Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu tata busana adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara memilih,
mengatur dan memperbaiki, dalam hal ini adalah busana sehingga diperoleh busana yang
lebih serasi dan indah. Diharapkan pengetahuan ini dapat membantu kita atau semua pihak
yang terlibat pada bidang busana untuk lebih memahami ilmu busana secara umum.
Dewasa ini, banyak sekali pendatang baru dalam dunia tata busana, yang khususnya untuk
mengetahui bagaimana cara membuat pakaian, baik dari usaha perseorangan sampai yang
merambah langsung ke produksi massal atau industry besar. Makalah dengan pemilihan
materi ini sengaja saya buat agar dapat menjadi pedoman dalam proses produksi pakaian,
baik perseorangan dan produksi massal.

B. Rumusan masalah
Dalam pemilihan materi ini, akan dibahas masalah:
a. Persiapan tempat kerja yang baik untuk melakukan proses pemotongan,
pengguntingan, dan penyelesaian,
b. Persiapan rancangan bahan. Mulai dari analisis desain, sampai pemilihan bahan
busana tersebut,
c. Cara peletakan pola diatas bahan, baik di dalam perencanaan bahan maupun di atas
bahan asli,
d. Pemotongan bahan sesuai pola,
e. Pemindahan tanda-tanda pola di atas bahan,
f. Proses menjahit. Mulai dari persiapan sebelum menjahit, dan beberapa teknik
dalam menjahit, dan
g. Penyelesaian setelah proses menjahit

C. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran dari materi ini yaitu, agar dapat:
1. Mengidentifikasi persiapan ruang kerja,
2. Menentukan desain dan analisisnya,
3. Memilih, memeriksa, dan mempertimbangkan bahan,

1
4. Menganalisis cara membuat rancangan bahan dan harga,
5. Menggolongkan peralatan untuk menjahit,
6. Membedakan alat potong yang digunakan dalam menggunting,
7. Mengidentifikasi tempat dan alat yang akan digunakan dalam proses pengerjaan
busana,
8. Membedakan tanda-tanda pola setelah bahan digunting,
9. Menjelaskan dan memahami cara penggunaan alat pemberi tanda serta cara
pemindahan tanda-tanda pola, dan
10. Melakukan proses penyelesaian busana yang telah digunting, sesuai dengan desain.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebaya
Kain dan kebaya merupakan pakaian yang dipakai oleh sebagian besar wanita
Indonesia, dengan berbagai macam perubahan yang kemudian dikenal sebagai Pakaian
Nasional. Baju Kebaya adalah pakaian tradisional (Pakaian Nasional) yang dikenakan
oleh wanita Indonesia dan Malaysia yang dibuat dari kain kasa yang dikenakan dengan
sarung, batik, atau pakaian tradisional yang lain seperti songket dengan motif warna-warni.
Dipercayai kebaya berasal daripada negara Arab dan membawa baju kebaya (yang
Arabnya “abaya”) ke Nusantara ratusan tahun yang lalu. Lalu menyebar ke Melaka, Jawa,
Bali, Sumatera, dan Sulawesi. Setelah penyesuaian budaya yang berlangsung selama
ratusan tahun, pakaian itu diterima oleh penduduk setempat.

Kebaya merupakan busana tradisional yang dipakai pada bagian atas oleh wanita
khususnya di Indonesia dengan ciri-ciri desain, yaitu: berkrah setali (bersurawe), belahan
penutup pada bagian muka baik langsung maupun menggunakan bef dengan peniti atau
kancing, serta berlengan panjang dengan bagian pergelangan tangan melebar atau
menyempit. Macam-macam material bahan kebaya yaitu brokat, organdi, sutra, tile, sifon
dan katun.

3
B. Kebaya Muslimah

Kebaya muslimah modern terbaru cocok untuk baju pengantin maupun untuk acara wisuda
Jangan membuat kebaya terlalu ketat. Jika kebaya ketat, Anda harus menyamarkan dada
dengan bantuan selendang.Penggunaan ornamen pada bagian atas kebaya juga dapat
menyamarkan bentuk atas. Jangan pilih detail yang membingkai dada. Kebaya yang
terbuat dari kain panjang yang tebal adalah pilihan yang bijaksana.

C. Kebaya Renda

Kebaya Renda Modern Kebanyakan orang mempersiapkan diri untuk memakai baju
kebaya renda modern sebagai baju wisuda atau baju kelulusan. Dengan begitu, baju kebaya

4
dapat dirancang dengan gaya dan model yang diinginkan. Biasanya. Rancangan kebaya
yang dibuat, selain bisa digunakan sebagai baju saat wisuda, juga dapat dipakai untuk
acara formal lain atau semi formal.
Macam – macam definisi jenis pakaian:

C. Blus

Kata blus umumnya menuju kepada pakaian wanita. Blus biasanya terbuat dari
katun atau sutra dengan atau tanpa kerah dan lengan. Kebanyakan lebih banyak jahitan
daripada atasan yang sederhana, dan bisa mempunyai detail-detail yang lebih feminim
seperti lipatan-lipatan, dasi-dasi, pita pada leher, embroideri atau kancing-kancing
dekoratif. Blus sederhana dengan rok dan celana/jeans adalah pakaian standar untuk kaum
wanita di kantor-kantor.

