Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PJOK

(ATLET PENCAK SILAT)

Ragita Cahya Clevera


Manurung
VII C
SMP SINT CAROLUS
Pipiet Kamilia
Pipiet Kamelia adalah pesilat
Indonesia. Ia merupakan peraih
medali emas pada nomor tanding
putri pada Pesta Olahraga Asia
2018 yang diselenggarakan di
Jakarta, Indonesia
LAHIR: 6 Januari 1995
Pipiet Kamelia, merupakan salah satu perempuan berhijab yang
mampu menginspirasi muslimah lainnya. Sibuk menjalani profesi
sebagai seorang atlet pencak silat bukanlah penghalang dalam
menunaikan kewajiban sebagai perempuan muslimah. Justru hal
tersebut merupakan bukti bahwa perempuan berhijab bisa tetap aktif
dan mampu berpreprestasi.

Salah satu pembuktian diri dari Pipiet sebagai seorang atlet pencak
silat adalah medali emas yang diraihnya pada ajang Asian Games
2018 dengan meraih medali emas untuk cabang pencak silat kelas 60-
65 kilogram putri. Berbagai gelar juara juga telah diraihnya, seperti
misalnya medali emas di Kejuaraan Malaysia Open 2017, dan meraih
Best Female Athlete Asian 2017.
Ajang Asian Games 2018 merupakan momen yang sangat berkesan
bagi Pipit Kamelia. Untuk mempersiapkan diri di ajang tersebut Pipit
harus menjalani masa karantina di Solo selama kurun waktu tiga
tahun dan harus meninggalkan keluarga serta absen dari kampus.
Pipiet Kamelia merasa bangga ketika berhasil menyumbangkan emas
untuk Indonesia. Sebagai seorang atlet perempuan berhijab, Pipiet
merasa bangga  karena saat ini mulai bermunculan atlet berhijab dari
berbagai cabang olahraga lain yang berani menunjukkan
kemampuannya.
Sumber: https://mediaindonesia.com/read/detail/247243-pipiet-kamelia-berhijab-
harumkan-indonesia-lewat-pencak-silat

Hanifan Yudani Kusumah


Hanifan Yudani Kusumah
adalah seorang pesilat
Indonesia. Dia
memenangkan medali
emas di Asian Games
2018, setelah sebelumnya
memenangkan medali
perunggu dalam SEA
Games 2017
Lahir: 25 Oktober 1997
Hanifan lahir di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 25 Oktober 1997.
Ayahnya Dani Wisnu merupakan seorang pesilat dan ikut dalam
pelatnas tahun 2005, dan telah mulai melatih Hanifan pencak silat ketika
Hanifan berada di kelas 2 SD. Ibu Hanifan, Dewi Yanti Kosasih juga
merupakan seorang pesilat yang telah bertanding dalam kompetisi
internasional. Belakangan, Hanifan bergabung ke Perguruan Silat
Tadjimalela
Dia pertama kali berpartisipasi dalam kompetisi pada tahun 2010, ketika
ia memenangkan medali perak dalam kompetisi antar siswa Tadjimalela
di Banten, Jawa Barat dan Jakarta.
Dalam Pekan Olahraga Nasional 2016, Hanifan memenangkan medali
emas. Pada tahun itu juga, Hanifan memenangkan kejuaraan dunia silat
di Denpasar.
Hanifan adalah bagian dari kontingen Indonesia dalam Asian Games
2018, di mana ia ikut kelas C (55-60 kg). Pada tanggal 29 Agustus, ia
mengalahkan pesilat Vietnam Thai Nguyễn Linh 3-2 untuk
memenangkan emas ke-29 untuk kontingen Indonesia dan ke-13 dari
cabang pencak silat.
Setelah menerima medali emas, Hanifan menuju ke bagian VIP di
mana Presiden Indonesia Joko Widodo dan Prabowo Subianto, sebagai
kepala dari Asosiasi Pencak Silat Indonesia, hadir. Setelah bersalaman
dengan wakil presiden Jusuf Kalla, Hanifan memeluk Jokowi dan
Prabowo sambil terselimut bendera Indonesia, menyebabkan penonton
untuk bertepuk tangan dan bersorak-sorai.

Puspa Arumsari
Puspa Arumsari adalah pesilat putri
Indonesia. Dia adalah peraih medali emas
pada Kejuaraan Dunia 2016 yang digelar
di Jakarta. Puspa mewakili Indonesia
pada Pesta Olahraga Asia 2018 dan
berhak atas medali emas pada nomor
Seni Tunggal dimana Pencak Silat
meruoakan cabang olahraga baru Pesta
Olahraga Asia 2018

Lahir: 10 Maret 1993


Puspa Arumsari atau yang akrab disapa Dara merupakan gadis
kelahiran Jakarta, 10 Maret 1993 yang berhasil meraih emas pada seni
tunggal putri pencak silat SEA Games 2019 di Filipina dengan total
nilai 467 poin mengungguli pesilat tuan rumah, Mary Francine Padios
dan pesilat Brunei Darussalam, Anisah Najihah Abdullah. Di
lingkungan keluarga, Dara terkenal sebagai wanita yang pemberani
dan tomboy dengan memiliki sikap gigih, tangguh, dan ulet dalam
kesehariannya.
Kejuaraan pertamanya dilakukan saat SD dan Dara langsung keluar
sebagai juara. Hal tersebut berhasil diraihnya berkat kedisiplinan Dara
karena berlatih dengan giat.Dara pun mengungkapkan, dirinya bisa
berada pada titik ini berkat dukungan dari kedua orang tuanya. Sejak
dulu, orang tua Dara selalu mendukung hal apapun yang ditekuni oleh
Dara asalkan membawa pada hal yang positif.

Dengan menekuni pencak silat sejak SD, Dara yang disibuki dengan
latihan setiap harinya juga memiliki tanggung jawab untuk sekolah dan
menghasilkan nilai yang baik. Pulang latihan pukul 10 malam selalu
disempatkannya untuk belajar dan kembali melakukan aktivitas pagi
harinya untuk sekolah.Dulu, Dara pernah bercita-cita ingin
menjadi graphic desainer, maka dari itu, Dara pun berkuliah pada
program studi Desain Grafis di Politeknik Negeri Jakarta dan lulus
pada tahun 2014. Namun kini cita-cita tersebut berubah haluan seiring
dengan perkembangan dirinya sebagai atlet pencak silat.

Anda mungkin juga menyukai