KH SAHLAN ROSJIDI
MANHAJ TARJIH
MUHAMMADIYAH
Kata Burhani berasal dari kata al-burhan yang dalm bahasa Arab
dimakna sebagai al-hujjah al-fashilah al-bayinnah. Dalam perspektif
logika al-burhan dimaknai sebagai aktifitas pikir yang menetapkan
kebenaran sesuatu melalui metode penalaran dengan mengaitkan
pengetahuan yang bukti-buktinya mendahului kebenaran. Dalam
bahasa yang sederhana burhan artinya aktifitas pikir untuk
menentukan kebenaran sesuatu.
Pendekatan burhani dalam pengetahuan adalah pengetahuan yang
diperoleh berdasarkan pengamatan indera, eksperimen dan hokum-
hukum logika. Dalam kaitannya dengan nash sebagai sumber
kebenaran pendekatan burhani merupakan perpaduan antara
kebenaran nash dengan realitas kongkrit dalam satu jalinan.
Jika menghitung porsi akal dalam metode ijtihad burhani perannya
lebih besar daripada dalam metode bayani karena disini akal
digunakan untuk mengkorespondensi kebenaran nash.
3. Pendekatan Irfani
Kata irfani berasal dari kata arafa –irfanan yang secara tradisional
dimaknai sebagai ma’rifah atau pengetahuan, juga dimaknai
sebagai kasyf atau pengetahuan yang diraih melalui latihan bathin.
Pengertian lebih dapat dipahami jika menyelisik kata ahlul irfan
yangsering juga disamakan dengan mutashawwifin atau para ulma
tashawwuf.
Pendekatan irfani secara metodologis dipraktekan dengan lebih
bertumpu pada instrument pengalaman batin, zauq, qalb, wijdan,
bashirah atau intuisi. Sedangkan metodenya mempraktekkan kasyf
dan iktisyaf.
Contoh penggunaan metode irfani dalam hokum Islam adalah
menggunakan pakaian rapih yang menutup aurat secara maksimal.
Berdasarkan hadis menutup aurat dan rukun shalat itu tidak
disebutkan akan tetapi secara irfani tidak dinyatakan benar karena
tidak memenuhi unsur kebaikan kepada Allah
PRINSIP UMUM MANHAJ TARJIH: