Anda di halaman 1dari 16

SISTEM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Pendidikan Anak Usia Dini
yang diampu oleh Dra. Elia Flurentin., M.Pd.
Oleh:

Galih Wahyu Fithriyanti 200111600485


Khafidah Wahyu Sukma A. 200111600501
Nuril Rahmadiyah 200111600427
Rumaisah Az-Zahro 200111600439
Tiara Khaulina 200111600430

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING
SEPTEMBER

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas izin dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Tidak lupa juga penyusun ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Elia Flurentin., M.Pd. selaku dosen mata kuliah
Bimbingan dan Konseling Pendidikan Anak Usia Dini yang sudah memberikan kepercayaan
kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Makalah “Sistem Pendidikan Anak Usia Dini” disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah “Bimbingan dan Konseling Pendidikan Anak Usia Dini”. Selain itu, penyusun juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca. Kami menyadari bahwa
di dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat di
masa yang akan datang. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi
para pembaca.

Malang, 14 September 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I
PENDAHULUAN 3
Latar belakang 3
Rumusan Masalah 4
Tujuan 4
BAB II
PEMBAHASAN 4
Definisi Pendidikan Anak Usia Dini 4
Bentuk Satuan Pendidikan Anak Usia Dini dalam Undang. Undang Nomor 20 tahun
2003 5
Dasar dan Tujuan Penyelenggaraan Program PAUD 5
Landasan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini 8
Kelembagaan, Program, Bentuk Layanan PAUD 10
BAB III 14
PENUTUP 14
Kesimpulan 14
Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 15

2
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar belakang
Pendidikan anak usia dini (PAUD) ialah tingkatan pendidikan dasar yang
diselenggarakan sebagai salah satu upaya pembinaan bagi anak untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangannya agar siap memasuki pendidikan lebih lanjut, dan
sesuai dengan potensi, bakat, minat, dan kesanggupannya. Perkembangan anak usia
dini dikatakan usia emas (golden age) karena pada usia ini memiliki peran penting
dalam perkembangan anak. Dimannekankan pada a anak perlu diperhatikan secara
terus menerus dan menyeluruh, sehingga dapat diketahui kesiapannya, dan
mengetahui kendala atau hambatan yang dialami anak tersebut.
Pendidikan anak usia dini juga menekanakan pada dasar pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir,
daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional ( sikap dan
perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-
tahap perkembangan yang dilalui oleh aank usia dini. Kegiatan pembelajaran sebagai
sistem, yangmana dasarnya merupakan proses yang sistematis dan sinergis dari
berbagai komponen, seperti bahan kegiatan, penggunaan metode, pengelompokkan
anak didik dan media pengjaran yang berupa saranan bermain yang digunakan.

3
b. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi Pendidikan Anak Usia Dini?
2. Bagaimana bentuk satuan Pendidikan Anak Usia Dini ?
3. Apa dasar dan tujuan penyelenggaraan program Pendidikan Anak Usia Dini?
4. Landasan penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini?
5. Kelembagaan Pendidikan Anak Usia Dini ?
c. Tujuan
1. Memahami definisi Pendidik Anak Usia Dini
2. Memahami bentuk satuan Pendidikan Anak Usia Dini
3. Memahami dasar dan tujuan penyelenggaraan program Pendidikan Anak Usia
Dini
4. Mengetahui landasan penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini
5. Memahami kelembagaan Pendidikan Anak Usia Dini
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pendidikan Anak Usia Dini


Banyak batasan yang diberikan terhadap program PAUD. Dalam UU No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan, "...pendidikan anak usia dini
sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
M. Hariwijaya (2007) mengemukakan bahwa PAUD dapat diartikan sebagai salah
satu bentuk jalur pendidikan dari usia 0-6 tahun, yang diselenggarakan secara terpadu dalam
satu program pembelajaran agar anak dapat mengembangkan segala guna dan kreativitasnya
sesuai dengan karakteristik perkembangannya.
PAUD merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis dalam
pembangunan sumber daya manusia. Sesuai Pasal 28 Undang Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, PAUD telah ditempatkan sejajar dengan pendidikan
lainnya.

