Anda di halaman 1dari 15

Hukum Transplantasi Hewan pada

Manusia dalam Pandangan Islam


Posted on April 3, 2010 by Yayan A.I, 2 Comments
1
0

Rate This
:947 : estari Mahyudin. 2010.
-
A. Transplantasi Organ ~Hewan yang Halal pada Manusia
Penelitian yang bertujuan mentransplantasikan jaringan sel dan organ hewan pada tubuh
manusia kini banyak dilakukan di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris. Apakah
praktik-praktik seperti ini dapat disamakan dengan upaya mengubah pola-pola (sunnah) Allah
SWT dalam penciptaan makhluk? Bagaimanapun Al Qur`an telah menyebutkan kebulatan
tekad setan untuk mengelincirkan manusia dari jalan yang benar, yakni:
'Dan ak: (se9an) bena7bena7 akan menyesa9kan me7eka (man:sia) dan akan
membangki9kan anganangan k4s4ng pada me7eka dan akan meny:7: me7eka mem494ng
9elinga9elinga bina9ang 9e7nak, la: me7eka bena7bena7 mem494ngnya dan ak: akan
meny:7: me7eka meng:ba cip9aan lla, lal: me7eka bena7bena7 melak:kannya..`(Q.S.
n Nisa. 119)
Dilema ini bisa dijawab dengan mengatakan bahwa niat atau tujuan mentransplantasikan
jaringan sel atau organ hewan pada manusia adalah semata-mata untuk menyelamatkan
nyawa manusia, dan tentu saja bukan untuk merusak ciptaan Allah SWT. Walaupun Al
Qur`an tidak menyinggung masalah transplantasi dari hewan pada manusia, namun dalam Al
Qur`an sangat menekankan keselamatan nyawa manusia, hal ini sesuai dengan Iirman Allah:
'Ba7angsiapa menyelama9kan sa9: nyawa, maka se4la4la ia 9ela menyelama9kan :ma9
man:sia sel:7:nya.` (Q.S. l Maida.32).
Penekanan inilah yang mendorong untuk membolehkan transplantasi organ hewan pada
tubuh manusia. Akademi Fikih Islam Liga Dunia Muslim, Mekah, Arab Saudi, pada
pertemuan kerjanya yang ke-8, yang dilaksanakan pada tanggal 19-28 Januari 1985,
menetapkan bahwa syari`at membenarkan pengambilan organ hewan yang halal yang telah
disembelih menurut ketentuan Islam untuk ditransplantasikan pada tubuh manusia.
Akademi Fikih Islam India pada seminar pertamanya di New Delhi (Maret 1989),
menetapkan kebolehan mengganti organ manusia dengan organ hewan yang halal yang telah
disembelih menurut ketentuan Islam.
Almarhum Syekh Jad al Haqq Ali Jad al Haqq, mantan rektor Universitas Al-Azhar,
menyatakan dalam bukunya '!engkafian dan Fa9wa1a9wa H:k:m Islam 9en9ang Masala
masala M4de7n, bahwa gigi manusia boleh diganti dengan gigi hewan yang halal.
Dr. Fayshal Ibrahim Zhahir, Ketua Departemen Ilmu kedokteran Islam Universitas King
Fayshal Ibn abd al Aziz, Arab Saudi, dalam bukunya 'Dial4g dengan Se47ang D4k9e7
M:slim menyatakan bahwa tidak ada larangan untuk mentransplantasikan organ tubuh
hewan yang diambil dari hewan yang halal pada manusia untuk tujuan menyelamatkan nyawa
atau meningkatkan kualitas hidup si penerima organ. Selanjutnya, ia menerangkan bahwa
Allah SWT telah menjadikan hewan-hewan tersebut sebagai sumber manIaat bagi manusia.
Majelis Ulama Port Elizabeth, AIrika Selatan, dalam menjawab daItar pertanyaan yang
diajukan oleh Asosiasi Medis Islam AIrika Selatan tentang transplantasi organ hewan pada
manusia, menyatakan bahwa syari`at membolehkan transplantasi organ hewan pada manusia
untuk menyelamatkan nyawa atau meningkatkan kualitas hidup. Kebolehan ini didasarkan
pada syarat-syarat sebagai berikut:
1. rgan yang akan ditransplantasikan harus berasal dari hewan yang halal, yaitu hewan
yang halal dikonsumsi oleh umat Islam.
2. Hewan halal tersebut harus disembelih secara islami.
-
. Transplantasi Organ abi pada Manusia
Ada perbedaan pendapat dalam masalah pemanIaatan jaringan sel dan organ tubuh babi untuk
tujuan medis. Beberapa di antara mereka menganggap obat-obatan tidak termasuk dalam
kategori kebutuhan mendesak seperti halnya makanan. Untuk memperkuat pendapat ini,
mereka mengutip hadits yang berbunyi:
'Ses:ngg:nya lla 9idak menyediakan 4ba9 bagi kam: dalam apaapa yang Dia a7amkan
:n9:km:.`
Majelis Ulama Port Elizabeth berpendapat bahwa karena babi berikut seluruh bagian
tubuhnya dianggap najis berat (najasat al ghalizhah) oleh syari`at, maka haram pula
mengambil manIaat apapun dari hewan ini sekalipun untuk tujuan medis.
Di pihak lain ada yang menyamakan keterdesakan medis dengan keterdesakan dalam hal
makanan, karena keduanya sama-sama penting bagi kelangsungan hidup. Al Qur`an
mengizinkan orang islam yang terdesak oleh kelaparan untuk mengkonsumsi daging babi:
'.Te9api ba7angsiapa dalam keadaan 9e7paksa (memakannya) sedang ia 9idak
menginginkannya dan 9idak p:la melampa:i ba9as, ,maka 9idak ada d4sa baginya.
Ses:ngg:nya lla Maa !em:7a lagi Maa !enyayang.` (Q.S. l baqa7a.173)
Karena itu, pemanIaatan jaringan sel atau organ tubuh babi untuk menyelamatkan nyawa
manusia hukumnya adalah boleh. Tiga kutipan berikut ini adalah sebagian di antara
pandangan-pandangan yang memperbolehkan transplantasi organ tubuh babi pada manusia:
1. Akademi Fikih Islam Liga Dunia Muslim, Mekah, Arab Saudi, berpendapat boleh
mentransplantasi hewan yang dagingnya haram dimakan pada tubuh manusia atas
dasar kebutuhan yang mendesak
2. Akademi Fikih Islam India juga membenarkan pengambilan organ hewan yang
dagingnya haram dimakan atau organ hewan yang halal dimakan tapi tidak
disembelih secara islami untuk ditransplantasikan pada tubuh manusia. Namun
kebolehan ini dibatasi oleh dua syarat: pe79ama tidak ada lagi jalan keluar yang lain,
ked:a, nyawa si penerima organ dalam bahaya atau organ tubuhnya rusak dan tidak
dapat di perbaiki lagi.
3. Dr.Fayshal Ibrahim Zhahir berpandangan bahwa boleh mentransplantasikan organ
tersebut pada tubuh manusia berdasarkan prinsip Iikih tentang keterdesakan yang
membuat hal-hal terlarang menjadi boleh. Dengan demikian, kebolehan dalam kasus
ini bersiIat kondisional, yakni boleh dilakukan hanya apabila tidak ada organ tubuh
hewan yang halal.
Transplantasi Urgan
Posted by Farid Ma'ruI pada 13 Januari 2007
$OA :Teknologi kedokteran modern mampu melakukan transplantasi organ. Secara
Iaktual, hal ini sangat membantu pihak-pihak yang menderita sakit untuk bisa sembuh
kembali dengan penggantian organnya yang sakit diganti dengan organ manusia lain yang
sehat. Apakah hal demikian boleh dilakukan?
1AWA : Yang dimaksud dengan transplantasi organ di sini adalah pemindahan organ
tubuh dari satu manusia kepada manusia lain, seperti pemindahan tangan, ginjal, dan jantung.
Transplantasi merupakan pemindahan sebuah organ atau lebih dari seorang manusia pada
saat dia hidup, atau setelah mati kepada manusia lain. Hukum transplantasi organ
