Anda di halaman 1dari 23

Strategi Perencanaan Karier Bagi Siswa di Jenjang Pendidikan Dasar, Menengah, dan

Luar Sekolah
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Karier
Yang diampu oleh Ibu Widya Multisari, S. Pd., M. Pd.

Oleh Kelompok C1:


1. Dhiza Nurhanifah (200111600412)
2. Galih Wahyu Fithriyanti (200111600485)
3. Navilla Rahma Ersandy (200111600461)
4. Selia Damayanti (200111600441)
5. Verennina Taradinda Dywanti (200111600493)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
SEPTEMBER 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1. Latar Belakang................................................................................................................4
2. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
3. Tujuan.............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
1. Pengertian Strategi Perencanaan Karir............................................................................5
2. Tujuan Strategi Perencanaan Karir.................................................................................5
3. Macam-Macam Strategi Perencanaan Karir...................................................................6
4. Strategi Penerapan Karir di Jenjang Pendidikan Dasar, Menengah, dan Luar Sekolah10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “ Strategi Perencanaan Karier Bagi Siswa di Jenjang Pendidikan Dasar,
Menengah, dan Luar Sekolah” dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Perencanaan Karier”. Selain itu,
kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi kami
dan para pembaca.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Widya Multisari, S.Pd., M.Pd selaku
dosen mata kuliah Perencanaan Karier. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan bimbingan Ibu dan teman – teman atas
kritik dan saran yang membangun, sehingga akan kami terima demi kesempurnaan makalah
pada tugas selanjutnya. Kami ucapkan mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini.

Malang, 17 September 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
jjjnjdnjnjd

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari strategi perencanaan karier?
2. Bagaimana tujuan strategi perencanaan karier?
3. Apa saja macam strategi perencanaan karier?
4. Bagaimana strategi penerapan perencanaan karier di jenjang pendidikan dasar,
menengah, dan luar sekolah?

3. Tujuan
2. Mengetahui pengertian, tujuan dan macam- macam strategi perencanaan karier
3. Memahami strategi penerapan perencanaan karier di jenjang pendidikan dasar,
menengah, dan luar sekolah
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Strategi Perencanaan Karir

Karier tidak lagi diartikan sebagai suatu pekerjaan, Ifdil (rizqi, 2014)
mengutarakan bahwa karir adalah suatu hal yang harus diraih/diwujudkan dalam bentuk
suatu pekerjaan yang memiliki berbagai persyaratan misalnya tingkat pendidikan,
tanggung jawab dan syarat lainnya: 2011). Berdasarkan pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa karier merupakan suatu pekerjaan yang ditekuni oleh seseorang
untuk memajukan kehidupannya yang memiliki berbagai persyaratan misalnya tingkat
pendidikan, tanggung jawab dan syarat lainnya.

Perencanaan karier menurut Azizah (2017) adalah suatu proses untuk


menentukan langkah-langkah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
kemampuan dan pesyaratan yang meliputi pemahaman diri tentang kepribadian, bakat,
minat dan lingkungan keluarga serta pemahaman informasi studi lanjut dan dunia kerja.
Sedangkan, Parsons (Rizqi, 2014) merumuskan perencanaan karier sebagai proses yang
dilewati sebelum melakukan pemilihan karier. Proses ini memuat tiga aspek penting
yaitu pengetahuan dan pemahaman terhadap diri pribadi, pengetahuan dan pemahaman
terhadap pekerjaan, serta penggunaan pemikiran yang benar antara diri pribadi dan
dunia kerja.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan karier merupakan


sebuah proses yang berawal dengan mengenal dan memahami diri pribadi, sadar akan
adanya peluang dan berbagai macam pilihan dengan semua konsekuensinya,
mengidentifikasi pilihan, mengambil keputusan, mengembangkan tujuan dan rencana
sampai membuat rencana pekerjaan, pendidikan dan pelatihan yang akan dibutuhkan
dalam dunia kerja

2. Tujuan Strategi Perencanaan Karir


Menurut Dillard (Miskiya 2014) tujuan dari perencanaan karir sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesadaran diri (selfawarenes) dan pemahaman diri (self-
understanding)
2. Mencapai kepuasan pribadi (personal satisfaction)
3. Mempersiapkan diri pada penempatan yang memadai (adequate placement)
dalam berkarier
4. Mengefisienkan waktu dan usaha yang dilakukan dalam berkarier
Apabila dikaitkan dengan dunia pendidikan maka tujuan tersebut antara lain:
1. Siswa mampu meningkatkan kesadaran dan pemahaman diri
2. Siswa mencapai kepuasan pribadi
3. Siswa mampu mempersiapkan diri pada penempatan yang memadai dalam
pendidikan maupun kerja
4. Siswa dapat mengefisienkan waktu dan usaha yang dilakukan dalam kariernya
Perencanaan karir ini dapat diibaratkan sebagai sebuah proses untuk :
a. Menyadari diri sendiri terhadap peluang- peluang, kesempatan- kesempatan,
kendala- kendala, pilihan- pilihan dan konsekuensi- konsekuensi
b. Mengidentifikasi tujuan- tujuan yang berkaitan dengan karier
c. Penyusunan program kerja, pendidikan, dan yang berhubungan dengan
pengalaman- pengalaman yang bersifat pengembangan guna menyediakan arah, waktu,
dan urutan langkah- langkah yang diambil untuk meraih tujuan karier
Berdasarkan tujuan perencanaan karir di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
adanya strategi perencanaan karir ialah agar pemberian bantuan dari konselor/ guru
mampu membantu siswa/ konseli sesuai sasaran yang dituju pada diri konseli/ siswa
dalam mengetahui, memahami, dan memilih keputusannya mengenai karir yang akan
dijalaninya nanti, tentunya dengan memperhatikan pribadinya, perkembangan budaya
dan kondisi sosial yang ada. Kemudian, siswa/ konseli akan diberi masukan/ melakukan
diskusi kembali bersama guru/ konselor bila strategi yang diberikan dan disepakati
diawal masih belum membuat konseli/ siswa berhasil membuat perencanaan kariernya.

