Anda di halaman 1dari 8

Vania Archie, Pesenam Ritmik Cilik asal Surabaya yang

Kaya Prestasi

Berbekal keluwesan tubuh dalam mengolah gerakan tari balet,


Vania Archie Graciella Rachmadani mampu menjadi pesenam asal Jawa Timur
yang sarat prestasi. Meski telah menekuni balet sejak usia tiga tahun, tetapi Vania
akhirnya memutuskan untuk fokus sebagai atlet senam ritmik.
"Waktunya sering bentrok sama latihan senam. Ya sudah fokus di senam saja.
Lebih menyenangkan kalau senam," jelas Vania, yang ditemui Basra sebelum
latihan di kompleks Politeknik Penerbangan, Jumat (24/5).
Berbagai penghargaan telah diraih bocah 12 tahun ini selama menekuni senam
sejak 2015 silam. Tercatat, Vania pernah berjaya di ajang Olimpiade Olahraga
Siswa Nasional (O2SN), mulai dari tingkat kota hingga nasional pada 2017.
"Di tingkat kota dapat medali emas, tingkat provinsi juga dapat medali emas. Lalu
tingkat nasional yang diadakan di Medan dapat medali perak untuk kategori all
around dan perunggu untuk free hand nya," tukas siswi yang baru lulus dari SDN
1 Airlangga Surabaya ini.esar
Catatan prestasi Vania bukan hanya itu. Pada Kejuaraan Senam Nasional 2018 di
Surabaya, Vania meraih medali perak beregu (All Around). Lalu, pada Kejuaraan
Daerah Senam Provinsi Jatim Maret 2019 di Turen, Malang, dia berhasil meraih
Medali Emas Beregu (All Around).
Tak cuma di tingkat nasional, sulung dari dua bersaudara ini juga berprestasi di
level internasional. Salah satunya di ajang Malaysian International Ballet Grand
Prix 2017 yang berlangsung pada 25 November-1 Desember 2017, di mana Vania
meraih medali emas (Ensemble) ''Petite Clowns'' - Indonesia.
Untuk meraih sederet prestasi tersebut, Vania berlatih keras. Untuk terus
mengasah keterampilannya di bidang senam ritmik, Vania mengaku rela
menjalani latihan lima kali dalam seminggu dengandurasi 2,5 jam setiap latihan.

Peduli Lingkungan
Selain jago senam dan balet, Vania juga memiliki kepedulian tinggi terhadap
lingkungan. Buktinya, Vania aktif terlibat dalam berbagai kegiatan lingkungan di
sekolahnya. Bahkan, Vania merupakan salah satu duta lingkungan di sekolahnya.
Vania menjadi pegiat pengolahan sampah organik menjadi kompos dengan
keranjang takakura di sekolahnya. Ia pun masuk dalam 30 besar Festival Anak
Cerdas Indonesia 2017 yang diselenggarakan salah satu televisi swasta nasional,
mewakili Kota Surabaya.

Belum lama ini, Vania mendapat pengalaman mengharukan saat menjalankan


kegiatan sebagai duta lingkungan.
"Waktu itu Vania ikut bersih-bersih Pantai Kenjeran, terus Vania
nemu kura-kura yang makan sedotan. Dia kayak kesakitan gitu. Kasihan banget
kura-kuranya," kisah Vania.
Apa yang dijumpai Vania itu kian memotivasinya untuk tak lagi memakai tempat
minum ataupun makan sekali pakai. Vania juga menolak memakai sedotan.
Langkah Vania ini mendapat dukungan penuh dari keluarga.
"Untuk tempat minum Vania selalu pakai tumblr, dan tempat bekal makanannya
juga bukan yang sekali pakai. Sebagai orang tua tentu bangga Vania yang masih
belia sudah peduli lingkungan," ujar sang ayah, Arief Subekti, yang turut
mendampingi Vania saat wawancara berlangsung.
Kini, Vania sedang disibukkan untuk mendaftar sekolah ke jenjang SMP. Vania
menginginkan sekolah yang bisa mendukung kegiatannya sebagai atlet senam.
Selain itu, Vania juga tengah menyiapkan diri mengikuti seleksi Porprov Jatim
yang akan berlangsung pada bulan Juni mendatang.
Dua Atlet Senam Ritmik Lampung Sabet 5 Medali di PON XX
Papua

Sutjiati Kelanaritma Narendra berhasil meraih 3 medali di antaranya 2 medali


emas dan 1 medali perak. Sutjiati berhasil meraih emas perdananya di PON XX
Papua dari nomor perorangan bola putri dan nomor pita putri.Sutjiati berhasil
mengungguli atlet asal DKI Jakarta, Carla Febri Florentia yang harus puas dengan
medali perak dan atlet asal Jawa Barat, Triana Putri Amelia di posisi
ketiga.Sementara itu Tri Wahyuni berhasil meraih 2 medali di antaranya 1 medali
perak pada nomor gada serta 1 medali perunggu di semua nomor (bola, pita,
gada, dan simpai).Hingga Sabtu, 9 Oktober 2021 Provinsi Lampung sementara
telah berhasil mengoleksi total 16 medali di antaranya 7 medali emas, 4 medali
perak, dan 5 medali perunggu.
Dengan total 16 medali tersebut, Provinsi Lampung tetap mempertahankan
posisinya di 10 besar yaitu pada urutan ke-10 dari 34 Provinsi mengungguli
Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi. Sedangkan Jawa Barat menduduki
peringkat 1 dengan total medali sementara 201 medali. (*)
Alina Adilkhanova, Atlet Senam Ritmik Kazakhstan yang
Cantik dan Berprestasi
KAZAKHSTAN tampaknya menyimpan segudang atlet cantik dan juga berbakat.
Salah satunya adalah Alina Adilkhanova. Sosoknya berhasil mencuri perhatian
besar dari publik dunia karena selain cantik, ia juga berhasil menorehkan karier
gemilang di cabang olahraga (cabor) senam ritmik.
Di usia Alina yang masih sangat muda, prestasi manis memang telah berhasil
diukirnya. Atlet kelahiran 26 September 2001 itu bahkan diketahui bisa meraih
banyak medali emas saat mentas di ajang Asian Games 2018 yang digelar di
Jakarta, Indonesia.

Pesenam cantik ini, meraih dua medali emas di nomor individual Asian Games
2018. Tak berhenti sampai di situ, Alina juga turut berkontribusi atas diraihnya
medali emas Kazakhstan di nomor pertandingan tim.
Tak heran, pesenam cantik ini pun langsung mendapat sorotan besar dari publik,
tak hanya dari orang-orang Kazakstan tetapi juga masyarakat Tanah Air. Selain di
Asian Games sendiri, Alina juga telah mencatatkan pencapaian manis di
Kejuaraan Asia.
Pada keikutsertaannya di Kejuaraan Asia 2018 yang berlangsung di Kuala
Lumpur, Malaysia, atlet berusia 18 tahun itu bisa meraih tiga medali emas.
Prestasi manisnya membuat sosok Alina menjadi kian sempurna karena
wajahnya yang juga diketahui begitu menawan.
Membanggakan ,Atlet Senam Indonesia Meraih Prestasi
Memukau di jerman

Atlet Indonesia kembali berhasil mengharumkan nama bangsa di pentas


internasional. Prestasi membanggakan kali ini datang dari atlet senam ritmik
Indonesia, Nabila Evandestiera.Nabila berhasil meraih satu emas dan satu
perak saat tampil di kejuaraan 4th Diadem Cup Rhythmic Gymnastics. Ajang
tersebut berlangsung di Berlin, Jerman pada 24-25 November 2018.

Medali emas diraih Nabila pada kelas Senior kategori Ball Apparatus Rhythmic
Gymnastics. Sementara medali perak diraihnya pada kelas Senior kategori
Clubs Apparatus Rhythmic Gymnastics. Total, ada enam kategori yang
dilombakan pada ajang tersebut.

Nabila berhasil mengalahkan lawan-lawannya dari Bulgaria, Latvia, Rusia,


Jerman, Spanyol, Republik Ceko hingga Cyprus. Bahkan untuk Jerman sendiri,
wakil beberapa negara bagian juga menjadi pesaing Nabila, antara lain dari
Berlin, Brandenburg, Sachsen, Mecklenburg-Vorpommern, Niedersachsen,
Bayern, Bremen dan Baden-Wurttemberg.

Masyarakat Indonesia yang hadir pun memberikan dukungan untuk Nabila di


Hall 1 Olympiapark Berlin. Sorak-sorai mereka saat memberikan dukungan
terbayar lunas dengan bentangan bendera Merah Putih di tiang tertinggi.
Mereka merasa bangga dengan capaian prestasi yang dilakukan Nabila.

