghobi yang mengimpor lovebird dari luar negri,
dikarenakan terus meningkatnya permintaan pasar. Alasan lain yang membuat
banyak penghobi mengimpor lovebird dari luar negri karena lovebird impor
hasil breeding dari negara-negara di Eropa memiliki warna bulu yang lebih cerah
dibandingkan dengan lovebird hasil breeding di Indonesia. Selain itu lovebird impor
memiliki suara yang kristal dan bening serta postur tubuh yang besar, sedangkan
untuk lovebird hasil breeding lokal memiliki postur tubuh yang agak kecil dengan
suara khas agar kasar.

Namun dilain pihak, perubahan situasi ekonomi global di Negara Indonesia


menyebabkan perubahan yang sangat berarti bagi kehidupan masyarakat di Indonesia
secara luas. Ini berdampak pada meningkatnya biaya hidup masyarakat yang
berpengaruh pada tuntutan kenaikan pedapatan dari semua sektor usaha masyarakat.
Dampaknya untuk sektor industri peternakan adalah kenaikan harga pakan ternak dan
faktor-faktor lainnya akan mempengaruhi perkembangan usaha dan efisiensi produksi

1
dari sektor peternakan lovebird. Situasi inilah yang melatarbelakangi pentingnya
melakukan analisa kelayakan terhadap usaha peternakan lovebird.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat dirumuskan
suatu masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah analisis kelayakan terhadap usaha peternakan lovebird ?

1.3 Tujuan penelitian


Adapun tujuan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

1. Menganalisis aspek pasar, aspek teknik, aspek manajemen, aspek


lingkungan, aspek keuangan dan kebangkrutan dalam usaha peternakan
lovebird.
2. Menganalisis kelayakan dan kebangkrutan dari usaha peternakan
lovebird.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

1. Untuk para pelaku usaha, khususnya dibidang peternakan lovebird,


tulisan ini diharapkan memberikan manfaat secara maksimal dan
dijadikan sebagai acuan dalam penentuan keputusan investasi.
2. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya dan
bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lovebird

Burung cinta atau yang biasa disebut dengan lovebird merupakan salah satu
burung hias, yang disebut-sebut menjadi burung paling familiar untuk dipelihara.
Pemeliharaan burung lovebird juga tergolong mudah, apalagi untuk pemula. Selain itu,
warna bulu burung lovebird juga sangat indah dan cantik. Di alam bebas, burung ini
hidup berkelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5-20 ekor. Burung ini disebut
burung cinta karena burung ini baru akan berpisah dari pasangannya apabila salah
satunya telah mati. Burung ini merupakan salah satu burung dari sembilan jenis spesies
genus Agapornis, berukuran kecil yaitu kisaran 13-17 cm dengan berat 30-70 gram.
Lovebird bersifat sosial, menyukai kondisi alam dengan lahan kering dan iklim yang
terik.

Dalam penangkarannya lovebird ini bisa beradaptasi di berbagai kondisi iklim.


Penyebaran lovebird cukup meluas karena burung ini sangat mudah untuk dijinakan
sehingga lovebird banyak dijadikan sebagai hewan peliharaan, bahkan lovebird juga
dapat dilatih untuk atraksi.

2.2 Jenis Lovebird

Ragam dan jenis lovebird sangat banyak jika dilihat dari turunan dan hasil silangnya.
Namun bila dilihat dari ilmu taksonomi, hanya terdapat 9 spesies lovebird yaitu :

 Agapornis roseicollis (Rosy Faced Lovebird)

Nama populernya  “Peachfaced” atau “muka salem”. Burung ini dipercaya sebagai
lovebird jenis pertama yang berhasil didomestikasi dan menjadi paling banyak
dibudidayakan.

3
 Agapornis pesonata (Masked Lovebird)

Dengan nama populernya ialah lovebird muka topeng. Burung ini memiliki ciri bagian
kepala sampai lehernya yang berwarna hitam kecoklatan, sehingga terlihat seperti
mengenakan topeng. Hasil mutasi warna dari lovebird ini adalah gradasi warna biru
dan biru muda, tetapi untuk bagian kepala sampai lehernya tetap hitam kecoklatan.