5
D. Bolero

Bolero adalah semacam jaket yang pas di badan dengan ukuran setengah dada dan
terbuka di bagian depan, bisa lengan pendek atau panjang. Kata bolero berasal dari tarian
Spanyol yang memiliki langkah dan berhenti yang dramatis.

E. Cardigan

Cardigan adalah semacam jaket yang terbuka di bagian depan dan dapat diberi
variasi dengan kancing atau ritsleting. Nama cardigan berasal dari James Thomas
Brudenell, Earl of Cardigan, seorang kommandan militer Ingris. Cardigan ini dapat dibuat
menggunakan mesin atau manual dari bahan wol atau katun.

6
F. Hoodie

Hoodie pada dasarnya sweater dengan topi. Kebanyakan didisain dengan saku di
depan dan tali untuk menyesuaikan topinya. Hoodies bisa dibuka di depan dengan kancing
atau seleting. Gaya modern hoodies berasal dari pengembangan pakaian formal pastor
katolik pada abad pertengahan. Sekarang hoodies digemari sebagai pakaian atasan pada
budaya hip hop, pemain skateboard dan peselancar.
G. Tanktop

Tank top (Tanktop) atau Tanktop adalah pakaian yang diproduksi tanpa lengan
dipakai oleh wanita. Tank top terkenal sebagai pakaian kasual untuk cuaca panas.
Namanya berasal dari kata Bahasa Inggris 'swimming tank' yang adalah ungkapan lama
yang sekarang berarti kolam renang.

7
H. Sweater

Sweater, pullover, jumper atau jersey adalah pakaian yang umumnya berat untuk
menutupi badan dan lengan. Biasanya dipakai di atas kemeja, blus atau kaos. Sweater
terbuat dari kain wool, katun, benang sintetis atau campurannya. Perbedaan dasar adalah
antara cardigan (yang terbuka bagian depan) dan pullover (yang tidak terbuka). Kalau
sweater tidak ada lengan, umumnya disebut rompi sweater atau tank top. Garmen jenis ini
disebut sweater karena didisain untuk menyerap keringat (bahasa ingris: sweat) yang
dikeluarkan dari badan orang.

I. Rompi

Rompi adalah pakaian tanpa lengan dan mungkin dilengkapi dengan kancing di
depan. Biasanya rompi dikenakan di luar kemeja atau blus dan kadang-kadang sebagai

8
bagian dari tiga potong pakaian, yaitu celana panjang, kemeja dan jas. Rompi juga
dinamakan rompi pullover, rompi sweater atau blus tanpa lengan. Kata rompi berasal dari
bahasa Perancis yaitu Veste, bahasa Italia Vesta dan bahasa Latin Vestis.

J. Kemeja

Kemeja dari bahasa Portugis camisa, adalah sebuah baju atau pakaian atas,
terutama untuk pria. Pakaian ini menutupi tangan, bahu, dada sampai ke perut. Nama lain
adalah; kamisa, yang masih dekat dengan bentuk aslinya; blus, dari bahasa Perancis,
terutama untuk wanita dan hem dari bahasa Belanda.

K. Kaus

Kaus oblong atau disebut juga sebagai T-shirt adalah jenis pakaian yang menutupi
sebagian lengan, seluruh dada, bahu, dan perut. Kaus oblong biasanya tidak memiliki
kancing, kerah, ataupun saku. Pada umumnya, kaus oblong berlengan pendek (melewati
bahu hingga sepanjang siku) dan berleher bundar. Bahan yang umum digunakan untuk
membuat kaus oblong adalah katun atau poliester (atau gabungan keduanya). Mode kaus

9
oblong meliputi mode untuk wanita dan pria. dan dapat dipakai semua golongan usia,
termasuk bayi, remaja, ataupun orang dewasa.
Asal muasal nama inggrisnya, T-shirt, tidak diketahui secara pasti. Teori yang
paling umum diterima adalah nama T-shirt berasal dari bentuknya yang menyerupai huruf
"T", atau dikeranekan pasukan militer sering menggunakan pakaian jenis ini sebagai
"training shirt".

L. Rok

Rok adalah sejenis pakaian dengan bentuk pipa atau kerucut yang cara
pemakaiannya dimulai dari pinggul dan menutupi sebagian atau seluruh bagian kaki.
Berbeda dengan celana, bagian dari rok tidak dibagi menjadi bagian kaki kiri dan bagian
kaki kanan tetapi langsung menjadi satu bagian yang menutupi sebagian atau seluruh
bagian kaki. Biasanya pakaian ini dipakai oleh wanita, meskipun di beberapa budaya ada
juga yang digunakan oleh kaum pria seperti di Skotlandia.