4
Menurut Rahman (2002), hal ini menunjukkan bahwa secara yuridis formal, PAUD
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan sistem pendidikan nasional,
meskipun pendidikan prasekolah bukan merupakan kewajiban dan prasyarat untuk memasuki
sekolah dasar.?
Secara umum, perkembangan dunia pendidikan di Indonesia semakin berkembang
pesat, termasuk PAUD. Akan tetapi, menurut Laporan Review Kebijakan (2005), banyak
kendala menyertai perkembangan PAUD di Indonesia, terutama dalam hal pendanaan di
sektor pendidikan PAUD. Tingkat partisipasi kasar dengan 20% pada pendidikan, Indonesia
menduduki ranking yang rendah di antara negara-negara yang berpenghasilan rendah. Pada
tahun 2003, pengeluaran biaya pendidikan di Indonesia sangat rendah, yaitu 1,3 % GDP
(Gross Domestic Product/Produk Domestik Kasar).

B. Bentuk Satuan Pendidikan Anak Usia Dini dalam Undang. Undang Nomor 20
tahun 2003

Bentuk satuan pendidikan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, bentuk satuan pendidikan anak usia dini dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu sebagai berikut."
a. Jalur Pendidikan Formal; Terdiri atas Taman Kanak-Kanak dan Raudlatul
Athfal (RA) yang dapat diikuti anak usia 5 tahun ke atas. Termasuk disini
adalah Bustanul Athfal (BA)
b. Jalur Pendidikan Non Formal; Terdiri atas Taman Penitipan Anak (TPA),
Kelompok Bermain dan Satuan PAUD Sejenis (SPS). Kelompok Bermain
dapat diikuti anak usia 2 tahun ke atas, sedangkan TPA dan SPS diikuti anak
sejak lahir atau usia tiga bulan
c. Jalur Pendidikan Informal; Terdiri atas pendidikan yang diselenggarakan di
keluarga dan di lingkungan. Ini menunjukkan bahwa pemerintah melindungi
hak anak untuk mendapatkan layanan pendidikan, meskipun mereka tidak
masuk ke lembaga pendidikan anak usia dini, baik formal maupun non formal.
C. Dasar dan Tujuan Penyelenggaraan Program PAUD

Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan pendidikan
anak usia dini adalah:

5
a. Merangsang dan membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut;
b. mengembangkan segala potensi dan kreativitas anak sesuai dengan
karakteristik perkembangannya agar mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya;
Dasar-dasar yang dipergunakan Pemerintah Indonesia dalam menggalakkan program
PAUD di negara ini adalah sebagai berikut.
a. UUD 1945
UUD 1945 menyatakan bahwa: "....melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa" Amandemen UUD
1945 pasal.28 b menyebutkan: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup. tumbuh dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.”
b. UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Pasal 3: perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak hak anak agar dapat
hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan.
Pasal 4: setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi
secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 8: setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial dengan
kebutuhan fisik, mental, spritual dan sosial.

UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


Pasal 1 butir 14:
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pasal 28:
1. PAUD diselenggarakan sebelum jenjang Pendidikan Dasar.
2. PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur Pendidikan Formal, Non Formal, dan/atau
In formal.

6
3. PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudatul
Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
4. PAUD pada jalur pendidikan non formal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman
Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
5. PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan
yang diselenggarakan oleh lingkungan.

c. Konvensi Hak Anak


1. Non Diskriminasi
2. Kepentingan yang terbaik bagi anak.
3. Hak hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan
4. Penghargaan terhadap pendapat anak.
d. Deklarasi Dakkar tahun 2002
Pendidikan untuk semua memperluas dan memperbaiki keseluruhan
perawatan dan pendidikan anak usia dini, terutama bagi anak-anak yang sangat rawan
dan kurang beruntung. Menjamin bahwa menjelang tahun 2015, semua anak
khususnya anak perempuan, anak-anak dalam keadaan sulit, dan mereka yang
termasuk minoritas etnik mempunyai akses dan menyelesaikan pendidikan dasar yang
bebas dan wajib dengan kualitas baik
e. World For Children 2002 (dunia yang layak bagi anak)
1. Mencanangkan kehidupan yang sehat.
2. Memberikan pendidikan berkualitas.
3. Perlindungan terhadap aniaya, eksploitasi, dan kekerasan.
4. Memerangi HIV/AIDS.
Adapun tujuan diselenggarakannya PAUD ada dua, yaitu sebagai berikut.
1. Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh
dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang
optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa
dewasa.
2. Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar
(akademik) di sekolah.