adalah sebagai berikut :
1. Transplantasi Organ Dari Donor Yang Masih Hidup :
Syara` membolehkan seseorang pada saat hidupnya dengan sukarela tanpa ada
paksaan siapa pun untuk menyumbangkan sebuah organ tubuhnya atau lebih kepada orang
lain yang membutuhkan organ yang disumbangkan itu, seperti tangan atau ginjal.
Ketentuan itu dikarenakan adanya hak bagi seseorang yang tangannya terpotong, atau
tercongkel matanya akibat perbuatan orang lain untuk mengambil diyat (tebusan), atau
memaaIkan orang lain yang telah memotong tangannya atau mencongkel matanya.
MemaaIkan pemotongan tangan atau pencongkelan mata, hakekatnya adalah tindakan
menyumbangkan diyat. Sedangkan penyumbangan diyat itu berarti menetapkan adanya
pemilikan diyat, yang berarti pula menetapkan adanya pemilikan organ tubuh yang akan
disumbangkan dengan diyatnya itu. Adanya hak milik orang tersebut terhadap organ-
organ tubuhnya berarti telah memberinya hak untuk memanIaatkan organ-organ tersebut,
yang berarti ada kemubahan menyumbangkan organ tubuhnya kepada orang lain yang
membutuhkan organ tersebut. Dan dalam hal ini Allah SWT telah membolehkan
memberikan maaI dalam masalah qishash dan berbagai diyat. Allah SWT berIirman :
'Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaaIan dari saudaranya, hendaklah (yang
memaaIkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaI) membayar
(diyat) kepada yang memberi maaI dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah
suatu keringanan dari Tuhan kalian dan suatu rahmat. (QS. Al Baqarah : 178)
$yarat-$yarat Penyumbangan Organ Tubuh agi Donor Hidup Syarat
bagi kemubahan menyumbangkan organ tubuh pada saat seseorang masih hidup, ialah bahwa
organ yang disumbangkan bukan merupakan organ vital yang menentukan kelangsungan
hidup pihak penyumbang, seperti jantung, hati, dan kedua paru-paru. Hal ini dikarenakan
penyumbangan organ-organ tersebut akan mengakibatkan kematian pihak penyumbang, yang
berarti dia telah membunuh dirinya sendiri. Padahal seseorang tidak dibolehkan membunuh
dirinya sendiri atau meminta dengan sukarela kepada orang lain untuk membunuh dirinya.
Allah SWT berIirman :
'Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian. (QS. An Nisaa` : 29)
Allah SWT berIirman pula :
'.dan janganlah kalian membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan
dengan sesuatu (sebab) yang benar. (QS. Al An`aam : 151)
Keharaman membunuh orang yang diharamkan Allah (untuk membunuhnya) ini
mencakup membunuh orang lain dan membunuh diri sendiri. Imam Muslim meriwayatkan
dari Tsabit bin Adl Dlahaak RA yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda : '.dan
siapa saja yang membunuh dirinya sendiri dengan sesuatu (alat/sarana), maka Allah akan
menyiksa orang tersebut dengan alat/sarana tersebut dalam neraka Jahannam.
Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah RA yang
mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
'Siapa saja yang menjatuhkan diri dari sebuah gunung dan membunuh dirinya sendiri, maka
dia akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam.
Demikian pula seorang laki-laki tidak dibolehkan menyumbangkan dua testis (zakar),
meskipun hal ini tidak akan menyebabkan kematiannya, sebab Rasulullah SAW telah
melarang pengebirian/pemotongan testis (al khisha`), yang akan menyebabkan kemandulan.
Imam Bukahri meriwayatkan dari Abdullah bin Mas`ud RA, dia berkata :
'Kami dahulu pernah berperang bersama Nabi SAW sementara pada kami tidak ada isteri-
isteri. Kami berkata, Wahai Rasulullah bolehkah kami melakukan pengebirian ?` Maka
beliau melarang kami untuk melakukannya.
Hukum ini dapat diterapkan juga untuk penyumbangan satu buah testis, kendatipun
hal ini tidak akan membuat penyumbangnya menjadi mandul. Ini karena sel-sel kelamin yang
terdapat dalam organ-organ reproduktiI yaitu testis pada laki-laki dan indung telur pada
perempuan merupakan substansi yang dapat menghasilkan anak, sebab kelahiran manusia
memang berasal dari sel-sel kelamin. Dalam testis terdapat sel-sel penghasil sel-sel sperma
mengingat testis merupakan pabrik penghasil sel sperma. Dan testis akan tetap menjadi
tempat penyimpanan yakni pabrik penghasil sel sperma dari sel-selnya baik testis itu tetap
pada pemiliknya atau pada orang yang menerima transplantasi testis dari orang lain.
Atas dasar itu, maka kromosom anak-anak dari penerima transplantasi testis, sebenarnya
berasal dari orang penyumbang testis, sebab testis yang telah dia sumbangkan itulah yang
telah menghasilkan sel-sel sperma yang akhirnya menjadi anak. Karena itu, anak-anak yang
dilahirkan akan mewarisi siIat-siIat dari penyumbang testis dan tidak mewarisi sedikitpun
siIat-siIat penerima sumbangan testis. Jadi pihak penyumbang testislah yang secara biologis
menjadi bapak mereka. Maka dari itu, tidak dibolehkan menyumbangkan satu buah
testis, sebagaimana tidak dibolehkan pula menyumbangkan dua buah testis. Sebab,
menyumbangkan dua buah testis akan menyebabkan kemandulan pihak penyumbang. Di
samping itu, menyumbangkan satu atau dua buah testis akan menimbulkan pencampuradukan
dan penghilangan nasab. Padahal Islam telah mengharamkan hal ini dan sebaliknya telah
memerintahkan pemeliharaan nasab. Imam Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibnu Abbas
RA, dia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda : 'Siapa saja yang menghubungkan
nasab kepada orang yang bukan ayahnya, atau (seorang budak) bertuan (loyal/taat) kepada
selain tuannya, maka dia akan mendapat laknat dari Allah, para malaikat, dan seluruh
manusia.
Imam Ibnu Majah meriwayatkan pula dari Utsman An Nahri RA, dia berkata, 'Aku
mendengar Sa`ad dan Abu Bakrah masing-masing berkata,`Kedua telingaku telah mendengar
dan hatiku telah menghayati sabda Muhammad SAW :
'Siapa saja yang mengaku-ngaku (sebagai anak) kepada orang yang bukan bapaknya,
padahal dia tahu bahwa orang itu bukan bapaknya, maka surga baginya haram.
Demikian pula Islam telah melarang seorang wanita memasukkan ke dalam kaumnya
nasab yang bukan dari kaumnya, dan melarang seorang laki-laki mengingkari anaknya
sendiri. Imam Ad Darimi meriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa dia mendengar
Rasulullah SAW bersabda tatkala turun ayat li`an :
'Siapa saja perempuan yang memasukkan kepada suatu kaum nasab (seseorang) yang bukan
dari kalangan kaum itu, maka dia tidak akan mendapat apa pun dari Allah dan Allah tidak
akan pernah memasukkannya ke dalam surga. Dan siapa saja laki-laki yang mengingkari
