Anda di halaman 1dari 25

UPAYA PENINGKATAN PERENCANAAN KARIR SISWA

MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK


DENGAN METODE MIND MAPPING
PADA SISWA KELAS XI TKJ 1 SMK NEGERI 2 PEKALONGAN
TAHUN 2020/2021

OLEH :
PUTRIANI YUSRINA

BIMBINGAN KONSELING
SMK NEGERI 2 PEKALONGAN
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHLUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI.....................................................................................................4
A. Perencanaan Karir................................................................................................................3
1. Pengertian Perencanaan Karir ...............................................................................................4
2. Tujuan Perencanaan Karir......................................................................................................4
3. Aspek-aspek Perencanaan Karir............................................................................................5
4. Karakteristik Pengembangan Karir........................................................................................5
B. Mind Mapping ....................................................................................................................6
1. Pengertian Mind Mapping ..............................................................................................6
2. Kegunaan Mind Mapping ...............................................................................................7
3. Langkah-langkah Membuat Mind Mapping...................................................................8
C. Kajian Tentang Remaja .......................................................................................................9
1. Pengertian Remaja ..........................................................................................................9
2. Karakteristik Remaja ....................................................................................................10
3. Tugas Perkembangan Remaja ......................................................................................11
D. HIPOTESIS TINDAKAN.................................................................................................12
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................................13
A. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................................................13
B. Setting Penelitian...............................................................................................................13
C. Variabel Penelitian.............................................................................................................16
D. Indikator Keberhasilan.......................................................................................................16
E. Teknik Pengumpulan Data.................................................................................................16
F. Instrumen Yang Digunakan...............................................................................................17
G. Teknik Analisis Data..........................................................................................................17
Daftar Pustaka .........................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Karir adalah bagian hidup yang berpengaruh pada kebahagiaan hidup manusia secara
keseluruhan. Oleh karena itu ketepatan memilih serta menentukan keputusan karir menjadi titik
penting dalam perjalanan hidup manusia. Karir merupakan suatu keseluruhan kehidupan
seseorang dalam perwujudan diri untuk menjalani hidup dan mencapai tujuan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, individu harus memiliki kekuatan yang dimiliki seperti penguasaan kemampuan
dan aspek yang menunjang kesuksesan karir. Perencanaan karir merupakan salah satu aspek
yang paling penting dalam perkembangan karir individu. Kecakapan dalam mengambil
keputusan merupakan tujuan utama dalam perencanaan karir yang harus ditempuh oleh setiap
individu.
Keputusan memilih suatu karir dimulai saat individu berada pada masa remaja. Pada usia
remaja, sekolah merupakan aspek penting dalam kehidupan karena pendidikan menyiapkan
mereka dalam kondisi siap untuk mengambil keputusan karir. Remaja adalah peralihan dari masa
kanak-kanak menuju masa kedewasaan. Suatu masa yang mempengaruhi perkembangan dalam
aspek sosial, emosi, dan fisik. Remaja memiliki tugas-tugas perkembangan yang mengarah pada
persiapan memenuhi tuntutan dan peran sebagai orang dewasa. Pada tahap ini, salah satu tugas
perkembangan remaja adalah memilih dan mempersiapkan diri untuk menjalankan suatu
pekerjaan, serta membuat keputusan karir.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang mempersiapkan peserta
didiknya untuk langsung menuju dunia kerja. Oleh karena itu proses perencanaan yang diakhiri
oleh pengambilan keputusan karir bagi peserta didik sangat diperlukan agar dapat optimal dalam
melaksanakan tugas pekerjaan dan sesuai dengan yang diharapkan. Berbicara tentang peserta
didik dalam merencanakan karir yang berhubungan dalam sebuah pekerjaan, banyak diantaranya
yang merencanakan hingga membuat keputusan dengan tanpa pertimbangan karena ketidak
tahuan individu itu sendiri, seperti kemampuan, bakat, minat, situasi pekerjaan, lingkungan
pekerjaan dan imbalan yang akan dimiliki.
Di sekolah, guru BK (Bimbingan dan Konseling) memiliki ranah dalam memberikan
layanan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Salah satu layanan yang perlu diberikan kepada siswa
SMK adalah bimbingan karir. Salah satu layanan bimbingan karir yang dirasa penting bagi
siswa SMK adalah perencanaan karir. Tohirin (2007: 133) mengungkapkan bahwa salah satu