3. Macam-Macam Strategi Perencanaan Karir

Dalam pelaksanaannya, terdapat tiga strategi yang dapat dilakukan seorang guru atau
konselor kepada perserta didik dalam layanan bimbingan karir, yaitu; 1) strategi
Instruksional, 2) strategi substansial, dan 3) strategi permainan.
A. Strategi Instruksional
Strategi instruksional merupakan bentuk penyelenggaraan bimbingan karir yang
diintegrasikan atau dipadukan dalam kegiatan pembelajaran. Strategi ini sangat sesuai
untuk dijalankan oleh para guru sebagai konselor, khsusnya oleh guru SD/MI. Strategi
instruksional lebih bersifat informatif daripada pemrosesan informasi.
Pada dasarnya strategi instruksional bukanlah merupakan bimbingan karier, melainkan
kegiatan pembelajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip bimbingan karir yang lebih
terfokus pada pemberian informasi karir.
Terdapat beberapa teknik bimbingan karir instruksional yang dapat dilakukan
guru/konselor terhadap peserta didik, antara lain:
a. Bacaan
Melalui membaca riwayat hidup orang-orang ternama yang berhasil dalam bidangnya
masing-masing, seperti BJ. Habibi, Thomas Alva Edison, Einstein, dan banyak lagi.
Dengan membaca surnber-sumber informasi lainnya tentang berbagai hal diharapkan
peserta didik dapat belajar dari pengalaman orang sukses, dan dengan membaca peserta
didik lebih kayak wawasan tentang berbagai hal.
b. Narasumber
Dengan mengunjungi nara sumber atau mengundang nara sumber untuk datang ke
sekolah, dan berdialog tentang dunia pekerjaan, diharapkan anak akan semakin luas
wawasannya tentang banyak hal, terutama yang berkaitan dengan pekerjaan/profesi
seseorang dan usaha yang dilakukan untuk mencapai karir tertentu.
c. Pengamatan
Dengan mengajak peserta didik berjalan-jalan di sekitar lingkungan yang tidak harus
jauh, di sepanjang jalan mereka ditugasi untuk mengamati berbagai macam pekerjaan
yang ditemui. Guru dapat mengajak anak mengamati pekerjaan yang dilakukan oleh
orang yang ada di sekitar sekolah, umpama mengamati pekerjaan penjahit, tukang tahu,
dsb.
d. Cerita
Dengan bercerita, guru dapat memberikan informasi tentang berbagai pekerjaan, atau
cerita tentang kerja keras yang membuahkan hasil menggembirakan. Teknik bercerita
akan lebih menarik bila dilakukan dengan menggunakan media. Cerita akan lebih
menarik kalau diikuti dengan Tanya jawab berkisar tentang tokoh yang diceritakan.
B. Strategi Substasional
Strategi substansial merupakan bentuk penyelenggaraan bimbingan karier melalui
hubungan interpersonal (antara pembimbing dengan klien). Strategi ini lazim
dipergunakan oleh guru/konselor dalam bentuk wawancara konseling. Untuk
mempergunakan starategi ini, diperlukan penguasaan teori dan praktik konseling, di
samping disiplin ilmu penunjang yang terkait. Strategi substansional dapat dilakukan
melaui dua teknik, yaitu:
1. Genogram
Genogram merupakan sebuah alat bantu yang digunakan guru untuk mengetahui
sejarah keluarga konseli dari waktu ke waktu, dari sebuah generasi keluarga melalui
pola hubungan antar anggota keluarga beserta karakteristik yang melekat pada masing-
masing anggota keluarga tersebut, baik berupa pekerjaan, jenis kelamin, umur, dan
berbagai peristiwa yang mengiringi perjalanan sebuah keluarga dari generasi ke
generasi.
Teknik ini dapat digunakan oleh guru, terutama guru SD/MI untuk mengidentifikasi
aspirasi karir yang berkembang pada peserta didik. Penerapan teknik genogram
ditempuh dalam tiga tahap, yaitu:
a. Konstruksi Genogram, Konstruksi genogram Proses ini merupakan tahap
pertama untuk memetakan/membuat gambar silsilah atau asal-usul keluarga klien
sebanayak tiga generasi, yaitu generasi klien, generasi orang tua klien dan generasi
kakek nenek klien.
b. Identifikasi jabatan, penelusuran bidang pekerjaan/jabatan yang ada pada
anggota keluarga dari tiga generasi itu, termasuk usaha yang ditempuh untuk
memperoleh pekerjaan/jabatan, tingkat keberhasilan, dan konsekuensinya dalam segala
aspek kehidupan yang bersangkutan
c. Eksplorasi Klien, Eksplorasi klien Tahap ini memfokuskan kajian terhadap
diri klien agar memperoleh pemahaman diri dan lingkungan serta dapat merencanakan
karirnya.
2. Konseling Karir
Konseling karir dapat dilakukan melalui tiga pendekatan dibawah ini:
a. Client-centered career counseling (konseling karir yang berpusat pada klien),
yaitu menekankan pada kecakapan klien untuk menentukan isu yang penting bagi
dirinya dan pemecahan masalah dirinya. Konsep dasarnya adalah hal yang berkaitan
dengan konsep diri (self), aktualisasi diri, teori kepribadian, dan hakekat kecemasan.
b. Developmental career counseling (konseling karir perkembangan). Konseling
karir perkembangan lebih menekankan pada hubungan kematangan karir seseorang
dengan masalah pembuatan keputusan, dan suatu tindakan yang disampaikan konseli
dalam konseling karir.
c. Behavioral career counseling (konseling karir perilaku), yaitu Manusia adalah
makhluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol oleh faktor-faktor dari luar. Tingkah
laku dipelajari ketika individu berinteraksi dengan lingkungan melalui hukum-hukum
belajar: (a) pembiasaan klasik; (b) pembiasaan operan; (c) peniruan. Tingkah laku
tertentu pada individu dipengaruhi oleh kepuasan dan ketidakpuasan yang
diperolehnya.
C. Strategi Permainan
Strategi permainan merupakan strategi alternatif dalam penyelenggaraan bimbingan
karir. Strategi ini berlangsung melalui permainan, yang dalam setiap permainan dapat
menjangkau beberapa matra sasaran. Permainan adalah suatu perbuatan atau kegiatan
sukarela, yang dilakukan dalam batas-batas ruang dan waktu tertentu yang sudah
ditetapkan, menurut aturan yang sudah diterima secara sukarela tapi mengikat
sepenuhnya, dengan tujuan dalam dirinya sendiri, disertai oleh perasaan tegang dan
gembira, dan kesadaran lain daripada kehidupan sehari-hari (Johan Huizinga, 1990:
39).
Strategi ini dapat dilakukan dalam beberapa bentuk permainan, yaitu:
1. Permainan dan Proyeksi diri. Permainan ekspresi dan proyeksi diri Jenis
permainan yang dapat dimasukkan ke dalam kelompok ekspresi, adalah permainan
yang berupaya mengungkapkan karakteristik, ciri atau sifat-sifat diri pribadi secara
langsung, baik dalam bentuk lisan, tulisan maupun gerak-gerik isyarat
2. Permainan pilihan dan putusan nilai. Prinsip utama dari permainan pilihan dan
putusan nilai adalah bagaimana individu menentukan prioritas serta mengambil suatu
keputusan tindakan, yang didasarkan atas nilai-nilai yang dimilikinya
3. Eksplorasi dan identifikasi lingkungan. Permainan ini mengutamakan bantuan
kepada klien, agar ia mampu dan sanggup menjelajahi dan merinci lingkungan baik
pendidikan maupun pekerjaan, yang secara potensial sesuai dengan karakteristik diri
pribadinya.
4. Permainan Isu dan Aturan. Permainan ini dilakukan dalam bentuk diskusi,
dimulai dari pemilihan dan penentuan masalah utama (isu) atau peraturan hidup yang
dihadapi siswa atau manusia umumnya. Setelah ditentukan, beberapa siswa secara
sukarela diminta tampil sebagai pembicara yang melontarkan pendapatnya atas isu
dimaksud.
5. Permainan Analisi dan gaya hidup. Analisis gaya hidup merupakan jenis
permainan yang menekankan analisis atau terawangan, cita-cita yang diinginkan akan
masa depan kehidupan siswa, keluarga maupun pekerjaan dan keadaan dirinya,
berdasarkan pengelolaan informasi diri dan lingkungan, nilai serta permasalahan yang
dihadapi sekarang ini.