anaknya sendiri padahal dia melihat (kemiripan)nya, maka Allah akan tertutup darinya dan
Allah akan membeberkan perbuatannya itu di hadapan orang-orang yang terdahulu dan
kemudian (pada Hari Kiamat nanti).
2. Hukum Transplantasi Dari Donor Yang Telah Meninggal :
Hukum tranplanstasi organ dari seseorang yang telah mati berbeda dengan hukum
transplantasi organ dari seseorang yang masih hidup. Untuk mendapatkan kejelasan
hukum trasnplantasi organ dari donor yang sudah meninggal ini, terlebih dahulu harus
diketahui hukum pemilikan tubuh mayat, hukum kehormatan mayat, dan hukum keadaan
darurat. Mengenai hukum pemilikan tubuh seseorang yang telah meninggal, kami
berpendapat bahwa tubuh orang tersebut tidak lagi dimiliki oleh seorang pun. Sebab dengan
sekedar meninggalnya seseorang, sebenarnya dia tidak lagi memiliki atau berkuasa terhadap
sesuatu apapun, entah itu hartanya, tubuhnya, ataupun isterinya. leh karena itu dia tidak lagi
berhak memanIaatkan tubuhnya, sehingga dia tidak berhak pula untuk menyumbangkan salah
satu organ tubuhnya atau mewasiatkan penyumbangan organ tubuhnya. Berdasarkan
hal ini, maka seseorang yang sudah mati tidak dibolehkan menyumbangkan organ tubuhnya
dan tidak dibenarkan pula berwasiat untuk menyumbangkannya. Sedangkan mengenai
kemubahan mewasiatkan sebagian hartanya, kendatipun harta bendanya sudah di luar
kepemilikannya sejak dia meninggal, hal ini karena Asy Syari` (Allah) telah mengizinkan
seseorang untuk mewasiatkan sebagian hartanya hingga sepertiga tanpa seizin ahli warisnya.
Jika lebih dari sepertiga, harus seizin ahli warisnya. Adanya izin dari Asy Syari` hanya
khusus untuk masalah harta benda dan tidak mencakup hal-hal lain. Izin ini tidak mencakup
pewasiatan tubuhnya. Karena itu dia tidak berhak berwasiat untuk menyumbangkan salah
satu organ tubuhnya setelah kematiannya. Mengenai hak ahli waris, maka Allah SWT
telah mewariskan kepada mereka harta benda si mayit, bukan tubuhnya. Dengan demikian,
para ahli waris tidak berhak menyumbangkan salah satu organ tubuh si mayit, karena mereka
tidak memiliki tubuh si mayit, sebagaimana mereka juga tidak berhak memanIaatkan tubuh si
mayit tersebut. Padahal syarat sah menyumbangkan sesuatu benda, adalah bahwa pihak
penyumbang berstatus sebagai pemilik dari benda yang akan disumbangkan, dan bahwa dia
mempunyai hak untuk memanIaatkan benda tersebut. Dan selama hak mewarisi tubuh si
mayit tidak dimiliki oleh para ahli waris, maka hak pemanIaatan tubuh si mayit lebih-lebih
lagi tidak dimiliki oleh selain ahli waris, bagaimanapun juga posisi atau status mereka.
Karena itu, seorang dokter atau seorang penguasa tidak berhak memanIaatkan salah satu
organ tubuh seseorang yang sudah meninggal untuk ditransplantasikan kepada orang lain
yang membutuhkannya. Adapun hukum kehormatan mayat dan penganiayaan terha-
dapnya, maka Allah SWT telah menetapkan bahwa mayat mempunyai kehormatan yang
wajib dipelihara sebagaimana kehormatan orang hidup. Dan Allah telah mengharamkan
pelanggaran terhadap kehormatan mayat sebagaimana pelanggaran terhadap kehormatan
orang hidup. Allah menetapkan pula bahwa menganiaya mayat sama saja dosanya dengan
menganiaya orang hidup. Diriwayatkan dari A`isyah Ummul Mu`minin RA bahwa
Rasulullah SAW bersabda :
'Memecahkan tulang mayat itu sama dengan memecahkan tulang orang hidup. (HR.
Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Hibban).
Imam Ahmad meriwayatkan dari Amar bin Hazm Al Anshari RA, dia berkata,Rasulullah
pernah melihatku sedang bersandar pada sebuah kuburan. Maka beliau lalu bersabda :
'Janganlah kamu menyakiti penghuni kubur itu !
Imam Muslim dan Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah RA, dia berkata bahwa
Rasulullah SAW telah bersabda :
'Sungguh jika seorang dari kalian duduk di atas bara api yang membakarnya, niscaya itu
lebih baik baginya daripada dia duduk di atas kuburan !
Hadits-hadits di atas secara jelas menunjukkan bahwa mayat mempunyai kehormatan
sebagaimana orang hidup. Begitu pula melanggar kehormatan dan menganiaya mayat adalah
sama dengan melanggar kehormatan dan menganiaya orang hidup. Dan sebagaimana tidak
boleh menganiaya orang hidup dengan membedah perutnya, atau memenggal lehernya, atau
mencongkel matanya, atau memecahkan tulangnya, maka begitu pula segala penganiayaan
tersebut tidak boleh dilakukan terhadap mayat. Sebagaimana haram menyakiti orang hidup
dengan mencaci maki, memukul, atau melukainya, maka demikian pula segala perbuatan ini
haram dilakukan terhadap mayat. Hanya saja penganiayaan terhadap mayat dengan
memecahkan tulangnya, memenggal lehernya, atau melukainya, tidak ada denda (dlamaan)
padanya sebagaimana denda pada penganiayaan orang hidup. Sebab Rasulullah SAW tidak
menetapkan adanya denda sedikit pun terhadap seseorang yang telah memecahkan tulang
mayat di hadapan beliau, ketika orang itu sedang menggali kubur. Rasulullah SAW hanya
memerintahkan orang itu untuk memasukkan potongan-potongan tulang yang ada ke dalam
tanah. Dan Rasulullah menjelaskan kepadanya bahwa memecahkan tulang mayat itu sama
dengan memecahkan tulang hidup dari segi dosanya saja. Tindakan mencongkel
mata mayat, membedah perutnya untuk diambil jantungnya, atau ginjalnya, atau hatinya, atau
paru-parunya, untuk ditransplantasikan kepada orang lain yang membutuhkannya, dapat
dianggap sebagai mencincang mayat. Padahal Islam telah melarang perbuatan ini. Imam
Bukhari telah meriwayatkan dari Abdullah bin Zaid Al Anshari ra, dia berkata, 'Rasulullah
SAW telah melarang (mengambil) harta hasil rampasan dan mencincang (mayat musuh).
Imam Ahmad, Imam Ibnu Majah, dan Imam An Nasai meriwayatkan dari ShaIwan
bin Asaal RA, dia berkata,Rasulullah SAW telah mengutus kami dalam sebuah sariyah
(divisi pasukan yang diutus Rasulullah), lalu beliau bersabda :
'Majulah kalian dengan nama Allah dan di jalan Allah. Maka perangilah orang-orang yang
kaIir terhadap Allah, dan janganlah kalian mencincang (mayat musuh), melakukan pengkhia-
natan, dan membunuh anak-anak !
Dengan penjelasan Iakta hukum mengenai pelanggaran kehormatan mayat dan
penganiayaan terhadapnya ini, maka jelaslah bahwa tidak dibolehkan membedah perut mayat
dan mengambil sebuah organnya untuk ditransplantasikan kepada orang lain. Ini karena
tindakan tersebut dianggap sebagai pelanggaran terhadap kehormatan mayat serta merupakan
penganiayaan dan pencincangan terhadapnya. Padahal melanggar kehormatan mayat dan
mencincangnya telah diharamkan secara pasti oleh syara`.
Keadaan Darurat
