Anda di halaman 1dari 12

Profesionalisme Pendidik Anak Usia Dini

Mata kuliah : Perkembangan Karier Paud


Dosen Pengampu : Dr.Sofia Hartati, M.Si.

Oleh Kelompok 7
Nur Aisyah Putri 1105620038
Mashita Zamida 1105620020
A’izzatul ‘Aisyiyah 1105620033

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada kami. Tanpa rahmat dan
pertolongan-Nya, kami tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami
mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga makalah
“Profesionalisme Pendidik Anak Usia Dini” dapat kami selesaikan dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Karier Paud. Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembacanya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan banyak perbaikan baik dari segi
penyampaian maupun penulisan. Kami sangat terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik.

Jakarta, 2 November 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 2
B. Rumusan Masalah2
C. Tujuan.......................................................................................................................3
D. Manfaat 3
II. PEMBAHASAN 4
A. Pendidikan Anak Usia Dini 5
B. Profesionalisme Pendidik Anak Usia Dini 6
1. Kompetensi Pendidik Anak Usia Dini 6
2. Karakteristik Dasar Pendidik Anak Usia Dini 6
3. Potret Profesionalisme Pendidik Anak Usia Dini di Yogyakarta 6
C. Perbandingan Karir PAUD di Berbagai Negara
1. Perbandingan Karir PAUD di Finlandia 6
2. Perbandingan Karir PAUD di Singapura 6
3. Perbandingan Karir PAUD di Jepang 6

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak usia dini adalah masa dimana anak memiliki usia emas atau yang disebut dengan
golden age. Pada masa golden age ini otak dan fisik anak sedang mengalami perkembangan
yang sangat pesat. Kemampuan kognitif pada anak usia dini juga mulai berkembang sesuai
dengan usianya. Kemampuan kognitif tersebut menyebabkan anak usia dini cenderung memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi, oleh karena itu penting bagi pendidik dan orang tua untuk
mengawasi, membimbing dan memberikan perhatian yang lebih untuk anak.
Pendidik PAUD yang profesional sangat berpengaruh besar pada perkembangan anak
dimasa mendatang. Profesional dalam arti bahwa pendidik telah memiliki sertifikasi, kualifikasi,
dan kompetensi yang sesuai dengan peraturan pendidik PAUD yang berlaku di Indonesia.
Dengan pendidik PAUD yang profesional dapat menunjang keefetivitasan pembelajaran PAUD
dan meningkatkan kualitas PAUD Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Itu Pendidikan Anak Usia Dini?
2. Bagaimana Karakteristik Dan Kemampuan Pendidik Yang Professional Bagi Anak Usia
Dini?
3. Bagimana Perkembangan Karier Paud Yang Terjadi Di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui dan Memahami Betapa Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini.
2. Mengetahui dan Memahami Bagaimana Karakteristik Dasar yang Perlu Dikuasai Oleh
Pendidik Anak Usia Dini.
3. Mengetahui Bagaimana Kompetensi Dasar yang Perlu Dikuasai Oleh Pendidik Anak
Usia Dini.
4. Mengetahui Perkembangan Karier Paud Di Indonesia, Serta Perbedaan Perkembangan
Karier Paud Di Indonesia Dengan Beberapa Negara.

4
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pendidikan Anak Usia Dini


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. Tujuan PAUD adalah membantu mengembangkan seluruh
potensi dan kemampuan fisik, intelektual, emosional, moral dan agama secra optimal
dlam lingkungan pendidikan yang kondusif, demokratis dan kompetitif.
Menurut the National Association for the Education of Young Children
(NAEYC), anak usia dini adalah anak yang berusia 0 sampai 8 tahun (Brewer, Jo Ann,
2007). Sedangkan menurut UU No. 20 Tahun 2003 mengatakan bahwa anak usia dini
adalah anak yang berusia 0 sampai dengan 6 tahun.
Beberapa dasar hukum yang berkaitan dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
adalah sebagai berikut :
1. Pembukaan UUD 1945 ; Salah satu tujuan kemerdekaan adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa.
2. Amandemen UUD 1945 PASAL 28C
Setiap anak berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia.
3. UU No. 23/2002 Tentang Perlindungan Anak Pasal 9 ayat (1)
Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minta dan
bakat.
4. UU No 20/2003 pasal 28
1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan
dasar.
2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan
formal, non formal, dan/atau informal.
3) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman
Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang
sederajat.
4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal berbentuk
kelompok bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain
yang sederajat.