4. Strategi Penerapan Karir di Jenjang Pendidikan Dasar, Menengah, dan


Luar Sekolah
1. SD

Dalam Permendiknas No. 23/2006 telah dirumuskan Standar Kompetensi Lulusan


(SKL) yang harus dicapai peserta didik, melalui proses pembelajaran berbagai mata
pelajaran. Akan tetapi, Permendiknas tersebut tidak memuat standar kompetensi yang
harus dicapai peserta didik melalui pelayanan bimbingan dan konseling. Oleh karena
itu, Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) mengambil inisiatif untuk
merumuskan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik, mulai tingkat
sekolah dasar sampai dengan Perguruan Tinggi, dalam bentuk naskah akademik, untuk
dijadikan sebagai bahan pertimbangan Depdiknas dalam menentukan kebijakan
pelayanan bimbingan dan konseling di Indonesia.

Kesebelas aspek perkembangan tersebut adalah: (1) landasan hidup religius; (2)
landasan perilaku etis; (3) kematangan emosi; (4) kematangan intelektual; (5)
kesadaran tanggungjawab sosial; (6) kesadaran gender; (7) pengembangan diri; (8)
perilaku kewirausahaan (kemandirian perilaku ekonomis); (9) wawasan dan kesiapan
karir; (10) kematangan hubungan dengan teman sebaya; (11) kesiapan diri untuk
menikah dan berkeluarga (hanya untuk SLTA dan PT).