4. Prinsip-prinsip

7
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pendidikan dan pengembangan pendidikan
anak usia dini antara lain sebagai berikut.
a. Berorientasi pada kebutuhan anak, yaitu kegiatan pembelajaran harus berpusat pada
kebutuhan anak melalui upaya-upaya pendidikan dalam mencapai perkembangan fisik dan
psikis yang optimal.
b. Merangsang kreativitas dan potensi anak, yaitu kegiatan PAUD harus merangsang potensi
dan kreativitas anak sehingga anak mempunyai kemampuan dalam menjalani kehidupannya
pada masa depan.
c. Belajar melalui bermain, yaitu kegiatan bermain merupakan sarana belajar bagi anak usia
dini. Melalui bermain, anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan
mengambil kesimpulan terhadap sesuatu yang dipelajarinya.
d. Menciptakan lingkungan yang kondusif, yaitu pendidikan di usia dini memerlukan
pengondisian lingkungan yang mendorong munculnya kreativitas anak. Lingkungan harus
diciptakan agar lebih menyenangkan dan memberi kenyamanan belajar anak.
e. Pembelajaran terpadu, yaitu proses pembelajaran kepada anak usia dini harus memadukan
berbagai aspek pembelajaran, dengan penggunaan tema yang menarik dan dapat
mengembangkan minat siswa dan bersifat kontekstual.
f. Dilaksanakan secara bertahap, yaitu berulang-ulang dan terus-menerus.
Kegiatan pembelajaran harus dilakukan secara bertahap, dimulai dengan konsep sederhana
dan sesuai dengan lingkungan yang dikenal anak. Kegiatan pembelajaran harus dilaksanakan
berulang-ulang dan terus-menerus sehingga apa yang dipelajari dapat menjadi bagian dari
kehidupan anak.
g. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup, yaitu memberikan berbagai kecakapan hidup
melalui proses pembiasaan sehingga anak mampu mandiri, disiplin, menolong dirinya
sendiri, dan bertanggung jawab.
h. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar, terutama media dan sumber
pembelajaran yang berasal dari lingkungan alam di sekitar anak. Untuk itu, kreativitas dan
inovasi guru diperlukan dalam merancang dan membuat media dan sumber belajar tersebut.

D. Landasan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini


1. Landasan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yang dimaksud pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

8
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara
Pendidikan yang dilaksanakan merupakan proses sepanjang hayat proses pendidikan
harus dilakukan secara terus-menerus dari usia 0 tahun sampai manusia itu meninggalkan
dunia. Karena pendidikan harus dilakukan di semua usia, pemikiran terhadap pendidikan
harus mencakup semua golongan usia tersebut. Demikian pula, berbagai pemikiran dan
kebijakan terhadap PAUD harus merunut pada kebutuhan anak usia din dalam proses
perkembangannya.
Berikut adalah beberapa landasan pendidikan anak usia dini berdasarkan aspek-aspek yang
dikembangkan dalam PAUD
2. Landasan Hukum
Penyelenggaraan program PAUD di Indonesia, menurut Hariwijaya dan Bertiani
(2009), mengacu pada aturan dan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, yaitu sebagai
berikut."
a. UUD 1945 b.UU. No. 4 Tahun 1974 mengenai Kesejahteraan Anak.
b. UU. No.23 tahun 2002 mengenai Perlindungan Anak.
c. UU. No. 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional.
d. PP. No. 19 tahun 2005 mengenai Standar Pendidikan Nasional.
e. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 7 tahun 2005 mengenai Rencana
Pembangunan Jangka Menengah tahun 2004-2009.
f. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun 2005 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Departemen Pendidikan
Nasional.
g. Rencana strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009.

3. Landasan Filosofis
Anak usia dini, yakni anak dengan usia pra-sekolah (0-6 tahun). berdasarkan berbagai
penelitian merupakan masa keemasan manusia (golden age) sehingga kecerdasan manusia
ditentukan pada masa-masa ini Menurut Hariwijaya (2009), pendidikan anak usia dini
diharapkan menjadikan anak dapat tumbuh dengan segala potensinya sehingga mampu
membangun dirinya, lingkungan, dan bangsanya. Beberapa pemikiran para ahli pendidikan
anak terhadap proses pendidikan anak usia dini, yaitu sebagai berikut:
a. Pandangan Pestalozzi bahwa anak dilahirkan dalam keadaan bersih. la menambahkan
bahwa keberhasilan belajar dalam satu tahap perkembangan merupakan kunci dalam