aspek masalah karir yang membutuhkan pelayanan bimbingan karir di sekolah adalah
menyangkut perencanaan dan pemilihan karir atau pekerjaan. Pada sekolah kejuruan juga
seharusnya diberikan layanan untuk memilih dan merencanakan karir. Perencanaan karir siswa
dapat dicapai jika ada peran serta pihak sekolah terutama guru BK dalam membuat pedoman
layanan bimbingan karir.
Pernyataan ini didukung dengan hasil gambaran perencanaan karir siswa yang tidak
selesai. Selain itu, beberapa siswa menggambarkan cita-cita yang belum spesifik, misalnya siswa
bercita-cita untuk menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa, serta bisa membahagiakan
orang tua. Hal ini menunjukkan bahwa cita-cita mereka masih terlalu umum, sehingga tampak
bahwa mereka belum memiliki perencanaan karir yang jelas. Semua siswa kelas XI TKJ
membutuhkan perencanaan karir, tetapi mereka belum mengetahui cara membuat perencanaan
karir.
Berdasarkan kenyataan di lapangan, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
mengenai perencanaan karir khususnya melalui metode mind map. Metode mind map dapat
membantu siswa meningkatkan perecanaan karir, karena salah satu fungsi metode mind map
adalah memudahkan suatu perencanaan. Mind map akan membantu untuk mengetahui posisi
seseorang saat ini dan hal yang akan dicapai, dibandingkan hanya dengan merencanakan dalam
pikiran. Hal tersebut dikarenakan perencanaan karir yang belum jelas dan hanya ada dalam
pikiran bisa dipetakan dalam satu lembar kertas yang penuh warna sehingga mudah diingat,
dipahami, dan menarik. Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam merencanakan
karir setelah lulus, sehingga siswa tidak mengalami kebingungan saat hendak memasuki dunia
pekerjaan. Melalui perencanaan karir, siswa dimudahkan dalam memilih pekerjaan dan
menentukan langkah-langkah untuk mencapai suatu pekerjaan. Penelitian ini juga memberikan
inspirasi baru kepada guru BK dalam memberikan layanan bimbingan kelompok terutama dalam
perencanaan karir.
Berdasarkan masalah diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
perencanaan karir siswa, dengan judul penelitian “Upaya Peningkatan Perencanaan Karir Siswa
Dengan Bimbingan Kelompok Metode Mind Mapping Pada Siswa Kelas XI TKJ 1 SMK Negeri
2 Pekalongan Tahun 2020/2021”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus masalah yang diuraikan di atas maka sebagai rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana metode mind mapping dapat meningkatkan perencanaan karir
siswa kelas XI TKJ SMK Negeri 2 Pekalongan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa metode mind mapping dapat
meningkatkan perencanaan karir siswa kelas XI TKJ 1 SMK Negeri 2 Pekalongan.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis :
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan informasi
yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam pemberian layanan
bimbingan karir untuk menumbuhkan kesadaran karir siswa
2. Manfaat Praktis :
a. Bagi Konselor
Mampu membimbing siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya terutama
dalam menumbuhkan kesadaran karir siswa sehingga siswa mampu membuat
perencanaan karir yang sesuai dengan keadaan diri dan lingkungannya.
b. Bagi Siswa
Agar siswa senantiasa dapat mengungkapkan keluhan yang dihadapinya kepada guru
pembimbing mengenai masalahnya. Terutama mengenai karir dan siswa dapat
menumbuhkan kesadarankarirsehingga siswa memiliki perencanaan dan dapat
mengambil keputusan untuk kedepannya.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk memotivasi guru dan
siswa untuk saling bekerja sama untuk menumbuhkan kesadaran karir siswa dan dapat
meningkatkan kemampuan membuat perencaan karir siswa melalui proses bimbingan
karir yang dilaksanakan disekolah, dengan harapan siswa-siswa mampu merencanakan
karirnya dengan tepat sesuai dengan keadaan diri dan lingungannya.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Perencanaan Karir
1. Pengertian Perencanaan Karir
Mondy (Titik 2010: 21) mengungkapkan bahwa perencanaan karir berfokus pada
individu tersebut dalam menentukan “siapa saya” dari segi potensi dan kemampuannya.
Mondy menambahkan bahwa perencanaan karir meliputi penilaian diri untuk menentukan
kekuatan dan kelemahan, penilaian terhadap pasar tenaga kerja untuk menentukan tipe
kesempatan yang tersedia, dan perencanaan transisi karir. Pengertian ini menekankan bahwa
perencanaan karir merupakan suatu langkah yang harus ditempuh oleh individu dari mulai
mengenal kemampuan diri, melakukan penilaian terhadap kesempatan karir yang ada dan
diakhiri dengan menyusun perencanaan karir.
Perencanaan karir adalah suatu perencanaan tentang kemungkinan- kemungkinan
seseorang atau anggota organisasi sebagai individu meniti proses kenaikan pangkat atau
jabatan sesuai dengan persyaratan dan kemampuannya. Suatu perencanaan karir harus
dilandasi penyusunan persyaratan-persyaratan yang harus dimiliki oleh seseorang, guna
mendukung peningkatan karirnya. Perencanaan karir terdiri dari persiapan diri dan
menyusun daftar pilihan karir dengan lebih baik, yang dapat dilakukan dengan cara
memperbanyak informasi tentang persyaratan dunia kerja yang dibutuhkan, menambahkan
keterampilan dan sebagainya.
Melalui perencanaan karir, setiap individu mengevaluasi kemampuan dan minatnya
sendiri, mempertimbangkan kesempatan karir alternatif, menyusun tujuan karir dan
merencanakan aktivitas-aktivitas pengembangan praktis. Fokus utama dalam perencanaan
karir haruslah sesuai antara tujuan pribadi dan kesempatan-kesempatan yang secara realistis
tersedia.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan perencanaan karir
dimulai dengan adanya pengetahuan diri, mempertimbangkan alternatif-alternatif pekerjaan,
kemampuan memilih satu pekerjaan yang paling cocok dan merencanakan langkah-langkah
yang harus dilakukan.