Keadaan darurat adalah keadaan di mana Allah membolehkan seseorang yang
terpaksa yang kehabisan bekal makanan, dan kehidupannya terancam kematian untuk
memakan apa saja yang didapatinya dari makanan yang diharamkan Allah, seperti bangkai,
darah, daging babi, dan lain-lain. Apakah dalam keadaan seperti ini dibolehkan
mentransplantasikan salah satu organ tubuh mayat untuk menyelamatkan kehidupan orang
lain, yang kelangsungan hidupnya tergantung pada organ yang akan dipindahkan kepadanya
? Untuk menjawab pertanyaan itu harus diketahui terlebih dahulu hukum darurat,
sebagai langkah awal untuk dapat mengetahui hukum transplantasi organ tubuh dari orang
yang sudah mati kepada orang lain yang membutuhkannya. Mengenai hukum darurat,
maka Allah SWT telah membolehkan orang yang terpaksa yang telah kehabisan bekal
makanan, dan kehidupannya terancam kematian untuk memakan apa saja yang didapatinya
dari makanan yang diharamkan Allah seperti bangkai, darah, daging babi, dan lain-lain
hingga dia dapat mempertahankan hidupnya. Allah SWT berIirman :
'Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagi kalian bangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam
keadaaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa atasnya. (QS. Al Baqarah : 173)
Maka orang yang terpaksa tersebut boleh memakan makanan haram apa saja yang
didapatinya, sehingga dia dapat memenuhi kebutuhannya dan mempertahankan hidupnya.
Kalau dia tidak mau memakan makanan tersebut lalu mati, berarti dia telah berdosa dan
membunuh dirinya sendiri. Padahal Allah SWT berIirman :
'Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian. (QS. An Nisaa` : 29)
Dari penjelasan di atas, dapatkah hukum darurat tersebut diterapkan dengan jalan
Qiyas pada Iakta transplantasi organ dari orang yang sudah mati kepada orang lain yang
membutuhkannya guna menyelamatkan kehidupannya ? Jawabannya memerlukan
pertimbangan, sebab syarat penerapan hukum Qiyas dalam masalah ini ialah bahwa illat
(sebab penetapan hukum) yang ada pada masalah cabang sebagai sasaran Qiyas yaitu
transplantasi organ harus juga sama-sama terdapat pada masalah pokok yang menjadi
sumber Qiyas yaitu keadaan darurat bagi orang yang kehabisan bekal makanan baik pada
illat yang sama, maupun pada jenis illatnya. Hal ini karena Qiyas sesungguhnya adalah
menerapkan hukum masalah pokok pada masalah cabang, dengan perantaraan illat pada
masalah pokok. Maka jika illat masalah cabang tidak sama-sama terdapat pada masalah
pokok dalam siIat keumumannya atau kekhususannya maka berarti illat masalah pokok
tidak terdapat pada masalah cabang. Ini berarti hukum masalah pokok tidak dapat diterapkan
pada masalah cabang. Dalam kaitannya dengan masalah transplantasi, organ yang
ditransplantasikan dapat merupakan organ vital yang diduga kuat akan dapat menyelamatkan
kehidupan, seperti jantung, hati, dua ginjal, dan dua paru-paru. Dapat pula organ tersebut
bukan organ vital yang dibutuhkan untuk menyelamatkan kehidupan, seperti dua mata, ginjal
kedua (untuk dipindahkan kepada orang yang masih punya satu ginjal yang sehat), tangan,
kaki, dan yang semisalnya. Mengenai organ yang tidak menjadi tumpuan harapan
penyelamatan kehidupan dan ketiadaannya tidak akan membawa kematian, berarti illat
masalah pokok yaitu menyelamatkan kehidupan tidak terwujud pada masalah cabang
(transplantasi). Dengan demikian, hukum darurat tidak dapat diterapkan pada Iakta
transplantasi. Atas dasar itu, maka menurut syara` tidak dibolehkan
mentransplantasikan mata, satu ginjal (untuk dipindahkan kepada orang yang masih
mempunyai satu ginjal yang sehat), tangan, atau kaki, dari orang yang sudah meninggal
kepada orang lain yang membutuhkannya. Sedangkan organ yang diduga kuat menjadi
tumpuan harapan penyelamatan kehidupan, maka ada dua hal yang harus diperhatikan
:Pertama, Illat yang terdapat pada masalah cabang (transplantasi) yaitu menyelamatkan
dan mempertahankan kehidupan tidak selalu dapat dipastikan keberadaannya, berbeda
halnya dengan keadaan darurat. Sebab, tindakan orang yang terpaksa untuk memakan
makanan yang diharamkan Allah SWT, secara pasti akan menyelamatkan kehidupannya.
Sedangkan pada transplantasi jantung, hati, dua paru-paru, atau dua ginjal, tidak secara pasti
akan menyelamatkan kehidupan orang penerima organ. Kadang-kadang jiwanya dapat
diselamatkan dan kadang-kadang tidak. Ini dapat dibuktikan dengan banyak Iakta yang
terjadi pada orang-orang yang telah menerima transplantasi organ. Karena itu, illat pada
masalah cabang (transplantasi) tidak terwujud dengan sempurna.Kedua, Ada syarat lain
dalam syarat-syarat masalah cabang dalam Qiyas, yaitu pada masalah cabang tidak
dibenarkan ada nash lebih kuat yang bertentangan dengannya (ta`arudl raajih), yang
berlawanan dengan apa yang dikehendaki oleh illat Qiyas. Dalam hal ini pada masalah
cabang yakni transplantasi organ telah terdapat nash yang lebih kuat yang berlawanan
dengan apa yang dikehendaki illat Qiyas, yaitu keharaman melanggar kehormatan mayat,
atau keharaman menganiaya dan mencincangnya. Nash yang lebih kuat ini, bertentangan
dengan apa yang dikehendaki oleh illat masalah cabang (transplantasi organ), yaitu
kebolehan melakukan transplantasi. Berdasarkan dua hal di atas, maka tidak
dibolehkan mentransplantasikan organ tubuh yang menjadi tumpuan harapan penyelamatan
kehidupan seperti jantung, hati, dua ginjal, dua paru-paru dari orang yang sudah mati yang
terpelihara darahnya (ma`shumud dam) baik dia seorang muslim, ataupun seorang dzimmi*,
seorang mu`ahid**, dan seorang musta`min*** kepada orang lain yang kehidupannya
tergantung pada organ yang akan ditransplantasikan kepadanya.
-*dzimmi adalah orang kaIir warga negara KhilaIah Islamiyah.**mu`ahid adalah
seseorang warga negara tertentu yang mempunyai perjanjian dengan KhilaIah.***musta`min
adalah orang yang mendapat jaminan keamanan dari KhilaIah.
!awaban dlkuLlp darl
Abdul Cadlm Zallum
Pukmu Asy Syar'l fl Al lsLlnsakh naqlul A'dlaa' Al l[hadl ALhfaalul Anablb A[hlzaLul ln'asy ALh
1hlbblyah Al Payah wal MauL
Penerbit : Darul Ummah, Beirut, Libanon, Cetakan I, 1418/1997, 48 hal.Penerjemah :
Sigit Purnawan Jati, S.Si.Penyunting : Muhammad Shiddiq Al Jawi
Transplantasi Urgan demi Kelangsungan Hidup Manusia..!
Posted by agorsiloku pada Januari 3, 2007
Prof Dr dr Nukman MoeIoek Sp AndKetua Bagian BioIogi Kedokteran, FakuItas Kedokteran
Universitas Indonesia.
TRAN$PANTA$I dapat dilakukan dari satu spesies yang sama-disebut alotransplantasi-atau