9
mencapai keberhasilan belajar pada tahap berikutnya. Dengan demikian, pendidikan
anak merupakan hal penting yang berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa
depannya.
b. Pandangan Froebel mewujudkan ide-idenya dalam pendidikan anak dengan
mendirikan lembaga pendidikan Froebel. la mem-fokuskan konsep pendidikan anak
sebagai alat reformasi sosial. Untuk itu, ia menyiapkan program pendidikan
prasekolah sebagai sarana untuk menciptakan tatanan masyarakat yang lebih baik
pada masa depan. Anak dilahirkan dengan pembawaan yang baik, dan tugas lembaga
pendidikan adalah mengarahkan anak pada kehidupan masa depan yang lebih baik,
dengan cara mendorong kemampuan untuk mencipta dan berkreasi.
c. Pandangan Montessori bahwa pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk
membantu perkembangan anak secara menyeluruh. Dalam proses perkembangannya
anak berbeda dengan orang dewasa, tetapi saling memengaruhi. Kualitas pengalaman
anak pada usia dini sangat memengaruhi kehidupannya pada masa dewasa.
d. Pandangan Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan dan bapak pendidikan Indonesia,
bahwa anak sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai ketimuran dan pendidikan barat yang
ia lalui. Menurutnya, anak lahir dalam kodrat dan pembawaannya masing-masing.
Kodrat anak bersifat baik juga buruk.

E. Kelembagaan, Program, Bentuk Layanan PAUD

1. Kelembagaan PAUD Indonesia


Penyelenggaraan PAUD di Indonesia bertumpu pada lima layanan utama berikut.
a. Taman Pengasuhan Anak (TPA), 2 bulan-5 tahun
TPA adalah lembaga kesejahteraan sosial yang memberikan layanan
pengganti, seperti asuhan perawatan dan pendidikan bagi anak ditinggal bekerja oleh
orangtuanya. yang
b. Kelompok Bermain (KB)
KB (Kelompok Bermain) adalah bentuk satuan PAUD yang menyelenggarakan
program bagi anak usia 2 sampai dengan 4 tahun dengan toleransi sampai dengan 6 tahun,
jika di tempat tersebut belum tersedia layanan TK. Tujuannya adalah mengembangkan aspek
fisik, mental emosi, darf sosial anak.
Menurut Rahman (2002), kelompok bermain dan taman kanak-kanak memiliki persamaan
sebagai berikut."
1. Bertujuan mengembangkan seluruh aspek fisik, mental, emosi, dan sosial anak.

10
2. Isi program merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan masing-masing.
3. Tenaga pendidik umumnya lulusan SPG, SGTK, SMU, dan PGTK.
Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut.
1. Frekuensi kehadiran, Taman Kanak-Kanak masuk setiap hari, sedangkan Kelompok
Bermain hanya beberapa hari (3 hari).
2. Taman Kanak-Kanak memiliki kurikulum yang baku, sedangkan Kelompok Bermain
tidak. Jika memiliki kurikulum, penerapannya akan lebih fleksibel.
3. Kelompok Bermain menampung anak usia 3-5 tahun, sedangkan Taman Kanak-
Kanak menampung anak usia 5-6 tahun.
c. Taman Kanak-Kanak (TK) TK (Taman Kanak-Kanak) adalah bentuk satuan PAUD yang
menye lenggarakan program bagi anak usia 4 sampai dengan 6 tahun secara lebih terstruktur.
d. Satuan PAUD Sejenis (SPS)
SPS (Satuan PAUD Sejenis) adalah bentuk layanan PAUD lainnya yang
penyelenggaraannya dapat di terintegrasikan dengan berbagai layanan anak usia dini yang
ada di masyarakat, seperti Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), BKB (Bina Keluarga Balita),
TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur'an), TAPAS (Taman Pendidikan Anak Soleh), SPAS
(Sanggar Pendidikan Anak Soleh), dan semua layanan anak usia dini yang berada di bawah
binaan lembaga agama lainnya; serta semua kelompok layanan anak usia dini yang berada di
bawah binaan organisasi wanita/organisasi kemasyarakatan.
Salah satu bentuk program SPS adalah Pos PAUD, yaitu program PAUD yang
diintegrasikan dengan layanan Posyandu dan BKB. BKB (Bina Keluarga Balita) bertujuan
memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada orangtua dan anggota keluarga lain dalam
mendidik, mengasuh, dan memantau pertumbuhan dan perkembangan balita.
e. PAUD Berbasis Keluarga (PBK) PAUD
Berbasis Keluarga (PBK) adalah bentuk layanan PAUD yang diselenggarakan di
keluarga. Fasilitasi PAUD berbasis keluarga dapat dilakukan melalui program pendidikan
keorangtuaan (parenting education). Setiap satuan PAUD berkewajiban menyelenggarakan
program parenting yang diselenggarakan di satuan PAUD yang dibinanya, dengan tujuan
keselarasan dan kesinambungan program antara perlakuan anak di satuan PAUD dan di
rumah.
2. Program Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini
PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi,