Tiap-tiap aspek perkembangan memiliki tiga dimensi tujuan, yaitu: (1)


pengenalan/penyadaran (memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang aspek dan
tugas perkembangan [standar kompetensi] yang harus dikuasai); (2) akomodasi
(memperoleh pemaknaan dan internalisasi atas aspek dan tugas perkembangan [standar
kompetensi] yang harus dikuasai); (3) tindakan (perilaku nyata dalam kehidupan sehari-
hari dari aspek dan tugas perkembangan [standar kompetensi] yang harus dikuasai)

Standar kompetensi kemandirian (SKK) peserta didik di sekolah dasar pada aspek
wawasan dan kesiapan karir. Berikut disajikan Rumusan Standar Kompetensi
Kemandirian peserta didik di sekolah dasar pada aspek wawasan dan kesiapan karir.
Aspek Tataran/ internalisasi Tujuan
Perkembangan
Pengenalan Akomodasi Tindakan

Wawasan dan Mengenal ragam Menghargai ragam Mengekspresikan


kesiapan karir pekerjaan dan pekerjaan dan ragam pekerjaan dan
aktivitas orang aktivitas orang aktivitas orang dalam
dalam sebagai hal yang lingkungan
lingkungan saling bergantung
kehidupan

Tujuan bimbingan karir untuk peserta didik di sekolah dasar

Menurut Uman Suherman, tujuan pemberian layanan bimbingan dan konseling karir
bagi peserta didik di sekolah dasaradalah sebagai berikut:

1. Mengenali macam-macam dan ciri-ciri berbagai jenis pekerjaan

2. Menentukan cita-cita dan merencanakan masa depan

3. Mengeksplorasi arah pekerjaan

4. Menyesuaikan keterampilan, kemampuan dan minat dengan jenis pekerjaan

Sementara itu, Sulistyarini dan Jauhar mengemukakan bahwa, pemberian materi


bimbingan karir untuk peserta didik di sekolah dasar dimaksudkan untuk:

1. Mengembangkan sikap positif terhadap segala jenis pekerjaan

2. Membawa para siswa untuk menyadari betapa luasnya dunia kerja yang ada

3. Menjawab berbagai pertanyaan para siswa tentang pekerjaan

4. Menekankan jasa dari masing-masing jenis pekerjaan

Informasi pekerjaan untuk siswa kelas tinggi sekolah dasarperlu diperluas dan
diperkuat. Hal ini bertujuan agar mereka memahami bahwa:

1. Pekerjaan ada dimana-mana, di tingkat desa, kecamatan, kabupaten, propinsi,


negara, dan bahkan dunia. Pada tingkat perkembangan itu, siswa mulai
membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang ada di desa dan di kota, di daerahnya sendiri
dan di daerah lain.

2. Terdapat saling ketergantungan antara pekerjaan yang satu dengan yang lainnya

3. Baik kemampuan khusus maupun ciri-ciri kepribadian tertentu diperlukan untuk


mencapai keberhasilan (kesuksesan) bagi sebagian besar jenis pekerjaan.

4. Untuk memilih suatu pekerjaan diperlukan informasi yang tepat (yaitu tentang
hakikat pekerjaan itu sendiri, latihan yang diperlukan, kondisi kerja, dan sebagainya).

5. Ada berbagai masalah yang mungkin dihadapi oleh orang-orang yang


menginginkan pekerjaan tertentu (seperti peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan itu
mahal, biaya untuk program pendidikan dan latihan mahal, waktunya lama, kondisi
kerja dalam pekerjaan itu kurang menyenangkan, dan sebagainya).

6. Untuk memilih pekerjaan atau karir di masa depan perlu kehati-hatian dan
pertimbangan yang matang.

Sedangkan Daryanto dan Farid mengemukakan bahwa tujuan bimbingan karir bagi
peserta didik di sekolah dasaradalah sebagai berikut:

1. Agar peserta didik meperoleh informasi tentang karir atau jabatan atau profesi
tertentu.

2. Agar peserta didik memperoleh pemahaman tentang karir atau pekerjaan atau
profesi tertentu secara benar.

3. Agar peserta didik mampu merencanakan dan memilih karir tertentu kelak setelah
selesai dari pendidikan.

4. Agar peserta didik mampu menyesuaikan diri dengan karir yang akan dipilihnya
kelak.

5. Agar peserta didik mampu mengembangkan karir setelah selesai dari pendidikannya.

Dengan demikian, bimbingan karir bagi peserta didik di sekolah dasar tidak secara
langsung membantu peserta didik untuk berkarir tetapi lebih banyak bersifat informasi.
Orientasi dari bimbingan karir untuk peserta didik di sekolah dasaradalah
menumbuhkan kesadaran karir (career awareness) dalam bentuk pengetahuan dan
pemahaman macam-macam jenis pekerjaan.

MATERI BIMBINGAN KARIR UNTUK PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Direktorat


Pendidikan Dasar, telah menerbitkan buku “Pedoman Bimbingan dan Konseling Siswa
di Sekolah Dasar.” Dalam buku pedoman itu disebutkan bahwa isi layanan bimbingan
di sekolah dasar ada tiga, yaitu: (1) bimbingan pribadi sosial, (2) bimbingan belajar,
dan (3) bimbingan karir. Dengan demikian, jelaslah bahwa secara formal dan legal,
program bimbingan karir harus sudah diberikan sejak usia sekolah dasar.

Lebih jauh, dijelaskan secara terperinci pada buku Pedoman Bimbingan dan Konseling
tersebut mengenai materi bimbingan karir untuk kelas-kelas rendah (kelas 1, 2, dan 3)
maupun untuk kelas-kelas tinggi (kelas 4, 5, dan 6) sebagai berikut:

Untuk kelas I, 2, dan 3 :

1. Mengenalkan perbedaan antarkawan sebaya.

2. Menggambarkan perkembangan diri siswa.

3. Menjelaskan bahwa bekerja itu penting bagi kehidupan sesuai dengan tuntutan
lingkungan.

4. Mengenalkan keterampilan yang dimiliki siswa.

5. Menjelaskan macam-macam pekerjaan yang ada di lingkungan sekolah.

6. Menggambarkan kegiatan setelah tamat sekolah dasar.

7. Mengenalkan macam-macam pekerjaan yang dilakukan orang dewasa.

8. Mengenalkan kegiatan-kegiatan yang menarik.

9. Mengenalkan alasan orang memilih suatu pekerjaan, dan bahwa pilihan itu masih
dapat berubah.

10. Menjelaskan bahwa kehidupan masa depan dapat direncanakan sejak sekarang.
11. Mengenalkan bahwa seseorang dapat memiliki banyak peran.