 Agapornis fischeri (Fischer’s Lovebird)

Lovebird fischeri memiliki ciri tubuh yang berwarna hijau, dari bagian kepala sampai
dadanya bewarna kemerahan dengan gradasi oranye, serta lingkar mata yang berwarna
putih. Hasil mutasi warna dari burung ini yaitu fischeri biru dan albino.

 Agapornis lilianae (Lilian’s Lovebird)

Biasa disebut dengan nama Nyasa lovebird, lovebird ini memliki tubuh berwarna hijau,
pada bagian kepala sampai dengan mukanya berwarna merah, dan bagian
kerongkongan hingga leher belakangnya itu berwarna kuning. Mutasi warna yang
dimilikinya yaitu Biru dan lutino.

 Agapornis nigrigenis (Black-cheeked Lovebird)

Burung ini memiliki nama populer “Black-cheecked lovebird”  atau disebut lovebird
pipi hitam. Sesuai dengan namanya, Lovebird ini memiliki bagian pipi yang berwarna
hitam kecoklatan, dan untuk bagian tubuhnya berwarna hijau hingga hijau kekuningan
terutama pada bagian bawah. 

 Agapornis cana (Grey-headed Lovebird)

Populer dengan nama “Madaagascar lovebird”. Lovebird jenis ini memiliki ukuran
tubuh yang relatif mungil, dengan bobotnya sekitar 30-35 gram. Bagian tubuh atasnya
yang berwarna hijau dan bagian bawahnya berwarna hijau muda. Pada burung jantan,
bagian kepala hingga dada berwarna abu-abu. Sedangkan pada burung betina berwarna
hijau muda.

 Agapornis taranta (Black-winged Lovebird)


4
Lovebird ini dikenal juga dengan sebutan lovebird sayap hitam karena pada bagian
sayapnya memiliki warna kehitaman. Hampir seluruh tubuh pada burung betina
berwarna hijau muda dan lingkar mata hijau. Sedangkan pada burung jantan terdapat
warna merah di muka bagian atas dan lingkar mata yang juga merah. Mutasi warna
burung ini berwarna kuning kecokelatan.

 Agapornis Pullaria (Red-faced Lovebird)

Nama populer lovebird ini ialah “Redfaced lovebird” atau lovebird muka merah.
Sesuai namanya, burung ini memiliki muka dan dahi berwarna merah. Pada burung
betina muka dan dahinya lebih oranye, sedangkan warna tubuhnya hijau hingga hijau
kekuningan dan kaki berwarna abu-abu.

 Agaporis Swindernia (Black-collared Lovebird)

Burung ini populer dengan nama Black-collared lovebird atau bisa juga disebut
lovebird kerah hitam. Burung ini memiliki ciri khas di daerah bagian lehernya yang
terdapat warna hitam melingkar seperti kerah. Tubuhnya sendiri berwarna hijau hingga
hijau kekuningan. 

2.3 Pakan Utama Dan Tambahan


Makanan utama dari lovebird ialah biji-bijian seperti milet, juwawud, serta biji
kenari. Biji-bijian tersebut mengandung nutrisi yang berguna untuk pertumbuhan
lovebird. Terutama biji kenari yang memiliki kandungan protein, lemak yang baik
untuk dijadikan sebagai pakan lovebird. Selain itu, terdapat pula pakan tambahan yang
berguna untuk melengkapi kebutuhan vitamin lovebird. Pakan tambahan tersebut ialah
jagung, kangkung, serta tulang sotong.

5
2.4 Cara Budidaya Ternak Lovebird

a. Melakukan Persiapan Kandang Lovebird

Hal pertama yang dilakukan dalam budidaya ternak lovebird adalah


mempersiapkan kandang. Kamu bisa menyiapkan kandang lebih dari satu, jika ingin
beternak lovebird lebih dari sepasang.