5
5) Pendidikan anak usia dini pada jalur informal berbentuk pendidikan
keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

Dalam masa pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini, terdapat faktor-
faktor yang mempengaruhi anak usia dini, diantaranya adalah faktor bawaan dan faktor
lingkungan. Faktor bawaan adalah faktor yang diturunkan dari kedua orang tuanya, baik
bersifat fisik maupun psikis. Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan dalam
kandungan dan lingkungan di luar kandungan, seperti keluarga, masyarakat, sekolah, dan
sebagainya.
Perlu diketahui bahwa Pendidikan Anak Usia Dini sangat penting. Pendidikan
Anak Usia Dini merupakan titik sentral strategi pembangunan sumber daya manusia dan
sangat fundamental. Pendidikan Anak Usia Dini memegang peranan penting dan
menentukan bagi sejarah perkembangan anak selanjutnya, sebab merupakan fondasi
dasar bagi kepribadian anak. Anak yang mendapatkan pembinaan sejak dini akan dapat
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik maupun mental yang akan berdampak
pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja, produktivitas, pada akhirnya anak akan
mampu lebih mandiri dan mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Dengan adanya
Pendidikan Anak Usia Dini dapat kita jadikan Cerminan diri untuk melihat keberhasilan
anak dimasa mendatang.
Hal ini menjadi sebuah bentuk tanggung jawab sebagai pendidik PAUD untuk
menciptakan kegiatan belajar yang menyenangkan, pendidik harus mengetahui minat dan
kebutuhan anak, mengetahui tahapan perkembangan anak dan bagaimana anak belajar.
Kostelnik menjabarkan bagaimana perkembangan anak dan bagaimana anak belajar yaitu
anak berkembang secara holistik, anak berkembang mengikuti waktu yang sama, proses
perkembangan anak berbeda-beda pada setiap anak, anak adalah pebelajar aktif, belajar
anak dipengaruhi kematangan, belajar anak dipengaruhi lingkungan, gaya belajar setiap
anak berbeda, anak belajar melalui kombinasi pengalaman fisik, interaksi sosial dan
refleksi, dan anak belajar melalui bermain (Kostelnik, Marjorie J, et all, 2007).
Pemahaman terhadap pengetahuan ini diharapkan dapat menciptakan kegiatan bermain
dan belajar yang menarik dan menyenangkan.

II.2 Profesionalisme Pendidik Anak Usia Dini


I. Kompetensi Pendidik Anak Usia Dini
Jumlah pendidik anak usia dini di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya,
peningkatan tersebut terjadi seiring dengan banyaknya jumlah anak yang harus
dilayani. Namun, kuantitas pendidik tersebut tidak pula diikuti oleh kualitas
(kompetensi) pendidik anak usia dini. Pernyataan ini disampaikan oleh Kasi PAUD
Formal Subdit PTK PAUD Direktorat PTK PAUDNI Kemen-dikbud Alhidayati Aziz
(Anggun Puspita, 2012). Berdasarkan data yang diperoleh sejumlah 87,3 persen guru
PAUD tidak memenuhi standar kompetensi.