12. Menjelaskan bahwa pekerjaan seseorang itu dipengaruhi oleh minat dan
kecakapannya.

Sedangkan materi bimbingan karir untuk kelas tinggi (kelas 4, 5, dan 6) sebagai
berikut:

1. Menjelaskan manfaat mencontoh orang-orang yang berhasil.

2. Melatih siswa menggambarkan kehidupan di masa yang akan datang.

3. Membimbing diskusi mengenai pekerjaan wanita dan pria

4. Menjelaskan jenis-jenis keterampilan yang dikaitkan dengan pekerjaan tertentu.

5. Melatih siswa membayangkan hal-hal yang akan dilakukan pada usia kirakira 25
tahun.

6. Membimbing siswa tentang macam-macam gaya hidup dan pengaruhnya.

7. Menjelaskan pengaruh nilai yang dianut dalam pengambilan keputusan.

8. Membimbing siswa untuk memperkirakan bahwa meneladani tokoh panutan dapat


memengaruhi karir.

9. Melatih siswa merencanakan pekerjaan yang cocok pada masa dewasa.

10. Membimbing siswa berdiskusi tentang pengaruh pekerjaan orang terhadap


kehidupan anak.

11. Melatih siswa melihat hubungan antara minat dan kemampuan.

12. Mengenalkan bermacam-macam cara untuk menilai kemajuan prestasi.

13. Mengenalkan macam-macam pekerjaan yang ada di lingkungan sekitar

Materi bimbingan karir yang disebutkan di atas hanya panduan. Guru pembimbing
dapat menggunakannya sebagai acuan yang tetap terbuka untuk disesuaikan dengan
situasi kondisi setempat.
Kegiatan Bimbingan Konseling Karir di SD dalam Berbagai Setting :

Ruang Bimbingan Ruang Kelas Luar Sekolah

Kegiatan: Kegiatan: Kegiatan:

1. Bimbingan 1. Proses 1. Karyawisata karir


perorangan pembelajaran yang
mengintegrasikan 2. Career day
2. Bimbingan materi pelajaran
kelompok 3. Ceramah
dengan bimbingan
narasumber
karir
3.
Bibliotherapi/bacaan 4. Observasi
2. Paket bimbingan
pekerjaan
karir
4. Video motivasi
3. Cerita/bercerita
5. Game

6. Konsultasi dengan
orang tua

Tabel di atas merupakan contoh cakupan kegiatan bimbingan konseling karir yang
dilaksanakan dalam berbagai lingkungan pelaksanaannya. Kegiatan bimbingan
konseling wawasan karir yang dilaksanakan di Sekolah Dasar idealnya mengacu pada
aspek tugas perkembangan. Pemahaman pendidik terhadap tugas perkembangan akan
memberikan kemudahan dalam memberikan layanan dan disukai oleh peserta didik.
Artinya, materi yang dibutuhkan memang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
perkembangan peserta didik pada waktu tersebut. Mengacu pada buku Pedoman
Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dalam lingkup pendidikan formal, terdapat dua
aspek perkembangan pokok tentang karir yang harus dipenuhi. Dua aspek
perkembangan tersebut adalah perilaku kewirausahaan dan kesiapan karir.

Internalisasi aspek pengembangan perilaku kewirausahaan dan kesiapan karir di


sekolah dasar meliputi tiga ranah, yaitu : ranah pengenalan atau pengetahuan, ranah
akomodasi atau sikap, ranah tindakan atau perilaku. Kegiatan bimbingan dan konseling
karir pada aspek perilaku kewirausahaan yang menumbuhkan sikap ekonomis dan
aspek wawasan dan kesiapan kerja dapat dilakukan dengan menggunakan banyak cara
dan metode. Bimo Walgito mengemukakan bahwa kegiatan bimbingan dan konseling
karir dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan berikut:

1. Bimbingan karir dilaksanakan dengan cara yang disusun dalam suatu paket
tertentu, yaitu Paket Bimbingan Karir

Setiap paket merupakan modul utuh yang terdiri dari beberapa macam topik
bimbingan. Sehubungan dengan itu, pihak yang berwenang (Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan) telah mengeluarkan 5 paket yang dikenal dengan istilah Paket
Bimbingan Karir. Paket I mengenai pemahaman diri, paket II mengenai nilai-nilai,
paket III mengenai pemahaman lingkungan, paket IV mengenai hambatan dan cara
mengatasi hambatan, serta paket V mengenai merencanakan masa depan.

2. Kegiatan bimbingan karir dilaksanakan secara instruksional

Bimbingan karir tidak dilaksanakan secara khusus, tetapi dipadukan dengan kegiatan
belajar-mengajar. Sehubungan dengan itu, setiap guru dapat memberikan bimbingan
karir pada saat menyampaikan pelajaran yang berhubungan dengan karir tertentu.