Nah, jika kamu pemula dan ingin mengawali ternak dengan sepasang lovebird
terlebih dahulu, kamu bisa menyiapkan kandang yang berukuran 20cm x 20cm x
25cm, yang terbuat dari kayu, atau bisa juga langsung membelinya di toko kandang.
Nah, untuk tempat bertelur, kamu bisa siapkan serutan kayu, atau ranting kecil, dan
dedaunan kering.

b. Memilih Indukan Lovebird yang Bekualitas

Setelah kandang siap, hal yang perlu dilakukan selanjutnya dalam melakukan
budidaya ternak loverbird adalah, memilih indukan lovebird. Tidak asal pilih,
disarankan kamu membeli sepasang lovebird yang sehat dan berkualitas.

Usia lovebird untuk dijadikan indukan juga sangat penting diketahui, karena sang
induk betina akan optimal dan matang pada usia 1 tahun, sementara yang jantan
berusia 8 bulan.

c. Melakukan Persiapan Kawin

Langkah penting lainnya dalam budidaya ternak lovebird adalah melakukan


persiapan kawin. Namun, sebelum kawin, burung lovebird disarankan untuk
diperkenalkan dulu satu sama lain (jantan dan betina). Hal tersebut dilakukan, agar
mereka berdua bisa lebih akrab, dan proses kawin juga jadi lebih lancar.

Dalam proses perkenalan, sebaiknya tidak menyatukan dulu dalam satu kandang.
Karena dikhawatirkan akan menyerang satu sama lain. Sehingga, kamu hanya perlu
mendekatkan masing-masing kandangnya saja.

6
Setelah itu, lovebird yang telah mengenal, akrab, dan siap, baru kamu bisa
menyatukan mereka berdua. Jangan lupa untuk masukan tempat bertelur ke dalam
kandang. Namun, lovebird betina, biasanya juga akan membuat sarangnya sendiri,
sehingga kamu bisa menyiapkan bahan-bahan seperti ranting, daun kering dan lain-
lain.

Setelah lovebird betina sekiranya telah mengalami pembuahan, biasa ia akan


menghasilkan telur 4-5 butir. Jumlah tersebut, bisa dikatakan normal, karena jika
kurang dari itu, maka hal tersebut dianggap tidak normal.

d. Proses Pengeraman Telur

Belum selesai diperkawinan, dalam budidaya ternak lovebird, kamu juga harus
memperhatikan calon telur-telur mereka. Karena, setelah bertelur, lovebird betina
masih harus melakukan tanggung jawabnya, yakni mengerami telur. Dalam proses ini,
lovebird betina setidaknya memerlukan waktu sekitar 22-25 hingga telur menetas.

Namun, induk lovevird juga harus membutuhkan ketenangan, dan bebas


gangguan daru luar, agar ia bisa tetap fokus mengeram. Kamu juga harus rutin
memeriksa keadaan telur, karena jika sudah 26 hari telur tidak kunjung menetas, maka
telur dianggap gagal. Jika, hal tersebut terjadi, singkirkan telur-telur tersebut, agar
lovebird bisa cepat bertelur kembali.

e. Melakukan Pemberian Pakan Induk dan Anakan

Makanan lovebird sendiri merupakan jenis millet puti, millet merah dan biji
bunga matahari. Namun, pemberian biji bunga matahari harus dikontrol, karena biji
tersebut mengandung banyak lemak.

Untuk pakan anak lovebird, biasanya indukkan lovebird yang akan memberinya
makan. sehingga, kamu hanya tinggal memberikan pasokan makanan lebih banyak,
agar nutrisi induk dan anak bisa optimal. Kamu bisa memberi pakan seperti jagung
muda dan kangkung, setiap hari. Berikan juga nutrisi tambahan, seperti vitamin yang
dicampurkan dengan minuman mereka. Namun, kamu juga sebenarnya bisa
melakukan penyapihan, dengan cara menggunakan jarum suntik, atau sendok kecil.
7
f. Lakukan Pemisahan Anak Lovebird dengan Induknya

Tidak sampai distu cara budidaya ternak lovebird, karena ketika anak lovebird
sudah menginjak 14 hari, mereka harus dipisahkan dengan induknya. Namun,
dikandang khusus anak lovebird, kamu harus menyiapkan lampu 5 watt, untuk
menghangatkan mereka.