2. Tujuan Perencanaan Karir


Adapun tujuan dari perencanaan karir adalah sebagai berikut:
a. Memperoleh kesadaran dan pemahaman diri. Dalam hal ini kesadaran dan pemahaman
diri merupakan penilaian dari kelebihan dan kelemahan individu. Langkah ini penting
dalam memberikan penilaian yang realistis tentang dirinya sendiri untuk dipergunakan
dalam perencanaan karirnya agar diperoleh arah yang efisien dalam kehidupan.
b. Mencapai kepuasan pribadi. Melalui karir yang di rencanakan terlebih dahulu,
diharapkan individu tersebut akan mendapatkan kepuasan pribadi dari karir yang
ditekuninya dalam kehidupannya.
c. Mempersiapkan diri untuk memperoleh penempatan dan penghasilan yang sesuai.
rencana karir ditunjukkan untuk mempersiapkan penempatan yang memadai dan
menghindarkan penempatan yang tidak diharapkan.
d. Efektivitas usaha dan penggunaan waktu. Tujuannya untuk memilih secara sistematis,
sehingga menghindarkan individu dari usaha coba- coba, sehingga membentuk dalam
penggunaan waktu secara efisien.

3. Aspek-aspek Perencanaan Karir


Aspek perencanaan karir individu menurut Zlate dalam Antoniu (2010 : 16) dapat
menelusuri melalui lima langkah:
a. Self assessment (penilaian diri) adalah kumpulan informasi tentang diri individu (nilai-
nilai, minat, keterampilan), penilaian berkelanjutan dan penilaian orang lain.
b. Exploring opportunities (mencari peluang kesempatan) melibatkan pengumpulan
informasi tentang ada kesempatan di dalam atau di luar organisasi dan lembaga
(pelatihan dan pengembangan metode lainnya).
c. Making decisions and setting goals (pembuatan keputusan dan penetapan tujuan)
pembuatan tujuan pada jangka pendek dan jangka panjang, untuk pelatihan
persyaratan, perubahan pekerjaan / departemen dll.
d. Planning (perencanaan) terdiri dari menentukan cara dan sarana untuk mencapai
tujuan, mengharuskan individu untuk mencapai tujuannya, mempertimbangkan
konsekuensinya, pengaturan tempat waktu dan persyaratan sumber daya.
e. Pursuit of achievement (mengejar tujuan prestasi), tindakan oleh individu untuk
keberhasilan dan kegagalan dan membuat keputusan untuk mempertahankan atau
mengubah arah karir.

4. Karakteristik Perkembangan Karir


Siswa Sekolah Menengah menurut Thornburg dalam (Agoes, 2004: 14)
menggolongkan fase remaja ke dalam 3 tahap, yaitu (a) remaja awal (usia 13-14 tahun), (b)
remaja tengah (usia 12-17 tahun), (c) remaja akhir (usia 18-21 tahun). Pada masa remaja
awal, umumnya individu telah memasuki pendidikan di bangku sekolah menengah tingkap
pertama (SMP), sedangkan di masa remaja tengah, individu sudah duduk di sekolah
menengah atas (SMA). Kemudian mereka yang tergolong remaja akhir, umumnya sudah
memasuki dunia perguruan tinggi atau lulus SMU dan mungkin sudah bekerja.
Hurlock (1980: 221) menjelaskan bahwa minat pada karir seringkali menjadi
permasalahan bagi para remaja. Remaja mulai membedakan antara pekerjaan yang
diinginkan dengan pekerjaan yang di cita-citakan. Selain itu remaja juga mulai memikirkan
cara-cara yang dapat dilakukan untuk mencapai karir tersebut. Siswa sekolah menengah atas
mulai memikirkan masa depan mereka secara sungguh-sungguh, serta mulai memikirkan
cara yang dapat dilakukan untk memperoleh pekerjaan. Selain itu, siswa seringkali
mengukur pilihan karir dari apa yang mampu dan tidak mampu mereka lakukan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik siswa kelas
XI termasuk remaja tengah dan akhir yang rentang usianya di antara 12 sampai 20 tahun.
Pada tahap ini siswa seharusnya sudah memikirkan berbagai alternatif karir tanpa
mengambil keputusan secara mengikat. Hal ini menunjukan bahwa pemilihan karir harus
sudah diperhatikan oleh konselor, agara siswa bisa mengenali potensi dirinya dan
mendapatkan informasi dunia pekerjaan sehingga siswa mampu merencanakan dan
mencapai karirnya sesuai yang dicita-citakan.

