Anda di halaman 1dari 20

Erma Lestari.dr. SpPK.

DEFINISI
Feses = sisa makanan yang telah dicerna & belum
dicerna yang dikeluarkan tubuh.  
Jenis makanan & gerak peristaltik  bentuk, jumlah
maupun konsistensinya
Frekuensi defekasi normal 3 x / hari sampai 3x /
minggu
Pem feses = pem lab untuk membantu klinisi
menegakkan diagnosis penyakit. 
INDIKASI
Indikasi pemeriksaan feses
 Adanya diare dan konstipasi
 Adanya darah dalam tinja
 Adanya lendir dalam tinja
 Adanya ikterus
 Adanya gangguan pencernaan
 Kecurigaan penyakit gastrointestinal
SPESIMEN
Bahan pem feses = defekasi spontan atau dari
rektum bahan infeksius  hati-hati. 
Syarat wadah feces : Tempat bersih, kedap,
bebas dari urine, diperiksa 30–40 menit sejak
dikeluarkan. Bila pemeriksaan ditunda simpan
pada almari es. 
Pilih feses yang memberi kemungkinan untuk
menemukan kelainan  bagian yang
bercampur darah atau lendir, dsb. 
PEMERIKSAAN FESES
Macam pem : pemeriksaan makroskopis,
mikroskopis & kimia. 
 Pem makroskopis = Pem jumlah, warna,
bau, konsistensi, lendir, darah, nanah,
parasit dan sisa makanan.
Pem kimia = darah samar, urobilin,
urobilinogen & bilirubin.
Pem mikroskopis = protozoa, telur cacing,
epitel, kristal, makrofag, amilum, lemak, sel
ragi & jamur; leukosit, eritrosit
PEM MAKROSKOPIS :
Jumlah feses N ± 100-250gram/hari  jenis
makanan; >> makan sayur jumlah feses ↑.
Normal berwarna kuning coklat. Dipengaruhi :
jenis makanan, kelainan sal cerna & obat.
Feses berwarna hijau  sayuran mengandung
khlorofil, bayi baru lahir oleh biliverdin dan
porphyrin.
Warna kelabu  tidak ada urobilinogen pada
ikterus obstruktif  akholis.
PEMERIKSAAN WARNA
Karena defisiensi enzimpankreas /steatorrhoe
 makanan berlemak ≠ dicerna & pemberian
garam barium pada pemeriksaan radiologik.
Warna merah muda  perdarahan segar
dibagian distal, makanan (bit, tomat).
 Warna coklat  perdarahan dibagian
proksimal sal cerna, makanan (coklat, kopi).
 Warna coklat tua  urobilin >> pd anemia
hemolitik
 Warna hitam  obat yang mengandung besi,
arang / bismuth dan melena.
BAU FESES
Bau Indol, skatol dan asam butirat  bau
normal pada feses.
Bau busuk  pembusukan protein yang tidak
dicerna.
Bau tengik atau asam  peragian gula yang
tidak dicerna  diare. Makanan dengan
rempah-rempah  menambah bau feses.
KONSISTENSI FESES
Pemeriksaan Konsistensi feses normal =
konsistensi agak lunak dan berbentuk.
Pada diare  konsistensi sangat lunak atau cair
Feses yang keras / skibala didapatkan pada
konstipasi.
Feses yang sangat >> dan berminyak 
malabsorpsi usus
LENDIR PADA FESES
Normal << lendir. Terdapatnya lendir >>
 radang dinding usus.
Lendir di bagian luar feses  lokasi
iritasi di usus besar.
Lendir bercampur dengan feses  iritasi
di usus halus.
Disentri & ileokolitis : lendir saja tanpa
feses.
LENDIR PADA FESES
 Lendir transparan yang menempel pada
luar feces : spastik kolitis, mucous colitis
pada anxietas.
 Lendir dan darah : keganasan serta
peradangan rektal anal.
 Lendir bercampur nanah dan darah :
ulseratif kolitis, disentri basiler,
divertikulitis ulceratif, intestinal tbc.
 Feses dengan lendir >>> : adenoma colon.
DARAH PADA FESES
 Darah dalam feses dapat berwarna merah
muda,coklat atau hitam. Darah itu mungkin
terdapat di bagian luar atau bercampur feses.
 Perdarahan proksimal sal cerna  darah
bercampur feses dan warna menjadi hitam 
melena : tukak lambung atau varices dalam
oesophagus.
 Perdarahan distal sal cerna  darah di luar
feses; warna merah muda  hemoroid,
karsinoma rektum.
NANAH DAN PARASIT
Pemeriksaan Nanah  Kronik ulseratif
Kolon , Fistula colon sigmoid, Lokal abses.
Pada disentri basiler tidak didapatkan
nanah >>>.
Pemeriksaan Parasit = cacing ascaris,
anylostoma dan spesies cacing lainnya
yang mungkin didapatkan dalam feses.
SISA MAKANAN
Hampir selalu ditemukan sisa makanan
yg tdk tercerna, indikasikan kelainan =
jumlahnya. Sisa makanan >> dari
makanan daun- daunan dan dari hewan.
Untuk identifikasi lebih lanjut emulsi
feses + larutan Lugol  pati (amylum) =
butir-butir biru atau merah.
+ larutan Sudan dalam alkohol 70%
menjadikan lemak = tetes merah atau
jingga
PEM MIKROSKOPIK
 Pemeriksaan protozoa, telur cacing, leukosit,
eritosit, sel epitel, kristal, makrofag dan sel ragi.
 Terpenting : pemeriksaan protozoa dan telur
cacing.
 Protozoa biasanya dalam bentuk kista, bila
konsistensi feses cair, didapatkan bentuk
trofozoit.
 Telur cacing = Ascaris lumbricoides, Necator
americanus, Enterobius vermicularis, Trichuris
trichiura, Strongyloides stercoralis dll.
LEKOSIT, ERITROSIT, EPITEL
 Lekosit normal <<. Pada disentri basiler,
kolitis ulserosa & peradangan  ↑ jumlah
lekosit. Mempermudah = + 1 tetes asam
acetat 10% pd 1 tetes emulsi feces pada obyek
glass.
  Eritrosit  lesi kolon, rektum atau anus.
Adanya eritrosit berarti abnormal.
  Epitel normal = beberapa sel epitel 
berasal dari dinding usus distal. Jumlah sel
epitel >> radang dinding usus bagian
distal.
DARAH SAMAR
 Pem kimia yg penting = pemeriksaan darah
samar. Tes darah samar : perdarahan kecil yg
tdk dpt dinyatakan secara makroskopik /
mikroskopik.
 Normal tubuh kehilangan darah 0,5 – 2 ml /
hari. Pada keadaan abnormal = tes darah samar
positif (+) tubuh kehilangan darah > 2 ml/ hari.
 Macam metode tes darah samar = guajac tes,
orthotoluidine, orthodinisidine, benzidin tes 
penentuan aktivitas peroksidase /
oksiperoksidase dari eritrosit (Hb)
UROBILIN & BILIRUBIN
 Normal urobilin (+), <. Pada ikterus
obstruktif, feses dengan warna kelabu 
akholik.
 Normal bilirubin (-) krn bilirubin dalam usus
akan berubah menjadi urobilinogen &
kemudian oleh udara akan teroksidasi
menjadi urobilin.
 Hasil (+)  diare dan terapi jangka panjang
antibiotik peroral  memusnakan flora usus.
 Untuk mengetahui adanya bilirubin 
metode pemeriksaan Fouchet
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai