Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bimbingan konseling merupakan salah satu komponen yang penting

dalam proses pendidikan sebagai suatu sistem. Sebagai sebuah sistem,

kehadirannya diperlukan dalam upaya pembimbingan sikap perilaku siswa

terutama dalam menghadapi perubahan-perubahan dirinya menuju jenjang usia

yang lebih lanjut. Permasalahan yang dialami oleh para siswa di sekolah sering

kali tidak dapat dihindari meski dengan proses belajar dan pembelajaran yang

sangat baik. Dalam hal ini permasalahan siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja,

termasuk perilaku siswa yang tidak dapat mengatur waktu untuk mengikuti

proses belajar dan pembelajaran sesuai apa yang dibutuhkan, diatur, atau

diharapkan. Layanan bimbingan dan konseling sendiri harus terkonsep secara

baik sebagaimana halnya layanan tersebut dapat membantu meningkatkan

perkembangan siswa dan membantu membuat pilihan yang berarti bagi setiap

fase pendidikan yang dialami siswa.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan pengertian dari Bimbingan dan Konseling

2. Apa saja tujuan dan fungsi dari Bimbingan dan Konseling

3. Apa saja kesalah pahaman yang terdapat pelayanan BK

C. TUJUAN

Mengetahui apa yang dimaksud dengan pengertian, tujuan, fungsi

bimbingan konseling dan mengetahui kesalah pahaman terhadap pelayanan BK.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata yaitu

“bimbingan” (terjemahan dari kata “guidance”) dan “konseling” (diambil dari kata

“counseling”). Dalam praktik, bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan

kegiatan yang tidak terpisahkan. Keduanya merupakan bagian yang integral (Tohirin,

2011: 15).

Menurut Winkel dalam Tohirin (2011: 15-16) istilah “bimbingan” merupakan

terjemahan dari kata “guidance”. Kata “guidance”yang kata dasarnya “guide”memiliki

beberapa arti :

a) menunjukkan jalan (showing the way),

b) memimpin (leading),

c) memberikan petunjuk (giving instruction),

d) mengatur (regulating),

e) mengarahkan (governing), dan

f) memberi nasihat (giving advice).

Selanjutnya Surya (1988) mengutip pendapat Crow & Crow (1960) menyatakan

bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki maupun

perempuan yang memiliki pribadi baik dan pendidikan yang memadai, kepada

seseorang (individu) dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan arah

pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri

(Tohirin, 2011: 17).

2
Menurut Stoops mengemukakan bimbingan adalah suatu proses terus –

menerus dalam hal membantu individu dalam perkembangannya untuk mencapai

kemampuansecara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar – besarnya

bagi dirinya maupun masyarakatnya. (kutipan Djumhur dan M. Surya 1975).

Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa BIMBINGAN berarti : bantuan yang

diberikan oleh pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai

kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian

nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang

berlaku.

B. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Tujuan bimbingan dan konseling, yaitu untuk membantu memandirikan siswa

dalam mengembangkan potensi-potensi mereka secara optimal.

Winkle (2005:32) mengemukakan bahwa tujuan pelayanan BK yaitu supaya

orang-perorangan atau kelompok orang yang dilayani menjadi mampu menghadapi

tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas mewujudkan kesadaran dan

kebebasan itu dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana serta mengambil

beraneka tindakan penyesuaian diri secara memadai.

Secara Umum, Ada 5 tujuan yang akan di capai siswa dengan usaha bimbingan

dan konseling di sekolah:

1. Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungannya.

Dengan mengenal diri sendiri dan lingkungannya, diharapkan siswa dapat melihat

hubungan dan kemungkinan yang tersedia serta memperkirakan apa yang dapat mereka

capai sesuai dengan diri mereka sendiri. Dengan kata lain mereka mampu untuk

mengenal kelebihan dan kekurangan mereka.

3
2. Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis.

Maksudnya mereka dapat menerima keterbatasan yang mereka miliki, dengan

mengenal keterbatasan diharapkan mereka mampu menerima apa yang ada atau apa

adanya yang terdapat pada diri mereka secara positif dan dinamis.

3. Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal.

Kenyataan menunjukan bahwa seseorang yang dapat menentukan sendiri dari suatu

hal tanpa dipaksa oleh pihak lain, akan memberikan kepuasan tersendirimbagi dirinya

sendiri.

4. Untuk dapat mengarahkan diri sendiri.

Sejalan dengan tujuan sebelumnya, bimbingan dan konseling menginginkan agar

pada akhirnya siswa mampu mengarahkan diri mereka sendiri yang di dasarkan pada

keputusan yang mereka ambil sesuai dengan apa yang ada pada diri mereka.

5. Untuk dapat mewujudkan diri sendiri.

Dengan pengenalan diri dan lingkungan, mengambil keputusan sendiri, dan dengan

mengarahkan diri sendiri, akirnya di harapkan siswa dapat mewujudkan dirinya sendiri.

C. FUNGSI BIMBINGAN DAN KOSELONG

Fungsi bimbingan dan konseling ini adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Pemahaman, yaitu membantu konseli (dalam hal ini peserta didik ) agar

memiliki pemahaman terhdap dirinya dan lingkungannya.

2. Fungsi fasilitasi, yaitu bertujuan memberikan kemudahal kepada konseli dalam

mencapai perkembangan yang optimal, serasi dn seimbang seluruh aspek pada diri

konseli.

3. Fungsi penyesuaian, yaitu membantukonseli agar dapat menyesuaikan diri dengan

dirinya sendiri dan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.

4
4. Fungsi adaptasi, yaitu membantu para pelaksasna Pendidikan untuk menyesuaikan

program Pendidikan dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli.

5. Fungsi penyaluran, yaitu membantu konseli memilih kegiatanekstra kurikuler ,

jurusan atau program studi.

6. Fungsi pencegahan, yaitu berkaitan dengan upaya konselor untuk

senantiasamengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya

mencegahnya supaya tidak dialami konseli.

7. Fungsi perbaiakan, yaitu membantu konseli hingga dapat memperbaiki kekeliruan

dalam berfikir, berperasaan dan bertindak.

8. Fungsi pemeliharaan, yaitu membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan

mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.

9. Fungsi pengembangan, yaitu konselor senantiasa berupaya menciptakan

lingkungan belajar yang kondusif.

D. KESALAHPAHAMAN YANG TERDAPAT DALAM PELAYANAN BK

Kesalahpahaman terhadap BK dapat menjadikan anggapan yang keliru tentang BK.

Kesalahpahaman terhadap BK merupakan suatu kondisi dimana antara penyampai dan

penerima informasi tentang BK dalam mengartikan informasi yang diterima

mempunyai makna yang berbeda dari yang dimaksud penyampai informasi tentang BK

yang sesungguhnya.

Tohirin (2009:258) menjelaskan : Munculnya persepsi negatif tentang BK dan

tudingan-tudingan miring terhadap guru BK antara lain disebabkan ketidaktahuan akan

tugas, peran, fungsi, dan tanggung jawab guru bimbingan dan konseling baik oleh para

guru mata pelajaran, pengawas, kepala sekolah, dan madrasah, para siswa, dan orang

tua siswa maupun oleh guru bimbingan dan konseling itu sendiri. Selain itu, bisa

5
disebabkan oleh tidak disusunnya program bimbingan dan konseling secara terencana

dan sistematis di sekolah dan madrasah.

Prayitno&ErmanAmti (1994:122) mengungkapkan : Kesalahpahaman terhadap

BK pertama-tama perlu dicegah penyebarannya, dan kedua perlu diluruskan apabila

diinginkan agar gerakan pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya dapat

berjalan dan berkembang dengan baik sesuai kaidah dan praktek penyelenggaraannya.

Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut kesalahpahaman terhadap BK

disebabkan karena ketidaktahuan tugas, peran, fungsi, tanggung jawab, dan penyusunan

program BK yang kurang terencana, serta kesalahpahaman tersebut perlu dicegah

penyebarannya agar pelayanan BK dapat berjalan dengan baik. Kesalahpahaman

terhadap BK dapat mengakibatkan seseorang mempunyai anggapan yang keliru

terhadap BK dan dapat menimbulkan tidak berfungsinya program dan kegiatan BK di

sekolah. Prayitno&Erman Amti(1994:121) mengemukakan 15 kesalahpahaman

terhadap BK, yaitu:

1. Bimbingan dan konseling disamakan saja dengan atau dipisahkan sama

sekali dari pendidikan.

2. Konselor di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah.

3. Bimbingan dan konseling dianggap semata-mata sebagai proses pemberian

nasehat.

4. Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya menangani masalah yang

bersifat insidental.

5. Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu saja.

6. Bimbingan dan konseling melayani “orang sakit” dan/atau “kurang

normal”.

6
7. Bimbingan dan konseling bekerja sendiri.

8. Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain pasif.

9. Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa

saja.

10. Pelayanan bimbingan dan konseling berpusat pada keluhan pertama saja.

11. Menyamakan pekerjaan bimbingan dan konseling dengan pekerjaan dokter

atau psikiater.

12. Menganggap hasil pekerjaan bimbingan dan konseling harus segera dilihat.

13. Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien.

14. Memusatkan usaha bimbingan dan konseling hanya pada penggunaan

instrumentasi bimbingan dan konseling (misalnya tes, inventori, angket, dan

alat pengungkap lainnya).

15. Bimbingan dan konseling dibatasi p

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari satu segi dapat kita lihat bahwa Bimbingan dan Konseling memiliki

arti yang sama yaitu proses pemberian bantuan terhadap seseorang, atau

sekelompok orang. Dari segi lain konseling merupakan alat dalam pemberian

bimbingan, konseling juga merupakan alat yang paling ampuh dalam keseluruhan

program bimbingan atau dengan kata lain konseling merupakan titik sentral dari

keseluruhan kegiatan bimbingan. Tujuan dari Bimbingan dan Konseling yaitu (a)

Untuk dapat mewujudkan diri sendiri. (b) Untuk dapat mengarahkan diri sendiri.

(c) Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal. (d) Untuk dapat

menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis. (e) Untuk

mengenal diri sendiri dan lingkungannya.

B. SARAN

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat mewujudkan suatu

kemampuan yang dapat berkembang secara optimal apabila bimbingan dan

konseling yang terarah.

8
DAFTAR PUSTAKA

Sya, Ravina Faradilla.2017. Bimbingan dan Konseling. Universitas Riau

Vivi,dkk. 2015. Bimbingan dan Konseling (Pengertian BK, Tujuan BK, dan Arah Pelayanan

BK). U niversitas Negeri Padang. Padang.

Adi P, Kurnia Dwisila. 2022. Studi Pustaka Cybercounseling dalam Pelaksanaan Pelayanan

Konseling di Sekolah Menengah dan Pendidikan Tinggi. Universitas Sebelas Maret.

Surakarata.

Anda mungkin juga menyukai