B. Mind Map
1. Pengertian Mind mapping
Menurut Buzan (2005:6) mind map adalah bentuk penulisan catatan yang penuh
warna dan bersifat visual, yang bisa dikerjakan oleh suatu orang atau sebuah tim yang terdiri
atas beberapa orang. Mind map memungkinkan otak untuk menggunakan semua gambar dan
asosiasinya dalam pola radikal dan jaringan sebagaimana otak dirancang. Pengertian ini
menunjukkan adanya kesamaan antara cara kerja mind map dengan otak, yaitu dengan
gambar dan asosiasi dalam pola radikal. Buzan (2008: 6) mengungkapkan bahwa mind map
merupakan cara yang mudah dan kraetif untuk “memetakan” pikiran. Dengan menggunakan
mind map ini, akan memudahkan kita dalam memasukkan informasi ke dalam otak dan
mengambil informasi dari otak. Pengertian ini menekankan bahwa dengan menggunakan
mind map, seseorang akan mudah untuk memasukkan maupun mengambil informasi dari
otak, karena telah terpetakan secara jelas dan rinci.
DePorter dan Hernacki (2007:152) menyatakan bahwa mind map merupakan
mencatat yang kreatif dengan menggunakan pengingat visual dan sensori dalam suatu pola
dari ide-ide yang saling berkaitan. Dengan menggunakan mind map ini akan dapat
membangkitkan ide-ide orisinal sehingga akan mudah untuk memicu ingatan. Pengertian ini
menunjukkan bahwa dengan mind map akan membuat kita mudah untuk mengingat suatu
materi.
Metode Mind Mapping adalah metode baru untuk mencatat yang bekerjanya
disesuaikan dengan bekerjanya dua belah otak (otak kiri dan otak kanan). Metode ini
mengajarkan untuk mencatat tidak hanya menggunakan gambar atau warna. Tony Buzan
mengemukakan “your brain is like a sleeping giant, hal itu disebabkan 99% kehebatan otak
manusia belum dimanfaatkan secara optimal.”
Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis
yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi
yang telah dipelajari. Mind Mapping adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya
belajar visual. Mind Mapping memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang
terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan
memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara
tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya
memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.
Menurut beberapa pendapat di atas pengertian mind mapping adalah suatu suatu
metode cara mencatat yang kreatif, efektif (menggunakan citra visual berupa simbol-simbol,
gambar, kode dan warna yang saling berhubungan) dan secara harfiah akan memetakan
pikiran-pikiran kita dan membentuk suatu konsep pemecahan masalah dan ide tertentu untuk
membentuk suatu konsep. Aspek-aspek yang akan dilihat dari keberhasilan mind mapping
adalah dari cabangcabang yang dibuat oleh siswa apakah sudah sesuai atau belum.

2. Kegunaan Mind Mapping


Kegunaan mind mapping menurut Tony Buzan (2006:5) mind mapping akan
dapat :
a. Memberikan pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas.
b. Memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihanpilihan dan mengetahui
ke mana kita akan pergi dan di mana kita berada.
c. Mengumpulkan sejumlah besar data dari datu tempat.
d. Mendorong pemecahan massalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan
terobosan kreatif baru.
e. Menyenagkan untuk dilihat, dibaca, dicerna, dan diingat.
Menurut Michael Michalko dalam Buzan (2006:6), metode Mind Mapping dapat
dimanfaatkan atau berguna untuk berbagai bidang termasuk bidang pendidikan.
a. Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan.
b. Mengaktifkan seluruh otak.
c. Membereskan akal dari kekusutan mental
d. Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling
terpisah.
e. Memberikan gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian.
f. Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita membandingkannya.
g. Mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu
mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka
panjang.
Selain itu menurut Tony Buzan (2006:6) metode Mind Mapping dapat bermanfaat untuk:
a. Merangsang bekerjanya otak kiri dan kanan secara sinergis.
b. Membebaskan diri dari seluruh jeratan aturan ketika mengawali belajar.
c. Membantu seseorang mengalirkan diri tanpa hambatan.
d. Membuat rencana atau kerangka cerita.
e. Mengembangkan sebuah ide.
f. Membuat perencanaan sasaran pribadi.
g. Memulai usaha baru.
h. Meringkas isi sebuah buku.
i. Fleksibel.
j. Dapat memusatkan perhatian.
k. Meningkatkan pemahaman.
l. Menyenangkan dan mudah diingat

3. Langkah-langkan membuat Mind Mapping


a. Alat dan bahan yang dibutuhkan
Buzan (2006:14), sarana dan prasarana untuk membuat Mind Mapping adalah :
1) Kertas kosong tak bergaris.
2) Pena dan pensil warna.
3) Otak.
4) Imajinasi
b. Cara membuat mind mapping
Menurut Buzan (2006:15-16) membuat Mind Mapping membutuhkan imajinasi atau
pemikiran, adapun langkah-langkah pembuatan Mind Mapping adalah:
1) Mulailah dari tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar,
memulai dari tengah member kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala
arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.
2) Gunakan gambar (simbol) untuk ide utama, gambar bermakna seribu kata dan
membantu kita menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik,
membuat kita tetap terfokus, membantu kita berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak
kita.
3) Gunakan warna, bagi otak warna sama menariknya dengan gambar. Warna
membuat mind map lebih hidup, menambah energy kepada pemikiran kreatif, dan
menyenangkan.
4) Hubungan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang
tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Otak bekerja menurut
asosiasi, otak senang mengaitkan dua (atau tiga, atau empat) hal sekaligus. Bila kita
menghubungkan cabang-cabang, kita akan lebih mudah mengerti dan mengingat.
5) Buatlah garis hubung yang melengkung karena garis lurus akan membosankan otak.
6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis karena kata kunci tunggal member lebih
banyak daya dan fleksibilitas kepada mind map.
7) Gunakan gambar karena gambar bermakna seribu kata.