M. Celana

10
Trousers (dalam bahasa Inggris) adalah pakaian luar yang menutupi badan dari pinggang
ke mata kaki dalam dua bagian yang terpisah. Celana telah dipakai oleh pria dalam bentuk
yang satu ke bentuk yang lainnya, sejak zaman dahulu kala.
Selama perang Dunia II banyak wanita mengambil alih pekerjaan pria, sehingga
mengharuskannya mengenakan celana untuk bekerja di pabrik-pabrik dan ladang-ladang.
Tetapi setelah perang usai, wanita tetap menyukai menggunakan celana sebagai busana
santai. Revolusi celana baru betul-betul tiba pada tahun 1960-an, dengan timbulnya
mode/fashion yang dinamankan unisex, meskipun pada waktu itu wanita yang memakai
celana masih seringkali ditolak, dan segala persoalan masih menjadi perdebatan yang
menjengkelkan.
Akan tetapi, pada tahun 1970-an peraturan-peraturan serta tingkah laku masyarakat
lambat laun berubah menjadi tenang. Celana dengan model serta panjangnya yang
bervariasi telah diterima sebagai bagian dari busana wanita, baik untuk perlengkapan
casual (santai) maupun formal.
Pada tahun 1980-an, perjuangan wanita untuk memakai celana secara keseluruhan
telah hampir mencapai kemenangan, walaupun masih ada perlawanan dari sebagian
kalangan masyarakat, khususnya berkenaan dengan ide agar wanita mendapat kebebasan
untuk mengenakan celana kekantor.

N. Baju Gaun

11
Khususnya gaun pengantin perempuan baik sebelum maupun sesudah era Ratu
Victoria yang notabene telah berhasil mengantarkan gaun berwarna putih menjadi
“gaunnya pengantin perempuan dunia”.
Jauh sebelum mengalami penyempitan makna gaun punya pengertian yang luas. Ia
mencakup semua bentuk pakaian yang atasan dan bawahannya tak berpotongan seperti
gamis, toga dan baju kurung. Pemakainya juga bukan hanya kaum perempuan. Tidak
sedikit kaum laki-laki yang mengenakan pakaian serupa, meskipun model dan gayanya
berbeda.
Selain tidak identik dengan kaum perempuan, pada mulanya gaun juga tidak identik
dengan tradisi Eropa. Sebab, busana itu dikenal pula secara luas di kalangan masyarakat
Arab (gamis), Melayu (baju kurung), Jepang (Kimono), dan sejumlah negara Afrika Utara
seperti Libia, Burkinafaso, Aljazair (toga).
Namun, pengertian gaun yang cukup luas itu akhirnya mengalami penyempitan
makna. Dan artinya pun berubah menjadi “baju wanita model Eropa” (KBBI).
Penyempitan makna ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh sejarah dan perkembangan
fesyen di Eropa sejak abad pertengahan yang kenyataannya memang telah berhasil
menghegemoni tren fesyen dunia hingga masa sekarang.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi kesimpulannya adalah Pengetahuan tentang jenis dan sifat serat tekstil
merupakan modal dasar bagi mereka yang akan terjun di Industri tekstil dan fashion
Pengetahuan tentang jenis dan sifat serat tekstil sangat diperlukan untuk mengenali,
memilih, memproduksi, menggunakan dan merawat berbagai produk tekstil seperti serat,
benang, kain, pakaian dan tekstil lenan rumah tangga lainnya. Karakteristik dan sifat bahan
tekstil sangat ditentukan oleh karakteristik dan sifat serat penyusunnya. Disamping itu
sifat-sifat bahan tekstil juga dipengaruhi oleh proses pengolahannya sperti dari serat
dipintal menjadi benang, dari benang ditenun menjadi kain kemudian dilakukan proses
penyempurnaan hingga menjadi produk jadi. Oleh karena itu untuk memahami lebih jauh
tentang bahan tekstil diperlukan pengetahuan tentang karakteristik dan sifat berbagai jenis
serat dan teknik pengolahannya menjadi bahan tekstil.

B. Kritik Dan Saran


Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya,
karena kami adalah hamba Tuhan yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.

13
DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian & Pengembangan Industri Kerajinan & Batik, 1990, Penuntun Batik,
Yogyakarta, Departemen Perindustrian
Badan Penelitian & Pengembangan Industri Kerajinan & Batik, 1991, Pengetahuan
Proses Batik, Yogyakarta, Departemen Perindustrian.
Badan Penelitian & Pengembangan Industri Kerajinan & Batik, 1995, Buku Pegangan
Peralatan Batik, Yogyakarta, Departemen Perindustrian
Hartanto, Sugiarto,N, 1979, Teknologi Tekstil, Jakarta, PT. Dainippon Gitakarya Printing.
Institut Teknologi Tekstil, 1977, Pengetahuan Barang Tekstil, Bandung, Percetakan ITT.
Rahayu, Dwi, 2004, Kajian Bentuk dan Makna Batik Kasumedangan, Bandung, Thesis,
FSRD ITB.
Sachari, Agus, 1986, Seni Desain dan Teknologi, Bandung, Penerbit Pustaka.
Rosdakarya.
Tabrani, Primadi, 2005, Bahasa Rupa, Bandung, Penerbit Kelir.

14

Anda mungkin juga menyukai