3. Bimbingan karir dilaksanakan dalam bentuk pengajaran unit

Jika hal tersebut yang ditempuh maka kegiatan bimbingan karir direncanakan dan
diprogramkan oleh sekolah. Dalam hal ini, beban tidak diberikan kepada guru-guru
lain karena petugas bimbingan yang akan memberikan bimbingan karir tersebut. Bila
menggunakan metode ini, sudah tentu perlu ada jam tersendiri yang khusus
disediakan untuk keperluan kegiatan bimbingan tersebut.

4. Kegiatan bimbingan karir dilaksanakan pada hari-hari tertentu yang disebut


“hari karir” atau “career day”.

Pada hari tersebut, semua kegiatan bimbingan karir dilaksanakan berdasarkan


program bimbingan karir yang telah ditetapkan oleh sekolah setiap tahun. Kegiatan ini
diisi dengan ceramah-ceramah dari orang-orang yang berkompeten, misalnya
pemimpin perusahaan, orang-orang yang dipandang berhasil dalam dunia kerjanya,
dan lain-lain. Oleh karena itu, pembimbing harus cukup jeli dan bijaksana dalam hal
mencari orang-orang yang berkompeten untuk dimintai bantuannya
5. Karyawisata karir yang diprogramkan sekolah

Pada kegiatan karyawisata ini, obyek harus berkaitan dengan pengembangan karir
siswa. Dengan karyawisata karir ini, siswa dapat mengetahui dengan tepat apa yang
ada dalam kenyataannya. Karena karyawisata ini dikaitkan dengan pengembangan
karir maka pemilihan obyek harus dipikirkan secara matang.

Dari berbagai metode yang telah dijelaskan di atas, metode yang paling
memungkinkan untuk dilaksanakan di sekolah dasar adalah metode nomer dua, yakni
kegiatan bimbingan karir dilaksanakan secara instruksional. Hal ini mengingat belum
semua sekolah dasar memiliki guru bimbingan dan konseling ataupun konselor. Pada
pendekatan Instruksional ini, kegiatan bimbingan karir tidak dilaksanakan secara
khusus, akan tetapi secara terpadu dan terintegrasi dengan kegiatan belajar mengajar
di sekolah. Integrasi yang dimaksud adalah selain pendidik memberikan materi sesuai
dengan syllabus dan RPP mata pelajarannya, mereka juga menyampaikan muatan
bimbingan dan konseling karir yang sesuai dengan tema pembahasan mata pelajaran
tersebut. Kegiatan bimbingan konseling karir yang dilakukan terpadu dengan
Kegiatan Belajar Mengajar dilaksanakan dalam bentuk bagaimana isi atau nilai-nilai
bimbingan karir dipadukan dalam proses belajar mengajar secara bersama-sama.