dari spesies berbeda yang disebut xenotransplantasi. Alotransplantasi pada manusia telah
terbukti bisa mengatasi berbagai gangguan kesehatan.
Sayang sekali, sumber jaringan atau organ manusia untuk ditransplantasikan sangat sedikit sehingga
terjadi antrean panjang untuk mendapatkan jaringan atau organ donor. Karena itu banyak ahli
memikirkan kemungkinan menggunakan binatang sebagai sumber organ dan jaringan untuk
ditransplantasikan. Keuntungan terbesar jika dapat menggunakan sel, jaringan, atau organ binatang-
berarti xenotransplantasi-adalah tidak terbatasnya sumber donor. Mau tidak mau, di masa depan
manusia makin membutuhkan pertolongan transplantasi organ dari binatang.
Sampai saat ini penggunaan katup jantung dari -a-i sudah rutin. Penelitian kedokteran sekarang
sedang meneliti apakah sel-sel binatang juga dapat digunakan untuk menolong pankreas manusia
memproduksi insulin. Juga mungkin dalam waktu tidak terlalu lama menggunakan kulit dari -a-i
untuk menolong orang menderita luka bakar berat.
Meski sekarang belum ada yang menerima transplantasi organ jantung, hati, atau ginjal -a-i,
masalah xenotransplantasi sudah menjadi perdebatan hangat. Di Jerman sekitar 11.000 orang masih
menunggu untuk transplantasi organ, padahal kemampuan mentransplantasikan organ hanya sekitar
3.000 setahun, baik di Jerman maupun nggris. Di Amerika Serikat sekitar 53.000 orang menunggu
proses transplantasi.
PeneIitian yang diIakukan
O %ranpIantasi dari manusia ke manusia teIah -anyak diIakukan. Risiko utama
pada penerima transpIantasi adaIah penoIakan karena respons imun.
Pada transplantasi dari manusia ke manusia (alotransplantasi), penolakan ini sebagian besar dapat
diatasi dengan penyesuaian donor dan penerima, disertai dengan pemberian obat yang menekan
respons imun.
#isiko penolakan pada xenotransplantasi lebih berat karena perbedaan antara donor dan penerima
jauh lebih besar. Kalau xenotranplantasi menjadi pilihan untuk terapi pada manusia, maka diperlukan
penelitian yang meliputi preklinik dan klinik.
Pada preklinik, dilakukan penelitian dari binatang ke binatang. Jadi, prosedur xenotransplantasi diuji
pada binatang, contohnya transplantasi ginjal -a-i ke baboon. Pada penelitian klinik, diuji produk
binatang pada manusia, misalnya, transplantasi sel otak -a-i ke manusia. Australia yang cukup maju
meneliti xenotransplantasi ini ternyata juga belum begitu jauh kemajuannya. Soalnya, prosedur ini
memang harus dilakukan secara hati-hati sesuai standar yang ditetapkan National Health and
Medical #esearch Council (NHM#C) yang baru diedarkan Juli 2002.
Harus diakui, binatang donor yang paling menguntungkan dan memungkinkan adalah -a-i karena
bereproduksi secara cepat dan anaknya banyak, organnya berukuran kurang lebih sama dengan
manusia, mudah membuatnya dalam kondisi bebas patogen, rendahnya risiko membawa patogen
yang menginfeksi manusia (lebih kecil daripada menggunakan kera atau monyet), dan metabolisme
-a-i yang mirip manusia. Selain itu -a-i secara genetik dapat dimanipulasi untuk mengurangi resiko
penolakan.
Risiko xenotranspIantasi
O Resiko utama penerima transpIantasi adaIah penoIakan karena respons imun
pasien.
Pada transplantasi dari manusia ke manusia (alotransplantasi), penolakan sebagian besar telah
dapat diatasi dengan tissue matching penyesuaian donor dan penerima dan dengan pemberian obat
kepada penerima yang dapat menekan respons imun.
#isiko penolakan pada xenotransplantasi lebih berat karena perbedaan antara donor dan penerima
jauh lebih besar. Xenotransplantasi juga dapat mentransmisikan infeksi (seperti virus) dari binatang
ke manusia. Retrovirus menjadi perhatian utama karena banyak contoh virus pindah dari satu
spesies ke spesies lain dan saling menginfeksi.
Retrovirus tidak selalu menimbulkan tanda atau gejala penyakit yang jelas pada awalnya. Kalau ada
retrovirus saat xenotransplantasi dan menginfeksi penerima, ia dapat menyebar dan bisa menjadi
pembawa infeksi pada populasi yang luas sebelum terjadi infeksi nyata.
Primata bukan manusia (kera dan monyet) tidak baik untuk sumber transplantasi binatang ke
manusia karena hubungannya yang sangat erat ke manusia akan meningkatkan risiko virus
bertransmisi antar spesies.
Virus yang paling perlu diperhatikan pada xenotransplantasi menggunakan -a-i adalah porcine
endogenous retrovirus (PE#V). PE#V ada di dalam hampir semua strain -a-i dan tidak dapat
dihilangkan dengan meningkatkan -a-i dalam kondisi steril. Meskipun PE#V inaktif, dan karena itu
tidak berbahaya di dalam -a-i, dikhawatirkan transplantasi ke manusia dapat mengaktifkan virus,
menimbulkan penyakit baru, dan dapat menyebar luas pada orang yang dekat pada penerima
transplantasi.
PE#V dapat menginfeksi sel manusia dalam laboratorium, menandakan kemungkinan ia dapat
menginfeksi manusia melalui xenotransplantasi. Akan tetapi, menurut NHM#C, penelitian dari sekitar
150 orang yang tersebar luas di dunia yang ditransplantasi dengan jaringan -a-i atau sel -a-i
menunjukkan tidak terdapat kejadian infeksi virus atau infeksi lain yang berasal dari -a-i.
MinimaIisasi risiko
O Meskipun ke-anyakan -a-i mem-awa PERV, tetapi sekurangnya satu strain
"minipigs" tidak mem-awanya sehingga peneIitian diarahkan ke pada strain ini
untuk xenotranspIantasi agar supaya mengurangi risiko infeksi terhadap
penerima.
Menurut NHM#C, penelitian transplantasi dari binatang ke manusia tidak akan disetujui kecuali
terdapat kebijakan pengontrol infeksi yang memadai di rumah sakit tempat transplantasi dilakukan. ni
untuk mencegah penularan infeksi dari penerima xenotransplantasi ke orang lain di rumah sakit.
Karena konsekuensi jangka panjang xenotransplantasi belum dapat diketahui untuk beberapa tahun
mendatang, maka transplantasi dengan sel, jaringan, atau organ dari spesies lain perlu dipantau
secara hati-hati dan terus-menerus. Karena itu setiap penerima transplantasi perlu diberitahu
mengenai risiko potensi penyakit infeksi terhadap mereka sendiri dan terhadap lingkungannya serta
diminta untuk mendukung pemantauan jangka panjang.
Penelitian xenotransplantasi dari binatang ke manusia yang telah dilakukan saat ini di Australia
adalah suatu penelitian penyaringan darah melalui hati bioartificial pada 3 peserta.
NHM#C melaporkan bahwa saat ini xenotransplantasi sedang dilakukan di Amerika Serikat dan
Eropa. Penelitian ini melibatkan transplantasi sel saraf fetus untuk pengobatan penyakit parkinson,
demikian juga prosedur perfusi hati dan kultur kulit.