11
dan kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan
komunikasi, sesuai dengan keunikan, dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak
usia dini.
Program ini bertujuan agar semua anak usia dini (usia 0-6 tahun), baik laki-laki
maupun perempuan memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan
potensi yang dimilikinya, dan sesuai tahap-tahap perkembangan atau tingkat usia mereka.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) juga merupakan pendidikan persiapan untuk mengikuti
jenjang pendidikan sekolah dasar.
PAUD bertujuan menjaga dan memperhatikan kelangsungan hidup serta memfasilitasi
tumbuh berkembang anak usia dini melalui pengasuhan, stimulasi pendidikan, stimulasi
kecerdasan, serta layanan gizi dan kesehatan dalam rangka melejitkan perkembangan
kecerdasan anak.
Secara lebih spesifik, program ini bertujuan meningkatkan akses dan mutu pelayanan
pendidikan melalui jalur formal, seperti taman kanak-kanak (TK), raudhatul athfal (RA), dan
bentuk lain yang sederajat, serta jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain
(KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat, dan jalur informal
berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat.

a. Pemerataan dan Perluasan Akses


Pemerataan dan perluasan akses dilakukan oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Pemerintah lebih berkonsentrasi pada pendidikan formal TK/RAjipse serta mendorong peran
serta swasta dan masyarakat untuk melakukan perluasan PAUD nonformal (KB, TPA).
Perluasan oleh pemerintah antara lain juga dilakukan dengan mendirikan model-model atau
rintisan penyelenggaraan PAUD yang disesuaikan dengan kondisi daerah/wilayah. Pada
tahun 2009, pemerintah menargetkan APK TK/RA mencapai 40%, sedangkan APK PAUD
nonformal usia 2-4 tahun 35% atau sekitar 4,3 juta orang. Perluasan akses PAUD akan
dilaksanakan melalui kegiatan berikut.
1) Penyediaan sarana/prasarana PAUD oleh pemerintah yang dilaksanakan dengan
pembangunan USB TK, dan mengembangkan model atau rintisan penyelenggaraan
PAUD yang sesuai dengan kondisi lokal. Target yang akan dicapai lembaga PAUD
formal pada tahun 2009 sekurang-kurangnya satu TK, termasuk TK Pembina di setiap
kecamatan. Adapun target lembaga PAUD nonformal, sekurang-kurangnya satu
PAUD (taman penitipan anak atau kelompok bermain atau satuan PAUD sejenis) di
setiap desa.

12
2) Penyediaan biaya operasional pendidikan diberikan dalam bentuk subsidi kepada
penyelenggara PAUD, baik negeri maupun swasta, terutama pada lembaga yang
peserta didiknya sebagian besar berasal dari keluarga miskin. Target yang ingin
dicapai pada tahun 2009 adalah lebih dari 50% lembaga PAUD yang siswanya berasal
dari keluarga miskin dapat dibiayai oleh pemerintah.
3) Mendorong peran serta masyarakat dilakukan untuk menumbuhkan minat masyarakat
dalam menyelenggarakan lembaga PAUD, termasuk bekerja sama (demand side)
dengan berbagai organisasi masyarakat organisasi keagamaan, organisasi lain, serta
PT melalui subsidi imbas swadaya, kemudahan perizinan, dan bantuan fasilitas.
Pengembangan TK-SD Satu Atap bagi SD yang memiliki fasilitas mencukupi;
didorong untuk membuka lembaga TK yang terintegrasi dengan SD (TK-SD Satu
Atap) melalui subsidi pembiayaan secara kompetitif.

b. Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing


Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing PAUD akan dilaksanakan melalui
kegiatan-kegiatan berikut.
1) Pengembangan menu generik pembelajaran dan penilaian merupakan kegiatan yang
berkaitan dengan pengembangan kurikulum, khususnya materi bahan ajar, model
pembelajaran, dan penilaian. Pengembangan disesuaikan dengan tahap-tahap
perkembangan anak didik, perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, estetika, dan
etika, serta peningkatan kualitas dan kreativitas peserta didik dan pendidik PAUD.
Selain itu, pengembangan proses pembelajaran melalui pengadaan alat belajar, alat
bermain, dan alat pendidikan, serta penyelenggaraan akreditasi khususnya untuk TK.
Mjipuatan p dilpendidikan ditekankan l9lpada seluruh aspek kecerdasan termlasuk
emosi, mental, dan ipenghayatau menargetkan sekitar 59 ribu orang telah terlatih
sebagai tenaga pengelola dan pendidik PAUD, dan sebanyak lebih dari 6.000 orang
yang terdiri atas guru, kepala TK, dan pembina akan mendapat pendidikan dan
pelatihan. Selain itu, diberikan bantuan bagi satu orang tenaga pendidik PAUD
nonformal di setiap lembaga perintisan.
c. Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Citra Publik
Peningkatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik di bidang PAUD diarahkan
pada partisipasi masyarakat dalam melakukan kontrol dan evaluasi kinerja PAUD sehingga
dapat mengambil peran semakin nyata dan efektif. Untuk itu, peningkatan advokasi,
sosialisasi/pemasyarakatan dan pembudayaan akan dilakukan dengan menjelaskan

13
pentingnya PAUD kepada orangtua, masyarakat dan pemerintah daerah. Selain itu,
penyediaan data dan sistem informasi juga akan dilakukan.
PAUD, serta peningkatan kerja sama pendidikan, merupakan faktor Stakeholder
pendukung untuk membangun kesamaan persepsi, pencitraan yang positif, dan
kebersamaatanggung jawab dalam pengelolaan PAUD yang akuntabel.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
PAUD adalah upaya pendidikan yang diberikan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia 6 tahun yang diselenggarakan secara terpadu dalam satu program
pembelajaran untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut . Bentuk satuan
Pendidikan Anak Usia Dini menurut Pasal 28 UU Nomor 20 tahun 2003 dikelompokkan
menjadi 3, yaitu: pendidikan formal, pendidikan non formal, dan pendidikan informal.
Dasar-dasar yang dipergunakan Pemerintah Indonesia dalam menggalakkan program
PAUD adalah: UUD 1945, UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,
Konvensi Hak Anak, Deklarasi Dakar tahun 2002, dan World For Children 2002
(dunia yang layak bagi anak). Prinsip-prinsip dalam PAUD diantaranya: Berorientasi
pada kebutuhan anak, Merangsang kreativitas dan potensi anak, Belajar melalui
bermain, Menciptakan lingkungan yang kondusif, Pembelajaran terpadu,
Dilaksanakan secara bertahap, Mengembangkan berbagai kecakapan hidup, dan
Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar. Kelembagaan PAUD di
Indonesia diantaranya: Taman Pengasuhan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB),
Taman Kanak-Kanak (TK), Satuan PAUD Sejenis (SPS), PAUD Berbasis Keluarga
(PBK).

B. Saran
Dengan memahami tentang sistem Pendidikan Anak Usia Dini, diharapkan mahasiswa
nantinya mampu untuk lebih mengetahui bagaimana sistem Pendidikan Anak Usia Dini di

14
Indonesia. Mahasiswa juga diharapkan bisa mengetahui penyelenggaraan Pendidikan Anak
Usia Dini.

DAFTAR PUSTAKA
Hariwijaya M. dan Bertiani Eka Sukaca, 2009, PAUD Melentkan Potensi Anak dengan
Pendidikan Sejak Dini, Bandung Karya Ilmu, hlm. 14.
Hibana Rahman, 2002. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Din. Yogyakarta: Penerbit
PGTKI Pres, him. 22.
Dirjen PLSP Depdiknas, 2005. Laporan Reuset Kebijakan Pendidikan dan Perawatan Anak
Usia Di di Indonesia, Januari 2005, Jakarta: Depdiknas Dirjen PLSP, hlm 27-29,

15

Anda mungkin juga menyukai