C. Kajian Tentang Remaja


1. Pengertian Remaja
Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari
masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi
untuk memasuki masa dewasa. Sedangkan menurut Santrock (2003: 26) bahwa remaja
(adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa
dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
Menurut ahli di atas mengenai pengertian remaja bisa disimpulkan remaja adalah
masa perkambangan transisi dari anak-anak dan dewasa yang mengalami perubahan dan
perkembangan semua aspek dari biologis, kognitif dan sosial-emosional. Remaja
merupakan masa dimana anak berumur dari 12 hingga 23 tahun. Dimana remaja bukan
lagi anak-anak dan belum juga bisa disebut dewasa.
2. Karakteristik Remaja
Karakteristik remaja menurut ahli psikologi remaja Hurlock. Masa remaja
mempunyai ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelumnya, ciri-ciri remaja
menurut Hurlock (1980:207-209), antara lain :
a. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahanperubahan yang
dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang
bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya
b. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-
kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak
jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang
berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan
dirinya.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan
tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai
yang dianut, serta keinginan akan kebebasan. Ada empat perubahan yang hampir
bersifat universal. Pertama, meningginya emosi yang intensitasnya bergantung
pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Kedua, perubahan tubuh,
minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial, menimbulkan masalah
baru. Bagi remaja masalah baru yang timbul tampaknya lebih banyak dan remaja
akan tetap merasa ditimbuni masalah, sampai ia sendiri menyelesaikannya
menurut kepuasannya. Ketiga, berubahnya nilainilai, apa yang di masa anak-anak
dianggap penting sekarang setelah hampir dewasa tidak penting lagi. Keempat,
sebagaian besar remaja bersifat ambivalen terhadap setiap perubahan,mereka
menginginginkan perubahan dan menuntut kebebasan, tetapi mereka sering takut
bertanggung jawab akan akibatnya.
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha
untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.
e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian
karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang
membuat banyak orang tua menjadi takut.
f. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang
kehidupan dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiridan orang
lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam
cita-cita.
g. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau
kesulitan didalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan
didalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu
dengan merokok, minumminuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat
dalam perilaku seks.
Remaja mempunyai ciri-ciri sebagai periode yang penting untuk perkembangan
selanjutnya. Remaja akan merasakan masa sebagai masa peralihan yang ditandai dengan
gaya hidup yang berbeda dari masa sebelumnya. Remaja akan melewati masa perubahan
yang semula belum mandiri remaja akan cenderung lebih mandiri. Remaja akan melewati
masa pencarian identitas untuk menjelaskan tentang siapa dirinya. Ciri-ciri remaja
selanjutnya yakni masa ketakutan disini remaja akan sulit diatur atau lebih sering
berprilaku kurang baik. Remaja akan melewati masa tidak realistic dimana orang lain
dianggap tidak sebagaimana dengan yang diinginkan dan yang terakir yakni ciri sebagai
ambang masa dewasa yang ditandai remaja masih kebingungan dengan kebiasaan-
kebisaan pada masa sebelumnya. Dengan mengetahui ciri-ciri tersebut maka kita akan
lebih mengetahui dari perkembangan-perkembangan remaja.
3. Tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meningkatkan sikap dan
perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan
berperilaku secara dewasa.
Menurut Havighurst dalam Hurlock (1980:10) tugas-tugas perkembangan masa
remaja adalah sebagai berikut:
a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria
maupun wanita.
b. Mencapai peran sosial pria dan wanita.
c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa
lainnya.
f. Mempersiapkan karir ekonominya.
g. Mempersiapkan perkawinan dalam keluarga.
h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku
mengembangkan ideologi.
Dari tugas-tugas perkembangan remaja tersebut harus dilewatinya dengan baik.
Dengan demikian apabila remaja dalam fase ini remaja gagal menjalankan tugasnya,
maka remaja akan kehilangan arah, bagaikan kapal yang kehilangan kompas. Dampaknya
mereka mungkin akan lebih cenderung mengembangkan perilaku-prilaku yang
menyimpang atau yang biasa di kenal (deliquency), dan melakukan kriminalitas. Untuk
itu Pengaruh penting harus dijalankan untuk selalu memgkontrol agar remaja selalu
dalam lingkaran-lingkaran dan tahap-tahap perkembangan yang berlaku. Minat Remaja

D. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis
tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan metode mind mapping dapat meningkatkan
perencanaan karir siswa kelas XI TKJ 1 SMK Negeri 2 Pekalongan.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK) yang dilakukan di SMK
Negeri 2 Pekalongan dengan sasaran kelas XI TKJ 1.
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini
dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September –November 2020.

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan PTBK


No September Oktober November
Jadwal kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan awal sampai penyusunan
proposal
2 Persiapan instrument dan alat
3 Pegumpulan data
 penulis mengadakan penelitian
dengan menggunakan
reinforcement yaitu siklus I
 penulis mengadakan penelitian
dengan menggunakan
reinforcement yaitu siklus II
4 Analisis data
5 Penyusunan Laporan

B. Setting Penelitian
Penelitian tindakan dilaksanakan pada peserta didik kelas XI TKJ 1 yang berjumlah 34
siswa dengan setting klasikal melalui platform zoom.

C. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua buah variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas
serta untuk mengetahui apakah variabel (bebas) dapat meningkatkan variabel Y (terikat). Dalam
kasus ini, variable Y adalah perencanaan karir siswa, sedangkan variable X adalah layanan
bimbingan kelompok dengan metode mind mapping.
D. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan suatu kondisi yang diharapkan terjadi setelah diadakan
perlakuan dalam penellitian. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah peserta didik
dapat menunjukkan peningkatan perencanaan karir minimal 60 % dari jumlah peserta didik.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam mengumpulkan data
tersebut, peneliti menggunakan berbagai instrumen yang relevan dengan penelitian yang peneliti
teliti. Adapun instrument tersebut yaitu:
1. Observasi
Pengumpulan data dengan menggunakan observasi berperan untuk memperoleh
informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian secara riil.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh
dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
yang memberikan pertanyaan. Maksud mengadakan wawancara, yaitu mengkonstruksi
mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain.
Jadi, dengan wawancara peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam terhadap
situasi dan fenomena yang terjadi dilapangan, yang mana dalam hal ini tidak bisa ditemukan
dalam hal observasi.