Suatu penelitian kecil sel pulau Langerhans fetus -a-i untuk diabetus tipe telah dilakukan pada dua
pasien di Selandia Baru. Namun, penelitian lanjutannya ditolak di Selandia Baru karena takut akan
terjadinya infeksi PE#V.
Banyak negara Eropa telah memutuskan penelitian xenotransplantasi harus di bawah penuntun yang
telah disetujui. Menurut Badan Pekerja Xenotransplantasi NHM#C, yang terbaik untuk Australia
adalah mengizinkan penelitian secara hati-hati di bawah petunjuk dengan memperhatikan masalah
etik, melindungi peserta yang mengikuti penelitian, dan menjamin keamanan usaha perlindungan
masyarakat.
Binatang transgenik
O Usaha Iain yang diIakukan saat ini untuk mengurangi risiko penoIakan adaIah
dengan mengkaji -inatang transgenik.
Penolakan utama pada xenotransplantasi adalah penolakan hiperakut. Penolakan ini terjadi karena
hiperakut menolak gula galaktosa yang diproduksi -a-i sehingga mengakibatkan rusaknya pembuluh
darah manusia.
Karena itu dengan rekayasa genetika diupayakan diperoleh -a-i "knock out yang tidak mempunyai
gen galtransferase. Dengan demikian, -a-i tersebut tidak dapat mensintesis enzim galactosyl
transferase dan akhirnya tidak dapat membuat galaktosa. Hasil penelitian terakhir adalah
dihasilkannya lima anak -a-i yang kekurangan gen galtransferase, namun hanya empat yang tetap
hidup. Sekarang sedang diusahakan menghasilkan -a-i yang sama sekali tidak mengandung gen
galtransferase dengan teknik hibrida biasa.
Penelitian penting lain yang juga perlu dilakukan adalah penambahan gen pada binatang yaitu gen
penghambat komplemen (complement inhibitor gene) dan gen yang terlibat dalam restoring koagulasi
normal untuk mencegah penolakan organ dalam jangka panjang (4). Juga mekanisme rejeksi lainnya
meliputi penolakan tipe lambat (xenograft delayed) yang terjadi dalam beberapa hari ketika antibodi,
makrofag, dan natural killer cells menyerang organ. #ejeksi kronis T cell mediated dapat terjadi
bulanan atau tahunan.
Kalau pada alotransplantasi manusia ke manusia dapat dikontrol dengan imunsupresi jangka
panjang, mungkin hal ini tidak cukup untuk xenotranplantasi. Manusia dan primata lainnya dilindungi
oleh antibodi yang menetralisasi virus. Menghilangkan gen yang menyebabkan penolakan hiperakut
mungkin juga menghilangkan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virus -a-i.
Perkem-angan terakhir
O asiI xenotranspIantasi terakhir diIaporkan dari Kongres PerkumpuIan
%ranspIantasi InternasionaI di Miami, Agustus 2002, dan Iaporan CDC (CentraI
for Disease ControI, AS).
Disebutkan pelayanan klinik xenotransplantasi rutin saat ini masih jauh. Beberapa penelitian klinik
belum berhasil. Perlu dilakukan banyak penelitian dan tidak berarti tidak ada kemajuan.
Sampai saat ini belum ada produk xenotransplantasi yang disetujui FDA Amerika Serikat. Beberapa
aplikasi telah mencapai penelitian klinik fase 3. Tidak terdapat kejadian infeksi yang berhubungan
dengan penelitian ini pada penelitian yang dipantau FDA.
Penelitian sel pankreas -a-i yang ditransplantasikan kepada 12 remaja penderita diabetus membuat
satu orang telah bebas penyuntikan insulin beberapa bulan kemudian, lima orang dosis penyuntikan
insulinnya dapat dikurangi, dan enam orang lagi tidak ada perubahan. Namun, kontroversi muncul
karena data masih sangat awal dan tidak ada data perbandingan dengan sampel dewasa yang
membutuhkan insulin. Perbandingan ini penting karena kebutuhan insulin sering berfluktuasi pada
kelompok tersebut dan perbaikan mungkin tidak berhubungan dengan transplantasi.
Kontroversi lain adalah penelitian dilakukan pada manusia sebelum dilakukan penelitian preklinik
pada primata bukan manusia. Umur sampel penelitian juga ada yang masih di bawah empat tahun.
Sponsor sebenarnya telah ditolak izinnya untuk meneliti di Kanada dan Selandia Baru karena tidak
memiliki penelitian preklinik dan alasan lainnya, sehingga kemudian memindahkan penelitiannya ke
Meksiko.
Badan Pekerja Xenotransplantasi NHM#C telah mengusulkan bahwa ke depan penelitian klinik
xenotransplantasi harus diawasi suatu komite nasional untuk menjamin bahwa penelitian klinik yang
diajukan adekuat dan dapat dimonitor sesuai petunjuk yang disetujui.
Dengan demikian, usulan penelitian harus disetujui oleh komite nasional sebelum mereka dapat
dipertimbangkan oleh komite etik penelitian manusia pada institusi di mana penelitian akan dilakukan.
Ini kutipan dari Kompas, #abu, 07 Mei 2003, 10:15 WB
http://www.kompas.com/kesehatan/news/0305/07/101301.htm
Dua dasawarsa terakhir ini penggunaan babi sebagai media untuk transplantasi organ dari
hewan kepada manusia (xenotransplantasi) intensive dilakukan. ModiIikasi gen babi agar
organ yang dihasilkan seperti ginjal dan jantung dapat dicangkok ke tubuh manusia.
Teknologi rekayasa genetik dengan cara mentransIer gen manusia ke babi dilakukan agar
babi yang dihasilkan memiliki organ tubuh yang dapat diterima oleh tubuh manusia.
Penelitian mengungkapkan bahwa ternyata DNA babi mempunyai kesamaan yang tinggi,
baik dilihat dari segi Iisiologis maupun genetis dengan manusia. Contohnya urutan kesamaan
DNA babi mencapai 98,9 dengan manusia. Tingkat kesamaan genetika yang tinggi
memungkinkan babi dan manusia mempunyai kesamaan penyakit dan kelainan genetika,
yang berakibat penyakit yang menyerang babi bisa menyerang manusia. Sebagai contoh
adalah wabah ebola yang menyerang babi di Philipina, menunjukkan penularan penyakit
ebola dari babi ke manusia tinggal menunggu waktu.
Kedekatan genetik antara babi dan manusia adalah 'sala sa9: kem:ngkinan`
diharamkannya babi karena terkait dengan kanibalisme bagi pemakannya. Rahasia Allah
SWT perlahan akan terbuka. Namun apabila kita sebagai manusia yang memiliki
keterbatasan ternyata tidak juga mampu menguak rahasia Allah SWT, siapa tahu Allah SWT
hanya menguji keteguhan iman manusia sebagai khaliIah dimuka bumi untuk mematuhi
setiap larangan-Nya. Siapa tahu, bukan?. Allah SWT mengetahui segalanya.
hLLp//kesehaLankompaslanacom/medls/2011/06/18/bablharammenuruLalquranLaplapa
sebabnya/
A8A llmuwan pun berusaha keras mencarl alLernaLlf MonyeL dan babl
men[adl plllhan uarl berbagal percobaan dan penellLlan yang dllakukan
secara Lerus menerus Lampaknya babl leblh men[an[lkan darlpada monyeL
ada Lahun 1993 1he !apan 1lmes edlsl 1 !ull 1993 menulls cerlLa
LenLang seorang senaLor Amerlka SerlkaL yang kaLup [anLungnya berasal
darl babl lnl merupakan salah saLu conLoh keberhasllan LransplanLasl
organ babl ke manusla