6
Pentingnya PAUD menuntut pendidik PAUD untuk menjadi profesional. Slamet
Suyanto mengatakan bahwa profesional berarti bekerja sesuai prosedur, mengikuti
etika profesi dan ilmu PAUD, serta tidak melakukan kesalahan (2005). Keharusan
pendidik PAUD untuk masuk dalam golongan pekerjaan yang profesional telah
dicanangkan dalam UU no. 20 Tahun 2003. Dalam UU tersebut disebutkan bahwa
pendidik anak usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan,
melaksanakan proses pembelajaran dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan
pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan kepada anak didik (Direktorat PAUD,
TT).
Kompetensi pendidik PAUD dikembangkan dalam konteks kebijakan sesuai
dengan standar pendidik anak usia dini berdasarkan peraturan menteri pendidikan
nasional RI no. 58 Tahun 2009. Berdasarkan acuan tersebut pendidik harus memiliki
empat kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi
pedagogik, dan kompetensi sosial. Berikut ini dijabarkan masing-masing kompetensi
tersebut.
A. Kompetensi Kepribadian
Kemampuan untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebutuhan
psikologis anak, sesuai dengan norma, agama, budaya, dan keyakinan anak,
serta menampilkan diri sebagai pribadi yang berbudi pekerti luhur. Pendidik
dapat menerapkan kompetensi kepribadian ini melalui tingkah laku sebagai
berikut:
1) Menyayangi anak secara tulus dan sabar
2) Responsif dan humoris terhadap perilaku anak
3) Menghargai anak tanpa membedakan keyakinan yang dianut
4) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif dan bijaksana
5) Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma
sosial yang berlaku dalam masyarakat
B. Kompetensi Profesional
Ditegaskan kembali bahwa semakin meningkatnya perkembangan PAUD,
harus seimbang dengan peningkatan pendidiknya pula. Kompetensi
profesional dalam konteks ini terkait dengan kemampuan untuk memahami
tahapan perkembangan anak, pertumbuhan dan perkembangan anak,
kemampuan untuk memberikan rangsangan pendidikan, pengasuhan dan
perlindungan, dan kemampuan untuk membangun kerjasama dengan orang
tua dalam pendidikan, pengasuhan dan perlindungan anak. Jika pendidik
memahami bahwasanya pemahaman tersebut merupakan dasar untuk menjadi
pendidik yang profesional, maka tujuan pendidikan Indonesia yang ideal
pastinya dapat diwujudkan. Kompetensi ini ditunjukkan dalam bentuk sebagai
berikut:
1) Memahami kesinambungan tingkat perkembangan anak usia 0-6
tahun.
7
2) Memahami bahwa setiap anak mempunyai tingkat kecepatan
pencapaian perkembangan yang berbeda.
3) Mengenal kebutuhan gizi anak sesuai dengan usia.
4) Mengenal cara-cara pemberian rangsangan dalam pendidikan.
5) Meningkatkan keterlibatan orang tua dalam program di lembaga
pendidikan.
C. Kompetensi Pedagogik
Sebelum membahas lebih jauh mengenai kompetensi pedagogik, baiknya
kita memahami secara singkat pengertian dari pedagogik. Lengeveld (1980)
membedakan istilah pedagogik dengan pedagogi. Pedagogik diartikan dengan
ilmu pendidikan yang lebih menitikberatkan kepada pemikiran, perenungan
tentang pendidikan, Suatu pemikiran bagaimana kita membimbing anak dan
mendidik anak. Sedangkan Pedagogi berarti pendidikan yang menekankan
kepada praktek, menyangkut kegiatan mendidik, membimbing anak.
Pedagogik merupakan teori yang secara teliti, kritis dan objektif
mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakekat manusia, anak,
hakekat tujuan pendidikan serta hakekat proses pendidikan.
Dalam konteks pembahasan kali ini, kemampuan pendidik yang memiliki
kompetensi pedagogik dapat dijabarkan secara singkat melalui keahlian dalam
merencanakan kegiatan program pendidikan, pengasuhan dan perlindungan,
melaksanakan proses dan melaksanakan penilaian terhadap proses dan hasil
pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan. Kompetensi ini ditunjukkan dalam
bentuk sebagai berikut:
1) Kemampuan pendidik dalam menyusun rencana kegiatan tahunan,
semesteran, bulanan, mingguan dan harian.
2) Menggunakan metode pembelajaran melalui bermain sesuai dengan
karakteristik anak.
3) Memberikan motivasi untuk meningkatkan keterlibatan anak dalam
kegiatan.
4) Merencanakan kegiatan yang disusun berdasarkan kelompok usia.
5) Menetapkan kegiatan bermain yang mendukung tingkat pencapaian
perkembangan anak.
D. Kompetensi Sosial
Kemampuan guru dalam beradaptasi dengan lingkungan dan
berkomunikasi secara efektif dengan anak didik, dan orang tua. Kompetensi
ini ditunjukkan melalui:
1) Akomodatif terhadap anak didik, orang tua, teman sejawat dari
berbagai latar belakang budaya dan sosial ekonomi.
2) Mampu menyesuaikan diri dengan teman sejawat dan lingkungan
sekitar.
3) Berkomunikasi secara empatik dengan orang tua peserta didik.
8
4) berkomunikasi secara efektif dengan anak didik, baik secara fisik,
verbal dan nonverbal.
Penjabaran kompetensi tersebut dari sisi kebijakan jika diterapkan maka akan
menghasilkan pendidik anak usia dini yang ideal atau profesional. Untuk menuju pada
pemaksimalan kompetensi tersebut pemerintah melakukan berbagai usaha diantaranya
melalui pemberian pelatihan-pelatihan. Usaha tersebut dilakukan untuk meningkatkan
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Pengembangan kompetensi
kepribadian dan sosial harus dikembangkan oleh pendidik sendiri melalui interaksi guru
dengan anak, orang tua, atau dengan sesama pendidik.
II. Karakteristik Pendidik Anak Usia Dini