3. Skala
Model skala yang digunakan adalah modifikasi dari skala likert dimana hanya terdapat empat
(4) pilihan jawaban saja yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat
tidak sesuai (STS).

F. Instrumen Yang Digunakan


Untuk mempermudah pelaksanaan pengumpulan data dalam suatu penelitian diperlukan
instrumen penelitian. Instrumen penelitian tersebut berfungsi sebagai panduan pelaksanaan
pengumpulan data yang telah diperoleh.
1. Rubrik Observasi
Hal ini diperlukan terutama pada jenis observasi terstruktur agar pencatatan hasil
observasi dilakukan secara sistematis.
2. Pedoman Wawancara
Di dalam pedoman wawancara ini peneliti membuat beberapa pertanyaan untuk menggali
permasalahan yang ada di kelas. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang ditanyakan. Peneliti dapat mengubah pertanyaan
yang gunanya untuk memperdalam dan mengembangkan pertanyaan dari pedoman
wawancara yang telah disusun apabila adaptasi tersebut dipandang perlu untuk dilakukan.
3. Skala
Skala perencanaan karir dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap
perencanaan karir yang dimiliki oleh siswa. Ditujukan dengan skor total yang diperoleh
subjek pada skala perencanaan karir disusun berdasarkan aspek-aspek perencanaan karir
yang disajikan dalam bentuk indikator-indikator tentang perencanaan karir. Dalam
mendeskripsikan tingkat perencanaan karir memiliki rentangan skore 1-4, dibuat interval
kriteria perencanaan karir yang ditentukan dengan cara sebagai berikut :
Data maksimal = Skore tertinggi x Jumlah Item = 4 X 34= 136
= 4/4 x 100% = 100%
Data minimal = Skore terendah x Jumlah Item = 1 X 34 = 34
= 1/4 x 100% = 25%
Range = Data maksimal – Data minimal = 136 – 34=102
= 100% - 25 % = 75%
Panjang kelas interval = Range : Panjang kelas = 102: 4 = 25
= 75% : 4 = 18,75% = 19 %
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Skala Perencanaan Karir
No Skor Interval Kriteria
Presentase
1 112 - 136 82 % - 100 % Sangat Tinggi
2 86 - 111 63 % - 82 % Tinggi
3 60 - 85 44 % - 63 % Sedang
4 34 - 59 25 % - 44 % Rendah

G. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu
mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya merupakan
penyingkapan fakta.
Proses analisis data dimulai dengan menelaah keseluruhan data yang diperoleh baik
melalui hasil observasi, skala dan bantuan wawancara, kemudian dideskripsikan dengan cara
menggunakan analisis persentase. Untuk menghitung persentase jawaban yang diberikan
responden, penulis menggunakan rumus seperti yang dikemukakan Hartono adalah sebagai
berikut:

F
¿
P x 100 % = Dimana :
N
P = Angka prestasi
F = Frekuensi yang dicari persentasinya
N = jumlah responden

Data yang telah dipersentasikan kemudian direkapitulasikan dan diberi kriteria sebagai
berikut:
83 % – 100% = sangat tinggi
63 % – 82% = tinggi
44% - 63% = sedang
25% - 44% = rendah
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian disertai hasil analisis dan pembahasan
tentang meningkatkan perencanaan karir siswa kelas XI TKJ melalui layanan bimbingan
kelompok SMK Negeri 2 Pekalongan.

1. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis, di bawah ini dipaparkan hasil
penelitian selama proses layanan bimbingan kelompok serta gambaran perencanaan karir
siswa kelas XI TKJ 1 pada kondisi awal sebelum mendapatkan layanan bimbingan
kelompok, selama mendapatkan layanan bimbingan kelompok serta setelah mendapatkan
layanan bimbingan kelompok.
a. Gambaran Perencanaan Karir Siswa Sebelum Mendapat Layanan Bimbingan
Kelompok
Berdasarkan hasil analisis dari skala perencanaan karir, diketahui bahwa terdapat
siswa yang memiliki perencanaan karir yang rendah. Berikut adalah hasil prosentase dari
20 siswa kelas XI SMK Negeri 2 Pekalongan dari skala perencanaan karir yang telah
dilaksanakan.
Tabel 4.1 Tabel Presentase Pre Test Siswa
No Skor Frekuensi Persentase Kriteria
(%)
1 112 - 136 - - Sangat Tinggi
2 86 - 111 1 4% Tinggi
3 60 - 85 21 84% Sedang
4 34 - 59 3 12 % Rendah
Jumlah 25 100%

Berdasarkan tabel presentasi hasil perhitungan skala perencanaan karir di atas,


dapat diketahui bahwa perencanaan karir siswa SMK Negeri 2 Pekalongan masih ada
beberapa anak yang memiliki perencanaan karir rendah. Rincian siswa dalam tabel
tersebut yaitu 1 siswa memiliki perencanaan karir tinggi sebanyak 4%, 21 siswa memiliki
perencanaan karir sedang sebanyak 84% dan 3 siswa meiliki perencanaan karir rendah
sebanyak 12%..
Hasil analisis deskriptif persentase siswa lebih jelasnya dapat digambarkan dalam
bentuk grafik untuk melihat tingkat hasil persentase, yaitu sebagai berikut:
100 84%
80
60
40
20 12%
- 4%
0
Sangat Tingi Tinggi Sedang Rendah