2. SMP
Strategi layanan bimbingan dan konseling komprehensif berpengaruh besar dalam
implementasi perencanaan karir siswa. Dalam hal ini Cobia & Henderson (2013)
mendeskripsikan tahapan perencanaan karir pada siswa SMP. Bahwa perkembangan
karir pada masa SMP siswa mulai mengembangkan,
a) keterampilan membuat keputusan
b) pengetahuan tentang keterkaitan peran kehidupan
c) kesadaran akan perbedaan pekerjaan dan perubahan peran pria / wanita
dimengerti proses merencanakan karir. Untuk mencapai perencanaan karir dapat
melalui implementasi empat komponen layanan.
● Layanan dasar dapat berupa bimbingan klasikal materi:
a) mengenal jenis keterampilan yang sesuai untukku
b) mengenal diri sendiri
c) bimbingan kelompok dengan mengenal jenis pekerjaan yang cocok untuk pria
dan wanita
d) tips menentukan studi lanjut.
Layanan dasar yang berorientasi pada proses interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berperan aktif. Assessment kebutuhan
perencanaan karir didapat bukan hanya dari daftar cek masalah (DCM) atau dari
inventori tugas perkembangan (ITP) melainkan ditunjang dari hasil tes psikologi
berupa informasi terkait kepribadian, minat, dan keterampilan siswa.
● Layanan responsif, strategi layanan responsif dapat berupa konseling individu,
konseling kelompok, untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan atau hambatan dalam
proses merencanakan karir.
● Layanan peminatan dan perencanaan individual, strategi layanan perencanaan
individual dan peminatan berupa layanan peminatan dalam format individu maupun
kelompok untuk membantu siswa dalam pemahaman terkait diri, menemukan minat dan
keterampilan diri, memahami program PAKET studi di SMA dan SMK, sehingga siswa dapat
menentukan terkait studi lanjut.
● Dukungan sistem, strategi layanan dukungan sistem dalam perencanaan karir dapat
berupa aktivitas kolaborasi dengan orangtua untuk mengetahui dukungan seperti apa yang
diberikan oleh keluarga dalam pemilihan studi lanjut, serta psikolog untuk mengetahui
informasi terkait minat, kepribadian, keterampilan dan kemampuan siswa, dan guru- guru
sekolah menengah umum dan sekolah menengah kejuruan untuk mengetahui sekolah
lanjutan.
3. SMA
Siswa SMA biasanya berusia 16-18 tahun dan sedang menghadapi perkembangan
remaja, dimana masa remaja merupakan masa perpindahan antara masa anak-anak
menuju dewasa. Dalam hal ini, tugas perkembangan remaja yaitu mengarah pada
kesiapan untuk menata masa depan sebagai perannya menjadi dewasa (Kumara &
Lutfiyanii, 2017). Sejalan dengan itu, Remaja mulai fokus dalam mengelola masa
depan mereka (Hurlock, 1980). Terdapat beberapa hal perkembangan remaja dalam
menyiapkan karier yaitu mengenali minat-bakat, kemampuan, dan nilai-nilai yang
ingin dikejar serta mengenali bidang pekerjaan yang ingin dicapai dengan segala
konsekuensi dan tujuan nya (Gumara & Lutfiyani, 2017).
Untuk itu, siswa SMA yang akan melanjutkan pendidikan ke tahap yang lebih tinggi
membutuhkan perencanaan karir yang baik sebelum mengambil keputusan dalam
memilih program studi lanjutan agar dapat mencapai karir sesuai yang diinginkan.
Akan tetapi, ada beberapa problem yang dialami oleh siswa ketika merencanakan
karier, misalnya, siswa kurang memahami bagaimana memilih rencana studi yang
selaras dengan kompetensi dan ketertarikannya, siswa kurang memahami lingkungan
kerja, siswa masih bingung dengan pekerjaannya, dan siswa kurang mampu memilih
pekerjaan, siswa cemas tentang apakah mereka ingin bekerja setelah lulus, siswa tidak
memiliki pengalaman dalam memilih universitas tertentu atau melanjutkan
pendidikan setelah lulus dari sekolah menengah, siswa tidak memahami karakteristik,
ketentuan, kapasitas dan kapabilitas yang dibutuhkan untuk pekerjaan dan prospek
karier (Supriatna & Budiman, 2009).
● Pada layanan dasar dilakukan melalui bimbingan klasikal dengan memberikan materi
tentang keterampilan pengambilan keputusan, pemantapan pemilihan studi, perkembangan
dunia kerja, pemahaman konsep diri dan disampaikan melalui tatap muka dikelas atau bisa
juga dengan leaflet, atau dengan metode menarik lainnya. Dalam layanan dasar terdapat
layanan informasi sangat penting bagi siswa dalam mencari informasi tentang karirnya
seperti informasi tentang jalur masuk di perguruan tinggi, informasi tentang beasiswa, dan
pengetahuan tentang dunia kerja karena tidak semua lulusan akan melanjutkan ke sekolah
lanjutan (Kulsum, 2013).
● Pada layanan penempatan kepada siswa SMA, bimbingan dan konseling memetakan
siswa berdasarkan potensinya untuk ditempatkan dalam penjurusan IPA/IPS dengan bantuan
biro psikologi. Sedangkan pada perencanaan individual, guru bimbingan dan konseling
membantu mengarahkan siswa untuk memahami dirinya, kelebihan dan kelemahannya,
potensinya dan kesempatan yang ada dalam merencanakan karirnya (Pangestuti, 2017).
Proses ini bisa dilakukan dengan bimbingan konseling individual, konsultasi, dan bimbingan
klasikal dengan memberikan informasi hasil asesmen dan implikasi dalam perencanaan karier
kepada orang tua dan siswa, pemberian saran, membantu siswa dalam proses memasuki studi
lanjut, dan lain sebagainya (Riskiyah, 2017).
● Layanan responsif digunakan kepada siswa yang mempunyai problem tertentu yang
dapat menghambat tugas perkembangan siswa. Dalam hal ini, guru dapat memberikan
layanan konseling individu, konseling kelompok, konseling melalui media elektronik,
mediasi, advokasi, dan kunjungan rumah sesuai dengan kebutuhan siswa. (Lutfiyani et al.,
2017). Salah satu contohnya, dengan dilakukannya konseling kelompok dapat membantu
meningkatkan perencanaan karir siswa.
● Layanan dukungan sistem ini dapat berupa kolaborasi dengan orang tua untuk
mengetahui dukungan orang tua terhadap pemilihan studi lanjut, menjalin hubungan baik
dengan perguruan tinggi, menjalin kerjasama dengan psikolog untuk mengetahui bakat dan
minat siswa untuk melanjutkan studi lanjutan. Selain itu, konselor juga dapat berkolaborasi
dengan personel yang ada di sekolah/diluar sekolah, pihak institusi lain untuk mendapatkan
informasi dan feedback atas layanan yang diberikan kepada konseli (Purwaningrum, 2018).
4. LUAR SEKOLAH
Karakteristik Pendidikan Luar Sekolah (PLS) antara lain, pertama
memberikan kesempatan belajar kepada setiap orang sesuai minat, usia, dan
kebutuhan belajar masing- masing. Kedua, melibatkan peserta didik dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Dan yang ketiga adalah
memiliki tujuan- tujuan ideal yang terkandung dalam proses pendidikan. Tujuan PLS
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 73/ 1991 Pendidikan Luar Sekolah bertujuan
untuk melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin
dan sepanjang hayatnya guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya, serta
memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur
pendidikan sekolah. Agar tujuan tersebut dapat tercapai dibutuhkan program- program
pendidikan luar sekolah yang dapat menunjang hal tersebut. Perencanaan karier yang
dibutuhkan oleh PLS tentunya yang dapat menunjang bagaimana individu nantinya
siap untuk memasuki dunia kerja/ masa depannya, seperti memiliki keterampilan dan
pengetahuan yang memadai. Strategi perencanaan karier di PLS :
a. Layanan dasar : Memberikan informasi dengan
bimbingan klasikal mengenai perencanaan karier pada warga belajar di PKBM
yangmana kebanyakan buruh pabrik, Ibu rumah tangga, ART, atau anak- anak
yang mempunyai kecenderungan untuk fokus pada minat yang tinggi sehingga
mampu memilih menempuh pendidikan pada jalur non formal. Kemudian,
bisa juga dengan mendatangkan narasumber untuk memberikan informasi
mengenai kebingungan pemilihan karier dengan cara mengatasinya. Dan
sebagainya. Terdapat juga berbagai strategi pada layanan dasar seperti
bimbingan kelompok, bimbingan kelas besar, career’s day, kunjungan
industri-kuliah-profesional; konseling individual dan konseling kelompok. Hal
ini berguna agar masyarakat terbuka dan memperhatikan bagaimana
melakukan perencanaan karier yang sesuai dengan diri masing- masing,
tentunya yang berpengaruh pada kehidupannya dimasa depan.
b. Layanan responsif : Memberikan layanan bantuan sesegera
mungkin pada individu yang memiliki masalah dalam perencanaan kariernya.
Seperti memberikan bantuan pada salah satu individu dalam PKBM pada
paket C yang mengalami kebingungan ingin melanjutkan pendidikannya/
kariernya ke perguruan tinggi melalui beasiswa, namun terhalang dengan ijin
dari pihak keluarga.
c. Layanan perencanaan individual : Memberikan bantuan pada individu
untuk membuat career roadmap design, tenaga professional/ konselor/ guru
BK melakukan pembinaan karier pada individu, membantu individu untuk
lebih sadar akan diri sendiri, membantu individu untuk mengidentifikasi
tujuan yang berkenaan dengan karier, dan sebagainya
d. Dukungan sistem : Sarana dan prasarana yang memadai
untuk terwujudnya perencanaan karier bagi masyarakat ( contoh : media yang
bisa memberikan informasi mengenai karier berupa pamflet, poster, adanya
fasilitas assesment dan alat assesment diri dan sebagainya), konseling,
kurikulum, adanya wadah untuk konsultasi karir dan SDM ( tenaga
profesional/ guru BK/ konselor) yang memiliki kompetensi membantu
perencanaan karier masyarakat yang berada di pendidikan luar sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Rizqi, P. R. (2014). Upaya Meningkatkan Kemampuan Perencanaan Karier Siswa