namun pencangkokan organ babl ke manusla maslh mengalaml banyak kendala
sehlngga belum dapaL dlgunakan sebagal operasl ruLln ulkeLahul saLu dl
anLara kendalanya adalah adanya proLeln alpha 13galacLose pada
permukaan sel babl Adanya se[enls karbohldraL lnl membuaL kegagalan
pencangkokan [arlngan aLau organ babl ke Lubuh manusla karena sel
manusla mempunyal anLlbodl yang menguslr karbohldraL lLu SlsLem
penolakan lnl dlkenal dengan nama hyperacuLe re[ecLlon aLau dlslngkaL
PA8 1ldaklah mengherankan apablla seLlap perusahaan yang bergerak dalam
pencangkokan organ selalu berupaya keras merancang sLraLegl unLuk dapaL
mengaLasl PA8 LersebuL

8elum lama lnl Llm penellLl darl perusahaan bloLeknologl nexLran membuaL
babl Lransgenlk yang mampu mengekspreslkan proLeln manusla roLeln lnl
sangaL berperan penLlng dalam slsLem perLahanan Lubuh (lmmune sysLem)
uengan Lerekspreslnya proLeln LersebuL dalam organ babl organ babl
men[adl dapaL dlLerlma slsLem perLahanan Lubuh manusla