Gambar 4.1 Presentase Perencanaan Karir Sebelum layanan Bimbingan


Kelompok

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan layanan bimbingan kelompok, oleh


karena itu subyek penelitian diambil dari siswa-siswa sebagai subjek penelitian tersebut
secara acak sebanyak 7 siswa untuk mengikuti layanan bimbingan kelompok.

b. Gambaran Perencanaan Karir Siswa Selama Mendapat Layanan Bimbingan Kelompok


Berdasarkan hasil diagnosis kondisi awal, maka peneliti memberikan tindakan kepada
siswa yang tergolong memiliki perencanaan karir sedang dan beberapa siswa yang memiliki
perencanaan karir tinggi berupa layanan bimbingan kelompok.
Pemberian tindakan diberikan sebanyak dua siklus terhadap partisipan yang
berjumlah 7 siswa yang terdiri atas 3 siswa perencanaan karir sedang dan 3 siswa yang
perencanaan karir sedang dan 1 siswa mempunya perencanaan karir tinggi. Untuk
mengetahui pelaksanaan layanan dan hasil dari layanan bimbingan kelompok pada siswa
digunakan alat bantu berupa instrumen skala perencanaan karir, wawancara, dan observasi.
Pada tahap tindakan ini, dilaksanakan tindakan layanan bimbingan kelompok
sesuai prosedur dan perencanaan yang dilakukan oleh peneliti. Secara lebih rinci
pelaksanaan tindakan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Hari/Tanggal : Sabtu / 6 November 2020
 Materi Layanan : Potensi Diri
 Tempat Layanan : Platform zoom
 Hasil :
Pada awal pertemuan ini peneliti melaksanakan layanan bimbingan kelompok
dengan topik potensi diri. Kegiatan layanan bimbingan kelompok ini diawali dengan
ucapan salam dan sapaan kepada anggota kelompok dan dilanjutkan dengan menjelaskan
tujuan, aturan dan proses layanan bimbingan kelompok.
Dalam tahap kegiatan topik yang dibahas adalah “Potensi diri”. Pemberian topik
tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi potensi diri serta berusaha mengoptimalkannya
untuk meraih sukses masa depan. Dalam kegiatan bimbingan kelompok, anggota
kelompok dapat berpendapat mengenai materi yang diberikan yaitu tentang pengertian
potensi diri, macam potensi diri, dan tips agar potensi diri dapat tergali. Selama kegiatan
berlangsung anggota kelompok sudah cukup bisa mengikuti dengan baik, karena anggota
kelompok mulai memahami tentang proses layanan bimbingan kelompok dengan jelas.
Pada pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, anggota kelompok mempunyai
pemahaman yang cukup baik mengenai materi.
Dalam tahap pengakhiran pemimpin kelompok menyampaikan hasil kesimpulan
dari tahap kegiatan yang telah dilakukan dan meminta anggota kelompok untuk membuat
mind mapping, yang sebelumnya anggota kelompok sudah memahami cara pembuatan
mind mapping. Oleh karena itu, peneliti menugaskan untuk membuat mind mapping
mengenai dirinya yang berisi bakat minat, kelemahan serta kelebihan dirinya. Selain itu
peneliti meminta anggota kelompok untuk mengisi penilaian hasil.
a) Observasi
Dalam pelaksanaan bimbingan kelompok, peneliti sekaligus mengobservasi untuk
mengetahui sejauh mana tindakan layanan bimbingan kelompok dapat berjalan dengan
baik dan mengamati perubahan yang terjadi pada anggota kelompok. Tahap ini dilakukan
oleh peneliti sebagai tindak lanjut dari proses layanan bimbingan kelompok yang telah
selesai dilakukan.
b) Refleksi (Reflection)
Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi terhadap keseluruhan pelaksanaan
proses pemberian layanan bimbingan kelompok. Evaluasi meliputi keberhasilan,
hambatan yang dihadapi beserta solusinya. Tahap ini berguna untuk menentukan
perencanaan pada siklus berikutnya. Beberapa evaluasi yang dilakukan peneliti berupa:
1) Evaluasi Proses
Secara keseluruhan kegiatan layanan bimbingan kelompok pada siklus 1 berjalan
sesuai dengan rencana pelaksanaan tindakan yang telah disusun peneliti. Peneliti
mengadakan layanan bimbingan kelompok selama kurang lebih 35 menit, karena
menurut peneliti waktu ini cukup untuk melaksanakan kegiatan, peneliti menghindari
kebosanan yang dialami oleh anggota kelompok bila kegiatan layanan bimbingan
kelompok dilakukan lebih lama lagi, terlebih kegiatan ini dilakukan melalui plat zoom
yang membutuhkan kuota. Dalam pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan
kelompok, peneliti menyesuaikan jadwal kegiatan belajar mengajar di sekolah yang
secara daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). Perkembangan anggota kelompok
pada siklus 1 ini tidak lepas dari adanya faktor pendukung dalam layanan bimbingan
kelompok, faktor pendukung tersebut antara lain:
a. Anggota kelompok bisa menerima kehadiran peneliti dan bersedia mengikuti
layanan bimbingan kelompok.
b. Anggota kelompok dapat memahami topik yang dibahas.
c. Anggota kelompok merasa senang mengikuti layanan bimbingan kelompok.
d. Anggota kelompok mampu mengembangkan sikap sesuai topik yang dibahas.
Keberhasilan pada siklus 1 ini diharapkan dapat dipertahankan dan semakin
meningkat. Namun pada siklus 1 ini peneliti juga sempat menemui beberapa
hambatan berakibat pada hasil layanan bimbingan kelompok, hambatan serta solusi
tersebut antara lain:
a. Masih ada siswa yang kurang aktif dalam mengemukakan pendapat.
b. Di awal proses layanan bimbingan kelompok, anggota kelompok masih nampak
canggung dan belum leluasa untuk berpendapat karena anggota kelompok belum
paham tentang konsep layanan bimbingan kelompok. Pada pertemuan berikutnya
peneliti terus membina hubungan baik dan menyampaikan kembali tentang
konsep layanan bimbingan kelompok sehingga anggota kelompok mulai terbiasa
dan leluasa dalam berpendapat.
c. Waktu yang kurang strategis, karena layanan bimbingan kelompok dilakukan
menggunakan daring yang terkadang signal tidak stabil sehingga membuat ada 1
siswa yang kurang bisa mengikuti secara penuh.
2) Evaluasi Hasil
Pemberian tindakan berupa kegiatan layanan bimbingan kelompok ternyata dapat
membantu siswa dalam mengidentifikasi potensi diri. Sehingga siswa mampu
mengetahui perencanaan karir yang akan dicapai.
Pada tindakan I dapat dilihat bahwa siswa sudah mulai antusias dan serius
mendengarkan penjelasan guru BK saat menjelaskan tentang tips menggali potensi
diri. Serta terlihat dari hasil pekerjaan siswa yang berupa mind mapping yang sudah
mulai sesuai dengan keinginan.
Setelah kegiatan bimbingan kelompok diakhiri, peneliti meminta anggota
kelompok untuk mengisi skala perencanaan karir, guna mengetahui tingkat
perencanaan karir anggota kelompok setelah dilaksanakannya siklus 1 (posttest 1).
Dapat diketahui bahwa setelah diberikan layanan bimbingan kelompok, perencanaan
karir siswa meningkat. Peningkatan perencanaan karir setelah siklus 1 masing-masing siswa
adalah R1 sebesar 25% dengan kriteria sedang, R2 sebesar 9% dengan kriteria sedang, R3
sebesar 17,6% dengan kriteria sedang, R4 sebesar 14% dengan kriteria sedang, R5 sebesar 21%
dengan kriteria tinggi, R6 sebesar 6% dengan kriteria tinggi, R7 sebesar 16% dengan kriteria
tinggi.
Perbedaan tingkat perencanaan karir siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan
bimbingan kelompok, disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