III. Potret Profesionalisme Pendidik Anak Usia Dini di Yogyakarta


Terkait dengan profesionalisme tersebut, salah satu usaha yang dilakukan
untuk meningkatkan kualitas pendidik PAUD adalah dengan memberikan
pelatihan-pelatihan atau diklat untuk para guru. Usaha lain yang dilakukan yaitu
dengan mengikutsertakan guru pada Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
(PLPG). PLPG merupakan program yang untuk sementara ini dapat diakui
sebagai sarana untuk memberi guru-guru sertifikat sebagai guru PAUD dengan
harapan peserta yang lulus PLPG memiliki kompetensi yang lebih baik. Selain itu
sikap mental terkait profesionalisme tersebut harus pula ditujukkan oleh guru
PAUD dalam bentuk tindakan nyata.
Berikut ini potret profesionalisme pendidik anak usia dini di Yogyakarta.
Berdasarkan data yang dijaring penulis secara acak di 5 kabupaten yaitu Bantul,
Gunung kidul, Kulon Progo, Sleman, dan DIY, pada sejumlah 100 guru PAUD,
diperoleh data bahwa 90 persen guru PAUD memiliki keinginan untuk
melanjutkan pendidikan. Sedangkan 10 persen berkeberatan melanjutkan
pendidikan di bidang PAUD karena usia yang tidak memungkinkan. Keinginan
untuk melanjutkan pendidikan merupakan bentuk keinginan guru untuk
meningkatkan kualifikasi akademik yang menjadi salah satu syarat agar pendidik
PAUD dapat disebut profesional.
Berdasarkan angket tersebut hampir semua guru PAUD mengisi kegiatan-
kegiatan yang terkait dengan pengembangan kompetensi pendidik PAUD yaitu
mengikuti kegiatan pelatihan, seminar, membaca buku-buku tentang
perkembangan anak dan sumber-sumber lain sesuai dengan kebutuhannya dalam
mengajar. Ketika pertanyaan angket terkait dengan keikutsertaan guru dalam
PLPG, rata-rata guru sangat ingin mendapat kesempatan untuk mengikuti PLPG.
Adapun alasan guru berdasarkan catatan dalam mengikuti PLPG adalah
untuk meningkatkan kompetensi, menambah pengetahuan, dapat diangkat sebagai
PNS, dan menguji kompetensi profesional yang dimilikinya sebagai guru PAUD.
Antusiasme guru dalam mengikuti PLPG ini terlihat dalam data kasar yang

9
diperoleh penulis dari panitia PLPG UNY, Yogyakarta. Data tersebut disajikan
dalam bentuk gambar.
Tahun
2010 peserta
PLPG sejumlah
197 peserta.
Jumlah tersebut
meningkat
sebanyak 2,84
persen yaitu
sejumlah 560
peserta pada
tahun 2011.
Tahun 2012
meningkat 1,85 persen dari tahun sebelumnya yaitu sejumlah 1036 peserta. Data-
data tersebut peningkatan peserta PLPG di Yogyakarta menunjukkan bahwa guru
PAUD memiliki keinginan untuk mengembangkan profesinya melalui pendidikan
latihan profesi guru dengan kata lain memiliki profesionalisme sebagai pendidik
anak usia dini. Namun demikian, data tersebut tidak dapat menunjukkan
keinginan perubahan tersebut secara nyata. Banyak dari peserta tersebut yang
tidak lulus ketika mengikuti PLPG. Potret ini menunjukkan bahwa kualitas
pendidik anak usia dini di Indonesia memang belum baik. Namun usaha-usaha
peningkatan tersebut sudah mulai diupayakan oleh pemerintah agar menjadi lebih
baik. Untuk itu, profeisonalisme menjadi pendidik anak usia dini harus
diusahakan atau ditumbuhkan oleh pendidik PAUD itu sendiri.

II.3 Perbandingan Pengembangan Karier PAUD di Berbagai Negara


I. Karir PAUD di Negara Finlandia
II. Karir PAUD di Negara Singapura
III. Karir PAUD di Negara Jepang

10
BAB III
PENUTUP

11
DAFTAR PUSTAKA

Martha, C. (2012). Profesionalisme Pendidik Anak Usia Dini. Jurnal PGPAUD FIP Universitas
Negeri Yogyakarta, 112-121.
Direktorat PAUD. (2016). Memahami Pendidikan Anak Usia Dini. Diakses dari
http://paud.kemdikbud.go.id/2016/03/30/memahami-pendidikan-anak-usia-dini, tanggal 2
November, jam 9:07

Swdmyinside. Pengertian Pedagogik Secara Bahasa, Etimologi, dan Para Ahli. Diakses dari
https://swdinside.blogspot.com/2013/10/pengertian-pedagogik.html, tanggal 2 November, jam
10:14

12

Anda mungkin juga menyukai