kemudlan pada bulan MareL 2000 L 1herapeuLlcs lnc (suaLu perusahaan
bloLeknologl) mengumumkan kelahlran babl hasll klonlng yang perLama dl
dunla lnl membuaL opLlmls para ahll unLuk men[adlkan Lernak babl
sebagal pabrlk organ unLuk dlcangkokkan ke manusla karena perekayasaan
Lernak babl secara geneLls men[adl semakln mudah dllakukan Melalul
pembuaLan babl klonlng saLu deml saLu gen babl dlhllangkan dan dlganLl
dengan gen manusla uengan demlklan seluruh organ babl yang sudah
dlslslpl gen manusla lLu nanLlnya dapaL dlcangkokkan ke manusla

enellLlan lnLenslf pada babl rupanya mengundang proLes keras darl
lembaga nonpemerlnLah yang bergerak dalam bldang kese[ahLeraan hewan
SuaLu asoslasl berbendera uncaged Campalgns yang berbasls dl lnggrls
mengklalm bahwa sudah LercaLaL 10000 ekor babl Lerbunuh unLuk
penellLlan mengenal xenoLransplanLasl !umlah lnl [auh meleblhl [umlah
monyeL yang dlbunuh unLuk penellLlan sama (yalLu hanya 300 ekor) ara
akLlvls Lldak rela hewan babl dlgunakan sebagal hewan percobaan karena
hal lLu melanggar perlkehewanan

AkLlvls proLes keras Lerhadap prakLlk [ual bell organ manusla keLlka
bloLeknologl rekayasa geneLlk akan mampu mengaLasl hal lLu dengan
merekayasa Lernak babl agar organnya dapaL dlgunakan sebagal pengganLl
organ manusla akLlvls [uga memroLes Selalu sa[a ada prokonLra
Lerhadap keberhasllan para ahll dalam menclpLakan Leknologl rekayasa
geneLlk walaupun berLu[uan deml kese[ahLeraan manusla [uga


***

8ACl sebaglan orang ada yang berLanya pula kenapa harus merekayasa
Lernak babl dan kenapa Lldak menggunakan Lernak laln? lnl LerkalL dengan
sLaLus haram yang dllabelkan pada babl bagl umaL lslam uaLa molekuler
memang menun[ukkan LerdapaL banyak kesamaan anLara babl dan manusla
Cleh karena lLu upaya para ahll menyedlakan organ babl bagl manusla
yang memerlukannya Lerus dllakukan

uarl uralan dl aLas [elas Lersedlanya babl Lransgenlk (balk melalul
cara konvenslonal mlkroln[eksl maupun cara klonlng) merupakan prasyaraL
muLlak bagl keberhasllan pencakokan organ babl ke Lubuh manusla ul masa
mendaLang unLuk mencukupl kebuLuhan manusla yang memerlukan pengganLlan
aLau perbalkan organ banyak babl Lransgenlk harus dlclpLakan 8abl
Lransgenlk lnl membawa gen manusla (dan bukan gen lalnnya) uengan
demlklan daglng babl akan mengandung berbagal enslm aLau proLeln
manusla sebagal produk akhlr gen manusla yang LerdapaL dl dalam selsel
babl uaglng semacam lnl LenLu Lldak sehaL dan bahkan dapaL memberlkan
efek negaLlf bagl manusla yang memakannya

1anpa sepengeLahuan klLa gen manusla yang LerdapaL dl dalam babl
Lransgenlk LersebuL dapaL berplndah ke babl normal melalul perkawlnan
Cen dlLurunkan darl generasl ke generasl sehlngga gen manusla yang
dlbawa babl Lransgenlk [uga dlplndahkan secara alaml ke keLurunannya
ArLlnya Lldak menuLup kemungklnan bahwa babl nonLransgenlk akan
LerkonLamlnasl gen manusla dan seperLl pada vlrus AluS penyebaran gen
manusla dl dalam sel babl melalul perkawlnan blsa sa[a mendunla lnl
[uga membahayakan kesehaLan manusla apablla mereka makan daglng babl
yang LerkonLamlnasl gen manusla

lnlkah penyebab lahlrnya larangan memakan daglng babl yalLu supaya
Lerhlndar darl halhal yang mungkln malah meruglkan manusla sendlrl? lnl
suaLu wacana yang dapaL dlperdebaLkan oleh slapa sa[a khususnya umaL
lslam ada saLu slsl kema[uan Leknologl Lldak dapaL dlbendung dan akan
Lerus berkembang pesaL ul slsl laln para rohanlwan perlu mencermaLl dan
memperlngaLkan mereka apablla berLlndak Lerlalu [auh

* ur Muladno penellLl dan sLaf penga[ar lakulLas eLernakan l8 8ogor

nonLexL porLlons of Lhls message have been removed
hLLp//wwwkompascom/kompas2uceLak/0103/13/lpLek/Lran22hLm
hLLp//blogulnmalangacld/bayylnaLul/2010/07/09/LransplanLaslorgan/

Anda mungkin juga menyukai