Pemberian pakan, juga harus tetap dilakukan, hingga ia bisa makan sendiri. Suapi
mereka setiap 4 jam sekali dan berikan perhatian ekstra terhadap mereka, agar bisa
tumbuh lebih baik.

2.5 Pencegahan Penyakit

Dibawah ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mecegah penyakit pada lovebird:

 Rutin membersihkan kandang lovebird Setiap harinya kandang lovebird harus


dibersihkan secara rutin dengan tujuan agar lovebird terhidar dari penyakit
yang berasal dari kotorannya sendiri.
 Memberi makanan dan nutrisi yang tepat, seimbang dan berkualitas baik.
Berikan makanan dengan kandungan komposisinya lengkap dan sudah teruji
cocok dengan sistem metabolisme burung.
 Memberikan suplemen vitamin mineral yang berkualitas baik secara rutin dan
berkala. Mengganti air minum setiap pagi dan sore dan memberikan vitamin,
mineral, dan asam amino yang sudah diramu dan diracik khusus untuk burung
secara rutin dan berkala.
 Jangan meletakan kandang burung di luar rumah, jika kondisi alam atau cuaca
sedang tidak baik (sangat panas atau hujan lebat).
 Rutin memandikan dan menjemur burung. Burung wajib dijemur minimal 15
menit setiap pagi, dengan waktu terbaik mulai jam 07.00-10.00. Dengan
menjemur lovebird dapat membantu tubuhnya membentuk dan memproduksi
hormon-hormon vital. Menjemur juga berdampak besar terhadap psikologis
burung.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Burung lovebird dewasa ini menjadi salah satu jenis burung kicau yang menarik
perhatian masyarakat dari berbagai kelas dan kelompok sosial. Ketertarikan
masyarakat akan jenis burung lovebird mendorong muncul dan berkembangnya
kegiatan budidaya burung lovebird, dimana hal ini menjadi latarbelakang penelitian ini
dilakukan. Penelitian ini menghasilkan kajian bahwa kepemilikan burung kicau
lovebird yang hanya dipelihara saja maupun diperlombakan membawa masyarakat
penghobi pada kejenuhan sementara pada sisi lain permintaan masyarakat akan burung
lovebird terus meningkat. Meningkatnya permintaan burung lovebird menjadi sebuah
peluang ekonomi untuk diperjualbelikan melalui kegiatan budidaya.

Dampak dari budidaya burung lovebird menyentuh aspek sosial masyarakat


dengan: 1) Terbentuknya komunitas KLI (Komunitas Lovebird Indonesia), 2) Jaringan
sosial yang semakin kompleks melalaui interkasi yang terjalin antara sesama
pembudidaya maupun penghobi burung lovebird, 3) Munculnya lapisan sosial di antara
pembudidaya yang di dasarkan atas kepemilikan usaha budidaya burung lovebird.
Dampak ekonomi kegiatan budidaya burung lovebird ditunjukkan dengan: 1)
Meningkatnya pendapatan tambahan melalui kegiatan budidaya, 2) Membuka lapangan
usaha bagi masyarakat umum melalui jasa perawatan burung lovebird, 3) Membuka
usaha persewaan lahan untuk kegiatan perlombaan burung kicau, 4) Meningkatnya
konsumsi masyarakat melalui pendapatan yang diperoleh. Kata Kunci : Budidaya
Burung Lovebird, Dampak Sosial, Dampak Ekonomi

3.2 Saran
Kita sebagai  makhluk hidup hendaknya memelihara lingkungan dengan baik
karena lingkungan sangat penting peranannya dalam keterikatan dengan makhluk
hidup. Oleh karena itu, kita dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat lepas dengan
keterkaitan pada lingkungan, dan sumberdayanya.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://sinauternak.com/budidaya-ternak-burung-cinta-lovebird/

https://www.cekaja.com/info/cara-budidaya-ternak-lovebird-termudah

http://yulisukalovebird.blogspot.com/2013/06/budidaya-lovebird.html

10

Anda mungkin juga menyukai