Prestasi Nabila terbilang sangat membanggakan. Pasalnya, dia merupakan


satu-satunya atlet dari luar Eropa yang mengikuti kejuaraan ini. Terlebih, ajang
tersebut merupakan olahraga asli Eropa yang mulai dikembangkan sejak abad
ke-18.

Eko Pudjihariyanto selaku Ketua Umum Persani DKI Jakarta yang mendampingi
Nabila mengatakan bahwa kemenangan ini adalah hasil kerja keras bersama,
terutama Nabila.

Menurut Eko, ajang tersebut bagi Nabila bukanlah hal mudah. Mengungguli
para pesaing dari Eropa pada ajang olahraga ini merupakan prestasi luar biasa
yang patut disyukuri. Eko juga merasa sangat bangga karena ternyata Nabila
bisa memenangkannya.

Seperti yang dilansir di laman medcom.id, keberhasilan Nabila diapresiasi


secara khusus oleh Duta Besar RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, saat
menerima Nabila dan Tim di KBRI Berlin, Senin 26 November .

"Saya ikut bangga dan berterima kasih kepada Nabila. Nabila secara konkret
telah menjadi bagian dari mesin diplomasi. Keberhasilan ini, membantu misi
KBRI untuk lebih mengenalkan Indonesia sebagai bangsa berprestasi kepada
masyarakat Eropa khususnya Jerman," ujar Havas.

Keberhasilan Nabila saat ini dianggap memberi harapan baru bahwa Indonesia
bisa menjadi icon juara senam ritmik, meskipun cabang olah raga ini berasal
dari Eropa.

Nabila juga pernah memenangkan dua medali perunggu melalui nomor senam
ritmik Hoop Apparatus dan Ball Apparatus pada SEA Games 2017 lalu.

Kini, melalui prestasinya, Nabila dan pesenam Indonesia lainnya telah


diundang kembali oleh panitia penyelenggara 4th Diadem Cup Rhythmic
Gymnastics untuk hadir pada kejuaraan senam ritmik Diadem Cup Rhythmic
Gymnastics tahun depan di Belanda.
Atlet senam artistik Indonesia raih emas ASG 2017

Singapura (ANTARA News) - Senam artistik Indonesia berhasil meraih satu


medali emas melalui atletnya Muthia Nur Cahya yang turun di nomor meja
lompat dalam ASEAN Schools Games (ASG) 2017 yang digelar di Stadion Bishan,
Singapura, Minggu.

Dari dua kali kesempatan di babak final, Muthia mencatatkan rata-rata skor
tertinggi 12,925. Nilai itu tidak terkejar oleh pesenam Vietnam Truong Khanh
Vanh yang berada di posisi kedua, sementara di posisi ketiga pesenam Malaysia
Geanie Ng Ee Ling.

Prestasi senam artistik dengan satu emas ini melampaui target yang diberikan
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk cabor senam yaitu dua
perak.

Total di ASG 2017 Singapura, senam artistik sudah menyumbang dua medali.
Selain emas, sebelumnya pada pertandingan senam hari pertama, Sabtu (15/7),
tim senam artistik putri sukses merengkuh perunggu.

Menurut manajer tim senam artistik Indonesia di ASG 2017, Dian Arifin
kemenangan Muthia di nomor meja lompat mengejutkan walau memang atlet
berusia 15 tahun itu diharapkan mendapatkan medali sedari awal.
Hal itu karena dalam kualifikasi sehari sebelumnya, Muthia hanya berada di
peringkat kelima.

"Namun, di final dia bisa melakukan gerakan yang sangat baik dan meraih emas.
Alhamdulillah, terima kasih kami ucapkan atas dukungan semua pihak kepada
senam artistik," ujar Dian, yang juga kepala bidang pembinaan dan prestasi PB
Persatuan Senam Indonesia (Persani).

Terkait Muthia, Dian mengungkapkan bahwa atlet putri asal Sulawesi Selatan
tersebut akan masuk ke jajaran atlet senam senior pada tahun 2018, ketika
umur pesenam yang juga siswi SKO Ragunan itu menginjak usia 16 tahun.

"Muthia kami siapkan untuk SEA Games dan Asian Games. Semoga
kemampuannya bisa terus meningkat," tutur dia.

Adapun dengan perolehan emas dari senam artistik, sampai berita ini
diturunkan, Indonesia sudah memperoleh total enam medali emas. 

Anda mungkin juga menyukai