120
102
100 90
87 85 88
80
80 70 70 72
68
62 58
60 56 57 Pre Test
Post Tes
40

20

0
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7

Gambar 4.1 Grafik Perbedaan Perencanaan Karir Siswa Sebelum dan Sesudah
Mendapatkan Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siklus 1

Berdasarkan hasil pengamatan, peningkatan perencanaan karir siswa terlihat dari perilaku
siswa saat mendapatkan layanan bimbingan kelompok dan dalam pembuatan mind mapping
sudah terlihat bahwa siswa mampu mengetahui potensi yang dimiliki sebagai bekal untuk
perencanaan karir.

BAB V
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Perencanaan karir individu siswa dapat ditingkatkan melalui metode mind mapping
dengan menggunakan lembar kerja siswa yang akan membantu siswa dalam membuat
cabang-cabang dari mind mapping. Tindakan yang dilakukan peneliti adalah sebanyak dua
siklus, setiap siklus terdiri dari satu tindakan. Hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan
antara hasil pre-test yang mengalami peningkatan sesuai dengan yang diharapkan oleh
peneliti.

B. REKOMENDASI
Dari hasil yang kami peroleh, ternyata layanan bimbingan kelompok dengna
metode mind mapping dapat meningkatkan perencanaan karir siswa. Untuk mengatasi
kekurangan maka perlu kerjasama dari semua pihak, guru mata pelajaran dan orang tua juga
sangat berperan penting.

DAFTAR PUSTAKA
B. Hurlock, Elizabeth. (1980). Developmental Psykology A Live Span Approach
(Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan).
Penerjemah : Dra. Istiwidayanti, Drs. Soedjarwo, M.Sc & Drs. Ridwan Max
Sijabat. Jakarta : Erlangga.

Bimo Walgito. Bimbingan + Konseling (Studi dan Karir), 2010, Yogyakarta : Penerbit
Andi

Buzan, Tony. (2005). Mind Maps at Work How to Be Best at Your Job and Still Have
Time to Play (Mind Maps at Work Cara Cemerlang Menjadi Bintang di Tempat
Kerja). Penerjemah : Daniel Wirajaya. Jakarta : Gramedia.

Dewa Ketut Sukardi. Psikologi Pemilihan Karir, 2004, Jakarta : Rineka

Hartono, Statistik Untuk Penelitian, (2002), Yogyakarta: LSFK2 dan Pustaka Pelajar,hal.
37-38

Santrock. John W. (2003). Adolescence Perkembangan remaja. (Alih bahasa : Dra.


Shinto B. Adelat, M.Sc dan Sherly Saragih, S.Psi). Jakarta : Erlangga.

Suharso, Modul 6 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Dan Kehidupan


Bermasyarakat,2019, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/04/informasi-karier/ (diakses pada 20


September 2020)

http://mykonselor.weebly.com/pemilihan-karir.html (diakses pada 20 September 2020)

Anda mungkin juga menyukai