Melalui Layanan Informasi Karier Pada Siswa Kelas Xi Administrasi
Perkantoran (Ap) 1 Smk Negeri 2 Tegal (Doctoral dissertation, Universitas
Negeri Semarang).

Azizah, N. (2017). Penggunaan Tangga Masa Depan Dalam Layanan Informasi Untuk
Meningkatkan Perencanaan Karir Siswa Kelas X IPA di SMA Negeri 11
Surabaya. Jurnal BK UNESA, 7(1).

Miskiya L. Perencanaan Karier Siswa Kelas Xi Sma Negeri Se-Kabupaten Tegal.


Published online. 2013:127.

Heriyanto B, Mustika I, Yuliani W. Gambaran Keputusan Perencanaan Karier Siswa


Smkn 9 Garut. FOKUS (Kajian Bimbing Konseling dalam Pendidikan).
2021;4(3):185. doi:10.22460/fokus.v4i3.6842

Kumara, A. R., & Lutfiyani, V. (2017). Strategi Bimbingan Dan Konseling


Komprehensif Dalam Perencanaan Karir Siswa SMP. G-Couns: Jurnal
Bimbingan dan Konseling, 1(2).

Hurlock, B. E. (1980). Psikologi Perkembangan. Penerbit Erlangga.

Supriatna, M., & Budiman, N. (2009). Bimbingan Karier di SMK. In Dalam e-book.

Kulsum, S. (2013). Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Domain Pengembangan


Diri Siswa 1. Jurnal Konseling Dan Pendidikan, 1(1), 67.
https://doi.org/10.29210/11200

Pangestuti, R. W. (2017). Strategi Layanan Perencanaan Individual. Prosiding Seminar


Nasional Peran Bimbingan Dan Konseling Dalam Penguatan Pendidikan
KarakterKonseling Dalam Penguatan Pendidikan Karakter, 159–172.

Riskiyah, R. (2017). Implementasi Permendikbud No. 111 Tahun 2014 dan


Implikasinya terhadap Kompetensi dan Uraian Tugas Guru Bimbingan
Konseling. Jurnal Pendidikan (Teori Dan Praktik), 2(1), 44.
https://doi.org/10.26740/jp.v2n1.p44-55

Lutfiyani, V., Bhakti, P., & Dahlan. (2017). Strategi Layanan Bimbingan dan
Konseling Komprehensif dalam Pengembangan Self-Knowledge pada Siswa
Sekolah Dasar. SENDIKA: Seminar Nasional Pendidikan FKIP UAD, I(20),
370–377. http://eprints.uad.ac.id/8589/1/14. Vivi Lutfiyani.%2CS.Pd.pdf

Purwaningrum, R. (2018). Bimbingan dan Konseling Komprehensif sebagai Pelayanan


Prima Konselor ( Ribut Purwaningrum). Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP
UTP, 18(1), 18–27.

Anggraini, S., Rifai, M., & Muhid, A. (2021). Peran layanan bimbingan dan konseling
komprehensif dalam perencanaan karier pada siswa SMA. TERAPUTIK: Jurnal
Bimbingan dan Konseling, 5(1), 16-23.

Hadi Kammis S.H (2021). Strategi Pelaksanaan Bimbingan Karir Di SD/MI, STKIP
MUHAMMADIYAH KALABAHI

Syarbaini Saleh D. Pendidikan Luar Sekolah. K-Media; 2020.

Prihatiningsih R. Menakar Pentingnya Perencanaan Karier untuk Warga Belajar Pada


Penyelenggaraan Pendidikan Non Formal Program Pendidikan Kesetaraan. J
Pembelajaran, Bimbingan, dan Pengelolaan Pendidik. 2021;1(6):414–418.
doi:10.17977/um065v1i62021p414-418

Anda mungkin juga menyukai